Anda di halaman 1dari 6

1.

Mengurus Izin PIRT

Bila ingin membuat produk makanan home industri Anda perlu memiliki izin PIRT
(Produk Industri Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan setempat. Ini merupakan izin yang
diperlukan bagi Anda yang menyajikan produk makanan dan minuman yang bisa tahan lama
di atas 7 hari. Persyaratan dokumen yang diperlukan untuk mengurus surat izin ini, antara
lain KTP, pas foto 3×4 sebanyak dua lembar, surat keterangan domisili usaha dari kecamatan,
surat keterangan puskemas atau dokter, denah lokasi dan denah bangunan, rincian modal
usaha dari kelurahan setempat, surat keterangan usaha dari kelurahan setempat, contoh draft
label/kemasan, sampel pangan dan surat kepemilikan jika berbentuk badan usaha berupa
CV/PT.

Solusi datang langsung ke Dinas Kesehatan setempat dengan membawa semua


dokumen persyaratannya.

2. Izin BPOM

Izin BPOM adalah surat izin yang dikeluarkan oleh badan pengawas obat dan
makanan guna melindungi masyarakat terhadap bahaya konsumsi suatu produk yang
dikemas. Hal ini sangat wajib dilakukan selain bisa mengetahui amankah produk Anda untuk
dikonsumsi, dengan pemberian lebel dari BPOM dapat meningkatkan kepercayaan konsumen
Anda. Untuk melakukan pendaftaran produk makanan tersebut bisa dilakukan dengan cara
datang langsung ke kantor Badan POM atau registrasi di website BPOM.

3. Kendala Terkait Kelengkapan Dokumen Persyaratan

Pelajari terlebih dahulu persyaratan dan kelengkapan dokumen terkait dengan


pendirian PT. Saat ini pemerintah tengah gencar melakukan perbaikan untuk memperbaiki
proses memulai bisnis di Indonesia. Hanya saja, terkadang sosialisasi tidak dilakukan dengan
baik dan tidak semua instansi pemerintah menyediakan informasi yang terkini di website
mereka. Contoh yang terbaru adalah saat mengurus SKDP (Surat Keterangan Domisili
Perusahaan) di kelurahan setempat sebagai salah satu syarat pendirian PT. Untuk mengurus
SKDP saat ini, terdapat persyaratan tambahan berupa BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) Ketenagakerjaan atas nama PT Anda. Kewajiban BPJS ini tidak tersosialisasikan
dengan baik dan baru diketahui bila mengurus langsung ke PTSP. Untuk mengurus BPJS
Ketenagakerjaan membutuhkan tambahan biaya dan waktu. Artinya, pengurusan BPJS
Ketenagakerjaan akan sedikit memperlambat proses pendirian PT.

Salah satu hal menarik lainnya adalah jika domisili yang Anda ajukan SKDP nya
berstatus sewa. Artinya dalam pengurusan SKDP, surat perjanjian sewa yang Anda pegang
menjadi salah satu dokumen persyaratan. Ketentuannya, SKDP berlaku untuk satu tahun.
Tapi, SKDP Anda bisa jadi berlaku kurang dari satu tahun mengikuti sisa masa sewa dalam
surat perjanjian sewa. Misalnya, masa sewa adalah Agustus 2017 sampai dengan Agustus
2018. Jika permohonan SKDP diajukan pada Februari 2017, maka masa berlaku SKDP PT
Anda kurang dari setahun karena hanya berlaku sampai dengan Agustus 2018.

Belum lagi di beberapa wilayah, SKDP baru bisa diajukan jika peruntukan IMB (Izin
Mendirikan Bangunan) sesuai. Artinya, peruntukan dalam IMB bangunan yang dijadikan
domisili usaha harus untuk tempat usaha atau campuran antara tempat tinggal dan tempat
usaha (ruko). Kota lainnya memperbolehkan peruntukan dalam IMB untuk tempat tinggal
dijadikan sebagai domisili usaha. Lebih detail tentang hal ini dapat Anda konfirmasi ke
kelurahan setempat.

Perjuangan Anda belum usai. Saat mengurus NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Badan untuk PT Anda, bisa jadi Anda akan terkendala jika yang menjadi direktur utama
adalah perempuan menikah yang belum memiliki NPWP pribadi. Beberapa kantor pajak akan
menolak memberikan NPWP dengan alasan NPWP nya akan disatukan dengan NPWP suami.
Sementara NPWP pribadi si direktur utama PT merupakan salah satu dokumen persyaratan
dalam pengurusan berbagai dokumen legalitas PT. Selain itu, untuk pengajuan NPWP Badan
saat ini diperlukan NPWP direktur utama dengan format terbaru dimana dalam kartu NPWP
pribadi itu tercantum NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan alamat sesuai KTP direktur
utama PT Anda.

Solusi: Datang langsung ke PTSP setempat untuk mengetahui persyaratan terkini untuk
memberikan solusi pendirian badan usaha. Pastikan pula dokumen seperti KTP dan NPWP
formatnya sesuai dengan persyaratan.
 

4. Kendala Saat Memperoleh Izin Domisili Usaha

Startup, UMKM, pengusaha pemula, dan entrepreneur biasanya belum memiliki


modal besar. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan operasional terkadang mereka harus
meminjam uang dari kerabat dekat. Untuk menghemat biaya operasional mereka bekerja dari
rumah atau coffe shop karena bila harus menyewa Ruko atau kantor biayanya selangit.
Sayangnya, bila ingin mendirikan PT untuk kelancaran bisnis, untuk wilayah Jember mereka 
tidak bisa menggunakan alamat rumah sebagai domisili usaha bila peruntukan rumah tersebut
untuk tempat tinggal.

Izin domisili usaha diwujudkan dalam bentuk SKDP yang merupakan salah satu dokumen
legalitas yang esensial. Hal ini dikarenakan biasanya SKDP dijadikan dokumen persyaratan
untuk pengurusan berbagai dokumen legalitas PT Anda. Kendala saat memperoleh SKDP
biasanya dikarenakan tiga hal hal berikut:

1. Adanya persyaratan BPJS Ketenagakerjaan sebagai dokumen persyaratan pengurusan


SKDP.
2. Peruntukan IMB dari bangunan yang dijadikan domisili usaha.
3. Domisili usaha yang tidak sesuai dengan zonasi wilayah yang diperbolehkan.

Untuk poin nomor 2 diatas terkait dengan larangan di beberapa kota untuk menggunakan
alamat rumah sebagai domisili usaha. Misalnya di Jember dan Banyuwangi, domisili usaha
harus menggunakan alamat bangunan yang peruntukan IMBnya untuk tempat usaha atau
campuran (ruko). Sementara untuk di Bekasi dan Tangerang, penggunaan alamat rumah
sebagai domisili usaha masih diperkenankan hingga saat ini. Untuk kepastian masalah
domisili usaha ini anda harus mengecek aturan terbaru yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat.

1. Adanya persyaratan tambahan berupa keharusan adanya direksi PT yang memiliki


KTP Jakarta. Artinya persyaratan ini harus Anda perhatikan dan Anda masukkan ke
dalam akta pendirian.
2. Masa berlaku SIUP dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) bagi perusahaan yang
berdomisili di Virtual Office hanya 1 (satu) tahun, bukan 5 (lima) tahun.
Solusi: Bila ada kendala domisili usaha khususnya untuk wilayah Jember, anda dapat
menggunakan jasa Virtual Office. Biaya menyewa Virtual Office jauh lebih murah
dibandingkan menyewa Ruko, bahkan bisa sangat murah bila fasilitas yang anda gunakan
hanya untuk alamat korespondensi atau domisili usaha. Nanti, bila bisnis Anda maju bisa
menyewa Serviced Office, Ruko atau ruang kantor.

3. Kendala Akibat Adanya Perbedaan Antara Aturan Yang Berlaku Dan Praktik Di


Lapangan

Salah satu hal yang kerap kali terjadi dan menjadi kendala bagi pengusaha StartUp
dan UMKM adalah adanya perbedaan antara aturan yang berlaku dan praktik di lapangan.
Sebagai contohnya, untuk mendirikan PT di Jember, adanya SE Ka BPTSP Jember 6/2017
menambah persyaratan salah satu direksi PT yang menggunakan Virtual Office harus
memiliki KTP Jember. Bayangkan sebuah PT yang didirikan hanya oleh dua orang pemegang
saham, yang nantinya satu orang menjadi direksi dan yang lain  orang menjadi komisaris,
namun keduanya tidak memiliki KTP Jember. Apakah aturan ini memberikan diskriminasi
bagi non penduduk Jember untuk mendirikan PT di Jember yang menggunakan domisili di
Virtual Office? Jika pilihannya merekrut satu orang tambahan untuk memenuhi persyaratan
ini, maka memilih ‘orang ketiga’ bukanlah hal yang bisa diputuskan dengan mudah.

SE Ka BPTSP DKI Jember 6/2017 juga memberikan persyaratan tambahan berupa


adanya data rekening dan rekomendasi dari bank tanpa memberikan kejelasan lebih lanjut
mengenai hal ini serta relevansinya dengan penerbitan SKDP dan izin-izin lanjutan seperti
SIUP dan TDP. Dalam praktiknya di lapangan, aturan ini bisa diartikan sebagai data rekening
perusahaan. Padahal pembukaan rekening perusahaan baru bisa diurus jika seluruh dokumen
legalitas PT telah terbit. Minusnya penjelasan atas kebijakan seperti SE Ka BPTSP DKI
Jember 6/2017 dapat mendorong terjadi multitafsir di lapangan.

Ketika berbicara mengenai pengurusan SIUP sendiri, sistem online yang mulai
diterapkan seperti di Jember. Sayangnya sistem online ini ternyata masih memakan waktu
yang lama atau lebih lama daripada sistem manual. Mengingat ini adalah terobosan baru,
sumber daya yang tersedia belum mencukupi, misalnya server yang down dan masih butuh
waktu untuk verifikasi data yang memakan waktu sama lamanya dengan sistem manual.
Padahal salah satu cita-cita adanya sistem online perizinan adalah untuk efisiensi waktu dan
kemudahan pengurusan perizinan.

Belum lagi beberapa PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) di wilayah kota, kecamatan,
hingga kelurahan di Jember kerap memiliki kebijakan yang berbeda satu dengan lainnya. Ada
PTSP kecamatan tertentu yang mensyaratkan adanya foto direktur Utama PT saat
menandatangani formulir permohonan TDP tanpa adanya penjelasan mengenai dasar
hukumnya. Ada juga PTSP kelurahan tertentu yang hanya menerima permohonan SKDP
yang dikuasakan hanya pada penduduk Jember, artinya PTSP bersangkutan tidak akan
memproses permohonan SKDP yang kuasanya adalah orang yang tidak memiliki KTP
Jember.

Solusi: Datang langsung ke PTSP setempat atau instansi yang mengeluarkan perizinan untuk
mengetahui persyaratan terkini. Meski sudah banyak instansi yang menjelaskan persyaratan
melalui website mereka, berdasarkan pengalaman kerap terjadi ada aturan terbaru yang belum
bisa diakses online.

 4. Kendala Terkait Kepastian Waktu Pengurusan

Dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, Indonesia


masih kalah soal kepastian waktu pendirian PT. Jika di Singapura hanya dibutuhkan 1-2 hari
dan Malaysia 2-5 hari, Indonesia masih membutuhkan setidaknya 7 hari untuk pendirian PT.
Waktu 7 hari itu juga hanya untuk pembuatan akta pendirian PT dan penerbitan SK
Menhukham. Dari uraian di poin pertama sampai poin keenam, salah satu benang merah
dalam kendala-kendala yang sering dihadapi dalam pendirian PT adalah soal jangka waktu
pengurusan untuk mendirikan PT. Memang syarat-syarat mendirikan PT semakin mudah
diakses oleh publik, namun praktik birokrasi di lapangan kerap menjadi momok tersendiri
bagi pengusaha StartUp dan UKM.

Setelah akta pendirian dan SK Menhukham terbit, pengusaha StartUp dan UKM
masih perlu mengurus dokumen-dokumen legalitas. Namun birokrasi yang masih cenderung
berbelit mengakibatkan tidak adanya garansi penyelesaian dokumen legalitas walaupun
persyaratan telah dilengkapi. Belum lagi di beberapa instansi terdapat batasan jumlah berkas
permohonan yang dapat diterima. Tak jarang terjadi penumpukan berkas permohonan di
instansi terkait karena kurangnya sumber daya yang mendukung kinerja instansi. Hal-hal
demikian menyebabkan proses permohonan perizinan pun sulit dimonitor. Di sisi lain, yang
mengajukan izin juga harus memastikan bahwa persyaratan yang mereka siapkan telah
lengkap dan benar.

Solusi: Pelajari aturan yang menjadi dasar hukum suatu perizinan. Biasanya time frame
pengurusan disebutkan dalam aturan tersebut. Pelajari pula persyaratan dan upayakan untuk
melengkapinya sejak awal pengurusan. Bila ada persyaratan yang kurang dan baru disadari di
tengah-tengah proses maka sudah pasti time frame yang ditentukan akan terlewati dan ini
bukanlah kesalahan dari instansi yang mengeluarkan izin.

Anda mungkin juga menyukai