Anda di halaman 1dari 2

Telok Abang, Tradisi Orang Palembang Rayakan Hari Kemerdekaan

Telok Abang, dalam bahasa Palembang, Telok berarti telur dan Abang berarti
Merah. Telok Abang adalah telur rebus yang berwarna merah. Asal mula Telok Abang ini
dimulai sejak peringatan Ulang Tahun Ratu Belanda Wilhelmina II saat Indonesia masih
dijajah Belanda. Sejak Palembang resmi lepas dari era penjajahan Untuk memeriahkannya,
masyarakat Kota Palembang membuat telur yang dicat merah. Awalnya telok abang ini
menggunakan telur itik, namun kini dengan telur ayam. Pada peringatan HUT Kemerdekaan
RI, Telok Abang ini biasanya ditancapkan di perahu, pesawat terbang dan mobil-mobilan
yang terbuat dari kayu atau gabus. Sedangkan pada peringatan HUT Palembang di bulan Juni,
ada Festival Telok Abang. Ribuan telur berwarna merah ini diperebutkan oleh seluruh peserta
Festival, baik masyarakat Palembang hingga pengunjung yang datang.
Momen hari kemerdekaan selalu menjadi saat yang dinanti oleh banyak orang di belahan
bumi ini. Termasuk kita yang ada di Indonesia. Tak heran, berbagai kegiatan pun dipersiapkan
demi menyambut hari bersejarah ini. Dari sekedar melaksanakan upacara, mengadakan lomba-
lomba, hingga menggelar sejumlah tradisi unik. Tradisi ini berlanjut, pun meski Indonesia telah
terbebas dari Belanda. Sebagai gantinya, digunakan untuk merayakan hari kemerdekaan RI. Cara
melakukan permainan ini adalah dengan merebus telur terlebih dahulu. Setelah itu telur dicat
dengan warna merah dan diletakkan di wadah. Wadah bisa beragam, dari kapal mainan kecil,
mainan berbentuk mobil hingga pesawat. Kapal, pesawat atau mobil tempat meletakkan telok
abang ini dibuat dari berbagai macam bahan. Ada yang dibuat dengan kardus, kayu, juga
Styrofoam. Namun, aslinya mainan ini dibuat dari akar kayu gabus. Namun dikarenakan harga
kayu yang mahal, sekarang pembuatan miniatur kapal dan pesawat lebih banyak menggunakan
kardus. Para penjual musiman Telok Abang biasanya menjajakan dagangannya di emperan jalan
hingga memenuhi sudut Kota Palembang.
Tradisi ini memiliki arti tersendiri. Bukan sekadar mainan, namun juga sebagai simbol
perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah. Permainan
tradisional Kapal Telok Abang merupakan perkembangan perubahan zaman. Sebelumnya, hanya
permainan tradisional tanpa telur berwarna merah. Hadirnya telok abang seiring dengan
penjualan dan inovasi pengrajin yang menghadirkan permainan dengan bonus telur. Kapal Telok
Abang dijual sekitar Rp30-50 ribu.
. Transisi adanya perkembangan teknologi saat ini, peminat Kapal Telok Abang
mengalami penurunan. Bahkan semarak simbolis perayaan dengan identitas permainan
tradisional pun mulai tertinggal zaman. Kebanyakan anak-anak lebih memilih internet
dan gadget ketimbang bermain dengan kearifan lokal. Diharapkan ke depan Kapal Telok Abang
tidak hilang dan terkikis perubahan. Apalagi bagi sebagian pengrajin, permainan tersebut
merupakan mata pencaharian yang melahirkan karya tradisi bangsa. Diharapkan pemerintah ikut
berkontribusi melaksanakan pembinaan serta mendekatkan tradisi sebagai aset wisata.
Karena bahan yang tidak aman untuk dikonsumsi, saat ini para penjual mengganti
pewarna kesumbo dengan pewarna kue atau yang biasa dikenal dengan abang kue. Bentuk
telok abang pun kian tahun semakin variatif, bila dulu hanya dipadukan dengan kapal laut dan
kapal terbang yang terbuat dari bahan gabus berwarna kuning, maka saat ini bentuk dan
warnanya sudah dibuat lebih banyak, biasanya di bagian atas mainan kapal-kapalan gabus ini
diletakkan telok abang, sehingga menambah suasana semakin semarak dan menarik bagi
anak-anak balita untuk membelinya. Mengenai harga jual bervariasi tergantung tingkat
kesulitan membuat kapal berbahan gabus tersebut, di samping itu perbedaan harga juga
ditentukan oleh keberadaan telok abang. 

Sumber:

http://suaraindonesia.id/blog/2017/08/31/asal-usul-telok-abang/
Penulis : admposting
Tanggal : 31 Agustus 2017

https://sumsel.idntimes.com/life/education/feny-agustin/kapal-telok-abang-tradisi-tahunan-
momen-kemerdekaannbspdi-palembang/4

Penulis : Feny Maulia Agustin

Tanggal : 14 Agustus 2020

https://www.palembang-tourism.com/media.php?module=detailberita&id=422-festival-telok

Penulis : Selvy

Tanggal : 03 Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai