Anda di halaman 1dari 26

Strategi Penyusunan dan

Publikasi Karya Ilmiah


APA ITU KARYA TULIS ILMIAH?

 Karya Tulis Ilmiah atau biasa


disingkat Karya Ilmiah (Scientific
Paper) adalah tulisan atau laporan
tertulis yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian suatu
masalah oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
 Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan
lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
 Karya ilmiah juga sering disebut "tulisan
akademis" (academic writing) karena
biasa ditulis oleh kalangan kampus
perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa.
 Karya ilmiah berfungsi sebagai sarana
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi berupa penjelasan
(explanation), prediksi (prediction), dan
pengawasan (control).
Karakteristik karya ilmiah dan non-ilmiah

 Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka


pemikiran) dalam pembahasan masalah.
 Lugas, tidak emosional, bermakna tunggal, tidak
menimbulkan interprestasi lain.
 Logis, yaitu karya ilmiah disusun berdasarkan urutan yang
konsisten
 Efektif, ringkas dan padat.
 Efisien, hanya mempergunakan kata atau kalimat yang
penting dan mudah dipahami.
 Objektif berdasarkan fakta, yaitu setiap informasi dalam
kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya, dan
konkret.
 Sistematis, baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan
prosedur dan sistem yang berlaku.
APA ITU PUBLIKASI?

 Publikasi adalah tahapan terakhir


dalam menulis karya tulis ilmiah,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
publikasi merupakan publikasi karya
tulis ilmiah merupakan penyiaran
(memberitahukan) sebuah hasil
penelitian kepada halayak ramai
(publik)
 Menyusun karya tulis ilmiah dan
mempublikasikannya bukan hanya
tanggung jawab guru, peneliti, dan
pengembang lain, melainkan
tanggung jawab banyak orang
 Oleh sebab itulah publikasi karya
ilmiah menjadi agenda penting bagi
para akademisi, bukan hanya
sebagai prasyarat semata. Tetapi,
hal tersebut juga dilakukan untuk
masa depan bangsa Indonesia
 sebelum mempublikasikan
karyanya, seorang penulis dituntut
untuk mampu menyuarakan
pengetahuannya, memecahkan
masalah dengan membaca keadaan
sekitar, menstimulai permasalahan
dari berbagai sudut pandang atau
sekadar mengungkapkan ekspresi
emosionalnya dalam memandang
suatu permasalahan ke dalam
sebuah karya tulis ilmiah.
 tidak mudah bukan dalam membuat serta
mempublikasikan suatu karya tulis ilmiah.,
diperlukan pengetahuan serta riset yang
memadai sebelum kita dapat
mempublikasikan suatu karya tulis ilmiah
yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Jika tidak mudah, lalu apa pentingnya
bersusah payah mempublikasikan karya
tulis ilmiah?
 Dengan mempublikasikan karya ilmiah,
kita dapat berkontribusi untuk dapat
menyelesaikan sebuah permasalahan yang
belum memiliki solusinya.
 Dengan banyak melakukan publikasi,
tentunya semua orang akan mengenal
karya kita dan kita memiliki jaringan
networking cukup luas, sehingga dapat
menambah dan memperkaya ilmu
pengetahuan kita
 Itulah pentingnya mempublikasikan karya
ilmiah untuk kebermanfaatan khalayak
banyak serta menyelamatkan "harta
karun" ini sebagai acuan (referensi) yang
berguna bagi generasi yang akan datang
Pentingnya publikasi ilmiah bagi guru

 Guru pada zaman sekarang ini dituntut


lebih profesional, lebih handal, lebih
kompeten, itu sudah menjadi tuntutan
masyarakat modern, maka wajar dan
pantas bahwa sekarang ini menulis dalam
bentuk publikasi ilmiah adalah sarana
untuk meningkatkan kemmampuan guru
dalam pengembangan profesi mereka
lebih maju
 Publikasi ilmiah dapat dimaknai sebagai
upaya untuk menyebarluaskan suatu
karya pemikiran atau gagasan seseorang
atau sekelompok orang dalam bentuk
ulasan ilmiah dan laporan penelitian baik
yang sederhana seperti Penelitian
Tindakan Kelas dan juga penelitian yang
lebih kompleks, makalah, buku atau
artikel
 Publikasi ilmiah yang dilakukan guru pada
dasarnya merupakan wujud dari profesionalisme
guru.
 Steven R.Covey, (BPSDM-Kemendikbud, 2012)
menyebutkan bahwa kegiatan publikasi ilmiah
adalah salah satu bentuk upaya untuk
memperbaharui mental
 seiring dengan dikukuhkannya guru sebagai jabatan
fungsional (Kepmenpan No. 84/1993)
 Isi Keputusan Menteri ini sebenarnya telah
memberikan pesan tidak langsung kepada kita
bahwa pada dasarnya guru adalah seorang ilmuwan
 Hal ini sejalan dengan pemikiran Oemar
Hamalik (2003) bahwa salah satu peran
guru adalah sebagai ilmuwan, yang
berkewajiban tidak hanya menyampaikan
pengetahuan yang dimiliki kepada
muridnya, akan tetapi juga berkewajiban
mengembangkan pengetahuan itu dan
terus menerus memupuk pengetahuan
yang dimilikinya
 Dengan kata lain, guru berkewajiban
untuk membangun tradisi dan budaya
ilmiah
 Kegiatan publikasi ilmiah guru
semakin diperkuat dengan hadirnya
Permenpan dan RB No. 16
tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
 Semula kewajiban publikasi ilmiah
hanya dikenakan kepada guru yang
akan naik pangkat dari Golongan IV.a
ke atas.
 Namun berdasarkan Permenpan dan
RB ini, kegiatan publikasi ilmiah guru
harus dilakukan oleh guru yang akan
naik ke golongan III.c
 Merujuk pada Permenpan dan RB No.
16 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya, berikut ini
disajikan bentuk-bentuk
kegiatan publikasi ilmiah yang dapat
dilakukan guru dalam rangka
pengembangan keprofesian
berkelanjutan
1. Presentasi pada forum ilmiah:
2. Melaksanakan publikasi Ilmiah hasil
penelitian atau gagasan ilmu pada
bidang pendidikan formal
3. Melaksanakan publikasi buku teks
pelajaran, buku pengayaan, dan
pedoman guru
Menyiapkan suatu publikasi

 Mengapa perlu menulis makalah yang bagus?


 Mengapa harus publikasi?
 Bagaimana manuskrip yang baik?
 Persiapan sebelum mulai menulis
 Menyusun artikel makalah
 Bahasa
 Revisi dan respon kepada penelaah
 Isu-isu etik
 Bagaimana bisa diterima untuk publikasi?
17
Mengapa Perlu Menulis Makalah Yang
Bagus?
Pastikan untuk menulis makalah
sebagus dan semaksimal mungkin
yang kita bisa.
Peluang diterima untuk publikasi semakin
besar.
Kemungkinan ditolak karena faktor non-
teknis oleh penelaah berkurang.
Format penulisan
Kerapian
Bahasa
18
Bagaimana mengatasinya?

 Pilih jurnal yang tepat.


 SCImago, Eigenfactor, ISI Thompson
 Masukkan ke satu jurnal saja pada satu waktu.
 Mengikuti dengan tepat aturan-aturan yang ditetapkan
oleh jurnal.
 Penggunaan bahasa yang baik.
 Cek sendiri atau dengan kolega sebelum benar-benar
dimasukkan ke jurnal.

19
Mengapa perlu publikasi?

Apapun alasan untuk publikasi, pihak jurnal dan


penelaah tidak menganggap beda. Standar
penerimaan akan sama.

 Program doktoral?
 Kenaikan jabatan dan pangkat?
 Pendanaan riset?

Publikasi adalah membagi kepada komunitas saintifik


suatu temuan kemajuan ilmu pengetahuan pada
suatu bidang ilmu.

20
Masalah-masalah yang mengakibatkan
kegagalan diterima oleh penelaah

 Makalah yang dimasukkan di luar lingkup jurnal yang


dituju.
 Format penulisan tidak mengikuti aturan yang telah
ditetapkan.
 Penelaah yang diusulkan tidak berada di bidang
kepakaran sesuai dengan isi makalah.
 Respon buruk kepada komentar penelaah.
 Bahasa Inggris yang buruk
 Pengulangan pemasukan makalah yang telah ditolak
tanpa usaha revisi

21 Paul Haddad, Editor Journal of


Chromatography
Keuntungan menerbitkan jurnal
ilmiah
 Menjadi Referensi Ilmiah. Setiap naskah yang kita publikasikan
melalui Jurnal otomatis memiliki bobot sebagai referensi ilmiah.
Jelas berbeda dengan naksah-naskah yang bertebaran di media
yang kebanyakan identik dengan opini atau ulasan populer yang
tidak diperkuat oleh analisa dan data. Karya yang kita buat
untuk dimuat di Jurnal Ilmiah lebih diakui memiliki kualitas lebih
dibanding naskah-naskah lainnya;
 Menambah Poin/Cum, sebagai salah satu syarat kenaikan
tingkat/pangkat/golongan dan atau untuk point cum bagi
kandidat Profesor (Guru Besar) selain dari Buku ber ISBN; Artikel
Publikasi Media Massa, Sertifikat dan lainnya;
 Memiliki Hak Cipta bagi Karya Ilmiah. Bahwa naskah yang
dipublikasikan di Jurnal Ilmiah akan mendapatkan pengakuan
akan HAKI/ Hak Cipta Naskah yang ditetapkan penerbit Jurnal
berdasarkan ketentuan dari LIPI atau Instansi yang berwenang
sesuai PP.
Parameter, ketentuan, kriteria
menerbitkan karya ilmiah
 Keaslian / Orisinalitas Naskah. Ini sangat penting bahwa setiap naskah karya tulis
yang hendak dipublikasikan di Jurnal haruslah asli karya sendiri, bukan hasil plagiat
dan didukung oleh data / riset yang dilakukan oleh penulisnya;
 Faktual dan Ilmiah. Karya tulis untuk Jurnal haruslah berbasis data, riset dan fakta
yang diperkuat oleh kajian / analisa penulis dan atau literatur pendukung;
 Memenuhi unsur standar kepenulisan ilmiah. Bahwa menulis di jurnal berbeda
dengan misalnya menulis di media massa. Jika umumnya menulis artikel di media
cenderung pendekatannya populer, ringkas dan sesuai dengan tren menulis di media
yang bersangkutan. Maka menulis di Jurnal harus sistimatis, teoritis, faktual,
mengandung unsur pemecahan masalah, meberikan kesimpulan dan rekomendasi
serta didukung oleh literatur pustaka;
 Membangun dan Bermanfaat. Setiap naskah karya tulis untuk Jurnal haruslah tetap
memiliki visi keilmuan yang membangun dan bermanfaat untuk kehidupan. Naskah
juga tidak mengandung unsur SARA atau gagasan yang bertolak belakang dengan
etika / norma kehidupan;
 Sesuai ketentuan inernal Jurnal yang menerbitkan naskah. Bahwa setiap Jurnal dan
Penerbit karya Ilmiah memiliki aturan dan kebijakan tambahan yang berbeda;
misalnya tema kepenulisan, panjang halaman naskah, bobot dan relevansi naskah
ilmiah serta ketentuan lainnya sesuai aturan masing-masing Jurnal Ilmiah, seperti di
Jurnal Prodikasi ini;
 Diterbitkan oleh Jurnal yang secara formal sudah terdaftar di Pemerintah (LIPI) dan
memiliki ISSN.
Persiapan sebelum mulai menulis

 Mengapa perlu mempublikasikan


hasil karya riset?
Apakah sudah ada kontribusi
ilmiah?
Apakah sudah ada permasalahan
yang berhasil dipecahkan?
Apakah data yang dimiliki sudah
bisa menyatakan perspektif ilmiah?
Bagaimana hasil-hasil termutakhir
24 pada bidang yang sama?
Judul
 Senjata untuk menarik perhatian pembaca
 Sesingkat mungkin tetapi informatif dan
spesifik, tanpa singkatan/akronim (kecuali
yang sudah sangat dikenal umum)
 Gunakan frasa yang kemungkinan besar
akan dipakai dalam pencarian topik
makalah
 Gunakan frasa yang menggambarkan
distinctive features dari makalah
 Hindari frasa yang terlalu umum

25
Authors
 Penulis adalah individu yang:
 Berkontribusi secara signifikan dalam penelitian yang ditulis di
makalah
 Berkontribusi dalam membuat draft, mereview dan/atau merevisi
substansi makalah (bukan spell/grammar checking, typesetting)
 Memberikan persetujuan versi final makalah, termasuk daftar
referensinya
 Urutan penulisan author (jika lebih dari satu) sangat
bergantung pada:
 Kontribusi dalam pembuatan makalah
 Konteks budaya (kebiasaan lokal)
 Pada umumnya tidak mencantumkan gelar
 Daftar penulis biasanya disertai dengan informasi kontak yang
terdiri dari nama afiliasi dan e-mail (bukan alamat pos)
26 Dwi H. Widyantoro, Penulisan Makala

Anda mungkin juga menyukai