Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN ARSIP BERDASARKAN

PERMENDAGRI NOMOR 19 TAHUN 2012 : STUDI KASUS ARSIP


AKTA KELAHIRAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL KOTA MAGELANG

Asiyah Hesti Pramudya W.*), Sri Indrahti

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Implementasi Pengelolaan Arsip Berdasarkan Permendagri Nomor 19 Tahun 2012:
Studi Kasus Pada Arsip Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Magelang”.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang
dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui implementasi pengelolaan arsip akta kelahiran berdasarkan Permendagri serta penyesuaiannya,
untuk mengetahui perbedaan yang terjadi dalam pengelolaan antara Permendagri dengan kondisi yang ada
di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Magelang, dan untuk mengetahui konsekuensi serta
resiko yang terjadi dari adanya perbedaan tersebut serta cara mengatasi perbedaan yang ada. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan Permendagri Nomor 19 Tahun 2012 sudah diatur sejak pertama
kali dikeluarkan oleh pusat. Para pegawai sudah mengimplementasikan peraturan yang ada dalam kegiatan
pengelolaan arsip akta kelahiran dari mulai arsip tercipta sampai ke tahapan penyusutan. Perbedaan dalam
pengelolaan arsip terjadi terutama dalam kegiatan penyimpanan arsip, dengan fasilitas dan ruangan
penyimpanan yang terbatas, sehingga belum sesuai dengan peraturan yang telah dikeluarkan. Pegawai
berusaha untuk bekerja dengan sangat baik dan kompeten sehingga kegiatan pengelolaan arsip dapat
berjalan dengan maksimal sesuai dengan peraturan yang telah diterapkan.

Kata Kunci : Implementasi, Pengelolaan Arsip, Arsip Akta Kelahiran, Permendagri Nomor 19 Tahun 2012

Abstract
This study entitled "Implementation of Records Management Under Regulation No. 19 of 2012: A Case Study
On records management Birth Certificates in the Department of Population and Civil Registration Magelang
City". This research is a qualitative case study approach. Data collection methods used in this research was
observation, interviews, and documentation. The purpose of this study is to determine the implementation of
records management birth certificate based on the Regulation as well as the adjustment, to determine the
differences that occur in the management of the Regulation with the conditions that exist in the Department of
Population and Civil Registration Magelang city, and to know the consequences and the risks arising from the
difference and the way to overcome the existing differences. The results showed that the use of Regulation No.
19 of 2012 has been set since the first issued by the center. Employees have implemented rules in the
management of records of birth certificates began records created until all stages of shrinkage. The
difference in records management activities occur mainly in archival storage, with storage facilities and space
is limited, so it is not in accordance with the regulations that have been issued. Employees trying to work with
a very good and competent so that the management of the archive can be run with the maximum in accordance
with the rules that have been applied.

Keywords: Implementation, Records Management, Records of the Birth Certificate, Regulation No. 19 of
2012

*)Penulis Korespondensi
E-mail: hesti_asiyah@yahoo.com
1. Pendahuluan Salah satu dari arsip akta catatan sipil yang
Seiring dengan adanya perkembangan paling sering dibutuhkan dalam masyarakat dan
kehidupan, terjadi perubahan yang sangat pesat dikelola adalah akta kelahiran. Akta kelahiran
merupakan arsip dinamis yang sifatnya vital dan
dalam seluruh bidang kegiatan, yang akan berdampak
mempunyai peranan penting dalam melindungi hak
pada semua organisasi agar bisa melakukan berbagai kepentingan perseorangan, organisasi, instansi dan
cara untuk dapat memenuhi tuntutan akan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya yang
pemenuhan segala kebutuhan masyarakat, terutama menyangkut tentang individu terkait.
kebutuhan terhadap informasi. Salah satu sumber Pengertian arsip vital dijelaskan oleh Betty R.
kebutuhan informasi dalam organisasi yang paling Rick dalam Sulistyo-Basuki (2003: 233), bahwa
berpengaruh keberadaannya adalah arsip. Arsip arsip Vital (Vital Records)/Arsip Kelas Satu
merupakan suatu bukti rekaman kegiatan atau merupakan arsip dinamis yang sangat penting bagi
aktivitas yang telah dilakukan oleh suatu organisasi. kelangsungan hidup organisasi. Tanpa arsip ini
organisasi tidak akan berjalan lancardan baik, bisa
Karena itu semakin banyak aktivitas yang dilakukan saja tanpa arsip vital ini organisasi akan berhenti,
organisasi, maka semakin banyak pula arsip yang contoh: SK beridirinya perusakaan/organiasi,
akan tercipta. perjanjian kerjasama, kontrak jangka panjang, akte,
Arsip berasal dari bahasa Belanda yakni ijazah, daftar pemengang saham, hak cipta dan
“archief” yang berarti tempat penyimpanan secara paten, dll.
teratur bahan-bahan arsip seperti bahan-bahan Saat ini, tercatat penduduk Kota Magelang
tertulis, piagam, surat, keputusan, akte, daftar, sampai tahun 2015 yang sudah memiliki akta
dokumen, dan peta. Dalam bahasa Inggris, arsip kelahiran mencapai 90% dari total penduduk
dinyatakan dengan istilah “file”, yang berasal dari 131.703 jiwa (Ardjono, 2015). Keberhasilan itu
kata filum yang berarti tali atau benang. Pada harus diimbangi dengan upaya menerapkan
awalnya orang-orang Inggris menyatukan file dengan pengelolaan keseluruhan arsip akta kelahiran yang
cara mengikatnya dengan tali atau benang (Wursanto, baik dan memadai, mulai dari pencatatan hingga
1991:14). Sedangkan pendapat lain menyatakan penyimpanan. Karena akta tersebut selain dibawa
bahwa : “Records have multiple purposes in terms of oleh penduduk juga akan disimpan oleh Dinas
their value to an individual, organization or society. Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara
They are vehicles of communication and interaction, permanen karena merupakan arsip yang sangat vital
facilitators of decisionmaking, enablers of continuity, dan dalam kelanjutannya masih terus dibutuhkan.
consistency and effectiveness in human action, Dengan adanya implementasi dari Permendagri
memory stores, repositories of experience, evidence tersebut maka akan dapat diketahui bagaimana
of rights and obligations. On a darker note, they can proses pengelolaan arsip yang telah dilakukan oleh
also be instruments of repression and abuse of Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota
power.” (Williams Caroline, 2013:2). Artinya adalah Magelang terutama yang menyangkut pengelolaan
bahwa Arsip memiliki beberapa kegunaan dalam hal arsip akta kelahiran. Proses implementasi sangat
nilai mereka kepada individu, organisasi atau penting karena merupakan suatu usaha dan upaya
masyarakat. Mereka adalah sarana komunikasi dan untuk menyesuaikan suatu kebijakan agar sesuai
interaksi, fasilitator pengambilan keputusan, dengan rencana dan sasaran serta mendapatkan hasil
kemungkinan kelanjutan, konsistensi dan efektivitas yang maksimal demi kelancaran kerja pada
dalam tindakan manusia, pusat ingatan, repositori organisasi.
pengalaman, bukti hak dan kewajiban. Pada arsip Secara umum istilah implementasi dalam
yang lebih gelap, mereka juga bisa menjadi Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pelaksaan
instrumen alat bukti penekanan dan penyalahgunaan atau penerapan. Penjelasan lain menjelaskan bahwa,
kekuasaan. “implementasi merupakan proses umum tindakan
Penjelasan diatas menerangkan bahwa arsip administratif yang dapat diteliti pada tingkat
adalah informasi tertulis yang diciptakan oleh suatu program tertentu.” (Akib, 2010:2). Proses
lembaga yang isinya berkaitan dengan kegiatan implementasi dapat dimulai apabila tujuan dan
lembaga tersebut serta nantinya dikelola, dipelihara, sasaran telah diterapkan, serta program kegiatan
dan disimpan di lembaga penciptanya. yang telah disusun dan anggaran yang cukup untuk
Pada organisasi, khusunya yang melayani mencapai sasaran kegiatan.
kepentingan umum masyarakat yaitu dinas Senada dengan pendapat lain dalam
kependudukan dan pencatatan sipil. Merujuk pada Implementation theory yang dikemukakan oleh Eric
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Maskin bahwa “The implementation problem is the
administrasi kependudukan bahwa arsip akta catatan problem of designing a mechanism (game form)
sipil adalah arsip yang memuat catatan peristiwa- such that the equilibrium outcomes satisfy a
peristiwa penting mengenai kehidupan seseorang criterion of social optimality embodied in a social
yaitu meliputi kelahiran, perkawinan, perceraian, choice rule.“ (Maskin, 2002:238). Artinya
pengakuan/pengesahan anak dan kematian. Implementasi adalah masalah merancang
mekanisme sehingga hasil kerja memenuhi kriteria Penelitian sebelumnya yang juga pernah
optimalitas sosial yang diwujudkan sesuai dalam dilakukan diambil dari Jurnal Ilmiah Administrasi
aturan. Publik (JIAP) Volume 2 No.2 Tahun 2016 dengan
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa judul The Implementation of participation
implementasi merupakan aktivitas/kegiatan yang principles in good governance (Pelaksanaan prinsip-
dilakukan oleh organisasi sesuai dengan peraturan prinsip partisipasi dalam pemerintahan yang baik)
yang diterapkan sehingga dapat mencapai sasaran oleh Lely Indah Mindarti dari Universitas Brawijaya
serta tujuan yang diinginkan. Sehingga Malang. Penelitian ini berupa jurnal yang membahas
implementasi merupakan suatu proses yang dinamis, tentang pelaksanaan implementasi dalam
dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu mewujudkan sistem pemerintahan yang baik dengan
aktivitas atau kegiatan, dan pada akhirnya akan menggunakan metode kualitatif deskrisptif .
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan Penelitian mengenai implementasi dalam
atau sasaran kebijakan itu sendiri. pemerintahan yang baik secara signifikan diperlukan
Penelitian sebelumnya tentang kegiatan partisipasi berdasar pada Rule of Law, yang artinya
implementasi yang pernah dilakukan diambil dari implementasi kerangka hukum tanpa diskriminasi,
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP) Volume 1 Transparansi, keterbukaan dibangun berdasarkan
No.2 Tahun 2015 dengan judul Kepatuhan kebebasan mendapatkan informasi. Informasi terkait
kelompok sasaran sebagai penentu keberhasilan dengan masyarakat yang secara langsung dapat
implementasi kebijakan: Studi kasus implementasi diterima oleh mereka yang membutuhkan.
PERDA Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2011 Peneliti mengambil penelitian tersebut sebagai
tentang penataan dan pembinaan pedagang kaki bahan untuk penelitian selanjutnya, karena
lima oleh Tutik Rachmawati dari Universitas penelitian ini membahas tentang upaya pelaksanaan
Katolik Parahyangan Bandung. Penelitian ini berupa implementasi oleh pemerintah dalam rangka
jurnal yang membahas tentang pelaksanaan mewujudkan organisasi yang baik. Dalam penelitian
implementasi dari peraturan daerah (Perda) kota ini, dibahas mengenai hal-hal apa saja yang
Bandung dalam pembinaan dan penataan kaki lima. diperlukan agar pelaksanaan impelementasi berjalan
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan maksimal yaitu keterlibatan berbagai pihak
dengan pendekatan studi kasus. yang bersangkutan, serta sesuai dengan aturan
Peneliti mengambil penelitian tersebut sebagai hukum yang diterapkan dalam berbagai bidang
bahan untuk penelitian selanjutnya, karena kehidupan.
penelitian ini membahas tentang pelaksanaan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi peraturan daerah yang telah diatur implementasi pengelolaan arsip akta kelahiran
oleh pemerintah. Penelitian ini juga menggunakan berdasarkan Permendagri serta penyesuaiannya di
pendekatan studi kasus yang berfungsi untuk Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota
memfokuskan penelitian pada satu objek yang Magelang, perbedaan yang terjadi dalam
diamati dan diteliti secara mendalam. pengelolaan antara Permendagri dengan kondisi
Penelitian selanjutnya diambil dari Jurnal yang ada di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2 Sipil Kota Magelang, serta mengetahui penyebab
Bulan Agustus 2013 berjudul Implementasi terjadinya perbedaan, serta konsekuensi serta resiko
Penataan Arsip Di Dinas Kependudukan Dan yang terjadi dari adanya perbedaan tersebut dan cara
Pencatatan Sipil Kabupaten Natuna yang ditulis oleh mengatasi perbedaan yang ada.
Hasmardiyati. Penelitian ini berupa jurnal yang
menggunakan implementasi dari Peraturan 2. Metode Penelitian
Gubemur Kepulauan Riau nomor 453 Tahun Penelitian ini merupakan penelitian yang
2006 tentang Tata Kearsipan Provinsi Kepulauan bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Riau khususnya bagian penataan sehingga dapat Penelitian kualitatif sebagaimana dijelaskan yaitu ,
mengetahui bagaimana penerapan Pergub tersebut “penelitian yang menghasilkan data deskriptif
dalam proses penataan arsip. berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang
Peneliti mengambil penelitian ini sebagai yang diamati.” (Sevilla, 2006:73). Maksud dari
bahan tinjauan teori karena berhubungan dengan pengertian diatas adalah bahwa penelitian kualitatif
penelitian yang akan dilakukan. Penelitian diatas merupakan penelitian yang menerangkan hasil
yaitu mengambil implementasi peraturan kajian data berupa kata-kata yang diperoleh dari
pemerintah (Peraturan Gubemur Kepulauan data yang ada di masyarakat, organisasi, atau
Riau nomor 453 Tahun 2006 tentang Tata lembaga.
Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau) dalam Sedangkan pendekatan studi kasus yaitu
melakukan proses penataan arsip. Arsip yang diteliti “pendekatan yang memusatkan diri secara intensif
dari penelitian diatas yaitu keseluruhan arsip yang pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya
ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai suatu kasus .” (Indarwati, 2014:126). Data
Kabupaten Natuna, sehingga menggunakan metode studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang
penelitian deskriptif kualitatif.
bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini pendokumentasian hasil pendaftaran penduduk dan
dikumpulkan dari berbagai sumber. pencatatan sipil di daerah. Peraturan ini mengatur
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang tata cara untuk melakukan pengaturan arsip
mengenai implementasi Permendagri Nomor 19 dokumentasi, yakni data kependudukan dan
tahun 2012 pada kegiatan pengelolaan arsip, Pencatatan Sipil. Selain Permendagri Nomor 19
khususnya arsip akta kelahiran di Dinas Tahun 2012, ada pula tambahan praturan berupa
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Magelang. Penelitian ini akan menghasilkan data Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang penataan,
kualitatif berupa kalimat serta uraian dari hasil penyimpanan, pelayanan, alih media dan tata cara
pengambilan data di lapangan. Untuk penyusutan pendokumentasian hasil pendaftaran
pendekatannya dengan studi kasus nantinya akan penduduk dan pencatatan sipil. Seperti yang telah
menghasilkan uraian yang mendalam dan spesifik diketahui, bahwa Permendagri Nomor 19 tahun 2012
ke pengelolaan akta kelahiran. merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh
Pemilihan informan dilakukan dengan Kementrian Dalam Negeri republik Indonesia.
menggunakan metode purposive sampling. Peraturan ini ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2
Pengertian dari purposive sampling adalah Februari 2012 dengan pengesahan dari menteri dalam
“penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu negeri saat itu yaitu Gamawan Fauzi.
yang dipandang dapat memberikan data penelitian Berdasarkan hasil wawancara dengan para
secara maksimal.” (Arikunto, 2002:15), yaitu informan, dapat diketahui bahwa Dinas
dengan cara memilih informan dengan berdasarkan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang
pada kriteria tertentu. Kriteria tersebut yaitu telah menerapkan aturan Permendagri Nomor 19
informan memiliki pengetahuan tentang tahun 2012 semenjak aturan tersebut dikeluarkan.
Permendagri nomor 19 tahun 2012 dan bekerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
dibagian arsip, serta menangani arsip akta kelahiran Magelang langsung menerapkan Permendagri
mulai dari arsip tersebut diciptakan sampai nantinya tersebut karena Penggunaan Permendagri Nomor 19
disusutkan. Sehingga nantinya peneliti akan Tahun 2012 sudah diatur sejak pertama kali
mendapatkan data yang akurat dari para informan dikeluarkan oleh pusat (Kemendagri). Oleh karena itu
tersebut. instansi baik provinsi, kabupaten/kota wajib untuk
Pencarian data yang digunakan dalam melaksanakan. Dinas kependudukan dan Pencatatan
penelitian ini ada dua yaitu sumber data tertulis dan Sipil Kota Magelang telah berupaya untuk segera
lisan. Sumber data tertulis berasal dari studi melaksanakan segala aturan yang telah ditetapkan
dokumen/ pustaka. Dijelaskan bahwa, “dokumen sejak peraturan tersebut dikeluarkan.
merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia
bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis 3.2 Analisis Proses Implementasi Permendagri
seperti arsip, surat, gambar yang berkaitan dengan Nomor 19 Tahun 2012 Dalam Pengelolaan
suatu peristiwa.” (Suprayogo, 2003:164). Arsip
Sedangkan sumber data lisan berasal dari informan. 3.2.1 Penciptaan Arsip
“Informan merupakan orang yang memberikan Pasal 7 Ayat 5 dari Permendagri Nomor 19
informasi, sumber informasi, serta sumber data tahun 2012 menjelaskan bahwa penciptaan dokumen
terkait dengan penelitian yang dilakukan.” (Usman, hasil pencatatan sipil, untuk akta kelahiran di Dinas
2008:163). Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota,
Pada penelitian ini, sumber data tertulis meliputi: surat keterangan kelahiran bagi peristiwa
digunakan sebagai data sekunder penelitian, karena kelahiran yang terjadi di tempat domisili ibunya,
diambil dari buku, jurnal, serta peraturan perundang- dengan kode F-2.01, surat keterangan kelahiran bagi
undangan kaitannya dengan pengelolaan arsip. peristiwa kelahiran yang terjadi di luar domisili
Sedangkan sumber data lisan digunakan sebagai ibunya, dengan kode F-2.02 , surat keterangan
sumber data primer yang diperoleh melalui kelahiran bagi anak yang tidak diketahui asal usulnya
wawancara dengan informan kaitannya dengan topik atau keberadaan orang tuanya, dengan kode F-2.03,
penelitian tentang pengelolaan arsip. Kegiatan analisa Surat Keterangan Kelahiran Orang Asing, dengan
data menggunakan empat metode Menurut kode F-2.04, isian formulir pelaporan lahir mati,
Suprayogo (2003:195), yaitu (1) pengumpulan data, dengan kode F-2.08, surat keterangan lahir mati,
(2) Reduksi data, (3) Penyajian data, dan (4) dengan kode F-2.09, isian formulir pelaporan lahir
Penarikan kesimpulan . mati, dengan kode F-2.10, surat keterangan lahir
mati, dengan kode F-2.11
3. Hasil dan Pembahasan Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
3.1 Penerapan Permendagri Nomor 19 Tahun Kota Magelang, proses penciptaan arsip akta
2012 kelahiran ini dimulai dari pemohon yang datang dan
Permendagri Nomor 19 Tahun 2012 merupakan melengkapi persyaratan untuk dibawa ke Catatan
peraturan yang mengatur tentang pedoman Sipil, persyaratan tersebut yaitu : surat keterangan
kelahiran bisa dari rumah sakit atau bidan desa , surat Jika bayi meninggal saat usia 60 lebih hari maka
pengantar dari RT/RW, Kelurahan, dan kecamatan, membuat akta kelahiran sekaligus akta kematian.
fotokopi KTP orang tua, KK, KTP 2 orang saksi Berdasarkan literatur yang diperoleh,
yang berusia lebih dari 21 tahun bisa dari pihak disebutkan bahwa Penciptaan arsip seperti surat dan
keluarga atau perangkat desa, fotokopi akta naskah lainnya, gambar,dan rekaman merupakan
perkawinan orang tua. Setelah semua persyaratan aktivitas awal dari masa kehidupan arsip, yaitu
lengkap baru dapat mengisi formulir pendaftaran. kegiatan membuat surat dan dokumen atau naskah
Selanjutnya semua berkas akan diolah untuk lain yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
dibuatkan akta kelahiran. Akta tersebut ada dua, yaitu organisasi untuk mencapai tujuan (Indarwati,
kutipan akan dibawa pulang pemohon, dan register 2014:15). Arsip berawal dari dokumen,dan
akan disimpan Capil menjadi arsip. penciptaan dokumen berasal kegiatan bisnis sebuah
Peneliti juga bertanya kepada informan kunci lembaga (Fadli, 2011:10). Dari hal tersebut, terdapat
mengenai penciptaan akta kelahiran khusus, dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu dokumen apa
diantaranya bayi hasil luar nikah, bayi hasil adopsi, saja yang perlu untuk diciptakan dan bagaimana
“Untuk bayi yang lahir hasil luar nikah, maka dokumen tersebut diciptakan.
persyaratan yang diajukan sama ya mbak, Dari pejelasan tersebut bila disesuaikan dengan
hanya saja tidak adanya surat nikah, dan pada Permendagri Nomor 19 Tahun 2012 dapat diketahui
Kartu Keluarga tidak tercantum nama ayah, bahwa secara umum Dinas Kependudukan dan
jadi hanya nama ibu saja. Maka nanti di akta Pencatatan Sipil Kota Magelang sudah menyesuaikan
kelahiranpun yang tercantum hanya nama ibu. peraturan yang ada. Bahwa yang menjadi syarat
Selanjutnya jika bayi hasil adopsi dari orang utama adalah Surat Keterangan Kelahiran, baik dari
lain yang diketahui orang tua kandungnya, rumah sakit ataupun keterangan dari bidan desa
maka akta kelahiran dikeluarkan memakai setempat. Sedangkan berkas-berkas yang lain
nama orang tua kandung, dan dibelakang akta merupakan persyaratan penunjang yang akan
ditulis catatan pinggir berisi pernyataaan dijadikan dokumen kelengkapan untuk pembuatan
adopsi, hal tersebut dilakukan setelah melalui akta kelahiran.
proses pengadilan. Namun jika tidak diketahui
orang tua kandung (adopsi temuan) maka wajib 3.2.2 Penataan Arsip
melamirkan catatan temuan tersebut dari Pasal 10 dari Permendagri Nomor 19 tahun
kepolisian atau dinas sosial setempat. Lalu jika 2012 menjelaskan bahwa penataan dokumen hasil
bayi lahir di luar negeri, maka tetap memakai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dilakukan
domisili ibunya, jika tidak maka wajib dengan memperhatikan (a) kelengkapan arsip, (b)
membawa surat pengantar kedutaan luar negeri pengelompokan, dan (c) penyimpanan. Pasal 11
tempat bayi dilahirkan. Terakhir jika bayi lahir menjelaskan kelengkapan arsip sebagaimana
mati (kurang dari 60 hari) maka tidak perlu dimaksud dalam Pasal 10 huruf a, disesuaikan
membuat akta kelahiran. Jika bayi meninggal dengan jenis peristiwa kependudukan dan peristiwa
saat usia 60 lebih hari maka membuat akta penting. Pengelompokan sebagaimana dimaksud
kelahiran sekaligus akta kematian.” dalam Pasal 10 huruf b, disesuaikan dengan
(Nuroechah, 9 Juni 2016). klasifikasi peristiwa kependudukan dan peristiwa
Hasil wawancara dengan informan kunci penting. Penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam
menjelaskan bahwa penciptaan akta kelahiran untuk Pasal 10 huruf c, dilakukan terhadap dokumen yang
bayi yang lahir hasil luar nikah, maka persyaratan bersifat dinamis.
yang diajukan sama, hanya saja tidak adanya surat Berdasarkan hasil wawancara dengan para
nikah, dan pada Kartu Keluarga tidak tercantum informan dapat diketahui bahwa dalam proses
nama ayah, jadi hanya nama ibu saja. Maka nanti di penataan arsip akta kelahiran ini dilakukan dengan
akta kelahiranpun yang tercantum hanya nama ibu. cara membedakan antara register (akta) dan berkas
Selanjutnya jika bayi hasil adopsi dari orang lain (persyaratan). Masing-masing dibendel sesuai dengan
yang diketahui orang tua kandungnya, maka akta nomor urutnya. Satu bendel berisi 50 berkas/ register.
kelahiran dikeluarkan memakai nama orang tua Setelah selesai baru dimasukkan kedalam roll o’
kandung, dan dibelakang akta ditulis catatan pinggir pack. Jenis arsip yang ditata dibagi menjadi dua yaitu
berisis pernyataaan adopsi, hal tersebut dilakukan berkas yang berisi kelengkapan persyaraat, dan
setelah melalui proses pengadilan. Nmaun jika tidak register akta kelahiran. Untuk register kemudian
diketahui orang tua kandung (adopsi temuan) maka dibedakan menjadi dua yaitu yang pengurusannya
wajib melampirkan catatan temuan tersebut dari tepat waktu dan yang pengurusannya terlambat.
kepolisian atau dinas sosial setempat. Selanjutnya Bedasarkan literatur yang diperoleh, dijelaskan
jika bayi lahir di luar negeri, maka tetap memakai bahwa penataan adalah “kegiatan mengatur dan
domisili ibunya, jika tidak maka wajib membawa menata dalam suatu susunan yang sistematis dengan
surat pengantar kedutaan luar negeri tempat bayi memperhatikan kegunaan, bentuk dan sifat arsip atau
dilahirkan. Terakhir jika bayi lahir mati (kurang dari dokumen.” (Barthos, 2014:23). Sistem penataan arsip
60 hari) maka tidak perlu membuat akta kelahiran. yang baik dan teratur mencerminkan keberhasilan
suatu pengelolaan kegiatan di masa lalu, yang akan Natinya pemberian kode-kode tersebut akan
besar pengaruhnya terhadap pengembangan di masa memudahkan saat kegiatan pelayanan dan penemuan
mendatang (Barthos, 2014:25). kembali arsip. Kode khusus tersebut dibuat sesuai
Dari pernyataan tersebut, bila disesuaikan dengan kebijakan dari Dinas Kependudukan dan
dengan permendagri Nomor 19 Tahun 2012 maka Pencatatan Sipil Kota Magelang.
secara umum sudah sesuai karena dalam kegiatan
penataan pegawai sudah memperhatikan kelengkapan 3.2.4 Penyimpanan Arsip
arsip (berkas persyaratan dari pemohon), Pasal 12 dari Permendagri Nomor 19 tahun
pengelompokan (dibedakan antara bekas dan 2012 menjelaskan bahwa penyimpanan dokumen
register), dan penyimpanan (dilakukan di roll yang bersifat dinamis, dilakukan dengan media
o’pack). Arsip yang ditata secara keseluruhan adalah berupa map karton manila tebal /plastik, box file/box
arsip dinamis aktif yang sifatnya vital, dan akan dokumen, dan filling kabinet/almari/rak dokumen.
disimpan selamanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan para
informan, menunjukkan bahwa dalam kegiatan
3.2.3 pemberian Kode Klasifikasi penyimpanan arsip dilakukan dengan menggunakan
Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri sarana yaitu rol o’pack (lemari arsip).
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 mengatur Menurut Barthos (2014:59), fasilitas kearsipan yang
pola klasifikasi berkas dan dokumen disusun dari digunakan dalam penyimpanan arsip antara lain :
yang bersifat umum kepada yang bersifat khusus (1) Almari/rak arsip, digunakan untuk menyimpan
dalam satu hubungan masalah, berkas dan dokumen arsip sebelum dipindahkan di ruang khusus
dikelompokan dan disusun menurut permasalahan penyimpanan (permanen), (2) Folder, terbuat dari
dari seluruh proses kegiatan yang dilakukan oleh karton manila yang tebal dan bentuknya seperti map,
instansi (unit kerja/unit pengolah) dan tetapi tidak ada daun pintu pada sisinya dan atasnya
pengelompokan dimaksud dilakukan secara terdapat bagian yang menonjol untuk menyimpan
sistimatis dan logis serta berjenjang dengan diberi arsip sesuai subjeknya, (3) Guide, yaitu sekat yang
tanda-tanda khusus yang berfungsi sebagai kode. memisahkan arsip dari kode satu ke kode yang lain,
Berdasarkan hasil wawancara dengan para (4) Box arsip, adalah kotak yang digunakan untuk
informan, dapat diketahui bahwa pemberian kode menyimpan berbagai arsip. Satu box arsip digunakan
klasifikasi dilaksanakan sesuai dengan urutan untuk menyimpan arsip yang sejenis, dan (5) Filing
datangnya register dan berkas yang akan menjadi cabinet, yaitu lemari arsip yang terbuat dari besi baja
arsip. Lalu untuk register penomoran dilakukan yang mempunyai laci-laci untuk menyimpan arsip.
dengan menambahkan kode LT untuk permohonan Dari hasil pernyataan diatas, kegiatan penataan
terlambat dan LU untuk permohonan tepat waktu. jika disesuaikan dengan Permendagri Nomor 19
Contoh kode yang diberlakukan di Dinas tahun 2012 maka belum sesuai dengan peraturan
kependudukan dan pencatatan Sipil Kota Magelang yang diberikan karena tidak menggunakan sarana lain
untuk akta kelahiran yaitu: 3371-LT-15042016-0015. seperti boks arsip dan map. Penggunaan boks arsip
Arti dari kode tersebut adalah 3371 menunjukkan sangat berfungsi untuk memudahkan penataan agar
Nomor Induk Instansi, selanjutnya LT menunjukkan dapat berurutan, selain itu penggunaan boks arsip
Keterangan Lahir Terlambat (terlambat menngurus juiga berfungsi untuk menjaga keamanan arsip agar
akta kelahiran), selanjutnya 15042016 menunjukkan tidak tercecer dan bisa dibedakan antara berkas
Tanggal, bulan, dan tahun pencatatan akta, dan 0015 dengan register.
menunjukkan Nomor urut kedatangan. Sehinggga
nanti untuk register dan berkas dapat ditata 3.2.5 Pelayanan Arsip
menyesuaikan nomer urut serta kode tersebut. Lampiran Permendagri Nomor 19 tahun 2012
Berdasarkan literatur yang diperoleh menjelaskan pelayanan Dokumen Kependudukan
menjelaskan bahwa, klasifikasi arsip adalah merupakan suatu kegiatan pemberian pelayanan oleh
“pengelompokan arsip menurut urusan atau masalah petugas kepada pemohon, peminjam dan pengguna
secara logis dan sistematis berdasarkan fungsi dan dokumen hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan
kegiatan instansi yang mencipatakn atau sipil, mulai dari penerimaan permohonan, mencari,
menghimpunnya.” (Martono, 1997:95). Pola mencatat, menyerahkan, memonitor, menerima
klasifikasi adalah penggolongan arsip berdasarkan kembali dan mengembalikan pada tempat
atas isi keterangan yang terkandung didalam arsip. penyimpanan. Pasal 8 ayat 5 dari Permendagri
(Martono, 1997:96). Nomor 19 tahun 2012 menjelaskan Pelayanan
Dari hasil pernyataan diatas, jika disesuaikan sebagaimana dimaksud sesuai dari jenis pelaporan
dengan Permendagri Nomor 19 tahun 2012, maka yang dilakukan pemohon ditandatangani Kepala
secara umum sudah sesuai karena arsip disusun Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau
sesuai dengan urutan kedatangannya dan Kepala Bidang yang membidangi atau Pejabat
dikelompokan serta disusun menurut permasalahan Pencatatan Sipil setelah dikordinasikan dengan Dinas
(berkas dan register), selain itu ditambahkan pula Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau UPTD
kode khusus seperti LT dan LU sebagai penandanya. Kependudukan dan Pencatatan Sipil dimana
Dokumen Kependudukan diterbitkan. Selanjutnya pemohon ingin memijam berkas/register arsip
Pelayanan dokumen hasil pendaftaran penduduk dan tersebut. Pemohon mengisi daftar pinjam di buku
pencatatan sipil dilakukan untuk: verifikasi dan agenda untuk selanjutnya petugas mencarikan arsip
validasi data penduduk dan kepentingan badan tersebut dan pemohon tidak dapat membawanya
peradilan. pulang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para Dalam kaitannya dengan arsip, pengendalian
informan, dapat diketahui bahwa pelayanan yang dilakukan untuk mengetahui dan mengamankan
dilakukan mengikuti kebutuhan pengguna seputar keberadaan berkas atau dokumen yang dipinjam,
akta kelahiran yang ada. Pelayanan yang sering perlu dilakukan pengecekan terhadap sarana-sarana
dilakukan semisal pemohon ingin membuat pengendaliannya (Barthos, 2014:54). Pengendalian
permohonan akta baru, atau melakukan penggantian diperlakukan kaitannya dengan penemuan kembali
nama pada akta kelahiran. Pelayanan tersebut serta peminjaman arsip oleh pengguna.
melibatkan arsip register dan berkas yang tersimpan Hasil dari pernyataan diatas, jika disesuaikan
pada capil, selain itu Dinas Kependudukan dan dengan Permendagri Nomor 19 Tahun 2012 maka
Pencatatan Sipil kota Magelang sudah menerapkan sudah sesuai karena petugas melakukan pengendalian
layanan keliling untuk sosialisasi layanan dan sesuai prosedur yang ditetapkan. Pengendalian
kepengurusan dokumen ke kelurahan yang ada di dimaksudkan untuk menjaga kelengkapan seluruh
Kota Magelang. arsip yang ada, maka dari itu pemohon harus mengisi
Berdasarkan tinjauan literatur yang diperoleh formulir dan buku agenda yang ada, untuk
menyatakan bahwa, “pelayanan merupakan proses selanjutnya diteliti oleh petugas, dan hanya petugas
yang terdiri atas serangkaian aktivitas yang biasa yang berhak untuk memeriksanya.
(namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi
antara pelanggan dan karyawan, jasa dan sumber 3.2.7 Temu Kembali Arsip
daya, fisik atau barang, dan sistem penyedia jasa, Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri
yang disediakan sebagai solusi atas masalah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 mengatur
pelanggan.” (Gronroos dalam Novirsari, 2012:24). penemuan kembali dokumen dilakukan atas dasar
Hasil dari pernyataan tersebut, jika disesuaikan permohonan pinjam dan atau permintaan copy
dengan Permendagri Nomor 19 tahun 2012 maka berkas/dokumen dengan menggunakan Formulir
hasilnya sudah sesuai, karena pegawai melakukan Permohonan Pinjam/Copy Berkas/ Dokumen.
pelayanan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan Pengguna berkas/dokumen yaitu pejabat atau unit
penggunanya, yang melibatkan berkas dan register kerja, permohonan berkas/dokumen menyebutkan
dari arsip akta kelahiran yang tersimpan di capil kota unsur-unsur keterangan berkas/dokumen yang
Magelang. diinginkan, antara lain: indeks berkas, subyek,
tanggal dan nomor, kode dan lainnya atau hanya
3.2.6 Pengendalian Arsip sebagian dari unsur keterangan tersebut. Petugas
Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri mencari di lokasi penyimpanan (seperti: filing
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 mengatur cabinet) akan terlihat judul subyek dan kode
pengendalian berkas atau dokumen merupakan sebagaimana ditetapkan dalam pola klasifikasi
suatu rangkaian kegiatan pemeliharaan, perawatan arsip pada tab guide dan tab folder sebagai tanda
dan peminjaman berkas atau dokumen hasil pengenal himpunan berkas/dokumen sehingga
pelayanan pendaftaran pendudukan dan pencatatan dapat diketahui dan ditemukan keterangan sesuai
sipil yang dilaksanakan oleh Petugas dan yang diinginkan.
Pejabat/Penaggung jawab pengendali. Pada Dinas Berdasarkan hasil wawancara dengan para
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang informan dapat diketahui bahwa, dalam kegiatan
yang paling sering dilakukan yaitu pengendalian penemuan kembali arsip dilakukan dengan pemohon
peminjaman atau penggunaan foto copy dokumen membawa fotokopi akta kelahiran yang diperlukan
hasil pelayanan pendaftaran kependudukan dan kemudian pegwai dapat mencari sesuai urutan nomer
pencatatan sipil , dimana kegiatan tersebut hanya dan kode pada arsip berkas dan register yang telah
dapat dilakukan oleh petugas registrasi dan ditata di roll o’ pack. Fotokopi kutipan akta
pejabat/penanggung jawab dengan mengunakan diperlukan untuk memudahkan pegawai mengetahui
formulir peminjaman berkas dan dokumen dengan kode, nomer, dan tahunnya.
prosedur sebagai berikut: Pemohon mengisi formulir Penemuan kembali arsip tidak hanya sekedar
peminjaman dan di sampaikan kepada petugas. menemukan kembali arsip dalam bentuk fisiknya,
Petugas meneliti jenis dokumen apa yang akan akan tetapi juga menemukan informasi yang
dipinjam dan meneruskan/ menyampaikan formulir terkandung di dalamnya (Hasugian, 2003:9). Oleh
peminjaman kepada pejabat yang berwenang untuk karena itu, penemuan kembali ini sangat
disetujui dan atau ditolak. berhubungan dengan keakuratan sistem pemberkasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat atau penyimpanannya. Dalam temu kembali, petugas
informan, maka dapat diketahui bahwa kegiatan mencari di lokasi penyimpanan (seperti: filing
pengendalian dimaksudkan adalah pada saat cabinet) akan terlihat judul subyek dan kode
sebagaimana ditetapkan dalam pola klasifikasi arsip agar arsip tidak berjamur. Selain itu tidak ada petugas
pada tab guide dan tab folder sebagai tanda pengenal khusus yang membersihkan, jadi menjadi tanggung
himpunan berkas/dokumen sehingga dapat diketahui jawab pegawai, tujuannya untuk meminimalisisr
dan ditemukan keterangan sesuai yang diinginkan. kerusakan seperti yang pernah terjadi.
Penemuan kembali dokumen atau arsip bukan hanya Berdasarkan literatur yang diperoleh,
sekedar menemukan berkas-berkas dari tempat menunjukkan bahwa Pemeliharaan berkas dan
penyimpanannya, akan tetapi yang lebih penting ialah dokumen merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
informasi yang terkandung dalam dokumen itu dapat menjaga kondisi fisik maupun informasinya agar
diketemukan guna pengambilan keputusan dalam berkas atau dokumen tetap dalam kondisi baik
suatu permasalahan. diperlukan adanya: (1) Ruang dan Sarana
Dari pernyataan diatas, jika disesuaikan dengan Penyimpanan Berkas dan Dokumen, (2)
permendagri nomor 19 tahun 2012 maka hasilnya Pemeliharaan fisik Berkas dan Dokumen, dan (3)
sudah sesuai karena pemohon membawa fotokopi Pemeliharaan dan pengamanan informasi (Barthos,
kutipan akta yang diperlukan dan petugas melakukan 2014:58)
penemuan kembali sesuai dengan indeks berkas, Hasil pernyataan ini jika disesuaikan dengan
subyek, tanggal dan nomor kode yang telah Permendagri Nomor 19 tahun 2012 maka sudah
diberikan pada saat penyimpanan, sehingga arsip sesuai karena pegawai menjaga arsip, terutama fisik
tersebut dapat ditemukan dengan mudah dan cepat. dengan baik karena menggunakan sarana seperti
kapur barus, AC, lampu, vacuum cleaner untuk
3.2.8 Pemeliharaan Arsip menjaga kebersihannya. Kekurangan yang masih
Pasal 17 dari Permendagri Nomor 19 tahun terjadi pada gedung penyimpanan yang masih
2012 menjelaskan pemeliharaan dokumen hasil terbatas.
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dilakukan
melalui: a) ruang penyimpanan dan b) fisik dokumen. 3.2.9 Penyusutan Arsip
Pasal 18 dari Permendagri Nomor 19 tahun 2012 Pasal 21 dari Permendagri Nomor 19 tahun
menjelaskan ruang penyimpan dokumen 2012 menjelaskan penyusutan dokumen hasil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dilakukan
meliputi daerah atau lokasi yang memiliki kandungan untuk: mengurangi volume dokumen yang tidak
polusi rendah, bebas banjir, bebas keramaian, bebas bernilai guna dan tidak digunakan dan mengurangi
rayap, dipisahkan dari ruangan kerja sesuai biaya pemeliharaan. Pasal 22 menjelaskan
konstruksi standar bangunan kearsipan, kebersihan Penyusutan dokumen hasil pendaftaran penduduk dan
ruang penyimpanan, dan kelembaban suhu udara. pencatatan sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Berdasarkan hasil wawancara dengan para 21, dilakukan berdasarkan jadwal retensi dokumen,
informan, dapat diketahui bahwa Dinas dokumen yang sudah mencapai batas waktu
Kependudukan dan Pencatatan Sipil belum memiliki penyimpanan, proses penyusutan dokumen
gedung tersendiri untuk penyimpanan arsip, hal ini dilengkapi dengan dokumen pendukung, penilaian
mengakibatkan penyimpanan belum maksimal karena berkas dokumen dan persetujuan dari
gedung yang masih terbatas, padahal arsip akta Bupati/Walikota.
kelahiran semakin hari akan semakin bertambah Berdasarkan hasil wawancara dengan para
banyak. Maka dari itu kegiatan penyimpanan belum informan, dapat diketahui bahwa arsip akta kelahiran
sesuai dengan Permendagri Nomor 19 tahun 2012 tidak mengalami penyusutan karena merupakan arsip
karena belum memenuhi kriteria yaitu memiliki aktif yang sifatnya vital untuk kepentingan
gedung penyimpanan yang terpisah dari ruangan masyarakat.
kerja pegawai. Hasil literatur yang diperoleh, dapat diketahui
Selanjutnya Pasal 19 dari Permendagri Nomor bahwa, “arsip yang disimpan oleh suatu lembaga
19 tahun 2012 menjelaskan fisik dokumen memiliki nilai guna yang jangka waktunya berbeda-
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b, beda. Ada arsip yang memiliki kegunaan jangka
antara lain penebaran kapur barus, fumigasi dan waktu tertentu, ada juga yang memiliki nilai
penyedotan debu. Peneliti melakukan wawancara kegunaan abadi/permanen seperti arsip catatan sipil.”
untuk mengetahui proses pemeliharaan yang (Yatimah dalam Indarwati, 2014:27). Berdasarkan
dilakukan. Selain itu peneliti juga bertanya adakah pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa arsip vital
petugas kebersihan yang bertanggung jawab serta menjadi abadi atau permanen sehingga tidak
adakah kerusakan yang pernah terjadi pada arsip akta mengalami penyusutan dan akan disimpan
kelahiran tersebut. selamanya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para
informan, dapat diketahui bahwa kegiatan 3.3 Analisis Hasil Penyesuaian Perbedaan Dalam
pemeliharaan arsip dilakukan dengan menggunakan Pengelolaan Arsip
sarana kebersihan seperti vacuum cleaner, lalu untuk Ada kalanya, suatu kebijakan yang diterapakan
menjaga kelembapan dengan menggunakan AC, dan oleh instansi memiliki perbedaan yang diakibatkan
penerangan yang cukup, serta pemakaian kapur barus dari kondisi yang ada di suatu instansi tersebut. Pada
kegiatan impelementasi pengelolaan arsip akta banyak pula. Penyimpanan yang baik akan
kelahiran di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan memudahkan nantinya dalam proses pemeliharaan.
Sipil Kota Magelang yang diterapkan sesuai Jika saat ini penyimpanan masih menggunakan
Permendagri juga masih memiliki perbedaan, namun fasilitas yang terbatas, dampaknya akan terjadi pada
hanya di sedikit bagian saja. Para pegawai berupaya saat kegiatan pemeliharaan dimana arsip-arsip
untuk menerapkan keseluruhan dengan baik meski terutama yang berusia lama akan sulit terkendali,
masih memiliki perbedaan. Peneliti melakukan karena arsip yang berusia lama harus memiliki
wawancara dengan para informan serta observasi pemeliharaan yang lebih ekstra agar fisik dan
untuk mengetahui adanya perbedaan dalam setiap informasinya tidak rusak/ hilang.
tahapan proses pengelolaan arsip antara Permendagri Berdasarkan hasil wawancara dengan para
dengan kondisi di Dinas Kependudukan Dan informan, menunjukkan bahwa untuk meminimalisisr
Pencatatan Sipil Kota Magelang serta penyebab dari jika nantinya terjadi konsekuensi dan pegawai harus
adanya perbedaan tersebut. menanggung resiko, maka hal yang dapat dilakukan
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah adalah dengan penambahan fasilitas untuk
dilakukan, dapat diketahui bahwa perbedaan dalam pengelolaan arsip serta penyediaan gedung
pengelolaan arsip yang paling terlihat adalah pada penyimpanan sehingga pengelolaan arsip terutama
tahapan penyimpanan. Karena penyimpanan arsip dibagian penyimpanan arsip akan terjaga dengan
dimasukkan langsung kedalam roll o’ pack dan baik. Selain itu pegawai juga harus bekerja dengan
gedungnya masih terbatas. Penyimpaana arsip tidak baik dan kompeten agar pengelolaan dapat terkendali
dimasukkan kedalam boks arsip sesuai prosedur, dan dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah
disimpan dalam ruangan yang terbatas kapasitasnya. diterapkan.
Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Magelang tetap berupaya dengan baik 3.5 Analisis Kendala Penerapan Implementasi
melakukan kegiatan terutama di bagian penyimpanan Permendagri Nomor 19 Tahun 2012
karena bagian ini menyangkut keberadaan serta Pada kegiatan implementasi Permendagri
menyangkut pemeliharaan arsip agar tetap terjaga terhadap proses pengelolaan arsip, terutama arsip
dengan baik. akta kelahiran yang dilakukan oleh pegawai Dinas
Perbedaan dalam pengelolaan arsip terjadi kependudukan dan pencatatan sipil Kota Magelang
karena petugas menyesuaikan kondisi lingkungan dan ditemui kendala yang sedikit menganggu kelancaran
kenyamanan dalam bekerja, selain itu perbedaan juga pekerjaan dan pelaksanaan implementasi. Dalam hal
terjadi karena fasilitas yang masih terbatas. Hal ini ini peneliti mewawancarai informan untuk
terjadi terutama dalam kegiatan penyimpanan arsip, mengetahui mengenai kendala apa saja yang dihadapi
dengan fasilitas dan ruangan penyimpanan yang pada penerapan Permendagri Nomor 19 Tahun 2012
terbatas, sehingga belum sesuai dengan peraturan dalam kegiatan pengelolaan arsip.
yang telah dikeluarkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan para
informan, maka dapat diketahui kendala utama dalam
3.4 Analisis Konsekuensi dan Resiko dalam pelaksanaan implementasi Permendagi Nomor 19
penerapan Implementasi Permendagri tahun 2012 dalam kegiatan pengelolaan arsip terletak
Nomor 19 Tahun 2012 pada gedung yang masih terbatas sehingga perlu
Terdapatnya perbedaan dalam pengelolaan arsip secepatnya dilakukan penambahan. Hal ini agar
antara peraturan yang telah diberlakukan dengan pekerjaaan menjadi tidak terhambat sehingga bisa
kondisi di lapangan seringkali akan menimbulkan diselesaikan dengan baik. Selain itu keterbatasan
suatu konsekuensi sendiri bagi instansi. Konsekuensi SDM untuk saat ini agar selanjutnya dapat
yang terjadi dapat berupa ketidaksesuaian kerja melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang lebih
antara peraturan dengan tindakan yang dilakukan maksimal. Sarana prasarana yang masih terbatas
sehingga menimbulkan perbedaan yang harus jumlahnya juga akan mempengaruhi kegiatan dari
dihadapi. Perbedaan inilah yang menyebabkan proses pengelolaan arsip tersebut.
kegiatan implementasi menjadi kurang maksimal. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti,
Peneliti melakukan wawancara dengan para informan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
untuk mengetahui adakah konsekuensi serta resiko Magelang memang masih kekurangan gedung tempat
yang terjadi dari adanya perbedaan tersebut, serta untuk bekerja, sehingga untuk ruang arsip masih
bagaimana menyikapi serta meminimalisir adanya digabungkan dengan ruang kerja lain, hal ini akan
konsekuensi tersebut. berdampak pada kegiatan pengelolaan arsip
Observasi yang dilakukan peneliti, diakibatkan oleh terbatasnya ruangan tersebut. Selain
menunjukkan bahwa dengan adanya keterbatasan itu SDM yang menangani pun masih terbatas
dalam penyimpanan, selain menimbulkan perbedaan jumlahnya, hal ini belum sesuai karena jumlah arsip
karena tidak sesuai dengan permendagri, akan yang terus bertambah dari waktu ke wakjtu, dari segi
menimbulkan resiko tersendiri dikemudian hari, fasilitas pun masih terbatas seperti lemari
bahwa seiring bertambahnya arsip akan penyimpanan arsip atau rol o’pack yang memiliki
membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih peranan penting dalam menjaga keamanan arsip.
4. Simpulan Daftar Pustaka
Penelitian tentang Implementasi Pengelolaan Akib, Haedar. 2010. “Implemetasi Kebijakan : Apa,
Arsip Berdasarkan Permendagri Nomor 19 Tahun Mengapa, dan Bagaimana”. Jurnal Administrasi
2012 Dalam Pengelolaan Arsip Akta Kelahiran, dapat Publik, volume 1 No.1 Tahun 2010.
diambil kesimpulan, yaitu Permendagri Nomor 19 http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/universitas
tahun 2012 terutama pada penelitian ini berfokus %20negeri%20makassar-digilib-unm-
pada arsip akta kelahiran, sudah diimplementasikan haedarakib-165-1-haedara-b.pdf.(Diakses
oleh Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota tanggal 1 Agustus 2016).
Magelang sejak pertama kali dikeluarkan oleh Ardjono, Doddy. 2015. “90 Persen Penduduk Punya
Kemendagri. Peraturan yang dikeluarkan oleh Akta Kelahiran”. Suara Merdeka, 7 Oktober
Kemendagri mencakup dua bagian, yaitu 2015.
Permendagri Nomor 19 Tahun 2012 yang mengatur Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
tentang pedoman pendokumentasian hasil Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di daerah, Cipta
dan Lampirannya yang mengatur tentang penataan, Barthos, Basir. 2014. Manajemen Kearsipan. Jakarta:
penyimpanan, pelayanan, alih media dan tata cara Bumi Aksara
penyusutan pendokumentasian hasil pendaftaran Caroline, Williams. 2013. “Records And Archives:
penduduk dan pencatatan sipil. Peraturan tersebut Concepts, Roles And Definition”
mencakup tata cara proses kegiatan pengelolaan http://www.facetpublishing.co.uk/downloads/fil
arsip, tahapannya yaitu dimulai dari penciptaan, e/brown-caroline-ch1.pdf (diakses tanggal 24
penataan, pemberian kode klasifikasi, penyimpanan, maret 2016)
pelayanan, pengendalian, penemuan kembali, Hasmardiyati. 2013. “Penataan Arsip Di Dinas
pemeliharaan, dan penyusutan. Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Pada tiap tahapan pengelolaan telah Natuna”. Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
diimpelemntasikan dengan baik sesuai dengan Volume 2 Nomor 2 Bulan Agustus 2013.
Permendagri Nomor 19 tahun 2012 yang ada. http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/publika/ar
Namun, di bagian penyimpanan terlihat perbedaan ticle/view/153 (diakses tanggal 24 Maret 201
karena dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang Hasugian, Joner. 2012. “Pengantar Kearsipan”.
masih terbatas, yaitu rol o’pack , tanpa dimasukkan http://bapersip.jatimprov.go.id/images/artikel/p
ke dalam boks arsip. Selain itu, Dinas Kependudukan engantar%20kearsipan%20oleh%20Drs.
dan Pencatatan Sipil Kota Magelang juga belum %20JONNER%20HASUGIAN,%20M.Si.pdf
memiliki ruangan tersendiri untuk penyimpanan arsip (diakses tanggal 24 Maret 2016)
sehingga masih menjadi satu dengan ruangan kerja Indarwati, Siwi. 2014. “Pengelolaan Arsip Dinamis
lain. Perbedaan dalam pengelolaan arsip terjadi Pada Kantor Kecamatan Gamping Kabupaten
Perbedaan dalam pengelolaan arsip terjadi karena Sleman Yogyakarta”
petugas menyesuaikan kondisi lingkungan dan http://eprints.uny.ac.id/17498/1/SKRIPSI.pdf.
kenyamanan dalam bekerja, selain itu perbedaan juga (diakses tangal 24 Maret 2016)
terjadi karena fasilitas yang masih terbatas. Hal ini Maskin, Eric. 2002. “Implementation Teory”.
terjadi terutama dalam kegiatan penyimpanan arsip, http://scholar.harvard.edu/maskin/files/impleme
dengan fasilitas dan ruangan penyimpanan yang ntation_theory_published_version.pdf (diakses
terbatas, sehingga belum sesuai dengan peraturan tanggal 24 Maret 2016)
yang telah dikeluarkan. Mindarti, Lely Indah. 2016. “The Implementation of
Konsekuensi serta resiko adanya keterbatasan participation principles in good governance”
dalam penyimpanan, selain menimbulkan perbedaan Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP)
karena tidak sesuai dengan permendagri, akan Volume 2 No.2 Tahun 2016.
menimbulkan resiko tersendiri dikemudian hari, http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/jiap/article
bahwa seiring bertambahnya arsip akan /view/571/836 (diakses tanggal 1 Agustus 2016)
membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih Novirsari, E. 2012. “Penilaian Kualitas Pelayanan
banyak pula. Penyimpanan yang baik akan Publik Pada Sistem Administrasi Manunggal
memudahkan nantinya dalam proses pemeliharaan. Satu Atap (Samsat) Keliling Di Unit Pelayanan
Jika saat ini penyimpanan masih menggunakan Teknis Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
fasilitas yang terbatas, dampaknya akan terjadi pada Sumatera Utara Tebing Tinggi”.
saat kegiatan pemeliharaan dimana arsip-arsip http://Repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
terutama yang berusia lama akan sulit terkendali, 9/32311/7/.pdf/ (diakses pada 1 Agustus 2016)
karena arsip yang berusia lama harus memiliki Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
pemeliharaan yang lebih ekstra agar fisik dan Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Pedoman
informasinya tidak rusak/ hilang. Pendokumentasian Hasil Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil di Daerah
Rachmawati, Tutik. 2015. “Kepatuhan kelompok
sasaran sebagai penentu keberhasilan
implementasi kebijakan: Studi kasus
implementasi PERDA Kota Bandung Nomor
4 Tahun 2011” Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik (JIAP) Volume 1 No.2 Tahun 2015
http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/jiap/artic
le/view/540/783 (diakses tanggal 1 Agustus
2016)
Sevilla, Conselo G. 2006. Pengantar Metode
Penelitian. Jakarta : Universitas Indonesia.
Sulistyo-Basuki. 2003. Manajemen Arsip Dinamis.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Suprayogo, Imam. 2003. Metodologi Penelitian
Sosial-Agama. Bandung : Remaja Rosdakarya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
administrasi kependudukan
Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta : Bumi Aksara
Wursanto, Ig. 1991. Kearsipan 1. Yogyakarta :
Kanisius

Anda mungkin juga menyukai