Anda di halaman 1dari 39

BAB 9

MIXER (PENCAMPUR)
TTH3I3
Elektronika Telekomunikasi

TTH313 - Elektronika Telekomunikasi


1
KONSEP MIXER
BAB 9
MIXER

TTH313 - Elektronika Telekomunikasi


2
PENDAHULUAN
• Mixer merupakan devais 3 port yang menggunakan elemen non linier
untuk menghasilkan pergeseran/ perubahan frekuensi.
• Suatu komponen non linier akan membangkitkan frekuensi-frekuensi
harmonic yang banyak dan lebar, sehingga untuk mendapatkan
frekuensi yang diinginkan diperlukan filtering.
• Komponen non linier yang digunakan biasanya adalah diode atau
transistor. Mixer

Filter
IF RF

Oscillator
3
FUNGSI MIXER
Mixer berfungsi sebagai

1. Penggeser pita frekuensi ini dapat digunakan sebagai


Down Converter & Up Converter
2. Pengali dalam modulator AM
3. Detektor fasa pada PLL, dsb
4. Scrambler (pengacak) sinyal analog
MIXER SEBAGAI UP/ DOWN CONVERTER
Penguat Penguat IF Penguat daya
antena • Sistem microwave saat
Up
Mod ini biasanya beberapa
Conv saltran mixer dan filter untuk
melakukan fungsi
Mixer
frequency up-conversion
Pembawa
Filter RF and down-conversion
IF
IF antara frekuensi sinyal
baseband dan frekuensi
Oscillator RF carrier
Penguat
Down antena
Mod
Conv saltran
Mixer
CR IF RF
Filter

Oscillator 5
MIXER SEBAGAI MODULATOR AM
• Sistem AM (Amplitude Modulation) bisa didapatkan hanya dengan mengalikan
sinyal informasi dan sinyal pembawa dengan menggunakan mixer
• Biasanya digunakan transistor sebagai mixer

Mixer

Sinyal Info Sinyal AM

Sinyal
Carrier

6
MIXER SEBAGAI DETEKTOR FASA PADA PLL

VS, fS,  S e   s  o
PD Penguat & LPF
Ve = Vs - Vo

Vo, fo, o
a b
VCO

output
PD = Phase Detector VCO = Voltage Controlled Oscilator
MIXER SEBAGAI SCRAMBLER
• Sistem scrambling sinyal bisa didapatkan hanya dengan mengalikan sinyal informasi
dan sinyal pembawa/ carrier dengan frekuensi yang berubah-ubah

Mixer

Sinyal Info Sinyal teracak

Sinyal Carrier
dengan frekuensi
yang berubah ubah

8
PRINSIP KERJA
BAB 9
MIXER

TTH313 - Elektronika Telekomunikasi


9
PRINSIP KERJA MIXER
Mixer merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengalikan sinyal.
Prinsip dasarnya adalah dua buah sinyal masuk ke suatu rangkaian non linier
yang menghasilkan frekuensi-frekuensi lain selain frekuensi dua buah sinyal
masukan tersebut dengan amplituda tertentu.

S 0 t   S1 t   S 2 t 
S1 (t) So (t)

S2 (t) S 0  f   S1  f   S 2  f    S1    S 2  f     d

Analisis Domain Waktu
S1 t   1Cos 2f 1t   1 
S 2 t   1Cos 2f 2 t   2 

cos A. cos B  CosA  B   CosA  B)


1 1
Berdasarkan sifat persamaan trigonometri :
2 2
S o t   S1 t   S 2 t   Cos2  f1  f 2 t  1   2   Cos2  f 2  f1 t    2  1 
1
Maka
2
10
PRINSIP KERJA MIXER
Up Convertion.

Down Convertion.

11
Device non linier
Realistic mixer akan menghasilkan berbagai frekuensi akaibat sifat ketidaklinieran komponen diode atau
transistor.Frekuensi-frekuensi lain yang tidak diinginkan akan dihilangkan dengan filtering.

Vi(t)=V1(t)+V2(t); Vo(t)=a.Vi(t)+b.Vo(t)2
Jika V1(t) =cos (1t) dan V2(t)=cos (2 t); maka :
Vo (t) = a.cos (1 t) + a.cos (2 t) + V12.cos2 (1 t) + b.cos2 (2 t) +
b.cos (1 t).cos (2 t)
= a.cos (1 t) + a..cos (2 t) + 0,5.b + 0,5.b.cos (21 t) + 0,5.b +
0,5.b.cos (2t) + b.cos (2t - 1t) + b.cos (1t + 2 t)

Agar maka rangkaian Device Non Linier di atas bisa menjadi MIXER, maka diperlukan filter
BPF dengan nilai tengah frekuensi yang diinginkan.

12
FREKUENSI LO DAN FREKUENSI BAYANGAN
DALAM MIXER

BAB 9
MIXER

TTH313 - Elektronika Telekomunikasi


13
FREKUENSI LOCAL OSCILATOR
Mixer

Untuk suatu nilai frekuensi RF dan frekuensi IF tertentu,


RF IF
terdapat dua frekuensi LO yang dapat digunakan:
fLO = fRF ± fIF,
Local
Oscillator

• Contoh : Radio FM mempunyai frekuensi IF = 10,7 MHz. Apabila diterima frekuensi


RF 100 MHz, maka frekuensi LO yang mungkin adalah :
fLO1 = 100 MHz + 10,7 MHz = 110,7 MHz
fLO2 = 100 MHz - 10,7 MHz = 89,3 MHz
Tinggal dipilih salah satu frekuensi LO yang digunakan
FREKUENSI BAYANGAN
• Untuk suatu penerima sinyal RF dengan frekuensi LO tertentu (fLO) dan frekuensi IF
tertentu (fIF), terdapat 2 frekuensi input RF yang mungkin yang akan menghasilka
frekuensi IF yang diinginkan. Frekuensi RF yang tidak diinginkan disebut frekuensi
bayangan (image frequency)
fRF = fLO + fIF
Mixer
• Seperti contoh sebelumnya, Radio FM menerima frekuensi RF 100 Mhz. Agar
RF IF menghasilkan output frekuensi IF = 10,7 MHz, diambil frekuensi LO : 110,7 MHz
• Maka frekuensi bayangan (frekuensi RF lain yang juga menghasil kan frekuensi IF
10,7 MHz) adalah :
Local
Oscillator fRF2 = fLO+fIF =110,7 MHz + 10,7 MHz = 121,4 MHz
Karena : 121,4 MHz – 110,7 MHz =10,7 MHz
CONTOH FREKUENSI BAYANGAN
• Sistem telephone seluler digital IS-54 menggunakan frekuensi terima pada band 869–894 MHz,
dengan frekuensi IF yang pertama = 87 MHz dan bandwidth kanal 30 kHz.
a. Hitung dua range frekuensi LO yang mungkin.
b. Jika yang digunakan adalah upper LO frequency range, tentukan image frequency range
c. Apakah image frequency berada di dalam passband sinyal terima?

SOLUSI
Dua frekuensi LO yang mungkin adalah :
fLO = fRF ± fIF = (869 - 894) ± 87 = 956 - 981 MHz
782 - 807 MHz.
Dengan menggunakan frekuensi LO 956–981 MHz, maka frekensi IF adalah :
fIF = fRF − fLO = (869 - 894) − (956 - 981) = −87 MHz,
RF image frequency range adalah
fIM = fLO − fIF = (956 - 981) + 87 = 1043 - 1068 MHz, di luar passband penerima
PARAMETER KINERJA MIXER

BAB 9
MIXER

TTH313 - Elektronika Telekomunikasi


17
PARAMETER MIXER
Beberapa parameter yang dipakai dalam menyatakan performansi mixer :
1. Harmonic Intermodulation Distortion (distorsi intermodulasi harmonik) : Distorsi yang
disebabkan oleh karena frekuensi harmonik yang dihasilkan mixer akibat sinyal masukan tertentu
2. Conversion Loss : Besarnya redaman dalam dB sinyal masukan mixer pada sinyal keluaran mixer
3. Noise Figure (gambaran derau) : Menyatakan besarnya rapat spektral daya noise relatif yang
dibangkitkan oleh perangkat mixer.
4. Dynamic Range : Daerah amplituda dimana mixer tidak berkurang performansinya (karakteristik
mixer yang ‘linier’)
Harmonic Intermodulation Distortion
S(t)=akibat penyambungan dioda
S(t)=dalam deret fourier
 
sin n
S (t )  12   2
. cos( n  2fct ) (KRAUS)
n t n  
2

Vo (t )  VRF (t ).S (t )

19
Harmonic Intermodulation Distortion
π n genap →harmonik=0
Sin(n. )
Komponen 2
π n ganjil → ada harmonik
n.
2
|Vo(f)|
BPF
n=1

n=2
n=3

fi fc-fi fc fc+fi 2fc 3fc-fi 3fc 3fc+fi f


Conversion Loss
• Loss yang terjadi dalam proses konversi frekuensi yang disebabkan oleh timbulnya frekuensi
harmonic dan frekuensi lain yang tidak diinginkan
• Conversion loss juga memasukkan komponen loss resistif dalam mixer.
• Conversion loss lebih kritikal di system penerima dan harus diminimalkan dalam rangka
meningkatakan SNR
Mixer

Filter
IF RF

Oscillator
• Mixer diode mempunyak nilai conversion loss tipikal 4 and 7 dB pada range frekuensi
1–10 GHz.
• Mixer Transistor mixers mempunyai conversion loss yang lebih rendah, bahkan malah
mempunyai conversion gain beberapa dB.
Conversion Loss
• Mixer memerlukan impedance matching pada ketiga portnya, hal ini merupakan
masalah kompleks karena adanya beberapa frekuensi dan adanya harmonic yang
timbul.

• Secara ideal setiap port mixer harus match pada frekuensi kerja tertentu (RF,
LO, or IF), dan frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan harus diabsorbsi
dengan beban resistif atau diblok dengan terminasi reaktif.

• Beban resistif akan meningkatkan loss mixer, beban reaktif nilainya akan
terpengaruh/sensitive terhadap frekuensi.
Noise Figure
• Dalam mixer noise dibangkitkan oleh elemen diode atau transistor dan oleh
noise thermal yang disebabkan loss resistif.
• Noise figures practical mixers nilainya antara 1 - 5 dB
• Mixer diode pada umumnya mempunyai noise figure yang lebih rendah
daripada mixer transistor.
• Noise figure mixer tergantung apakah inputnya sinyal SSB (single-sideband) atau
sinyal DSB (doublesideband). Hal ini disebabkan karena mixer akan down-
convert noise pada kedua frekuensi sideband, tapi daya sinyal SSB setengah dari
sinyal DSB
Noise Figure untuk Sinyal Input DSB
untuk Sinyal Input DSB vDSB(t) = A[cos(ωLO − ωIF)t + cos(ωLO + ωIF)t].

Hasil mixing dengan sinyal dari LO cos ωLOt and low-pass filtering :

K adalah suatu konstanta

Daya rata-rata sinyal input DSB : Daya rata-rata sinyal output IF

Daya noise input (T0 = 290 K dan B adalah bandwidth IF)


Ni =kT0B, NOISE FIGURE MIXER UNTUK DSB
Daya noise output = (daya noise input + tambahan noise dari
mixer) dibagi loss konversi
Noise Figure untuk Sinyal Input SSB
untuk Sinyal Input sSB vDSB(t) = A cos(ωLO − ωIF)t

Hasil mixing dengan sinyal dari LO cos ωLOt and low-pass filtering :

K adalah suatu konstanta

Daya rata-rata sinyal input DSB : Daya rata-rata sinyal output IF

Daya noise input (T0 = 290 K dan B adalah bandwidth IF)


Ni =kT0B, NOISE FIGURE MIXER UNTUK SSB
Daya noise output = (daya noise input + tambahan noise dari
mixer) dibagi loss konversi
IMPLEMENTASI MIXER DENGAN DIODA

BAB 9
MIXER

TTH313 - Elektronika Telekomunikasi


26
IMPLEMENTASI MIXER
Mixer dapat dimplementasikan dengan beberapa bentuk rangkaian,
antara lain :

1. Mixer dengan menggunakan Dioda


2. Mixer dengan menggunakan Transistor
3. Mixer dengan menggunakan rangkaian terintegrasi (IC)
1. Mixer dengan menggunakan Dioda
A. Mixer dengan dioda berimbang
Kelebihan : frekuensi RF masih muncul pada port keluaran IF
c

D1 D3
VLO(t) +

VRF(t) a b R VO(t)
-
D2 D4
d

Cara kerja rangkaian :


Frekuensi-frekuensi masukannya adalah fRF dan fLO dan frekuensi keluarannya adalah fIF, tegangan
osilator local berada dititik a dan b. Tegangan VLO dimisalkan cukup besar untuk menghidupkan
dioda-dioda selama ½ siklus, kalau a lebih positif dari b dan sama sekali mati selama ½ siklus yang
lain VRF berada antara titik c dan d. Dimisalkan juga bahwa VLO jauh lebih besar dari VRF sehingga
VLO dapat mengendalikan keadaan dioda setiap saat. Dengan begitu dioda bekerja sebagai
penyambung (switch) yang akan menghubungkan dan memutuskan c dan d secara
28
bergantian dan periodik. Sehingga kalau Vab positif dan lebih besar dari
tegangan antara kedua kutub dioda pada saat dioda ON, maka titik c dan
d akan terhubung, sehingga Vo akan sama dengan nol. Sedangkan kalau
Vab negatif maka keempat dioda akan OFF sehingga titik c dan d akan
terpisah sehingga Vo akan sama dengan VRF jika Rs pada sumber VRF
diabaikan. Untuk pencampur pada penerima maka beban akan ditala
pada frekuensi fIF , sehingga akan menapis komponen frekuensi yang
tidak diinginkan
VRF (t) Vo (t)

29
Gambar sinyal input output
VLO(t)
Sinyal Carrier
t

VRF(t)
sinyal info

VO(t)=VRF(t).S(t)
Sinyal keluaran

S(t)
Funsi bentuk

T=1/fc

30
B. Mixer dengan dioda berimbang ganda
Kelebihan : frekuensi RF tidak muncul dalam keluaran IF

a D1 b

Rs D4 D3 RL
m(t)=sinyal info

Vo(t)=Sinyal
termodulasi
c D2 d

Vc(t)=Sinyal Carrier

31
Keterangan :
Dioda luar : D1 & D2
Dioda dalam : D3 & D4
Dioda ini bekerja saling bergantian:
Jika sinyal carier positif  dioda D1 & D2 ON  dioda D3 & D4 OFF
Jika sinyal carier negatif  dioda D3 & D4 ON  dioda D1 & D2 OFF

D1

D3
m(t) Vo(t) m(t) Vo(t)
Rl Rl
D4
D2

32
Cara kerja:
Vc(t)=Sinyal Carrier
t

m(t)=sinyal info

Berbalik fasa


Vo(t)=Sinyal
termodulasi
t  sin( n. )
Vo (t )  2Vm. cos(2fmt ).( 2 . cos(n2fct ))
n 1

n.
2
S(t) 
Funsi
 sin( n. )
s(t )  2. 2 . cos (n2fct )
bentuk

n 1

t n.
2
T=1/fc
33
Domain frekuensi:
|Vo(f)|

fm fc-fm fc fc+fm 2fc 3fc-fm 3fc 3fc+fm 4fc-fm 4fc 4fc+fm f

Spektrum Keluaran

34
IMPLEMENTASI MIXER DENGAN
TRANSISTOR DAN IC

BAB 9
MIXER

TTH313 - Elektronika Telekomunikasi


35
2. Mixer dengan menggunakan Transistor
Pencampur dapat dibuat dengan konfigurasi dasar transistor. Sinyal masukannya terdiri dari
dua,yaitu satu sinyal kemudi berada disisi basis ( biasanya sinyal RF ) dan satu kemudi lain
berada di emitor ( biasanya sinyal dari osilator ). Sinyal keluarannya berada pada collector.
Contoh rangkaian Mixer dengan menggunakan BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah
sebagai berikut:
VCC

V out
C L RL
R1

CE

Fx R2
RE Fy

36
Syarat dari pencampur tersebut adalah bahwa salah satu sinyal masukannya
mempunyai level yang cukup besar.Ini diperlukan untuk mengantisipasi operasi
non linier dari rangkaian tersebut. Sinyal masukan yang lainnya selalu berlevel
lebih kecil. Salah satu alasan mengapa sinyal ini kecil adalah karena biasanya sinyal
ini datang dari antenna yang mempunyai level sinyal yang lemah.
Pada rangkaian tersebut, kolektornya dihubungkan dengan rangkaian tank circuit,
yang ditala pada salah satu frekuensinya, misalnya ditala pada fy – fx. Tujuannya
agar sinyal keluaran Vout hanya terdiri dari frekuensi selisih saja, jadi komponen-
komponen frekuensi yang lain akan ditapis atau ditekan. Jadi L dan C harus
berresonansi pada frekuensi fo = fy – fx .

37
Contoh lain rangkaian mixer adalah sbb :

38
3. Mixer dengan menggunakan rangkaian terintegrasi (IC)

39

Anda mungkin juga menyukai