Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak
Disusun Oleh :
Tania Putri Adiguna
(P17320119040)
Tingkat 2A
A. PENGERTIAN
Autis berasal dari kata autos yang berarti diri sendiri dan isme yang berarti
aliran. Autisme berarti suatu paham yang tertarik hanya pada dunia sendiri. Autis
diduga akibat kerusakan saraf otak yang bisa muncul karena beberapa faktor,
diantaranya: genetic dan faktor lingkungan.
Autis adalah gangguan perkembangan yang mencakup bidang komunikasi,
interaksi, serta perilaku yang luas dan berat. Penyebabnya adalah gangguan pada
perkembangan susunan syaraf pusat yang menyebabkan terganggunya fungsi otak.
Autisme merupakan sindrom yang ditandai dengan kurangnya kemampuan
komunikasi, gangguan konsentrasi dan kemampuan sosialisasi, diikuti perilaku autistic
seperti hiperaktif, dan bermain dalam dunianya sendiri dengan tidak memperdulikan
lingkungannya.
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada
anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Kondisi ini menyebabkan mereka tidak
mampu berkomunikasi maupun mengekspresikan keinginannya, sehingga
mengakibatkan terganggunya perilaku dan hubungan dengan orang lain.
Klasifikasi autisme berdasarkan Childhood Autism Rating Scale (CARS)
autisme dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Autis ringan
Pada kondisi ini, anak autis masih menunjukkan adanya kontak mata walaupun
tidak berlangsung lama. Anak autis ini dapat memberikan sedikit respon ketika
dipanggil namanya, menunjukkan ekspresi-ekspresi muka, dan dalam
berkomunikasi secara dua arah meskipun terjadinya hanya sesekali. Tindakan-
tindakan yang dilakukan masih bisa dikendalikan dan dikontrol dengan mudah.
Karena biasanya perilaku ini dilakukan masih sesekali saja, sehingga masih bisa
dengan mudah untuk mengendalikannya.
2. Autis sedang
Pada kondisi ini, anak autis masih menunjukkan sedikit kontak mata, namun
tidak memberikan respon ketika namanya dipanggil. Tindakan agresif atau
hiperaktif, menyakiti diri sendiri, acuh, dan gangguan motorik yang stereotipik
cenderung agak sulit untuk dikendalikan tetapi masih bisa dikendalikan.
3. Autis berat
Anak autis yang berada pada kategori ini menunjukkan tindakan-tindakan yang
sangat tidak terkendali. Biasanya anak autis memukul-mukulkan kepalanya ke
tembok secara berulang-ulang dan terus-menerus tanpa henti. Ketika orang tua
berusaha mencegah, namun anak tidak memberikan respon dan tetap
melakukannya, bahkan dalam kondisi berada dipelukan orang tuanya, anak autis
tetap memukul-mukulkan kepalanya. Anak baru berhenti setelah merasa kelelahan
kemudian langsung tertidur. Kondisi yang lainnya yaitu, anak terus berlarian
didalam rumah sambil menabrakkan tubuhnya ke dinding tanpa henti hingga larut
malam, keringat sudah bercucuran di sekujur tubuhnya, anak terlihat sudah sangat
kelelahan dan tak berdaya. Tetapi masih terus berlari sambil menangis. Seperti ingin
berhenti, tapi tidak mampu karena semua diluar kontrolnya. Hingga akhirnya anak
terduduk dan tertidur kelelahan.
B. ETIOLOGI
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke
(NINDS), autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
1. Faktor Genetika
Faktor genetik diperkirakan menjadi penyebab utama dari kelainan autisme,
walaupun bukti kongkrit masih sulit ditemukan. Hal tersebut diduga karena adanya
kelainan kromosom pada anak autisme, namun kelainan itu tidak selalu berada pada
kromosom yang sama. Penelitian masih terus dilakukan sampai saat ini. Jumlah
anak berjenis kelamin laki-laki yang menderita autis lebih banyak dibandingkan
perempuan, hal ini diduga karena adanya gen pada kromosom X yang terlibat
dengan autis. Perempuan memiliki dua kromosom X, sementara laki-laki hanya
memiliki satu kromosom X. Kegagalan fungsi pada gen yang terdapat di salah satu
kromosom X pada anak perempuan dapat digantikan oleh gen pada kromosom
lainnya. Sementara pada anak laki-laki tidak terdapat cadangan ketika kromosom
X mengalami keabnormalan. Sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa gen pada
kromosom X bukanlah penyebab utama autis, namun suatu gen pada kromosom X
yang mempengaruhi interaksi sosial dapat mempunyai andil pada perilaku yang
berkaitan dengan autis.
2. Kelainan Anatomis Otak
Kelainan anatomis otak ditemukan khususnya di lobus parietalis, serta pada
sistem limbiknya. Sebanyak 43% penyandang autisme mempunyai kelainan di
lobus parietalis otaknya, yang menyebabkan anak tampak acuh terhadap
lingkungannya. Kelainan juga ditemukan pada otak kecil (serebelum), terutama
pada lobus ke VI dan VII. Otak kecil bertanggung jawab atas proses sensoris, daya
ingat, berfikir, belajar berbahasa dan proses atensi (perhatian). Jumlah sel Purkinye
di otak kecil juga ditemukan sangat sedikit, sehingga terjadi gangguan
keseimbangan serotonin dan dopamin, menyebabkan gangguan atau kekacauan lalu
lintas impuls di otak. Kelainan khas juga ditemukan di daerah sistem limbik yang
disebut hipokampus dan amigdala. Kelainan tersebut menyebabkan terjadinya
gangguan fungsi kontrol terhadap agresi dan emosi. Anak kurang dapat
mengendalikan emosinya, sering terlalu agresif atau sangat pasif. Amigdala juga
bertanggung jawab terhadap berbagai rangsang sensoris seperti pendengaran,
penglihatan, penciuman, perabaan, rasa dan rasa takut. Hipokampus bertanggung
jawab terhadap fungsi belajar dan daya ingat. Gangguan hipokampus menyebabkan
kesulitan penyimpanan informasi baru, perilaku diulang-ulang yang aneh dan
hiperaktif. Konsumsi obat pada ibu menyusui Obat migrain, seperti ergotamine obat
ini mempunyai efek samping yang buruk pada bayi dan mengurangi jumlah ASI.
3. Faktor Kandungan (Pranatal)
Kondisi kandungan juga dapat menyebabkan gejala autisme. Pemicu autisme
dalam kandungan dapat disebabkan oleh virus yang menyerang pada trimester
pertama. Yaitu syndroma rubella.
4. Faktor Kelahiran
Bayi lahir dengan berat badan rendah, prematur, dan lama dalam kandungan
(lebih dari 9 bulan) beresiko mengidap autis. Selain itu bayi yang mengalami gagal
napas (hipoksa) saat lahir juga beresiko mengalami autis.
5. Peradangan Dinding Usus
Sejumlah anak penderita gangguan autis, umumnya, memiliki pencernaan
buruk dan ditemukan adanya peradangan usus. Peradangan tersebut diduga
disebabkan oleh virus. Faktor Genetika Gejala autis pada anak disebabkan oleh
factor turunan. Setidaknya telah ditemukan dua puluh gen yang terkait dengan
autisme. Akan tetapi, gejala autisme baru bisa muncul jika terjadi kombinasi banyak
gen.