Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Klinik KMB II
Dosen pembimbing : Bapak H. Ali Hamzah SKp,. MNS
Disusun oleh :
Dadi Rohaedi
P17320119055
Tingkat 2B
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya. Shalawat beserta
salam tak lupa pula kita curah limbahkan kepada nabi besar kita yakni Nabi besar
Muhammad SAW, kepada keluargaNya, kepada sabahatNya, semoga kepada kita semua
selaku umatNya hingga akhir zaman. Aamiin.
Makalah ini di buat untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan
Medikal Bedah mengenai “ Makalah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Stroke”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu , penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang masalah................................................................................................4
1.2.1.Umum............................................................................................................................7
1.2.2.Khusus...........................................................................................................................7
BABI II......................................................................................................................................8
2.1.3 Tanda dan gejala.........................................................................................................9
2.1.4 Prosedur Diagnostik..................................................................................................14
2.1.5 Penatalaksanaan........................................................................................................15
1.2 2.2.Konsep asuhan keperawatan.................................................................................19
2.2.1 Pengkajian..................................................................................................................19
2.2.2 Diagnosa Perawatan.................................................................................................22
2.2.3 Perencanaan...............................................................................................................23
2.2.4 Implementasi..............................................................................................................32
2.2.5 Evaluasi.......................................................................................................................33
BAB III....................................................................................................................................34
1.3 3.1.Pengkajian...............................................................................................................34
BAB IV....................................................................................................................................51
5.3 Kesimpulan...................................................................................................................51
5.4 Saran..............................................................................................................................51
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut data BPS Kota Bandung tahun 2019, stroke adalah penyebab
kematian kelima di Kota Bandung dengan persentase 8% setelah penyakit Lansia,
diabetes melitus, hipertensi, jantung (Badan Pusat Statistik, 2015).
Pasien stroke akan mengalami gangguan kebutuhan dasar antara lain, rasa
aman nyaman adalah keadaan bebas dari cidera fisik psikologis dan akan
mengalami penurunan fungsi nervus facial, nervus glosofaringeal dan nervus
hipoglosal maka ketidakmampuan untuk mulai menelan dan mencerna makanan
dengan baik, sehingga ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh menyebabkan
tidak nafsu makan terjadi menurunan berat badan, kekurangan energi dan pola
gaya makan menjadi berubah. Jika pada Pasien Stroke yang mempunyai riwayat
diabetes melitus mengalami gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan sehingga klien menalami penurunan
berat badan dikarenakan penggunaan cadangan lemak akibat glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel. Penderita stroke ini mengalami gangguan peredaran darah di
otak atau pecahnya pembuluh darah ketika sistem pusat di otak memerintahkan
untuk menggerakan anggota gerak, darah yang menuju ke bagian muskeletal tidak
bisa menuju dengan sempurna di karena adanya hambatan di bagian pembuluh
darah pada akhirnya anggota gerak mengalami kelemahan atau kelumpuhan
karena terjadinya kelemahan pada neuromuskuler.
Komplikasi stroke dapat di klasifikasi menjadi dua yaitu komplikasi akut dan
komplikasi pada masa pemulihan atau lanjut, komplikasi akut meliputi hipoksia
serebral dan menurunnya aliran darah otak, edema serebri, peningkatan tekanan
intraktranial (TIK), aspirasi dan komplikasi pada masa pemulihan atau lanjut yaitu
immobilisasi seperti pneumonia, dekubitus, kontraktur, thrombosis vena dalam,
atropi inkontenensia urine dan bowel, kejang, nyeri kepala kronis dan malnutrisi
karena intake yang adekuat. (Tarwoto, 2013).
1.2 Tujuan
1.2.1.Umum
1.2.2.Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan stroke
BABI II
KONSEP TEORI
2.1.1 Pengertian
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang dia
kibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dala
m ekspresiku-blogspot 2008).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang disebabkan ol
eh gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner & Suddart:2002).
Menurut (Marilyn E,Doenges:2000) stroke/penyakit serebrovaskuler menu
njukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun structural
yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari se
luruh system pembuluh darah otak.
2.1.2 Patofisiologis
2.1.3 Tanda dan gejala
a. Peringatan dini/awal.
Manifestasi dari iskemik stroke yang akan terjadi termasuk hemiparesis transien
(tidak peermanen) kehilangan kemampuan berbicara, dan kehilangan sensori
setengah/hemisensori.
a) hemiparesis (kelemahan)
b) hemiplegia (paralisis)
hemiplegia menyeluruh bisa terjadi pada setengah bagian dari wajah dan
lidah, juga pada lengan dan tungkai pada sisi bagian tubuh yang sama.infark
yang terjadi pada bagian otak sebelah kanan akan menyebabkan hemiplegia
bagian kiri tubuh (sinistra) dan sebaliknya karena jaringan saraf berjalan
bersilangan dalam jalur pyramid dari otak ke saraf spinal.
2. Penurunan kesadaran
3. Afasia
c. Afasia global
d. Afasia sensorik
e. Afasia akustik
f. Afasia visual
yang menderita afasia ini bisa melihat kata-kata yang tertulis tapi
tidak dapat membaca kata-kata tersebut.
5. Disfagia
6. Apraksia
7. Perubahan penglihatan.
8. Hemianopia homonimus
berkurang.
10. Agnosia
Perubahan sensori dapat terjadi karena stroke pada jalur sensoris dari
lobus parietal yang disuplai oleh arteri serebral anterior atau bagian tengah,
penurunan ini terjadi pada bagian sisi kontralateral tubuh dan biasanya disertai
dengan hemiplegia atau hemiparise, sensasi pada permukaan seperti nyeri,
sentuhan, tekanan dan suhu bisa berpengaruh pada tingakatan yang berbeda-
beda, parastesia bisa digambarkan sebagai rasa nyeri terbakar yang persisten,
perasaan keberatan, kebas, kesemutan atau rasa tertusuk dan rasa sensasi yang
meningkat, gangguan pada propriosepsi (kemampuan untuk menerima
hubungan antara bagian tubuh dengan lingkungan luar) dan gangguan rasa
bagian postural bisa terjadi dengan kondisi penurunan rasa pada sendi otot.
14. Inkontenensia
Tidak bisa menahan kandung kemih, kadang terjadi setelah stroke, saraf
mengirim pesan kondisi kandung kemih yang penuh ke otak, tapi otak tidak
mengartikan pesan ini dengan benar dan tidak meneruskan pesan untuk tidak
mengeluarkan urine ke kandung kemih, hal ini mengakibatkan kondisi sering
berkemih, merasa sangat ingin buang air kecil dan inkotenensia.
15. Vertigo
a. Angiografi serebral
b. Lumbal fungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukan adanya hemoragik pada subaraknoid atau pendarahan pada
intrakranial.
c. Ct scan
d. MRI
Untuk menentukan posisi dan besar /luas terjadinya pendarahan otak. Hasil
pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat
dari hemoragik.
e. USG Doppler
f. EEG
Bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang
infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
2.1.5 Penatalaksanaan
a. Terapi cairan, pada fase akut stroke beresiko terjadinya dehidrasi karena
penurunan kesadaran atau mengalami disfagia, terapi cairan ini penting untuk
mempertahankan sirkulasi darah dan tekanan darah.
e. Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan dan cegah resiko
injuri.
f. Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi lambung dan
pemberian makanan.
Untuk mengobati keadaan akut yang harus diperhatikan faktor - faktor sebagai
berikut :
4. Menempatkan klien dalam posisi yang tepat, klien harus diubah posisinya tiap
2 jam dan dilakukan latihan gerak pasif
5. Fase rehabilitas
6. Pengobatan konservatif.
Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,
tetapi pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
7. Pengobatan pembedahan
a. Stroke iskemik
b. Stroke haemoragik
Antikovulsan : Fenitoin
Penatalaksanaan :
a. Stadium hiperakut
b. Stadium akut
1. Stroke iskemik
Terapi umum : letakan kepala klien pada posisi 30°, kepala dan dada
pada satu bidang, ubah posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi dimulai bertahap bila
hemodinamik sudah stabil. Selanjutnya bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2
liter/menit sampai didapatkan hasil analisa gas darah.
2. Stroke hemoragik
2. Penatalaksanaan komplikasi
4. Prevensi sekunder
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
f. Riwayat psikososial
g. Kebutuhan
4. Integritas ego
5. Interaksi sosial
Keadaan umum
3. Sistem neurologis
d) Saraf VII facial/ ekspresi wajah dan persepsi pengecapan dalam batas
normal, wajah asimetris, otot wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.
e) Saraf XII Hipoglosal lidah asimetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan
Fasikulasi Indera pengecapan normal.
12. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.
2.2.3 Perencanaan
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
Monitor AGD.
Kriteria hasil :
a. Mempertahankan keutuhan tubuh secara optimal seperti tidak adanya
kontraktur, footdrop.
Rencana tindakan :
- Observasi daerah yang tertekan, termasuk warna, edema atau tanda lain
gangguan sirkulasi.
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
Kriteria hasil :
Rencana tindakan
Kriteria hasil :
Rencana tindakan.
- Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan ADL klien jika klien tidak mampu.
Kriteria hasil :
Rencana tindakan
Kriteria hasil :
b. Feses lunak
Rencana tindakan :
Kriteria hasil
Rencana tindakan
Kriteria hasil
Rencana tindakan
- Timbang BB klien
10. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan luas lapang pandang,
penurunan sensasi rasa (panas, dingin).
Kriteria hasil :
perseptual
residual.
terhadapat/defisit hasil.
Rencana tindakan
Rasional : agar tidak terjadi cidera pada klien dan lingkungan tetap
aman.
Rencana tindakan
- Kaji pergerakan dada dan auskultasi suara napas pada kedua paru
12. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
2.2.4 Implementasi
Meningkatkan komunikasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.3 3.1.Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Ipuy Rohipah
Tanggal Lahir : 16 September 1956
Umur : 64 Tahun 8 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Kp. Cangkuang, RT/RW 3/5 Kel. Cangkuang
Diagnosa medis : Stroke Hemoragik
Tanggal Masuk : 28 Mei 2021
Tanggal Pengkajian : 02 Juni 2021 Pukul 13.30 WIB
No. RM : 00.261.183
No. Reg : 21003811
Golongan Darah :O
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Mamat Rahmat
Tanggal Lahir : 16 Juni 1970
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Supir
Alamat : Kp. Cangkuang, RT/RW 3/5 Kel. Cangkuang
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan utama saat masuk RS
Keluarga mengatakan klien sudah 2 hari merasakan sakit kepala berat
dan pusing
b) Keluhan utama saat dikaji
Keluarga mengatakan Klien sudah 2 hari merasakan sakit kepala dan
pusing, saat bangun tidur ingin sholat tiba-tiba Ny. I mendadak
mengalami nyeri kepala berat, dan penurunan kesadaran, bicara ngawur,
jalan seperti robot, klien merasakan kekakuan pada tangan dan kaki
sebelah kanan, tidak mengenal siapa-siapa saat dipanggil oleh keluarga,
keluarga mengatakan penyebab stroke klien adalah hipertensi yang tidak
terkontrol, kemudian keluarga membawa ke UGD rumah sakit
Bhayangkara Sartika Asih.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut keluarga klien memiliki riwayat hipertensi dan alergi udara
dingin tetapi tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan, dan makanan,
klien tidak memiliki riwayat kecelakaan, tidak pernah dirawat di rumah
sakit dan tidak ada riwayat pemakaian obat.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan dan penyakit menular.
d. Pola Aktivitas Sehari-hari
Aktifitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
1. Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3x1 hari 3x1 hari
Porsi 1 porsi 1/4 Porsi
b. Minum
1500 ml 2000 ml
Frekuensi
Teh,Kopi Air putih
Jenis
Sendiri Dibantu
Kemandirian
Tidak ada Tidak ada
Keluhan
2. Eliminasi
a. BAK
6x hari 4x hari
Frekuensi 600 ml 750 ml
Jumlah Kuning jernih Kuning Jernih
Keluhan
3. Personal Hyginie
a. Mandi
Frekuensi 2x hari 1x / hari
Kemandirian Sendiri Mandi dibantu
b. Keramas
Frekuensi 1x 2 hari Belum pernah keramas
Sendiri -
Kemandirian
Tidak ada -
Keluhan
c. Gosok gigi
2x hari 1x sehari
Frekuensi
Sendiri Dibantu keluarga
Kemandirian
Tidak ada Tidak ada
Keluhan
4. Istirahat Tidur
a. Siang Hari
Lama tidur 1 Jam/ hari Tidak menentu
Waktu 12.00-13.00 Tidak menentu
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Malam Hari
Lama tidur 10 Jam/ hari 2- 3 jam /hari
5. Latihan/Olahraga
Durasi - -
Jenis - -
Keluhan - -
6. Gaya Hidup
Merokok Ada Tidak ada
Konsumsi Alkoh Tidak ada Tidak ada
ol
e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum sakit berat, kesadaran apatis, berat badan 66,
penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir 1kg, tinggi badan 175cm,
tanda-tanda vital Td:150/100Mmhg N : 92x/menit S : 37°C R : 29x/menit,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening pada leher.
1) Sistem Pernafasan
Jalan nafas bersih, tidak sesak, tidak ada peningkatan produksi sputum,
tidak ada batuk, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, tidak ada bunyi
nafas tambahan, taktil fremitus seimbang kanan dan kiri, jenis pernapasan
spontan, suara nafas vesikuler.
2) Sistem kardiovaskular
1. Sirkulasi perifer
Nadi 92x/menit, irama teratur, denyutan kuat, TD : 150/100 mmHg,
tidak terdapat distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat, warna kulit
tampak kemerahan, pengisian kapiler refill <3 detik dan tidak terdapat
edema.
2. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical 80x/menit, irama teratur, tidak terdapat
kelainan bunyi jantung dan tidak ada nyeri pada dada.
3) Sistem pencernaan
Tidak ada caries pada gigi, tidak ada penggunaan gigi palsu, stomatitis
tidak ada, lidah tampak bersih dengan salifah normal, tidak terdapat muntah
dan mual, tidak ada nyeri pada daerah perut, bising usus 18x/menit, teraba
hepar, abdomen lembek.
4) Sistem persyarafan
Keluarga mengatakan Klien mengeluh sakit kepala (vertigo),
kesadaran somnolen, - GCS : 5 E : 4 V : 4 M : 3, adanya tanda-tanda
peningkatan TIK klien mengalami nyeri kepala hebat, bicara pelo dan
disorientasi, reaksi pupil pada kedua mata baik, ukuran pupil kanan dan
kiri 2 mm, kelemahan pada ekstremitas atas dan bawah bagian kanan,
refleks patologis babinsky, refleks fisiologis normal.
Pemeriksaan nervus
Nervus 1 : klien mengalami gangguan pada penciuman.
Nervus II : klien tidak mengalami gangguan visual spasial.
Nervus III : didapatkan tidak ada dilatasi pupil.
Nervus IV : klien tidak bisa menggerakan bola mata keatas ke bawah.
Nervus V : sentuhan kornea positif, tidak bisa mengatuk otot-otot
rahang, sentuhan ringan pada wajah tidak ada respon.
Nervus VI : tidak bisa mengerakan bola mata ke samping.
Nervus VII : di dapatkan gangguan pengecapan dan wajah tidak simetris.
Nervus VIII : klien masih bisa mendengar.
Nervus VIIII : tidak ada gangguan menelan.
Nervus X : didapatkan apasia dan dysatria.
Nervus XI : didapatkan tidak bisa melawan tahanan.
Nervus XII : didapatkan tidak bisa menjulurkan lidah dan tidak bisa
menggerakan ke berbagai sisi
5) Sistem endokrin
Klien tidak ada pembesaran tiroid, napas tidak berbau keton dan tidak
ada luka ganggren. Urine dalam back penuh, klien tidak cepat haus.
6) Sistem genitourinaria
Balance cairan intake 2250 cc output 1600 ml, balance cairan + 50,
BAK warna jernih, tidak ada distensi kandung kemih, pinggang tidak sakit,
klien mengalami perubahan pola berkemih inkontenensia urine.
7) Sistem muskuloskeletal
Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan bagian kanan atas dan
bawah.
Kekuatan otot jalan seperti robot.
8) Sistem integumen dan imunitas
Turgor kulit baik, temeperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan,
keadaan kulit utuh, tidak ada kelainan pada kulit, keadaan rambut baik dan
tampak bersih.
9) Wicara dan THT
Ketidakmampuan berbicara apasia dan dysatria. Letak simetris, tidak
ada lesi, tidak terdapat serumen, tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
Fungsi pendengaran klien baik. Tidak ada tuli konduktif dan tuli persepsi.
10) Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata
normal, konjugtiva ananemis, kornea keruh, sklera anikterik, pupil isokor,
otot-otot mata tidak ada kelainan, fungsi keliatan baik klien masih bisa
melihat dengan jelas, tidak ada tanda-tanda radang, klien mengggunakan
kecamata baca, tidak menggunakan kontak lensa, reaksi terhadap cahaya
positif.
f. Data psikologis
1). Status Emosi
Emosi pasien dapat terkendali menurut keluarga klien
2). Pola Koping
Keluarga klien mengatakan setiap klien ada masalah selalu menceritakanya
kepada keluarganya
3). Gaya Komunikasi
Tidak bisa berkomunikasi langsung dengan klien karena klien dalam keadaan
linglung
4). Konsep Diri
a. Body Image : Tidak terkaji
b. Ideal Diri
Tidak terkaji
c. Peran Diri
Keluarga mengatakan bahwa ia adalah seorang istri dan ibu dari 5 orang anak
d. Identitas Diri
Pasien merupakan istri dari bapak mamat
e. Harga Diri
Tidak terkaji
f. Data Sosial
Klien memiliki hubungan baik dengan keluarganya
g. Data spiritual
Tidak terkaji
h. Data penunjang
a. Hasil Ct-scan kepala polos 31 Mei 2021
Hematoma (hygroma) frontotemporoparietal bilateral dominan sisi kiri
Subfacial kekanan ± 1,5 cm, sinistra lebih lebar. Hipodens subdural didaerah
frontotrmporolparietal kanan, kiri lebih dominan.
b. Hasil rontgen thorax 31 Mei 2021
Kesan : Gambaran HHD ( hipertensi heart disease ).
Hasil laboratorium 31 Mei 2021
Hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan
HB 14,0 13,2 - 17,3 g/dl
Hematokrit 41 40 - 25 %
Leukosit 8.01 3.80 - 10.60 Ribu/ul
Trombosit 188 150 - 440 Ribu/ul
Eritrosit 4.93 4.40 - 5.90 Juta/ul
VER 84 80 - 100 Fe
HER 28 26 - 34 Pg
KHER 34 32 - 36 g/dl
Ureum 28 10 - 50 Mg/dl
Kreatinin 1.1 < 1.4 Mg/dl
GDS 169 135 - 147 Mg/dl
Natrium 137 135 - 147 mEq/l
Kalium 4.1 3.5 - 5.0 mEq/l
Klorida 102 94 - 111 mEq/l
Program Therapy
No Nama Obat Dosis Sediaan
1 Captropil 3x25 mg IV
2 Vit K 3x1 ampul IV
3 Asam Transamint 3x1 ampul IV
4 Ranitidine 2x50 mg IV
5 Manitol 20 tpm IV
6 asering 20 tpm IV
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d adanya pendarahan d.d hasil CT scan :
Hematom frontotemporoparietal bilateral dominan sisi kiri, kesan rontgen :
gambaran HHD
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan neuromuskuler d.d aktifitas klien dibantu
sepenuhnya, kekuatan otot 2 5
2 5
3. Gangguan eliminasi urine b.d disfungsi kognitif d.d klien tidak mampu menahan
dan mengontrol BAK, serta klien terpasang kateter
08.00 E/
TD : 140/100 mmHg
Suhu : 37 C DADI
Nadi : 90 x /mnt
RR : 20 x/mnt
SPO2 : 99
Injeksi ranitidine 50 mg
E/ Keluarga menyetujui
08.45 1 Mempertahankan klien bed rest, dan
memberikan posisi nyaman 30-40 derajat
posisi kepala untuk tidak fleksi/ semi
fowler DADI
DADI
13.20 4 Melakukan perawatan kateter
E/ Daerah pemasangan kateter tampak
kotor dan lembab
DADI
04 Juni 2021 1 Mengkaji tingkat kesadaran klien dan
TTV
08.00
E/
TD : 130/90 mmHg
DADI
Suhu : 36,5 C
RR : 19 x/mnt
SPO2 : 97
Injeksi ranitidine 50 mg
E/ Keluarga menyetujui
08.45 1 Mempertahankan klien bed rest, dan
memberikan posisi nyaman 30-40 derajat
posisi kepala untuk tidak fleksi/ semi
fowler DADI
DADI
DADI
13.20 4 Melakukan perawatan kateter
E/ kateter sudah dilepas serta daerah
pemasangan kateter tampak bersih
DADI
Suhu : 36,5 C
SPO2 : 97
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan ( Pasien pulang)
05 Juni 2021 2 S : Klien mengatakan belum bisa mika
08.00 miki
O:
- kekuatan otot
DADI
3 5
3 5
- tidak adanya dekubitus
A : Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Ajarkan ROM di rumah ( klien pulang)
05 Juni 2021 3 S : Klien mengatakan sudah bisa kencing
08.00 dengan teratur
O:
DADI
- tidak terjadi inkontenensia urine
- tidak ada tanda ISK
- kulit bersih dan kering
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan ( klien pulang)
BAB IV
PENUTUP
5.3 Kesimpulan
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang di sebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
kapan saja. Stroke yang dialami oleh Ny. I adalah stroke hemoragik, dibuktikan dengan
hasil pemeriksaan CT Scan kepala polos yang menunjukan adanya hematom pada
frontotemporoparietal bilateral dominan sisi kiri.
Masalah- masalah keperawatan yang belum teratasi dan teratasi sebagian
memerlukan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam waktu yang lama. Masalah-
masalah tersebut tidak dapat teratasi dengan waktu yang singkat.
5.4 Saran
a. Perawat harus melatih ROM setiap hari agar tidak terjadinya fraktur pada otot yang
mengalami kelemahan.
b. Perawat harus memberitahukan kepada keluarga klien, bahwa klien stroke bisa terjadi
jatuh kapanpun apabila kita tidak memodifikasi lingkungan untuk keselamatan klien..
c. Rumah sakit harus menyediakan tempat tidur teknologi yang sudah ada timbangan
untuk mengukur berat badan khusus pasien bedrest tujuannya untuk mengetahui
perkembangan gangguan nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistika. 2015. Angka harapan hidup penduduk beberapa negara (1995-
2015). http://www.bps.gp.id/linkTabelstatis/view/id/1517 diakses pada tanggal 05
Juni 2021.
Tarwoto, dkk, 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Sagung Seto.
Wilkinson, Judith M. 2011 Buku saku diagnosa keperawatan : diagnosa NANDA, intervensi
NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC.