(KKS)
PERENCANAAN
Standar KKS 1
RS RENCANA STRATEJIK RS
RS RBA/RKA
PERENCANAAN KETENAGAAN TAHUNAN
RS
POLA KETENAGAAN TAHUNAN RS
KARS.Sutoto 6
KEJELASAN HUBUNGAN
KARS.Sutoto 7
Regulasi & Regulasi &
Regulasi & Regulasi &
pelaksanaan pelaksanaan
pelaksanaan pelaksanaan
Perencanaan Remunerasi/
Recruitment diklat
SDM kompensasi
(KKS 4-5) staf (KKS 7-8)
(KKS 1-3)
KARS.Sutoto 11
OVERVIEW KKS 1,2
UNIT KA BID SDM DIREKTUR
KERJA/PELAYANAN
POLA KETENAGAAN UNIT
PERENCANAAN STAF UNIT
PERENCANAAAN
STAF RS
POLA KETENAGAAN UNIT
POLA KETENAGAAN
PERENCANAAN STAF UNIT
RS RENSTRA
PANDUAN RBA/RKA
PENEMPATAN DAN
PENEMPATAN
KEMBALI
POLA KETENAGAAN UNIT
PERENCANAA STAF UNIT
KARS.Sutoto 12
Elemen penilaian KKS 1 Telusur Skor
1. Ada penetapan perencanaan R Regulasi tentang perencanaan 10 TL
kebutuhan staf rumah sakit kebutuhan SDM sesuai dengan: - -
yang berdasarkan perencanaan 1) Rencana strategis 0 TT
strategis dan perencanaan 2) RBA/RKA
tahunan sesuai kebutuhan
rumah sakit (lihat juga TKRS
3.3). (R)
2. Ada kejelasan hubungan D Bukti tentang hubungan antara 10 TL
antara perencanaan strategis, perencanaan SDM dengan - -
perencanaan tahunan dan rencana strategis dan RBA/RKA 0 TT
perencanaan kebutuhan staf.
(D,W) W Pimpinan rumah sakit
Kepala SDM
13
Elemen penilaian KKS 1 Telusur Skor
14
Standar KKS 2
20
Elemen penilaian KKS 2 Telusur Skor
21
Standar KKS 2.1
26
Elemen penilaian KKS 2.2 Telusur Skor
W Direktur
Kepala bidang/Divisi/Bagian
Kepala SDM
Kepala unit kerja
27
Standar KKS 2.3
30
Standar KKS 2.4
32
Elemen penilaian KKS 2.4 Telusur Skor
2. Ada dokumen D Bukti penempatan/penempatan 10 TL
perencanaan kebutuhan kembali staf sesuai dengan kebutuhan 5 TS
staf rumah sakit RS 0 TT
berdasarkan pengaturan
penempatan kembali. W Kepala / Staf SDM
(D,W) Kepala / Staf unit kerja
3. Ada dokumen D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL
pengaturan penempatan penempatan kembali berdasarkan 5 TS
kembali berdasarkan pertimbangan agama, keyakinan dan 0 TT
pertimbangan nilai nilai-nilai pribadi.
kepercayaan dan agama.
(D,W) W Kepala / staf SDM
Kepala bidang/divisi/ bagian
33
Standar KKS 3
• Staf nonklinis meliputi seluruh tenaga yang tidak memberikan asuhan pasien secara
langsung. Pimpinan unit menjabarkan kualifikasi staf non klinis yang diperlukan dan
memastikan bahwa staf non klinis dapat memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan
penugasannya. Semua staf disupervisi dan dievaluasi berkala untuk menjamin kontinuitas
kompetensi di posisinya.
• Rumah sakit mencari staf yang kompeten dan memenuhi kualifikasi staf non klinis. Staf non
klinis meliputi seluruh tenaga yang tidak memberikan asuhan pasien secara langsung. Staf
secara berkala dilakukan evaluasi kinerja untuk memastikan terpeliharanya kompetensi
pada jabatan.
Elemen penilaian KKS 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang R Regulasi tentang proses seleksi 10 TL
menetapkan proses seleksi staf non klinis - -
untuk memastikan 0 TT
pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi staf non klinis
sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit. (R)
2. Proses seleksi staf non klinis D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL
dilaksanakan seragam sesuai seleksi staf non klinis RS 5 TS
regulasi. (D,W) dilaksanakan seragam 0 TT
W Kepala SDM
Staf unit pelayanan
44
Elemen penilaian KKS 5 Telusur Skor
45
Elemen penilaian KKS 5 Telusur Skor
4. Unit kerja melaksanakan D Bukti tentang data untuk 10 TL
evaluasi kinerja staf non klinis. evaluasi kinerja staf non klinis 5 TS
(D,W) tersedia di unit layanan. 0 TT
46
Standar KKS 6
URAIAN TUGAS,
, PROSES REKRUTMEN
RIWAYAT PEKERJAAN,.
HASIL EVALUASI, DAN PENILAIAN KINERJA INDIVIDUAL TAHUNAN.
SELALU UPDATED
KARS.Sutoto 49
Elemen penilaian KKS 6 Telusur Skor
W Kepala SDM
50
Elemen penilaian KKS 6 Telusur Skor
W Kepala SDM
3. File kepegawaian memuat D Bukti tentang File 10 TL
proses rekrutmen staf. (D,W) kepegawaian berisi proses 5 TS
rekruitmen 0 TT
W Kepala SDM
51
Elemen penilaian KKS 6 Telusur Skor
W Kepala SDM
5. File kepegawaian memuat D Bukti tentang File 10 TL
hasil evaluasi dan penilaian kepegawaian berisi hasil 5 TS
kinerja staf (D,W) evaluasi dan penilaian kinerja 0 TT
staf RS
W Kepala SDM 52
Elemen penilaian KKS 6 Telusur Skor
W Kepala SDM 53
ORIENTASI
Standar KKS 7
baru. (R)
56
Elemen penilaian KKS 7 Telusur Skor
2. Ada bukti staf klinis dan nonD Bukti pelaksanaan orientasi staf baru 10 TL
meliputi: 5 TS
klinis baru diberikan orientasi 1) Orientasi umum: 0 TT
umum dan khusus (lihat juga PPI TOR, daftar hadir, materi dan narasumber
meliputi perumahsakitan, mutu,
11). (D,W) keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi
peserta, laporan pelaksanaan orientasi
1) Orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
W Kepala SDM
Kepala Diklat
Kepala bidang/divisi/ bagian
Kepala Unit
PPA 57
Staf baru
Elemen penilaian KKS 7 Telusur Skor
W Kepala SDM
Kepala Diklat
Kepala Unit
Kepala bidang/divisi/ bagian
Staf kontrak, magang dan peserta didik 58
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Standar KKS 8
W Kepala SDM
Kepala Diklat
Kepala bidang/divisi/ bagian
PPA
Staf terkait 62
Elemen penilaian KKS 8 Telusur Skor
3. Staf rumah sakit diberi pendidikan D Bukti pelaksanaan tentang pendidikan 10 TL
dan pelatihan profesional dan pelatihan profesional 5 TS
berkelanjutan di dalam dan di luar berkelanjutan 0 TT
rumah sakit yang relevan untuk
meningkatkan kemampuannya. (D,W) W Kepala SDM
Kepala Diklat
Kepala bidang/divisi/bagian
PPA
Staf terkait
4. Rumah sakit menyediakan waktu, D Bukti tentang jadwal, anggaran, 10 TL
anggaran dan fasilitas untuk semua materi dan fasilitas untuk diklat RS 5 TS
staf dalam berpartisipasi mengikuti 0 TT
pendidikan dan pelatihan yang W Kepala SDM
diperlukan. (D,W) Kepala Diklat
63
Standar KKS 8.1
66
Elemen penilaian KKS 8.1 Telusur Skor
3. Ada bukti staf telah lulus dari D Bukti sertifikasi pelatihan bantuan 10 TL
pelatihan dan dapat hidup dasar dan bantuan hidup 5 TS
memperagakan. (D,W,S) lanjut 0 TT
• Staf rumah sakit juga dapat mengalami kekerasan di tempat kerja. Anggapan
bahwa kekerasan tidak terjadi di rumah sakit tidak sepenuhnya benar mengingat
jumlah tindak kekerasan di rumah sakit semakin meningkat. Untuk itu rumah sakit
diminta menyusun program pencegahan kekerasan (lihat juga TKRS 13).
Maksud dan Tujuan KKS 8.2
• Kesehatan dan keselamatan staf harus menjadi bagian dari program mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit. Cara rumah sakit melakukan orientasi dan
pelatihan staf, penyediaan lingkungan kerja yang aman, pemeliharaan
peralatan dan teknologi medis, pencegahan atau pengendalian infeksi terkait
perawatan kesehatan (health care-associated infections), serta beberapa faktor
lainnya menentukan kesehatan dan kesejahteraan staf. (lihat juga PPI 5 EP 2)
Program kesehatan dan keselamatan staf dapat berada di dalam rumah sakit
atau diintegrasikan ke dalam program eksternal. Dalam pelaksanaan program
kesehatan dan keselamatan maka staf harus memahami
• cara pelaporan dan mendapatkan pengobatan, menerima konseling, dan
menangani cedera yang mungkin terjadi akibat tertusuk jarum suntik,
terpapar penyakit menular, atau mendapat kekerasan di tempat kerja;
• identifikasi risiko dan kondisi berbahaya di rumah sakit;
• masalah kesehatan dan keselamatan lainnya.
Maksud dan Tujuan KKS 8.2
•Program tersebut dapat juga mencakup skrining
kesehatan awal saat penerimaan pegawai, imunisasi
pencegahan, dan pemeriksaan kesehatan berkala
serta tata laksana kondisi terkait pekerjaan yang
umum dijumpai seperti cedera punggung atau
cedera lain yang lebih darurat.
Standar KKS 9
87
Elemen penilaian KKS 9.2 Telusur Skor
2. Pengangkatan tidak D Bukti pelaksanaan pengangkatan 10 TL
dilakukan sampai setidaknya setelah proses verifikasi selesai 5 TS
izin/surat tanda registrasi sudah 0 TT
diverifikasi dari sumber primer, W Komite medis
dan anggota staf medis Staf medis
kemudian melakukan Kepala SDM
pelayanan perawatan pasien di
bawah supervisi sampai semua
kredensial yang disyaratkan
undang-undang dan peraturan
sudah diverifikasi dari sumber
primer. (D,W)
88
Elemen penilaian KKS 9.2 Telusur Skor
89
PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS
Standar KKS 10
4. Surat Penugasan klinis dan Rincian D Bukti tentang SPK dan RKK staf medis 10 TL
Kewenangan klinis anggota staf medis ada di unit pelayanan. 5 TS
dalam bentuk tercetak atau elektronik 0 TT
(softcopy) atau media lain tersedia di W Komite medis
semua unit pelayanan (contoh,kamar Staf medis
operasi, unit darurat, nurse station)
dimana anggota staf medistersebut
memberikan pelayanan. (D,W)
99
Elemen penilaian KKS 10 Telusur Skor
100
MONITORING DAN EVALUASI BERKELANJUTAN
ANGGOTA STAF MEDIS
Standar KKS 11
Rumah sakit melaksanakan proses yang
seragam untuk melaksanakan evaluasi mutu
dan keselamatan asuhan pasien yang
diberikan oleh setiap anggota staf medis.
Maksud dan Tujuan KKS 11
• Penjelasan dari istilah yang dimuat di standar ini sebagai berikut:
KARS.Sutoto 116
1. PENILAIAN PERILAKU
Staf medis adalah model dalam menumbuhkan budaya aman (safety culture)
Budaya aman:
1. Partisipasi Penuh Dari Semua Staf Untuk Melaporkan Bila Ada Insiden
Keselamatan Pasien, Tanpa Ada Rasa Takut Untuk Melaporkan Dan
Disalahkan (No Blame Culture).
4. Pelecehan seksual.
24 April 2019
PERILAKU YG TIDAK MENDUKUNG BUDAYA KESELAMATAN
1. Perilaku yang tidak layak (inappropriate) seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang
merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat dan
memaki;
2. Perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan
secara berulang, bentuk tindakan verbal atau nonverbal yang membahayakan atau
mengintimidasi staf lain, dan “celetukan maut” adalah komentar sembrono di depan
pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain. Contoh mengomentari
negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain di depan pasien, misalnya “obatnya ini
salah, tamatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat laporan KTD,
memarahi staf klinis lainnya di depan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan
melempar alat bedah di kamar operasi, serta membuang rekam medis di ruang rawat;
3. Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, dan suku termasuk
gender;
4. Pelecehan seksual.
KARS.Sutoto 121
2. PENGEMBANGAN PROFESIONAL
(7)
MELIPUTI
a) Asuhan pasien, penyediaan asuhan penuh kasih, tepat dan efektif dalam
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, asuhan
diakhir hidup. Alat ukurnya adalah layanan preventif dan laporan dari pasien
dan keluarga (lihat juga,HPK.3)
b) Pengetahuan medik/klinik, termasuk pengetahuan tentang biomedik,
klinis, epidemiologi, ilmu pengetahuan sosial budaya, dan pendidikan
kepada pasien. Alat ukurnya adalah penerapan panduan praktik klinis
(clinical practice guidelines), termasuk revisi pedoman, hasil pertemuan
profesional dan publikasi (lihat juga,TKRS 11.2)
LANJUTAN….
c) Praktik belajar berdasar bukti (practice-bases learning) dan
pengembangan, penggunaan bukti ilmiah dan metoda
pemeriksaan, evaluasi, perbaikan asuhan pasien berkelanjutan
berdasar evaluasi dan belajar terus menerus (contoh alat ukur
survei klinis, memperoleh kewenangan berdasar studi dan
keterampilan klinis baru, partisipasi penuh di pertemuan ilmiah)
d) Kepandaian berkomunikasi antar personal, termasuk menjaga
dan meningkatkan pertukaran informasi dengan pasien,keluarga
pasien dan anggota tim layanan kesehatan yang lain (contoh
partisipasi aktif di ronde ilmiah, konsultasi tim dan kepemimpinan
tim)
LANJUTAN….
e) Profesionalisme, janji mengembangkan profesionalitas terus menerus,
praktik etik, pengertian terhadap perbedaan, perilaku bertangung jawab
terhadap pasien, profesi dan masyarakat (contoh, alat ukur : pendapat
pimpinan staf medis terkait isu klinis dan isu profesi, aktif membantu diskusi
panel tentang etik, ketepatan waktu pelayanan di rawat jalan maupun rawat
inap dan partisipasi di masyarakat)
LANJUTAN….
f) Praktik berbasis sistem, sadar dan tanggap terhadap jangkauan sistem
pelayanan kesehatan yang lebih luas (Contoh alat ukur: pemahaman
terhadap regulasi rumah sakit yang terkait dengan tugasnya, seperti sistem
asuransi medis, asuransi kesehatan (JKN), sistem kendali mutu dan biaya.
Peduli pada masalah resistensi antimikroba).
• Mengelola sumber daya, memahami pentingnya sumber daya dan
berpartisipasi melaksanakan asuhan yang efisien, menghindari
penyalahgunaan pemeriksaan diagnostik dan terapi yang tidak ada
manfaatnya bagi pasien dan meningkatkan biaya pelayanan kesehatan
(Contoh, alat ukur: berpartisipasi dalam kendali mutu dan biaya, kepedulian
terhadap biaya yang ditanggung pasien, berpatisipasi dalam proses seleksi
pengadaan)
CONTOH INSTRUMEN PENGEMBANGAN PROFESI
1. Asuhan pasien: layanan preventif dan laporan dari pasien dan keluarga
2. Pengetahuan medik/klinik : penerapan panduan praktik klinis (clinical practice guidelines), termasuk
revisi pedoman, hasil pertemuan profesional dan publikasi
3. Praktik belajar berdasar bukti: survei klinis, memperoleh kewenangan berdasar studi dan keterampilan
klinis baru, partisipasi penuh di pertemuan ilmiah)
4. Kepandaian berkomunikasi antar personal: partisipasi aktif di ronde ilmiah, konsultasi tim dan
kepemimpinan tim)
5. Profesionalisme : pendapat pimpinan staf medis terkait isu klinis dan isu profesi, aktif membantu diskusi
panel tentang etik, ketepatan waktu pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap dan partisipasi di
masyarakat
6. Praktik berbasis sistem: pemahaman terhadap regulasi rumah sakit yang terkait dengan tugasnya,
seperti sistem asuransi medis, asuransi kesehatan (JKN), sistem kendali mutu dan biaya. Peduli pada
masalah resistensi antimikroba).
7. Mengelola sumber daya: berpartisipasi dalam kendali mutu dan biaya, kepedulian terhadap biaya yang
ditanggung pasien, berpatisipasi dalam proses seleksi pengadaan
3. KINERJA KLINIS
RS mengumpulkan berbagai data:
1. Harus dikumpulkan sedemikian rupa agar teridentifikasi staf medis yang berperan dan terkait dengan
praktik klinis seorang anggota staf medis.
a) Dapat menjadi rujukan (benchmark) didalam KSM/Unit layanan atau diluarnya untuk mengetahui pola
individu dari staf medis.
W Direktur
Kepala bidang/divisi/Bagian
Kepala SDM
Komite medis
Staf medis 129
Elemen penilaian KKS 11 Telusur Skor
132
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
1. EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
BERKELANJUTAN
Standar KKS 12
Penetapan ulang
Penetapan ulang adalah proses tinjauan terhadap dokumentasi
anggota staf medis untuk verifikasi:
a. kelanjutan izin (licence);
b. apakah anggota staf medis tidak terkena tindakan etik dan disiplin
dari MKEK dan/atau MKDKI;
c. apakah tersedia dokumen untuk mendukung penambahan
kewenangan klinis atau tanggung jawab di rumah sakit;
d. apakah anggota staf medis mampu secara fisik dan mental
memberikan asuhan dan pengobatan tanpa supervisi;
Maksud dan Tujuan KKS 12
e. informasi yang dibutuhkan untuk tinjauan ini dikumpulkan dari internal,
monitoring, dan evaluasi berkelanjutan setiap anggota staf termasuk juga
dari sumber luar seperti organisasi profesi atau sumber instansi resmi. File
kredensial dari seorang anggota staf medis harus menjadi sumber
informasi yang dinamis dan selalu ditinjau secara teratur. Contohnya, jika
seorang anggota staf menyerahkan sertifikat kelulusan sebagai hasil dari
pelatihan spesialisasi khusus, kredensial baru ini harus diverifikasi segera
dari sumber yang mengeluarkan sertifikat. Sama halnya, jika instansi dari
luar (MKEK/MKDKI) menyelidiki kejadian sentinel terkait seorang anggota
staf medis dan memberi sanksi maka informasi ini harus digunakan untuk
evaluasi muatan kewenangan klinis anggota staf medis. Untuk menjamin
bahwa file staf medis lengkap dan akurat, file diperiksa paling sedikit 3
(tiga) tahun sekali dan ada catatan di file tindakan yang diberikan atau
tindakan tidak diperlukan sehingga penempatan staf medis dapat
berlanjut.
Maksud dan Tujuan KKS 12
Pertimbangan untuk merinci kewenangan klinis saat penetapan ulang mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a) anggota staf medis dapat diberikan kewenangan klinis tambahan berdasar atas pendidikan dan
pelatihan lanjutan. Pendidikan dan pelatihan diverifikasi dari sumber aslinya (lembaga
pemerintah atau kolegium). Pemberian penuh kewenangan klinis tambahan mungkin ditunda
sampai proses verifikasi lengkap atau jika dibutuhkan waktu harus dilakukan supervisi sebelum
kewenangan klinis diberikan. Contoh, jumlah kasus yang harus disupervisi dari kardiologi
intervensi;
b) kewenangan klinis anggota staf medis dapat dilanjutkan, dibatasi, atau dihentikan berdasar
atas:
c) Hasil dari proses tinjauan praktik profesional berkelanjutan;
d) pembatasan kewenangan klinis dari organisasi profesi, KKI, MKEK, MKDKI, atau badan resmi
lainnya;
e) temuan rumah sakit dari hasil evaluasi kejadian sentinel atau kejadian lain;
f) kesehatan staf medis;
g) permintaan staf medis.
Elemen penilaian KKS 12 Telusur Skor
138
Elemen penilaian KKS 12 Telusur Skor
Standar KKS 13
keperawatan. (D,W)
Komite Keperawatan
W
Kepala unit kerja
Staf Keperawatan
148
Standar KKS 15
151
Elemen penilaian KKS 15 Telusur Skor
2. Ada dokumentasi D Bukti dokumen pengembangan 10 TL
pengembangan profesionalisme profesional berkelanjutan, - -
antara lain pengembangan keterlibatan staf keperawatan 0 TT
profesional berkelanjutan, dalam aktivitas peningkatan mutu
keikutsertaan dalam riset, atau perolehan penghargaan atas
publikasi, keterlibatan staf prestasinya
keperawatan dalam aktivitas
peningkatan mutu. (D,W) W Direktur
Tim Mutu
Staf Keperawatan
3. Ada dokumentasi evaluasi D Bukti penilaian kinerja klinis staf 10 TL
kinerja klinis staf keperawatan keperawatan didokumentasikan 5 TS
tahunan. (D,W) dalam file kredensial keperawatan 0 TT
Komite Keperawatan
W Staf terkait 152
PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA)
DAN STAF KLINIS LAINNYA
Standar KKS 16
166
Elemen penilaian KKS 18 Telusur Skor
2. Ada dokumentasi D Bukti dokumen pengembangan 10 TL
pengembangan profesionalisme profesional berkelanjutan, 5 TS
antara lain pengembangan keterlibatan profesional pemberi 0 TT
profesional berkelanjutan, asuhan (PPA) dan staf klinis lainnya
keikutsertaan dalam riset, dalam aktivitas peningkatan mutu
publikasi, keterlibatan profesional atau perolehan penghargaan atas
pemberi asuhan (PPA) dan staf prestasinya
klinis lainnya dalam aktivitas
peningkatan mutu. (D,W) W Direktur
Tim Mutu
PPA
167
Elemen penilaian KKS 18 Telusur Skor
168
TERIMA KASIH