Disusun Oleh :
Nama : R. Du’a Sania Alfan
NIM : P17320119072
Tingkat : II B
I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur / Sex : 38 tahun / Laki - laki
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : Tamat SMA
Status Perkawinan : Menikah
Agama / Suku Bangsa : Islam / Minang - Indonesia
Alamat : Jalan Padasuka Indah B-109
No. Telepon / HP : 0811-2345-6789
Diagnosa Medis : HIV / AIDS
Tanggal Masuk RS : 5 Juni 2021 pukul 21.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 6 Juni 2021 pukul 08.00 WIB
Rujukan : RS Harapan Kasih
Pemberi Jaminan : BPJS
Sumber Informasi : Ibu kandung dan istri
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 32 tahun
Hubungan dengan Klien : Istri
Pekerjaan : Pedagang
Agama / Suku Bangsa : Islam
Alamat : Jalan Padasuka Indah B-109
No. Telepon / HP : 0822-4321-8765
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan utama saat masuk RS
Klien masuk ke RSUD Kota Bandung rujukan dari Rumah Sakit
Harapan Kasih melalui IGD pada tanggal 05 juni 2021 dengan
keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum masuk rumah
sakit.
b) Keluhan utama saat dikaji
Saat dilakukan pengkajian tanggal 06 juni 2021 pada pukul
08.00 WIB, keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat
hubungan sex bebas semenjak 3 tahun yang lalu.
Klien mengatakan badan letih, nafsu makannya kurang (makan
klien selama dirumah sakit hanya 2 sendok makan), muntah (-), mual
(+), tenggorokannya sakit saat menelan, klien mengatakan badannya
terasa lemas, pasien mengalami penurunan berat badan seberat 8 Kg,
nyeri pada perut nyeri tekan (+). Skala nyeri 5 – 6, tidur sering
terbangun pada malam hari. Klien kadang merasakan pusing, pasien
merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan aktivitas. Pasien
mengatakan dia tidak mampu untuk beraktivitas dari berbaring ke
posisi duduk sangat lemah. Klien mengatakan batuk berdahak, dada
sakit jika batuk, nafas sesak. Pendengaran pasien mulai terganggu pada
telinga bagian kanan, BAB (-).
Sejak 1 hari saat pengkajian selama dirawat dirumah sakit klien
tampak tidak menghabiskan porsi makan nya (hanya 2 sendok makan),
dan mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg, klien tampak
lemah dan letih, klien tampak susah untuk beraktifitas secara mandiri,
klien tampak kurus, klien tampak meringis menahan sakit, klien
tampak pucat, mulut klien tampak ada sariawan dan kering, klien
tampak terbaring.
Pengkajian Nyeri
Pasien mengeluh nyeri tekan pada daerah perut. Nyeri
memberat jika pasien banyak melakukan aktivitas namun tidak diiringi
dengan makan yang cukup dan nyeri mulai berkurang jika pasien
mengompres hangat perutnya. Kualitas nyeri yang dirasakan seperti
tertusuk – tusuk. Nyeri dirasakan pada bagian perut dan ulu hati
dengan skala nyeri 5 – 6 dari rentang (0 – 10). Nyeri dirasakan hilang
timbul.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya, keluarga mengatakan pasien tidak pernah dirawat di rumah
sakit sebelumnya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan keluarganya tidak ada mengalami riwayat penyakit
yang sama dengan yang diderita klien dan tidak memiliki penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi, Jantung. Penyakit menular seperti,
TBC, HIV, Hepatitis, dll.
d. Pola Aktivitas Sehari – Hari
Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1) Nutrisi
a. Jenis Nasi, lauk, dan sayur Nasi, lauk (sumber
protein), sayuran, buah
b. Frekuensi 3x sehari 3x sehari
c. Porsi ½ porsi 2 sendok makan
d. Keluhan Nafsu makan menurun Klien mengatakan
tenggorokannya sakit saat
menelan, nafsu makan
berkurang, mual dan
muntah
e. Minum 6 - 7 gelas sehari 7 – 8 gelas
2) Eliminasi BAB
a. Frekuensi 2x sehari Belum BAB
b. Konsistensi Cair, lunak tidak padat Belum terkaji
c. Warna Kuning kecoklatan Belum terkaji
d. Bau Khas Belum terkaji
e. Keluhan Pada saat BAB, sedikit Pasien belum BAB sudah 1
diare hari
3) Eliminasi BAK
a. Frekuensi 4 - 5x sehari 5 - 6x sehari
b. Warna Kuning sedikit pekat Kuning jernih
c. Keluhan Tidak ada Tidak ada
4) Personal Hygiene
a. Mandi 2x sehari, mandiri 1x hari
b. Keramas 3x seminggu Belum pernah
c. Gosok gigi 3x sehari 1-2x sehari
d. Keluhan Klien tampak susah Kebutuhan klien dibantu
untuk beraktifitas secara
mandiri
5) Pola Istirahat Tidur
a. Tidur siang 1 jam 3 jam
b. Tidur malam 6 - 7 jam sehari 5 jam
c. Keluhan Tidak ada Klien mengatakan tidur
sering terbangun pada
malam hari
6) Latihan / Olahraga
a. Jenis Jogging Belum pernah
b. Frekuensi 1x dalam seminggu Belum pernah
c. Durasi 1 jam Belum pernah
d. Keterangan Pasien sudah tidak
melakukan aktivitas baik
olahraga atau perawatan
tubuh dengan mandiri
sejak 2 bulan yang lalu
7) Gaya Hidup
a. Merokok Ya Tidak pernah
b. Minuman keras Tidak pernah Tidak pernah
c. Gaya hidup Klien mempunyai -
riwayat hubungan sex
bebas semenjak 3 tahun
yang lalu
d. Obat-obatan Tidak pernah Tidak pernah
Terlarang
e. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Composmentis (CM), GCS 13 (E4V4M5)
- Penampilan umum : Klien tampak pucat, lemah, letih dan
meringis.
- Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,5º C
Nadi : 92 x/ menit
Respirasi : 22x/ menit
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
- Antropometri : Berat Badan : 51 kg (setelah sakit) 43 kg
(sebelum sakit)
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 43 = 16,79 (Under weight)
(1,6)²
BBI : (TB - 100) – (15% (TB - 100))
= (160 – 100) – (15% (160 – 100))
= 60 – 9
= 51 Kg
Kesimpulan : Gizi kurang baik.
1) Sistem Pernafasan
Bentuk simetris, adanya peningkatan usaha dan frekuensi
pernafasan, RR : 22x/menit. Klien mengatakan batuk berdahak, dada sakit
jika batuk, nafas sesak. Pola nafas cepat. Pasien tidak mampu batuk. Tidak
adanya penggunaan otot bantu pernafasan. Bentuk thorax normal, tidak
ada retraksi otot pernafasan, tidak ada pernapasan pursed lip breathing,
tidak adanya pernafasan cuping hidung. Tidak adanya alat bantu
pernafasan. Tidak adanya lesi, tidak adanya kemerahan dan tidak adanya
pembengkakan. Ekspansi dada bergerak secara simetris, Tidak ada nyeri
tekan. Perkusi : Sonor, Auskultasi : Ronchi basah.
2) Sistem Kardiovaskuler
Tidak terdapat lesi, tidak terdapat sianosis, tidak terdapat
pembengkakan, iktus kordis tak nampak, nadi 92x / menit, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran pada daerah jantung, CRT < 2 detik. JPV
tidak meningkat, tidak ada distensi vena jugularis. Perkusi : pekak. Bunyi
jantung S1 dan S2 reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan, tidak
terdapat suara mur-mur.
3) Sistem Pencernaan
Tidak adanya lesi, tidak adanya pembengkakan, tidak ada
kemerahan. Bentuk abdomen simetris. Terdapat asites, konjungtiva
anemis, mata tidak cekung, rambut sedikit rontok, tidak ada gusi yang
membengkak, tenggorokannya sakit saat menelan, tidak adanya karies,
gigi tidak ompong, lidah posisinya simetris dan sedikit kotor, tidak ada
pembesaran tonsil. Warna kulit merata, tidak adanya massa atau
pembesaran. Bising usus 30x / menit, tidak terdengar bruit aorta
abdominalis, tidak terdengar desiran arteri, perkusi 4 kuadran suara
timpani, perkusi : tidak ada pembesaran hati, terdapat nyeri tekan pada
daerah perut dengan skala 5 – 6 (0 – 10).
4) Sistem Persyarafan
Status neurologi pasien tidak mengalami perubahan atau berada
dalam batas normal. Pasien dapat merasakan rasa asin, asam, manis, dan
pahit. Lidah normal, otot mengunyah kesan normal. Pasien dapat
menghirup dan mengenal bau-bauan. Penghidu kesan normal. Pasien
mampu mendengarkan apa yang dijelaskan dokter, perawat dan tim
kesehatan lainnya. Pasien mampu menjawab apa yang orang lain tanyakan.
Pendengaran normal. Pasien mampu melihat, ketajaman penglihatan kesan
normal, pupil normal, gerakan bola mata kesan normal, refleks kornea
normal. Sensasi kulit terhadap kasar, halus, tajam, lembek, kenyal dll
kesan normal. Tidak ada sakit kepala, tidak kesulitan untuk mengingat
sesuatu, ada kesulitan tidur karena nyeri yang dirasakan. Refleks fisiologis
(+), tidak ada kaku kuduk, brudzinsky 1,2 (-), kernig sign (-), lasaque (-).
GCS 13 (E4V4M5), pasien tidak tremor.
5) Sistem Endokrin
Tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid normal,
tidak ada bekas luka pada tiroid, tidak ada massa lain. Warna kulit sawo
matang, tidak adanya poliuri, polidipsi dan polifagi. Tidak ada benjolan
disekitar leher, tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening. Pasien
tampak lemah.
6) Sistem Genitourinaria
Tidak terdapat pembengkakan pada ginjal, warna urin kuning
sedikit pekat kadang kuning jernih, tidak nyeri saat berkemih, tidak ada
lesi tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri dibagian tersebut. Tidak
mengalami oliguria dan hematuria. Tidak mengalami gangguan BAK,
tidak ada urin menetes, tidak ada bangun malam karena BAK. Tidak ada
masalah dan keluhan dalam pengeluaran BAB. Hanya saja pada saat dikaji
pasien belum BAB.
7) Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas kiri dan kanan simetris, bentuk proporsional, warna
kulit sama dengan warna sekitar. Ekstremitas atas kiri terpasang infus RL
20 tpm. Tidak ditemukan adanya pembengkakan diarea lengan kanan atas.
Jumlah jari lengkap ada 10. Warna kulit pucat dan pasien tampak lemah.
Melakukan aktivitas dibantu. pasien merasakan nyeri pada persendian saat
istirahat dan aktivitas. CRT kembali lebih dari 2 detik. Elastisitas kulit
baik, kuku panjang dan sedikit kotor. Dapat merasakan sensasi panas,
dingin, suhu, raba. Akral hangat dan tidak terdapat salah satu tanda infeksi
pada lengan tangan atas.
Ekstremitas bawah kiri dan kanan simetris, bentuk proporsional
(tidak berbentuk X dan O), kuku kaki panjang, warna kulit sama dengan
warna sekitar dan pucat, tidak ditemukan adanya edema, tidak ada lesi dan
mengeluh nyeri pada persendian. Jumlah jari lengkap ada 10. Warna kuku
merah muda dan kuku kotor. Elastisitas kulit baik. Kulit terasa hangat.
Tidak terdapat sianosis.
Kanan – Kiri
5 5
4 4
Skala 4, aktif dapat melawan gravitasi bertahan cukup kekuatan tidak
penuh.
Skala 5, aktif dapat melawan gravitasi bertahan baik kekuatan penuh.
Kebutuhan klien dibantu. Pasien mengatakan dia tidak mampu untuk
beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah.
8) Sistem Integumen dan Imunitas
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran, kulit pucat, tidak terdapat
sianosis, tidak ada pembengkakan diarea lain baik di tangan dan kakinya.
Kulit kepala sedikit kotor. Warna kulit merata. muka tampak pucat, Tidak
ada perubahan pigmentasi kulit. Elastisitas atau turgor kulit baik. Kulit
teraba hangat, kulit merah, tidak ada luka dekubitus. Pasien mengatakan
bahwa kulitnya terdapat ruam. Kulit tampak kering. Tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening.
9) Wicara dan THT
Mulut simetris. Pasien dapat mengatupkan gigi dan tersenyum,
tidak ada karies gigi, warna gigi kekuning – kuningan, warna gusi merah
muda, tidak ada nyeri tekan pada gigi dan gusi. Tidak ada memar disekitar
mulut dan jumlah gigi 32. Pasien dapat berbicara dengan jelas, dan dua
arah. Tidak ada keluhan pada saat berbicara. Pasien mampu
mengungkapkan apa yang ia rasakan. Pasien selalu mengajak keluarganya
untuk mengobrol. Tidak ditemukan adanya gigi palsu maupun kelainan
pada sekitar mulut. mulut klien tampak ada sariawan dan kering.
Telinga pasien simetris, warna telinga sama dengan warna sekitar,
tidak ada lesi, ukuran dan bentuk telinga proporsional, dan tidak adanya
nyeri tekan. Ada sedikit serumen. Pasien dapat mendengar dan menjawab
pertanyaan perawat dengan benar. Kemampuan mendengar antara telinga
kiri dan kanan sama. Pasien tidak memakai alat bantu dengar. Pendengaran
pasien mulai terganggu pada telinga bagian kanan.
Bentuk hidung simetris, ukuran dan bentuk hidung proporsional,
tidak adanya benjolan, tidak adanya secret, tidak adanya pernafasan cuping
hidung. Warna hidung sama dengan warna sekitar, tidak ada lesi. Pasien
dapat mencium bau-bauan, dan tidak adanya nyeri tekan. Tidak ada
edema, tidak ada pembengkakan pada mukosa hidung, tidak ada
pembesaran concha nasalis, tidak ada polip.
Pasien tampak kesulitan menelan, tidak ada radang di tenggorokan,
tidak ada pembesaran tonsil.
10) Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, alis mata simetris, distribusi alis merata,
tekstur rambut alis halus, hpergerakan alis mata kanan dan kiri naik turun.
Tidak ada lesi, posisi kelopak mata sejajar dengan ujung telinga bagian
atas, tidak ada benjolan, frekuensi refleks kedip 11x/ menit, bulu mata
melengkung keatas. Sklera putih/anikterik, konjungtiva anemis, dan mata
tidak cekung. Pupil mengecil saat terkena cahaya. Tidak adanya nyeri
tekan dan edema, mata tidak mengeluarkan cairan berlebih, kornea mata
jernih, tidak adanya kelainan di tepi iris. Pasien mampu membaca majalah
dan koran. Jarak penglihatan baik pasien mampu membaca dari jarak dekat
maupun jauh, tidak ada masalah penglihatan, seperti katarak, dll.
f. Data Psikologis
a) Status emosi
Emosi pasien stabil, pasien terlihat selalu berdoa untuk meminta
kesembuhan.
b) Kecemasan
Pasien mengatakan cemas dan gelisah.
c) Pola koping
Pasien dapat menyelesaikan masalah karena ia selalu mengemukakan
pendapatnya dan berdiskusi dengan keluarganya.
d) Gaya komunikasi
Pasien berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Sunda dan Minang
namun bisa juga dengan bahasa Indonesia dan komunikasinya terbuka.
Pasien berkomunikasi dengan suara keras sehingga keluarga dan perawat
bisa mendengarkan apa yang pasien ucapkan.. Pasien bisa berkomunikasi
dengan dua arah.
e) Konsep diri
Body image : Pasien merasa gelisah dan murung karena dirawat di
RS.
Ideal diri : Pasien ingin segera sembuh karena ingin berkumpul
kembali dengan keluarga di rumah juga rekan
dagangnya.
Peran : Pasien sebagai seorang suami, dan seorang biasanya
selalu berangkat ke pasar untuk berdagang bersama
istrinya. Pasien selalu berdagang di pasar mulai dari
pukul 19.00 – 24.00 WIB.
Identitas : Pasien merupakan seorang laki – laki, pasien akan
merasa canggung dan malu jika bagian genetalia
dibersihkan oleh perawat. Pasien biasanya meminta
agar keluarganya diajarkan untuk merawat area
intimnya.
Harga diri : Pasien merasa tidak berdaya karena kondisinya saat
ini. Ketika di rumah, pasien biasanya dapat melakukan
sesuatu secara mandiri, akan tetapi saat ini pasien
membutuhkan bantuan orang lain.
g. Data Sosial
Pasien selalu memberikan responnya ketika diajak bicara dengan
seseorang baik itu orang dekat maupun tidak dekat, orang yang dekat dengan
pasien yaitu keluarganya sendiri dan orang yang sangat dipercayai oleh pasien
yaitu istri dan anaknya. Saat pasien sedang berinteraksi, tampaknya pasien
aktif dan kepribadiannya itu adalah terbuka dan ramah. Pasien senang berbagi
dan sering bersosialisasi dengan orang lain.
h. Data Spiritual
- Makna hidup : Pasien mengatakan bahwa ia akan taat
beribadah dan akan selalu bersyukur kepada
Allah dalam keadaan / kondisi bagaimanapun.
- Pandangan terhadap
Sosial : Pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya,
pasien menganggap sakitnya adalah cobaan dari
Allah. Keluarga pasien selalu memberi
dukungan kepada pasien untuk selalu bersabar
dan berdoa. Pasien pasrah terhadap Tuhannya.
- Keyakinan akan
Sembuh : Pasien yakin akan sembuh dari sakitnya.
- Kemampuan beribadah
Saat sakit : Pasien melaksanakan sholat dengan keadaan
duduk di bed pasien dan hanya bisa berwudhu
dengan cara tayamum.
i. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 05/06/2021 Pukul 21.20 WIB
MCV 80,4 - fl -
MCH 27,7 - Pg -
RDW – SD 36,8 - Fl -
RDW – CV 13,0 - % -
EO 0,04 10³/uL - -
6 Loperamid 4 – 8 mg 3 x 1 Oral
(memperlambat
pergerakan usus sehingga
feses menjadi lebih padat)
2. Analisa Data
Immunocompromise
Organ target
Saraf
Ensephalopasi akut
Peradangan saluran
pernafasan dan jaringan
paru
Tidak dapat
mengeluarkan sekret
Infeksi jamur
Peradangan mulut
Penurunan BB
Defisit Nutrisi
DS : Klien mempunyai Intoleransi Aktivitas
Pasien mengatakan dia riwayat hubungan sex
tidak mampu untuk bebas semenjak 3 tahun
beraktivitas dari berbaring yang lalu
ke posisi duduk sangat
lemah. Pasien terinfeksi HIV
DO :
- Frekuensi jantung Virus beredar dalam
meningkat, yakni darah atau jaringan
92 x / menit mukosa
- Frekuensi nafas
meningkat, yakni Virus menginfeksi sel
22 x / menit yang mempunyai
molekul CD4 (Limfosit
T4, Monosit, Sel
Dendrit, Sel
Langerhans)
Peradangan saluran
pernafasan dan jaringan
paru
Kerusakan alveoli
Gangguan perfusi
oksigen ke jaringan
Lemas / kelemahan
Intoleransi Aktivitas
DS : Klien mempunyai Gangguan Integritas
Pasien mengatakan bahwa riwayat hubungan sex Kulit / Jaringan
kulitnya terdapat ruam. bebas semenjak 3 tahun
DO : yang lalu
- Kulit tampak kering
- Kulit tampak merah Pasien terinfeksi HIV
Organ target :
dermatologi
Gangguan Integritas
Kulit / Jaringan
DS : HIV / AIDS Defisit Pengetahuan
Klien mempunyai riwayat
hubungan sex bebas Perubahan status
semenjak 3 tahun yang lalu kesehatan
DO :
- Menunjukkan Kurang terpapar
perilaku yang tidak informasi
sesuai dengan
anjuran yang telah Defisit pengetahuan
dijabarkan diatas
(melakukan sex
bebas)
- Menunjukkan
persepsi yang keliru
terhadap masalah
(pasien tidak
mengetahui
mengenai bahaya
bahaya sex bebas
yang merupakan
penyebab utama
timbulnya HIV /
AIDS)
4) Pemberian
4) Berikan analgetik dapat
analgetik untuk membantu
mengurangi nyeri
mengurangi 5) Teknik distraksi
nyeri. dapat membantu
5) Ajarkan teknik mengalihkan
distraksi perhatian pasien
ketika nyeri
2 Bersihan Jalan Setelah dilakukan 1) Monitor 1) Mengetahui
Nafas Tidak Asuhan Keperawatan frekuensi, dan adanya kesulitan
Efektif b.d Sekresi selama 3 x 24 jam bunyi nafas pasien dalam
yang tertahan di diharapkan bersihan tambahan 3 x 1 bernafas
jalan nafas d.d jalan nafas dimulai pukul
Klien mengatakan meningkat, dengan 08.00 WIB
batuk berdahak, Kriteria Hasil : 2) Posisikan semi 2) Meningkatkan
dada sakit jika - Batuk efektif fowler atau ekspansi dada
batuk, nafas sesak, meningkat fowler dan pengeluaran
Pasien tampak - Nyeri dada sputum
tidak mampu menurun 3) Berikan air 3) Mengencerkan
batuk, Terdapat - Sesak nafas minum yang lendir / sputum
suara nafas menurun hangat yang menetap di
tambahan : ronchi - Ronchi basah jalan nafas
basah, Frekuensi menurun 4) Ajarkan batuk 4) Mengeluarkan
nafas meningkat, - Frekuensi efektif sputum yang
yakni 22 x / menit nafas berebih dalam
membaik, jalan nafas
yakni 16 – 20 5) Kolaborasi 5) Mengobati
x / menit dalam infeksi bakteri
pemberian pada saluran
levofloxacin pernafasan
500 mg 1 x 1
IV setiap pukul
10.00 WIB
6) Kolaborasi 6) Mengatasi
dengan tim peradangan di
medis dalam tenggorokan
pemberian
Dexamethason
e 0,75 – 9 mg 3
x 1 via oral
dimulai pukul
08.15 WIB
7) Kolaborasi 7) Menangani dan
dalam mencegah PCP
pemberian pada pasien HIV
Cotrimoxazole yang mempunyai
forte 800 mg 1 daya tahan tubuh
x 1 Oral setiap menurun
pukul 08.15
WIB
3 Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan 1) Monitor asupan 1) Mengetahui
Ketidakmampuan Asuhan Keperawatan dan status nutrisi
menelan d.d Pasien selama 3 x 24 jam pengeluaran pasien dalam
mengeluh nyeri diharapkan status makanan dan kategori
pada perut, nyeri nutrisi membaik, BB setiap kurus,sedang /
tekan (+) dan nafsu dengan Kriteria pukul 08.00 gemuk untuk
makan menurun, Hasil : WIB mempermudah
BB menurun lebih - Keluhan dalam
dari 10 %. BB nyeri pada menetapkan
awal 51 kg BB bagian perut / diagnosa dan
pada saat dikaji di abdomen intervensi
RS 43 kg dari TB menurun selanjutnya
160 cm. IMT - Nafsu makan 2) Lakukan oral 2) Keadaan mulut
(Underweight), membaik hygiene yang bersih dan
Bising usus - BB sebelum makan segar agar
hiperaktif, 30 x / meningkat meningkatkan
menit, Pasien - Bising usus motivasi makan
tampak kesulitan membaik, pasien
menelan, yakni 5 – 25 3) Sajikan 3) Menurunkan rasa
Sariawan, Pasien x / menit makanan dalam mual yang
tampak pucat, - Kesulitan keadaan masih dirasakan sebagai
Rambut sedikit menelan hangat dan pemicu
rontok, Pasien menurun porsi sedikit timbulnya
hanya makan 2 - Sariawan namun sering muntah
sendok pada saat di menurun 4) Kolaborasi 4) Mempermudah
RS - Pucat dengan tim dalam
menurun medis dalam memasukkan
- Rambut pemberian makanan dan
rontok makan dan obat pada pasien
menurun obat melalui yang mengalami
- Porsi makan NGT kesulitan
meningkat menelan
makanan
5) Kolaborasi 5) Meningkatkan /
dengan tim menambah nafsu
medis dalam makan
pemberian
curcuma 1
sendok teh 3 x
1 oral.
6) Kolaborasi 6) Mengatasi tukak
dengan tim lambung
medis dalam
pemberian
prosogan 30
mg 1 x 1 oral
4 Intoleransi Setelah dilakukan 1) Monitor 1) Mengetahui
Aktivitas b.d Asuhan Keperawatan kelelahan fisik penyebab dari
Lemas / selama 3 x 24 jam dan emosional kelemahan pada
Kelemahan d.d diharapkan toleransi 3 x 1 dimulai pasien
Pasien mengatakan aktivitas meningkat, pukul 08.40
dia tidak mampu dengan Kriteria WIB
untuk beraktivitas Hasil : 2) Lakukan 2) Meningkatkan
dari berbaring ke - Kemudahan latihan ROM kekuatan otot dan
posisi duduk dalam aktif mencegah
sangat lemah, melakukan kekakuan
Frekuensi nafas aktivitas 3) Berikan 3) Menurunkan
meningkat, yakni meningkat aktivitas stress dan
22 x / menit - Keluhan distraksi yang memberikan
lemah menyenangkan ketenangan
menurun (mendengarkan
- Frekuensi musik,
nadi mengobrol,
membaik, membaca)
yakni 60 – 4) Kolaborasi 4) Meningkatkan
100 x / menit dengan ahli status nutrisi
- Frekuensi gizi tentang pasien
nafas cara
membaik, meningkatkan
yakni 16 – 20 asupan
x / menit makanan
IV. IMPLEMENTASI
No Tanggal dan Tindakan Diagnosa Paraf
Jam Keperawatan
1 6 / 6 / 2021
Pukul 08.00
WIB Monitor asupan dan pengeluaran 3
makanan dan BB setiap pukul
08.00 WIB
E/ Pasien mengatakan hanya
menghabisakan 2 sendok makan
selama di RS, mual (+) namun
muntah (-).
Pasien tampak kurus, pada saat
dikaji adanya penurunan BB lebih
dari 10% dari BB sebelum ke RS
yakni 51 kg. Kali ini BB pasien
43 kg, dengan hasil IMT
(Underweight)
Pukul 08.00 Lakukan pengkajian nyeri secara 1
WIB
komprehensif termasuklokasi,
karakteristik, durasi,frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi.
E/ Klien mengatakan merasakan
nyeri dibagian perut dan
persendiaannya.
Pukul 10.30
WIB Memberikan aktivitas distraksi 4
yang menyenangkan
(mendengarkan musik,
mengobrol, membaca)
E/ Pasien mengatakan bahwa
dirinya ingin menonton TV,
setelah 20 menit menonton TV
pasien tampak tertidur.
Pukul 12.30 Menyajikan makanan dalam 3
WIB
keadaan masih hangat dan porsi
sedikit namun sering
E/ Pasien mengatakan mual
berkurang pada saat diberikan
makanan yang hangat
Memberikan asupan cairan yang 2
hangat
E/ Pasien mengatakan keinginan
untuk mengeluarkan dahak
meningkat. Pasien merasa lebih
nyaman pada saat diberikan air
hangat.
Pukul 13.30 Kolaborasi dengan dokter 1
WIB
pemberian analgetik
E/ Klien tidak ada alergi terhadap
obat
Pukul 13.30 Mengajarkan batuk efektif 2
WIB
E/ Pasien mengatakan mampu
melakukan batuk efektif tanpa
arahan perawat. Dahak yang
dikeluarkan tampak banyak dan
masih tampak kental.
Pukul 13.35 Menyediakan materi dan media 6
WIB
pendidikan kesehatan
E/ Perawat menyiapkan leaflet
untuk diberikan kepada pasien.
Pasien mengatakan dirinya senang
diberikan bahan bacaan untuk
mengingatkan terus mengenai
informasi yang nantinya dibahas
Pukul 14.00 Menjelaskan faktor risiko yang 6
WIB
dapat mempengaruhi timbulnya
penyakit HIV
E/ Pada saat diberikan penjelasan
pasien mengatakan bahwa dirinya
paham tentang topik pembahasan.
Perilaku sesuai anjuran meningkat
Kemampuan menjelaskan tentang
suatu topik meningkat
Mengajarkan perilaku hidup 6
bersih dan sehat untuk
menghindari penyakit HIV
E/ Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat. Pasien
mengatakan bahwa dirinya akan
berhenti sex bebas dan disaksikan
oleh istrinya. Istrinya akan selalu
mengontrol aktivitas pasien.
Pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun.
V. EVALUASI
No Tanggal dan Dx Evaluasi Paraf
Jam
DAFTAR PUSTAKA