Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 12, No. 1, April 2018, 53─60 doi: 10.9744/pemasaran.12.1.

53─60
ISSN 1907-235X / e-ISSN 2597-615X

PENGARUH CELEBRITY ENDORSEMENT TERHADAP PURCHASE


INTENTION DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI VARIABEL
MEDIASI PADA PRODUK GREEN TEA ESPRECIELO ALLURE

Livya Setiawan,
Praktisi pemasaran di Surabaya
E-mail: livyas@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Celebrity Endrosement terhadap Purchase Intention dengan
mempertimbangkan faktor Brand Awareness. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menyebarkan angket/kuesioner
kepada 100 orang responden yang pernah melihat Celebrity Endorsement di Instagram terhadap Green tea Esprecielo Allure.
Teknik analisa yang digunakan merupakan teknik analisa kuantitatif.Hasil penelitian dari 100 masyarakat yang pernah
melihat Advertising Celebrity Endorsement produk green tea Esprecielo Allure di Social media Instagram menemukan
bahwa Celebrity Endorsement berpengaruh positive terhadap Purchase Intentionsecara langsung maupun tidak langsung
melalui Brand Awareness.

Kata kunci: Celebrity endorsement, brand awareness, purchase intention.

Abstract: This study aims to analyze the effect of Celebrity Endorsement to Purchase Intention with Brand Awareness as
factor considered. This study will be conducted by distributing questionnaires to 100 respondents who ever saw Celebrity
Endorsement Instagram advertisement of Esprecielo Allure Green tea. The analysis is using quantitative analysis technique.
The result from 100 consumers of Tous Les Jours Bakery that already seen the Instagram advertisement found that Celebrity
Endorsement have positive influence toward Purchase Intention directly as well as indirectly through Brand Awareness.

Keywords: Celebrity endorsement, brand awareness, purchase intention.

PENDAHULUAN pemasaran yang dilakukan yaitu focus pada target dan


mengikuti perkembangan gaya hidup/lifestyle, sering
Produk teh dalam bentuk RTD (Ready to Drink) terlibat dalam sponsorship, kampanye digital, dan
masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1974. focus pada produk (marketeers.com). Produk terbaik
Perusahaan yang menghasilkan produk teh dalam no 2 adalah Frestea Green dengan presentase 16.3%
bentuk RTD pertama kali adalah PT Sinar Sosro. dengan inovasi pemasaran yang telah dilakukan ada-
Dalam perkembangan muncul beberapa varian pro- lah lokasi pemasaran yang strategis, kualitas produk
duk teh termasuk teh hijau. Teh hijau menjadi salah yang baik, kegiatan promosi yang baik, differensiasi
satu jenis teh yang paling banyak digemari terutama produk dibanding produk lain, dan memiliki harga
di Indonesia (http://life.viva.co.id). yang terjangkau.
Perusahaan yang menghasilkan produk teh hijau Berdasarkan fakta di atas, produk teh hijau RTD
dalam bentuk RTD di Indonesia diantaranya PT. Esprecielo Allure masih belum masuk dalam Top
ABC President (Nu Green Tea), PT Coca-Cola Brand Index bila dibanding dengan produk lain.
Bottling Indonesia (Frestea Green), PT. Tang Mas Untuk mendapatkan index yang lebih tinggi, Espre-
(Zestea) dan PT. Sinar Sosro (Sosro Green-t dan cielo Allure melakukan beberapa usaha pemasaran
JoyTea). Hal ini disebabkan perubahan gaya hidup melalui strategi inovasi pemasaran salah satunya
masyarakat yang semakin peduli akan kesehatan serta melalui komunikasi Celebrity Endorsement.Espre-
minimnya waktu luang. Hal tersebut menyebabkan cielo Allure menggunakan Celebrity Endorsement
pola konsumsi cenderung memilih minuman instan pasangan Chelsea Olivia dan Glenn Alinskie.Kontrak
lebih sehat Perusahaan perlu melakukan inovasi dari Celebrity Endorsement berjalan dari tahun 2015
produk yang memiliki keunikan di benak konsumen. hingga saat ini. Chelsea Olivia dan Glenn alinskie
Selain itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat melakukan posting foto di social media dan mem-
untuk mempengaruhi minat beli konsumen. bintangi sebuah film pendek berjudul Allure Matcha
Beberapa produk teh hijau yang masuk dalam 4 Latte Story yang di-upload di Youtube sebagai bentuk
besar dalam Top Brand Index 2017 fase 1 (topbrand- inovasi pemasaran dari Esprecielo Allure.
award.com) salah satunya adalah Nu Green Tea yang Dimensi Celebrity Endorsement yang digunakan
menduduki urutan pertama dengan presentase 45.8% didalam penelitian ini adalah Vis Cap model yaitu
(TOP). Nu Green Tea memiliki 3 fokus inovasi visibility, credibility, attraction, power (Percy & Ros-

53
54 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 53─60

siter, 1987), dan akan dilihat pengaruhnya terhadap ahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan
Brand Awareness dan Purchase Intention produk tentang kemampuan komunikator dalam
Green Tea Esprecielo Allure pada konsumen Sura- hubungannya dengan topik yang dibicarakan.
baya. • Kepercayaan (trustworthiness) Karakter ini
memperhatikan bagaimana endorser dipan-
TINJAUAN PUSTAKA dang dengan pertimbangan seberapa jujur
dalam membawakan sebuah iklan.
Celebrity Endorsement 3. Attraction. Terdapat dua karakteristik yang di-
Celebrity Endorsement adalah advertising yang miliki oleh attraction yakni kepesonaan (likability)
cukup umum untuk melakukan promosi melalui aso- dan kesamaan (similiarity).
siasi eksplisit dengan menggunakan selebriti, produk • Kepesonaan (likability) Karakter ini akan me-
kosmetik, produk jam tangan, alcohol, mobil, apotek, lihat dari sisi penampilan fisik dan kepribadian.
program penurun berat badan, dan jasa keuangan Melalui daya tarik endorser diharapkan bisa
dengan tujuan meningkatkan Brand Awareness memberikan pengaruh yang positif kepada
(Garthwaite 2014:76). merek yang dibawakannya.
Celebrity Endorsement pada awalnya didefinisi- • Kesamaan (similiarity) Kesamaan gambaran
kan Freiden,(1984) bahwa selebriti yang berkoneksi emosional dalam iklan dapat sangat membantu
langsung pada produk yang diiklankan. Menurut dalam mengefektifkan tujuan dalam beriklan.
McCracken, (1989, p. 310) Celebrity Endorsement Alasan mengapa kesamaan menjadi salah satu
merupakan seseorang yang mendapat public recog- penentu keefektifan komunikasi adalah:
nition dan menggunakan kepopulerannya untuk i. Kesamaan mempermudah penyandian ba-
mempengaruhi konsumen dengan iklan tersebut. lik (decoding) yakni menerjemahkan lam-
Kotler et al, (2007) menuliskan bahwa Celebrity bang sehingga tanda menjadi gagasan.
Endorsement adalah salah satu communication chan- ii. Kesamaan dapat membantu membangun
nels yang digunakan oleh selebriti dengan meng-
premis yang sama.
ekspresikan perkataan mereka untuk melakukan pro-
iii. Kesamaan dapat membuat khalayak ter-
mosi merek berdasarkan kepopularitasan dan
personality mereka. tarik kepada komunikator. Kesamaan dapat
Dimensi Celebrity Endorseement dalam pene- menumbuhkan rasa hormat dan percaya
litian mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh kepada komunikator.
Rini & Astuti (2012) yang mengadopsi teori (Percy & 4. Power
Rossiter, 1987) yaitu diukur dari karakteristik endor- Karakter ini biasanya diikuti oleh besarnya peng-
ser dalam komunikasi yakni VisCAP model (visibi- aruh yang dimiliki oleh seorang komunikator.
lity, credibility, attraction, power). Tingginya pangkat atau besarnya nama yang di-
1. Visibility miliki komunikator sangat menunjang pada karak-
Endorser adalah seorang yang memiliki karakter ter ini.
yang memadai untuk diperhatikan oleh audience.
Pada umumnya dipilih endorser yang telah dike- Brand Awareness
nal dan berpengaruh luas dikalangan masyarakat,
sehingga perhatian masyarakat bisa teralihkan ke Brand Awareness atau kesadaran merek me-
merek yang diiklankan. rupakan langkah awal untuk membangun sebuah
2. Credibility merek produk. Aspek paling penting dari brand
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang awareness adalah bentuk informasi dalam ingatan di
kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehing- tempat yang pertama. Sebuah titik ingatan brand
ga diterima atau diikuti oleh khalayak.Kredibilitas
awareness adalah penting sebelum brand association
yang dimiliki seorang endorser sangat berperan
dapat dibentuk. Menurut Ambadar, et al. (2007:667)
besar.Karakter diri yang dimilikinya dapat me-
nentukan tinggi rendahnya kredibilitas yang di- “brand awareness adalah ukuran kekuatan eksistensi
miliki. Dua faktor yang berperan dalam menentu- suatu merek di benak pelanggan. Brand awareness ini
kan kredibilitas endorser antara lain: mencakup brand recognition (merek yang pernah
• Keahlian (expertise) Karakter keahlian dapat diketahu pelanggan), brand recall (merek apa saja
menunjukan seberapa luas pengetahuan yang yang pernah diingat oleh pelanggan untuk kategori
dimiliki endorser. Seorang yang memiliki nilai tertentu), top of mind (merek pertama apa yang
yang tinggi pada faktor ini akan cerdas, disebut pelanggan untuk satu produk tertentu) dan
mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman dominant brand (satu-satunya merek yang diingat
atau terlatih. Menurut Rakhmat (2005) ke- pelanggan)”. Dengan demikian, seorang pelanggan
Setiawan:Pengaruh Celebrity Endorsement Terhadap Purchase Intention 55

yang memiliki kesadaran terhadap sebuah merek akan Model AIDA merupakan unsure daripada Pur-
secara otomatis mampu menguraikan elemen-elemen chase Intention seperti yang dijelaskan oleh Kotler
merek tanpa harus dibantu. Menurut Rangkuti (2002: (2000). Model AIDA terdiri dari:
39), tingkat kesadaran merek pada benak konsumen 1. Attention
berbeda-beda pada setiap tahapannya, yaitu: Keterkaitan konsumen dan produk, dalam hal ini
1. Unaware of brand (tidak menyadari merek) di mana perusahaan dapat menaruh perhatian
konsumen dengan melakukan pendekatan agar
2. Brand recognition (pengenalan merek)
konsumen menyadari keberadaan produk dan
3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap kualitasnya.
merek) 2. Interest
4. Top of mind (puncak pikiran) Kepekaan konsumen terhadap produk, dalam
tahap ini konsumen ditumbuhkan dan diciptakan
Brand Awareness menurut Keller (2008) terdiri rasa ketertarikan terhadap produk tersebut.Peru-
dari beberapa pengertian, yaitu: sahaan berusaha agar produknya mempunyai daya
1. Konsumen paham seperti apa merek itu tarik dalam diri konsumen, sehingga konsumen
Merek yang dipasarkan di pasar harus jelas, sesuai memiliki rasa ingin tahu yang dapat menimbulkan
dengan kebutuhan pasar dan tidak membuat minatnya terhadap suatu produk.
konsumen bingung akan produk yang ditawarkan 3. Desire
sehingga konsumen dapat dengan mudah mema- Keinginan konsumen untuk mencoba dan memi-
hami merek tersebut. liki produk tersebut, rasa ingin tahu konsumen
terhadap produk tersebut diarahkan kepada minat
2. Dapat mengenali merek diantara merek pesaing
membeli.
Sebuah merek harus membuat konsumen agar 4. Action
dapat mengerti, memahami dan dapat mem- Tindakan konsumen untuk melakukan pembelian.
bedakan produk tersebut dimana konsumen
mengenali perbedaan merek yang dipilihnya dari Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat
merek pesaing. diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai
3. Sadar akan keberadaan merek berikut:
Konsumen harus dibuat sadar akan keberadaan a. Minat transaksional yaitu kecenderungan sese-
merek dan memilih produk tersebut, dimana orang untuk membeli produk.
merek harus sadar akan keberadaan pesaingnya b. Minat refrensial yaitu kecenderungan seseorang
sehingga merek harus sering melakukan promosi untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial adalah minat yang meng-
atau strategi lainnya untuk menarik perhatian gambarkan perilaku seseorang yang memiliki
konsumen. preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi
4. Konsumen bisa membayangkan ciri merek ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
dengan cepat produk preferensinya.
Dalam membuat suatu produk perusahaan harus d. Minat eksploratif adalah minat yang menggam-
lebih responsif terhadap kebutuhan dan keinginan barkan perilaku seseorang yang selalu mencari
masyarakat karena dengan memahami kebutuhan informasi mengenai produk yang diminatinya dan
dan keinginan masyarakat maka konsumen akan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat
lebih cepat mengingat tentang merek tersebut. positif dari produk tersebut.

Purchase Intention Kerangka Konseptual

Menurut Lin dan Lin (2007) Purchase Intentions


proses yang digunakan untuk mengevaluasi pengam-
bilan keputusan konsumen. Peter dan Olson (2002)
mendefinisikan bahwa Purchase Intentions merupa-
kan perilaku konsumen dalam membeli sebuah
merek. Sedangkan menurut Kotler (2000) definisi
Purchase Intention adalah “perilaku konsumen yang
terjadi ketika consumer terstimulasi oleh factor
lainnya dan melakukan keputusan pembelian ber-
dasarkan karakteristik mereka dan proses pengambil-
an keputusan. Gambar 1. Kerangka konseptual
56 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 53─60

Hipotesis X3 = Attraction
Adalah seberapa menariknya seorang sponsor
Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian dimata masyarakat, lebih diasosiasikan kepada
ini adalah: kepribadian sponsor tersebut.
H1: Celebrity Endorser Chelsea Olivia dan Glenn X4 = Power
Alinskie berpengaruh terhadap PurchaseInten- Adalah besarnya pengaruh yang dimiliki oleh se-
tions produk Green Tea Esprecielo Allure. orang komunikator.
H2: Celebrity Endorser Chelsea Olivia dan Glenn - Variabel mediasiyaitu, Brand Awareness (Y2)
alinskie berpengaruh terhadap BrandAwareness dengan dimensi, sebagai berikut:
produk Green Tea Esprecielo Allure. Y21 = Konsumen paham merek
H3: Brand Awareness berpengaruh terhadap Pur- Y22 = Konsumen mengenali merek diantara pe-
chase Intention pada produk Green Tea Espre- saing
Y23 = Konsumen sadar keberadaan merek
cielo Allure.
Y24 = Mengenal ciri merek
- Variabel Endogen (Y1) yaitu Purchase Intention,
METODE PENELITIAN dengan dimensi:
Y11 = Transaksional
Populasi dan Sampel
Y12 = Refrensial
Arti dari populasi seperti yang di definisikan Y13 = Preferensial
Y14 = Eksploratif
oleh (Sugiyono, 2011), adalah sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
Teknik Analisis Data
memiliki karakteristik tertentu yang kemudian di-
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
Pemilihan teknik analisa statistika adalah bagian
kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah
penting untuk menguji hipotesis, salah satu alat ana-
masyarakat yang pernah melihat Advertising Cele-
lisis yang banya digunakan adalah SEM (structural
brity Endorsement produk green tea Esprecielo Allure
equation marketing). Penelitian ini menggunakan
di Social media.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini pendekatan Warp PLS yang merupakan pengem-
adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengam- bangan dari analisis PLS (partial least square), model
bilan sampel yang tidak memberi peluang atau ini dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota dimana dasar teori pada perancangan model lemah
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, atau indikator yang tersedia tidak memenuhi model
2011). Teknik ini untuk mempermudah pengambilan pengukuran reflesif.
sampel yang memiliki jumlah populasi tidak terdata.
Pelanggan yang menjadi sampel sebagai responden HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah pelanggan yang pernah
melihat Advertising Celebrity Endorsement produk Evaluasi Path Analysis Warp PLS
green tea Esprecielo Allure di Social media.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak
100 responden, dengan berdasarkan pada pertimbang-
an tingkat keyakinan 0,95 dengan α 0,05 dan kesalah-
an yang mungkin terjadi tidak lebih dari 10%.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang akan diguna-


kan dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu:
Gambar 2. Path Analysis WarpPLS
- Variabel eksogen/independen, yaitu Celebrity
Endorsement (X1) dengan dimensi:
X1 = Visibility Gambar 2 merupakan hasil pengujian untuk
Adalah sebuah karakter yang memadai untuk model direct effect. Hasil tersebut menunjukan bahwa
dapat diperhatikan oleh audience pengaruh langsung Celebrity Endorsement (X) ter-
X2 = Credibility hadap Purchase Intention (Y1) adalah signifikan
Adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan- (p<0,01) dengan koefisiensi jalur sebesar 0,53. Untuk
kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima Celebrity Enddorsement (X) terhadap Brand
atau diikuti oleh khalayak. Awareness (Y2) adalah signifikan (p<0,01) dengan
Setiawan:Pengaruh Celebrity Endorsement Terhadap Purchase Intention 57

koefisien jalur sebesar 0,85. Dan terakhir Brand PEMBAHASAN


Awareness (Y2) terhadap Purchase Intention (Y1)
adalah signifikan (p<0,01), dengan koefisien jalur Cross Loading Factor
sebesar 0,27.
Tabel 3. Cross Loading Factor Celebrity Endorsement
Jumlah koefisien jalur = 0.53 + 0.85 x 0.27
= 0.53 + 0.229
= 0.759

Composite Reliability

Tabel 1. Composite Reliability Cross Loading dari Celebrity Endorsement ter-


lihat lebih besar dari indicator variable lainnya. Maka
dari itu walaupun AVE dari Celebrity Endorsement
tidak memenuhi, namun dari tabel 3 dapat dilihat
bahwaindikator dari variable Celebrity Endorsement
sudah mampu menggambarkan variable Celebrity
Untuk mengetahui reliabilitas sebuah variabel Endorsement dibandingkan variable lainnya.
dapat dilihat dari Composite Reliability dan Cron-
bach’s Alpha pada tabel 1, Composite Reliability Tabel 4. Cross Loading Factor Brand Awareness
keseluruhan di atas 0.70 yang berarti seluruh variabel
telah memenuhi syarat realibilitas. Untuk Cronbach’s
Alpha didapati seluruh variabel yang ada adalah
sangat reliable.
Keseluruhan variabel dalam model ini memiliki
pathcoefficient dengan angka yang positif. Artinya,
jika semakin besar nilai pathcoefficient pada satu
variabel independen terhadap variabel dependen,
maka semakin kuat juga pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen tersebut.
Cross Loading dari Brand Awareness terlihat
lebih besar dari indicator variable lainnya. Maka dari
Discriminant Validity itu walaupun AVE dari Brand Awareness tidak
memenuhi, namun dari tabel 4 dapat dilihat bahwa
Tabel 2. Discriminant Validity
indikator dari variable Brand Awareness sudah
mampu menggambarkan variable Brand Awareness
dibandingkan variable lainnya.

Tabel 5. Cross Loading Factor Purchase Intention

Berdasarkan tabel 2 variabel X belum meme-


nuhi syarat validitas diskriminan yaitu, 0.692 karena
akar AVE lebih besar yaitu 0.823 dan 0.751. Begitu
juga untuk variabel Y2 belum memenuhi syarat
validitas diskriminan yaitu, 0.783 karena akar AVE
lebih besar yaitu 0.823 meskipun 0.711 lebih kecil.
Variabel Y1 memenuhi syarat validitas diskriminan
yaitu 0.839, karena yang lain hanya 0.751 dan 0.811.
Dari data di atas telah diketahui bahwa AVE dari CE
dan BA tidak valid. Namun terdapat data didalam
Cross Loading yang nilainya lebih tinggi dan telah
memperkuat hubungan antar variable.
58 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 53─60

Cross Loading dari indicator Purchase Intention Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang
terlihat lebih besar dari indicator variable lainnya. tercantum pada tabel 6, koefisien jalur dari CE (X) ke
Maka dari itu terlihat bahwa indicator dari variable BA (Y2) > 0,100 (β = 0,85) dengan nilai p < 0,05 (p-
Purchase Intention sudah mampu menggambarkan value < 0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan
variable Purchase Intention. bahwa Celebrity Endorsement (CE) berpengaruh
signifikan dan positif terhadap Brand Awareness
Uji Hipotesis (BA) masyarakat yang pernah melihat Advertising
Celebrity Endorsement produk green tea Esprecielo
Tabel 6. Kesimpulan Hipotesis Allure di Social media Instagram.

• Hipotesis pengaruh Brand Awareness (BA) ter-


hadap Purchase intentions (PI)

H3: Terdapat pengaruh Brand Awareness (Y2)


terhadap Purchase intentions (Y1) pada masyarakat
yang pernah melihat Advertising Celebrity Endor-
sement produk green tea Esprecielo Allure di Social
media Instagram

Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang


tercantum pada tabel 6, koefisien jalur dari BA (Y2)
ke PI (Y1) > 0,100 (β = 0,27) dengan nilai p < 0,05
(p-value < 0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Brand Awareness (BA) berpengaruh signi-
fikan dan positif terhadap Purchase Intention (PI)
pada masyarakat yang pernah melihat Advertising
Celebrity Endorsement produk green tea Esprecielo
Allure di Social media Instagram.

• Hipotesis pengaruh Celebrity Endorsement (CE) KESIMPULAN DAN SARAN


terhadap Purchase intentions (PI)
Kesimpulan
H1: Terdapat pengaruh Celebrity Endorsement (X)
terhadap Purchase intentions (Y1) pada masyarakat Hasil penelitian yang membahas mengenai
yang pernah melihat Advertising Celebrity Endor- pengaruh Celebrity Endorsement terhadap Purchase
sement produk green tea Esprecielo Allure di Social Intentions dengan Brand Awareness sebagai variabel
media Instagram mediasi pada produk Green tea Esprecielo Allure,
menghasilkan kesimpulan bahwa Adanya pengaruh
Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang positif antara Celebrity Endorsement terhadap Pur-
tercantum pada tabel 6, koefisien jalur dari CE (X) ke chase Intention. Pada saat konsumen menilai Chelsea
BA (Y2) > 0,100 (β = 0,53) dengan nilai p < 0,05 (p- Olivia dan Glenn Alinskie sesuai dengan merek
value < 0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan Green tea Esprecielo Allure maka akan semakin
bahwa Celebrity Endorsement (CE) berpengaruh meningkatkan Purchase Intention dari Green tea
signifikan dan positif terhadap Purchase Intentions Esprecielo Allure. Terdapat pengaruh positif antara
(PI) pada masyarakat yang pernah melihat Adver- Celebrity Endorsement terhadap Brand Awareness.
tising Celebrity Endorsement produk green tea Celebrity Endorsement Chelsea Olivia dan Glenn
Esprecielo Allure di Social media Instagram. Alinskie sangat membantu merek Green tea
Espreciello Allure dalam membentuk Brand Aware-
• Hipotesis pengaruh Celebrity Endorsement (CE) ness mereka yaitu bagaimana konsumen paham
terhadap Brand Awareness (BA) merek, mengenali merek diantara pesaing, sadar akan
keberadaan merek, dan mengenal cirri merek. Ada
H2: Terdapat pengaruh Celebrity Endorsement (X) pengaruh positif antara Brand Awareness terhadap
terhadap Brand Awareness (Y2) pada masyarakat Purchase Intention. Brand Awareness dari merek
yang pernah melihat Advertising Celebrity Endor- Green tea Esprecielo Allure yang baik akan semakin
sement produk green tea Esprecielo Allure di Social memperkuat Purchase Intention merek Green tea
media Instagram. Esprecielo Allure di dalam benak konsumen
Setiawan:Pengaruh Celebrity Endorsement Terhadap Purchase Intention 59

Saran Keller, K.L. (2008). Strategy Brand Management


Building, Measuring, and Managing Brand
Penggunaan strategi Celebrity Endorsement Equity. Third Edition New Jersey. Pearson
yang lebih efektif, terpecaya, dan memberikan Education.
dampak mempersuasif kepada konsumen yang Kotler, P. (2000). Marketing Management, The
berhubungan langsung dengan salah satu dimensi dari Millenium Edition. NJ: Pearson Prentice Hall.
Celebrity Endorsement dimana trustwhortiness men- Kotler, P., Keller, K., & Jha, M. (2007). Marketing
jadi salah satu tolak ukur dalam pengukuran Celebrity Management. A South Asian perspective
Endorsement. (12thed.). Pearson Education, 340.
Memilih Celebrity Endorsement yang lebih Lin, Nan Hong & Lin, Bih Shya. (2007). The effect of
memiliki pengetahuan memiliki bidang dari produk Brand image and product knowledge on pur-
Green tea Esprecielo Allure atau memberikan pem- chase intentions. Moderated by party discount
belajaran terlebih dahulu kepada Celebrity Endor- Journal of intenational management studies.
sement yang dipakai Marketeers Editor “Tiga Fokus Nu Green Tea
Melakukan strategi dengan Celebrity Endor- Pertahankan Pangsa Pasar” July 2, 2015
sement dengan mengadakan event-event yang dapat
http://marketeers.com/tiga-fokus-nu-green-tea-
berguna juga bagi konsumen untuk memberikan
pertahankan-pangsa-pasar/.
hubungan timbal balik dan juga memberikan ke-
unikan dari produk Green tea Esprecielo Allure yang McCracken, G. (1989). "Who is the celebrity endor-
membuat produk berbeda dari yang lain ser? Cultural foundations of the endorsement
Dalam penelitian selanjutnya dapat ditambahkan process." Journal of Consumer research, pp.
variabel RepurchaseIntention atau minat pembelian 310-321.
ulang terhadap produk Green tea Esprecielo Allure. Peter, Paul J. & Olson, Jerry C. (2002). Consumer
Penelitian tersebut akan melihat pengaruh antara Behavior and Marketing Strategy, Sixthedition.
Celebrity Endorsement dengan Purchase Intention New York: Mc Graw-Hill Companies.
yang nantinya terlihat bagaimana nantinya akan ber- Rangkuti, Freddy. (2002). The Power of Brand:
pengaruh kepada Repurchase Intention. Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek Plus Analisis Kasus
DAFTAR PUSTAKA Dengan SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Ambadar, Jackie, Abidin Miranty, dan Ira Yanti. Rakhmat, J. 2005. Metode Penelitian Komunikasi.
(2007). Mengelola Merek. Jakarta: Yayasan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bina Karsa Mandiri. Rini, Ending Sulistya, Dan Astute, Dina Widya. 2012.
Ferdinand, 2006. Pengembangan Minat Beli Merek Pengaruh Agnes Monica Sebagai Celebrity
Ekstensi. Badan Penerbit Universitas Dipone- Endorser Terhadap Pembentukan Brand Image
goro. Semarang HondaVario, Bisma Jurnal Bisnis Dan Mana-
Freiden, Jon B. (1984), "Advertising Spokesperson jemen, Vol. 6, No. 1, pp. 1-12.
Effects: An Examination of Endorser Type and Rossiter, J. R. and Percy, L., (1987). Advertising and
Gender on Two Audiences,"Journal of Adver- Promotion Management. McGraw-Hill: Singa-
tising Research, 24 (October/November), pore.
Garthwaite CL 2014. Demand spillovers, combative Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
advertising, and celebrity endorsements. Ameri- Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
can Economic Journal: Applied Economics, Top Brand (2017) “Top Brand Fase 1 2017 Kategori:
6(2): 76–104. Sugiyono. (2011). Metode Pene- Makanan & Minuman” http://www.topbrand-
litian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. award.com/top-brand-survey/survey-result/top_
Bandung: Alfabeta. brand_ index_2017_fase_1Fleck N., Quester P.,
Irfan Laskito, Tasya Paramitha “Ini Perbedaan Teh (2007). Birds of a feather flock together.
Hijau Indonesia dan Jepang” Kamis, 30 April definition, role and measure of congruence: An
2015http://life.viva.co.id/news/read/620539-ini- application to sponsorship. Psychology &Mar-
perbedaan-tehijauindonesia-dan-jepang. keting 24 (11), 975-1000.

Anda mungkin juga menyukai