Anda di halaman 1dari 2

Judul: Third Party Logistik Provider in Digital Age Towards to a New Competitive

Arena?
Permasalahan:
Artikel ini menjelaskan dengan Semakin meningkatnya model bisnis baru yang mengganggu dan
teknologi digital terhadap third party logistic provider (3PLs). memungkinkan pengaturan yang
hemat biaya, real-time, sesuai permintaan dan sistem transportasi yang masuk ke dalam domain
layanan logistik. Dalam proses perubahan ini, model bisnis yang telah dominan selama beberapa
dekade digantikan oleh yang baru.
Selama beberapa dekade terakhir, aktivitas logistik semakin banyak yang bersumber pada
spesialisasi penyedia logistik pihak ketiga (3PLs), namun semakin meingkat 3PL, kembali
ditantang oleh model bisnis baru yang mengganggu dan teknologi digital., dimana
memungkinkan pengaturan yang hemat biaya, real-time, sesuai permintaan transportasi yang
masuk ke dalam domain layanan logistik. Dampak digitalisasi pada penyedia layanan logistic:
yang selama ini hampir tidak mendapat perhatian dalam literatur. Sejauh ini, gangguan digital
dalam logistik terutama terjadi ditangani oleh praktisi yaitu, departemen penelitian penyedia
layanan logistik (LSP) dan perusahaan konsultan.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menilai apakah digitalisasi dengan potensinya dapat
mengganggu mengancam posisi 3PL dalam jasa logistik industri atau model bisnis mereka saat
ini.
 Metode:
 Analysis framework.
 Threat of New Entry and the “Attacker’s Advantage”.
 Bargaining Power of Suppliers and “Network Effects”.
 Bargaining Power of Buyers and “Collaborative Consumption”.
 Threat of Substitutes and the “Long Tail”.
 Rivalry among Existing Competitors and the “Industrialization of Services”.

Hasil:
Dengan model bisnis mereka saat ini, 3PL menghadapi kesulitan yang signifikan dari digitalisasi.
Mekanisme persaingan dalam industri berubah dengan cepat dan membuka arena sepenuhnya
aktor baru. Konsekuensinya, 3PL harus bereaksi terhadap perkembangan ini untuk
mempertahankan posisinya sebagai penyedia inti untuk solusi logistik.

 Keunggulan Penyerang: Internet Fisik

 Konsumsi Kolaboratif: Berbagi Aset dan Kerjasama Berbasis Platform

 Efek Jaringan: Mal Logistik dan Logistik Cloud


Saat ini efek 3PL juga dihadapkan dengan platform pasar logistik memberikan sistem rantai
pasokan berbasis platform baru, sebagai solusi untuk menangkal ancaman ini, sehingga 3PL
mendapat kesempatan untuk mengadopsi teknologi komputasi dan ogistik.

 Efek Long Tail: Printer 3D dan Jaringan Pengiriman 

Seperti apa jika diterapkan di Indonesia:


Penerapan 3PL di Indonesia sudah banyak terjadi di dunia bisnis melalui kerjasama antara
perusahaan induk dan pemasok- supply chain management, dimana perusahaan induk menjadi
penyedia kebutuhan digital sedangkan pemasok memasok kebutuhan barang yang diinginkan
konsumen.
Kasus nyata di Indonesia:
Banyak industry spare part otomotif di Indonesia sebagai pemasok pada perusahaan spare part
otomotif jepang, sebagai mitra perusahaan jepang semua teknologi mulai dari desain produk, raw
material yang digunakan yang bersumber dari raw material import ditentukan oleh principal dari
jepang, demikian juga pengawas produksi sampai testing produk di komandoi oleh jepang.
Perusahaan local hanyamemproduksi saaja kebutuhan sparre part tersebut tanpa ada alih
teknologi tentang produk yang akan dibuat. Digitalisasi tetap dipegang oleh perusahaan induk
oleh perusahaan jepang tersebut.
 
Referensi:
Kho, Johan, Simplidot, 2020, Pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 Dalam Supply Chain
Management, https://www.simplidots.com/pemanfaatan-revolusi-industri-4-0/

Suharman, Hari W,M, 2019,  KAJIAN INDUSTRI 4.0 UNTUK PENERAPANNYA DI


INDONESIA, google scholar-Jurnal Manajemen dan Logistik VOL. 03 NO. 01 (01-13), DOI
Number : 10.30988/jmil.v3i1.59

Anda mungkin juga menyukai