Muhasabah
Muhasabah
“Siapakah kita? Dari mana kita datang? Kemana kita akan dikembalikan? Kesemua persoalan
ini akan membawa kita kepada Pencipta Yang Satu yakni Allah Rabbuljalil. Selamilah ke dalam
diri sendiri sejauh mana kita menyedari hakikat bahawa manusia walau sehebat dan setinggi
mana kedudukannya diatas muka bumi ini namun yang memisahkan darjat manusia disisi Allah
hanyalah Iman dan Takwa.
Perhatikanlah disekeliling kita, betapa besarnya kurniaan nikmat Allah untuk manusia. Bangkit
daripada tidur adalah satu nikmat, dapat membuka mata dan melihat adalah nikmat,
memandang cermin dan melihat diri kita dari hujung rambut ke hujung kaki terasa begitu
agungnya kejadian Allah. Itu hanya setakat diri kita sendiri, belum lagi memandang keluar
tingkap melihat langit yang terbentang luas yang tidak ada siapa yang mengetahui betapa
luasnya ia. Sesungguhnya ilmu Allah itu tiada batasnya sepertimana ilmu manusia kerana Dia
adalah Al-khaliq. Sedarlah siapa kita wahai sekalian manusia, kita ini adalah hamba, hamba abdi
kepada Tuhan yang satu yakni Allah.
Cuba hitungkan berapa lama sudah kita menumpang hidup diatas bumi Allah ini? 20 tahun? 40
tahun? 60 tahun? Selama kita hidup dengan menikmati segala nikmat yang Allah berikan ini,
apa yang telah kita lakukan untuk membayarnya? Allah tidak menagih hambaNya untuk
membayar dengan wang ringgit dan harta benda, apa yang Allah kehendaki hanyalah ketaatan
kita sebagai hambanya. Selama kita hidup, adakah kita benar-benar taat dengan segala
perintahnya sebagai ‘Tuan’ kepada kita? Allah memerintahkan kita solat apabila masuk
waktunya, adakah kita taat? atau kita masih sibuk dengan urusan dunia. Tidak merasa
bersalahkah kita membiarkan ‘Tuan’ menanti kita untuk mengadapNya. Tanyalah diri masing-
masing ‘selama kita hidup, apa yang telah kita lakukan untuk Allah dan agamanya?’ dan ‘setiap
hari berapa lama kita mengingati Allah?. Sehari ada 24 jam dan dalam waktu sebanyak itu,
berapa saat, berapa minit, berapa jam kita mengingati Allah?
Wahai anak-anakku………
Atau barangkali ini yang jarang terduga oleh kalian, sudahkah engkau mengingat bagaimana
kebijakanmu kau gunakan……apa saja yang pernah engkau pikirkan… engkau bayangkan….
Ingatlah janji Allah ”Wamaya’mal mistqola dzarrotin khoira yarahu, wamaya’mal mistola
dzarotin syarroyyarah” ingatlah itu!
Sekecil-kecil kebaikan dan kejahatan semuanya akan dihitung oleh Allah..akan dihitung wahai
anak-anakku..
kalian punya mata, tapi kalian sering gunakan untuk melihat yang tidak pantas untuk dilihat;
kalian tidak menggunakannya untuk membaca ayat-ayat Allah
kalian punya telinga, tapi kalian sering gunakan untuk mendengar kata sia-sia;
kalian tidak menggunakannya untuk mendengar nasehatorant tua dan guru-guru
kalian punya lidah, tapi kalian sering gunakan untuk berbohong dan menghina, menyakitkan
hati kawan-kawanmu, kalian tidak menggunakannya untuk berdzikir dan saling menasehati
dalam kebenaran dengan teman-temanmu
kalian punya akal, tapi akal itu jarang digunakan untuk memikirkan bagaimana berfikir
yangbermanfaat, membiarkan akal menjadi liar liar justru sering memakainya untuk memikirkan
hal-hal yang salah
kalian punya tangan dan tapi kalian sering gunakan untuk menzalimi orang dan menzalimi diri
sendiri; kalian tidak menggunakannya untuk menyingkirkan kemungkaran
kalian punya kaki, tapi kalian sering gunakan untuk melangkah menuju tempat maksiat; kalian
tidak menggunakannya untuk pergi ke tempat ibadah dan kebajikan
Wahai anak-anakku….
Mungkin ada di antara kalian yang ibu atau ayah atau keduanya telah lama pergi buat selama-
lamanya…
Anak-anakku..
Bayangkan wajah ibu…wajah ayah…
Bayangkan wajah mereka yang letih dan penat dari bekerja mencari rezeki…
Ibumu…
Melahirkanmu bertarung dengan nyawa dan keperitan..tapi ibu tak pernah menyesal untuk
melahirkan mu ke dunia..
Ayahmu..
Namun,
Masihkah engkau terus menerus menyakiti mereka dengan kata-kata mu yang melukakan?
Masihkah engkau terus dengan sikap malas ketika mereka memohon pertolongan?
Masihkan kalian meneruskan kebencian kepada kedua orang tuamu kerana tidak memenuhi
permintaanmu…
Layakkah mengatakan begitu?… layakkah…. buat ibu yang melahirkanmu dan ayah yang telah
merawatmu dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Wahai anakku………
Guru-guru kalian yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada kalian dengan penuh
keikhlashan tetapi engkau tidak hormat kepada guru-guru mu…
Padahal anak2ku…. Kejayaan para ilmuan terdahulu adalah disebabkan mereka menghormati
dan memuliakan guru2nya walaupun mereka hanya mengajarkan satu kalimat tayyibah.
Masih ingatkah dengan apa yang pernah kalian perbuat untuk guru-gurumu saat mereka
menasehatimu…
Anak2ku… dari guru-guru mu engkau belajar sehingga menjadi seorang yang pandai..dapat ilmu
yang tinggi dan akhirnya berjaya menjadi seorang yang berguna pada masa akan datang.
Sekali lagi anak-anaku… Guru-guru kalian tidak mengharapkan balasan… jadilah anak-anak yang
tumbuh menjadi pemuda sholeh/h yang dapat menjadi kebanggaan Agama kalian, orang tua
kalian, keluarga kalian, bangsa kalian, sekolah kalian,….dan pasti diri kalian.
doa……
Di malam yang baik ini, para malaikat menaungi kalian dengan sayap-sayapnya, bertasbih untuk
kalian, berdoa’a untuk kalian, sebab kalian di majelis dzikir, sebab kalian telah bertobat dan
berdzikir kepada Allah, sebab kalian ingin menjadi anak-anak yang baik, sebab kalian ingin
menyambung silaturrahmi kepada saudara, keluarga, guru-guru dan teman
Anakku… sekarang pejamkan mata kalian……sekarang hadirkan wajah ibumu, ayahmu, saudara-
saudaramu, keluargamu, ustadz/h-mu, guru-gurumu, teman-temanmu, dan oran-orang yang
kamu anggap berjasa kepadamu…. lihatlah mereka tersenyum gembira kepadmu, mereka
tersenyum karena melihat kebaikan ada padamu, mereka yakin bahwa kelak kamu akan menjadi
anak sholih/h yang dapat membanggakan Agama,orang tua, keluarga, bangsa dan negara.,
Mereka yakin kalian anak yang baik yang dapat menyejukkan hati mereka dengan perilakumu
yang baik….
Ya Allah
Kau curahkan ilmu kepada kami, tetapi ilmu itu belum banyak kami amalkan dan kami gunakan
untuk membawa manusia agar selalu ingat kepada-Mu
Kau mudahkan kami sholat, tetapi sholat itu belum membuat kami mampu mencegah
perbuatan yang keji dan mungkar; pula sholat kami jauh dari khusyu’
Kau mudahkan kami puasa, tetapi puasa kami belum membuat kami mencintai orang-orang
yang lapar dan dahaga bertahun-tahun lamanya
Kau mudahkan kami shodaqoh, tetapi masih terselip perasaan riya’ di dada
Kau mudahkan kami berzikir, tetapi zikir kami sebatas di masjid dan rumah-rumah saja
Tapi bila tidak kepadaMu, kepada siapa lagi kami harus memohon?
Ya Rahman Ya Rahim….
Jadikanlah mata ini penglihatanMu ya Allah, agar ia hanya melihat hal-hal yang halal
dilihatnya.Jadikanlah telinga ini pendengaranMu ya Allah, agar ia hanya mendengar hal-hal yang
halal didengarnya.Jadikanlah lidah ini gaung wahyuMu, agar manusia hanya merasakan
kedamaian dan cinta dariMu.Jadikanlah tangan ini perpanjangan Kasih SayangMu ya
Allah,Perjalankanlah kaki ini ke tempat-tempat yang Engkau ridha.Dan selimuti akal ini selalu
dalam cahaya kebijaksanaanMu – wahai Al-Hakim
Jadikanlah agar harta yang Kau titipkan pada kami, selalu barokah bagi manusia, terutama kaum
dhuafa
Jadikanlah agar jabatan yang Kau amanahkan pada kami, senantiasa kami gunakan untuk
melayani ummat, melindungi yang lemah dan tertindas, dengan menerapkan syari’atMu
Jadikanlah anak-anak kami anak-anak sholeh, yang doanya akan menerangi kubur-kubur kami
Ya Mujibud Du’a
Berilah hidayah pada para pemimpin kami, agar mereka mengurus dan melayani kami dengan
syariatMu yang penuh berkah, dan jadilahkan kami bersatu dalam menerapkan syariatMu ya
Allah
Kami rindu dengan Rasulullah, dengan Khulafaur Rasyidin, dengan para Khalifah, dengan
keadilan, kemakmuran dan keberkahan yang diciptakan oleh penerapan SyariahMu,
dengan keberanian Thariq bin Ziyad ketika membakar kapalnya untuk menghapus keraguan
pasukannya dengan kesederhanaan Umar bin Abdul Aziz sehingga rakyat tak ada lagi yang
pantas menerima zakat
dengan kebijakan Harun ar-Rasyid ketika membangun pusat-pusat ilmu pengetahuan di
Baghdad dengan kemuliaan jihad Salahuddin al-Ayubi ketika memperlakukan Richard Lion Heart
yang terluka
dengan keyakinan Muhammad al-Fatih ketika masuk Konstantinopel untuk memenuhi nubuwah
Rasul Berilah kami nikmat sebagaimana Engkau telah beri nikmat kepada mereka ya Allah
Kami yakin bahwa RasulMu benar, Khilafah ala minhajin Nubuwwah akan datang lagi, Berilah
kesempatan kami untuk menyaksikan kebesaranMu itu ya Allah, dan berilah kami kekuatan dan
kesabaran untuk menyumbangkan harta dan jiwa kami dalam perjuangan itu.