Anda di halaman 1dari 27

APLIKASI

PERSPEKTIF
PENGUKURAN
Perspektif Pengukuran
Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap
pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan yang menuntut
akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai wajar
terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang masih
rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan, untuk
membantu investor dalam memprediksi kinerja masa depan
perusahaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan
keuangan, tetapi jangan meninggalkan reliabilitasnya dalam rangka
membantu investor mengambil keputusan.
Perspektif Pengukuran
Measurement perspective dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin
relevannya informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka reaksi
investor terhadap informasi tersebut akan semakin besar. Namun demikian, measurement
perspective juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value yang dapat dimasukkan dalam
laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak mengakibatkan menurunnya
reliabilitas laporan keuangan tersebut. Measurement perspective berusaha untuk
meningkatkan relevansi informasi akuntansi. Akuntan mengambil tanggungjawab untuk
membantu investor dengan cara menggunakan pengukuran fair value terhadap laporan
keuangan pokok. Akan tetapi, sesuai dengan SFAC 2 menyatakan bahwa ada dua kualitas
informasi pokok, yaitu relevansi dan reliabilitas, yang harus dijaga keseimbangannya.
Perspektif Pengukuran
ALASAN LAIN YANG MENDUKUNG PENDEKATAN PENGUKURAN
Mengapa measurement perspective mengusulkan untuk memasukkan informasi
yang bernilai lebih relevan (more value-relevant information) dalam laporan
keuangan pokok, padahal teori pasar modal efisien berimplikasi bahwa catatan
kaki dan pengungkapan lain sudah cukup? Karena Riset empiris tentang efisiensi
pasar modal telah mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba bermanfaat
bagi pasar. Dan asumsi dari teori yang ada adalah banyak rational investor dan
informed investor yang bereaksi cepat terhadap informasi akuntansi. Oleh karena
itu sebisa mungkin penyajian instrument laba ini yang ditekankan untuk lebih
relevan.
Pengukuran

Contoh pengukuran yang Bertahan Lama

Instrumen keuangan

Hedging, Reporting on Risk & Akuntansi ATB


Contoh pengukuran yang
Bertahan Lama

Akuntansi Arus Kas yang Biaya Perolehan


Piutang dan Ditentukan atau Harga
Hutang Oleh Kontrak Pasar Terendah

Push Down Ceiling test for


Dana pensiun
Accounting capital asset
Akuntansi Piutang dan
Hutang
Piutang dan hutang dinilai sebesar jumlah kas yang
diharapkan dapat diterima atau dibayar. Pada
dasarnya penilaian ini merupakan konsep nilai tunai.
Arus Kas yang Ditentukan
Oleh Kontrak
Kontrak capital lease dan utang jangka Panjang biasanya menggunakan basis nilai
tunai. Capital lease dinilai sebesar nilai tunai minimum pembayaran leasing,
menggunakan tingkat bunga terendah yang implisit dalam leasing atau tingkat bunga
pinjaman lessee. Nilai utang jangka panjang juga sama dengan nilai tunai pembayaran
bunga dan pokok masa depan yang didiskontokan sebesar tingkat bunga efektif pada
saat utang dikeluarkan. Apabila tingkat bunga pasar berubah sepanjang kontrak, nilai
tunai leasing dan kontrak utang tidak disesuaikan. Dengan demikian, masih terlihat
bahwa leasing dan kontrak utang jangka panjang didasarkan pada historical cost.
Aplikasi perspektif pengukuran secara parsial diterapkan untuk kasus ini.
Biaya Perolehan atau Harga Pasar Terendah
(LCOM : Lower of cost of market)

Surat berharga jangka pendek dan persediaan dinilai


dengan LCOM. Prinsip konservatif mendasari konsep
pengukuran ini. Aplikasi perspektif pengukuran
diterapkan secara parsial untuk kasus ini.
Push Down Accounting
Apabila sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain
dengan transaksi bebas (arm's-length transaction), maka
perusahaan yang mengakuisisi tersebut dapat merevaluasi
kembali aktiva dan utang perusahaan yang diakuisisi.
Revaluasi ini bisa semakin meningkatakan atau bahkan
menurunkan nilai. Hal ini disebut sebagai push-down
accounting. Sebagian aplikasi perspektif pengukuran sudah
berlaku untuk kasus ini.
Ceiling test for capital asset (Uji
batas)

Pada dasarnya, aktiva tetap dinilai sebesar kos. Namun ada


ceiling test apabila net carrying value (nilai buku bersih) lebih
besar dari net recoverable amount. Net recoverable amount
ditentukan dengan mengestimasi arus kas masa depan dan
mencari nilai tunainya. Ceiling test sepadan dengan LCOM.
Sebagian aplikasi perspektif pengukuran berlaku untuk hal
ini.
Dana pensiun

Akuntansi dana pensiun menggunakan basis nilai tunai.


Aktiva dana pensiun dinilai sebesar nilai wajar.
INSTRUMEN KEUANGAN
Penilaian Sekuritas Hutang dan Ekuitas
SFAS 115
Trading Securities (Sekuritas Diperdagangkan). Dibeli dan dimiliki utamanya untuk dijual segera
untuk memperoleh income atas perubahan harga jangka pendek. Available-for-Sale Securities
(Sekuritas Tersedia untuk Dijual). Sekuritas ini mungkin dijual di masa depan. Held-to-Maturity
Securities (Sekuritas Dimiliki Hingga Jatuh Tempo). Sekuritas utang (obligasi) yang dimaksudkan
dipegang hingga jatuh tempo. Klasifikasi di atas tergantung pada niat (intent) perusahaan.
Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas Hutang
Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas – Ekuitas
Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas – Ekuitas
Instrumen Keuangan
Gains trading (cherry-picking)
Gains trading adalah praktik yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk
mengatur earnings yang dilaporkan dengan cara tetap menggunakan metode
cost (bukan market) terhadap investasi portofolio yang harga pasarnya naik dan
segera dijual untuk merealisasikan laba; sedangkan portofolio investasi lain yang
harga pasarnya tetap rendah dinilai tetap sebesar kos sehingga tidak diakui
adanya kerugian (karena niatnya dianggap dimiliki dalam jangka panjang). Hal ini
dapat terjadi karena investasi portofolio jangka panjang (sesuai dengan niat
kepemilikannya) dapat dicatat sebesar kos sedangkan niat perusahaan dapat
diubah sesuai dengan kepentingan pelaporan keuangan.
Instrumen Keuangan
Dengan meningkatnya tingkat bunga surat berharga obligasi maka nilai obligasi tersebut
menurun. Bank yang menjual sebagian investasi obligasinya akan mengalami
pengurangan jumlah dalam ekuitas perusahaan karena penurunan nilai obligasi
tersebut. Hal ini memang tidak berpengaruh terhadap earnings yang dilaporkan, namun
jumlah ekuitas dalam neraca yang
dilaporkan kepada pemegang saham menurun. SFAS 115 mengeluarkan laba atau rugi
yang belum direalisasi untuk menghindari cerry picking yang dilakukan oleh perusahaan
dengan mengakui laba atas penjualan sebagian obligasi yang niatnya dimiliki sampai
jatuh tempo tanpa menilai seluruh portofolio obligasinya yang belum dijual.
Hedging-Lindung Nilai
Lindung nilai atau dalam bahasa Inggris disebut hedge dalam dunia keuangan dapat
diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau
meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang
diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping
tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut.

Seorang hedger atau pelaku lindung nilai biasanya akan melakukan investasi pada
suatu sekuritas yang diyakininya memiliki harga di bawah nilai pasar yang
seharusnya dan menggabungkannya dengan sekuritas lainnya yang berhubungan
dengan sekuritas tersebut.
Hedging-Lindung Nilai
Contoh Sederhana
Portofolio si investor pada hari pertama adalah sebagai beikut:
 Posisi beli (long) 1.000 saham dari XXX dengan harga Rp 100
 Posisi jual (short) 500 saham dari AAA dengan harga Rp 200
 (Catatan: si pedagang melakukan penjualan (short) dengan nilai transaksi yang sama)

Pada hari kedua transaksi, beredar suatu berita baik terhadap prospek industri ZZZ, dan semua harga saham industri ZZZ naik
namun karena XXX adalah merupakan perusahan terbesar dalam industri ZZZ maka sahamnya mengalami kenaikan lebih
tinggi yaitu sebesar 10%, dibandingkan saham AAA yang hanya mengalami kenaikan 5%, sehingga portofolio si investor
menjadi sebagai berikut:
 Posisi beli (long) 1.000 saham dari XXX dengan harga Rp 110 - keuntungan Rp 10.000
 Posisi jual (short) 500 saham dari AAA dengan harga Rp 210 - rugi Rp 5.000
 (pada posisi jual (short), si investor mengalami kerugian sewaktu harga saham naik)
Hedging-Lindung Nilai
Contoh sederhana
Pada hari kedua tersebut si investor mungkin saja menyesal telah melakukan lindung nilai sehingga mengurangi keuntungannya pada
kenaikan harga saham XXX, tetapi pada hari ketiga sebuah berita buruk beredar mengenai efek produk ZZZ terhadap kesehatan dan
semua harga saham perusahaan yang memproduksi ZZZ jatuh hinga 50%, tetapi karena XXX merupakan perusahaan yang lebih baik
daripada AAA maka penurunan harga sahamnya lebih rendah dibandingkan AAA.
Nilai dari Posisi beli (long) saham XXX:
 Hari ke 1 — Rp 100.000
 Hari ke 2 — Rp 110.100
 Hari ke 3 — Rp 55.000 - Rugi Rp 45.000
Nilai dari Posisi jual (short) saham AAA:
 Hari ke 1 — Rp 100.000
 Hari ke 2 — Rp 105.000
 Hari ke 3 — Rp 52.500 - Untung Rp 47.500
Tanpa melakukan lindung nilai maka si investor akan mengalami kerugian Rp 45.000, tetapi dengan lindung nilai yaitu mengambil posisi
jual (short) pada saham AAA telah menghasilkan keuntungan Rp 2.500 pada saat pasar mengalami kejatuhan.
Hedging-Lindung Nilai
Alasan utama perusahaan dalam financial derivative adalah membantu mengelola risiko. IAS 39
dan SFAS 133 menjelaskan langkah pendekatan pengukuran untuk instrument derivative, yaitu:
Gain dan losses pada hedge fair value termasuk dalam curent net income.
Hedge cash flow adalah fair valued, dengan unrealized gain and losses termasuk dalam
comprehensive income lainnya sampai transaksi net income.
Kritetia untuk hedge adalah instrument derivative yang harus “highly effective” dalam menutup
kerugian di fair value terhadap item hedge.
AKUNTANSI UNTUK ASET
TAK BERWUJUD
Akuntansi untuk aset tak berwujud Adalah capital asset yang tidak
memiliki wujud fisik, seperti trademark, paten, franchise,
kemampuan pegawai yang baik, lokasi strategis, teknologi informasi,
nama internet, dan goodwill. ATB dapat dibeli atau self-development,
mereka dinilai at cost dan diamortisasi sesuai masa manfaat.
Intangible asset adalah asset penting untuk perusahaan, dan untuk
beberapa perusahaan, ATB adalah aset terbesar perusahaan.
REPORTING ON RISK
Dalam SFAC 1, badan akuntansi profesional mengakui bahwa investor
membutuhkan informasi risiko. Teori mengusulkan bahwa beta saham
merupakan satu-satunya ukuran risiko spesifik terhadap perusahaan bagi
diversifikasi portofolio investor rasional. Beta biasanya diperkirakan dengan
menggunakan analisis regresi. Dari pernyataan di atas terlihat bahwa
pelaporan keuangan memiliki peran yang kecil terhadap pelaporan risiko
perusahaan. Tetapi perlu diketahui bahwa beta dan ukuran risiko berbasis
akuntansi saling berkorelasi. Ukuran risiko berbasis laporan keuangan dapat
mengindikasikan arah dan besarnya perubahan dalam beta.
REPORTING ON RISK
1. lnformasi tentang risiko Perusahaan (Beta) dinilai dengan harga pasar saham,
Khususnya institusi finansial.
a. Pelaporan keuangan telah merespon dengan pelaporan meningkat tentang nilai
wajar bagi instrumen finansial yang dilengkapi dengan pembahasan tentang risiko
dan bagaimana pengaturannya dan dengan pengungkapan informasi kontrak
instrumen finanisial
b. Menjadikan investor mampu mengevaluasi jumlah, waktu dan ketidakpastian ROI.
c. Disagregasi yang meningkat tentang informasi instrument finansial akan mampu
membantu investor dalam evaluasi.
2. Pelaporan keuangan mengarah pada penyediaan informasi risiko kuantitatif.
Conclusion
Ada banyak contoh penggunaan nilai wajar dalam pelaporan
keuangan yang dapat semakin meningkatkan kebermanfaatan
informasi laporan keuangan untuk pengambilan keputusan.

Sudah bukan lagi historical cost vs fair value. Namun keduanya


dikolaborasi dalam pelaporan keuangan untuk mendapatkan nilai
relevansi dan reliabilitas yang seimbang.
Thanks!
DO ES A NYO N E H AV E A NY QU ESTI O N S?

Anda mungkin juga menyukai