Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN ADAT ISTIADAT AMBALAN PRAMUKA PENEGAK

I. PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

II. TRI SATYA


TRI SATYA
DEMI KEHORMATANKU AKU BERJANJI AKAN BERSUNGGUH-SUNGGUH :
- MENJALANKAN KEWAJIBANKU TERHADAP TUHAN, DAN NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, SERTA MENGAMALKAN PANCASILA.
- MENOLONG SESAMA HIDUP DAN IKUT SERTA MEMBANGUN MASYARAKAT.
- MENEPATI DASA DARMA

III. DASA DARMA


DASA DARMA GERAKAN PRAMUKA
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan Tabah
6. Rajin Trampil dan Gembira
7. Hemat Cermat dan Bersahaja
8. Disiplin Berani dan Setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan

IV. PEMBUKAAN
Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam menjunjung tinggi Pancasila
dan Sang Merah Putih adalah harga mati, yang tidak bisa ditawar lagi.
Sesungguhnya anggota pramuka adalah bukti sejarah yang hingga saat ini terus
berkembang dalam mengisi pembangunan karakter bangsa dengan karya – karya
yang nyata teruji disetiap masa.
Gerakan Pramuka memang bukan satu-satunya organisasi pendidikan
karakter pemuda di Indonesia, namun Gerakan Pramuka yang bersifat universal
dan selalu menerapkan sistem metodik kepramukaan telah terbukti ampuh
dalam menghadapi tantangan zaman dari sejak berdirinya tahun 1961.
Dengan Tri Satya dan Dasa darma Pramuka telah mampu membuat tameng
jiwa patriot yang sopan dan ksatria dalam setiap hati sanubari pemuda
Indonesia, untuk itu maka dengan ini kegiatan kepramukaan di Gugus Depan
pangkalan universitas bangka belitungsegera untuk diaktifkan dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka yang berlaku. Dan demi terbentuknya karakter yang disiplin, berani dan
setia serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa maka tugas suci
ini menjadi tanggungjawab Ambalan H.AS Hanandjoeddin dan Fatimah Hasan
Delais dan segenap pengurus serta anggotanya, yang Tangguh, Adil, Bijaksana,
dan penuh kebersamaan serta kekeluargaan.

V. NAMA, STATUS, DAN TEMPAT AMBALAN


Pasal 1
Nama Ambalan Putera Gugus Depan 04-461 adalah H.AS Hanandjoeddin,
sedangkan Ambalan Puteri Gugus depan 04-462 adalah Fatimah Hasan Delais
Pasal 2
Ambalan H.AS Hanandjoeddin dan Ambalan Fatimah Hasan Delais berstatus
resmi dan disahkan oleh surat keputusan Pembina Gugus Depan ...... dan.......
Pasal 3
Ambalan H.AS Hanandjoeddin dan Ambalan Fatimah Hasan Delais bertempat di
Gugus depan 04-461 – 04-462 Pangkalan Universitas Bangka Belitung

VI. AZAZ, TUJUAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI AMBALAN


Pasal 4
Ambalan H.AS Hanandjoeddin dan Ambalan Fatimah Hasan Delais berazazkan
Pancasila, UUD 1945, UU No.12 Tahun 2010, Tris Satya dan Dasa Darma
Pramuka.

VII. SANDI AMBALAN


Pasal 5
SANDI AMBALAN
Satya dan darma adalah kehormatan, menjalankan kewajiban terhadap Tuhan
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah kewajiban.
Pancasila serta Jiwa Raga, Saling kasih dan sayang untuk sesama demi mencapai
insan mulia.
pahlawan bangsa telah menyumbangkan darah dan airmatanya, kemerdekaan
Indonesia merupakan hadiahnya, maka meneruskan perjuangan ini adalah tugas
suci kami.
Kusni kayata tetap tegar, berlaku hemat, cerdas, trampil dan selalu riang gembira
meski beban yang kami pikul bagai beratnya dunia, namun kami tetap semangat
untuk satu Indonesia demi satunya cita dan cinta .
Tak Luntur oleh Hujan minuman keras, Tak Lekang oleh panasnya narkoba, Tak
gentar jika membela kebenaran, dan tetap sopan serta bersimpatik dalam
pergaulan.
Kusni Kayata selalu berani dan setia, berani berbuat dan bertanggungjawab
untuk yang kami perbuat.
Kusni Kayata siap mengabdi dan berbakti, berhati suci berpikir bersih, pantang
menyerah dan putus asa, bersih dalam perkataan dan perbuatan.
Tri Darma Perguruan tinggi merupakan etos semangat kami
Akhirnya sebagai Ksatria Kusni Kayata siap menjadi Benteng nan taguh demi
kokoh dan majunya Ibu Pertiwi.

VIII. MOTTO AMBALAN


Pasal 6
Terapan (Terampil Membangun Peradaban)
Bahasa Sansekerta ( Kushal Nirmaan Karana Sabhyata) (Kusni Kayata)
IX. VISI DAN MISI AMBALAN
Pasal 7
Visi Ambalan adalah:
Mengembangkan aksi kreatif dalam rangka menjalankan satya dan darma
berlandaskan tri darma perguruan tinggi
Pasal 8
Misi Ambalan adalah:
- Berpikir, Bertindak Cepat dan Tepat
- Berkarya Nyata dalam membangun peradaban
- Pantang Menyerah dan Putus Asa membangun masyarakat
- Aktifdan Inovatif dalam bekerja
- Krea tifitas menjalankan usaha tanpa batas

Pasal 9

Visi Ambalan adalah :


Mengembangkan aksi kreatif dalam rangka menjalankan satya dan darma
berlandaskan tri darma perguruan tinggi.
Pasal 10
Misi Ambalan adalah :
- Berpikir, Bertindak Cepat dan Tepat
- Berkarya Nyata dalam membangun peradaban
- Pantang Menyerah dan Putus Asa membangun masyarakat
- Aktifdan Inovatif dalam bekerja
- Kreatifitas menjalankan usaha tanpa batas

X. ARTI LAMBANG AMBALAN


- Bentuk dasar logo adalah bulat dengan dua tonjolan
melambangkan kebulatan tekad dan tak terhalang oleh apapun
- Bulat melambangkan persatuan dan kesatuan yang utuh
- Tunas Kelapaa melambangkan dua lambang yang terpisah
- 3 Bintang melambangkan tri satya berlandaskan ketuhanan
- Daun semanggi 4 helai melambangkan keberuntungan
- Lada melambangkan kemakmuran dan kejayaan Bangka Belitung
- Warna putih melambngakn kesucian
- Warna biru melambangkan kedalam ilmu
- Warna kuring melambngakn kejayaan
- Warna Hijau melambangkan aksi sosial
- H.AS. HANANDJOEDDIN & FATIMAH HASAN DELASIS adalah
nama pahlawan Kepulauan Bangka Belitung
- Universitas Bangka Belitung adalah pangkalan
- 04.461-04.462 adalah nomor Gugus Depan Putra dan Putri

XI. STRUKTUR ORGANISASI, SYARAT PENGURUS, TUGAS POKOK


Ambalan

Pasal 11
Pradana disebut Pradana Ambalan merangkap Anggota
Kerani Merangkap Anggota
Juru Uang Merangkap Anggota
Pemangku Adat Merangkap Anggota
Anggota terdiri dari beberapa Sangga
( Skema Terlampir )
Pasal 12
Untuk menjadi Pengurus Ambalan H.AS Hanandjoeddin dan Fatimah Hasan
Delais dengan syarat sebagai berikut:
a. Aktif dalam kegiatan Ambalan baik Internal maupun Eksternal.
b. Tingkatannya Laksana, atau sekurang-kurangnya Bantara yang dalam waktu
paling lama tiga bulan akan dilantik menjadi Laksana.
c. Menjalankan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka.
d. Mampu menjadi Fasilisator, Mediator, Inovator, Motivator bagi anggota
Ambalan lainnya.
e. Memegang teguh adat istiadat Ambalan
f. Sanggup memimpin Tamu Ambalan, Calon , dan Bantara.
g. Sanggup menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anggota Ambalan
lainnya.
h. Dapat mengatur waktu yang baik dan tepat dalam menjalankan tugas-tugas
sebagai pengurus Ambalan
i. Wajib mengenakan tanda jabatan Dewan Ambalan pada seragam
pramukanya.

Pasal 13

Tugas Pokok Pengurus Ambalan adalah :

a. Bertanggungjawab kepada Pembina Gugus depan dan Pembina Satuan dalam


Pra, Masa dan Pasca kegiatan Ambalan , baik di pangkalan maupun dalam
wilayah perwakilan sementara Ambalan. #)
b. Mengelola dengan baik semua kegiatan Ambalan
c. Membuat Proposal / Naskah Usulan Kegiatan sebelum kegiatan dilaksanakan,
paling cepat dua bulan sebelum kegiatan berlangsung.
d. Membuat Laporan secara tertulis, dengan baik dan benar tentang semua
kegiatan yang telah dilaksanakan, lengkap dengan foto-foto kegiatannya.
e. Memungut dan mengelola keuangan Ambalan yang berasal dari uang iuran
anggota Ambalan, sekaligus mempertanggungjawabkannya dalam
Musyawarah Ambalan.
f. Mengadakan Musyawarah Ambalan setiap tiga tahun sekali, paling lambat
satu minggu sebelum Musyawarah gugus Depan dilangsungkan.
g. Mengadakan Rapat Pleno setiap Enam Bulan satu kali guna menjabarkan hasil
Musyawarah Ambalan.
h. Menjalankan semua ketentuan yang diamanatkan dalam Musyawarah
Ambalan.
i. Mewakili dan Memimpin Ambalan dalam kegiatan diluar pangkalan.
j. Dapat menjalin kerjasama dengan organisasi, Lembaga, Ambalan lain seizin
Pembina Gugus depan.
k. Mempersiapkan kegiatan rutin ( Latihan reguler ) atau kegiatan bersifat
insidential.
l. Menyelenggarakan Administrasi dan Kesekretariatan Ambalan dengan baik
dan benar.
m. Memimpin dan menjalankan semua ketentuan adat istiadat Ambalan selama
di pangkalan atau diperwakilan sementara pangkalan.

Pasal 12

Tugas Pokok Pradana Ambalan:

a. Memimpin dan bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatan Ambalan.


b. Mewakili Anggota Ambalan dalam kegiatan diluar pangkalan.
c. Mengawasi sistem dan pengelolaan Ambalan sebaik mungkin.
d. Melaporkan semua kegiatan ke Pembina Satuan
e. Bersama Pengurus Ambalan lainnya bertanggungjawab dalam pengelolaan
Kegiatan, Administrasi, Keuangan dan Penyelenggaraan Adat Ambalan
sampai habis masa baktinya.

Pasal 13
Tugas Pokok Kerani :
a. Menyelenggarakan sistem dan mekanisme administrasi dan kesekretariatan
dengan baik dan benar sampai habis masa baktinya.
b. Bersama Pengurus Ambalan dan Ambalan Lainnya bertanggungjawab dalam
pengelolaan Ambalan sampai habis masa baktinya.
c. Pembuat laporan untuk setiap kegiatan Ambalan dan Ambalan dan wajib
diketahui oleh Pradana/Pradana Ambalan.
d. Mewakili Ambalan dan Ambalan saat Pradana/Pradana Ambalan berhalangan
hadir.

Pasal 14
Tugas Pokok Juru Uang :

a. Menyelenggarakan sistem dan mekanisme keuangan Ambalan dan Ambalan


dengan jujur, baik dan benar.
b. Bertanggungjawab penuh tentang masalah keuangan baik dari iuran anggota
maupun dari sumber lain yang sah dan diketahui Pradana/Pradana Ambalan
dan Kerani.
c. Membuat laporan keuangan secara baik dan akuntable.
d. Mewakili Ambalan dan Ambalan saat Pradana/Pradana Ambalan, dan Kerani
berhalangan hadir.

Pasal 15

Tugas Pokok Pemangku Adat :

a. Menyelenggarakan sistem dan Mekanisme peradatan Ambalan/Ambalan


dengan baik dan benar.
b. Memberi Pemahaman yang benar tentang adat istiadat Ambalan/Ambalan
kepada semua anggota Ambalan/Ambalan.
c. Mampu menganalisa masalah pelanggaran adat Ambalan/Ambalan pantas
atau tidak untuk diteruskan kepada sidang dewan kehormatan
Ambalan/Ambalan.
d. Jika dianggap perlu berhak mengusulkan diadakannya Sidang Dewan
Kehormatan kepada Pembina Gugus Depan.

Pasal 16

Skema Struktur Organisasi

PEMANGKU
ADAT

PRADANA
AMBALAN

KERANI JURU UANG


ANGGOTA
AMBALAN

XII. SISTEM UPACARA RESMI AMBALAN

Pasal 16
Sistem Upacara dalam kegiatan Ambalan H.AS. Hanandjoedin – Fatimah Hasan
Delais mengacu kepada Petunjuk penyelenggaraan No.178 Tahun 1979. Yang
urutannya sebagai berikut :

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA


NOMOR 178 TAHUN 1979
PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN
PRAMUKA
............................
Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :
a. Kerapian setiap anggota Ambalan
b. Dewan Ambalan menyiapkan perlengkapan upacara
c. Pradana Ambalan mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan
bersaf
d. Laporan Pemimpin Sangga kepada Pradana Ambalan
e. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pimpinan Sangga
pindah ke tempat Pimpinan Sangga
f. Para Pimpinan Sangga sesudah laporan mengambil tempat disebelah kanan
barisan
g. Pradana Ambalan menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan
para Pimpinan Sangga
h. Pradana Ambalan mengambil tempat didepan barisan, sesuai dengan adat
Ambalan yang berlaku
i. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana Ambalan pemimpin
penghormatan
j. Pembacaan Dasa darma atau sandi Ambalan oleh petugas
k. Pembina Penegak membaca Pancasila diikuti oleh anggota Ambalan
l. Pengumuman dari Pradana Ambalan/Pembina
m. Pradana Ambalan memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing
n. Barisan dibubarkan oleh Pradana Ambalan dilanjutkan dengan acara latihan

Pt. 39. Upacara Penutupan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai


berikut :
a. Kerapian Setiap anggota Ambalan
b. Pradana Ambalan mengumpulkan anggota Ambalan dalam bentuk barisan
bersaf
c. 1) Pemimpi Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan
2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ketempat Pimpinan Sangga
d. Pradana Ambalan menjemput pembina Penegak dan mengantarkannya
kesebelah kanan barisan
e. Pradana Ambalan mengambil tempat didepan barisan sesuai dengan adat
Ambalan yang berlaku
f. Petugas bendera menurunkan bendera untuk disimpan
g. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas
h. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-
lain
i. Pradana Ambalan memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing
j. Laporan Pradana Ambalan kepada Pembina Penegak
k. Pradana Ambalan membubarkan barisan

Pt. 40. Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam


rangkaian Upacara Pembukaan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
a. Anggota Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana Ambalan atau pembina
b. Pradana Ambalan dan Pembina memperkenalkan anggota kepada anggota
Ambalan
c. Pradana Ambalan atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk
mengikuti kegiatan Ambalan
d. Barisan dibubarkan, lanjutkan dengan acara latihan

Pt. 41. Upacara Peneriman Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah


Upacara Pembukaan Latihan dengan jalan sebagai berikut:
a. Pradana Ambalan mengumpulkan anggota Ambalan
b. Tamu Ambalan berada ditempat yang telah disediakan
c. Penegak Wira/Penegak Tama yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan
d. Tamu Ambalan dijemput oleh petugas untuk menghadap Pradana Ambalan
e. Pengantar kata Pradana Ambalan / Pembina
f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon
Penegak
g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di Ambalan
j. Ucapan selamat dari anggota Ambalan dilanjutkan dengan acara latihan

Pt. 42. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Wira, tidak
boleh dihadiri Calon Penegak lainnya pelaksanaannya diatur sebagai
berikut:
a. Dewan Ambalan menyiapkan perlengkapan Upacara
b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan
pendamping kiri kehadapan Pembina
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri
mengenai watak dan kecakapan Calon
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali kesangganya
e. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas kesebelah kanan depan Pembina,
anggota Ambalan menghormat dipimpin oleh Pradana Ambalan atau petugas
f. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum antara Pembina dengan Calon
g. Pembina memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya
i. Ucapan janji Trysatya yang dituntun oleh Penbima Penegak,dengan jalan
memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan
didada kiri tepat dengan jantungnya kemudian disusul dengan penyematan tanda
Penegak Ambalan oleh calon Penegak sendiri
j. Penghormatan Ambalan kepada Penegak yang baru dilantik
k. Ucapan selamat dari anggota Ambalan
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Wira yang selesai
dilantik untuk kembali kesangganya

Pt. 43 Upacara Kenaikan Tingkat Penegak Wira Menjadi Penegak Ambalan


dilakukan sebagai berikut:
a. Pradana Ambalan atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota Ambalan
b. Penegak Wira yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya kehadapan
Pembina
c. Pembina minta peryataan pendamping mengenai perkembangan watak dan
kecakapan yang bersangkutan
d. Para pendamping kembali ketempat
e. Tanya jawab tentang SKU antara Pembina dengan Penegak Wira yang akan
naik tingkat
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas kesebelah kanan depan Pembina
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang
bersangkutan
h. Pembina melepas tanda Penegak Wira disertai pesan seperlunya
i. Tanda Penegak Tama dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan
j. Penegak Wira yang akan naik tingkat mengulang janji Trisatya, dituntun oleh
Pembina dengan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang
ditempelkan didada kiri tepat dengan jantungnya
k. Pembina memimpin doa dengan agama dan kepercayaan masing-masing
l. Ucapan selamat dari anggota Ambalan
m. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradana Ambalan untuk meneruskan
acara
Pt. 44. Upacara Pemberian Tanda kecakapan Khusus kepada Penegak yang
telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan
Latihan/ Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut:
a. Penegak yang akan menerima TKK dipanggil kedepan Pembina
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi
c. Penyematan TKK dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina
d. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradana Ambalan, untuk meneruskan
acara

Upacara Adat Ambalan Untuk Pembukaan Kegiatan Besar Ambalan:


1. Dilaksanakan setelah upacara resmi dan peserta belum bubar, masih dalam
barisan.
2. Penancapan senjata adat yang disusul dengan pembacaan sandi ambalan. Pada
saat dibacakan sandi ambalan semua peserta upacara memegang ujung kacu
dengan tangan kanan dan diletakkan pada dada sebelah kiri dekat posisi
jantung. Jika sandi ambalan selesai dibacakan maka ujung kacupun
dilepaskan.

XII. TAMU AMBALAN DAN KEANGGOTAAN AMBALAN


Pasal 17
Tamu Ambalan adalah Pemuda/Siswa/ anggota pramuka yang karena usianya
telah melewati batas usia golongan penegak, dan ingin bergabung menjadi
anggota Ambalan H.AS Hanandjoeddin dan Fatimah Hasan Delais
Pasal 18
Selama menjadi Tamu Ambalan, yang bersangkutan tidak terikat dengan sistem
peradatan Ambalan yang berlaku, namun wajib menghargai adat Ambalan yang
ada.
Pasal 19
Tamu Ambalan diberi batas waktu paling lama 3 ( Tiga ) bulan untuk
memutuskan bersedia atau tidaknya bergabung menjadi anggota Ambalan.

Pasal 20
Untuk menjadi anggota Ambalan seorang tamu Ambalan wajib mengisi formulir
pengajuan menjadi anggota Calon , yang sekaligus menjadi anggota Ambalan.
Pasal 21
Seorang Calon wajib mengikuti sistem peradatan yang berlaku di Ambalan.
Pasal 22
Kewajiban Calon :
a. Aktif dalam kegiatan Ambalan baik Internal maupun Eksternal.
b. Selalu berpakaian lengkap saat kegiatan resmi Ambalan
c. Mengisi SKU Golongan Penegak
d. Bersedia Membayar formulir menjadi anggota Ambalan sebesar Rp 5.000 /
lembar.
e. Bersedia membayar iuran anggota sebesar Rp 5.000 / Minggu dibayar saat
kegiatan latihan rutin Ambalan.
f. Jika selesai mengisi SKU bersedia dilantik untuk menjadi Pramuka Bantara.
g. Bersedia menyumbangkan sebuah buku atau yang bermanfaat bagi Gugus
Depan sebagai cinderamata sesaat akan dilantik menjadi Pramuka Penegak.

Pasal 23

Kewajiban Penegak :

1. Selalu aktif dalam kegiatan Ambalan baik internal maupun eksternal.


2. Selalu mengenakan seragam pramuka dan atribut harian yang menjadi
haknya dalam kegiatan kepramukaan.
3. Dapat menjadi contoh dan pemimpin teladan yang baik bagi tamu, dan calon.
4. Menjaga nama baik Gugus Depan, Ambalan dan kehormatan dirinya sendiri.
5. Wajib berupaya mencapai SKK Golongan .
6. Aktif dalam salah satu Satuan Karya Pramuka, tanpa meninggalkan keaktifan
di Ambalan / Gugus Depan.
7. Mempelajari Jukran tentang Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan
Penegak, dan Jukran Dewan Kerja Pramuka.
8. Mengikuti Gladian Pimpinan Satuan ( Dianpinsat ).
9. Tetap membayar iuran sesuai dengan ketentuan Dewan Ambalan.
10. Mengikuti Kursus Pengelola Dewan Kerja ( KPDK ).
11. Menyumbangkan karya tulis, yang bermanfaat bagi Gugus Depan sebagai
cinderamata.

Pasal 25

Ambalan dapat menerima anggota luar biasa dengan ketentuan:

1. Bukan bertugas/ beraktifitas dalam pangkalan.


2. Bersedia mengikuti semua ketentuan adat Ambalan.
3. Jika ada biaya yang timbul akibat aktifitas di Ambalan maka anggota luarbiasa
harus mengeluarkan biaya yang wajar dan sesuai ketentuan dari Pembina.
4. Siap dan selalu menjaga kehormatan Pramuka dan Ambalan H.AS
Hanandjoeddin – Fatimah Hasan Delais dan nama baik Gudep 04.461-04.462
Universitas Bangka Belitung
5. Jika melanggar siap menghadapi sidang dewan kehormatan .

XIII. PERLENGKAPAN UPACARA ADAT AMBALAN


Pasal 26
Perlengkapan Upacara Adat Ambalan meliputi:
1. Panji- Panji Ambalan. Berupa Bendera berbentuk persegi apanjang dengan
ukuran 90 X 135 cm. Berbahan dasar satin, yang ditengah-tengahnya dibordir
lambang Ambalan pada dua sisinya. Pada tiga sisi selain sisi tali pengikat
dipasang rumbai yang warnanya kontras dengan warna dasar panji.
2. Selempang Ambalan. Berupa kain panjang dengan ukuran 10 x 150 cm,
warna, dasar kain, dan rumbai sama dengan panji Ambalan, tertera tulisan
nama Ambalan yang dibordir tepat disisi depan selempang. Dikenakan dari
bahu kanan ke pinggang kiri.
3. Senjata Adat Ambalan, merupakan sebuah Parang serbaguna.

Pasal 27

Anggota Yang berhak mengenakan atribut upacara adat Ambalan adalah para
pengurus Ambalan.

Pasal 28

Atribut upacara adat Ambalan hanya dikenakan saat upacara adat Ambalan, dan
Prosesi penyerahan penghargaan bagi anggota Ambalan, dan pemakainya
berpakaian lengkap Pramuka.

XIV. PENGHARGAAN BAGI ANGGOTA AMBALAN


Pasal 29
Anggota berhak mendapat pengghargaan berupa piagam, sertifikat, tanda
kecakapan umum, tanda kecakapan khusus, bintang tahunan, dan lain
sebagainya sepanjang menjadi hak dan resmi dikeluarkan oleh Gudep, Kwartir,
atau lembaga lainnya, selama tidak bertentantangan dengan perundang –
undangan yang berlaku.

XV. DEWAN KEHORMATAN PENEGAK


Pasal 30
Dewan Kehormatan dibentuk jika ada sesuatu kejadian yang luar biasa, di
Ambalan dan Gugus Depan.

Pasal 31
Susunan Dewan Kehormatan adalah , jika terjadi pelanggaran terhadap adat
istiadat Ambalan :
1. Pembina sebagai penasehat sidang.
2. Pemangku Adat berfungsi sebagai Hakim.
3. Pradana Ambalan/Kerani/Juru Uang berfungsi sebagai penuntut umum.
4. Pemimpin Sangga / Wakil Pemimpin Sangga berfungsi sebagai Pembela.

Pasal 32
Tatacara Sidang Dewan Kehormatan dan Penegak:

1. Perkara yang akan disidangkan harus jelas dengan tiga unsur, yang meliputi :
a. Adanya Barang Bukti yang kuat.
b. Ada saksi yang dapat dipercaya.
c. Ada laporan baik lisan atau tulisan
d. Adanya proses penyidikan
2. Laporan diproses oleh Kerani, selanjutnya untuk disampaikan secara tertulis
kepada Pradana Ambalan, Penghulu dan Juru Uang, serta semua Pemimpin /
Wakil Pemimpin Sangga.
3. Selain anggota- anggota tersebut diatas, maka tidak boleh ada tahu saat
pemprosesan berlangsung.
4. Atur Pemeriksaan oleh Pradana Ambalan. Jika terbukti maka diteruskan ke
sidang dewan kehormatan jika tidak maka Pradana Ambalan/ Kerani/ Juru
Uang dan Pemimpin Sangga yang bersangkutan dapat diselesaikan dengan
kekeluargaan yang telah diatur dalam adat – istiadat Ambalan.
5. Sidang Dewan Kehormatan, dipimpin oleh Pemangku adat. Dengan tatacara:
a. Seluruh anggota Ambalan( Kecuali Tamu Ambalan dan Tamu Ambalan )
dikumpulkan dalam satu tempat .
b. Pemangku membuka sidang dengan ucapan seperlunya.
c. Pradana Ambalan Menyampaikan/membaca permasalahannya seizin
Pemangku.
d. Pradana Ambalan mengusulkan sanksinya.
e. PinKa / Wapinka berusaha membela untuk mengurangi/ bahkan
menghilangkan sanksi.
f. Pemangku menetapkan sanksi setelah mendengarkan dan
mempertimbangkan asal permasalahan, dan akibat yang terjadi jika
sanksi ditetapkan.

Pasal 33

Sidang Dewan Kehormatan Untuk Pemberian Penghargaan:

1. Pradana Ambalan menerima usulan dari Kerani/ Juru Uang/Penghulu / Pinka


tentang anggota yang pantas diberikan penghargaan.
2. Pradana Ambalan melapor kepada Pembina.
3. Pembina bersama Pemangku Adat dan Pradana Ambalan menetapkan
penghargaan apa dan waktu penyerahannya.
4. Pradana Ambalan menyampaikan kepada anggota yang menerima penghargaan
untuk bersiap.
5. Penyerahan dilakukan dengan upacara adat.
6. Tertib Acara upacara penyerahahan penghargaan:
a. Pradana Ambalan mengumpulkan seluruh anggota Ambalan, pada suatu
tempat yang dihadiri seluruh anggota termasuk tamu Ambalan jika
penghargaan berupa, Bintang Tahunan, Piagam Penghargaan. ( Sebaiknya
dilapangan ).

XVI. ATURAN DALAM ADAT AMBALAN


1. Dilarang merokok pada saat menggunakan PDL, PDH dan didalam sanggar
2. Wajib menggunakan helm ketika memakai Baju PDL dan PDH
3. Menjaga Kebersihan Sanggar
4. Tidak Berkata kasar ketika menggunakan pakaian pramuka
5. Saling Menghargai
6. Menjaga nama baik Gerakan Pramuka didalam maupun diluar
7. Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari Sanggar
8. Dalam seminggu wajib berkujung minimal 1 kali
9. Menjaga Kerapian Sanggar
10. 6S (Senyum, Salam, Sapa, sopan, santun dan semangat)
11. Dilarang melarang Phubbing didalam rapat
12. Hentikan kegiatan ketika waktu beribadah
13. Dilarang pacaran sesama anggota UKM Gerakan Pramuka
14. Datang tepat waktu pada saat rapat dan dengan izin yang tepat
15. Amanah dalam menjalankan tugas
16. Khusus Perempuan menggunakan Kerudung keluar ketika memakai seragam
pramuka (PDL &PDH)
17. Menggunakan PDL di hari Rabu
18. Tidak boleh mengambil alih
19. Berpakaian rapi didalam forum

Sanksi :

Sanksi Ringan :

- Teguran
- Bikin Esai
-

Sanksi Sedang :

- Membuat surat pernyataan dittd oleh Pradana Ambalan


- Sanksi Sosial

Sanksi Berat :

- Tidak diikut sertakan Dalam kegiatan yang akan terselengara


- Bikin Surat Pernyataan di ttd Pembina
- Dikeluarkan dari anggota Kepramukaan UBB

Anda mungkin juga menyukai