170 305 1 SM
170 305 1 SM
ABSTRACT
Cerebral abscess may rise from hematogenous spread, contiguous spread, or direct trauma. Some risk factors include
pulmonary abcess or AV fistulas, congenital cyanotic heart disease, immune compromise, chonic sinusitis / otitis,
dental problems. Symptoms are similar to any other mass lessions but tend to progress rapidly. Streptococcus is most
common organism that recovered, while up to 25% of cases sterile. Staging of cerebral abcess is very important to
differentiate therapeutic management based on clinical findings and imaging. Mortality and morbidity rate has been
reduced due to improvement in antibiotics, surgery and ability to diagnose.
Abses otak adalah infeksi lokal intrakranial Penegakan penyakit abses otak sulit didiagnosis
yang dimulai dengan area cerebritis dan berkembang secara dini, karena gejala klinis yang ditemukan pada
menjadi kumpulan nanah yang dikelilingi oleh kapsul. abses otak tidak spesifik. Gejala klinis yang
Abses otak dapat disebabkan oleh mikroorganisme ditimbulkan sesuai dengan ukuran dan lokasi lesi di
seperti bakteri, fungi, dan parasit yang berasal dari otak serta virulensi organisme penyebab infeksi.
fokus infeksi yang berdekatan dengan otak ataupun Defisit neurologis pada penderita abses otak dapat
menyebar secara hematogen.1 bersifat permanen walaupun abses otak telah diobati
sehingga dalam penegakan diagnosis diperlukan
Insidensi abses otak di Amerika Serikat
pemeriksaan penunjang segera seperti CT Scan
mencapai 1500 sampai 2500 kasus setiap tahunnya,
ataupun MRI segera untuk menegakkan diagnosis
angka kejadian ini lebih tinggi pada negara
dan menentukan terapi yang sesuai.
berkembang dan 25% diantaranya terjadi pada anak-
anak. 1 Menurut salah satu penelitian di Afrika
Selatan, kejadian abses otak yang ditemukan pada
Definisi
973 orang, rata-rata memiliki umur 24 tahun, dan
75% diantaranya adalah laki-laki yang memiliki Abses otak adalah infeksi lokal intrakranial
faktor penyebab orthogenik 39% dan trauma 33%.2 yang dimulai dengan fase cerebritis dan berkembang
Penelitian di Rumah sakit Cipto Mangkunkusumo menjadi kumpulan nanah yang dikelilingi oleh kapsul.
pada tahun 2011 ditemukan penderita abses otak Abses otak dapat disebabkan oleh berbagai
sebanyak 11 orang. Hasil penelitian ini menunjukan mikroorganisme seperti bakteri, fungi, dan parasit.1
bahwa abses otak lebih banyak diderita oleh laki-
laki dan lokasi abses lebih sering di supratentorial,
rata-rata umur penderita 32 tahun. Mayoritas kasus Epidemiologi
ini berhubungan dengan infeksi telinga.3 Insidensi abses otak di Amerika Serikat
mencapai 1500 sampai 2500 kasus setiap tahunnya,
* Penulis untuk korespondensi : Email : dr_reano@yahoo.com angka kejadian ini lebih tinggi pada negara
1
KJFD Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau/ berkembang. 1 Kasus abses otak lebih banyak
KSM Divisi Bedah Saraf RSUD Arifin Achmad Provinsi diderita oleh pria dibandingkan wanita dengan
Riau, Indonesia
2
Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran perbandingan 2:1 sampai 3:1, dan rata-rata umur
Universitas Riau, Pekanbaru, Riau, Indonesia penderita berusia 30 sampai 40 tahun. 4 Ada
75
JIK, Jilid 13, Nomor 2, September 2019, Hal. 75-86
perbedaan usia dalam insidensi abses otak sesuai Batang otak terdiri atas medulla oblongata,
sumber infeksi, penderita abses otak dengan sumber pons, dan mesensefalon. Batang otak merupakan
utama berasal dari infeksi telinga biasanya berusia struktur penting sebagai relay station untuk banyak
20 sampai 40 tahun dan risiko kejadian akan serabut longitudinal (asenden dan desenden). Pada
meningkat jika infeksi diikuti trauma kepala dan bagian dorsal batang otak terdapat formasio
pasca prosedur bedah.1 retikularis yang mengatur fungsi kesadaran, sirkulasi
darah, pernafasan, dan fungsi vital lainnya. 5
Abses otak terjadi pada anak-anak sebesar
25%, hal ini terutama disebabkan oleh infeksi Serebelum atau otak kecil terletak di bagian
sekunder yang berasal dari infeksi telinga atau pada dorsal dari pons dan medulla oblongata. Serebelum
anak-anak dengan penyakit jantung kongenital. dipisahkan dengan lobus oksipital serebri oleh
Laporan dari University of Virginia Children’s tentorium dan memenuhi hampir seluruh fossa
melaporkan bahwa dari tahun 2000 sampai 2007 posterior. Serebelum memiliki fungsi utama
rata-rata ada 2 anak yang didiagnosis menderita koordinasi gerakan volunteer terlatih dengan
abses otak setiap tahunnya.1 mempengaruhi aktivitas otot, mengontrol
keseimbangan, dan tonus otot melalui hubungan
dengan sistem vestibular dan medulla spinalis. 5
Faktor Risiko
Diensefalon mencakup thalamus dan
Abses otak dapat terjadi karena adanya infeksi hipotalamus. Thalamus menerima semua informasi
yang berdekatan dengan otak ataupun sumber sensorik yang datang (kecuali bau) dan memancarkan
infeksi di tempat lain yang menyebar secara informasi ke korteks serebri. Thalamus juga
hematogen. Selain itu, infeksi dapat terjadi karena merupakan bagian dari sistem pengaktifan reticular
adanya trauma tajam kepala dan prosedural bedah (RAS/ Reticular Activating System). Hipotalamus
saraf.1 Seseorang berisiko menderita abses otak jika membentuk dasar diensefalon, hipotalamus
memiliki kelainan paru seperti infeksi, fistula berintegrasi dan mengarahkan informasi mengenai
arterivenosa, sinusits kronis atau otitis media, dan suhu, rasa lapar, aktifitas susunan saraf otonom, dan
penyakit imunokompromais seperti HIV/AIDS. status emosi. Hipotalamus juga menentukan kadar
Penyakit jantung bawaan sianotik juga meningkatkan beberapa hormon termasuk hormon hipofisis. 5
risiko terjadinya abses otak pada anak-anak.4
Serebrum atau otak besar terdiri atas lobus
frontalis, lobus parietal, lobus temporal, lobus
Anatomi Otak oksipital. Lobus frontalis memiliki fungsi dalam
mengatur motorik, pusat bicara (broca), pusat emosi,
Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan korda pusat berfikir, pusat perilaku, pusat inisiatif. Lobus
spinalis. Otak terdiri dari miliaran neuron yang parietal berfungsi sebagai pusat proses sensori
tersusun membentuk anyaman kompleks untuk somato-sensorik yang meliputi nyeri, suhu, taktil, dan
menjalankan fungsinya. Otak dapat diklasifikasi penilaian objek dalam orientasi ruang. Lobus temporal
dalam berbagai cara bergantung pada perbedaan berperan sebagai pusat pendengaran, pengertian
anatomi dan fungsi. bahasa (wernicle), pemahaman suara, dan irama
musik, serta pengaturan memori. Lobus oksipital
berperan sebagai pusat penerima dan penganalisa
penglihatan serta warna. 5
Etiologi
Banyak agen infeksius yang telah dilaporkan
menjadi penyebab abses otak. Infeksi patogen
bergantung pada sumber infeksi utama, patogenesis
dan faktor presdiposisi penderita. Walaupun demikian,
Gambar 1 Anatomi Otak
76
Andrea Valentino,dkk, Abses Otak
pada 25% kasus abses otak, hasil kultur tidak berupa mikroabses, makroabses dan difusi nodul glial.
menunjukan adanya mikroorgnisme. Penyakit saluran saraf pusat akibat Rhizopus
arrbizus bisa disebabkan karena masuknya
mikroorganisme secara langsung akibat trauma
1. Bakteri kepala terbuka ataupun penyebaran hematogen.
Bakteri yang paling sering menyebabkan abses Pasien immunokompromais termasuk pasien
otak adalah Streptococcus (aerob, anaerob, dan tranplantasi dan AIDS, infeksi jamur lebih sering
mikroaerophili) yang ditemukan hingga pada 70% ditemukan. Organisme tersebut yakni Toxoplasma
kasus. Organisme ini termasuk grup Streptococcus gondii, Nocardia asteroids, Candida albicans,
anginosus (milerri), yang merupakan flora normal Listeria monocytogenes, Mycobacterium,
di rongga mulut, appendix, dan traktur genitalia Aspergillus fumigatus. Jamur lainnya yang telah
wanita. Staphilococcus aureus ditemukan pada dilaporkan menjadi penyebab abses otak adalah
10% sampai 20% kasus, umumnya ditemukan pada Cryptococcus neoformans dan mikosis endemik
penderita dengan cedera kranial atau endokarditis (Coccidioides spp., Histoplasma spp., dan
infektif. Bakteri lainnya dapat dipertimbangkan Blastomyces dermatitis). 1
sesuai dengan penyakit penyerta yang dialami.
Penyakit penyerta dan patogen penyebab abses otak
3. Parasit
dapat dilihat pada Tabel 1. 1
Abses otak juga dapat disebabkan oleh parasit.
Beberapa parasit yang diketahui menjadi penyebab
2. Fungi abses otak ialah protozoa dan helminthes seperti
Insidensi abses otak karena infeksi fungsi Trypanosoma cruzi, Taenia solium, Entamoeba
semakin meningkat akibat peningkatan terapi histolytica, Schistosoma spp., Microsporidia
kortikosteroid, terapi antimikroba spektrum luas, dan spp., dan Paragonimus spp. Protozoa penyebab
agen immunokompromais. Candida merupakan infeksi otak yang terpenting adalah Toxoplasma
jamur yang paling sering menyebabkan abses otak gondii yang bisa terlihat terutama pada penderita
HIV. 4
77
JIK, Jilid 13, Nomor 2, September 2019, Hal. 75-86
78
Andrea Valentino,dkk, Abses Otak
79
JIK, Jilid 13, Nomor 2, September 2019, Hal. 75-86
80
Andrea Valentino,dkk, Abses Otak
81
JIK, Jilid 13, Nomor 2, September 2019, Hal. 75-86
Diagnosis abses otak yakni tumor otak Antibiotik diberikan selama 6-8 minggu,
(astrositoma), infark serebri, tuberkuloma, dan kista pengobatan ditambah jika hasil CT masih
arachnoid.7 menunjukkan hasil abnormal yang persisten. Hasil
perbaikan hasil CT scan bisa tidak seiring dengan
perbaikan klinis. Durasi pemberian antibiotik bisa
Tatalaksana dikurangi jika abses dan kapsul sepenuhnya telah
dieksisi. Antibiotik oral bisa diberikan seiring dengan
Secara garis besar, tatalaksana abses otak ialah
pemberian antibiotik secara intravena.
pemberian obat dan operasi. Pengobatan abses otak
harus diikuti dengan pengobatan pada sumber utama Terapi empirik pada pasien abses otak yang
infeksi seperti sinusitis, mastoiditis dan lainnya. belum diketahui kultur dan sensitivitasnya adalah
1. Medikamentosa 1. Sefalosporin generasi III.4
Pasien yang diduga menderita abses otak, · Sefotaksim
pengambilan sampel jaringan dilakukan hampir pada - Dewasa : 1 gram tiap 8 jam, intravena. Bila
setiap kasus untuk menegakkan diagnosis dan sangat berat dapat dinaikan 2 gram tiap 4
menentukan patogen sehingga bisa memilih antibiotik jam intravena
spesifik untuk mikroorganisme penyebab. Umumnya
prosedur eksisi atau surgical drainage digunakan - Anak : 50 mg/kg intravena setiap 6 jam.
untuk mengobati abses otak. Pengobatan murni · Seftriakson
dengan antibiotik sampai saat ini masih menjadi
- Dewasa : 2 gram intravena tiap 12 jam
kontroversial. 4
- Anak : 75 mg/kg dosis insial dilanjutkan
Pengobatan farmakologi tanpa operasi dapat
100mg/kg/hari dibagi setiap 12 jam
dipertimbangkan jika:4
2. Metronidazol: dewasa (30mg/kg/hari iv dibagi
a. Pasien dalam kondisi buruk untuk dilakukan
setiap 8 jam), anak (10 mg/kg iv setiap 8 jam)
operasi
atau
b. Multiple abses terutama jika abses berukuran kecil
3. Vancomycin (melawan MRSA)
c. Abses berada di lokasi yang sulit dijangkau seperti
- Dewasa : 1 gr intravena setiap 12 jam
di batang otak
- Anak : 15 mg/kg setiap 8 jam intravena
d. Abses bersamaan dengan meningitis atau
ependimitis Jika hasil kultur telah ada, antibiotik disesuikan
dengan patogen penyebab. Pilihan antibiotik sesuai
Pengobatan farmakologi akan lebih berhasil
sumber infeksi, patogen dan penggunaan dosis dapat
jika;4
dilihat di tabel berikut;1
82
Andrea Valentino,dkk, Abses Otak
83
JIK, Jilid 13, Nomor 2, September 2019, Hal. 75-86
a. Efek pendesakan masa yang signifikan pada menyebabkan gejala klinis terbanyak. Jika diagnosis
gambaran CT Scan atau MRI abses telah dikonfirmasi aspirasi dilakukan pada lesi
dengan diamater >2,5 cm, lesi yang menyebabkan
b. Sulit menegakkan diagnosis terutama pada orang
efek massa klinis yang nyata dan lesi yang
dewasa
membesar.
c. Lokasi abses dekat ventrikel.4
d. Tekanan intrakranial yang meningkat
B. Eksisi
e. Status neurologis yang buruk seperti pasien yang
Eksisi hanya bisa dilakukan pada fase kronis
hanya merespon jika diberi nyeri atau bahkan
(late capsule stage). Tindakan dilakukan dengan
tidak merespon sama sekali.
cara mengangkat abses seperti halnya tumor yang
f. Abses akibat trauma yang berhubungan dengan terkapsulasi dengan baik. Lamanya penggunaan
benda asing antibiotik dapat dipersingkat dalam 3 hari pada
g. Abses akibat jamur beberapa kasus eksisi total. Tindakan ini
direkomendasikan untuk abses yang disebabkan
h. Abses multiloculoted karena benda asing dan infeksi Nocardia. Tindakan
i. Tidak mampu dilakukan serial CT-scan/MRI juga dibutuhkan pada abses jamur, multipel, lesi
setiap 1-2 minggu resisten.4
j. Pengobatan dengan farmakologi yang gagal
ditandai dengan kemunduran status neurologis, C. Eksternal drainase
perkembangan abses menuju ventrikel, setelah 2
minggu abses mengalami pembesaran, atau bisa Eksternal drainase saat ini masih menjadi
dipertimbangkan jika setelah 4 minggu tidak kontroversial dan jarang digunakan.4
terdapat penurunan ukuran.
D. Inisiasi antibiotik secara langsung pada abses.
A. Needle Aspiration Tindakan ini sangat tidak dianjurkan walaupun
Needle aspiration merupakan tindakan yang bisa digunakan pada abses Aspergillus yang sulit
paling sering dikerjakan terutama pada lesi yang diobati.4
dalam. Needle aspiration bisa dikerjakan dengan
menggunakan anastesi lokal jika dibutuhkan.
Prognosis
Tindakan bisa dikombinasikan dengan mengirigasi
antibiotik atau normal salin. 70% kasus abses otak, Sebelum ditemukan CT scan angka kematian
tindakan aspirasi dilakukan secara berulang dan mencapai 40%-60%. Saat ini, angka kematian yakni
biasanya tindakan bisa ikuti dengan eksisi pada lesi 0-10% karena adanya peningkatan cara diagnosis
multiple.4 dan penilaian evaluasi abses otak dengan CT scan
atau MRI. Angka kematian telah berkurang namun
Syarat melakukan needle aspiration yakni;4
kondisi defisit neurologis yang permanen tetap terjadi
1. Meminimalkan panjang tusukan yang melalui otak pada 45% kasus abses otak. Kejang umum terjadi
2. Hindari melewati ventrikel, saraf atau struktur pada 27% kasus dan hemiparises pada 29% kasus.
vaksular Prognosis abses otak disesuaikan dengan fungsi
neurologis yang buruk, adanya ruptur intraventrikel
3. Hindari melewati stuktur luar kompartemen oleh abses otak dan hampir 100% kematian terjadi
intrakranial yang terinfeksi (tulang yang pada abses otak yang diakibatkan oleh jamur pada
terinfeksi, luka kulit kepala, dan sinus paranasal) pasien transplantasi dengan kondisi
4. Pada kasus abses multipel, target ialah: immunokompromais.4
Ketika diagnosis tidak diketahui, needle
aspiration dilakukan pada lesi terluas atau yang
85
JIK, Jilid 13, Nomor 2, September 2019, Hal. 75-86
86