Anda di halaman 1dari 10

Titrasi Bromometri

1. Chaerani Latifah (14330065)


2. Mia Amelia Drajat (14330089)
3. Nurul Nisah (14330113)
4. Feri Akmat Waseso (14330116)
5. Heny Dwi Putri (15330004)
6. Vera Sri Rahayu (15330005)
Titrasi bromometri
Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan
reaksi reduksi-oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan
bromine berjalan lambat) sehingga dilakukan titrasi secara tidak
langsung dengan menambahkan bromine berlebih. Sedangkan
bromatometri dilakukan dengan titrasi secara langsung karena proses
titrasi berjalan cepat.
Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan
dasar reaksi oksidasi dari ion bromat (BrO3-).
BrO3- + 6 H+ + 6 e- Br- + 3 H2O
Dari persamaan reaksi ini ternyata bahwa satu gram ekuivalen
sama dengan 1/6 gram molekul. Disini dibutuhkan lingkungan asam
karena kepekatan ion H+ berpengharuh terhadap perubahan ion
bromat menjadi ion bromide.
Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem
menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator yang kuat. Hanya
saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan
kecepatan ini titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam
lingkungan asam kuat
Seperti yang terlihat dari reaksi di atas, ion bromat direduksi
menjadi ion bromide selama titrasi. Adanya sedikit kelebihan kalium
bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromide bereaksi dengan
ion bromat.
BrO3- + 6 H+ + 5 Br- 3Br2 + 3 H2O
Bromine yang dilepaskan akan merubah larutan menjadi warna
kuning pucat. Warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk
menetapkan titik akhir. Bromine yang dilepaskan tidak stabil karena
mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap. Karena itu
penetapan harus dilakukan pada suhu serendah mungkin, serta labu
yang dipakai harus ditutup.
Jika reaksi antara senyawa reduktor dan bromine dalam
lingkungan asam berjalam cepat, maka titrasi dapat dijalankan
langsung, dimana titik akhir titrasi ditunjukkan denghan munculnya
warna bromine dalam larutan.
Tetapi jika reaksi antara bromine dan zat yang akan ditetapkan
berjalan lambat, maka dilakukan titrasi secara tidak langsung, yaitu
dengan menambahkan bromine yang berlebih dan bromine yang
berlebih ini ditetapkan secara iodometri dengan dititrasi dengan
natrium tiosulfat baku.
Dengan terbentunya brom, titik akhir titrasi dapat ditentukan
dengan terjadinya warna kuning dari brom, akan tetapi supaya warna
ini menjadi jelas maka perlu ditambah indicator seperti jingga metal,
merah fiuchsin, dan lain-lain
Senyawa Yang Dapat Di Titasi Menggunakan
Metode Bromometri
• Metode bromometri digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa
organik aromatis dengan membentuk tribrom substitusi, senyawa
arsen dan stibium dalam bentuk trivalent.
• Metode ini juga digunakan untuk menetapkan senyawa fenol seperti
fenol, nipagin, nipasol, asetosal, asam salisilat dan senyawa reduktor
seperti vitamin C
Fenol
• Timbang seksama 2 g sampel, masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml,
larutkan dengan air dan cukupkan volumenya 1000 ml, pipet 20 ml larutan
tesebut ke dalam labu iodine, tambahkan 30 ml larutan kalium bromida
0,1 N, kemudian 5 ml asam hidroklorida. Tutup labu dengan segera, kocok
selama 30 menit dan biarkan selama 15 menit, tambahkan dengan cepat 5
ml larutan kalium Iodide (1 : 5) sambil dijaga dengan hati-hati penguapan
dari bromine. Kocok baik-baik dan buka tutup labu, bilaslah mulut dengan
sedikit air, tambahkan 1ml kloroform, kocok dan titrasi dengan larutan
natrium tiodulfat 0,1 N terhadap iodine yang dibebaskan dengan
menggunakan indikator kanji. Lakukan pekerjaan blanko sesuai dengan
prosedur penetapan tanpa penambahan contoh.
• Tiap ml bromine 0,1 N setara dengan 1,569 mg Fenol
Isoniazid
• Lebih kurang 50 mg isoniazida yang ditimbang seksama, larutkan
dalam 50 ml air dalam labu bersumbat kaca.
• Tambahkan 25 ml kalium bromat 0,1 N, 2,5 gram kalium bromida dan
10 ml asam klorida, biarkan selama 15 menit.
• Tambahkan hati-hati larutan 1 gram kalium iodida dalam 5 ml air.
Titrasi dengan natrium trosulfat 0,1 N menggunakan indikator kanji.
• Tiap ml kalium bromida ~ 3,429 mg C6H7N3O
sulfonamid
• Lebih kurang 250 mg sulfonamid yang ditimbang seksama
• dilarutkan dalam asam klorida 3% sedikit mungkin lalu ditambah 5 g
kalium bromida
• ditambah asam klorida pekat sehingga larutan mengandung 25%
asam klorida.
• ditambah baku kalium bromat 0,1 N setetes demi setetes dari buret
hingga timbul warna kuning.
• Larutan ditambah segera 1 g kalium iodida dan iodium bebas dititrasi
dengan baku natrium tiosulfat 0,1 N dengan indikator kanji
Penetapan Titik Akhir Bromometri
1. Dengan indikator Kanji
yaitu dengan di tambahkan KBrO3 berlebihan. Apabila kelebihan
KBrO3 + KI I2 maka harus dilakukan titrasi dengan Na-
tiosulfat (Iodometri)
2. Beberapa Ahli mengungkapkan bahwa hindarkan titrasi kembali
secara Iodometri. Di lakukan dengan cara zat uji + KBr + asam +
indicator kemudian di tambahkan dengan KBrO3

Anda mungkin juga menyukai