dalikan erosi dan aliran permukaan.
Penanaman di- kan untuk tanaman palawija seperti
Hasil pangkasan dapat digunakan
sebagai mulsa untuk mengurangi
evaporasi, menghambat naiknya
garam-garam ke permukaan tanah,
dan memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah. Tanaman legum yang
dapat digunakan antara lain adalah
Centrosema pubescens, Peuraria
javanica, dan Calopogonium mucu-
noides serta untuk rumput adalah
Vetiveria zizanoides, Paspalum sp.,
Brachiaria decumbens, dan Pani-
cum maximum.
Untuk mengurangi kadar ga-
ram yang tinggi dapat dilakukan
pencucian garam-garam. Biasanya
bila turun hujan, garam-garam yang
terdapat di permukaan tanah akan
larut dan hanyut terbawa aliran
permukaan. Namun untuk memper-
cepat proses pencucian, pada areal
timbunan perlu dilengkapi saluran
Kenalilah Organisme Pengganggu
Tanaman Manggis
Ada sekitar 25 spesies hama pada tanaman manggis. Selain dapat
menurunkan produksi, hama tersebut juga menyebabkan
tampilan buah kurang menarik sehingga harganya
turun bahkan tidak laku dijual.
M anggis (Garcinia mangostana
L.) merupakan salah satu ta-
naman buah asli Indonesia. Tanam-
an ini mendapat julukan ratunya
buah (queen of fruit) karena keis-
timewaan dan kelezatannya. Juluk-
an lain untuk buah manggis adalah
nectar of ambrosia, golden apple
of hesperides, dan finest in the
world.
Potensi, peluang dan pengem-
bangan tanaman manggis cukup
cerah, baik untuk memenuhi kon-
sumsi dalam negeri maupun ekspor.
Peluang ekspor manggis masih
terbuka karena pasar buah-buahan
termasuk manggis belum dibatasi
oleh kuota. Bahkan permintaan pa-
sar dunia akan manggis belum ter-
penuhi.
10
pembuangan air.
lakukan pada guludan atau bedeng-
an.
Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian dapat dilaksa-
nakan seiring dengan kegiatan
penghijauan dengan menanami
lahan timbunan dengan tanaman
pepohonan. Pada lahan timbunan di
Tanjung Enim Sumatera Selatan,
tanaman tahunan penghijauan
yang dapat beradaptasi adalah
albizia, sungkai, gamal, angsana,
randu, dan lamtoro. Tanaman per-
kebunan dan kehutanan yang dapat
beradaptasi yaitu jambu mete, ke-
miri, sukun, nangka, bambu, ma-
honi, johar, mindi, dan mangium.
Lahan timbunan yang telah
direklamasi dapat pula dimanfaat-
Tanaman manggis di Indonesia
sebagian besar merupakan warisan
dari leluhur dan telah berumur pu-
luhan tahun. Tanaman umumnya
kurang terpelihara sehingga pro-
duktivitasnya rendah. Rata-rata
produktivitas tanaman manggis di
Jawa dan Sumatera pada tahun
1989 hanya 28,2 kg/pohon atau
2,82 t/ha, padahal di Thailand dapat
mencapai 4,5-6 t/ha.
Salah satu kendala dalam budi
daya manggis adalah serangan
organisme pengganggu tumbuhan
(OPT). OPT pada manggis belum
banyak diketahui, namun menurut
beberapa sumber terdapat sekitar
25 spesies hama. Beberapa OPT
penting pada tanaman manggis
diuraikan berikut ini.
kedelai, jagung, ubi kayu, dan
kacang tunggak. Hasil panen yang
diperoleh memang tidak seperti di
lahan kering lainnya. Pada tahun-
tahun awal penanaman mungkin
hasilnya rendah, tetapi setelah sifat
fisik tanah membaik maka hasil pun
akan meningkat (Rahmah D. Yustika,
dan Sidik H. Tala’ohu).
Untuk informasi lebih lanjut
hubungi:
Balai Penelitian Tanah
Jalan Ir. H. Juanda No. 98
Bogor 16123
Telepon : (0251) 321608
Faksimile : (0251) 321608
E-mail : soil-fertility@indo.net.id
Kutu Putih (Pseudococcus spp.)
Kutu putih terutama merusak kulit
buah sehingga tampilan buah ku-
rang menarik. Kutu muda hidup pa-
da kelopak bunga, tunas atau buah
muda dan mengisap cairan pada
bagian tanaman tersebut. Saat
dewasa, aktivitasnya menurun.
Kutu putih mengeluarkan semacam
tepung putih yang menyelimuti
seluruh tubuhnya.
Kutu putih dewasa mengeluar-
kan cairan seperti gula yang selan-
jutnya dapat menarik semut hitam
dan menyebabkan timbulnya jelaga
pada buah. Walaupun rasa buah
kurang terpengaruh, kulit buah
yang kotor menyebabkan kualitas
buah menurun.
Serangan kutu putih dapat di-
tekan dengan tindakan kultur tek-
nis. Serangan kutu putih dimulai
dalam kelompok kecil dan mudah
dilihat. Pada fase ini, kelopak bunga
yang memperlihatkan gejala se-
rangan dibersihkan. Namun cara ini
sulit dipraktekkan karena umumnya
pohon manggis cukup tinggi. Pe-
ngendalian dengan pestisida Leba-
cyd 550 0,2% dicampur antracol
0,1% dapat dilakukan bila pengen-

Kerusakan daun yang disebabkan oleh
hama Phyllocnitis citrella (kiri) dan
Aspidiotus destructor (kanan).
dalian mekanis sulit dilakukan. Pes-
tisida disemprotkan 2 minggu sekali
sampai 20 hari sebelum panen.
Pencegahan dan pengendalian
kutu putih yang disarankan adalah:
• Mengurangi kepadatan tajuk
agar tidak terlalu rimbun dan sa-
ling menaungi;
• Mengurangi kepadatan buah;
• Mencegah semut dengan kapur
antisemut;
• Menyemprot tanaman dengan
insektisida dan fungisida (bila
ada jelaga hitam).
Ulat Penggorok Daun
(Phyllocnitis citrella)
Ulat ini biasanya menyerang ta-
naman manggis pada fase bibit.
Bagian tanaman yang diserang ada-
lah daun muda yang helaian daunnya
baru membuka. Serangan dimulai
dari bagian pinggir ke arah tengah.
Bekas gerekan berwarna putih ke-
kuningan dan akhirnya berwarna
kecoklatan.
Akibat terserang hama ini, da-
un menjadi mengecil dan agak ke-
riting. Serangan ulat penggorok
daun belum begitu membahayakan
karena populasinya relatif rendah.
Pencegahan dan pengendalian da-
pat dilakukan dengan insektisida
sistemik. Penyemprotan dilakukan
pada tunas muda yang daunnya ba-
ru membuka.
Gejala getah kuning pada kulit
bagian luar dan dalam buah manggis
(inzet).
Aspidiotus destructor Sign.
Hama ini dikenal dengan nama scale
insect. Serangga hidup secara ber-
kelompok di bawah permukaan
daun sehingga timbul bintik-bintik
berwarna coklat. Bila hama menye-
rang permukaan atas daun akan
timbul warna kekuningan.
Pencegahan atau pengendalian-
nya yang disarankan adalah:
• Mengurangi kepadatan tajuk
agar tidak terlalu rapat dan sa-
ling menaungi;
• Mencegah perkembangan se-
mut dengan memberi kapur anti-
semut;
• Menyemprotkan insektisida bila
populasi hama tinggi.
Thrip (Scirtothrips sp.)
Thrips merupakan hama manggis
yang akhir-akhir ini banyak meng-
akibatkan kerugian ekonomi. Se-
rangan thrips dimulai saat kuncup
bunga mekar dan berlanjut selama
perkembangan buah. Populasi ha-
ma akan meningkat pesat pada
kondisi lingkungan lembap dan suhu
tinggi. Serangan yang hebat meng-
akibatkan kualitas buah menurun.
Pencegahan dan pengendalian
thrips disarankan dengan:
• Menjaga lingkungan tajuk ta-
naman tidak terlalu rapat se-
hingga cahaya matahari sampai
ke bagian tajuk yang dalam;
• Membersihkan dan membakar
daun-daun yang gugur di bawah
pohon;
• Menggunakan insektisida saat
bunga mekar sampai diameter
buah sekitar 2 cm.
Tungau (Tetranychus spp.)
Tungau dewasa berukuran sekitar
1 mm. Dalam perkembangannya,
tungau mengalami metamorfosis
dan pergantian kulit. Antara stadia
larva dan nimfa terdapat masa
diam (pupa) selama 2 hari.
Telur tungau berbentuk bulat
berwarna merah, biasa diletakkan
di sepanjang tulang dan tangkai
daun serta helaian daun. Seekor
tungau betina dapat meletakkan
17-37 butir telur. Pada kelembapan
50-70%, perkembangan telur sam-
pai dewasa membutuhkan waktu
12 hari untuk betina dan 11 hari
untuk jantan. Larva berwarna ku-
ning kehijauan, sedangkan yang
dewasa berwarna hijau, kuning-
oranye dan merah cerah. Lama hi-
dup tungau dewasa 23 hari.
Serangan tungau dimulai pada
kuncup mekar, daun, bunga, dan bu-
ah. Gejala serangan pada tangkai
daun, bunga, dan buah berupa
perubahan warna seperti perunggu
serta pada permukaan atas daun
terdapat bercak kekuningan. Se-
rangan pada permukaan bawah
daun menyebabkan jaringan mesofil
rusak sehingga transpirasi tanaman
meningkat. Serangan pada buah
mengakibatkan timbulnya bercak-
bercak kecil pada permukaan, ke-
segaran menjadi kurang sehingga
kualitas buah turun.
Tungau merusak kulit buah de-
ngan mengisap cairan sel sehingga
kulit buah rusak dan kering. Bila
serangan berat, kulit buah berubah
menjadi kusam. Gejala ini tidak
menyebabkan rasa buah berubah,
tetapi penampilan luarnya rusak
sehingga tidak laku di pasaran.
Pencegahan dilakukan dengan
pengawasan rutin saat tanaman
bertunas, berdaun muda, dan saat
berbuah kecil. Pengawasan sebaik-
11
nya dilakukan setiap minggu karena
tungau cepat berkembang biak.
Pembungkusan buah juga dapat
membantu menekan kerusakan.
Pengendalian hayati dilakukan
dengan memanfaatkan predator
dari famili Coccinellidae dan Chry-
sophidae. Akarisida dapat digu-
nakan bila pengendalian hayati
tidak mampu lagi. Jenis akarisida
yang digunakan sebaiknya digilir
karena tungau mudah menjadi ta-
han (resisten). Aplikasinya juga ha-
rus memperhatikan petunjuk peng-
gunaan.
Hyposidra talaca (Wlk.)
Hama ini merupakan bangsa kupu-
kupu. Larva bersifat polipagus. Se-
lain manggis, tanaman inang lainnya
adalah kakao, teh, kopi, kina, dan
jambu klutuk.
Larva berwarna coklat dan
arah punggung ada garis bintik putih
secara melintang. Serangga betina
meletakkan telur secara berkelom-
pok (> 100 butir).
Stictoptera cucullioides Guenee
Hama ini memakan daun muda dan
kadang-kadang ledakan hama da-
pat terjadi. Bagian kepala berwarna
oranye dengan panjang larva men-
capai 30 cm. Pupa diletakkan di da-
lam tanah. Bila terjadi ledakan da-
pat digunakan insektisida karbaril.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 28, No. 2, 2006
Terapkan Pengendalian Hama Terpadu
pada Sayuran Anda
Penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) pada sayuran mampu
mengurangi penggunaan pestisida cukup signifikan tanpa menurunkan
hasil sehingga keuntungan pun bertambah. Namun demikian, masih ada
masalah-masalah yang perlu ditangani dalam implementasi PHT di
lapangan.
M emasuki abad 21, gaya hidup
sehat dengan slogan back to
nature telah menjadi tren baru
masyarakat dunia. Orang semakin
12
Jamur Upas (Upasia salmonicolor,
Corticium salmonicolor)
Pada tanaman manggis, jamur
membentuk miselium mengkilat
seperti perak lalu berkembang men-
jadi kerak merah jambu. Jamur ma-
suk ke dalam jaringan kulit sehing-
ga dapat mematikan cabang karena
jaringan kulitnya mongering.
Pengendalian dilakukan dengan
memotong cabang atau ranting
yang rusak atau menggorok kulit
hingga ke bagian kayu. Bekas po-
tongan kemudian dioles fungisida.
Hawar Benang (Marasmius
scandens Mass.)
Jamur ini biasanya hidup sebagai
saprofit, namun dapat berubah
menjadi parasit dan menyerang
daun. Gejala serangan berupa mun-
culnya benang putih pada permu-
kaan cabang atau ranting kemudian
meluas ke permukaan bawah daun.
Pengendalian dilakukan dengan
menjaga kebersihan kebun, me-
mangkas ranting/cabang yang ter-
serang, dan menggunakan fungi-
sida.
Hawar Rambut Kuda (Marasmius
equicrinis Mull.)
Gejala serangan berupa munculnya
benang-benang coklat tua kehitam-
an mirip rambut kuda. Jamur bersi-
menyadari bahwa penggunaan
bahan kimia, seperti pupuk dan
pestisida sintetis serta hormon
tumbuh dalam produksi pertanian
fat saprofit, namun dapat berubah
menjadi parasit. Jamur dapat di-
kendalikan dengan menjaga ke-
bersihan kebun, memangkas ran-
ting/cabang yang terserang, dan
menggunakan fungisida.
Penyakit Getah Kuning
Penyakit ini kerap muncul pada bu-
ah manggis. Menurut informasi pe-
nyebabnya adalah Fusarium sp., te-
tapi berdasarkan hasil penelitian
Balai Penelitian Tanaman Buah di
Solok, patogen penyebabnya belum
diketahui dengan pasti.
Berdasarkan pengalaman, pe-
nyakit getah kuning cenderung ber-
kaitan dengan pengairan. Pada ta-
naman yang dekat dengan sungai
penyakit tersebut tidak muncul, bila
muncul jumlahnya sedikit sekali.
Oleh karena itu, penyakit getah ku-
ning dapat dicegah dengan mengairi
kebun terutama pada musim ke-
marau serta membungkus buah
(Ahsol Hasyim, I. Djatnika, dan Khoirul
Mukminin).
Untuk informasi lebih lanjut
hubungi:
Balai Penelitian Tanaman Buah
Jalan Raya Solok Aripan km 8
Kotak Pos 5
Solok 27301
Telepon : (0755) 20137, 22444
Faksimile : (0755) 20592, 22444
E-mail : rif@balitbu.go.id
dapat menimbulkan dampak ne-
gatif terhadap kesehatan manusia
dan lingkungan. Gaya hidup demi-
kian mengalami pelembagaan se-
cara internasional yang diwujudkan
melalui regulasi perdagangan global
yang mensyaratkan jaminan bahwa
produk pertanian harus mempunyai
atribut aman dikonsumsi (good sa-
fety attribute), punya kandungan
nutrisi tinggi (nutritional attribute),
dan ramah lingkungan (ecolabelling
attibute).
Salah satu upaya untuk me-
ningkatkan daya saing produk sa-
yuran adalah melalui penerapan