Anda di halaman 1dari 8

Analisa dan Perancangan Sistem Pengendalian Material

1)
Emmy Wahyuningtyas
1)
Program Studi TeknikInformatika, FakultasTeknik, UniversitasWijayaKusuma Surabaya
JalanDukuhKupang XXV/54 Surabaya
1)
Email: emmy.cakep@gmail.com

ABSTRAK

Dalam perusahaan manufaktur, ketersediaan bahan baku merupakan salah satu


kunci keberhasilan operasionalnya. Penelitian ini mengambil studi kasus di salah
satu perusahaan yang berlokasi di Gresik yang merupakan produsen tepung
bahan baku pakan ternak. Hasil produksi terdiri dari empat macam yaitu tepung
bulu ayam, tepung rajungan, tepung tulang dan tepung ikan. Seringnya terjadi
salah prediksi mengakibatkan terhambatnya operasional produksi, sehingga hal
tersebut menimbulkan biaya serta menunda revenue. Untuk itu dibutuhkan system
pengendalian bahan baku yang mampu membawa perusahaan pada kondisi yang
efektif dan efisien. Dalam penelitian ini dilakukan analisa yang menghasilkan
proses bisnis serta kebutuhan pengguna terhadap sistem, serta perancangan
system berupa diagram aliran data, rancangan basis data beserta rancangan antar
mukanya. Hasil perancangan menunjukkan bahwa nantinya system akan mampu
menghasilkan output berupa informasi pengingat pengadaan bahan baku serta
laporan-laporan yang sesuai dengan pengguna berdasarkan tingkat manajerial di
perusahaan.

Kata Kunci :Pengendalian, Stok, Material

1 PENDAHULUAN Perusahaan penghasil tepung pakan


Dalam suatu perusahaan manufaktur, ternak yang menjadi tempat studi kasus
persediaan merupakan salah satu faktor pada penelitian ini belum memanfaatkan
yang sangat krusial bagi kelancaran teknologi informasi apapun dalam
operasioal harian. Enam sumber daya operasional bisnisnya. Perencanaan,
penting yang dimiliki oleh perusahaan perhitungan dan penjadwalan produksi
antara lain Tenaga Kerja (Man), Bahan masih dilakukan secara manual
Baku (Material), Uang (Money), Mesin menggunakan buku catatan dan
dan Peralatan (Machine), Prosedur kalkulator. Hal ini sudah menjadi tradisi
(Method) serta Informasi (Information) dan budaya kerja yang diwariskan oleh
yang masing-masing harus dikelola manajemen terdahulu. Namun semakin
dengan optimal agar supaya available hari bisnis yang dijalankan oleh
kapanpun dibutuhkan. perusahaan makin kompleks, jumlah
Sistem infomasi sebagai sistem permintaan semakin banyak dan meluas
konseptual perusahaan memiliki fungsi dari seluruh Indonesia. Order
untuk membantu operasional sehari-hari membutuhkan penanganan yang optimal
serta meningkatkan kinerja perusahaan. agar perusahaan dapat menepati waktu
Untuk mengelola segala sumber daya delivery produk. Untuk memenuhi hal
yang dimiliki dibutuhkan sistem bisnis tersebut dibutuhkan sistem informasi yang
fungsional yang secara khusus memiliki mampu menangani secara otomatis
tujuan untuk mengelola sumber daya terhadap input data, proses perhitungan
tertentu. serta pelaporannya.

135
Emmy Wahyuningtyas, Analisa dan Perancangan Sistem… hlm 135-142

Proses produksi tidak akan berjalan berhubungan dengan reorder point dan
optimal jika tidak didukung dengan saat penerimaan barang.
penyediaan material yang tepat jumlah Itu semua tergantung pada sejumlah
dan tepat waktu. Tentunya pengadaan faktor, dari waktu yang dibutuhkan untuk
material harus direncanakan dengan tepat menciptakan mesin dengan kecepatan
sehingga perusahaan dapat menekan system pengiriman. Lead time dapat
biaya dan resiko yang ditimbulkan dari berubah menurut musim atau hari libur
penyimpanan material tersebut. atau permintaan keseluruhan untuk
Pemanfatan sistem informasi dirasa tepat produk.
agar pengelolaan material dapat
dilakukan dengan efektif dan efisien, serta 2.3 Safety Stock
untuk peningkatan kinerja di bagian Pengertian persediaan pengaman
pengadaan material yang selama ini (safety stock) menurut Rangkuty (2004)
menggunakan cara manual. adalah persediaan tambahan yang
Berdasarkan hal-hal yang sudah diadakan untuk melindungi atau menjaga
dikemukakan di atas, maka penelitian ini kemungkinan terjadinya kekurangan
membahas tentang bagaimana bahan (Stock Out).
melakukan analisa dan merancang sistem Sedangkanpengertianmenurut
informasi yang tepat sesuai dengan Assauri (2004) samahalnya dengan
kebutuhan perusahaan dengan tujuan pengertian Rangkuty yaitu persediaan
untuk menangani perencanaan kebutuhan tambahan yang diadakan untuk
material agar terkendali dan optimal. melindungi atau menjaga kemungkinan
terjadi kekurangan bahan (Stock Out).
2 TINJAUAN PUSTAKA Sedangkan pengertian menurut
2.1 Manajemen Persediaan Zulfikarijah (2005) Safety stock
Pengendalian terhadap persediaan merupakan persediaan yang digunakan
atau inventory control adalah aktifitas dengan tujuan supaya tidak terjadi stock
mempertahankan jumlah persediaan pada out (kehabisan stok).
tingkat yang dikehendaki. Pada produ Resiko kehabisan persediaan
kbarang, pengendalian inventory biasanya ditentukan oleh kebiasaan
ditekankan pada pengendalian material. supplier dalam pengiriman barang yang
Pada produk jasa, pengendalian dipesan, apakah tepat waktu atau
diutamakan sedikit pada material dan seringkali terlambat dari waktu yang telah
banyak pada jasa pasokan karena ditetapkan dalam kontrak pembelian,
konsumsi sering kali bersamaan dengan dapat diduga atau tidaknya kebutuhan
pengadaan jasa sehingga tidak bahan baku/penolong untuk produksi
memerlukan persediaan (Sumayang, (Ristono, 2009).
2003).
2.4 Reorder Point
2.2 Lead Time ROP (Reorder Point) menurut Sofjan
Pengertian lead time menurut Fien Assauri (2004), tingkat pemesanan
Zulfikarijah (2005) adalah merupakan kembali (Reorder Point) adalah : “Tingkat
waktu yang dibutuhkan antara pemesanan kembali adalah suatu titik
pemesanan dengan barang sampai atau batas dari jumlah persediaan yang
diperusahaan, sehingga lead time ada pada suatu saat dimana pemesanan
harus diadakan kembali”. Faktor-faktor

136
JUSTINDO, Jurnal Sistem & Teknologi Informasi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017

yang mempengaruhi titik pemesanan 3.2 Identifikasi Permasalahan


kembali adalah : Proses pengumpulan informasi
1) Lead Time adalah waktu yang hasil survei proses bisnis, peneliti
dibutuhkan antara barang yang mendapatkan fakta bahwa terdapat empat
dipesan hingga sampai diperusahaan. bagian yang menangani stok bahan baku,
2) Tingkat pemakaian bahan baku rata- produksi, inventori dan distribusi.
rata persatuan waktu tertentu. Penelitian ini berfokus pada penanganan
3) Persediaan Pengaman (Safety Stock), stok material. Pada tahap ini, peneliti
yaitu jumlah persediaan barang mencari dan mengumpulkan data reorder
minimum yang harus dimiliki oleh point dan buffer stok yang dijadikan objek
perusahaan untuk menjaga pembuatan sistem berbasis web dari
kemungkinan keterlambatan datangnya beberapa sumber.
bahan baku. Perusahaan belum memiliki sistem
untuk mengelola bahan baku produksi
3 METODE PENELITIAN pakan ternak sehingga sering kesulitan
3.1 Diagram Alir Penelitian dalam masalah pengadaan stok.
Berikut ini adalah diagram alir
penelitian yang menggambarkan langkah- 3.3 TinjauanPustaka
langkah yang dilakukan oleh peneliti yang Pengumpulan Data dan Literatur
tersaji pada Gambar 1. dilakukan dengan cara mencari bahan
pustaka yang mendukung penelitian
melalui buku-buku, jurnal, pustaka online,
yang erat kaitannya dengan system
berbasis web. Setelah menemukan
masalah dan melakukan pengumpulan
data maka ditemukan solusi dalam
membuat perancangan system informasi.

3.4 Flowchart Sistem


Pada tahap ini dihasilkan empat
flowchart antaralain untuk hitung stok
bahan baku, hitung safety stock, hitung
reorderpoint dan notifikasi reorder point.

Gambar 1. Diagram alir penelitian


Gambar 2. Flowchart Hitung Reorder Point

137
Emmy Wahyuningtyas, Analisa dan Perancangan Sistem… hlm 135-142

Gambar 3. Flowchart Hitung Stok Bahan


Baku Gambar 5. Flowchart Notifikasi Reorder
Point

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Context Flow Diagram
Perancangan system dengan metode
terstruktur menggunakan Data Flow
Diagram (DFD) yang dibuat untuk
menggambarkan rancangan sistem
secara komprehensif. Diawali dengan
pembuatan DFD level 0 atau yang umum
disebut dengan context flow diagram
(CFD) terlihat pada Gambar 6 terdapat
dua external entity yaitu Bagian PIC dan
Pimpinan yang hanya menerima laporan
dari sistem yaitu persediaan bahan baku,
sedangkan Bagian PIC memberikan input
berupa data bahan baku, data user, stok
masuk dan stok keluar. Sistem
memberikan hasil proses berupa
informasi tentang stok persediaan bahan
baku dan laporan periodiknya serta
memberikan notifikasi reorder point (ROP)
per jenis bahan baku.

Gambar 4. Flowchart Hitung Safety Stock

138
JUSTINDO, Jurnal Sistem & Teknologi Informasi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017

Proses Kelola Data menerima input


dari admin di Bagian PIC yang berupa
data master bahan baku, serta jumlah
stok masuk dan keluar per jenis bahan
baku yang masing-masing jenis data
kemudian disimpan dalam data store
Bahan Baku, data store Stok Masuk, dan
data store Stok Keluar.
Pada proses Cek Saldo Bahan Baku
input di retrieve dari data store Bahan
Baku, data store Stok Masuk, dan data
store Stok Keluar yang menghasilkan
output jumlah saldo per jenis bahan baku.
Selain itu proses ini juga menghasilkan
Gambar 6. Context Flow Diagram
jumlah stok yang dibutuhkan sebagai
input pada proses Pembuatan Laporan
4.2 Data Flow Diagram Level 1
Persediaan Bahan Baku.
Dari CFD kemudian dibuat rancangan
Safety Stock dihitung dari jumlah stok
sistem yang lebih detil yaitu DFD level 1
keluar yang diambil dari data store Stok
yang berisi rancangan proses apa saja
Keluar yang mana hasil proses dikirim ke
yang dibutuhkan serta rancangan aliran
proses Perhitungan ReOrder Point untuk
data dari entity ke proses, dari proses ke
diproses lebih lanjut hingga menghasilkan
proses dan dari proses ke data store.
notifikasi ROP kepada admin Bagian PIC
Terlihat pada Gambar 7 terdapat 5 (lima)
jika stok yang ada telah mencapai titik
proses utama antara lain proses Kelola
pemesanan kembali.
Data, proses Cek Saldo Bahan Baku,
Sistem ini dirancang untuk
proses Perhitungan Safety Stock, proses
menghasilkan informasi berupa laporan
Perhitungan Reorder Point dan proses
persediaan bahan baku dengan berbagai
Pembuatan Laporan Persediaan Bahan
variasi yang dibutuhkan misal
Baku.
berdasarkan periode waktu yang fleksibel,
laporan detil dan resumeserta laporan
dalam bentuk grafis yang ditujukan pada
Pimpinan perusahaan. Laporan tersebut
dihasilkan oleh proses Laporan
Persediaan Bahan Baku dengan input
berupa data stok mauk dan stok keluar
serta saldo bahan baku.

4.3 Data Flow Diagram Level 2


Adapun proses Kelola Data memiliki
4 (empat) sub Proses yaitu Kelola Data
Bahan Baku, Kelola data Stok Masuk,
Kelola data Stok Keluar dan Kelola data
Admin. Tervisualisasi pada Gambar 8
bahwa masing-masing sub proses
Gambar 7. DFD Level 1 tersebut menyimpan data pada 4 (empat)

139
Emmy Wahyuningtyas, Analisa dan Perancangan Sistem… hlm 135-142

data store yaitu Bahan Baku, Stok Masuk, bahan baku dengan stok keluar yang
Stok Keluar dan Admin. direlasikan melalui atribut id_bahan_baku.

4.5 Physical Data Model


Physical Data Model (PDM)
memperlihatkan struktur penyimpanan
data pada basis data yang digunakan
sesungguhnya. Gambar 10
memperlihatkan model data fisik yang
merupakan hasil generate dari CDM pada
rancangan sebelumnya. Pada PDM ini
menghasilkan 4 (empat) tabel dengan
atribut beserta tipe dan panjang data
Gambar 8. DFD Level 2 berdasarkan kebutuhan.

4.4 Conceptual Data Model


Conceptual Data Model (CDM)
digunakan untuk menggambarkan secara
detil struktur basis data dalam bentuk
logis. Struktur data ini bersifat independen
terhadap semua database management
system yang nantinya akan digunakan
untuk membangun database nya.
Gambar 10. Physical Data Model

4.6 Rancangan Antarmuka


Setelah didapatkan rancangan sistem
yang terdiri dari sistem flowchart,
rancangan aliran data dan rancangan
basis data, maka selanjutnya adalah
membuat rancangan antarmuka sistem
yang sederhana dan ramah pengguna.
Dimulai dengan rancangan halaman login
yang ditunjukkan Gambar 11, untuk login
dibutuhkan suplai data berupa username
dan password.
Gambar 9.Conceptual Data Model

Keterhubungan secara logis antar


entity digambarkan pada Gambar 9,
tampak pada gambar tersebut terdapat 4
(empat) entity antara lain stok masuk, stok
keluar dan bahan baku yang ketiganya
saling terhubung. Antara entity bahan
baku dengan stok masuk terdapat
hubungan one to many, begitu juga antara Gambar 11. Tampilan Login

140
JUSTINDO, Jurnal Sistem & Teknologi Informasi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017

Berikutnya adalah rancangan cepat dan mudah mengetahui bahan baku


antarmuka untuk mengelola bahan baku mana yang sudah mencapai titik
yang ditunjukkan gambar 12. Terdapat pemesanan kembali. Pada tabel
4(empat) field yaitu Nama yang dalam hal ditampilkan jumlah Safety Stock masing-
ini adalah kategori bahan baku, ID bahan masingjenis bahan baku, hasil
baku, jenis bahan baku serta satuannya. perhitungan rata-rata stok serta stok
Pada masing-masing record diberikan tersedia saat ini. Jika jumlah safety stok
tombol untuk merubah dan menghapus. ditambah dengan jumlah stok saat ini
sama dengan ROP, maka warna tombol
berganti merah dengan diberi label
Lakukan “Pemesanan” seperti yang
tampak pada Gambar 14.

Gambar 12. Tampilan Data Bahan Baku

Pengelolaan data stok masuk dan


keluar dibuat dengan format yang sama Gambar 14. Tampilan ReOrder Point
agar tidak membingungkan pengguna.
Jumlah masuk dan keluar dicatat Tampilan laporan dibuat minimalis
berdasarkan tanggal untuk setiap jenis namun penuh informasi. Gambar 15
bahan baku sehigga tidak terjadi duplikasi menunjukkan rancangan laporan yang
penampilan ID dan nama bahan baku. dinamis dan fleksibel sesuai dengan
Terlihat pada Gambar 13, fasilitas search kebutuhan pengguna. Tampak data per
diberikan untuk memudahkan pengguna tanggal sesuai dengan bulan yang
mencari berdasaran keyword apa saja diinginkan. Selain itu, laporan dengan
dan tidak dibatasi pada field tertentu. format grafis juga disediakan bagi
manajemen puncak guna membantu
proses pengambilan keputusan agar
efektif dan efisien. Gambar 16 adalah
salah satu contoh bentuk laporan grafis.

Gambar 13. Tampilan Stok Keluar

Tampilan ROP dibuat sedemikian


rupa sehingga pengguna dapat dengan
Gambar 15. Bentuk Laporan

141
Emmy Wahyuningtyas, Analisa dan Perancangan Sistem… hlm 135-142

pembuatan sistem informasi untuk


meningkatkan kinerja perusahaan
dalam mengendalikan bahan baku
yang dibutuhkan untuk proses
produksinya.
2) Rancangan antarmuka dibuat dengan
desain minimalis namun informatif
sehingga sistem diharapkan mudah
diadaptasi oleh pengguna.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar 16. Laporan Format Grafik Assauri, S. (2004), Manajemen Produksi


dan Operasi. Edisi revisi, FEUI,
Semua laporan yang dihasilkan oleh Jakarta.
sistem dirancang untuk kebutuhan soft Rangkuty, Freddy (2004). Manajemen
copy dan hard copy dalam bentuk Persediaan (Aplikasi d Bidang
printable (PDF). Bisnis). Edisi keenam. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
5. KESIMPULAN Ristono, Agus. 2009. Manajemen
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai Persediaan. Yogyakarta :Graha Ilmu.
berikut: Sumayang, L. (2003). Dasar-Dasar
1) Dari proses analisa kebutuhan Manajemen Produksi dan Operasi.
pengguna dan kebutuhan sistem Salemba Empat. Jakarta.
didapatkan suatu rancangan aliran Zulfikarijah, Fien (2005). Manajemen
data dan rancangan basis data yang Operasional. UMM Press, Malang.
dapat digunakan sebagai dasar

142

Anda mungkin juga menyukai