Anda di halaman 1dari 18

URUS SURAT KETERANGAN DOMISILI

USAHA (SKDU)
Home / Urus Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)

Syarat dokumen untuk pengurusan Domisili Usaha Baru & Perpanjang

Jika kantor milik sendiri (RUKO/GEDUNG)


1. Kantor berada di Zonasi perkantoran khusus wilayah DKI Jakarta (jika tidak silahkan hubungi kami untuk
konsultasi)
2. Foto Copy KTP Direktur Utama / Penanggung Jawab
3. Fotocopy NPWP pribadi Direktur / Penanggung Jawab
4. Foto Copy Akta Pendirian Perusahaan serta perubahan terakhir
5. Fotocopy bukti kepemilikan bangunan / kantor antara lain : Fc Sertifikat/AJB, IMB, PBB dan Bukti pelunasan
PBB tahun terakhir.
6. Surat pengantar RT/RW (tergantung wilayah)
7. Surat pernyataan persetujuan dari tetanga depan, belakang, kanan, kiri (khusus untuk usaha bengkel dan usaha
yang ada kemungkinan mengganggu tetangga)
8. Lampiran domisili ASLI (untuk domisili perpanjang)
9. Dokumen lainnya jika diperlukan.
Jika kantor Kontak/Sewa di RUKO/GEDUNG 
1. Kantor berada di wilayah perkantoran khusus wilayah DKI Jakarta (jika tidak silahkan hubungi kami untuk
konsultasi)
2. Foto Copy KTP Direktur Utama / Penanggung Jawab
3. Fotocopy NPWP pribadi Direktur / Penanggung Jawab
4. Foto Copy Akta Pendirian Perusahaan serta perubahan terakhir
5. Surat keterangan dari pengelola gedung jika kantor berada didalam gedung perkantoran serta lampiran bukti
kepemilikan seperti Fc Sertifikat, IMB, PBB terakhir dari pemilik gedung.
6. Fotocopy surat perjanjian sewa menyewa.
7. Lampiran domisili ASLI (untuk domisili perpanjang)
8. Dokumen lainnya jika diperlukan.
 Lama proses 2 hari kerja (tergantung lokasi)
 Biaya Pengurusan Hubungi Kami
 Dokumen pick up and delivery system (sistem antar jemput)
73 COMMENTS ON “URUS SURAT KETERANGAN DOMISILI USAHA (SKDU)”

1. LisaFebruary 18, 2015Reply


Dear Admin,

Mau tanya tentang proses perpanjang Domisili perusahaan yang terbaru thn 2015.
Yang saya dapat informasi, sekarang lebih sulit dari yang sebelumnya ya?

Cara yang terbaru thn 2015 ini bagaimana ya?

Thanks before min,


Lisa

o legalitaMarch 3, 2015Reply
Dear Ibu Lisa,

Benar bu, sehubungan dengan diterapkan Perda no. 1 tahun 2014 oleh pemprov DKI Jakarta, maka
proses pengurusan penerbitan baru/perpanjang domisili perusahaan khususnya yang berada di wilayah
DKI Jakarta persyaratannya semakin sulit dan pengawasannya lebih ketat. Salahsatu faktornya adalah
adanya pemberlakuan Zonasi.

Sejauh yang kami ketahui, saat ini proses pengurusan domisili perusahaan baru/perpanjang
membutuhkan persyaratan sbb :
1. Mengisi surat permohonan Domisili perusahaan yang ditujukan kepada Kepala Satuan Pelaksana
PTSP Kelurahan setempat
2. Membawa Surat Pengantar RT/RW atau pengelola gedung (jika kantor ada digedung)
3. FC. Akte Notaris Perusahaan dan perubahannya jika ada
4. FC. Pengesahan Menkumham (jika perpanjangan)
5. FC Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan peruntukan bangunan adalah Perkantoran bukan rumah
tinggal
6. FC Bukti Kepemilikan Tanah (Sertifikat Tanah / AJB/Girig, Surat Kontrak/sewa)
7. FC. KTP/Paspor/kitas Penanggung Jawab
8. Surat Kuasa Pengurusan jika dikuasakan (materai 6000)
9. FC. Bukti Lunas PBB Tahun Berjalan
10. Surat Pernyataan Keabsahan Dokumen yang dilampirkan
11. Melampirkan FOTO LOKASI/KANTOR (Tampak Depan Papan Perusahaan, Lokasi Perusahaan)
12. Surat Pernyataan Pemilik dan/atau Penanggung Jawab Usaha (yang menyatakan bahwa alamat
domisili adalah untuk usaha)
13. Melampirkan ASLI Surat Keterangan Domisili Usaha Yang lama (untuk perpanjangan)
14. Melampirkan FC Siup/TDP (untuk perpanjangan)

itulah sejumlah dokumen yang harus dipersiapkan untuk pengurusan domisili usaha. Jika semua
persyaratan dinilai sudah lengkap maka pada saat itu juga domisili dapat diterbitkan. Demikian yang
dapat kami sampaikan. terimakasih.
Repotkah mengurus Surat Keterangan Usaha (SKU)?
Katanya kalau kita punya usaha itu, kudu punya something Legal untuk identitas seperti
SUrat Keterangan Usaha (SKU). iYa toh yaa? Iyaa betuul sekali!

Beberapa bulan terakhir ini, usaha batik saya mulai mengalami kerepotan (Happy


Problem dong yaah :)), alias saya harus mulai produksi, tapi saya butuh suntikan dana
(alias pinjaman dana gitu loh) :)

Pada dasarnya saya sejak awal berpikiran apapun yang terjadi, saya tidak akan mau
pinjam ke Bank takut embel2nya berujung dengan permasalahan pengkreditan. Tapiii,
waktu terus berjalan.. mulailah saya mencari akal, bagaimana usah saya bisa jalan
tanpa kendala. Akhirnya saya memutuskan untuk maju untuk menjadi mitra binaan
PKBL, dan mitra binaan yang saya tuju kebetulan bank Mandiri.

Alright!

Day 1

Karena saya awam mengenai legalitas usaha, pertama-tama saya datang ke rumah pak
sekretaris RT untuk menanyakan prosedural buat SKU. Tapi, karena sekre RT belum
pernah buat dan belum pernah dengar apa yang namanya SKU itu, akhirnya saya
memutuskan untuk mencari info ke rumah pak RT yang lebih valid dan malam itu juga.
Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Yah, namanya juga orang mau
usaha, yah gak ada salahnya lah mencoba datang ke rumah pak RT malam-malam. Toh
kalau pagi-pagi pak RT-nya sudah berangkat ke kantor.

Waahh, setelah berhasil ke rumahnya, pak RT-nya belum pulang. Akhirnya saya
memutuskan untuk meminta no hp-nya untuk saya bisa berkonsultasi dengan beliau
mengenai pembuatan SKU.
Day 2

Keesokan harinya, pagi hari saya mencoba menelpon pak RT dan berkonsultasi via
telepon. Alhamdulillah saya mendapat info, bahwa yang dibuat oleh RT adalah Surat
Keterangan Domisili, yaitu surat yang menerangkan bahwa benar adanya saya tinggal di
alamat xxx, mempunya usaha xxx, no ktp xxx, dsb. Sedangkan untuk SKU yang berhak
untuk mengeluarkan adalah Kelurahan,bukan pak RT. (wahh, pemahaman saya salah
berarti! :))

Okeyy, malamnya saya coba ke sekre RT (Kebetulan rumahnya hanya beberapa langkah
dari rumahku), dan coba meminta Surat Keterangan Domisili. Disuruh kembali lagi esok
hari, karena harus meminta ttd terlebih dahulu dengan pak RT. Oke deeh pak,saya akan
kembali lagi besok malam.

Syarat-syarat untuk membuat Surat Keterangan Domisili hanya KK asli dan KTP asli.

Day 3

Saya mencoba kembali untuk mengambil SKD nya ke rumah pak sekre RT (mudah-
mudahan siy udah kelar yaa) saat saya ke rumahnya, pak Sekre belum pulang. Yang
menyambut saya adalah istrinya.

Saya : “permisi bu, maaf mengganggu, saya Cuma mau ambil titipan bapak Surat
Keterangan Domisili”

Ibu sekre RT : “ohhh yaaahh,,, ada… sebentar yaa”

Saya : “okee bu”

Ibu Sekre RT : “ini suratnya”

Saya : “makasih banyak ya bu..”

Alhamdulillah ternyata benar! Sudah selesai J tapiiii,saya harus kembali lagi ke rumah
pak RT, guna untuk meminta cap RT.

Okey, setelah selesai dari rumah pak Sekre RT, aku cabcuss ke rumah pak RT malam itu
juga.

Waah,, pada saat saya ke rumahnya, pak RT-nya langsung menyambut euy! Yaiyalaaah,
lha wong pakRT-nya lagi nyuci sesuatu di garasinya :p jadilah saya beramah tamah
terlebih dahulu, secara saya adalah warga baru di komplek saya tinggal.

Saya : “assalamualaikum, permisi pak, pak RT-nya ada?”


Pak RT : “iyaa, saya pak RT. Ada apa? (gubraakk, kenapa saya sebodoh itu yah gak
ngenalin pak RT hehe.. kebetulan pak RT nya ramaaaah bangeeeet! Padahal di telpon
jutek bangeet dahh… jarang diangkat dan sms irit banget, upss)

Saya : “mau minta cap nih pak, katanya ada di bapak”

Pak RT : “hoooo .. iyaa kebetulan cap-nya ada di saya, karena ada beberapa surat yang
harus saya stempel, tapi saya lupa mengembalikannya lagi ke pak sekre.. sebentar yah
J”

Beberapa menit kemudian

Pak RT : “ini suratnya.. habis ini jangan lupa ke pak RW ya untuk minta ttd. Ke pak
Sekre RW aja, karena cap-nya ada di dia” J(sambil menunjukkan arah rumahnya
dimana)

Saya : ”okee pak,, saya langsung kesana. Makasih banyak yah pak, atas bantuannya…”

Pak RT : “sama-sama mba, salam untuk Mas Eko ya!”

Waaahhh ramaaah sekaliiii :)

Alhamdulillaaah akhirnya SKD saya sudah selesai.. Eeeh belum ding, saya harus ke RW :
(

Malam itu juga, saya langsung ke rumah pak sekre RW untuk meminta ttd. Wah
ternyata pak sekre belum pulang, akhirnya saya disuruh untuk meninggalkan berkasnya,
untuk di ttd dan besok pagi bisa diambil. Baiklaaah ….:-)

Day 4

Pagi hari pukul 07.00 saya mencoba ke rumah pak sekre RW. Alhamdulillah beliau belum
berangkat. Berkas sudah di ttd, saya kembali pulang. Alhamdulillah berkas Surat
Keterangan Domisili – step I sudah selesai. Free of charge semuanya.

Lanjuuut, perjuangan saya belum selesaiii…


Akhirnya saya untuk maju ke kelurahan dengan membawa berkas-berkas lengkap.

Persyaratan untuk membuat SKU adalah :

1. Foto 4x6 1 lembar

2. FC KTP 1 lembar

3. Surat Keterangan Domisili asli (sampai RW)

4. FC PBB lunas

Saya : “permisi pak, saya mau mengurus surat keterangan usaha”

Staff : “bawa kelengkapannya gak mba?”

Saya : “bawa pak”

Staff : “oke, sebentar ya, saya ambil formulir yang harus diisi dulu”

Saya : “oke pak”

Setelah beberapa jam, karena terpotong sholat jumat, akhirnya surat keterangan usaha-
nya pun sudah jadi. Tapiii, terakhirnya ini nih yang gak enak

Staff : “ini pak, suratnya. Biayanya 100ribu”

Saya : “apa paaak? 100ribu? Apa gak bisa kurang?? (wajah memelas, sedikit dongkol,
dan sedikit menahan amarah)

Staff : “yaaah, disini biasa segitu” (dengan nada acuh gak acuh)

Saya berpikir, saya harus nahan emosi, karena saya membutuhkan surat ini. Dan
sebenarnya pun buat SKU tidak bayar (alias free). Yah sudahlah saya fikir. Setelah
berkonsultasi dengan suami saya, akhirnya saya membayar sejumlah 100ribu untuk
sebuah SKU.

Lanjuuuut perjuangan berikutnya. (At the same day) ke kantor kecamatan

Saya : “permisi bu, mau minta ttg kecamatan untuk SKU”

Staff camat : “sudah buat SKU nya di kelurahan kan?”

Saya : “sudah nih bu, ini suratnya” (sambil menyodorkan suratnya kepada ibu tersebut)

Staff camat : “okee, tunggu sebentar ya…


Setelah beberapa menit…

Staff camat : “biayanya 200ribu” (gubraaak.. permainan macam apa ini, birokrasi kok
diduitin? Alamaaakkk)

Saya :”hah? Yang bener bu?? Masa tadi saya di kelurahan udah bayar, di kecamatan
bayar lagi sihhhhhhhhhh???”

Staff camat : “oooh, tadi di kelurahan udah bayar ya?”

Saya : “iya, emang kenapa bu?”

Staff camat : (sambil berbisik) tadi disana bayar berapa mba?”

Saya : (terpaksa berbohong) “50ribu bu”

Staff camat : “yaudah deeehh, saya 25ribu aja”

Selesai membayar, akhirnya kudapatkan juga SKUnya. 

ALHAMDULILLAAAAH……:)
Tapii, masa berlakunya hanya 1 tahun sejak tanggal diterbitkan. (hadeeeeehh ibu! Kalo
saya tadi jujur bilang bayar 100ribu, apa jadinya bu?) :)

Total biaya yang saya keluarkan untuk sebuah SKU adalah 125ribu rupiah..dengan
proses 4 hari kerja.
Bagi anda yang sudah mempunyai usaha tapi belum mempunyai legalitas, atau bagi
yang mau mempunyai usaha sebaiknya bisnis anda dilengkapi dengan legalitas.
Kenapa? Sebab legalitas bagi seorang entrepreneur bagaikan SK bagi pegawai. Dan
apabila usaha kita mau naik kelas dan bisa bankable legalitas adalah persyaratan yang
wajib dimiliki. Kalau anda mau mengajukan pinjaman ke bank misalnya, dan status anda
sebagai pengusaha maka pihak bank akan menanyakan legalitas. Kalau tidak punya?
jangan harap anda dipercaya bahwa usaha telah berjalan sekian tahun. Karena pihak
bank melihat kapan berdirinya usaha berdasarkan akta notaris, bukan berdasarkan
pengakuan semata.

Sulitkah mengurus perijinan usaha? Tergantung. Tegantung pada kemauan dan


kesabaran. Ya kemauan dan kesabaran, tanpa kemauan ya tidak akan pernah punya
perijinan. Dan tanpa kesabaran bisa-bisa bukan perijinan yang didapatkan melainkan
rasa sebel, kesal dan benci pada petugas yang katanya melayani tapi yang terjadi
adalah dilayani. Huh!

Tapi jangan menyerah kawan! Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kalau kita
berusaha dan bekerja keras. Apalagi kalau cuma mengurus perijinan, gampang lah!
Baiklah.. saya akan share pengalaman membuat perijinan perusahaan. Dan saran saya
urus aja sendiri deh. Jangan pakai calo atau biro jasa karena biayanya bisa melambung.

Perijinan perusahaan secara umum meliputi:

1. Akta Notaris

Apapun bentuk usahanya PT, CV, Fa, Koperasi, UD dll pasti hal pertama dalam
perijinan adalah akta notaris. Akta Notaris ini dibuat oleh Notaris. Jadi kalau mau
membuat akta notaris datang aja ke notaris. Tapi jangan lupa sebelum membuat akta
notaris persiapkan dulu;  1- Bentuk badan hukum (PT, CV, atau yang lainnya),  2- Nama
perusahaannya (Untuk PT harus 3 kata). 3- Siapa yang menjadi Komisaris, Direktur
Utama, Direktur dll. 4- Berapa modal awalnya -khusus PT- (perusahaan kecil sampai
200jt, perusahaan menengah 200 jt-500 jt, perusahaan besar lebih dari 500jt)  5.
Biasanya notaris akan mengecek nama yang kita ajukan -jangan sampai nama tersebut
sudah ada- kalau belum ada yang pakai dan setelah dinyatakan oke oleh kita -kalau ada
koreksian- dibuatlah akta notaris tersebut. Dan jangan lupa juga harus tertulis usaha
yang benar-benar akan kita jalani. Untuk biayanya tidak sama setiap notaris. Bisa-
bisanya kita menawar. Dan pengalaman saya untuk CV, Notaris mau Rp 500.000 untuk
PT agak mahal, mintanya Rp 1.000.000.

2. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)

SKDU ini dibuat di kelurahan, ada form nya kok! Dan harus diperpanjang setiap tahun.
Tempatnya di kelurahan dimana tempat usaha/kantor usaha kita itu berada.  Dan untuk
PT biasanya di survey kebenaran akan kantor usahanya tidak boleh di rumah, atau fiktif.
(Tapi bisa kok diakalin. Numpang aja alamat di kantor/tempat tertentu. Kalau ada yang
survey bilang aja iya. Biasanya banyak tuh iklan2 yang menyediakan kantor virtual,
numpang alamatnya di sana dan buat workshop nya dimana, beres kan?)

Untuk CV agak gampang karena untuk tempat/kantor usahanya bisa memakai rumah
tempat tinggal kita. Ngontrak juga gak masalah!

Dan jangan lupa SKDU ini harus sampai kecamatan. Diketahui dan ditandatangani oleh
camat atau petugas lain yang berwenang. Untuk biayanya tergantung kelurahan dan
bisa2nya kita nego. Untuk PT jelas lebih mahal. Dan tarif Jakarta lebih mahal dari
daerah lain. Di sini kita harus mengeluarkan dana dua kali, untuk kelurahan dan
kecamatan. Saran saya jalan aja sendiri ke kelurahan dulu, terus ke kecamatan.
Walaupun di kelurahan ditawarin; mau langsung kecamatan gak? Biasa.. nyari untung.
Dulu sih saya ngasih ke kelurahan Rp 150.000 dan kecamatan Rp 100.000 (itu pun
setelah memelas dan untuk CV).

3. Membuat NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar

Yang mengeluarkan NPWP dan surat keterangan terdaftar (untuk CV) itu  kantor pajak.
Maka datang aja ke kantor pajak yang ada di daerah tempat kita membuat SKDU. Cari
kantor pajaknya wilayah/daerah mana. Di sini enak nih.. tanpa biaya alias gratis, NPWP
juga langsung jadi. Tapi.. kalau tidak melaporkan pajak tahun di denda Rp 500.000,.
Makanya wajib lapor dan jangan telat!

4. Pengesahan Akta Notaris

Untuk PT disahkan oleh kementerian hukum dan HAM melalui dirjen AHU. Ini nih.. mulai
agak sulit dan hati2 banyak calo di sana dan prosesnya lamaaa. Kalau mau cepat kasih
uang tambahan ke petugas pasti didahulukan (bisa diatur). Biayanya sekitar Rp 1 jt an..

Untuk CV pengesahan akta notaris oleh pengadilan negeri. Datang aja/cari kantor
pengadilan di daerah anda. Biayanya (padahal tanpa biaya, biasa pungli) kalau
Pengadilan Tangerang, mintanya Rp 250.000. Tapi setelah memelas mau dikasih Rp
150.000,- Dan untuk pengesahan akta notaris ini jangan lupa disertakan Surat
Keterangan Domisili Usaha (SKDU) dari kelurahan dan ditandatangani/diketahui oleh
kelurahan.

5. Membuat SIUP dan TDP

Ini proses yang menjengkelken, berlete-lete. Caranya bawa semua persyaratan tadi (no
1-4) ke kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) untuk kota Tangerang
Selatan di BSD dekat Telkom. Dan untuk Jakarta nama badan yang berwenangnya
Dinas Koperasi Usah Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (itu dulu kalau gak ganti
nama, entah sekarang apa namanya) untuk Jakarta Selatan di Blok M kantor wali kota
lama. Lagi2 disana banyak calo, walaupun calonya itu ya petugas nya sendiri (padahal
PNS lho, dan digaji/bertugas untu ngurusin itu). Kita minta aja form nya dan isi aja
sendiri. Dalam SIUP untuk mengisi barang/jasa dagangan utamanya cantumkan usaha
yang benar2 akan kita kerjakan dan kita kuasai. Dan boleh dicantumkan 5 jenis usaha
(tidak boleh lebih). Dan untuk TDP nya sebutkan kegiatan usaha pokok kita. Ada
pilihannya kok! tanyakan aja pada petugasnya. Pengalaman saya, saya mau membayar
sesuai tarif  yang terpampang. Sebelumnya ditawarin sama petugasnya, mau nitip gak?
saya gak ngerti, namanya juga pertama. Saya bilang gak. Ya udah tunggu 2 minggu.
Setelah 2 minggu saya mau mengambil ternyata ada kesalahan katanya. Suruh
mengahadap kepala dinasnya mau konfirmasi tanda tangan. Setelah ketemu cuma
tandatangan aja di kertas kosong, dan kata bosnya iya. Terus datang lagi kepetugasnya.
Kata petugasnya, kamu ditanyain apa. Saya bilang, gak nanya apa-apa. Terus yang
bertugas tadi ngasih tahu sebenarnya kalau mau lancar ya bayar aja biar kamu gak
bolak balik. Kalau gak bayar pasti ada aja yang kurang dan salah, katanya.  hah..
bayar? Coba dari awal bilang, mungkin hari ini sudah selesai. Akhirnya tidak ada pilihan
lain selain membayar. Ya akhirnya keluar duit tambahan juga Rp 500.000 setelah
sebelumnya ngasih Rp 300.000,-  Maka ketika saya mengurus SIUP TDP untuk CV di
Tangerang Selatan tidak banyak omong langsung saja bayar Rp 500.000,- Tidak ditanya
macam2 bahkan yang ngisi berkasnya juga dia (petugasnya) dan selesai 2 minggu.
Setelah selesai dia yang telpon suruh ambil. Beres... Ini yang namanya petugas calon
penghuni Neraka. Habis kalau tidak bayar pasti dipersulit lagi, kapok deh!

Paling tidak itulah perijinan/legalitas yang utama yang wajib dimiliki oleh setiap
pengusaha. Walaupun mengurusnya melelahkan dan memerlukan waktu, tapi ada
hikmah di balik itu. Pengusaha dituntut untuk mempunyai kesabaran yang ekstra. Kalau
segalanya serba mudah, tentu banyak orang yang memilih berprofesi sebagai
pengusaha. Disinilah batu ujian pertama ketika saya, anda dan kita memutuskan untuk
emnjadi pengusaha.

Selamat mencoba!

Wassalam,
Surat Keterangan Domisili (SKD)
Perusahaan
FEBRUARY 15, 2013 BY ADMIN

Surat Keterangan Domisili (SKD) Perusahaan seringkali dimintai untuk menjadi salah satu
penguat bukti tentang keberadaan Perusahaan kita. Hal ini wajar karena untuk lebih meyakinkan
klien, atau rekan bisnis dalam menjalin hubungan kerja sama. Apalagi jika saat ini marak terjadi
penipuan. Oleh karena itu Surat Keterangan Domosili penting untuk dilampirkan guna mencegah
hal-hal demikian.

Memiliki SKD atau Surat Keterangan Domisili harus mengikuti


syarat-syarat sebelum mengajukan permohonan pembuatan SKD, seperti:
 Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari pemilik perusahaan
 Foto copy Pembayaran PBB Lunas tahun terakhir
 Foto copy Akta Pendirian Perusahaan
Setelah semua syarat telah dipenuhi, maka langkah selanjutnya adalah cara mengajukan
permohonan pembuatan SKD, antara lain sebagai berikut:
 Syarat-syarat yang telah dipenuhi dibawa ke kantor RT setempat dan meminta kepada
RT untuk membuatkan surat pengantar pembuatan Surat Keterangan Domisili
 Biasanya, di pihak RT akan dimintai sumbangan sukarela dari pemohon. Jumlahnya
beragam, tergantung di wilayah mana RT tersebut berada. Nominalnya berkisar antara
5.000 perak hingga 100 ribu rupiah
 Setelah dari RT, kemudian melanjutkan ke RW. Di kantor RW juga biasanya memungut
sumbangan sukarela yang besarnya sesuai dengan kesepakat yang berlaku di daerah
masing-masing
 Setelah selesai, surat pengantar dari RT dan RW dilanjutkan ke Kelurahan wilayah
setempat. Di Kelurahan, Anda akan mengisi formulir SKD dan menyerahkan syarat-syarat
yang sudah disiapkan. Memerlukan waktu kurang lebih 3 hari SKD tersebut selesai.
Soal biaya Pembuatan Surat Keterangan Domisili memang menjadi dilema bagi sebagian
masyarakat. Sebab di dalam formulir SKD disebutkan tidak ada pemungutan biaya tetapi pada
prakteknya tetap ada pungutan ketika mengurus SKD tersebut. Tetapi, sebenarnya bukan
persoalan serius sebab semua kembali kepada diri Anda sendiri apakah mau merelekan
sejumlah uang untu mendapatkan keabsahan domisili Anda.
Apabila Anda termasuk orang yang sibuk dan tidak punya waktu untuk mengurus SKD, Anda
dapat menggunakan jasa notaris. Namun, tentu saja ada biaya yang jauh lebih besar
dibandingkan sekedar sumbangan sukarela seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tetapi,
Anda juga tidak perlu khawatir karena Anda akan mendapatkan SKD dengan cepat dan mudah
tanpa harus mengurus sendiri.

Cara Mengurus Surat Keterangan Domisili


Perusahaan (SKDP)
July 4, 2014By Obbie Afri Gultom6 Comments

Cara Mengurus Surat Keterangan


Domisili Perusahaan (SKDP) –  Pada fase awal pendirian suatu Perusahaan Surat
Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) mempunyai peran yang sangat penting. Disamping
sebagai domisili awal dibentuknya Perusahaan, SKDP diperlukan untuk mengurus dokumen-
dokumen perusahaan lainnya dalam rangka pendirian. Namun sampai dengan saat ini tidak
ada peraturan khusus yang mengatur mengenai SKDP secara nasional. Ketentuan mengenai
persyaratan SKDP dan proses penerbitannya terkadang diatur tersendiri dalam Peraturan
Daerah, oleh karena itu Anda harus mengecheck apakah di daerah dimana Perusahaan Anda
berdomisili ada Perda yang mengatur mengenai SKDP, hal ini penting karena tiap-tiap daerah
mempunyai persyaratan dan proses penerbitan yang berbeda satu sama lainnya.

Persyaratan untuk Mendapatkan SKDP


Berdasarkan praktek yang terjadi secara umum persyaratan untuk mendapatkan SKDP terdiri
dari dokumen-dokumen sebagai berikut:

1. Mengisi Formulir Bermaterai secukupnya;


2. Foto Copy KTP yang masih berlaku (dengan menunjukan aslinya) rangkap  2 (dua)
3. Foto Copy kepemilikan/sertifikat  tanah  yang telah diligalisir oleh pejabat yang
berwenang  (Badan Pertanahan Nasional, Notaris, Camat) rangkap 2 (dua), yaitu :

o Sertifikat Tanah / Akte Jual Beli dan atau SPPT;


o Apabila bukan milik sendiri harus dilengkapi dengan asli surat kuasa tidak
keberatan dari pemilik tanah/ bangunan bermaterei cukup, yang terdiri dari 1
(satu) lembar asli dan foto copy rangkap 1 (satu);
o Apabila pemilik tanah meninggal dunia agar dilengkapi dengan surat
keterangan kematian dan surat pernyataan ahli waris yang diketahui oleh Lurah
dan Camat rangkap 2 (dua) atau keterangan dari Notaris bagi WNI Keturunan
dengan melampirkan surat kuasa dari ahli waris kepada Pemohon yang
mengajukan IMB (asli dan foto copy rangkap 1 (satu);
 Foto copy IMB beserta gambar bangunan (lampiran IMB) dengan menunjukan
aslinya. Untuk bangunan yang didirikan dibawah tahun 2000 apabila tidak memiliki
IMB dapat berupa surat pernyataan bermaterai cukup dari pemilik bangunan dan
diketahui oleh RT, RW dan Lurah Setempat);
 Asli dan foto copy rangkap 1 (satu) Surat Pernyataan tidak keberatan dari
Pemilik Tanah dan atau Bangunan yang berhimpitan dengan lokasi tempat usaha yang
diketahui oleh RT, RW dan Lurah setempat).
 Foto Copy akte pendirian CV/PT/Yayasan/Koperasi (apabila atas nama Badan
Hukum);
 Foto Copy Lunas PBB;
 Foto Copy Setoran Retribusi Izin Gangguan (HO) dan Pajak Reklame;
 Surat Keterangan Pajak Retribusi Daerah;
 Foto Copy Izin Tempat Usaha (ITU);
 Pas Photo 2×3 7 lembar (warna);
 Untuk Perpanjangan, menyerahkan SKDP yang asli

Proses Penerbitan

Setelah Anda mempersiapkan seluruh dokumen di atas, maka Anda perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut untuk proses penerbitan:
1. Bawa seluruh persyaratan diatas ke RT dimana perusahaan Anda berada. Selanjutnya
RT setempat akan membuatkan Anda Surat Pengantar Pembuatan SKDP;
2. Selanjutnya Ada membayar biaya pembuatan SKDP, sebagai informasi tidak ada
ketentuan yang mengatur mengenai besar dari biaya Penerbitan SKDP ini sehingga
sifatnya sukarela namun merupakan standar.
3. Selanjutnya Anda Bawa surat pengantar tersebut  ke RW setempat. Minta surat
pengantar juga kepada ketua RW, dan seperti biasa kita akan diminta memberi uang
kas. Kadang uang kas bersifat sukarela, namun kadang beberapa RW menentukan
standar minimalnya. Biasanya juga berkisar 5 hingga 100 ribu.
4. Terakhir bahwa seluruh persyaratan beserta pengantar dari RT RW ke kelurahan
setempat. Anda akan diminta untuk mengisikan formulir SKD, dan menyerahkan
syarat-syaratnya. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 3 hari hingga SKDP tersebut
diterbitkan.

Biaya Pembuatan SKDP

Pada dasarnya pembuatan SKDP inilah adalah gratis namun dalam prakteknya pemohon
dibebankan untuk memberikan sumbangan yang besarnya bervariasi ditiap-tiap daerah.
Adapun berdasarkan pengamatan penulis sumbangan tersebut berkisar 450.000 s/d 600.000.

Jangka Waktu Penerbitan SKDP

Tidak ada jawaban yang pasti mengenai jangka waktu penerbitan SKDP setelah permohonan
diajukan, namun berdasarkan pengalaman penulis jangka waktu penerbitan suatu SKDP
adalah 8 hari setelah permohonan lengkap diterima oleh Pihak Kelurahan.
Mengurus Surat Keterangan Domisili
Usaha

Saya datang ke kelurahan menanyakan prosedur pembuatan SKDU. Ternyata harus ke RT dulu, baru ke
Kelurahan.

Langkah pertama pembuatan SKDU adalah datang ke RT minta dibuatkan surat pengantar. Tidak ada
persyaratan baku di sini. Waktu saya ke pak RT, beliau meminta FC Akte Perusahaan dan FC KTP saya.
Perlu waktu sehari untuk mendapatkan surat pengantar RT ini.

Setelah mendapat surat pengantar RT, langsung ke pak RW untuk meminta tanda tangan beliau di lembar
surat pengantar yang sama. Sebenarnya menurut petugas kelurahan, tanda tangan RW tidak disyaratkan.
Tapi demi menghormati pak RW, saya meminta juga ijin beliau.

Di sini persyaratannya lain lagi. Saya bukan warga di RW sini. Saya nebeng di rumah bibi untuk dijadikan
alamat perusahaan saya. Maka pak RW minta dua surat pernyataan.

Surat pernyataan pertama dari tuan rumah yaitu bibi saya. Surat ini menyatakan mengijinkan perusahaan
menempati rumah tersebut.
Surat pernyataan kedua dari saya yang menyatakan bahwa pengurus perusahaan bukan warga RW dan
tidak ada warga RW yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Pak RW beralasan pernah ada perusahaan
fiktif di RW nya. Petugas pajak datang ke RW menanyakan perusahaan tersebut yang ternyata menunggak
pajak. Pak RW ‘diteror’ petugas pajak karena memberikan surat pengantar untuk SKDU perusahaan.
Dengan dua surat pernyataan ini pak RW menganggap bisa berlepas tangan dari tuntutan petugas pajak.

Saya sempat bertanya bukankah sekarang banyak ruko yang dikontrak oleh pendatang? Bukankah jamak
bila mendirikan perusahaan di ruko tersebut dan pengurusnya bukan dari RW yang sama? Beliau mengelak
dengan menjawab bahwa di RWnya tidak ada ruko. “Itu masalah RW yang punya ruko, bukan RW saya”,
kata beliau. Weh…

Selesai dapat tanda tangan RW, langkah ketiga adalah ke Kelurahan. Minta formulir SKDU ke petugas
kelurahan dan isi dengan lengkap. Jangan salah dengan SKU (Surat Keterangan Usaha). Untuk SKU
pengurusan cukup di Kelurahan, sedang untuk SKDU pengurusan harus sampai tingkat Kecamatan.

Terjadi tawar menawar harga. Kata teman-teman yang pernah membuat SKDU Rp 500 ribu sudah cukup.
Tapi petugas kelurahan meminta Rp 800 ribu. Saya sudah berusaha menawar namun hanya bisa sampai Rp
700 ribu. Entah karena kurang bisa menawar atau memang harga sudah naik. Yang jelas tidak ada kwitansi
apapun dan ini murni riswah (korupsi). Apa boleh buat… 

Petugas kelurahan itu akan mengurus sampai ke kecamatan. Tapi beliau mengingatkan akan ada survey
dari pihak kecamatan ke lokasi usaha. Saya mengatakan siap.

Hari itu juga ada survey dari petugas kelurahan tersebut. Bibi di rumah ditanya mengenai keberadaan
perusahaan baru ini. Di mana kantornya, apa kegiatannya, dan lain-lain. Mohon disiapkan orang rumah
untuk pertanyaan-pertanyaan semacam itu.

Dua hari kemudian petugas kecamatan datang didampingi petugas kelurahan. Beliau bertanya mengenai
hal-hal yang kurang lebih sama dengan yang ditanya petugas kelurahan. Kemudian bertanya mengenai
IMB dan cap perusahaan. Terpaksa tidak bisa diselesaikan hari itu. Petugas pulang dan saya segera
merancang cap perusahaan. Setelah itu ke pembuat stempel. Cukup cepat. Saya terkesan ketika tidak
sampai satu jam stempel sudah jadi.

Saya berikan stempel tersebut ke petugas kelurahan. Selanjutnya beliau yang membawanya ke kecamatan.
Besoknya beliau mengabarkan bahwa SKDU sudah jadi.
Surat Keterangan Domisili Usaha

Petugas kelurahan meminta FC dari SKDU, yang saya penuhi dengan segera.

Biaya: Rp 700 ribu di kelurahan (jalur pintas) dan kecamatan. RT dan RW suka rela. Bagi yang pakai jalur
resmi, silakan dishare pengalamannya.

Waktu: 1 pekan

Langkah lengkap mendirikan perusahaan ada di sini.

Tangerang Selatan, September 2013

Anda mungkin juga menyukai