Anda di halaman 1dari 14

Penarikan Contoh Sistematik

(Systematic Sampling)

Pertemuan VI
Keuntungan

Apa keuntungan penarikan contoh acak


sistematik dibandingkan penarikan contoh acak
sederhana?
Prosedur Penarikan Contoh Sistematik
Cari informasi besarnya N

Tentukan n, menggunakan formula


contoh acak sederhana

Tentukan k = N/n (bulatkan)

Acak bilangan 1, 2, …, k. Misalkan


diperoleh m (1  m  k)

Objek yang terpilih adalah objek ke-m,


ke-(m+k), (m+2k), …, (m+(n-1)k) pada
kerangka penarikan contoh
Kerangka Penarikan Contoh
Kerangka penarikan contoh tidak selalu harus berupa
daftar di kertas, tapi bisa berbentuk abstrak. Misalnya
barisan pengunjung tempat belanja atau tempat wisata.
Atau mungkin berupa satuan contoh yang tertata dengana
aturan tertentu, misalnya rumah di kompleks perumahan
atau toko di suatu pertokoan.

N dapat diketahui dengan pasti pada kasus tertentu, tapi


pada kasus lain tidak dapat ditentukan sehingga harus
diasumsikan (diduga). Misalnya pada kasus pengunjung
tempat belanja.
Ilustrasi
Objek dalam populasi dibayangkan berada pada
suatu barisan, kemudian setiap k buah objek
diambil secara acak dan sistematik 1
objek. Misalkan populasinya adalah pengunjung
supermarket. Jelas tidak ada daftar yang
memuat semua pengunjung supermarket
tersebut. Kemudian misalkan peneliti
memutuskan untuk mengambil 1 orang dari 5
orang yang masuk. Dilakukan pengacakan dulu
apakah orang ke 1, 2, 3, 4 atau 5 yang
terambil. Misalkan orang yang ke 4 yang terpilih,
selanjutnya dipilih orang urutan masuk ke 9, 14,
19, 24 dan seterusnya yang dipilih sebagai contoh.
Pendugaan Rataan Populasi ()
n

y  2
1  (n  1)  
i
̂  ysy  i 1
V ( ysy ) 
n n
dengan  adalah korelasi antar pasangan objek contoh
sistematik dari frame yang sama. Nilai ini tidak dapat
dihitung hanya menggunakan satu conth sistematik,
sehingga ragam penduga didekati dengan ragam penduga
rataan contoh acak sederhana.

 N n
2
ˆ s
V ( y sy )   
n N 
Pendugaan Total Populasi ()
n

y  2
1  (n  1)  
i
ˆsy  Nysy  N i 1
V (ˆsy )  N 2
n n
dengan  adalah korelasi antar pasangan objek contoh
sistematik dari frame yang sama. Nilai ini tidak dapat
dihitung hanya menggunakan satu conth sistematik,
sehingga ragam penduga didekati dengan ragam penduga
rataan contoh acak sederhana.

 N n
2
ˆ s
V (ˆsy )  N 2
 
n N 
Teladan
Suatu survei dilakukan untuk menghitung jumlah penduduk wanita dalam
suatu desa di suatu propinsi. Survei dilakukan di 212 desa dengan
menggunakan metode penarikan contoh sistematik, berikut hasilnya:

Dugalah rata-rata jumlah penduduk


Desa Jumlah y2
wanita di propinsi tersebut serta hitung
Wanita (y)
ragamnya jika diketahui jumlah populasi
1 82 6724 desa sebanyak 1484.
2 76 5776 n

3 83 6889 y i
17.066
… … ˆ  ysy  i 1
  80,5
n 212
210 84 7056
 N n
2
211 80 6400 ˆ s
V ( ysy )   
212 79 6241 n N 
Total 17.066 1.486.800 535,483  1484  212 
    2,16
212  1484 
Tiga Tipe Populasi
Random Population V ( ysy )  V ( y )
Tiga Tipe Populasi
Ordered Population V ( ysy )  V ( y )
Tiga Tipe Populasi
Periodic Population V ( ysy )  V ( y )
Tiga Tipe Populasi
Periodic Population V ( ysy )  V ( y )
Pendugaan Proporsi Populasi (p)
Nilai y = 1 untuk Ya, dan y = 0 untuk Tidak
n

y i
pˆ sy  ysy  i 1
n
ˆ sy (1  pˆ sy )  N  n 
p
Vˆ ( pˆ sy )   N 
n 1
Penarikan Contoh Sistematik Berulang

Pelajari sub-bab 7.6 Scheaffer et al, dan buat


rangkuman terhadap sub-bab tersebut.

Anda mungkin juga menyukai