I. PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
IV. PEMBUKAAN
Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam menjunjung tinggi Pancasila
dan Sang Merah Putih adalah harga mati, yang tidak bisa ditawar lagi.
Sesungguhnya anggota pramuka adalah bukti sejarah yang hingga saat ini terus
berkembang dalam mengisi pembangunan karakter bangsa dengan karya – karya
yang nyata teruji disetiap masa.
Gerakan Pramuka memang bukan satu-satunya organisasi pendidikan
karakter pemuda di Indonesia, namun Gerakan Pramuka yang bersifat universal
dan selalu menerapkan sistem metodik kepramukaan telah terbukti ampuh
dalam menghadapi tantangan zaman dari sejak berdirinya tahun 1961.
Dengan Tri Satya dan Dasa darma Pramuka telah mampu membuat tameng
jiwa patriot yang sopan dan ksatria dalam setiap hati sanubari pemuda
Indonesia, untuk itu maka dengan ini kegiatan kepramukaan di Gugus Depan
pangkalan universitas bangka belitungsegera untuk diaktifkan dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka yang berlaku. Dan demi terbentuknya karakter yang disiplin, berani dan
setia serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa maka tugas suci
ini menjadi tanggungjawab Ambalan H.AS Hanandjoeddin dan Fatimah Hasan
Delais dan segenap pengurus serta anggotanya, yang Tangguh, Adil, Bijaksana,
dan penuh kebersamaan serta kekeluargaan.
Pasal 9
Pasal 11
Pradana disebut Pradana Ambalan merangkap Anggota
Kerani Merangkap Anggota
Juru Uang Merangkap Anggota
Pemangku Adat Merangkap Anggota
Anggota terdiri dari beberapa Sangga
( Skema Terlampir )
Pasal 12
Untuk menjadi Pengurus Ambalan H.AS Hanandjoeddin dan Fatimah Hasan
Delais dengan syarat sebagai berikut:
a. Aktif dalam kegiatan Ambalan baik Internal maupun Eksternal.
b. Tingkatannya Laksana, atau sekurang-kurangnya Bantara yang dalam waktu
paling lama tiga bulan akan dilantik menjadi Laksana.
c. Menjalankan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka.
d. Mampu menjadi Fasilisator, Mediator, Inovator, Motivator bagi anggota
Ambalan lainnya.
e. Memegang teguh adat istiadat Ambalan
f. Sanggup memimpin Tamu Ambalan, Calon , dan Bantara.
g. Sanggup menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anggota Ambalan
lainnya.
h. Dapat mengatur waktu yang baik dan tepat dalam menjalankan tugas-tugas
sebagai pengurus Ambalan
i. Wajib mengenakan tanda jabatan Dewan Ambalan pada seragam
pramukanya.
Pasal 13
Pasal 12
Pasal 13
Tugas Pokok Kerani :
a. Menyelenggarakan sistem dan mekanisme administrasi dan kesekretariatan
dengan baik dan benar sampai habis masa baktinya.
b. Bersama Pengurus Ambalan dan Ambalan Lainnya bertanggungjawab dalam
pengelolaan Ambalan sampai habis masa baktinya.
c. Pembuat laporan untuk setiap kegiatan Ambalan dan Ambalan dan wajib
diketahui oleh Pradana/Pradana Ambalan.
d. Mewakili Ambalan dan Ambalan saat Pradana/Pradana Ambalan berhalangan
hadir.
Pasal 14
Tugas Pokok Juru Uang :
Pasal 15
Pasal 16
PEMANGKU
ADAT
PRADANA
AMBALAN
Pasal 16
Sistem Upacara dalam kegiatan Ambalan H.AS. Hanandjoedin – Fatimah Hasan
Delais mengacu kepada Petunjuk penyelenggaraan No.178 Tahun 1979. Yang
urutannya sebagai berikut :
Pt. 42. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Wira, tidak
boleh dihadiri Calon Penegak lainnya pelaksanaannya diatur sebagai
berikut:
a. Dewan Ambalan menyiapkan perlengkapan Upacara
b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan
pendamping kiri kehadapan Pembina
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri
mengenai watak dan kecakapan Calon
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali kesangganya
e. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas kesebelah kanan depan Pembina,
anggota Ambalan menghormat dipimpin oleh Pradana Ambalan atau petugas
f. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum antara Pembina dengan Calon
g. Pembina memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya
i. Ucapan janji Trysatya yang dituntun oleh Penbima Penegak,dengan jalan
memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan
didada kiri tepat dengan jantungnya kemudian disusul dengan penyematan tanda
Penegak Ambalan oleh calon Penegak sendiri
j. Penghormatan Ambalan kepada Penegak yang baru dilantik
k. Ucapan selamat dari anggota Ambalan
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Wira yang selesai
dilantik untuk kembali kesangganya
Pasal 20
Untuk menjadi anggota Ambalan seorang tamu Ambalan wajib mengisi formulir
pengajuan menjadi anggota Calon , yang sekaligus menjadi anggota Ambalan.
Pasal 21
Seorang Calon wajib mengikuti sistem peradatan yang berlaku di Ambalan.
Pasal 22
Kewajiban Calon :
a. Aktif dalam kegiatan Ambalan baik Internal maupun Eksternal.
b. Selalu berpakaian lengkap saat kegiatan resmi Ambalan
c. Mengisi SKU Golongan Penegak
d. Bersedia Membayar formulir menjadi anggota Ambalan sebesar Rp 5.000 /
lembar.
e. Bersedia membayar iuran anggota sebesar Rp 5.000 / Minggu dibayar saat
kegiatan latihan rutin Ambalan.
f. Jika selesai mengisi SKU bersedia dilantik untuk menjadi Pramuka Bantara.
g. Bersedia menyumbangkan sebuah buku atau yang bermanfaat bagi Gugus
Depan sebagai cinderamata sesaat akan dilantik menjadi Pramuka Penegak.
Pasal 23
Kewajiban Penegak :
Pasal 25
Pasal 27
Anggota Yang berhak mengenakan atribut upacara adat Ambalan adalah para
pengurus Ambalan.
Pasal 28
Atribut upacara adat Ambalan hanya dikenakan saat upacara adat Ambalan, dan
Prosesi penyerahan penghargaan bagi anggota Ambalan, dan pemakainya
berpakaian lengkap Pramuka.
Pasal 31
Susunan Dewan Kehormatan adalah , jika terjadi pelanggaran terhadap adat
istiadat Ambalan :
1. Pembina sebagai penasehat sidang.
2. Pemangku Adat berfungsi sebagai Hakim.
3. Pradana Ambalan/Kerani/Juru Uang berfungsi sebagai penuntut umum.
4. Pemimpin Sangga / Wakil Pemimpin Sangga berfungsi sebagai Pembela.
Pasal 32
Tatacara Sidang Dewan Kehormatan dan Penegak:
1. Perkara yang akan disidangkan harus jelas dengan tiga unsur, yang meliputi :
a. Adanya Barang Bukti yang kuat.
b. Ada saksi yang dapat dipercaya.
c. Ada laporan baik lisan atau tulisan
d. Adanya proses penyidikan
2. Laporan diproses oleh Kerani, selanjutnya untuk disampaikan secara tertulis
kepada Pradana Ambalan, Penghulu dan Juru Uang, serta semua Pemimpin /
Wakil Pemimpin Sangga.
3. Selain anggota- anggota tersebut diatas, maka tidak boleh ada tahu saat
pemprosesan berlangsung.
4. Atur Pemeriksaan oleh Pradana Ambalan. Jika terbukti maka diteruskan ke
sidang dewan kehormatan jika tidak maka Pradana Ambalan/ Kerani/ Juru
Uang dan Pemimpin Sangga yang bersangkutan dapat diselesaikan dengan
kekeluargaan yang telah diatur dalam adat – istiadat Ambalan.
5. Sidang Dewan Kehormatan, dipimpin oleh Pemangku adat. Dengan tatacara:
a. Seluruh anggota Ambalan( Kecuali Tamu Ambalan dan Tamu Ambalan )
dikumpulkan dalam satu tempat .
b. Pemangku membuka sidang dengan ucapan seperlunya.
c. Pradana Ambalan Menyampaikan/membaca permasalahannya seizin
Pemangku.
d. Pradana Ambalan mengusulkan sanksinya.
e. PinKa / Wapinka berusaha membela untuk mengurangi/ bahkan
menghilangkan sanksi.
f. Pemangku menetapkan sanksi setelah mendengarkan dan
mempertimbangkan asal permasalahan, dan akibat yang terjadi jika
sanksi ditetapkan.
Pasal 33
Sanksi :
Sanksi Ringan :
- Teguran
- Bikin Esai
-
Sanksi Sedang :
Sanksi Berat :