Anda di halaman 1dari 47

Mahouka Koukou no Rettousei Volume 8.

KELANJUTAN REMINISCENCE ARC - PULAU BEKU

Desember 2092. Natal sudah tiba, dan jalanan-jalanan sudah dihiasi dengan musik
indah dan suara bahagia orang-orang yang merayakan.

Namun, di satu rumah sakit pinggiran keadaannya benar-benar sunyi.

Bahkan tamu yang berkunjung sekalipun tidak bersuara sama sekali di koridor. Bahkan
ketika mereka berpapasan dengan seorang gadis cantik yang seperti datang dari dunia
lain. Mungkin mereka bisu.

Gadis ini, mengenakan seragam SMP, memiliki penampilan kekanak-kanakan. Walau


begitu, kecantikannya memukau.

Bahkan saat ini, dia memiliki aura yang membuat orang terperangah. Bagi orang yang
melihatnya, mereka berharap kalau dalam dua sampai tiga tahun lagi dia akan
bertambah cantik. Aku penasaran apa orang-orang tersayangnya tidak khawatir kalau
kecantikannya dapat membuat para dewa terpikat dan membawanya ke surga.

Tapi gadis itu sedang memikirkan hal lain. Ia tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri,
melainkan ibunya yang dirawat di rumah sakit ini. Dia berjalan melewati lorong familiar
dan mengetuk pintu suatu ruang inap.

“Oka-sama, ini Miyuki.”

“Masuk.”

Suara yang datang dari balik pintu sangat lemah bahkan dengan keheningan itu masih
sulit mendengarnya.

“Maaf mengganggu.”

Mengatakan kalimat sopan itu sesuai etika, Miyuki masuk ke ruangan Miya.

Ekspresi ibunya, yang terbaring di ranjang, terlihat lebih baik daripada kemarin. Tapi
dia masih terlihat sangat pucat untuk dibilang sehat. Ibunya selalu kelihatan sakit, tapi
sejak dia dirawat di rumah sakit, sakitnya jadi makin sering kambuh.

Sejak pulang dari Okinawa, Miya terus menerus putus asa. Dia tidak mendesah, atau
komplain atau hal-hal lain yang umum dilakukan orang putus asa, tapi setidaknya
anak perempuannya, Miyuki, paham kalau ibunya sekarang sedang melankolis.
Mungkin alasan utamanya adalah kepergian Sakurai Honami. Miya sendiri tidak mau
mengakui hal itu, tapi Honami jelas tidak sebatas Guardian baginya.
Akan terdengar berlebihan kalau menyebut Honami seperti anggota keluarga sendiri.
Hubungan mereka majikan dan pelayan. Perbedaan itu bisa dilihat bahkan sampai
saat-saat terakhir…… sampai saat-saat terakhir.

Namun, tidak tepat juga menyebutnya hanya sebatas pelayan. Bagi Miya, Honami
adalah pelayan paling terpercayanya. Dia adalah tipe orang yang biasa disebut
seorang majikan ‘tangan kanan’.

Kehilangan pendukung hidup seperti itu, Miya, disiksa oleh kegelisahannya, tidak jadi
histeris sampai tidak punya semagat atau hobi sama sekali. Dia sendiri tidak
menyadari hal itu, yang hanya membuatnya semakin buruk.

Tapi bukan hanya itu saja penyebab memburuknya kondisi Miya. Miyuki merasa kalau
dia juga menjadi alasannya.

Tapi Miyuki tidak mengira kalau penyebabnya adalah sikapnya kepada kakaknya. Dia
tidak mau menganggap kakaknya sebagai orang luar lagi.

Mulai hari itu Miyuki berhenti mengikuti perintah ibunya. Lebih tepatnya, dia benar-
benar berhenti mengindahkan perintahnya.

Sikapnya terhadap kakaknya berubah. Pada hari itu, Miyuki telah memutuskan sesuatu.
Kakaknya adalah orang yang sangat menakjubkan dan seorang penyihir yang lebih
baik daripadanya. Bahkan sekarang, empat bulan setelahnya, perasaannya itu hanya
semakin kuat dan tidak hilang. Karena itu, Miyuki tidak merubah sikapnya terhadap
kakaknya.

Namun, dia juga sadar kalau ia melawan instruksi ibunya. Instruksi Miya memintanya
untuk tidak menganggap Tatsuya sebagai kakaknya, tapi itu bukan tidak beralasan.
Memahami hal tersebut, Miyuki tidak ingin membantah terlalu banyak.

Karena itu, saat melihat ibunya yang terbaring di ranjang, dia merasa kalau ibunya
akan segera membaik, seperti perkataannya. Miyuki selalu ingin menjadi seorang anak
yang baik di mata orang tuanya. Tapi dia tidak bisa kompromi kalau masalah Tatsuya.

Karena sejak hari itu, sosok Tatsuya sebagai Onii-sama menjadi hal yang esensial di
dalam diri Miyuki.

Hari ini adalah hari upacara penutupan. Besok libur musim dingin dimulai. Dengan
begitu, Miya akan menghabiskan tahun baru di rumah sakit.

Melihat Miya, yang sedang melihat sebuah terminal informasi yang memiliki saluran
komunikasi dengan sekolah Miyuki, Miyuki berencana untuk menghabiskan sebanyak
waktu mungkin bersama ibunya selama libur musim dingin.

“Miyuki-san, apa ada perkembangan dalam latihan sihirmu?”


Melihat rapor dari sekolah yang menyatakan anaknya mendapat nilai tertinggi di
semua pelajaran, Miya bertanya sesuatu kepada Miyuki yang berdiri di sampingnya.

“Ya, Oka-sama. Kecuali ‘Niflheim’, aku sudah menguasai sihir yang Oka-sama suruh.”

Sejak Miya dirawat di rumah sakit, ia tidak lagi secara langsung mengajari Miyuki
dalam latihan sihirnya. Penyakit Miya, bisa dibilang, diperparah akibat pengunaan sihir
yang berlebih, dan sekarang menggunakan sihir sederhana saja untuk mengajari
Miyuki menjadi beban berat bagi tubuhnya. Daripada mengajari Miyuki secara
langsung, dia turut andil dalam pendidikan Miyuki melalui kurikulum pendidikan yang
dibuatnya dan diberikan ke guru Miyuki, yang dipilih oleh Keluarga Yotsuba.

“Tidak bisa menguasai ‘Niflheim’? Sihir ini harus menjadi fondasimu sebagai penyihir,
Miyuki-san.”

“…Maafkan aku.”

“Aku yakin kau sendiri sudah tahu kalau ‘Cocytus’ adalah sihir andalan yang tidak bisa
digunakan sembarangan. Di depan semua orang, kau tidak boleh menggunakan Sihir
Pengganggu Mental. Tapi sihir es seperti ‘Niflheim’, itu yang paling cocok untukmu.”

“Ya, aku mengerti itu.”

Dengan sedikit kehangatan yang terpancar di matanya, Miya memandang anaknya,


yang sedang menunduk malu.

“Menurutmu, apa alasan kau belum bisa menguasainya?”

Miyuki kesulitan menemukan jawaban untuk pertanyaan Miya. Itu semua agar
jawabannya tidak mengecewakan ibunya.

“….Aku rasa penyebabnya ialah kebimbanganku. Kalau aku membuat kesalahan dalam
pengendaliannya, maka area pendinginannya akan melebar, yang akan menghasilkan
masalah serius.”

“Tapi kau bisa melakukan proses pendinginannya?”

“Ya…… aku rasa aku bisa.”

“Jadi begitu…..”

Miya sedikit mengangguk dan berpikir sejenak.

“Kalau begitu akan kusiapkan latihan untukmu, Miyuki-san. Dan kau harus bisa
menguasai ‘Niflheim’ dengan baik selama liburan ini.”

‘Niflheim’ adalah salah satu sihir paling sulit. Sihir itu sendiri tidak kompleks, tapi
kekuatan yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan fenomena lebih tinggi
daripada sihir lain. Dan semakin tinggi perubahan fenomena yang dilakukan, maka
semakin sulit untuk mengendalikannya. Meskipun dia sudah setengah menguasainya,
sepertinya mustahil bagi Miyuki untuk dapat menguasainya dengan sempurna dalam
waktu dua minggu.

“………Baik, Oka-sama.”

Tapi Miyuki tidak bilang “Aku tidak bisa”. Menjadi penyihir sempurna adalah kewajiban
yang diwariskan kepadanya, dan sihir adalah penghubungnya dengan ibunya. Miyuki,
yang sudah mengabaikan instruksi ibunya terkait kakaknya, tidak ingin membuat
ibunya makin sedih lagi.

◊◊◊

Miyuki pergi dari Tokyo di hari kedua liburnya.

“Miyuki, hati-hati di jalan.”

Dari kursi pengemudi sedan besar itu, Miyuki diajak bicara oleh ayahnya, Shiba
Tatsurou. Dia mengantarkan anaknya ke bandara dengan menaiki mobil perusahaan.

“Jangan terlalu memaksakan diri.”

“Aku mengerti, Otou-sama.”

Di dalam pikirannya, ia memikirkan perkataan ayahnya yang membosankan, Miyuki


mengangguk dengan wajah kalem.

Kalau saja dia naik pesawat reguler dengan maskapai umum dengan waktu
keberangkatan yang ditentukan, Miyuki pasti akan menolak pergi dengan mobil. Akan
lebih cepat ke bandara kalau kau menaiki transportasi publik. Hanya perlu membayar
bagasi tambahan. Untuk masalah angkut barang bisa diserahkan kepada Tatsuya, jadi
tidak butuh Tatsurou sama sekali.

Tapi meskipun dia naik pesawat pribadi, tetap akan ada banyak hal yang bisa terjadi
di bandara, yang berarti dia tidak bisa pergi kapan saja semaunya. Tentu saja, ini
masih lebih fleksibel daripada naik penerbangan reguler. Contohnya, kalau kau
terlambat dari jadwal, kau akan ditinggal.

Namun, walaupun Miyuki masih toleransi sikap Tatsurou yang seperti itu, yang jarang
menunjukkan sikap seorang ayah, dia mulai menyesal mentoleransinya.

“Tatsuya. Jaga Miyuki.”

Tatsurou berpindah memandang Tatsuya. Tatsuya, yang memahami hal itu tanpa
perlu diberitahu, dengan singkat dan padat ia menjawab “Aku tahu” dengan wajah
yang tak beremosi.
“Tatsuya, kau bicara dengan ayahmu seperti itu…..”

“Ada masalah?” Tatsuya dengan dingin memotong perkataan Tatsurou.

Kemarahan Tatsurou yang terlihat jelas segera menghilang.

Di hierarki Keluarga Yotsuba, Tatsuya hanya sebatas Guardian Miyuki. Meski begitu
posisinya tetap lebih tinggi daripada Tatsurou, yang tidak diperbolehkan menjadi
anggota keluarga utama.

Tapi bukan berarti Tatsuya bersikap seenaknya terhadap ayahnya. Hanya saja Tatsuya,
yang kehilangan emosinya terhadap hubungan ayah anak, tidak merasa perlu bersikap
sopan terhadap Tatsurou.

“Otou-sama, sebentar lagi pesawat kami akan berangkat….. Onii-sama, ayo.” Miyuki
menyela untuk menyelamatkan ayahnya, yang takut menghadapi anaknya.

Tatsuya sudah menjadi orang terpenting bagi Miyuki, tapi dia masih punya hormat
kepada ayahnya. Miyuki nantinya akan membenci pria bernama Shiba Tatsurou karena
menikahi wanita bernama Furuha Sayuri, yang bahkan sudah menjadi kekasihnya saat
istri sahnya masih hidup, hanya enam bulan setelah kematian ibunya.

“Ya.”

Semua barang bawaan sudah dipindahkan dari mobil ke troli. Tatsuya hanya sedikit
menunduk, berbalik badan dari Tatsurou dan mendorong trolinya.

“Aku berangkat.”

Berdiri tegak dengan kedua tangannya dilipat di depan, Miyuki menunduk kepada
ayahnya, sesuai dengan sikap seorang gadis. Dan, tanpa memerdulikan Tatsurou lagi,
dia mengikuti kakaknya.

◊◊◊

Sebuah pesawat kecil yang dinaiki Miyuki dan Tatsuya mendarat di sebuah pulau kecil
yang disebut Pulau Miyaki, yang berada 190 km dari Tokyo dan sekitar 50 km dari
daerah Tokai.

Pulai ini terbentuk di tahun 2001, tahun Ular[1], akibat aktivitas vulkanik gunung api
bawah laut. Nama Pulau Miyaki (巳 焼島) diambil dari nama asli Pulau Miyake (三
宅 島) di dekatnya, yang bernama Pulau Goyaki (御 焼 島), mengganti karakter kanji
pertama dengan kanji ular (巳), untuk menandakan tahun Ular, yang menjadi tahun
pembentukannya. Terkadang pulau itu juga disebut ‘Pulau Baru Abad 21’ karena pulau
itu terbentuk pada abad 21.
Pulau itu terbentuk dari lava yang mengeras dengan luas sekitar tujuh kilometer
persegi. Selama ‘dua puluh tahun pecahnya Perang Dunia III’, berdiri markas
JSDF[2] di pulau ini, tapi ditinggalkan setelah beberapa erupsi di tahun 2050an, dan
sekarang bagian barat dari pulau ini digunakan sebagai penjara untuk penyihir
kriminal.

Tempat ini dipilih menjadi tempat latihan Miyuki, karena seluruh pulau ini merupakan
properti pribadi milik Keluarga Yotsuba. Administrasi penjara penyihir tidak dikelola
kepolisian, melainkan JSDF, tapi kenyataannya penjara itu dikelola Keluarga Yotsuba
dibawah nama sebuah perusahaan fiktif. Dan itu adalah fakta yang tidak diketahui
Sepuluh Master Clan.

Fakta kalau pulau ini secara resmi berada di bawah jurisdiksi JSDF merupakan relik
peninggalan masa di mana penyihir dipandang sebagai senjata, tapi realitanya
kebanyakan penyihir yang ada adalah mata-mata asing. Mata-mata ilegal seperti ini
tidak dilindungi hukum, dan mereka bisa menjadi kriminal, sebagai mana seharusnya.
Mereka bahkan bisa mengeksekusi mereka di tempat. Lagipula, tidak akan ada yang
komplain mengenai hilangnya mereka. Menyadari hal itu, mereka tidak duduk diam
dipenjara. Mereka terus menerus mencari cara untuk melarikan diri.

Dan penyihir-penyihir yang dikirim ke pulau ini adalah mereka yang benar-benar kuat
yang perlu diisolasi di sebuah habitat yang terpisah dari umum yang juga dipisahkan
laut. Untuk mencegah mereka melarikan diri, dan untuk menekan perlawanan mereka,
para penjaga di sana adalah mereka yang sangat ahli di bidangnya. Keluarga Yotsuba
yang paling cocok untuk ini, maka dari itu JSDF menyerahkan pekerjaan ini kepada
mereka.

Dan bagi Keluarga Yotsuba sendiri, melakukan bisnis yang berhubungan dengan
penyihir kriminal menjadi sesuatu semacam sarana untuk berlatih.
Situasi global saat ini jauh dari kata stabil. Dan Jepang tidak terkecuali. Baru saja
beberapa bulan yang lalu, Okinawa dan Sado menjadi medan pertempuran.
Namun, ini bukan berarti semuanya terus terjadi di Jepang. Oleh karena itu, dengan
kesempatan langka untuk dapat memeroleh pengalaman asli sebuah pertempuran
sihir, dimana mereka bertarung hingga mati, tanpa belas kasihan sama sekali, Pulau
Miyaki menjadi ‘latar’ yang tepat untuk aktivitas seperti itu.

“Onii-sama.”

Miyuki, yang menunggu seseorang di bagian kedatangan di bandara, menoleh ke


Tatsuya, yang duduk di sebelahnya. Ada sedikit kecanggungan di nada bicaranya.

Miyuki mulai memanggil Tatsuya ‘Onii-sama’ empat bulan yang lalu. Dan sebelumnya,
mereka bahkan tidak pernah berbicara satu sama lain seperti sepasang saudara.

Di saat terjadi invasi di Okinawa, Miyuki dan Tatsuya akhirnya menjadi sepasang
kakak-adik. Mulai hari itu, Miyuki menghormati dan mencintai Tatsuya dari lubuk
hatinya yang terdalam. Tapi karena dia belum menghabiskan banyak waktu
dengannya sebagai saudara, Miyuki masih memandang Tatsuya hanya sebagai ‘kakak
yang dapat diandalkan’, tapi juga bisa dianggap sebagai seorang lawan jenis.

Tentu saja, itu hanya sementara.

Jadi Miyuki menganalisa sendiri perasaannya.

Miyuki tidak menganggap dirinya yang punya ‘perasaan untuk lawan jenis’ dalam
hubungannya dengan kakaknya, yang sudah dikenalnya, sebagai hal yang abnormal.
Kebingungan ini tidak berlangsung lama, dan kalau mereka menghabiskan waktu
bersama seperti kakak-adik, mereka lama-kelamaan pasti akan terbiasa satu sama
lain dan mereka pasti akan merasakan hal yang sama. Sampai mereka sudah terbiasa,
maka canggung adalah hal yang normal.

“Lagipula, hubunganku dengan Onii-sama masih…….” Pikir Miyuki, setuju dengan


dirinya.

“Ada apa, Miyuki?”

Namun, suara Tatsuya secara mengejutkan cukup natural dan lembut. Dipenuhi cinta,
seperti suara orang lain. Ini juga sangat memalukan bagi Miyuki, dan setiap kali ia
merasa seperti ini, Miyuki jadi tidak bisa berbicara dengan normal. Tapi sekarang
Miyuki entah bagaimana berhasil menenangkan debaran jantungnya, dan bisa
menahan kecanggungannya untuk menjawab pertanyaan Tatsuya.

“Um….. Onii-sama, apa Onii-sama pernah ke pulau ini?”

“Ya. Ini ketiga kalinya.”

Tatsuya menjawab dengan nada yang berbeda, tapi sayangnya, Miyuki sudah tahu
apa yang dilakukannya. Dia tidak mendengar detailnya, tapi dia tahu secara
keseluruhannya.

Pulau ini adalah penjara bagi penyihir kriminal, dan para narapidana yang dikirim ke
tempat ini diperiksa oleh agen-agen dari Keluarga Yotsuba. Di sini, di pulau itu, mereka
punya aturan sendiri.

Tatsuya belajar membunuh di pulau itu.

Dia sendiri belajar teknik membunuh orang di fasilitas markas Yotsuba (itu bukan
berada di Rumah Utama). Dan tujuan utama latihan Tatsuya adalah untuk
membiasakannya membunuh.

Menyakiti orang, membunuh orang.

Kalau Tatsuya lepas kendali, maka semua hasil latihannya ini membuatnya berbahaya.
Sihir bisa digunakan bahkan tanpa perlu menggerakkan tubuh. Bahkan kalau mata
tidak bisa melihat, bahkan kalau telinga tidak bisa mendengar, bahkan kalau kelima
indera tidak bisa digunakan, bahkan kalau kau tidak bisa menggerakkan satu jari pun,
kau masih bisa menggunakan sihir untuk membunuh seseorang.

Kalau dia ragu-ragu untuk membunuh seorang pembunuh yang tidak bisa berhenti
sampai dia mati, maka Guardian seperti itu bisa dibilang tidak mampu.

Begitulah Yotsuba kepada Guardian mereka.

Tapi untungnya, tidak adanya ‘emosi yang kuat’, Tatsuya tidak merasakan sesuatu
setelah membunuh, dan menyelesaikan latihannya di pulau ini hanya dengan dua kali
datang. Dan saat itu, dia ‘menyelesaikan’ semuanya saat berhadapan dengan tujuh
penyihir, tapi itu tidak ada apa-apanya dibanding pertempuran di musim panas lalu,
2092.

Namun, dilihat dari perspektif umum, itu pembantaian. Oleh karena itu, bisa dibilang
peristiwa itu merubah sikapnya menjadi orang yang bisa tidak ragu untuk membunuh.
Dan Tatsuya sendiri, dan Keluarga Yotsuba yang memerintahnya, mengerti akan itu.

Tatsuya paham kalau sikapnya berubah. Dia tahu kalau adiknya tidak tahan dengan
pembunuhan, dan Tatsuya tidak ingin adiknya kehilangan perasaan itu.

“Tapi aku rasa Miyuki tidak akan tertarik. Jadi tidak usah.”

Akibatnya, dia memunculkan jawaban itu.

Tugas yang diberikan kepada Miyuki saat ini adalah untuk menguasai sihir pendingin
‘Niflheim’. Sihir ini tidak dipergunakan untuk orang, tapi hanya untuk membekukan
sebuah area luas saja. Oleh karenanya, tidak perlu untuk Tatsuya menyusun sebuah
pelarian narapidana untuk dijadikan bahan ‘berburu’. Tidak perlu membunuh orang.

“Aku mengerti…… Tapi kalau ada sesuatu tentang pulau ini, tolong beritahu Miyuki.”

Wajah Miyuki makin suram setelah membayangkan Tatsuya dipaksa membunuh orang.
Dia masih belum tahu kalau Tatsuya mampu membunuh orang tanpa ragu-ragu.
Karena itu, dia percaya kalau kakaknya menderita mendapat perintah untuk
mengeliminasi narapidana yang melarikan diri.

Miyuki memahami perkataan Tatsuya seolah berkata “Kau tidak perlu membunuh”,
karena dia yakin kalau Tatsuya sendiri menderita melakukan itu. Dia mencoba sebaik
mungkin dan tersenyum agar usaha kakaknya tidak sia-sia.

◊◊◊

Nama resmi dari pulau tempat penjara itu berdiri adalah ‘Pulau Penjara Militer Miyaki’.
Bukan ‘Kamp Tahanan Perang’ karena penyihir kriminal Jepang juga ditahan di sana.
Saat ada kriminal yang dipenjarakan, kalau dia penyihir kuat, maka karena sulitnya
untuk mengendalikannya di kondisi normal, mereka akan dikirim ke sini. Alasan lain
kenapa pulau ini tidak disebut seperti itu adalah karena tidak ada tahanan perang di
sini, bahkan mereka yang penyihir semuanya bukan melakukan kejahatan perang.

Miyuki bertemu seorang kepala sipir, yang memiliki kedudukan tertinggi (dia bukan
orang dari Keluarga Yotsuba, tapi seorang anggota militer yang berada di bawah
pengawasan Yotsuba), setelah itu dia diantarkan oleh seorang pemandu wanita
menuju ke kamar tinggal yang sudah disiapkan untuknya.

Akomodasi yang disiapkan berada di gedung yang terpisah dari penjara. ‘Kamar’ yang
diberikan terlihat seperti kelas VIP. Walaupun tidak mewah, kamarnya luas dan layak
tinggal.

Tempat itu bisa dibilang tempat tinggal yang cukup lengkap, seperti apartemen atau
hotel.

“Um…. Kami tidur sekamar…..?”

Pemandu dengan pangkat mandor itu terkejut melihat Miyuki, yang bertanya
menanyakan hal itu saat mereka masih di ruang tamu di luar kamar tidur.

“Begitulah perintahnya.”

Pertanyaan pertama yang muncul “Perintah siapa?”. Tapi setelah dia bertanya-tanya,
jawabannya langsung muncul.

Tempat itu berada di kontrol Keluarga Yotsuba, dan Miyuki sendiri adalah kandidat
kepala keluarga selanjutnya. Hanya ada dua orang yang bisa memberi perintah seperti
itu.

Ibu tidak mungkin melakukan hal seperti ini. Jadi perintah ini ……

(……Apa maksudnya ini?)

“Kalau begitu saya permisi. Kalau butuh sesuatu, hubungi saya melalui intercom itu.”
Dari Miyuki yang hanya berdiri dan tak berkata sepatah kata pun, membuat orang lain
merasa kalau dia menerima penjelasan itu. Pemandu itu meninggalkan mereka berdua
di dalam kamar dan kembali ke penjara.

Miyuki dan Tatsuya ditinggal sendirian.

Miyuki, yang menatap pintu yang tertutup, berbalik badan dengan canggung.

“Um….”

Walaupun dia berusaha untuk berbicara dengan Tatsuya, yang melihatnya dengan
wajah tanpa ekspresi, dia tidak mampu untuk mengatakan sepatah kata pun.
Adiknya, saking malunya sampai tidak bisa apa-apa, Tatsuya menanggapi hal itu
dengan wajah yang hampir tidak terlihat memahami situasi ini.

“Kau tidak bisa apa-apa. Aku harus ada di dekatmu, itu posisiku.”

Seorang Guardian harus menjaga tuannya, berada dekat dengan tuannya. Miyuki
segera menyadari kalau itu yang dimaksud Tatsuya ‘posisiku’.

“Mungkin kau merasa tidak nyaman, tapi aku tidak akan masuk ke kamar tidur, jadi
tolong tahan saja keadaan ini.”

“Tidak……. Aku bukan merasa tidak nyaman.”

Itulah perasaan Miyuki yang sesungguhnya. Tapi dia ragu bagaimana menjawabnya
karena ia malu.

Sebagai seorang murid SMP, dia akan malu jika masih tidur sekamar dengan kakaknya,
bahkan kalau mereka sudah kenal sejak lahir. Dan di kasus Miyuki, dia baru mulai
menghabiskan waktu dengan Tatsuya awal tahun ini. Dan hubungan mereka sebagai
keluarga baru mulai terbentuk Agustus tahun ini.

Dengan mengatakan “Aku tidak masalah satu kamar dengan Onii-sama”, akan
terdengar seakan dia mengatakan sesuatu yang cabul.

“Aku akan membongkar koper.”

Miyuki sedang malu untuk memandang wajah Tatsuya, dan dia segera berlari ke
kamar tidur, menyeret koper berisi baju gantinya. Karena kepala Miyuki tengah berisi
hal yang tidak-tidak, dia bahkan tidak memikirkan di mana Tatsuya akan tidur.

◊◊◊

Setelah makan siang, Miyuki segera memulai latihan ‘Niflheim’nya.

Tempat latihannya berada di ladang lava di bagian timur Pulau Miyaki. Ada dua kawah
di Pulau Miyaki. Di bagian barat pulau ada sebuah gunung api kecil yang disebut
Nishidake. Gunung api ini muncul tahun 2000an dan dianggap sebagai sebuah pulau.
Di tahun 2020an, sebuah erupsi lava dari Nishidake mengalir menuju lereng timur,
lalu membentuk bagian timur pulau ini, yang juga memiliki sumber lava di dalamnya.
Kawah baru ini diberi nama Higashidake. Higashidake berada di sekitar pusat Pulau
Miyaki. Penjara di pulau itu berada di sebelah barat Nishidake, dan Miyuki sedang
berlatih di sebelah timur Higashidake.

Yang ikut menemaninya hanya Tatsuya. Tatsuya menghantarkan Miyuki ke sana


menaiki sebuah mobil.
Tapi Tatsuya bukanlah ‘pelatih’ Miyuki. Dia tahu kalau adiknya mencoba latihan
‘Niflheim’, sihir pendingin dengan jangkauan luas. Tapi dia tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Di Rumah Utama, dia tidak diajari bagaimana cara mengajar.

Namun, sesaat setelahnya, Miyuki mulai menggenggam CADnya seperti biasa dan
melirik wajah Tatsuya. Dan wajah Miyuki terkesan bertanya “Apa yang harus
kulakukan untuk memperbaiki sihirku?”. Dia terlihat kebingungan.

“……Pertama, bisakah kau tunjukkan kepadaku kemampuanmu sekarang?”


Tatsuya tidak tahan hanya diam dan melihat semua ini, jadi dia mengambil langkah
awal memulai tawaran itu.

“Oh, ya. Ini…..”

Mendapat perintah dari Tatsuya, Miyuki terlihat tersenyum lega, Lalu dia melihat ke
arah ladang lava dan mengaktifkan CADnya.

Sebuah rangkaian aktivasi terbentuk dari Psion yang dikeluarkannya. Tatsuya ‘melihat’
‘sihir itu’.

Tatsuya memfokuskan pikirannya dan menggunakan ‘Elemental Sight’ untuk


menganalisa penggunaan sihir itu.

Sebuah gambaran rangkaian sihir muncul di pandangannya. Lebih tepatnya, itu seperti
gambar proyeksi. Mungkin kata-kata ‘di pandangannya’ terlalu berlebihan, tapi dia
bisa melihat rangkaian sihir Miyuki.

Namun, di antara ruang rangkaian sihir dan ruang kosong, ada sebuah struktur Badan
Informasi yang terlihat kacau. Seperti sebuah cat air di kertas yang basah.

Saat mengamati dimensi informasi dengan ‘Elemental Sight’, waktu bekerja dengan
cara yang berbeda. Dalam waktu itu, dia ‘melihat’ bagaimana proses final dari sihir itu
diselesaikan. Sihir yang digunakan adalah ‘Niflheim’, Sihir Sistematik jangkauan luas
dengan kekuatan gangguan terkuat.

“Ah….”

Sambil mendesah, terselip kefrustasian dan rasa malu Miyuki. ‘Niflheim’ gagal
digunakannya.

“Jadi………” berbalik menghadap Tatsuya, Miyuki berbicara dengan nada gugup.

“Kelemahannya ada di bagian akhir.”

Lebih cepat daripada Miyuki, Tatsuya meneruskan dan menunjukkan letak


kesalahannya.
“Aktivasi sihirnya gagal, karena kau tidak bisa memisahkan dengan baik perubahan
fenomenanya. Kurasa kalau bukan karena ini, pasti sihir itu sudah berhasil. Rangkaian
sihirmu sudah terbentuk dengan benar, dan sudah memiliki kekuatan gangguan yang
cukup untuk merubah fenomena.”

“Ya…….”

Reaksi Miyuki begitu lesu, bukan karena dia tidak setuju dengan Tatsuya, tapi karena
dia putus asa.

“……Um, Onii-sama.”

“Apa?”

“Aku tidak meragukan perkataaan Onii-sama, tapi…… Onii-sama bisa tahu sebanyak
itu hanya dengan melihat sekali?”

Miyuki benar-benar tidak meragukannya. Miyuki hanya terkejut mendengarnya.

Tapi apa yang membuatnya terkejut? Jawabannya muncul bersamaan dengan


munculnya pertanyaan itu. Tatsuya sadar kalau dia masih belum memberitahu Miyuki
tentang ‘mata’nya.

“Omong-omong, aku belum memberitahu Miyuki tentang kemampuanku yang tidak


biasa.”

“Kemampuan yang tidak biasa……?”

Miyuki memiringkan kepalanya sembari bertanya. Bukan ‘sihir’, tapi ‘kemampuan yang
tidak biasa’. Dia tidak mengerti maksud perkataannya.

“Ini biasanya disebut ‘kekuatan super’. Karena sihir sudah digunakan luas,
kemampuan super sudah tidak ‘super’ lagi, jadi di dunia sains modern dan bidang-
bidang lainnya menyebut kemampuan itu tak biasa.”

“Itu berarti sama seperti….”

“Ya, itu tidak penting.”

Tatsuya mengembalikan fokus Miyuki, yang sedang larut dalam kekagumannya,


kembali ke pembicaraannya.

“Aku seharusnya menjelaskan ini padamu sejak dulu. Miyuki, sejak lahir, aku hanya
bisa menggunakan dua jenis sihir: ‘Decomposition’ dan ‘Regrowth’. Dua sihir itu
tertanam di area kalkulasi sihirku, jadi tidak ada kapasitas lagi untuk sihir lain.”

“Apa maksud Onii-sama ‘tertanam’?”


“Ayo kita duduk dulu dan akan kujelaskan.”

Tatsuya merasa kalau penjelasan itu akan makan banyak waktu, sehingga ia
mengajak Miyuki masuk ke mobil.

Miyuki di kursi penumpang depan, dan Tatsuya duduk di kursi pengemudi dan
melanjutkan penjelasannya.

“Proses penggunaan Sihir Modern normal menggunakan CAD menghasilkan rangkaian


sihir dari area kalkulasi sihir berdasarkan pembacaan rangkaian aktivasi. Dengan
selesainya penggunaan sihir, maka rangkaian sihir itu sendiri akan terhapus dari area
kalkulasi sihir, mengosongkan tempat itu untuk sihir selanjutnya. Oleh karena itu,
seorang penyihir bisa menggunakan banyak sihir.”

“Aku sudah tahu tentang itu. Aku diberitahu penting untuk mengurangi beban area
kalkulasi sihir, dan untuk tidak meninggalkan sihir di sana setelah selesai
menggunakan.”

“Benar. Seperti kesadaran manusia yang terbatas, kapasitas alam bawah sadar kita,
yang setiap orang gunakan, juga ada batasannya. Itulah batas jumlah sihir yang bisa
digunakan dalam waktu bersamaan.”

“Ya, aku mengerti itu.”

“Tapi karena adanya kecacatan dalam area kalkulasi sihirku, area kalkulasi sihir itu
tidak bisa kembali dikosongkan agar bisa digunakan untuk sihir lain. Kalau area
kalkulasi sihir seorang penyihir normal adalah sistem untuk membentuk rangkaian
sihir, maka area kalkulasi sihirku adalah sistem hanya untuk dua sihir, ‘Decomposition’
dan ‘Regrowth’. Dengan kata lain, keduanya membentuk sebuah subsistem yang tidak
bisa dihilangkan dari sistem sihirku.”

Miyuki menutup mulutnya dengan tangannya dan matanya terbelalak. Dia tidak
mengeluarkan suara apapun, bahkan tidak ada suara kaget.

“Aku tidak bisa membentuk rangkaian sihir lain, karena sistem pembentukan sihirku
sepenuhnya dikuasai subsistem ‘Decomposition’ dan ‘Regrowth’. Aku adalah seorang
penyihir dengan kemampuan khusus di dua sihir.”

Seorang penyihir dengan kemampuan khusus. Seorang manusia dengan kemampuan


khusus, juga terkadat disebut orang dengan sihir khusus. Dengan kata lain
‘kemampuan yang tak biasa’, ahli dalam satu bidang kemampuan. Tatsuya bisa
dibilang ‘semacam itu’ karena ‘Decomposition’ dan ‘Regrowth’ secara teknis adalah
sihir. Dan seorang berkemampuan khusus berarti ia ahli di suatu bidang yang
dipandang sulit dari sudut pandang sihir.

“……Tapi aku ingat kalau Onii-sama bisa menggunakan sihir lain, contohnya saja, Sihir
Akselerasi atau Sihir Transfer Momentum.”
“Aku bisa menggunakannya karena adanya tambahan area kalkulasi sihir yang
kumiliki.”

Miyuki tak bisa berkata-kata sekali lagi. Dia mengingat cerita ibunya tentang ‘area
kalkulasi sihir buatan’. Tentang Tatsuya yang merupakan penyihir cacat, dan rencana
mereka untuk membuat sebuah penyihir buatan.

Dia tidak bisa langsung mengingat apa itu ‘area kalkulasi sihir buatan’, karena itu
adalah hal yang tidak familiar di telinganya. Tapi dia jelas pernah mendengarnya
semasa invasi di Okinawa, di markas JSDF.

“Maafkan aku!”

Miyuki memutar tubuh bagian atasnya menghadap kursi pengemudi, dan


menundukkan kepalanya, hampir lurus.

Kalau mereka tidak di mobil, dia pasti sudah dogeza[3].

“Ada apa Miyuki? Kau tidak berbuat apa-apa sampai perlu meminta maaf.” Tanpa malu
sedikitpun, Tatsuya mengatakan hal tersebut sambil menaruh tangannya di pipi Miyuki.
Lalu dia dengan perlahan menegakkan punggung Miyuki.

Dari kontak fisik seperti itu, yang mana menurut Miyuki seharusnya hanya terjadi
antara sepasang kekasih, membuat wajah Miyuki merah padam. Tapi dia tidak
berusaha melepaskan diri dari Tatsuya.

“…….Tidak, tidak apa-apa.”

Menyesali perlakuannya, yang sudah mengungkit luka lama Tatsuya, dia ingin
menerima hukuman atasnya. Itulah pikiran Miyuki saat itu. Namun, Miyuki berpikir
kalau dia akan melakukan kesalahan lagi kalau dia menyia-nyiakan perhatian
kakaknya.

“Kau memang lucu.”

Tatsuya melepas tangannya dari pipi Miyuki.

Sepertinya Miyuki segera memahami apa maksud Tatsuya. Menyadari kalau sebuah
kehangatan telah lepas darinya, dia bahkan makin tersipu.

Saat itu, Tatsuya masih belum mengerti apa yang membuat Miyuki malu. Bingung
dengan reaksi intens Miyuki, dia memutuskan untuk melanjutkan penjelasannya.

“Tanpa adanya area kalkulasi sihir buatan, kemampuanku hanya ‘Decomposition’ dan
‘Regrowth’. ‘Decomposition’ adalah sihir yang bisa secara langsung mendekomposisi
suatu Badan Informasi.”

“Langsung……?”
Mata Miyuki, masih malu, dipenuhi dengan pertanyaan lagi. Meskipun dia masih belum
akil balik, otak penyihirnya secara intuitif menyadari apa maksud kakaknya.

“Aku bisa mendekomposisi suatu objek fisik dengan mendekomposisi Badan


Informasinya. Prinsipnya juga bisa untuk sihir. Sihir ini bisa digunakan untuk
menghancurkan sihir, mendekomposisi rangkaian aktivasi dan rangkaian sihir. Namun,
aku tidak bisa mendekomposisi Pushion. Itu karena aku hanya bisa membaca Psion.”

“Jadi Onii-sama….. bisa menghancurkan sihir secara langsung?”

Miyuki sudah tahu kalau Tatsuya bisa menghancurkan sihir dengan ‘meledakkan’
rangkaian sihirnya. Teknik itu bernama ‘Gram Demolition’. Namun, itu adalah teknik
yang, dengan Psion yang tinggi, menghasilkan sebuah penghancur rangkaian sihir
dalam dimensi fisik yang sama dengan manusia. Tidak seperti sihir pada umumnya,
sihir ini tidak bisa digunakan pada jarak jauh. Oleh karena itu, satu-satunya
kekurangan ‘Gram Demolition’ adalah jaraknya.

Namun, kalau kau bisa secara langsung mendekomposisi sebuah Badan Informasi
Psion, maka sihir itu tidak akan bisa mengubah suatu fenomena. Selain itu, dengan
ini kau bisa dengan mudah menghancurkan sihir dari jarak jauh, yang mana tidak bisa
dilakukan ‘Gram Demoliton’.

Ketidakmampuannya untuk mendekomposisi Badan Informasi Pushion tidak menjadi


kelemahannya. Bahkan sebuah Sihir Non-Sistematik yang berhubungan langsung
dengan Pushion memiliki rangkaian sihir yang terbentuk dari Psion. Karena itu,
kemampuan untuk mendekomposisi Badan Informasi Psion berarti bisa
menghancurkan semua jenis sihir.

“Asalkan sihir, maka pasti bisa kuhancurkan.”

Miyuki memandang Tatsuya dengan terpukau.

Adiknya mulai menunjukkan tanda-tanda dia akan berbicara lagi kalau sebagai
kandidat kepala Keluarga Yotsuba yang selanjutnya dia lebih buruk daripada kakaknya,
jadi Tatsuya mencegah hal itu, dan untuk ketiga kalinya kembali ke topik pembicaraan.

“Kemampuanku yang satunya, ‘Regrowth’, adalah sihir yang dapat membaca Eidos 24
jam terakhir, menyalinnya, dan menggantikan Eidos saat ini dengan salinan itu. Objek
yang Eidosnya sudah tergantikan terstabilkan dalam keadaan di mana hanya
perubahan dari waktu sejak salinan terbentuk, dan perubahan eksternal tidak akan
berdampak.”

Sepertinya Miyuki dapat segera memahami hal tersebut. Dia memejamkan matanya
dan berpikir dalam.

Tapi pada akhirnya dia paham kalau masih ada pertanyaan yang ingin ditanyakan
kepada Tatsuya, jadi dia kembali menatapnya.
“…Apa itu sihir yang menyelamatkanku?”

“Ya. Kau memahaminya dengan baik.”

Tatsuya memuji Miyuki atas kecerdasannya. Namun, pujian itu tidak sampai ke pikiran
Miyuki.

(…..Kalau aku tidak salah mengerti, sihir lah yang menggantikan realita yang sudah
terjadi. Memutarbalikkan waktu, membuatnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Meski
cuma terbatas 24 jam dan hanya pada objek fisik, bukannya itu sudah seperti
mukjizat? Bahkan dengan batasan 24 jam, itu masih bukanlah sesuatu yang bisa
dilakukan orang lain. Itu seperti Tuhan…….)

Itulah yang sedang dipikirkan Miyuki saat itu. Ketakutan mulai menyelimutinya, dan
dia mulai gemetaran.

“Ada apa? Miyuki, apa kau kedinginan?”

“Tidak apa-apa.”

Untuk menenangkan pikirannya, Miyuki menarik napas dalam-dalam

(….Salah kalau aku mengkhawatirkan hal ini.

…..Aku seharusnya menganguminya.

…..Karena dia Onii-sama ku.)

Sudah kembali tenang, Miyuki menghentikan kegembiraan di pikirannya dan mulai


berhenti gemetaran.

Tatsuya tidak tahu tentang pikiran Miyuki yang terlalu berlebihan ini. Tetapi, saat dia
melihat Miyuki mulai kembali tenang, dia mulai kembali untuk menjawab pertanyaan
utamanya.

“Untuk menggunakan ‘Decomposition’ dan ‘Regrowth’, aku harus tahu apa yang
tertulis di dalam Badan Informasi Psion. Selain membaca Eidos dan rangkaian sihir
sebagai suatu kumpulan Badan Informasi, aku perlu mampu mengetahui informasi
apa yang terkandung di dalamnya. Tanpa begitu, aku tidak bisa menggunakan kedua
sihirku, terutama ‘Regrwoth’. Tidak peduli seberapa aneh itu terdengar, tapi dengan
memiliki ‘Decomposition’ dan ‘Regrowth’, secara alami aku memiliki ‘mata’ yang bisa
kugunakan kemampuannya. Kemampuan itu disebut Elemental Sight.”

“Elemental Sight…. Apa itu semacam Sihir Mental?”

“Jika disebut sihir, bisa dibilang kemampuan ini tidak ada spesialnya. Kemampuan ini
membuatku bisa membaca dan memahami informasi dari Badan Informasi Psion yang
ada di dimensi informasi. Ini pengembangan dari kemampuan membaca Eidos yang
dimiliki semua penyihir.”

Itu terlalu rendah hati, pikir Miyuki. Kenyataannya, dia sendiri tidak bisa membaca
semua isi informasi yang terekam di Badan Informasi. Itulah yang dirasakan Miyuki.

Tatsuya menebak kalau adiknya sekarang sedang merendahkan dirinya sendiri. Tapi
Tatsuya tahu kalau terlalu sulit untuk dapat mengerti apa yang dia katakan.

“Aku bisa mengerti alasan gagalnya ‘Niflheim’ karena aku ‘melihat’nya dengan
Elemental Sight. Jadi kau bisa percaya perkataanku.”

Kalimat terakhirnya benar-benar tidak penting bagi Miyuki. Dia jelas tidak akan
meragukan perkataan Tatsuya.

“Tentu saja aku percaya, Onii-sama.”

Oleh karena itu, dia mengatakan sesuatu yang jelas baginya. Miyuki bahkan tidak
memikirkannya. Dia sedikit tenang, setelah mengatahui kalau kakaknya bukanlah
seorang yang Maha Tahu dan Maha Kuasa.

◊◊◊

Dan di akhir hari pertama, bahkan dengan masukan dari Tatsuya, masih belum ada
kemajuan yang terlihat. Tapi itu bukan berarti semua usahanya sia-sia. Dia berhasil
sekitar 50% untuk membekukan menggunakan sihirnya. Namun, tidak ada seorang
pun yang bisa memiliki pencapaian seperti Miyuki.

“Bersemangatlah. Yang masih belum bisa tinggal dilatih lagi.”

Tatsuya berkata seperti itu untuk menghibur Miyuki, yang wajahnya sedang sedih saat
mereka kembali ke kamar mereka, setelah menyelesaikan makan malam di ruang
makan.

“Ya, aku tahu.”

Jawab Miyuki dengan penuh kecewa.

Walaupun dia sudah memahami masalahnya, dia masih belum bisa menghilangkan
kekecewaannya. Lagipula, emosi berbeda dengan logika. Pada kondisi seperti ini,
bahkan seorang tiga belas tahun Tatsuya bisa memahaminya.

Tatsuya diam-diam pergi ke dapur. Dia berencana untuk membuat semacam minuman
manis.

“Ah…..! Onii-sama, biar aku saja.”

Tapi Miyuki segera menyusulnya.


“Apa kau tidak lelah?”

“Tidak, aku tidak apa-apa. Jadi Onii-sama tolong biarkan Miyuki yang mengerjakan.”

“Baiklah kalau begitu……..”

Tatsuya membiarkan Miyuki ke dapur. Mungkin dia pikir tidak perlu terlalu menahan
Miyuki di kondisinya seperti ini.

Selagi Tatsuya memikirkan hal itu, dia melihat punggung Miyuki, yang sedang
membuat teh.

“Terima kasih.”

Mengambil cangkir teh itu, Tatsuya melirik ke wajah Miyuki. Menyadari hal itu, Miyuki
segera menundukkan kepalanya.

Tidak ada gunanya menghiburnya dengan berkata tidak perlu malu jika gagal. Itu
yang Tatsuya pikirkan saat melihat sikap Miyuki.

“Ini sudah mulai malam, bagaimana kalau mandi dan tidur?”

Miyuki bergidik mendegar perkataan Tatsuya.

“Mandi….. dan Onii-sama….”

“Aku mandi setelahmu.”

“Setelahku…..”

Melihat adiknya yang bergidik untuk alasan yang tidak jelas, Tatsuya mengira kalau
dia merasa jijik jika Tatsuya menggunakan air mandi bekasnya[4].

Walaupun kamar mereka punya kamar mandi luar, bak mandinya seperti di hotel. Itu
karena airnya bukan bekas orang lain.

“Kalau begitu apa aku yang mandi pertama?”

Tapi Miyuki sedang dalam masa peralihan. Mungkin alasannya hal lain. Berpikir seperti
itu, Tatsuya menawarkan jalan tengah.

“…..Ya, Onii-sama, silakan duluan.”

“Baik.”

Semakin cepat ia selesai, semakin cepat Miyuki akan tidur. Berpikir seperti itu, Tatsuya
segera memulai mandinya.
Mendengar suara pintu kamar mandi menutup, hati Miyuki menjadi lega.

Dia terlihat gelisah bukan karena gagalnya latihan sihirnya tadi.

Tentu saja, di situasi normal, dia jelas kecewa tentang itu, tapi kali ini berbeda.

Tatsuya sekamar dengannya. Sejak sore tadi dia terus hanya bersama Tatsuya.

Dia tidak punya waktu untuk putus asa. Akhir-akhir ini, Miyuki gugup karena hal itu.

Setelah menghela napas, dia sekali lagi menyadari situasinya masih belum berubah.

Hatinya kembali berdebar keras.

Di situ, di balik kedua pintu itu (pintu menuju kamar mandi dan ruang loker) saat ini
ada kakaknya, yang sedang tidak mengenakan apa-apa.

Setelah kakaknya keluar kamar mandi, akan ada situasi (meskipun pintunya saat itu
sedang tertutup) di mana kakaknya berdiri telanjang tanpa mengenakan apa-apa
(termasuk pakaian dalam).

Hatinya berdebar sangat keras seolah akan copot.

“Tenang, tenang” Miyuki mencoba memberitahu dirinya.

….Tapi tidak peduli seberapa malunya dia, dia tidak bisa tidak mandi. Akan lebih
memalukan untuk berkeringat, daripada sekamar dengan kakaknya. Itulah jenis malu
yang lain. Seorang gadis bukan gadis kalau tidak mandi…….

“Miyuki, aku sudah.”

Suara Tatsuya terdengar telinga Miyuki bersamaan dengan suara terbukanya pintu.

“Ya, aku ke sana….”

Miyuki berdiri seketika dan menjawab dengan nada tinggi.

Tapi kesulitan Miyuki bukanlah mandi.

“Aku tidur di sini, dan kau, Miyuki, pakai kamar tidurmu.” Kata Tatsuya, mendorong
sofa di kamar itu menjadi ranjang.

“Tapi Onii-sama……”

“Kita tidak bisa tidur seranjang, ‘kan?”

Perkataan Tatsuya buka candaan, tapi untuk meyakinkannya.


“Y-ya. Itu benar….”

Miyuki sadar akan itu juga, tapi walaupun mereka masih hanya anak SMP, dan walau
mereka saudara kandung, tapi Miyuki tidak bisa menahan kegelisahannya terhadap
lawan jenis.

Rambut Miyuki sudah kering. Dia sudah menggosok giginya dan sudah menyelesaikan
semuanya.

“Selamat malam, Onii-sama.” Miyuki mengatakan ini dengan suara sekecil mungkin.

“Ya, tidurlah.”

Menunduk balik kepada Tatsuya, dia masuk ke kamar tidurnya dan menutup pintu.
Pintu kamar tidur itu punya kunci. Miyuki berpikir selama 30 detik sebelum
memutuskan untuk tidak menguncinya.

Meski dia tidur lebih awal daripada biasanya, hari ini dia sangat kelelahan. Miyuki
mematikan lampu dan pergi ke ranjangnya. Namun, dia tidak bisa tidur. Meski dia
mencoba memejamkan matanya, dia tidak bisa tidur. Badannya lelah, tapi pikirannya
menolak untuk tidur.

Dia penasaran apa kakaknya, yang sangat dekat dengannya, sudah tertidur.

Dia berpikir kalau tidak ada seorang pun yang berada di samping kakaknya untuk
menemaninya.

Dia tidak bisa tidur dengan pemikiran itu berputar di kepalanya.

(Kenapa aku seperti ini….?)

Semuanya yang terjadi membuatnya malu. Pemikiran-pemikirannya membuatnya


malu.

Dia setengah sadar sedang berbolak-balik di ranjang, menghadap kanan-kiri.

Saat dia menyadarinya, dia baru tahu kalau dia sedang menggeliat di ranjang.
Merasa dirinya mengeluarkan suara-suara tak lazim di saat bersamaan, Miyuki
menggulung tubuhnya dan terdiam.

Dia ingin minum. Tapi untuk ke dapur, dia harus melewati ruang tamu. Dan dia ruang
tamu ada Tatsuya yang tidur. Miyuki berbalik badan lagi dan menarik selimut ke
kepalanya.

Dia memutuskan untuk menghitung domba.

Saat jumlah hitungannya sudah melebihi seribu, Miyuki akhirnya tertidur.


◊◊◊

Di pagi hari kedua, Miyuki mengerjakan PR dari sekolah.

Tatsuya melakukan sesuatu dengan meminjam bengkel di penjara.

Lalu setelahnya, sehabis makan siang.

“Miyuki, di sini.”

Berdiri di depan ladang lava yang digunakan untuk latihan, Tatsuya menyerahkan hasil
pekerjaannya kepada Miyuki.

“Ini kacamata AR[5]……?”

Seperti yang Miyuki katakan, itu adalah kacamata berlensa besar yang
memproyeksikan gambar di jalur pandangnya.

“Ya. Cobalah.”

Miyuki tidak mengerti apa yang direncanakan Tatsuya, tapi dia mengikuti
perkataannya, dan memakai kacamata itu. Itu hanya sebuah kacamata AR, jadi tentu
saja, lensanya tidak berdioptri. Kacamata itu tak berbingkai, dengan lengan kacamata
yang hampir tak terlihat di samping kanan-kirinya.

Dari ujung kanan (di pusatnya) ada sebuah kapel tipis panjang yang terhubung ke
sebuah perangkat AR, yang berisi prosesor, baterai, dan yang lain. Mengikuti
perkataan Tatsuya, Miyuki mengaitkannya ke kerah jaketnya dan menyalakannya.

Gambar yang terproyeksi di pandangannya cukup sederhana. Sebuah kubus merah,


menjulang ke atas dari permukaan tanah. Hanya itu. Rusuk kubus itu sekitar 10 meter.
Dan kubus itu berada sejauh 20 meter dari mereka.

“Onii-sama, apa maksudnya itu?”

“Cobalah untuk menggunakan sihirmu di batasan kubus itu.”

Aku mengerti, pikir Miyuki. Setelah kemarin, dia sadar kalau alasan utama gagalnya
‘Niflheim’ adalah dia yang tidak menentukan pasti target aktivasi sihirnya. Mungkin
dengan visualisasi seperti itu akan membuatnya lebih cepat terbiasa membidik sihirnya.

Sebenarnya, terminal virtual diyakini punya dampak negatif pada seorang penyihir.
Meski terminal AR tidak seberbahaya terminal VR, alat itu juga tidak terlalu digunakan.

Namun, Miyuki memutuskan untuk menggunakan kacamata AR itu tanpa ragu-ragu.


Kakaknya menyuruhnya untuk memakainya. Itu pasti tidak berbahaya untuknya.
Miyuki yakin akan itu tanpa perlu dijelaskan.

Miyuki membentuk rangkaian sihir pendingin jangkauan luas di pikirannya, “Niflheim’.

‘Niflheim’ sendiri secara harfiah berarti ‘Dunia Kabut’.

Ruang di dalam kubus merah itu berisi kabut putih di imajinasi Miyuki.

“Aku bisa.” Seru intuisi Miyuki.

Jarinya menari di atas layar CADnya.

Rangkaian aktivasi, yang terbentuk dari Badan Informasi Psion yang diberikan, masuk
ke area kalkulasi sihir Miyuki, meskipun dia sendiri tidak sadar bagaimana proses itu
berjalan.

Miyuki membuat gambaran kabut di area kalkulasi sihir.

Menggunakan rangkaian aktivasinya seperti ‘alat gambar’.

Menggunakan gambaran kabut sebagai data.

Dia area kalkulasi sihirnya terbentuk sebuah rangkaian sihir.

Dari ruang antara alam sadar dan alam bawah sadar Miyuki. Dari kedalaman alam
sadar dan alam bawah sadarnya, terbentuk sebuah rangkaian sihir yang muncul.
Memerlambat pergerakan molekul dan memerlambat osilasi area luas.

“Berhasil.”

Suara Tatsuya membawa Miyuki kembali. Dia hampir secara tidak sadar melepas
kacamata Arnya.

Sebuah kabut putih dingin berputar di udara. Jika dilihat dari samping, sebagian
ladang lava, yang berubah putih, terlihat melengkung, tapi jika dilihat tepat dari atas,
maka itu akan membentuk persergi sempurna.

Maksud perkataan Tatsuya perlahan mulai dimengerti Miyuki. Akhirnya, sebuah


senyuman muncul di wajahnya.

Di hari kedua, dia berhasil sekitar 70% dari sihirnya. Bahkan dengan bantuan
kacamata AR, dia masih belum bisa sepenuhnya berhasil. Namun, keberhasilan ini
sudah melebihi targetnya kemarin. Keberhasilan ini bisa dibilang cukup serius
dibanding hari pertama, saat ia hanya bisa melakukan perubahan fenomena sebanyak
50%.

“Dengan ritme seperti ini, kau bisa menguasai ‘Niflheim’ selama liburan.”
Apa yang dikatakan Tatsuya bukanlah omong kosong.

“Terima kasih banyak. Aku akan berusaha yang terbaik untuk besok.”

Miyuki tidak merasa kalau kakaknya sedang menghiburnya. Tapi, itu bisa jadi benar
karena apa yang dikatakan Tatsuya tidak jelas.

Dia merasa ada sesuatu yang hilang. Kegelisahan itu ada di pikiran Miyuki.

Dan seminggu setelahnya, kegelisahan itu menjadi kenyataan.

◊◊◊

Di hari kesembilan Miyuki dan Tatsuya di Pulau Miyaki.

Miyuki menghabiskan waktu 3 jam setiap hari untuk latihan. Istirahat 5 menit setiap
penggunaan, dia menggunakan ‘Niflheim’ sebanyak 30-40 kali sehari. Dilihat dari
tingkatan sihir ini, jumlah sebanyak itu mustahil untuk dilakukan kebanyakan penyihir.

Dengan antusiasmenya berlatih, dia pasti menggunakan sihir ini 100% dalam waktu
dekat.

Bangun ruang yang diproyeksi di kacamata AR itu sejak hari ketiga berubah ukuran
dan bentuknya. Lingkup sihir dan area targetnya sekarang mendorongnya menguasai
sihir ini sampai 90%.

“Walaupun bidikannya masih belum stabil, tapi coba mulai hari ini lakukan sihir itu
tanpa bantuan AR.”

Latihan hari ini dimulai dengan kalimat itu dari Tatsuya.

“Baik, Onii-sama.”

Wajah Miyuki sedikit terlihat gelisah.

Ekspresi itu menunjukkan kalau dia masih belum percaya diri untuk melakukannya.

Namun, ini sudah paruh kedua liburan musim dinginnya. Demi kebahagiaan ibunya
yang sakit, Miyuki harus menguasai ‘Niflheim’ sebelum awal semester baru.

Selain itu, selama latihan khusus di tengah libur natal ini, dia berkesempatan untuk
mengenal Tatsuya lebih dekat. Dia tidak bisa komplain. Miyuki berkata seperti itu
kepada dirinya sendiri.

Dengan efek pendinginan suhu ultrarendah jangkauan luas yang merubah fenomena
lebih dari ratusan kali, permukaan ladang lava itu berubah menjadi pasir. Lava yang
membentuk pulau itu bertipe basal. Memegang CAD di tangannya, Miyuki berdiri di
hadapan hamparan pasir hitam yang dibuatnya.
“Pertama, tandai area dengan panjang 10 meter.”

Tatsuya, yang berdiri di belakangnya, memberi instruksi kepada Miyuki.

“Ya.”

Miyuki mengangguk dan mulai memfokuskan pikirannya.

Itu adalah area yang digunakannya pertama kali dengan kacamata ARnya. Tampaknya,
itu latihan ‘Niflheim’ paling intens yang pernah dilakukan orang.

Dia membayangkan gambaran suatu tempat yang dipenuhi kabut putih nan dingin
dengan ukuran sedikit lebih besar dari sebuah ruang kelas sekolah. Lebarnya sama
seperti lebar kelas ditambah lorong di luarnya.

(…..Fokus. Lebih jelas lagi. Bayangkan tembok.)

Sebuah kotak es berisi udara dingin terbentuk. Dengan mengonsentrasikan pikirannya


dengan gambaran yang ada di pikirannya, dia bisa menciptakan gambaran itu menjadi
nyata.

Membuat gambaran itu menjadi nyata.

(Tidak, ini tidak berhasil….)

Jari Miyuki mengoperasikan panel CADnya. Sebelum kotak es itu menghilang dari
imajinasinya, Miyuki melakukan proses pengaktivan sihir.

Menggunakan rangkaian aktivasinya sebagai ‘alat gambar’, sebuah rangkaian sihir


terbentuk. Merubah gambaran itu menjadi data, dan merubah fenomena.

Sebuah kota es putih terbentuk dengan isi kabut tebal.

(Berhasil….)

Miyuki meghela napas. DIa merasa lega kalau semuanya selesai tanpa memalukan.
Dengan dirinya yang sudah tidak tegang, dia mulai khawatir karena kakaknya yang
hanya diam saja.

“…….Onii-sama, bagaimana?”

Dia bertanya untuk mendengar hasilnya, karena dia sendiri merasa kalau itu sudah
baik.

“Kelihatannya itu sudah baik.”


Perkataan Tatsuya sejalan dengan pemikiran Miyuki. Tetapi, nada bicaranya tidak
menunjukkan demikian.

“Apa ada yang Onii-sama tidak katakan?”

Sejujurnya, dia takut menanyakan hal itu. Miyuki kesulitan untuk menekan
kegelisahan di suaranya. Namun, dia tidak bisa menahannya. Dia bahkan tidak
mengerti mengapa. Miyuki merasa dia perlu memastikannya.

…Tapi kenyataannya itu tidak perlu. Kegelisahannya tidak ada gunanya.

“…..Aku tidak menyembunyikan apa-apa.”

Tatsuya bahkan sempat sedikit tersentak dengan kegelisahan adiknya.

“Kesadaranmu terlalu lemah saat menentukan batasan sihirmu. Akibatnya, kau tidak
bisa memberi kekuatan gangguan yang cukup untuk menggunakan sihirmu. Sihirmu
barusan mencapai suhu -30 derajat. Miyuki, dengan kekuatan gangguanmu kau bisa
mencapai suhu lebih rendah lagi sampai -200 derajat. Meski kau tidak perlu sampai
seperti itu, tapi dengan performamu seperti barusan, kau tidak akan bisa
menggunakan ‘Niflheim’ dengan potensi sesungguhnya.”

“…..Aku mengerti.”

Ada kesalahpahaman diantara mereka.

Tatsuya hanya menunjukkan kekurangan di sihirnya. Tapi, Miyuki menganggap kalau


itu berarti dia gagal menggunakan ‘Niflheim’.

Kesalahpahaman itu muncul karena opini Miyuki yang salah. Dan penyebab opini
Miyuki salah adalah ketidakjelasan perkataan Tatsuya, yang tidak mengerti delusi
Miyuki. Tapi baik Tatsuya dan Miyuki masih belum cukup dewasa untuk memahami
hal itu.

“Coba sekali lagi. Dengan ukuran yang sama, tapi di tempat itu.”

Melihat jam tangannya, Tatsuya menunjukkan tempat di arah utara dari tempat
sebelumnya. Miyuki beberapa kali mengambil napas, dan bersiap menggunakan CAD
dengan tekad membara.

Miyuki menutup matanya. Bersamaan dengan membuka matanya, jari-jarinya


langsung mengoperasikan panel CAD itu.

“Beku!”

Kata yang keluar dari mulut Miyuki bukanlah ‘mantra’ atau sesuatu semacamnya. Tapi
hanya ketidaksabarannya saja yang keluar dari mulutnya. Namun, apa yang
diteriakkannya menjadi motivasi, menjadi sebuah ‘kata ajaib’ yang meningkatkan
kekuatan gangguannya.

Dia sebuah ruang 10x10x10 meter, muncul sebuah kekuatan. Kekuatan itu tidak
diciptakan atau terbentuk. Keberadaan muncul begitu saja.

‘Niflheim’ adalah sihir yang mendinginkan suatu area. Untuk memerlambar pergerakan
molekul dan getaran molekul, rangkaian sihirnya juga berisi isolasi ‘suhu’ targetnya
dari ‘suhu’ lingkungan luarnya.

‘Niflheim’ yang kali ini Miyuki gunakan mendinginkan tepat dengan dimensi 10 meter
sampai ke suhu -70 derajat.

Penggunaan sihir ini sempurna. Namun, isolasi ‘suhu’nya masih kurang.

“Kya!”

“Miyuki!”

Tubuh Miyuki tertarik ke pusaran angin es.

Tatsuya segera memeluk Miyuki. Dia berlari menuju hamparan pasir hitam melawan
terpaan angin itu.

Sesaat setelahnya, secara refleks Miyuki mengeluarkan sebuah pelindung sihir segala
arah.

Berdiri di dalam sebuah kubah transparan dan tercengang, matanya berputar-putar.


Dia cukup hebat tidak kehilangan kontrol atas pelindungnya dalam kondisi seperti ini.

Angin itu berputar-putar. Di atasnya, juga, datang tiupan angin baru. Ini terjadi karena
menurunnya tekanan atmosfer yang diakibatkan perubahan nitrogen menjadi fase cair
untuk menurunkan suhu.

Saat menggunakan sihir dengan CAD, berhentinya sihir sudah ditentukan sebelum
sihir itu sendiri digunakan. Pada kasus ini, waktu berhentinya sihir ini pun sudah
ditentukan.

Angin yang bertiup kencang mendadak menghilang. Perubahan tekanan kembali nol.
Dan efek ‘Niflheim’ berhenti.

Udara dingin yang dihasilkan tidak serta merta hilang kembali ke suhu normal begitu
saja. Terlebih lagi, sekarang di tengah musim dingin. Suhu di sana saat ini lebih rendah
10 derajat dari biasanya.

Tapi nitrogen cair masih belum bisa ada di suhu seperti ini. Awalnya perlahan-lahan,
lalu meningkat kecepatannya, udara dingin menghilang, bercampur dengan yang
sebelumnya. Udara dingin yang mengenai permukaan pasir terserap ke dalam, yang
memercepat proses menghilangnya.

Miyuki terus mengaktifkan pelindung itu. Selain pasir yang ada di dalam pelindung
mereka yang berdiameter 2 meter, seluruh permukaan pasir hitam itu sudah ditutupi
es putih.

◊◊◊

Latihan pagi sudah selesai.

Tatsuya dan Miyuki kembali ke apartemen, menghangatkan diri mereka dengan


segelas minuman hangat di sofa apartemen.

“Kau tidak melukai siapapun. Tidak perlu memikirkannya lagi.”

Miyuki sekali lagi sedang gelisah, dan Tatsuya mencoba untuk menghiburnya. Tapi
kali ini, Miyuki sudah di tingkat di mana perkataan Tatsuya tidak bisa memperbaiki
suasana hatinya.

“Tapi tidak terjadi apa-apa……”

Tatsuya tidak tahu harus ngomong apa dengan Miyuki, yang lebih keadaannya lebih
para daripada dugaannya.

Seperti yang sudah Tatsuya katakan, kejadian itu tidak melukai siapapun.

Tidak mungkin menyebut sihir seperti itu berhasil sempurna, tapi itu juga bukan gagal.
Bidikannya sudah hampir akurat, kekuatannya sudah lebih baik. Dia hanya masih
belum bisa mengontrol efek samping sihirnya. Kalau dia terus berlatih, pasti dia akan
cepat menguasainya.

“Selain itu, Miyuki, kau bisa melindungi dirimu sendiri. Ya, dan kau juga
menyelamatkanku dengan pelindungmu.”

Perkataan terakhirnya menimbulkan reaksi yang di luar dugaan Tatsuya.

“Benarkah!?”

Miyuki segera mengangkat kepalanya dan bergerak mendekat ke Tatsuya.

Meski tidak sedekat sampai wajah mereka bersentuhan, Tatsuya secara tidak sadar
memundurkan tubuh bagian atasnya ke arah yang berlawanan.

“Apa aku berguna bagi Onii-sama!?”

Miyuki berhenti dekat sekali dengan wajah Tatsuya. Sebaliknya, pandangannya tertuju
langsung ke mata Tatsuya.
“Y-ya. Tentu saja.”

Mendapat tatapan seperti itu, Tatsuya hanya bisa mengiyakannya.

“Untunglah…..”

Miyuki melipat lengannya di depan dadanya dan tersenyum. Tatsuya berpikir kalau
meski kegelisahannya masih belum hilang, dia setidaknya masih bisa sedikit ceria.

….Sepertinya dia senang melihatku menganggapnya berguna.

Tatsuya masih belum bisa memercayainya, tapi dia juga tidak cukup bodoh tidak
menyadari akibat dari perlakuannya yang seperti itu. Walau dia bisa
memperkirakannya, dia masih tidak mengerti apa yang Miyuki pikirkan dan apa yang
Miyuki rasakan sampai bisa seperti ini. Tatsuya yang berusia 13 tahun tidak bisa
menebak jalan pikrian adiknya.

Mulai hari pertama ia memanggilnya Onii-sama, Tatsuya berpikir kalau dia bia
membangun hubungan kakak beradik dengan Miyuki. Atau setidaknya begitulah
pikirnya.

Itu bukan perasaannya, itu pemikirannya.

Tatsuya menyayangi Miyuki sebagai adiknya. Hanya itulah satu-satunya emosi yang
tersisa di dirinya.

Kalau ada hubungannya dengan adiknya, Miyuki, maka Tatsuya juga bisa marah dan
sedih. Saat Miyuki tersenyum, Tatsuya juga senang. Saat Miyuki menangis, dia juga
akan sedih.

Tapi kenapa Miyuki sekarang tersenyum, kenapa dia menangis? Tatsuya bahkan tidak
bisa memahami hal itu sama sekali.

Apa yang membuatnya tersenyum, apa yang membuatnya berhenti menangis? Itu
terlalu sulit untuk Tatsuya.

Dia tahu apa yang dipikirkannya tentang Miyuki, tapi dia tidak yakin perasaan seperti
apa yang dimiliki adiknya kepadanya.

Namun, meskipun Miyuki tidak punya perasaan apapun kepadanya, tetap sulit untuk
baginya untuk memahami perasaan adiknya.

Bagi seorang anak laki-laki 13 tahun, pemikiran seorang gadis 12 tahun adalah
sesuatu yang misterius, walau mereka bersaudara.
Waktu sudah berjalan banyak sejak terakhir salah satu dari mereka berbicara. Entah
bagaimana, bisa dibilang, suasana seperti ini membuat mereka sulit untuk berbicara.
Tatsuya merasa tidak nyaman di situasi seperti ini.

Tetapi, Miyuki juga tidak berusaha memecah keheningan. Suasana hatinya yang putus
asa perlahan membaik.

Miyuki hanya sesekali bergerak, merasa kalau dirinya dipandang Tatsuya. Namun,
tampaknya dia merasa baik, bahkan jika dalam pikirannya masih malu.

Di ruangan itu hanya ada Tatsuya dan Miyuki. Itu suatu kesempatan yang jarang.
Ibu mereka sekarang di rumah sakit, bukan di rumah. Ayah mereka sedang
menghabiskan waktunya di rumah. Dia pulang kerja larut malam, dan bahkan sering
pergi di akhir pekan untuk menemui klien-kliennya. Tapi bahkan di waktu-waktu
seperti itu, Miyuki hampir tidak punya kesempatan sama sekali bersama Tatsuya.
Karena Miyuki juga tidak terlalu menghabiskan banyak waktunya di rumah. Sepulah
sekolah, Miyuki pergi mengikuti berbagai kursus untuk anak perempuan dari keluarga
kaya: kelas upacara minum teh, ikebana[6], tari Jepang, dansa, piano, kepribadian,
etika Barat, dan yang lain. Selagi masih di rumah, dia memelajari sihir dengan guru
privat yang disediakan Keluarga Yotsuba.

Baik di sekolah, rumah, atau dimanapun, Miyuki selalu sendirian di tempat-tempat


pribadinya seperti kamar tidur atau kamar mandi. Tentunya, Tatsuya tidak
diperbolehkan masuk ke tempat itu.

Perjalanan ini sebenarnya pertama kalinya Miyuki pergi berdua dengan Tatsuya.
Tatsuya tidak memahaminya, tapi Miyuki sebenarnya masih malu dan tidak bisa
menyampaikan pikirannya secara langsung kalau dia sebenarnya senang bisa pergi
bersama kakaknya tercinta.

Bagi Miyuki, seorang anak SMP, itu adalah waktu yang indah. Ini hal yang cukup aneh
untuk sepasang kakak-adik, tapi dalam kasus ini, mereka baru saja bisa dekat enam
bulan yang lalu. Dan sekarang, saat mereka sudah ada waktu, semuanya berubah
seperti ini.

Namun, waktu indah bagi Tatsuya dan Miyuki tidak bertahan lama. Bahkan sebelum
makan malam, keheningan di penjara terpecahkan oleh suara sirine.

“Onii-sama, ada apa!?”

“Peringatan Erupsi?”

“Tidak mungkin!?”

Tatsuya segera menuju ke interkom telepon untuk memastikan semuanya. Sebuah


lampu indikator panggilan di terminal itu menyala, dan ia menekannya tombol ‘jawab’.

“Ya, ini Shiba.”


“Saya minta maaf. Ini Yanagi, Komandan Pasukan 1.”

Orang di telepon itu adalah Letkol Yanagi, yang ikut bertarung bersamanya di Okinawa.
Di hari pertamanya di pulau ini, Tatsuya kaget mengetahui kalau sang Letkol
dipindahkan ke fasilitas ini segera setelah Invasi Okinawa.

“Ada apa?”

Mungkin ini memang tidak penting, tapi Tatsuya segera melewati basa-basi kalau
mereka baik-baik saja, dan meminta Yanagai langsung mengatakan inti permasalahan.

“Terjadi erupsi. Harap segera evakuasi.”

Perkataan Yanagi terasa mendadak.

“Apa penyebab erupsinya?”

“Sekitar 40 menit yang lalu, sebuah tekanan magma muncul. Sejak itu, tekanan itu
makin membesar dan sekarang sudah berada di tingkat berbahaya.”

“Apa hasil perkiraan erupsi?”

Jawaban itu muncul setelah diam sejenak.

“Menurut perkiraan, setidaknya masih ada waktu satu jam sebelum erupsi.”

Tidak ada keraguan sedikit pun saat ia menjawab panggilan dari Yanagi. Ekspresi
Tatsuya tidak berubah sedikit pun.

Melihat adiknya yang sedang menahan diri untuk tidak menangis, dia melihat lagi
mikrofon intercomnya.

“Dan apa yang terjadi kalau evakuasinya belum selesai?”

“Sulit untuk mengevakuasi semua orang, termasuk para tahanan.”

“Baik aku mengerti.”

Tatsuya memahami perkataan Yanagi. Itu berarti evakuasi ini meninggalkan para
tahanan.

Itu hal yang tak terhindarkan, karena tidak ada cara untuk mengevakuasi semua orang
dalam waktu satu jam. Yang bisa dilakukan hanya berharap erupsi ini bisa tertunda,
dan ada lebih banyak waktu untuk evakuasi.

“Apa bisa kau memberi kami waktu 20 menit?” Paham akan situasi, Tatsuya bertanya
kepada Yanagi.
“Kalau 20 menit tidak apa-apa, tapi Anda mau ke mana?”

Dari cara bicaranya, Yanagi tetap menjaga kesopanan kepada sang tamu kehormatan,
tapi suaranya memberi kesan dia mendapat kerja tambahan.

Namun, Tatsuya tidak memermasalahkannya.

“Ada satu eksperimen yang tidak bisa dilewatkan di kesempatan seperti ini. Apa yang
kulakukan tidak akan mengganggu evakuasi.”

“Kalau bisa tepat waktu, saya tidak masalah. Apa perlu kami siapkan mobil?”
“Tidak, eksperimennya akan dilakukan di dekat apartemen. Setelah kami selesai, akan
ketelepon dari sini.”

Tatsuya menolak tawaran Letkol Yanagi dan mematikan intercom.

Saat ia berbalik badan, dia melihat Miyuki memandanginya dengan wajah pucat
ketakutan.

“Semuanya baik-baik saja. 30 menit lagi kita sudah akan ada di zona aman.”

Takut akan terjadinya bencana alam adalah hal yang normal, tapi ketakutan yang
berlebih tidaklah bagus. Yang penting adalah bertindak cermat. Tatsuya mencoba
untuk menenangkan Miyuki, dan di saat yang sama mengajarkan hal itu.

“Apa yang membangkitkan gunung api itu……? Apa karena aku barusan…..”

Namun, ketakutan Miyuki bukan karena erupsi itu sendiri. Mendengar perkataan
Miyuki, Tatsuya memahami ketakutannya.

“Apa menurutmu ‘Niflheim’ bisa memengaruhi magma, yang ada jauh di bawah tanah?”

Menanggapi pertanyaan Tatsuya, Miyuki mengangguk dengan wajah tegang.

Tatsuya mencari keras di ingatannnya, dan hasilnya tidak ada hal semacam itu.

“Masih belum diketahui penyebab erupsi ini. Setidaknya, aku tidak pernah tahu ada
teori yang mengatakan kalau suhu rendah di permukaan tanah bisa membangkitkan
aktivitas vulkanik.”

“Jadi begitu…..”

Miyuki terlihat sedikit tenang saat Tatsuya mengenyahkan kegelisahannya. Wajah


tegangnya sedikit melunak.

Sebaliknya, Tatsuya, tanpa merubah ekspresi wajahnya, sedang memikirkan satu


kemungkinan.
Sihir mampu mengangkat objek, tapi tidak tercatat adanya lonjakan energi terkait
meningkatnya energi potensial.

Sihir mampu meningkatkan suhu suatu objek, tapi tidak ada lonjakan energi terkait
meningkatnya energi termal.

Sihir seringkali bertentangan dengan Hukum Kekekalan Energi.

Tapi fakta kalau sihir dan energi tidak berhubungan memang benar. Tatsuya punya
hipotesisnya sendiri tentang hubungan sihir dan energi, dan saat ini ada kesempatan
untuk memastikan hal itu. Tampaknya berdasar hasil pengamatan, sihir dan energi
memang memiliki hubungan.

Ada sihir yang membekukan karbon dioksida di atmosfer dan menggerakkan es kering
dalam kecepatan tinggi. Sebuah eksperimen menggunakan sihir itu dilakukan untuk
memelajari efek dari kondisi cuaca terhadap sihir. Tentu saja, eksperimen itu
dilakukan di sebuah laboratorium yang memiliki komponen atmosfer yang mencukupi.
Dalam percobaan itu, rangkaian yang aktivasi digunakan tidak berubah. Ukuran es
kering yang dibuat dan kekuatan gangguan yang digunakan dalam fenomena sihir
ditetapkan sebagai nilai konstan. Sihir digunakan oleh penyihir, dengan kata lain, oleh
manusia, jadi tidak mungkin untuk sepenuhnya menghilangkan hal seperti faktor
manusia. Penggunaan rangkaian aktivasi dengan nilai konstan adalah ukuran untuk
meminimalkan kesalahan yang pasti diciptakan oleh kesalahan manusia selama
eksperimen.

Hasil eksperimen itu adalah tidak adanya hubungan yang signifikan antara suhu udara
dan kecepatan es kering. Dan untuk hasil ini, para ilmuwan menambahkan penjelasan
berikut:

"Untuk mengubah karbon dioksida menjadi es kering, kita perlu mengambil energi
panas darinya. Terlepas dari suhu udara, energi sublimasi harus konstan. Tetapi
semakin tinggi suhunya, semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk memekatkan
gas. Kecepatan es kering lebih tinggi pada suhu yang lebih tinggi, karena energi yang
dikonsumsi oleh kondensasi diubah menjadi energi kinetik. "

Para ilmuwan juga menambahkan penjelasan berikut:

"Seharusnya ini tidak disalahpahami. Itu bukan berarti energi panas diubah menjadi
energi kinetik. Proses konversi energi tidak tertanam di mana pun di sihir ini, dan itu
tidak pernah muncul. Tetapi hubungan antara penurunan energi panas dan
peningkatan energi kinetik masih diamati hingga pasca operasi. "

Dengan kata lain, ada beberapa jenis sistem ‘pasca operasi’ yang berfungsi untuk
menyeimbangkan energi. Ini berarti bahwa ada Hukum Keseimbangan Dua Arah
tertentu yang berupaya mengurangi keseimbangan energi menjadi nol.

Dan benar-benar tidak diketahui apa sistemnya.


Namun, kalau hukum ini berlaku pada Niflheim ...

Bagaimana sistem ini menjelaskan hilangnya energi panas yang disebabkan oleh
dispersi udara dingin di atmosfer ...?

(Apa mungkin erupsi ini disebabkan oleh itu?)

Hilangnya energi panas sihir diakibatkan oleh peningkatan energi termal dari letusan.
Tetapi keseimbangannya tidak terlihat seperti itu.

Namun dari sudut pandang lain, energi dari Bumi tidak meningkat akibat letusan
gunung api. Jika semua energi dihitung, bukan cuma energi panas, jumlahnya akan
tetap stabil. Jadi bisa dibilang energi panas itu menghilang.

(Penyesuaian lokal. Mungkin ini inti dari Hukum Keseimbangan Dua Arah?)
Pengujian hipotesis harus ditunda.

Hal pertama yang harus dipikirkan adalah cara mengatasi reaksi dari Hukum
Keseimbangan Dua Arah.

Apa yang harus diprioritaskan adalah…..

"Miyuki, erupsi itu bukan karenamu, tapi kau bisa menghentikannya dengan
kekuatanmu.”

...Erupsi akan segera terjadi, dan ada eksperimen sihir yang hanya dapat dilakukan di
kondisi ini.

"Sihirku ... apa benar bisa menghentikan letusannya?"

"Aku tidak jamin itu akan berhasil. Tapi itu patut dicoba.”

Tatsuya memandang Miyuki dengan pandangan ‘Apa kau mau melakukan?’.

“Akan kucoba!” Jawab Miyuki tanpa menunggu.

◊◊◊

Saat mereka sudah meninggalkan apartemen, sudah 5 menit berjalan sejak


peringatan itu dikeluarkan.

Di CAD Miyuki, tidak ada sihir yang bisa memengaruhi aktivitas magma. Walaupun
bukan berarti kalau sihir yang ada tidak bisa digantikan sihir pendingin lain, tetapi
mengingat kemungkinan reaksi yang baru-baru ini dipikirkan Tatsuya, dia berpikir
bahwa dia harus menghindari menggunakan sihir-sihir biasa.
Menurut rencananya, eksperimen ini seharusnya menggunakan sihir dengan
rangkaian aktivasi minim variabel. Tetapi sekarang tidak ada waktu untuk itu. Waktu
satu jam terlalu pendek bagi Tatsuya. Bahkan jika ia berhasil membuat rangkaian
aktivasi itu, tidak akan ada waktu tersisa untuk memeriksa keamanan penggunaannya.

Penyihir tidak akan bisa apa-apa tanpa Psion, yang dialirkan ke CAD. Bahkan jika
rangkaian aktivasinya punya kesalahan kode, itu tetap masih bisa diteruskan ke area
kalkulasi sihir yang ada di dalam alam bawah sadar. Sebuah kesalahan kecil bisa
membuat seorang penyihir kehilangan kepercayaan padanya, meskipun kesalahan itu
tidak disengaja.

Tentu saja, Tatsuya tidak punya maksud buruk terhadap Miyuki. Sebaliknya, kalau ada
yang berusaha mencelakakan Miyuki, meskipun itu tidak sengaja, dia akan segera
menghabisinya. Oleh karena itu, dia tidak akan membiarkan Miyuki menggunakan
sesuatu yang masih dalam tahap pengembangan dan belum diuji rangkaian aktivasi
barunya.

Sihir biasa tidak akan bisa.

Tidak ada waktu untuk pengujian CAD dengan rangkaian aktivasi baru.

Di keadaan seperti ini, Tatsuya memutuskan untuk……….

“Miyuki, tanganmu.”

Menghadap Miyuki, Tatsuya merentangkan tangan kanannya kepada adiknya.

“…..Apa?”

“Berikan tanganmu.”

Melihat langsung ke mata Miyuki, dia meminta adiknya untuk menjulurkan tangannya
sama seperti yang dilakukannya. Miyuki dengan malu mengangkat tangan kirinya
setinggi bahunya.

“Ah…..!”

Tatsuya, dengan tangan kanannya, menggenggam tangan kiri Miyuki sampai-sampai


jari-jari mereka bergandengan. Sebuah desahan malu keluar dari mulut Miyuki.

“Miyuki.”

“…….Ya.”

Menangkap tatapan Tatsuya, Miyuki menundukkan kepalanya.

“Sekarang aku akan membuat sebuah rangkaian aktivasi menggunakan Psion-mu.”


Namun, mendengar hal mengejutkan itu, dia menaikkan kepalanya lagi. Tidak
mengerti apa yang kakaknya maksud, Miyuki hanya memandang kembali tatapan
Tatsuya, yang tertuju kepadanya. Melihat Miyuki yang diam memandanginya, Tatsuya
melanjutkan penjelasannya tanpa ragu-ragu.

“Dengan rangkaian sihir ini kau akan menggunakannya untuk menghentikan magma
di bawah tanah.”

Keputusan Tatsuya adalah dirinya akan menjadi CAD>

‘Decomposition’ dan ‘Regrowth’. Kedua sihir itu memenuhi area kalkulasi sihir Tatsuya
sehingga ia tidak bisa menggunakan sihi lain. Dia tidak bisa membentuk rangkaian
sihir dengan struktur berbeda.

Untuk mengatasi hal itu, ibu dan bibinya memasukkan area kalkulasi sihir buatan pada
Tatsuya. Dengan gantinya semua ‘emosi’nya, kecuali satu.

Sayangnya, area kalkulasi sihir buatan itu lebih buruk daripada aslinya.

Kecepatannya kurang lebih sama, tapi kekuatan gangguannya sangat rendah.

Akibatnya, Tatsuya hanya naik kelas dari ‘penyihir khusus ‘Decomposition’ dan
‘Regrowth’’ menjadi ‘penyihir kelas tiga dengan sihir selain ‘Decomposition’ dan
‘Regrowth’’.

Meski begitu, area kalkulasi sihir berada di alam bawah sadar. Karena itu, tidak ada
area lain dalam pikiran yang mempunyai fungsi yang sama dengan area kalkulasi sihir.
Dengan begitu, memungkin seorang penyihir untuk membaca sebuah rangkaian
aktivasi dan membentuk sebuah rangkaian aktivasi dan rangkaian sihir.

Dihadapkan dengan kondisinya yang seperti itu, Tatsuya memiliki suatu kemampuan
bernama Flash Cast, yang memungkinkan dirinya untuk menggunakan sihir langsung,
hanya dengan menggunakan rangkaian sihir yang diingatnya. Walaupun teknik Flash
Cast bukan hanya dimiliki Tatsuya saja, tapi tidak seperti yang lain, Tatsuya yang
ingatan rangkaian aktivasi sihirnya di area kalkulasi sihir membuatnya tidak perlu
menggunakan CAD dan bisa langsung tanpa perlu membentuk rangkaian aktivasi juga.
Hal ini membuatnya dapat menggunakan sihir lebih cepat.

Tapi di situasinya, meski memiliki kemampuan untuk membentuk rangkaian aktivasi


menggunakan area kalkulasi sihir buatannya, Tatsuya tetap dipandang Yotsuba
sebagai ‘pemilik kekuatan tak biasa, tapi seorang penyihir kelas tiga’. Dia dicap sebagai
penyihir cacat Keluarga Yotsuba, jadi dia tidak mendapat pendidikan sihir Keluarga
Yotsuba.

Tetapi, meskipun dia tidak dianggap anggota keluarga utama, perannya sebagai
Guardian juga membutuhkan kemampuan sihir dan kemampuan untuk menghadapi
sihir. Tatsuya tidak bisa menggunakan Empat Sistem Penting dan Delapan Tipe Utama
Sihir, jadi ia mendorong dirinya menguasi Sihir Non-Sistematik.
Dia punya ‘mata’ tak biasa yang mampu membaca Badan Informasi Psion, dan sejak
kecil dia sudah menjalani latihan-latihan Sihir Non-Sistematik. Kalau bicara soal
kemampuan manipulasi Psion murni, dan dengan kombinasi Sihir Non-Sistematik dan
‘mata’nya, kemampuan Tatsuya yang berusia 13 tahun sudah setingkat ahli.

Umumnya mustahil untuk dapat menyusun rangkaian aktivasi dari Psion orang lain.
Tapi, berkat teknik manipulasi Psion milik Tatsuya, dan hubungan spesial antara
Tatsuya dan Miyuki, hal itu menjadi mungkin. Walau mereka belum pernah
melakukannya, Tatsuya tahu kalau ini bisa.

Miyuki tidak bertanya apa mereka akan bisa melakukannya.

“Baik.”

Pipinya sedikit memerah dan air mata mulai mengalir dari matanya, tapi dia hanya
berkata satu kata dan mengangguk. Setelah itu, Tatsuya membulatkan keputusannya.

Dia menyelesaikan apa yang diperlukan untuk menyusun rangkaian aktivasi itu dalam
perjalanan mereka dari kamar sampai di situ.

Menggunakan Psion, melalui tangan mereka yang terhubung, dia menyusun sebuah
rangkaian aktivasi siap pakai.

Itu adalah rangkaian aktivasi yang tidak membutuhkan variabel, sehingga tidak perlu
diproses oleh penyihir. Data magma, yang menjadi target sihirnya sudah
didapatkannya melalui Elemental Sight dan sudah dimasukkan ke dalam rangkaian
aktivasi itu. Rangkaian aktivasi itu tidak hanya berisi target sihirnya, tapi juga elemen-
elemen penting lainnya, termasuk koordinat target dan tingkat kekuatan gangguan
yang dibutuhkan untuk menggunakan sihir itu.

Satu-satunya faktor untuk menghentikan erupsi itu hanyalah seorang penyihir yang
akan menggunakan sihiri itu. Hanya itulah yang bisa Tatsuya kerjakan sendiri.

“Ini, sudah kubuatkan rangkaian aktivasinya.”

“…….Baik.”

Kali ini jawaban Miyuki agak sedikit lambat. Meski dia terbiasa membaca rangkaian
aktivasi yang dibuat mesin, ini kali pertama baginya membaca rangkaian aktivasi yang
dibuat orang lain.

Laki-laki dan perempuan, orang dewasa dan anak kecil, semuanya takut terhadap apa
yang tidak mereka ketahui. Dan terutama bagi seorang gadis yang lugu yang
mendapat sesuatu yang dibuat orang lain. Masuk akal menganggapnya akan takut
dengan itu.
Tapi untuk anak laki-laki yang masih SMP, mereka sulit merasa takut. Tatsuya juga
termasuk. Walaupun dia melihat adiknya ketakutan, tapi dia tetap tidak
memerdulikannya. Hanya sedikit waktu tersisa, jadi dia, tanpa menunggu,
mengirimkan rangkaian aktivasi itu kepada Miyuki.

“Mm…..!”

Miyuki sedikit mengerutkan keningnya. Kegelisahan muncul di hati Tatsuya.

“Miyuki, apa itu terlalu sulit untukmu?”

Tatsuya berencana untuk membentuk rangkaian aktivasi yang hanya sesuai dengan
Psion Miyuki. Dia memisahkannya dengan baik sehingga tidak tercampur dengan
Psionnya. Tapi kalau Miyuki tidak bisa, itu berarti……

“Tidak, aku hanya sedikit kaget.”

Mendengar jawaban Miyuki, Tatsuya, menunjukkan sebuah wajah lega yang tidak
seperti dirinya biasanya.
“Ada apa?”

Tapi teriakan Miyuki mengembalikan Tatsuya menjadi tegang.

“Aku mengerti…… Tidak, aku…… aku melihatnya.”

Tapi dia tidak terlihat gagal, dan sebaliknya ia terlihat berhasil.

“Onii-sama, aku melihatnya. Aku melihatnya. Aku bisa melihatnya Onii-sama.”

Tatsuya segera mengerti apa yang Miyuki katakan. Dan dia senang dari lubuk hatinya
yang terdalam melihat hal ini.

Si penyihir mengirimkan target ke area kalkulasi sihir dalam bentuk suatu gambaran.
Begitulah cara membidik sihir.

Tatsuya memasukkan data itu ke dalam rangkaian aktivasinya, dan memberikannya


kepada Miyuki. Di pemrosesan data itu, Miyuki menerima gambaran itu.

Pemrosesan itu terjadi di area kalkulasi sihir yang menjadi ‘ black box’ seorang penyihir.
Miyuki sedang melihat gambaran itu. Saat ini Tatsuya tidak tahu apa artinya. Tapi dia
jelas tahu kalau adiknya mempunyai bakat yang luar biasa.

Miyuki juga terkesan. Bisa dibilang, kegembiraannya lebih tinggi daripada Tatsuya.
Pikiran Miyuki benar-benar bahagia.

Magma panas di bawah tanah. Warnanya, panasnya, banyaknya. Panasnya,


mendorong tanah dan bebatuan yang menahannya. Itu bukan satu gambar diam saja,
tapi itu adalah kumpulan-kumpulan gambar aktif yang terus-menerus bertumpukkan
satu sama lain. Sampai sekarang, Miyuki belum pernah melihat gambar seperti itu.

Jadi ini ‘dunia’ yang dilihat Onii-sama……

Miyuki bergumam dengan takjub setengah mati.

Namun, dia segera kembali serius.

Dia kembali serius karena area kalkulasi sihirnya, yang secara otomatis mulai bekerja
setelah membaca rangkaian aktivasi sihir itu.

Selagi rangkaian sihir itu sedang dibentuk, Miyuki merasa kalau banyak kekuatan
gangguannya yang disedot keluar. Di kondisinya saat itu, dia masih belum
menggunakan sihir. Oleh karena itu, perasaan seakan-akan kekuatannya sedang
disedot hanyalah ilusi semata. Jadi pikirannya salah mengartikan sensasi itu ke alam
bawah sadarnya.

Kesalahpahaman itulah yang membuat Miyuki mengetahui aktivitas area kalkulasi


sihirnya, yang seharusnya tidak ia ketahui.

Proses pembuatan rangkaian sihir itu selesai. Pembidikkan dan pengisian kekuatan
gangguan yang dibutuhkan selesai.

Hanya tinggal menggunakannya saja.

Bahkan ketika sihir itu sudah siap, itu tidak akan teraktivasi sampai si penyihir
memulainya.

Baik terpaka atau tidar, harus si penyihir lah yang mengaktifkannya.

“Aku mulai!”

Sihir yang dikembangkan Tatsuya dikeluarkan ke bawah tanah oleh Miyuki.

Lapisan teratas lava, yang bersentuhan dengan batuan, seketika mendingin dan
berubah menjadi batuan baru.

Untuk menggantikan panas yang hilang dari magma, diberikan tekanan pada tanah
sekitar kawah di timur.

Untuk mengurangi volumenya akibat pembekuan magma bawah tanah, perlu adanya
tekanan dari atas. Gas vulkanik yang bermunculan sebelum dilakukan proses
penekanan berpindah ke sisi timur pulau.

Dengan begitu, sihir Miyuki menekan erupsi dari atas dan membuat jalur baru bagi
lava di sisi timur Pulau Miyaki.
Akibatnya, erupsi yang terjadi mengalir ke pantai timur, tanpa mengenai satu pun
gedung penjara.

Bisa dilihat air laut yang menguap terkena panasnya lava yang berubah menjadi
dinding uap yang menjulang tinggi lebih tinggi dari Gunung Nishidake.

“Miyuki, kerja bagus. Ayo kembali ke dalam.”

“Ya, Onii-sama.”

Melawan arus para tentara yang berlarian meninggalkan apartemen dan gedung
penjara yang lain, mereka berdua kembali ke kamar mereka.

◊◊◊

Kabar erupsi yang terjadi hampir sejam yang lalu menimbulkan kekacauan di kamp
penjara.

Erupsi lava terjadi secara tak terduga di sebelah timur pulau. Karena itu, simulasi
bencana yang dilakukan menjadi sia-sia, yang menimbulkan kebingungan.

Tatsuya yakin kalau kerusakan yang ditimbulkan tidak akan mempengaruhi kamp
penjara. Itulah yang mendorongnya menggunakan sihir itu. Tentu saja, dia percaya
dengan prediksinya. Namun, saat tentara yang bertugas tetap meminta untuk
evakuasi demi berjaga-jaga, dia tidak melawan. Dia dan Miyuki tanpa perlawanan
menaiki sebuah helikopter besar. Mereka untuk sementara dipindahkan ke bandara
pulau itu, dan menunggu di sana. Kalau kerusakan yang terjadi dipandang
membahayakan, maka mereka akan langsung dievakuasikan ke pulau utama Jepang.

“Shiba-kun.”

“Letkol Yanagi.”

Di dalam helikopter, Tatsuya disapa Yanagi. Tidak ada bawahannya, hanya Yanagi
seorang.

Namun, di sekitar penjara itu ada banyak petugas dan personil. Tatsuya berusaha
untuk tidak mengatakan sesuatu yang tidak-tidak.

“Apa bisa aku bertanya tenang sesuatu yang sedikit personal?”

Yanagi mencoba berbicara dengan suara yang lebih kecil daripada biasanya. Itu
berarti dia bukan ingin berbicara masalah JSDF dengannya.

“Apa yang ingin ditanyakan?”


Mencoba tidak menunjukkan kelemahannya, Tatsuya menjawab dengan cara yang
formal. Dia kenal dengan Yanagi hanya di medan perang, dan juga sebentar
setelahnya. Itu tidak jauh berbeda dengan Kapten Kazama atau Letnan Sanada.

“Ini mungkin tidak ada artinya, tapi untuk jaga-jaga. Aku ingin tanya satu hal. Apa
yang akan kukatakan murni dari rasa penasaranku saja. Tidak peduli kau mau
menjawabnya atau tidak.”

“Aku mengerti.”

Mungkin itu jawaban yang agak kasar, tapi Tatsuya merasa kalau dia tidak bisa
menjawab lain. Karena dengan mengatakan ‘tidak peduli kau mau menjawabnya atau
tidak’ itu berarti sama saja ‘menjawab atau tidak hasilnya sama’.

Saat kau berkata seperti itu, sudah tidak ada gunanya bersikap sopan.

Yanagi menggaruk kepalanya, merasa kalau mungkin itu merusak suasana hati
Tatsuya. Tapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, karena dia tidak merasa
melakukan kesalahan. Dari wajahnya jelas terlihat kalau dia sedang kesulitan.

Yanagi berhenti menggaruk kepalanya. Dia menyerah, meutuskan untuk bertanya


dengan akrab.

“Jadi aku bisa tanya?”

“Silakan.”

Miyuki, berdiri di belakang Tatsuya, bingung memandang mereka berdua. Berdua


Yanagi dan Tatsuya berbicara tanpa basa-basi.

“Apa erupsi itu terjadi lebih cepat karena eksperimen sihirmu?”

“Tidak.”

Sebenarnya, Tatsuya berbohong. Erupsi yang terjadi itu jelas karena sihir yang
digunakan Miyuki dengan bantuan Tatsuya.

Namun, bisa dibilang juga kalau Tatsuya tidak bohong. Itu karena apa yang terjadi
bukanlah ‘erupsi’, tapi hanya muntahan lava.

Tatsuya membuat Miyuki menggunakan sihir itu untuk mencegah adanya kerusakan
materi. Hasilnya, tidak ada erupsi di kedua kawah di pulau itu. ini tidak ada kerusakan
yang terjadi, dan kemungkinan terjadinya hal yang sama di masa depan cukup kecil.
Gas beracun juga keluar di sisi tenggara pulau.

Muntahan lava di sisi timur pulau membantu memperlebar wilayah pulau. Dengan kata
lain, wialayah negara Jepang bertambah. Kalau muntahan itu segera didinginkan
dengan ‘Nifhleim’ Miyuki maka muntahan lava itu bisa langsung ditempati.
Dengan kata lain, bagi Tatsuya erupsi itu terhentikan. Tidak ada erupsi gunung berapi.

“Sihir seperti apa yang kau gunakan di eksperimenmu?”

“Sihir pendingin batuan bawah tanah.”

“Tapi bukannya itu yang menyebabkan erupsi?”

“Tapi Nishidake dan Higashidake tidak meletus, bukan?”

“….Benar.”

Yanagi paham apa yang akan dikatakan Tatsuya. Dan, sepertinya, Yanagi juga sadar
kalau Tatsuya berani mengeluarkan gas di sisi timur pulau untuk menghindari
kerusakan.

Yanagi tiba-tiba tertawa. Awalnya hanya tawa kecil. Tapi segera berubah keras.
Pandangan yang tertuju kepada Yanagi seakan bertanya “Ada apa?”. Pandangan
Tatsuya dan Miyuki, penuh keraguan, tidak ada bedanya dengan orang lain di
helikopter itu.
“Dan ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan?”

Masih tertawa, Yanagi menoleh pada Tatsuya dengan rasa penasaran di wajahnya.
Sepertinya pertanyaan pertamanya hanya iseng saja. Dan sekarang wajahnya berisi
rasa penasaran.

“Apa kau sudah tahu kalau nanti akan berakhir seperti ini?”

Yanagi bertanya sebelum Tatsuya bisa mengiyakan atau menolaknya. Ujung bibirnya
masih terangkat tertawa, tapi matanya menunjukkan keseriusan.

“Kalau aku tahu ada tanda-tanda erupsi, aku pasti tidak akan datang ke sini.”

“Jadi begitu.”

Setelah mendapat jawaban tidak menarik dari Tatsuya, Yanagi hanya menangguk,
seolah dia mendengar sebuah lelucon.

◊◊◊

Perintah evakuasi dicabut sehari setelahnya. Tatsuya dan Miyuki menghabiskan


malam di lounge bandara, tapi jika dibandingkan dengan para tentara dan tawanan,
mereka diperlakukan jauh lebih baik.

Selama itu, Tatsuya merancang ulang rangkaian aktivasi ‘Niflheim’ di terminal


berbentuk laptop, dan Miyuki menontonnya bekerja dan menjadi ‘pengantar teh’ bagi
Tatsuya. Kebanyakan waktu Miyuki dihabiskan untuk menonton kakaknya dari
samping, tapi sepertinya dia tidak bosan dengan itu dan menikmatinya.

Saat latihannya berlanjut di hari kedua setelah erupsi, Miyuki tidak pernah lagi gagal
menggunakan ‘Niflheim’. Dia yakin kalau itu karena rangkaian aktivasi yang Tatsuya
rancang. Tatsuya sendiri punya pendapat yang berbeda tentang itu, tapi keyakinan
Miyuki sudah tidak dapat digoyahkan, jadi dia tidak akan mengacaukan
keberhasilannya.

Dengan menambahkan proses akhir ‘Niflheim’ untuk mengembalikan molekul gas ke


fase awalnya, Tatsuya menciptakan suatu mekanisme untuk mengurangi
ketidakseimbangan energinya. Kenyataannya, Miyuki menjadi lebih baik dalam
menggunakan ‘Niflheim’.

Dan rangkaian aktivasi itu, dan yang menyebabkan ketidakseimbangan energi itu,
menjadi sihir favorit Miyuki untuk waktu yang lama.

Selain itu, ladang lava baru yang terbentuk di sisi timur mendingin dengan cepat akibat
latihan Miyuki yang menurunkan suhu di tempat itu. Lava itu menambah wilayah Pulau
Miyaki seluas 1 kilometer persegi, dan membuat luas pulau itu sekarang jadi 8
kilometer persegi.

Dengan demikian, Miyuki berhasil mempelajari sihir pendingin jangkauan luas


‘Niflheim’ sebelum semester ketiga tahun pertama SMPnya dimulai.

(Kelanjutan Remiscence Arc – Frozen Island – Selesai)

Dipastikan muntahan lava di pantai timur Pulau Miyaki tidak menimbulkan bahaya,
dan malamnya semua tahanan kembali ke penjara.

Di bagian selatan, di sisi lain bandara, sebuah sekoci kecil berlayar di laut.

Sekoci itu tidak terbuat dari karet, melainkan dari sebuah polimer plastik.

Tapi untuk keamanan, sekoci itu tidak seharusnya dipakai berlayar di Samudera Pasifik.

Mereka menaiki sekoci ini selama proses evakuasi. Tapi mereka masih belum
mengirimkan permintaan bantuan di radio dan juga tidak menyalakan suar sama sekali.

Ada dua orang di atas sekoci itu. Mereka bukan orang Jepang. Dan mereka berdua
adalah penyihir.

“Sebentar lagi sampai di titik pertemuan, ‘kan?”

“Kau tidak boleh pakai radio. Kau jangan melakukan apapun setelah kita sudah sampai
sejauh ini.”
Mereka berbicara Bahasa Kanton. Sepertinya mereka adalah penyihir mata-mata Great
Asian Alliance yang ditangkap.

“Tapi kalau kita memberitahu media tentang situasi di kamp penjara, seluruh dunia
akan segera menyalahkan Jepang atas perlakukan kejam mereka terhadap tahanan
perang.”

Dengan ekspresi wajah mereka yang seakan berkata “Biar mereka tahu rasa”, mereka
saling bertukar pandang dan tertawa.

Sekoci mereka terhantam ombak besar dari laut.

“Mereka sampai”, pikir mereka berdua. Tak lama setelahnya, sebuah kapal selam kecil
muncul ke permukaan.

Mata kedua pria itu tertuju ke pintu kapal selam.

“Melarikan diri naik kapal selam? Kuno sekali.”

Kalimat itu dikatakan dalam Bahasa Jepang. Suara itu terdengar dari belakang kedua
orang itu, dari sisi yang berlawanan dari kapal selam itu.

Di sekitar kapal selam itu muncul banyak gelembung. Kapal selam itu memasukkan
air dan kembali tenggelam.

Kedua orang di atas sekoci itu tidak bisa protes mengenai pelarian ini. Dan tidak ada
gunanya seperti itu. Pintu atas kapal selam itu mendadak terbuka. Bisa dibilang,
terlontar. Kalau kau masuk ke kapal selam yang seperti itu, sebentar saja kapal itu
pasti akan penuh kemasukan air, dan tenggelam. Tentu saja, kapal selam itu tidak
bisa menyelam lagi.

“Jadi. Siapa ini? Zhan dan Lin? Melarikan diri itu pelanggaran yang cukup serius. Apa
kita mau bermain dulu atau langsung kembali?”

Tanpa menoleh ke belakang, ke arah suara itu, mereka berdua berdiri perlahan.

Sekoci yang tak stabil itu terus bergoyang. Berpura-pura tidak bisa berdiri dengan baik,
mereka bersamaan melompat ke laut.

Lebih tepatnya, mereka mencoba untuk melarikan diri.

Tubuh kedua orang itu melompat ke laut. Tapi di saat tubuh mereka menyentuh
permukaan air, tubuh mereka musnah, seolah-olah berubah menjadi busa air.

Kapal selam itu terus melaju, tidak bisa menyelam. Fenomena menghilangnya tubuh
itu membuat mereka panik. Rasa takut mereka adalah hal yang normal. Karena
mereka tahu apa yang akan menanti mereka kalau mereka tidak segera pergi.
Permukaan luar kapal selam itu mendadak hancur. Bukan, bukan hanya permukaan
luarnya. Seluruh kapal selam itu seketika terdekomposisi menjadi bagian-bagian kecil.

Di permukaan air muncul sosok-sosok manusia. Mereka adalah kru kapal selam yang
beruntung tidak kejatuhan bagian-bagian kapal, dan bisa naik ke permukaan. Tapi
sayangnya, itulah akhir keberuntungan mereka.

Manusia-manusia yang mengapung itu segera memiliki nasib yang sama dengan
kedua tahanan dari sekoci itu. Mereka terdekomposisi hingga tingkat atom, dan
menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Satu-satunya yang tersisa adalah sekoci itu. Dan dua orang yang berdiri di atas air.

“Terima kasih atas kerja samamu mengatasi pelarian ini.”

Kata Letkol Yanagi. Dia juga lah orang yang berbicara dari balik kedua tahanan itu
tadi.

“Apa tidak apa-apa memusnahkan mereka?”

Dari kegelapan bekas kapal selam itu, berdiri Tatsuya yang bertanya. Dengan
kemampuan Yanagi, dia tidak tahu dimana Tatsuya berdiri, jika ia tidak mendengar
suaranya.

“Dalam operasi ini biasanya masih akan ada pekerjaan tambahan setelahnya. Kalau
bisa tidak ada mayat yang tertinggal, jelas ini cara terbaik.” Dengan senyum kecut,
Yanagi menjawab pertanyaan itu. Kalau dia tidak diberitahu, dia tidak akan percaya
kalau anak 13 tahun yang sedang berbicara dengannya punya hubungan dengan
Keluarga Yotsuba. “Dan menurutmu sendiri bagaimana?”

“Apanya?”

Yanagi menyingkat pertanyaannya sehingga hanya intinya saja. Tentu saja, Tatsuya
menanyakan tentang itu.

“Tidak…. tidak apa-apa lupakan saja.”

Yanagi tidak menjelaskan lagi pertanyaannya.

…….Bagaimana bisa kau tenang-tenang saja sehabis membunuh orang?


Itulah yang ingin ditanyakan Yanagi kepada anak 13 tahun itu.
Tapi pada akhirnya dia tidak jadi. Yanagi tahu kalau dia tidak pantas bertanya seperti
itu.

Di 2093, Batalion Sihir Independen 101 JSDF menerima anggota baru, Letkol Yanagi
Muraji. Segera setelah diberikan posisi itu, Letkol Yanagi mendapat kenaikan pangkat
jadi Kapten.
Dan setelah beberapa saat, seorang anggota baru, Ooguro Ryuuya, bergabung
dengan Batalion Sihir Independen dengan pangkat ‘Letnan Khusus’. Dokumen
penerimaannya disetujui atas rekomendasi Kapten Yanagi, sekaligus komandan
batalion, Mayor Kazama.

(Kali ini benar-benar selesai)

[1]Berdasarkan perputaran zodiak Cina.


[2]JSDF, Japan Self-Defense Force. Pasukan bela diri Jepang yang dibentuk setelah
PD II berperan sebagai pemelihara perdamaian dunia.
[3]Bentuk tata krama Jepang di mana orang tersebut berlutut hingga kepala
menyentuh tanah.
[4]Budaya di Jepang saat mandi di bak untuk tidak membuang airnya sebelum semua
orang sudah mandi.
[5]Augmented Reality
[6]Seni merangkai bunga.
Translate by :

Kiminovel (kiminovel.blogspot.com)

PDF by :

Bakadame (bakadame.com)

Editing by :

Jipan (IG :panjimlnaa)

Anda mungkin juga menyukai