MIXER (PENCAMPUR)
TTH3I3
Elektronika Telekomunikasi
Filter
IF RF
Oscillator
3
FUNGSI MIXER
Mixer berfungsi sebagai
Oscillator 5
MIXER SEBAGAI MODULATOR AM
• Sistem AM (Amplitude Modulation) bisa didapatkan hanya dengan mengalikan
sinyal informasi dan sinyal pembawa dengan menggunakan mixer
• Biasanya digunakan transistor sebagai mixer
Mixer
Sinyal
Carrier
6
MIXER SEBAGAI DETEKTOR FASA PADA PLL
VS, fS, S e s o
PD Penguat & LPF
Ve = Vs - Vo
Vo, fo, o
a b
VCO
output
PD = Phase Detector VCO = Voltage Controlled Oscilator
MIXER SEBAGAI SCRAMBLER
• Sistem scrambling sinyal bisa didapatkan hanya dengan mengalikan sinyal informasi
dan sinyal pembawa/ carrier dengan frekuensi yang berubah-ubah
Mixer
Sinyal Carrier
dengan frekuensi
yang berubah ubah
8
PRINSIP KERJA
BAB 9
MIXER
S 0 t S1 t S 2 t
S1 (t) So (t)
S2 (t) S 0 f S1 f S 2 f S1 S 2 f d
Analisis Domain Waktu
S1 t 1Cos 2f 1t 1
S 2 t 1Cos 2f 2 t 2
Down Convertion.
11
Device non linier
Realistic mixer akan menghasilkan berbagai frekuensi akaibat sifat ketidaklinieran komponen diode atau
transistor.Frekuensi-frekuensi lain yang tidak diinginkan akan dihilangkan dengan filtering.
Vi(t)=V1(t)+V2(t); Vo(t)=a.Vi(t)+b.Vo(t)2
Jika V1(t) =cos (1t) dan V2(t)=cos (2 t); maka :
Vo (t) = a.cos (1 t) + a.cos (2 t) + V12.cos2 (1 t) + b.cos2 (2 t) +
b.cos (1 t).cos (2 t)
= a.cos (1 t) + a..cos (2 t) + 0,5.b + 0,5.b.cos (21 t) + 0,5.b +
0,5.b.cos (2t) + b.cos (2t - 1t) + b.cos (1t + 2 t)
Agar maka rangkaian Device Non Linier di atas bisa menjadi MIXER, maka diperlukan filter
BPF dengan nilai tengah frekuensi yang diinginkan.
12
FREKUENSI LO DAN FREKUENSI BAYANGAN
DALAM MIXER
BAB 9
MIXER
SOLUSI
Dua frekuensi LO yang mungkin adalah :
fLO = fRF ± fIF = (869 - 894) ± 87 = 956 - 981 MHz
782 - 807 MHz.
Dengan menggunakan frekuensi LO 956–981 MHz, maka frekensi IF adalah :
fIF = fRF − fLO = (869 - 894) − (956 - 981) = −87 MHz,
RF image frequency range adalah
fIM = fLO − fIF = (956 - 981) + 87 = 1043 - 1068 MHz, di luar passband penerima
PARAMETER KINERJA MIXER
BAB 9
MIXER
Vo (t ) VRF (t ).S (t )
19
Harmonic Intermodulation Distortion
π n genap →harmonik=0
Sin(n. )
Komponen 2
π n ganjil → ada harmonik
n.
2
|Vo(f)|
BPF
n=1
n=2
n=3
Filter
IF RF
Oscillator
• Mixer diode mempunyak nilai conversion loss tipikal 4 and 7 dB pada range frekuensi
1–10 GHz.
• Mixer Transistor mixers mempunyai conversion loss yang lebih rendah, bahkan malah
mempunyai conversion gain beberapa dB.
Conversion Loss
• Mixer memerlukan impedance matching pada ketiga portnya, hal ini merupakan
masalah kompleks karena adanya beberapa frekuensi dan adanya harmonic yang
timbul.
• Secara ideal setiap port mixer harus match pada frekuensi kerja tertentu (RF,
LO, or IF), dan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan harus diabsorbsi
dengan beban resistif atau diblok dengan terminasi reaktif.
• Beban resistif akan meningkatkan loss mixer, beban reaktif nilainya akan
terpengaruh/sensitive terhadap frekuensi.
Noise Figure
• Dalam mixer noise dibangkitkan oleh elemen diode atau transistor dan oleh
noise thermal yang disebabkan loss resistif.
• Noise figures practical mixers nilainya antara 1 - 5 dB
• Mixer diode pada umumnya mempunyai noise figure yang lebih rendah
daripada mixer transistor.
• Noise figure mixer tergantung apakah inputnya sinyal SSB (single-sideband) atau
sinyal DSB (doublesideband). Hal ini disebabkan karena mixer akan down-
convert noise pada kedua frekuensi sideband, tapi daya sinyal SSB setengah dari
sinyal DSB
Noise Figure untuk Sinyal Input DSB
untuk Sinyal Input DSB vDSB(t) = A[cos(ωLO − ωIF)t + cos(ωLO + ωIF)t].
Hasil mixing dengan sinyal dari LO cos ωLOt and low-pass filtering :
Hasil mixing dengan sinyal dari LO cos ωLOt and low-pass filtering :
BAB 9
MIXER
D1 D3
VLO(t) +
VRF(t) a b R VO(t)
-
D2 D4
d
29
Gambar sinyal input output
VLO(t)
Sinyal Carrier
t
VRF(t)
sinyal info
VO(t)=VRF(t).S(t)
Sinyal keluaran
S(t)
Funsi bentuk
T=1/fc
30
B. Mixer dengan dioda berimbang ganda
Kelebihan : frekuensi RF tidak muncul dalam keluaran IF
a D1 b
Rs D4 D3 RL
m(t)=sinyal info
Vo(t)=Sinyal
termodulasi
c D2 d
Vc(t)=Sinyal Carrier
31
Keterangan :
Dioda luar : D1 & D2
Dioda dalam : D3 & D4
Dioda ini bekerja saling bergantian:
Jika sinyal carier positif dioda D1 & D2 ON dioda D3 & D4 OFF
Jika sinyal carier negatif dioda D3 & D4 ON dioda D1 & D2 OFF
D1
D3
m(t) Vo(t) m(t) Vo(t)
Rl Rl
D4
D2
32
Cara kerja:
Vc(t)=Sinyal Carrier
t
m(t)=sinyal info
Berbalik fasa
Vo(t)=Sinyal
termodulasi
t sin( n. )
Vo (t ) 2Vm. cos(2fmt ).( 2 . cos(n2fct ))
n 1
n.
2
S(t)
Funsi
sin( n. )
s(t ) 2. 2 . cos (n2fct )
bentuk
n 1
t n.
2
T=1/fc
33
Domain frekuensi:
|Vo(f)|
Spektrum Keluaran
34
IMPLEMENTASI MIXER DENGAN
TRANSISTOR DAN IC
BAB 9
MIXER
V out
C L RL
R1
CE
Fx R2
RE Fy
36
Syarat dari pencampur tersebut adalah bahwa salah satu sinyal masukannya
mempunyai level yang cukup besar.Ini diperlukan untuk mengantisipasi operasi
non linier dari rangkaian tersebut. Sinyal masukan yang lainnya selalu berlevel
lebih kecil. Salah satu alasan mengapa sinyal ini kecil adalah karena biasanya sinyal
ini datang dari antenna yang mempunyai level sinyal yang lemah.
Pada rangkaian tersebut, kolektornya dihubungkan dengan rangkaian tank circuit,
yang ditala pada salah satu frekuensinya, misalnya ditala pada fy – fx. Tujuannya
agar sinyal keluaran Vout hanya terdiri dari frekuensi selisih saja, jadi komponen-
komponen frekuensi yang lain akan ditapis atau ditekan. Jadi L dan C harus
berresonansi pada frekuensi fo = fy – fx .
37
Contoh lain rangkaian mixer adalah sbb :
38
3. Mixer dengan menggunakan rangkaian terintegrasi (IC)
39