WNI akan belajar banyak di Jepang dan bisa berkontribusi untuk memajukan industri di
Indonesia.
Keuntungan bagi Jepang :
Pihak Jepang diuntungkan dengan ketersediaan tenaga kerja bagi industri-industri yang ada di
sana
Program Magang vs TKI
Program magang :
✓ Bertujuan pembelajaran
✓ Berstatus siswa trainee
✓ Tidak sepenuhnya bekerja, tetapi belajar sambil bekerja
✓ Menerima uang saku “teate” bukan gaji
✓ Mengikuti proses pelatihan yang berfokus pada penguasaan bahasa dan pengenalan
industri Jepang
✓ Program magang berlangsung 3 tahun, bisa diperpanjang hingga 5 tahun jika kinerjanya
bagus
✓ Mantan peserta magang tidak bisa kembali ke Jepang dengan status trainee. Bisa kembali
bekerja di Jepang dengan Visa Tokutei Ginou (visa tenaga kerja dengan skill spesifik)
Pendidikan
Pendaftaran Pemberkasan Premedical Bhs.Jepang
(1-3 bulan)
Pelatihan Terpusat
Wawancara Medical Check Up Pemberangkatan
(+/- 3 Bulan)
Jalur swasta diselenggarakan oleh LPK. LPK harus memiliki izin Sending Organization (SO)
Dan melaksanakan operasional di Indonesia. LPK SO bekerjasama dengan Accepted
Organization (AO) yang akan melaksanakan operasional di Jepang dan menempatkan
pemagang di perusahaan.
Jalur swasta pembiayaan ditanggung sendiri oleh calon peserta magang karena tidak ada
subsidi pemerintah.
Biaya magang ke Jepang beragam tergantung LPK. Biasanya pada kisaran 20-35 juta mulai
dari pelatihan awal hingga pemberangkatan.
Minus (-)
Pemagang hanya mendapat pencairan asuransi, tidak ada bantuan modal seperti jalur negeri.
Penyaluran kerja tergantung pihak LPK.
Plus (+)
✓ Jalur swasta proses lebih cepat. Syarat dan prosedur seleksi tidak sekompleks jalur negeri.
✓ Rentang usia yang diperbolehkan mendaftar jauh lebih panjang.
✓ Pelatihan bisa ditempuh 3-5 bulan , kemudian langsung diberangkatkan.
✓ Rekrutmen dilakukan hampir tiap bulan
Sumber : pintek.id
Informasi dari comment FB Arif Al-Amri Bin Harpulis atas pertanyaan tentang kondisi tidak
betah kerja di Jepang meskipun terikat kontrak 3 tahun. Apakah bisa pulang dan ada sangsi?
Mensetsu
Siswa bebas bertanya apapun ke pihak perusahaan
Bagaimana keadaan perusahaan?
Bagaimana kondisi pekerjaan?
Gaji yang didapatkan
Berapa hari libur yang didapatkan?
Kontrak turun
Periksa isi kontraknya
Apa saja yang akan didapatkan
Apa saja kewajiban yang harus dipenuhi?
Setelah di Jepang
Bekerja sesuai kontrak sesuai penjelasan saat mensetsu dan penjelasan kontrak oleh pihak
LPK
Jika ada hal yang aneh atau bermasalah (cth: tidak sesuai kontrak yang fatal, ada kerugian
secara fisik dan materi) maka :
Kenshuu → melapor ke OTIT (ada mado guchi bahasa indonesia)
Tokutei Ginou (TG) → melapor ke imigrasi (ada mado guchi untuk gaijin, salah satunya
indonesia)
Sebelum melapor ke OTIT (bagi kenshu) dan touroku (bagi TG) soudan dulu dengan pihak
kaisha, jika tidak bisa soudan dengan pihak touroku.
Jika kedua belah pihak lepas tangan baru laporkan ke OTIT bagi kenshu, atau mado guchi
gaijin (imigrasi jepang) bagi TG
Pemagang jangan langsung menyerah jika ada hal yang tidak beres/tidak sesuai. Contohnya
dengan mengatakan kami taihen, kami capek, kami lelah, dll. Pulang saja daripada menderita!
Karena negara jepang adalah negara paling “kibishi” (=ketat,tegas) terkait peraturan yang ada.
Tugas pemagang untuk membaca dan memahami. Bukan sekedar bilang : “hai wakarimashita”,
“hai kashikomarimashita”, “hai wakatta toka”. → kotoba yang jadi penyakit bagi kenshu/TG di
Jepang
Bagi pemagang karena bernafsu ingin segera ke Jepang akhirnya lupa menanyakan detail
kontrak atau jenis pekerjaan yang akan dihadapi. Pemagang lah yang akan menghadapi
pekerjaan tersebut sehingga logikanya adalah “persiapan payung sebelum hujan” di Jepang
Jika ada masalah seperti perusahaan taisan (bangkrut), dan VISA masih ada di atas 3 bulan,
langkahnya adalah SOUDAN dulu ke kumiai/kaisha (bagi kenshu), touroku/kaisha (bagi TG)
Info FB Lpk Shiawase Sukabumi
LPK berperan sebagai jembatan antara kandidat dengan Kumiai atau Torokushienkikan di
Jepang.