Anda di halaman 1dari 6

PERAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH DALAM

JURNAL INTERNASIONAL

Oleh

Wasilah Sahabuddin

A. Hakikat Karya Ilmiah dan Urgensinya

Karya Tulis Ilmiah atau biasa disingkat Karya Ilmiah (Scientific Paper) adalah
tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu
masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan
yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi
lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Karya ilmiah
juga sering disebut “tulisan akademis” (academic writing) karena biasa ditulis oleh
kalangan kampus perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa. Karya ilmiah berfungsi
sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa
penjelasan (explanation), prediksi (prediction), dan pengawasan (control).

Karakteristik karya ilmiah yang membedakannya dengan tulisan non-ilmiah


antara lain, adalah a) Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka
pemikiran) dalam pembahasan masalah; b) Lugas, tidak emosional, bermakna tunggal,
tidak menimbulkan interprestasi lain; c) Logis, yaitu karya ilmiah disusun berdasarkan
urutan yang konsisten; d) Efektif, ringkas dan padat; e) Efisien, hanya mempergunakan
kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami; f) Objektif berdasarkan fakta,
yaitu setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya, dan
konkret; dan g) Sistematis, baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan
sistem yang berlaku.

Sedangkan, Publikasi adalah tahapan terakhir dalam menulis karya tulis ilmiah,
sehingga dapat disimpulkan bahwa publikasi merupakan publikasi karya tulis ilmiah
merupakan penyiaran (memberitahukan) sebuah hasil penelitian kepada halayak ramai
(publik). Menyusun karya tulis ilmiah dan mempublikasikannya bukan hanya tanggung
jawab guru, peneliti, dan pengembang lain, melainkan tanggung jawab banyak orang.
Namun, sebelum mempublikasikan karyanya, seorang penulis dituntut untuk mampu
menyuarakan pengetahuannya, memecahkan masalah dengan membaca keadaan
sekitar, menstimulai permasalahan dari berbagai sudut pandang atau sekadar
mengungkapkan ekspresi emosionalnya dalam memandang suatu permasalahan ke
dalam sebuah karya tulis ilmiah. Dengan mempublikasikan karya ilmiah, kita dapat
berkontribusi untuk dapat menyelesaikan sebuah permasalahan yang belum memiliki
solusinya. Dengan banyak melakukan publikasi, tentunya semua orang akan mengenal
karya kita dan kita memiliki jaringan networkingcukup luas, sehingga dapat menambah
dan memperkaya ilmu pengetahuan kita. Itulah pentingnya mempublikasikan karya
ilmiah untuk kebermanfaatan khalayak banyak serta menyelamatkan “harta karun” ini
sebagai acuan (referensi) yang berguna bagi generasi yang akan datang.

Publikasi karya ilmiah menjadi agenda penting bagi para akademisi, bukan hanya
sebagai prasyarat semata tetapi hal tersebut juga dilakukan untuk masa depan bangsa
Indonesia. Selain itu, publikasi karya ilmiah dapat juga menjadi bukti utama originalitas
penelitian yang dilakukan serta dapat menjadi modal rekam jejak peneliti sebagai
akademisi. Lebih luas lagi adalah peneliti dapat membangun jejaring internasional
melalui publikasi tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada


hakikatnya karya ilmiah perlu dipublikasikan dan disebarluaskan sebagai salah satu
langkah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan mengatasi problematika secara
spesifik dan tepat sasaran. Karya ilmiah yang dipublikasikan juga membantu banyak
orang di dunia ini untuk mengetahui perihal baru, perihal langka, maupun perihal
abstrak sekalipun karena sifatnya sebagai media sharing knowledge yang dikemas
secara formal dan mudah dipahami. Tuntutan dan tantangannya terletak pada
kemampuan penulis dalam menyusun naskah ilmiah yang sistematis, terstruktur,
dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami semua kalangan dan semua bidang
secara ringkas. Sehingga posisi karya tulis ilmiah ini memegang peranan penting dalam
mengukir peradaban dunia.

B. Sharing Session

Berdasarkan pedoman operasional penilaian angka kredit kenaikan jabatan


akademik/pangkat dosen oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti
Kementerian Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Tahun 2019, jurnal internasional
dibagi menjadi 2 tingkatan yaitu jurnal internasional dan jurnal internasional
bereputasi.

1. Jurnal internasional adalah jurnal yang memenuhi kriteria sebagai berikut.


a. Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah
dan etika keilmuan.
b. Memiliki ISSN.
c. Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis,
Rusia, Spanyol dan Tiongkok).
d. Memiliki terbitan versi online.
e. Dewan Redaksi (Editorial Board) adalah pakar di bidangnya paling
sedikit berasal dari 4 (empat) negara.
f. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) nomor terbitan paling
sedikit penulisnya berasal dari 2 (dua) negara.
g. Terindeks oleh database internasional: Web of Science, Scopus,
Microsoft Academic Search, dan/atau laman sesuai dengan
pertimbangan Ditjen Dikti.
2. Jurnal internasional bereputasi adalah jurnal yang memenuhi kriteria jurnal
internasional sebagaimana kriteria tersebut huruf a sampai f, dengan kriteria
tambahan:
a. Terindeks pada Web of Science dan/atau Scopus serta mempunyai
faktor dampak (impact factor) dari ISI Web of Science (Thomson
Reuters) atau mempunyai faktor dampak (impact factor) dari Scimago
Journal Rank (SJR) sampai dengan tahun 2013 dan di atas 0,100 setelah
tahun 2013 dinilai paling tinggi 40.
b. Jurnal yang memenuhi kriteria jurnal internasional tersebut dan
terindeks oleh database internasional (Web of Science, Scopus, atau
Microsoft Academic Search) namun belum mempunyai faktor dampak
(impact factor) dari ISI Web of Science (Thomson Reuters) atau
Scimago Journal Rank (SJR) dengan faktor dampak (impact factor)
0,100 setelah tahun 2013 dalam penilaian karya ilmiah dan dinilai
paling tinggi 30.

Merujuk Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi (PAN RB), Nomor 17 Tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 92 Tahun 2014, kenaikan jenjang jabatan akademik dosen
mewajibkan untuk publikasi pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi dan jurnal
internasional bereputasi di bidangnya. Kebijakan ini memberikan suatu arah agar
publikasi ilmiah jabatan fungsional Dosen di Indonesia terus ditingkatkan. Adapun
tujuan dari publikasi ini adalah mensosialisasikan hasil temuan dari kajian atau
penelitian berdasarkan evidence (bukti/kebenaran/fakta/data) di lapangan baik di
tingkat lokal, nasional, regional dan internasional. Banyak sekali fakta hasil kajian dan
penelitian yang sebetulnya sangat penting dan menarik untuk diakses dan dijadikan
bahan yang sangat penting untuk pengambilan keputusan, tetapi sulit untuk
diperoleh/diakses/dijangkau oleh pengambil kebijakan atau pihak pengguna lainnya.
Hal ini disebabkan karena hasil kajian/penelitian para peneliti, dosen, mahasiswa tidak
dipublikasikan secara luas.

Sejauh ini, Alhamdulillah saya telah menghasilkan beberapa karya ilmiah yang
telah dipublikasikan pada Jurnal internasional maupun Jurnal internasional bereputasi.
Kedua jurnal skala internasional tersebut memiliki tuntutan dan tantangan yang
berbeda. Berikut ini adalah beberapa daftar judul karya ilmiah saya yang telah berhasil
dipublikasikan pada jurnal-jurnal bereputasi, baik nasional maupun internasional.
1. Dome Form Typology of Islamic Architecture in Persia, Journal of Islamic
Architecture, tahun 2017
2. Waste processing building with incineration technology, IOP Conference Science
Earth and Environmental Science, Scopus tahun 2018
3. The advancement the built environment research through employment of
structural equation modeling (SEM), IOP Conference Science Earth and
Environmental Science, Scopus tahun 2018
4. Akulturasi Budaya Pada Pola Permukiman Tradisional di Kampung Gantarang
Lalang Bata Kapupaten Kepulauan Selayar, Jurnal Tataloka, tahun 2018
5. Lakeside Resort Based on Eco-Architecture, IOP Conference Science Earth and
Environmental Science, Scopus tahun 2019
6. THE STRUCTURAL EFFECTIVITY OF BENT PILES IN AMMATOAN VERNACULAR
HOUSES (Buildings) terindeks Scopus tahun 2019
7. GREEN BUILDING WITH NATURE CONCEPT ON LAKESIDE RESORT DESIGN
(Environmental Science and Sustainable Development IEREK) terindeks EBSCOhost
dan DOAJ tahun 2019
8. Eco-tech Design Application on Campus Development (A case Study of Stain Majene,
Indonesia), Publisher EAI, Published 2020

Berdasarkan namanya, jurnal internasional bereputasi memiliki tingkat


“kesulitan” yang lebih tinggi. Menurut pengalaman saya, jurnal internasional bereputasi
memiliki persyaratan dan kelengkapan dokumen penunjang yang cukup lengkap dan
kompleks. Disamping itu, membutuhkan waktu yang lebih lama hingga rilis (setelah
dinyatakan diterima), proses review yang panjang, hingga proses editing yang cukup
lama. Sebagian besar naskah ilmiah yang saya publikasikan mengangkat tema arsitektur
nusantara yang mengekplorasikan kekayaan arsitektur nusantara. Selain itu, beberapa
diantaranya menggunakan kaidah membangun berdasarkan filosofi kedaerahan pada
naskah perancangan arsitektur. Tujuannya adalah besar harapan saya bahwa di seluruh
dunia dapat mengenal Indonesia tidak hanya pada teknologinya tetapi juga kekayaan
nusantara yang dimilikinya terkhusus di bidang arsitektur.

Pada beberapa naskah tersebut, Alhamdulillah banyak peneliti internasional yang


merespon baik dengan menghubungi saya terkait ketertarikannya terhadap tulisan saya
yang berlanjut pada diskusi internasional (conference). Namun, apa yang telah saya
lakukan masih jauh dari kata sempurna sehingga saya masih melakukan riset-riset agar
mampu menghasilkan karya-karya baru di tingkat internasional utamanya Jurnal
internasional bereputasi. Oleh karenanya, saya akan terus melakukan riset dan inovasi
agar dapat berkecimpung di kancah publikasi jurnal internasional bereputasi secara
berkelanjutan.
C. Professor, why not ?

Jenjang professor merupakan capaian tertinggi yang diimpikan banyak orang


khususnya bagi kami yang berprofesi sebagai Dosen. Dibalik pencapaian gelar professor
ini ada banyak persyaratan yang mesti dipenuhi salah satunya adalah publikasi ilmiah.

Dalam pengajuan ke jenjang guru besar/professor, ada beberapa hal yang perlu
menjadi perhatian, Pertama, menulis artikel sesuai dengan misi jurnal yang akan
dituju. Saat menulis artikel salah satu hal yang diperhatikan adalah misi jurnal dan
gayanya. Judul harus masuk dalam kluster yang menjadi ruang lingkup jurnal. Kedua,
dalam menulis artikel/jurnal, argumentasi harus kuat dan berdasar perkembagan
keilmuan intelektual yang dosen geluti. Senantiasa memastikan untuk mencantumkan
referensi yang akurat, terkini, dan mengutip jurnal yang dituju. Pada umumnya usia
buku dan artikel yang dikutip tidak lebih dari 10 tahun. Idealnya yaitu lima tahun. Salah
satu yang sering luput adalah tidak dikutipnya salah satu artikel yang dari jurnal yang
dibidik. Karena dengan mengutip artikel yang dipublikasikan pada jurnal tersebut,
pengelola jurnal akan mempertimbangkan artikel yang dikirim, sekaligus dapat
meningkatkan angka pengutian pada jurnal tersebut. Ketiga, meskipun kita yakin akan
kemampuan bahasa asing yang kita miliki, namun dalam penulisan jurnal umumnya
menggunakan bahasa-bahasa khusus yang sering digunakan dalam artikel-artikel
bereputasi, sehingga untuk mempermudahnya, artikel yang telah ditulis, baik bahasa
Indonesia atau inggris, di kirim ke editor atau sering disebut peer review bahasa jurnal.
Penerjemah professional dan baik adalah penerjemah yang mengerti dan memahami
tulisan setiap karya ilmiah. Penerjemah tidak hanya menggunakan tools terjemah, tapi
mampu merangkai kalimat yang isinya mendekati dengan bahasa aslinya. Sehingga,
hasil terjemahan tetap memuat poin-poin penting yang ingin disampaikan penulis.
Keempat, sebelum dosen mengirimkan naskahnya alangkah baiknya konsultasikan
terlebih dahulu dengan pakarnya. Hal tersebut juga dilakukan untuk memastikan artikel
yang ditulis memenuhi substansi artikel sekaligus bahasanya. Konsultasi bisa dilakukan
sebelum penerjemahan. Tetapi wajib dilakukan pasca penerjemahan untuk mengetahui
kelayakan tulisan.

Proses penerjemahan biasanya akan memakan waktu lama, karena tidak jarang
konsultan membedah berulang-ulang tulisan agar benar layak terbit. Sehingga
diperlukan kesabaran ekstra dan jangan mudah putus asa, jangan sampai kendala yang
dihadapi dalam proses ini membuat cita-cita menjadi Profesor atau Guru Besar urung.
Kemudian langkah selanjutnya adalah mengirim jurnal. Dalam hal pengiriman, jurnal
bereputasi biasanya tidak menggunakan email untuk pengiriman artikel, melainkan
melalui website jurnal. Jadi, perlu membuka website jurnal, melakukan registrasi, dan
log in untuk proses pengiriman artikel.m Ketika artikel sudah terkirim, tugas
selanjutnya adalah menunggu hasil review. Jika ada koreksi segera mungkin perbaiki,
tentunya setelah mendapat masukan dari reviewer. Jika terlambat merespon,
kesempatan terbit akan semakin kecil dan harus menanti lebih lama.
Sebelum mengirim artikel di jurnal bereputasi internasional, tentunya dosen
terlebih dahulu melakukan penelitian. Sehingga nantinya akan memiliki banyak bahan
yang untuk dijadikan jurnal. Hal lain, yang memudahkan peningkatan karir sesorang
dalam mencapai guru besar/professor adalah karena memiliki keilmuan yang digeluti
bersifat linier. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda para dosen
yang ingin segera mewujudkan impian menjadi profesor atau Guru Besar

Anda mungkin juga menyukai