Anda di halaman 1dari 21

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351998994

Publikasi Artikel di Jurnal Internasional

Presentation · May 2021

CITATIONS READS

0 38

1 author:

Dipa Nugraha
Universitas Muhammadiyah Surakarta
35 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Indonesian Literature and Nationalism View project

All content following this page was uploaded by Dipa Nugraha on 31 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


“PUBLIKASI ARTIKEL DI JURNAL INTERNASIONAL” ©Dipa Nugraha
D I S A M PA I K A N DA L A M W E B I N A R K L I N I K A R T I K E L I L M I A H I N T E R N A S I O N A L dipa.nugraha@ums.ac.id
3 1 M E I 2 0 2 1 – U N I V E R S I TA S S E B E L A S M A R E T S U R A K A R TA PBSI – FKIP – UMS
BAGIAN I

PENDAHULUAN

2
PROFIL SAYA
• Staf Pengajar di PBSI FKIP UMS
• Laman Google Scholar
• Laman blog pribadi: https://dipanugrahaliterature.home.blog/

Keterlibatan dalam Pengelolaan Jurnal Nasional dan Internasional:


• Editor Bagian (Section Editor) untuk IJOLAE Universitas Muhammadiyah Surakarta (SINTA 2)
• Editor Bagian untuk Kembara UMM (SINTA 2)
• Editor Bagian untuk Stilistika UM Surabaya (SINTA 4)

• Penelaah sejawat (reviewer) untuk jurnal Kajian Linguistik dan Sastra FKIP UMS (SINTA 4)
• Reviewer untuk Enthymema terbitan Università degli Studi di Milano (SCOPUS)
• Reviewer untuk Wenshan Review of Literature and Culture terbitan National Chengchi University
(SCOPUS)
• Reviewer untuk Heliyon terbitan Elsevier (SCOPUS)
3
PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH
▪ amal ibadah (berbagi ilmu, memberikan perubahan ke arah lebih baik, memberikan batasan
baik-buruk dan atau layak-tidak layak)
▪ semangat eksistensial: publish or perish
▪ kebutuhan sebagai akademisi (mengekspresikan diri sebagai akademisi atau kebutuhan akan
being dan becoming seperti dalam filosofi beingness atau piramida Maslow, kenaikan pangkat
profesi dosen atau peneliti)
▪ tuntutan profesi dosen (Tridarma PT, kewajiban sesuai jabatan fungsional tertentu yang
berimbas kepada remunerasi) atau tuntutan sebagai mahasiswa untuk syarat kelulusan
▪ diseminasi alam pikiran, cara pandang dunia, idealisme, (kritik) ideologi: dialog diskursif
▪ insentif (beberapa PT memberikan insentif dengan nominal tertentu, mis. sampai dengan 20 juta rupiah seperti di UMM sesuai
SK Rektor Nomor 960 Tahun 2019 yang sama dengan insentif di Universitas Negeri Yogyakarta sesuai peraturan Rektor Nomor
42 Tahun 2019, hingga 25 juta rupiah seperti UGM yang sama dengan insentif di ITS sesuai panduan tahun 2020, atau
Universitas Airlangga yang memberikan insentif publikasi hingga 50 juta rupiah sesuai SK Rektor Nomor 32 Tahun 2016)

4
BAGIAN II

VENUE ATAU TEMPAT PUBLIKASI

5
PENGECEKAN JURNAL (1)
1. Indeksasi Jurnal (Scopus, Q1-Q4, SJR; Sinta, S1-S6; Web of Science, Impact Factor) dan
Keperluan Terbit Artikel. Catatan penting: Scopus dan WoS, bukan Scopus saja, dipergunakan Dikti sebagai
tolok ukur kualitas publikasi global. Manakala perankingan dan kompetisi global tidak terelakkan, kita butuh alat
ukur tertentu. Scopus dan WoS ‘dibutuhkan’ dalam konteks ini.
a) Keperluan Syarat Ujian Tesis atau Disertasi – Bab VII Standar Kompetensi Lulusan Pasal 10 di Universitas Sebelas Maret

Sumber: Peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret Nomor: 585/UN27/HK/2016 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Program Magister dan Program Doktor di Universitas Sebelas Maret, hlm. 10-11
6
PENGECEKAN JURNAL (2)
b) Keperluan Kum Pengajuan Kenaikan Pangkat

Sumber: Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Jabatan Akademik/Pangkat Dosen (PO PAK) – Oktober 2019, hlm. 23
7
PENGECEKAN JURNAL (3)
c) Keperluan Kum Pengajuan Jabatan Fungsional Masa Kerja Kurang dari 8 tahun untuk LK atau kurang dari 10
tahun untuk GB
Wajib mempunyai artikel yang terbit di “jurnal terindeks dalam basis data internasional bereputasi yang diakui oleh
Kemenristekdikti (Clarivate Analytics Web of Science dan/atau Scopus) dengan SJR jurnal di atas 0,10 atau memiliki JIF
Clarivate Analytics WoS paling sedikit 0,05” untuk pengajuan LK.
Sementara itu, untuk GB aturannya adalah wajib mempunyai artikel yang terbit di “jurnal terindeks dalam basis data
internasional bereputasi yang diakui oleh Kemenristek dikti (Clarivate Analytics Web of Science dan/atau Scopus)
dengan dengan SJR jurnal atau JIF Clarivate Analytics Web of Science sesuai dengan rata-rata nilai faktor dampak
(impact factor) di klaster bidang ilmunya.”
Untuk mengecek SJR bisa ke laman web Scopus (gratis) sedangkan IF harus masuk ke laman web Clarivate yang aksesnya
terbatas. Ada cara lain untuk mendapatkan SJR dan IF sebuah jurnal yaitu melalui laman web Resurchify.com.

Sumber: Tambahan Suplemen Perubahan dari Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Jabatan Akademik/Pangkat Dosen Tahun 2019 (PO PAK 2019), hlm. 2
8
PENGECEKAN JURNAL (4)
2. Perkara Wibawa (Prestise) Jurnal: Penerbit, Usia Jurnal, Editor Jurnal mis. jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en
Volkenkunde (Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia) dari penerbit Brill yang telah terbit sejak 1853. Posisi Q1
dengan SJR 0.235 dan IF 0.79 sangat tinggi untuk ukuran jurnal Humaniora.

3. Perihal Potensi Sitasi: Open Access atau Tidak


▪ Artikel yang aksesnya dibuat Open Access mendapatkan 32% lebih besar kemungkinan sitasi dan 6 kali lebih banyak potensi diunduh.

4. Masalah Submission Fee, Article Processing Charge (APC), Waiver, dan Kebutuhan Terbit Ulang Kelak
▪ Submission Fee US$100 mis. Kasetsart Journal - Social Sciences + APC jika diterima
▪ APC US$ 250 mis. Pertanika Journal of Social Sciences & Humanities
▪ APC US$ 300 mis. GEMA Online® Journal of Language Studies atau 3L: Language, Linguistics, Literature
▪ Bisa mendapat waiver sehingga free kalau tidak ada sponsor atau berbayar US$ 150 mis. Rupkhata
▪ Bisa semahal US$ 1,750 belum termasuk pajak mis. Heliyon
▪ Free mis. Issues in Educational Research
▪ Sistem hybrid: Berbayar untuk Open Access atau free untuk non-Open Access dengan masa embargo tertentu mis. Asia-Pacific
Journal of Teacher Education memberi opsi artikel menjadi Open Access dengan APC US$ 2,990 belum termasuk pajak atau
free dengan masa embargo 2 tahun.
▪ Taylor and Francis dan Routledge mempunyai laman untuk mengecek harga APC untuk semua jurnalnya klik ini. Penerbit besar
lainnya seperti Elsevier juga memiliki laman unduh fail .xls untuk daftar harga APC yang dapat diklik di sini.
▪ Periksa juga masalah Copyright Transfer Agreement: adanya hak eksklusif penyerahan kuasa penerbitan atau tidak, mis.
jurnal Wacana Seni

Rujukan:
✓ Sugimoto, C. R., Larivière, V., Ni, C., & Cronin, B. (2013). Journal acceptance rates: a cross-disciplinary analysis of variability and relationships with journal measures. Journal
of informetrics, 7(4), 897-906.
9
✓ Taylor & Francis input to UKRI Open Access Review
PENGECEKAN JURNAL (5)
5. Kekerapan atau Frekuensi Penerbitan
• Continuous Publication Model mis. Rupkhata, atau Heliyon yang terbit 72 jam sesudah artikel diterima.
• Setiap bulan, mis. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research
• Setiap 3 bulan sekali, mis. International Journal of Instruction, Journal of Social Studies Education Research (JSSER), dan
Asian Journal of University Education.
• Setiap 4 bulan sekali, mis. Manusya: Journal of Humanities dan Humanities, Arts and Social Sciences Studies (HASSS)
• Setiap 6 bulan mis. Kemanusiaan, Jurnal Cakrawala Pendidikan, dan Asian Ethnology

6. Review Period dan Acceptance Rate


• Keputusan dalam waktu 2 minggu, mis. International Journal of Educational Research
• Review period 3 bulan mis. Rupkhata dan Pertanika Journal of Social Sciences & Humanities
• Acceptance rate ditampilkan di laman jurnal mis. International Journal of Instruction atau dalam bentuk unduhan, mis.
Pertanika Journal of Social Sciences & Humanities. Bisa juga dengan mengakses laman APA yang dapat diklik berikut
yang memberi statistik operasi dari jurnal-jurnal yang ada.

Data tersebut di atas penting di dalam strategi target publikasi: semakin kerap terbit, semakin pendek review
period, dan semakin tinggi acceptance rate maka semakin besar kans untuk cepat terbit. Meski demikian,
perhatikan juga hal-hal yang perlu diselidiki terkait dengan potensi sebuah jurnal terdepak dari indeks Scopus
atau tidak di salindia berikutnya.

10
7. Abnormalitas Jurnal
PENGECEKAN JURNAL (6)
Memprediksi kemungkinan didepak atau tidaknya sebuah jurnal oleh lembaga pengindeks
a. Masalah Enam Mitos: 1) mitos penerbit besar vs kecil, 2) penerbit kampus vs penerbit
swasta, 3) mitos gratis + Open Access + WoS pasti aman vs. berbayar pasti aman
indeksasi, 4) mitos negara IPB (India, Pakistan, Bangladesh) vs. negara non-IPB, 5) mitos
multidisplin, 6) Q1 pasti aman terindeks Scopus vs. Q4 rentan terdepak dari indeks
Scopus (laman web unduh daftar jurnal terdepak dari indeks Scopus – Download source
title list)
▪ Jurnal Journal of Generic Medicines dari penerbit besar Sage terdepak pada bulan April 2021.
▪ Jurnal Utopia y Praxis Latinoamericana yang gratis dan Open Access dan Opcion yang diterbitkan Universidad del
Zulia pada bulan April 2021 terdepak keluar dari indeks Scopus. Jurnal yang pertama isunya adalah radar
sedangkan jurnal yang kedua karena publication concerns. Contoh lain adalah Psychoanalysis and History terbitan
Edinburg University Press. Didepak dari indeks Scopus per April 2021 dan kasusnya adalah metrics padahal free,
Open Access, dan masih terindeks Web of Science/Arts and Humanities Citation Index®.
▪ Jurnal dari India banyak yang bereputasi, konsisten, dan memiliki H Index besar seperti Journal of Carcinogenesis
(terindeks Scopus tidak putus sejak 2002) atau Pramana - Journal of Physics (terindeks Scopus tidak putus sejak
1973). Tapi perhatikan pula kasus jurnal Man in India (enam kali keluar masuk indeks Scopus, ada pola dari
jurnal tertentu yang praktik kelola jurnalnya tidak baik, ketidakterputusan dari indeksasi Scopus sejak sebuah
jurnal masuk indeks adalh salah satu indikator bahwa jurnal dikelola dengan baik).
▪ Jurnal Multidisiplin Multidisciplinary Journal of Educational Research (Scopus sejak 2018) dan International and
Multidisciplinary Journal of Social Sciences (Scopus sejak 2019, pernah dikeluarkan) terindeks Scopus dan WoS.
▪ Q1-Q4 yang tampak di Scimago atau tampilan status muka sebuah jurnal di Scopus.com itu adalah hitungan
percentile quartile tertinggi di indeksasi Scopus berdasarkan salah satu scope dari beberapa scope yang
dimiliki sebuah jurnal dan nyaris tidak ada kaitannya dengan kerentanan terdepak dari indeks Scopus. Sebuah
jurnal dengan 4 bidang scope (W, X, Y, Z) bisa menempati Q2 di bidang W, Q3 di bidang X dan Y, dan Q4 di
bidang Z dan yang muncul di Scimago atau status muka sebuah jurnal adalah Q2 bidang W sebab status
tertinggi adalah Q2.
11
PENGECEKAN JURNAL (7)
…. lanjutan Abnormalitas Jurnal
b. Tolok Ukur Sebenar yang Dipakai Scopus untuk Mendepak Sebuah Jurnal berdasar 4 isu yaitu: 1.
Metrics and benchmarks, 2. Publication concerns, 3. Radar, 4. Continuous curation
▪ Metrik swasitasi dan sitasi yang tidak normal
▪ Kedisiplinan terbitnya isu atau nomor jurnal sesuai jadwal yang disetorkan ke Scopus. Jika sebuah jurnal
sering telat terbit maka ini buruk.
▪ Lonjakan penerbitan yang berlebihan, mis. Humanities and Social Sciences Reviews yang terindeks Scopus
hanya setahun saja dari 2018-2019 dan sejak 2020 sudah tidak terindeks Scopus atau International
Journal of Environmental and Science Education yang sudah tidak terindeks Scopus. Untuk mengecek ini,
cermati di Scopus.com pada bagian “scopus content coverage” untuk mengecek rekam jejak konsistensi
jumlah artikel yang diterbitkan sebuah jurnal dari tahun ke tahun. Jika tiba-tiba terjadi lonjakan yang
sangat tinggi di dalam tahun berjalan padahal tidak ada special issue maka patut bagi Anda untuk
berhati-hati mengirimkan naskah di jurnal ini. Repotnya adalah pada saat sudah terlanjur proses review
dan kemudian diterima berjalan, jurnal ini sudah didepak oleh Scopus.
▪ Sebaran geografi dan institusi kontributor atau artikel yang terbit di sebuah jurnal. Jika sebuah jurnal
terlalu sering menerbitkan artikel dari negara tertentu atau institusi tertentu di dalam satu isu atau
nomor, ini dianggap tidak baik.
▪ Masalah tampilan terbitan dan typo di laman web sebuah jurnal dan artikel-artikel yang terbit,
konsistensi terhadap templat, mis. kasus Humanities & Social Sciences Reviews. Kita bisa mengunduh
beberapa artikel secara acak dari sebuah jurnal untuk mengecek konsistensi terbitan artikel mengikuti
templat atau tidak.
▪ Konsistensi terhadap scope atau lingkup jurnal, mis. kasus International Journal of Psychosocial
Rehabilitation yang sudah tidak terindeks Scopus. Perhatikan judul-judul yang terbit di sebuah jurnal dan
bandingkan dengan scope jurnal tersebut.
12
BAGIAN III

TENTANG ARTIKEL

13
MASALAH ABSTRAK
▪Abstrak adalah bagian dari artikel yang akan muncul di beberapa pangkalan data jurnal.
▪Abstrak adalah “wajah” dari sebuah artikel. Orang membaca kemudian tertarik untuk mengunduh
berkat abstrak.
▪Hanya pembaca yang benar-benar butuh untuk mengkaji utuh sebuah artikel yang akan membaca
keseluruhan artikel.
▪Dapat dikatakan bahwa abstrak adalah ‘pertaruhan’ dari sebuah artikel.
▪Penelaah atau reviewer juga akan menilai sebuah artikel berdasarkan abstraknya. Apalagi jikalau
antrian artikel terlalu banyak, beberapa editor akan menilai kualitas dan menarik tidaknya
keseluruhan artikel untuk segera mendapat jatah telaah berdasarkan kualitas abstraknya.
▪Ikuti instruksi yang diberikan oleh sebuah jurnal jika jurnal yang Anda tuju memberikan panduan
penulisan abstrak. Jika tidak ada instruksi, lakukan ATM (Amati, Tiru, Adaptasi) dengan mengacu dan
memodifikasi kalimat per kalimat dari abstrak sebuah artikel yang membahas tema yang sama,
metodologi yang mirip, bahkan yang terbit di jurnal yang sama sebagai tujuan artikel kita.
▪Standar isi abstrak jika tidak ada panduan urutannya adalah: introduction, hypotheses or research
questions, methods, results, discussion and conclusions
Rujukan:
Andrade C. (2011). How to write a good abstract for a scientific paper or conference presentation. Indian journal of psychiatry, 53(2), 172–175.
Martin S. Hagger (2013) What reviewers want: how to make your article more appealing to peer reviewers, Health Psychology Review, 7:sup1, S1-S7.
14
MASALAH DARI ARTIKEL (1)
1. Statement of purpose – Di bagian introduction butuh menyajikan detail yang memberikan
konteks, motif, gap, dan tujuan penelitian. Gunakan diksi yang jelas mengenai tujuan
penelitian kita. Hindari diksi yang membuat penelaah atau reviewer butuh mencari tujuan
penelitian.
2. Statement of originality and contribution – Di bagian introduction juga perlu menampilkan
secara singkat kontribusi penting yang bisa diberikan oleh artikel kita. Isu originalitas dan
kebaruan perlu dinyatakan dengan jelas.
3. Methodological rigour – Di bagian research method perlu diberikan argumen mengapa
metode dan pendekatan tertentu dipilih. Bagian ini kerap diabaikan oleh banyak penulis
artikel. Juga perlu secara jelas dinyatakan dari mana data berasal dan bagaimana data
diperoleh. Hindari pernyataan klise seperti “this is qualitative research” dan pastikan istilah
yang dipakai benar dan merujuk pada babon (contoh kasus: close reading vs. closed reading
dalam metode pembacaan; social gap vs. social discrepancy dalam penelitian yang terkait
dengan kesenjangan sosial; distantiation vs. distancing dalam ontologi).

Rujukan: Martin S. Hagger (2013) What reviewers want: how to make your article more appealing to peer reviewers, Health Psychology Review, 7:sup1, S1-
S7, DOI: 10.1080/17437199.2013.782963 15
MASALAH DARI ARTIKEL (2)
4. Evidence base – Jangan membuat bahasan yang tidak mempunyai sandaran data. Hindari spekulasi
dan pahami bagaimana mengaitkan sumber data dan data dengan teori atau pendekatan yang
dipergunakan (contoh kasus: genetic structuralism memilih sumber data karya sastra medioker;
pendekatan sociology of literature malah sibuk berbicara struktur karya dan mengkategorisasikan
data berdasarkan unsur-unsur intrinsik).

5. Clear structure – Ikuti templat yang disediakan oleh jurnal tujuan. Lebih dari itu, pahami mana yang
seharusnya masuk introduction, mana yang masuk bagian methods atau research methods, dst.
Beberapa penulis artikel memasukkan metode di dalam introduction, memasukkan metode ke dalam
bagian results and discussion. Khusus di bagian introduction, penulis harus lihai di dalam meramu
penelitian-penelitian terdahulu di dalam memberikan argumentasi yang penting sebagai fondasi dari
mengapa penelitian perlu dilakukan dan bagaimana penelitian yang dilakukan dapat memberikan
kebaruan dan atau mengisi gap. Banyak dari penulis pemula hanya mengumpulkan penelitian-
penelitian terdahulu di dalam introduction dan tidak berhasil membuat argumen tentang urgensi
penelitian.

Martin S. Hagger (2013) What reviewers want: how to make your article more appealing to peer reviewers, Health Psychology Review, 7:sup1, S1-
S7, DOI: 10.1080/17437199.2013.782963 16
BAGIAN IV

HAL-HAL TEKNIS

17
MASALAH TEKNIS (1)
▪Kuasai perangkat lunak pengelola kutipan seperti Mendeley. Banyak video tutorial di YouTube
yang bisa disimak. Salah satu video tersebut adalah video yang saya buat untuk mahasiswa saya,
silakan klik ini. Sayang kualitas audionya tidak begitu baik sehingga Anda butuh menggunakan
headphone atau earphone untuk menyimaknya.
▪Penggunaan Google Scholar untuk snowballing yang penting di dalam pooling bahan rujukan
artikel dan penyusunan literature review serta kebutuhan unduh fail RIS, Worldcat untuk mengunduh
RIS, kemudian masalah dengan Google Books saat mengunduh RIS misal buku Pradopo (2021)
sebagai berikut ini.
▪Penggunaan Google Scholar Button sebagai ekstensi di Google Chrome.
▪Masalah membiasakan diri dengan online submission system. Meski demikian, ada juga jurnal yang
masih menerima manuskrip melalui surel seperti Rupkhata dan Asian Ethnology.
▪ Masalah koma atau titik (US$ 5,000 vs. US$ 5.000), slang words (mis. yummy), dan contractions
(mis. don’t, can’t).

18
MASALAH TEKNIS (2)
▪Perujukan tidak jelas (mis. Most Indonesian critics believe vs. Teeuw, Aveling, and Pradopo believe; …
and many others).
▪Masalah jumlah maksimal swasitasi. Ikuti panduan jurnal mengenai jumlah maksimal swasitasi atau
maksimal 2. Pembicaraan swasitasi sendiri cukup kompleks karena bisa menyangkut swasitasi
individual, swasitasi sama jurnal, swasitasi sama institusi, swasitasi sama negara (lih. Szomszor, M.,
Pendlebury, D.A. & Adams, J. (2020). How much is too much? The difference between research
influence and self-citation excess. Scientometrics 123, 1119–1147).
▪ Target readers = International audience; local content vs. make globalized content (mis. Penelitian
tentang pendidikan karakter, tentu butuh berbicara panjang lebar mengenai pendidikan karakter
di Barat, merujuk pada artikel internasional, kemudian baru membicarakan konteks lokal Indonesia
sebagai suatu kasus spesifik).
▪Masalah tabel dan gambar (sederhana dan jelas, berwarna atau tidak, ikuti artikel yang sudah
terbit di jurnal tujuan). Tidak menggunakan above atau below tetapi menggunakan table 1 atau fig.
1 dst.
▪Cek ulang artikel yang siap submit dengan merujuk pada daftar cek atau check list dari beberapa
penerbit jurnal seperti Taylor and Francis berikut ini.

19
TERIMA KASIH

20
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai