“BROMOMETRI”
Disusun Oleh :
BAB I
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Titrasi bromometri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada
reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika
dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena
perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak
banyak masalah dan mudah.
Metode ini juga digunakan untuk senyawa arsen, dan stibium dalam
bentuk trivalen walaupun bercampur dengan stanium valensi empat.
2
Mengetahui dan memahami cara penetapan kadar suatu senyawa
berdasarkan titrasi bromometri.
b. Tujuan Percobaan
Menetapkan kadar sulfadiazine, KI, Na salisilat, dan Isoniazida
berdasarkan reaksi oksidasi-reduksi dengan menggunakan metode
bromometri.
3. Prinsip Percobaan
1. Penetapan kadar sampel sulfadiazine, Na salisilat dan isoniazida
berdasarkan metode bromometri dengan penambahan Kalium Bromida,
dan asam klorida dalam lingkungan asam kuat dicampurkan dengan
KBrO3 0,1 N sampai warna kuning muncul, Tambahkan segera dengan KI
lalu ditirasi dengan Na2S2O3. Indikator yang digunakan yaitu larutan kanji
dimana titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna biru menjadi
jernih.
2. Penetapan kadar sampel KI berdasarkan metode bromatometri dengan
melakukan titrasi dalam suasana asam menggunakan HCl sebagai asam
kuat dan KBrO3 0,1 N sebagai titran, serta larutan pati sebagai
indikatornya. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna biru
menjadi jernih.
3. Penetapan kadar sampel sulfadiazine berdasarkan metode bromatometri
dengan melakukan titrasi dalam suasana asam menggunakan HCl sebagai
asam kuat dan KBrO3 0,1 N sebagai titran, serta metal merah sebagai
indikatornya. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna merah
menjadi jernih.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Umum
Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi
reduksi-oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan bromine
berjalan lambat) sehingga dilakukan titrasi secara tidak langsung dengan
menambahkan bromine berlebih. Sedangkan bromatometri dilakukan
dengan titrasi secara langsung karena proses titrasi berjalan cepat.
Dari persamaan reaksi ini ternyata bahwa satu gram ekuivalen sama
sengan 1/6 gram molekul. Disini dibutuhkan lingkungan asam karena
kepekatan ion H+ berpengharuh terhadap perubahan ion bromat menjadi ion
bromida.
Seperti yang terlihat dari reaksi di atas, ion bromat direduksi menjadi ion
bromide selama titrasi. Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam
larutan akan menyebabkan ion bromide bereaksi dengan ion bromat.
4
yang tinggi dan mudah menguap. Karena itu penetapan harus dilakukan pada
suhu serendah mungkin, serta labu yang dipakai harus ditutup.
Jika reaksi antara senyawa reduktor dan bromine dalam lingkungan asam
berjalam cepat, maka titrasi dapat dijalankan langsung, dimana titik akhir
titrasi ditunjukkan denghan munculnya warna bromine dalam larutan. Tetapi
jika reaksi antara bromine dan zat yang akan ditetapkan berjalan lambat,
maka dilakukan titrasi secara tidak langsung, yaitu dengan menambahkan
bromine yang berlebih dan bromine yang berlebih ini ditetapkan secara
iodometri dengan dititrasi dengan natrium tiosulfat baku.
5
Tipe-tipe reaksi yang terjadi dalam brometri dan bromatomeri:
1. Reaksi Subtitusi
2. Reaksi Adisi
Terjadi pada senyawa obat yang mengandung gugus tidak jenuh (titrasi
langsung).
Br
─C─C═C─C─ + Br2 ↔ ─C ─C ─C ─C ─
Br
3. Reaksi Oksidasi
6
Terjadi pada senyawa obat dengan gugus fungsi yang mudah dioksidasi,
misalnya Vitamin C, Isoniazid.
Cara Titrasi:
7
b. sampel + HCl + KBrO3 + HCl + Na-arsenit (Na2AsO3), kocok sampai
endapan larut, titrasi dengan KBrO3 dengan indikator metil merah
2. Benzokain (Anestesin)
8
2. Uraian Bahan
1. Sulfadiazinum (FI III : 581)
Nama resmi : Sulfadiazinum
Sinonim : N-2-pirimidinisulfanilamida
RM/BM : C10H10N4O5S/250,27
umus struktur :
H2N-- --SO2NH—
Khasiat : Antibakteri
9
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Sinonim : Isoniazid
RM : C6H7N3O
Khasiat : Antituberkulosa
10
RM/BM : KI/ 166,90
Khasiat : Sedativum
Kegunaan : Sampel
11
RM/BM : Na2S2O3 / 248,12
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air, dan praktis tidak larut
dalam etanol
7.
8. Larutan kanji (FIII : 931)
Nama resmi : Amilum oryzae
12
panas, dapat membentuk senyawa kompleks
dengan iodin
RM/BM : C7H5NaO3/160,10
RB : COONa
OH
berbau khas.
13
9. Indikator Metil Merah (FI III : 703)
Nama resmi : : Trepoelin / Heliatin
3. Prosedur Kerja
1. Sulfadiazin (Pharmaceutical Analysis : 154)
Ditimbang saksama 0,2-0,3 gram sulfadiazine. Dilarutkan dalam HCl 3
% secukupnya. Tambahkan 3 gram KBr dan HCl P secukupnya sampai
larutan mengandung 25% HCl. Tambahkan 0,1 N KBrO 3 perlahan dari
14
buret sampai warna kuning muncul. Tambahkan segera 1 gram KI lalu
titrasi dengan Na2S2O3 dengan menggunakan indicator kanji.
4. Metode Kerja
A. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah botol semprot, buret 25 m,
erlemeyer 250,gelas arloji, gelas piala, gelas ukur, kain putih, neraca
analitik, pipet skala, sendok tanduk, statif + klem.
15
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah aluminium foil, aquades,
kertas timbang, KI, Na salisilat, Isoniazid, sulfaniazida dan larutan
kanji.
B. Cara kerja
a. Penentuan kadar Sulfadiazin
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang saksama 100 mg kemudian dilarutkan dalam 50 ml
aquades
Dipipet 10 ml larutan dan dipindahkan ke dalam Erlenmeyer.
Ditambahkan 10 ml Kalium bromat dan 50 mg kalium bromide lalu
dikocok.
Ditambahkan 5 g KBr dan 2 ml HCl lalu dibiarkan 5 menit
Ditambahkan 500 mg KI dan 2 ml CHCl3
Dititrasi dengan natrium tiosulfat sampai kuning
Ditambahkan indikator kanji 2 ml lalu dilanjutkan titrasi sampai
warna menghilang.
b. Penentuan kadar KI
Disiapkan alat dan bahan
Dilarutkan 150 mg sampel dalam 10 ml aquades
Ditambahkan 150 mg KBr dengan 2 ml CCl4 dan 1 ml HCl.
Dititrasi dengan kalium bromat sampai perubahan lapisan merah
menjadi kuning.
16
c. Penentuan kadar Isoniazida
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang saksama 50 mg kemudian dilarutkan dalam 50 ml
aquades
Ditambahkan 35 ml Kalium bromat dan 2,5 mg kalium bromida
lalu dikocok.
Ditambahkan 10 ml HCl lalu dibiarkan 15 menit
Dilarutkan KI sebanyak 1 gram dalam 5 ml air
Dititrasi dengan natrium tiosulfat sampai kuning
Ditambahkan indicator kanji 2 ml lalu dilanjutkan titrasi sampai
warna menghilang.
17
Dititrasi dengan Na2S2O3 sampai kuning
Ditambahkan indicator kanji 2 ml lalu dilanjutkan titrasi sampai
warna menghilang.
18
BAB III
HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
Berat V1 V2 %Kadar
Klp Sampel (KBrO3)
sampel (Na2S2O3)
1 - - - - -
3 - - - - -
4 - - - - -
5 - - - - -
7 Sulfadiazin 50 mg 11 ml 1 ml 82,1 %
2. Perhitungan
Sulfadiazin
1. Bs = 122 mg ; V1 = 10 ml ; V2 = 19,6 ml
BM
( V 1 N 1−V 2 N 2 ) v
%K= x 100 %
Bs
250,27
( 10 x 0,0893−19,6 x 0,096 )
6
%K= x 100 %
122
% K =2,1 %
2. Bs = 50 mg ; V1 = 10 ml ; V2 = 3,8 ml
19
BM
( V 1 N 1−V 2 N 2 ) v
%K= x 100 %
Bs
250,27
( 10 x 0,0983−3,8 x 0,096 )
6
%K= x 100 %
50
% K =51,57 %
3. Bs = 122 mg ; V1 = 10 ml ; V2 = 19,6 ml
BM
( V 1 N 1−V 2 N 2 ) v
%K= x 100 %
Bs
250,27
( 11x 0,0983−1 x 0,096 )
6
%K= x 100 %
50
% K =82,1 %
20
BAB IV
PEMBAHASAN
21
sampel dititrasi dengan natrium tiosulfat sampai mencapai titik akhir yang
ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi bening.
22
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
23
DAFTAR PUSTAKA
4. https://www.academia.edu/8765606/Titrasi_Reduksi_-_oksidasi
24
Soal dan jawaban :
Jawaban : Titrasi bromometri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan
pada reaksi oksidasi reduksi.
25