Anda di halaman 1dari 9

INSTALASI LISTRIK PENERANGAN DENGAN

STANDARISASI CAHAYA BUATAN SNI

Farelista Exza Prameswari


2320600029

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO

INDUSTRIPOLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI

SURABAYA SURABAYA

2021
I. TUJUAN

Praktikum ini memiliki tujuan untuk menjadikan mahasiswa mampu dan


terampil dalam melakukan instalasi listrik penerangan dengan standarisasi
cahaya buatan SNI, sehingga diperoleh sistem pencahayaaan buatan yang
sesuai dengan syarat kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan memenuhi
ketentuan yang berlaku untuk bangunan gedung.

II. DASAR TEORI

Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan orang


dapat melihat obyek dengan baik, jelas dan tanpa upaya-uapaya yang
dipaksakan. Penerangan yang cukup dan diatur secara baik juga akan
membantu menciptakkan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.
Pencahayaan yang baik dapat memberikan kenyamanan visual yang ditentukan
oleh performansi sistem pencahayaan yang terpasang, antara lain:
- Sistem pencahayaan memberikan tingkat pencahayaan yang cukup
- Tidak menyilaukan
- Dapat menampilkan warna asli dari benda

Intensitas penerangan yang kurang dapat menyebabkan


- Gangguan visibilitas dan eyestrain
- Intensitas penerangan yang berlebihan jiuga dapat menyebabkan
Glare, reflection, dan exessive shadows
Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan
sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung
didalam merancang sistem pencahayaan. Berikut cara perhitungan tingakat
pencahayaan :

• Tingkat Pencahayaaan Rata-rata (Erata-rata).


Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan pada umumnya didefinisikan
sebagai tingkat pencahayaan rata-rata pada bidang kerja. Yang dimaksud
dengan bidang kerja ialah bidang horisontal imajiner yang terletak 0,75 meter
di atas lantai pada seluruh ruangan. Tingkat pencahayaan rata-rata Erata-rata
(lux), dapat dihitung dengan persamaan :

F.total X kp X kd
Erata-rata =
A
dimana :

Ftotal = Fluks luminus total dari semua lampu yang menerangi


bidang kerja
A = luas bidang kerja (m2 )
kp = koefisien penggunaan
kd = koefisien depresiasi (penyusutan).

• Koefisien Penggunaan (kp)


Sebagian dari cahaya yang dipancarkan oleh lampu diserap oleh armatur,
sebagian dipancarkan ke arah atas dan sebagian lagi dipancarkan ke arah
bawah. Faktor penggunaan didefinisikan sebagai perbandingan antara fluks
luminus yang sampai di bidang kerja terhadap keluaran cahaya yang
dipancarkan oleh semua lampu Besarnya koefisien penggunaan dipengaruhi
oleh faktor :
a. Distribusi intensitas cahaya dari armatur.

b. Perbandingan antara keluaran cahaya dari armatur dengan keluaran


cahaya darilampu di dalam armatur.
c. Reflektansi cahaya dari langit-langit, dinding dan lantai.

d. Pemasangan armatur apakah menempel atau digantung pada


langit-langit,5). dimensi ruangan.

• Koefisien Depresiasi (penyusutan) (kd)


Koefisien yang disebut juga koefisien rugi-rugi cahaya atau koefisien
pemeliharaan, didefinisikan sebagai perbandingan antara tingkat
pencahayaan setelah jangka waktu tertentu dari instalasi pencahayaan
digunakan terhadap tingkat pencahayaan padawaktu instalasi baru. Besarnya
koefisien depresiasi dipengaruhi oleh :
a. Kebersihan dari lampu dan armatur.

b. Kebersihan dari permukaan-permukaan ruangan.

c. Penurunan keluaran cahaya lampu selama waktu penggunaan.

d. Penurunan keluaran cahaya lampu karena penurunan tegangan listrik


Besarnya koefisien depresiasi biasanya ditentukan berdasarkan estimasi.
Untuk ruangan dan armatur dengan pemeliharaan yang baik pada umumnya
koefisien depresiasi diambil sebesar 0,8

• Jumlah Armatur yang Diperlukan


Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminus total
yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan,
dengan menggunakan persamaan

Frata-rata = EX A
(Lumen)
kp X kd
Kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan :

Nrata-rata = F.total
F1 X n
dimana :

F1 = fluks luminus satu buah lampu

n = jumlah lampu dalam satu armatur

• Kebutuhan Daya

Daya listrik yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan rata-


rata tertentu pada bidang kerja dapat dihitung mulai dengan persamaan yang
digunakan untuk menghitung armatur. Setelah itu dihitung jumlah lampu yang
dibutuhkan denganpersamaan
NLampu = NArmatur x n

Daya yang dibutuhkan untuk semua armatur dapat dihitung dengan persamaan
:

WTotal = NLampu x W1

dimana ➔ W1 = Daya setiap lampu termasuk Balast (Watt)

Dengan membagi daya total dengan luas bidang kerja, didapatkan kepadatan
daya (Watt/m2) yang dibutuhkan untuk sistem pencahayaan tersebut.
• Tingkat Pencahayaan Minimum yang Direkomendasikan
Untuk Rumah Tinggal :

III. ANALISA DATA


➢ Gambar Denah Rumah (SLD)
Keterangan : Gambar Menggunakan Skala 1:500
➢ Kriteria Perencanaan

EXA
Ftotal = F1 Ntotal
E A Nlampu = Narmatur x W1 Wtotal =
Ruangan Kp Kd kp X kd n = F.total
PHILIPS
(Lux) (m2) (Lumen) (Lumen) F1 X n
n (Watt) Nlampu x W1

60 X 5
Teras Ftotal = = 417 Wtotal = 1 x 12 = 12
0.9 0.8 60 5 1360 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 12 LED BULB
0.9 X 0.8
120 𝑥 15
Ruang Tamu = 2500 Wtotal = 1 x 23 = 23
0.9 0.8 120 15 Ftotal = 0,9 𝑥 0,8 3000 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 23 LED BULB
130 𝑥 12
Ruang Keluarga =2167 Wtotal = 1 x 23 = 23
0.9 0.8 130 12 Ftotal = 0,9 𝑥 0,8 3000 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 23 LED BULB
120 𝑥 8
Kamar Tidur = 1333 Wtotal = 1 x 14,5 =
0.9 0.8 120 8 Ftotal = 0,9 𝑥 0,8 1800 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 14,5 LED BULB
14,5
250 𝑥 4
Kamar Mandi Wtotal = 1 x 14,5 =
0.9 0.8 250 4 Ftotal =0,9 𝑥 0,8 = 1389 1800 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 14,5 LED BULB
14,5
60 𝑥 6
Garasi Wtotal = 1 x 12 = 12
0.9 0.8 60 6 Ftotal = 0,9 𝑥 0,8 = 500 1360 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 12 LED BULB
250 𝑥 12
Dapur =2850 Wtotal = 1 x 23 = 23
0.9 0.8 250 12 Ftotal = 0,9 𝑥 0,8 3000 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 23 LED BULB
120 𝑥 6
Ruang Makan =1000 Wtotal = 1 x 12 = 12
0.9 0.8 120 6 Ftotal = 0,9 𝑥 0,8 1360 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 12 LED BULB
120 𝑥 6
Musholla Wtotal = 1 x 12 = 12
0.9 0.8 120 6 Ftotal =0,9 𝑥 0,8 =1000 1360 1 1 Nlampu = 1 x 1 = 1 12 LED BULB
(Philips LED bulb 12 Watt ➔ 1360 Lumen)

(Philips LED bulb 14,5 Watt ➔ 1800 Lumen)

(Philips LED bulb 23 Watt ➔ 3000 Lumen)


IV. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan


bahwa petunjuk teknis dari sistem pencahayaan buatan memiliki
bertujuan untuk digunakan sebagai acuan bagi para perancang dan
peaksana pembangunan gedung (bagiaan instalasi listrik penerangan)
dan juga sebagai acuan bagi pemilik gedung/bangunan dalam
mengoperasikan serta merawat sistem pencahayaan buatan (instalasi
penerangan) agar sesuai/memenuhi dengan syarat-syarat
(kesehatan, kenyamanan, keamanan, memenuhi ketentuan yang
berlaku untuk bangun gedung).

V. DAFTAR PUSTAKA

• Muhammad Zulka,
https://www.academia.edu/5622828/Metode_penggunaan_pencah
ayaan_berdasarkan_SNI , diakses pada tanggal 28 April 2021.

Anda mungkin juga menyukai