SA
I. BENDUNG
Bendung (Weir) adalah Konstruksi Bangunan Air yang melintang sungai yang bertujuan
menaikkan muka air unstuk sungai (m.a. u/s)
Kesamaan dan perbedaan dengan Bendungan ?
Bendungan (Dam) adalah Konstruksi Bangunan Air yang melintang sungai yang bertujuan
menampung air
Lokasi Kontstruksi Bendung :
- Palung Sungai : Konstruksi Bendung yang dibuat di sungai
- Sodetan (copoure) : Konstruksi Bendung yang dibuat di sodetan
Tipe Bendung :
1. Bendung Sederhana (tidak permanen) dibuat dari tumpukan batu, namun konstruksi
ini kurang kuat
2. Bendung Permanen (Teknis), dibuat dari konstruksi pasangan batu, beton, konstruksi
ini cukup kuat.
Dikenal ada dua Bendung permanen, yaitu :
1
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
Bendung dengan elevasi mercunya tidak tetap ( bisa digerakkan), atau dilengkapi dengan
pintu, sehingga dapat mengatur elevasi m.a. u/s
m.a. d/s
2
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
m.a. 2
m.a. 1
.
Bendung Gerak : Rubber Dam
3
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
4
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
5
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
6
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
BENDUNG TETAP
1. Spillway
2. Abutment
10 9
6 7 3. Lantai Muka
4. Ruang olakan
5. Under Sluice
6. Pintu bilas
2 7. Intake
1 8. Sand Trap
5
4 3 9. Sayap Kanan u/s
10. Sayap Kanan d/s
11. Intake ke Irigasi
12. Out let
11
12 8
7
12 10 6 9
1 5 3
4 12
1
2
9. Sayap kanan u/s 10.Sayap kanan d/s
11.Intake ke Sal Irigasi 12.Out let Sand Trap
7
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
1. Spillway
2. Abutment
3. Lantai Muka
4. Ruang olakan
5. Under Sluice
6. Pintu bilas
7. Intake
8. Sand Trap
9. Sayap Kanan u/s
10. Sayap Kanan d/s
11. Intake ke Irigasi
12. Out let
8
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
9
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
10
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
+?
11
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
12
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
13
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
Konstruksi di hilir Intake yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur, sehingga hanya
lumpur yang berdiameter lebih kecil tertentu yang boleh masuk ke saluran induk.
14
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
L
t t
A v2
η
v1 ω B
h
ίn C
A' ίf
d
C'
h
d
b
1g
(s w )
18
ω = Kecepatan jatuh lumpur/pasir (m/dt)
V2 = Kecepatan aliran (m/dt)
μ = Absolut viscositas air = 1,0203 .10-7 t.det/m2
ρs = Density pasir = 0,2701 t.det2/m4
ρw = Density air = 0,1019 t.det2/m4
Ø = Diameter pasir = 0,02 – 0,06 mm
ω= 3,234 . 10-3 m/dt
m / dt 2 t det
= 2
x 4 xm 2 m / dt
t det/ m m
Q
V2
A2
A2 = ( b + mh ) h
15
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
dxL
Vol .bm 3
2
16
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
17
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
18
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
k = V2
2g
He y2
V1 V2
y1 y2
V1 = 2g H ………..………. (a)
V1 = 2g (H - ½ h) ……….…. (c)
Q= q
y1 =
Bef. V V
y2 = ½ ( -1 + 1 1+ 8 F1 2 )
1
y1
19
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
20
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
Y
c Y= (1/1.4).Yc
h
Yp Y Y
1 2
L L
1 1
Persamaan aliran
q2
1. ……. Yc = 3
g
1
2. ……. Y = 1.4
Yc
3 q2
3. ΔE = h + Yc Y1
2 2 g .Y 2
Rand (1955) mempelajari terjun bebas dengan bantuan laboratorium dan didapatkan
hubungan sebagai berikut :
q2
4. D =
gh3
Y1
5. = 0.54 D0.425
h
Y2
6. = 1.66 D0.27
h
Yp
7. = 1 D0.22
h
L1
8. = 4.3 D0.27
h
E 3 D
9. 1 D1 / 3 C 2 dimana,
h 2 C
D5 / 6
10. C = 3 1
1.06 1 / 3
2 D
21
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
Y2’
Y1 Y2
Y3
L1
Y2 1 8 F1 2 Cos 3O
* ( 1) 1
Y1 2CosO 1 2 Ktg .O
E1
* Y1 =
V1
* Perkiraan : V1 = 2 g ( E1 Y1 )
Lj = 6.Y21
2. Batasan : * Y3 > Y2
K
Hd
r
H
D
R
Y1 Y2
h2
22
Bendung (Weir) dan Bendungan ( Dam) Pranoto.SA
* Pendekatan :
V1 = 2 g ( H 0.5 H d )
q
Y1 =
V1
Y1
Y2 = ( 1 8 F 12 1)
2
A
D = Hydraulic depth =
T
- Batasan : * h2 > 1.3 – 1.4 Y2
* O = 45o
2. Stotled Roller Bucket (Dentated Roller Bucket)
Ruang olakan type Slotted Roller Bucket atau Dentated Roller Bucket merupakan design
standard dari USBR.
23