Anda di halaman 1dari 7

236 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 3, Januari 2016, hlm.

236–242

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI


DAN ETIKA PROFESI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
(STUDI EMPIRIS PADA KAP DI MALANG)

Maharany
Yuli Widi Astuti
Dodik Juliardi

Universitas Negeri Malang


ranyprasetya86@gmail.com

Abstract: This study aims to analyze the effect of competence, independence, and auditor’s professional
ethic toward audit quality in public accountant firm located in Malang. The finding of this research
suggested that competence and independence did not significantly influence the audit quality, while
the auditor’s professional ethic had a significant influence on it.

Keywords: competence, independence,auditor’s professional ethic, audit quality

Pertanyaan tentang kualitas audit yang dan etika profesi auditor dalam pengambilan
dilakukan oleh akuntan publik bertambah besar keputusan audit.
setelah banyak terjadinya pelanggaran yang Kompetensi adalah keahlian yang dimiliki
dilakukan oleh akuntan publik baik dalam negeri auditor dalam melaksanakan tugasnya. Hal
maupun luar negeri. Kasus Enron di Ameriksa tersebutsesuaidengan yang tertera dalam SA.230
sampai dengan kasus PT. Kimia Farma di Indonesia (SPAP:2011) yang berbunyi “dalam pelasanaan
membuat kredibilitas auditor semakin audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
dipertanyakan.Profesi akuntan publik di seluruh menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
dunia memang sedang menghadapi resiko sangat cermat dan saksama”. Kompetensi auditor dapat
tinggi. Akuntan publik mulaimenyadari bahwa diukur melalui pengetahuan dan pengalaman yang
mereka harus memberikan jasa profesioanalnya dimiliki. Pengetahuan dapat diperoleh dari
sesuai dengan standar profesioanal akuntan publik. pendidikan formal dan pelatihan khusus. Sedangkan
Terkait dengan teori pengambilan keputusan pengalaman akan memberikan kemudahan selama
(Behavioral Decision Theory),Bowdich dan proses audit dalam menemukan temuan-
Buono (1990)menyatakan bahwa perilaku temuanyang tidak khas. Menurut Mulyadi (2011:25),
seseorang akan mempengaruhi dalam pengambilan pendidikan formal akuntan publik dan pengalaman
keputusan. Terkadang dalam pembuatan keputusan, kerja dalam profesinya merupakan dua hal yang
seseorang tidakakan lagi menggunakan pikiran saling melengkapi.
rasionalnya jika keputusan yang diambil berkaitan Kompetensi tidaklah cukup jika tidak memiliki
erat dengan kepentingan-kepetingan pribadinya. sikap independensi sebagai keahlian dasarnya.Hal
Keputusan yang diambil oleh seorang auditor berupa tersebutsesuaidengan yang terteradalam SA.220
hasil audit atau opini auditor. Untuk membatasi (SPAP: 2011) yang berbunyi “dalam semua hal yang
setiap sikap dan tindakan yang dilakukan oleh auditor berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
maka dibutuhkan kompetensi, sikap independensi sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”.

236
Maharany, Pengaruh Kompetisi, Independensi, dan Etika Profesi Auditor terhadap Kualitas Audit, 237

Independensi merupakan sikap tegas dan tidak staf auditor pada jenjang auditor junior, auditor
mudah terpengaruh dalam pengambilan keputusan senior, manajer, supervisor dan partnerpada Kantor
audit. Nilai auditor sangat bergantung pada persepsi Akuntan Publik di Malang. Dengan jumlah populasi
akuntan publik atas sikap independensi auditor. 85 staf auditor, yang dapat dijadikan responden
Menurut Agoes (2012: 3-35), independen bagi penelitian adalahsebanyak 42 staf auditor.
akuntan publik ada tiga jenis independensi yaitu: (1) Pengumpulan data menggunakan angket yang
Independent in Apperance (independensi dilihat diberikan kepada populasi penelitian. Skala
dari struktur organisasi); akuntan publik adalah pengukuran jawaban responden menggunakan skala
independen karena merupakan pihak diluar likert. Pengujian instrumen penelitian menggunakan
perusahaan. (2) Independent in Fact (independensi uji validitas dan realibilitas dengan bantuan program
dalam kenyataan/dalam menjalankan tugasnya); SPSS 21.0 for Windows. Data dianalisis
akuntan publik seharusnya independen sepanjang menggunakan regresi linier berganda. Pengujian
menjalankan tugas dalam pemberian jasa hipotesis menggunakan uji t.
profesionalnya dan mematuhi kode etik yang
berlaku. (3)Independent in Mind (independensi HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam pikiran); independensi dalam pikiran seorang
Hasil
ketikaauditor mendapatkan temuan audit yang
memiliki indikasi pelanggaran atau korupsi atau yang Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
memerlukan audit judgment yang material. pada Kantor Akuntan Publik di Malang berikut data
Setiap manusia yang memberikan jasa pada responden yang ditemukan di lapangan.
pihak lain memiliki tanggung jawab terhadap jasa Tabel 1. Gambaran Umum Responden
yang diberikan. Seorang profesional dalam Keterangan Kriteria Frekuensi Persentasi
melakukan pekerjaan untuk kepentingan umum Jenis Laki-laki 19 45.23%
membutuhkan etika untuk mengatur setiap tindakan Kelamin Perempuan 23 54.77
Jabatan Partner 1 2.38%
dan perbuatan dalam pengambilan keputusan. Manajer 0 0%
Dalam etika tersebut terdapat prinsip-prinsip yang Supervisor 2 4.76%
harus dipatuhi oleh seorang auditor. Etika profesi Auditor Senior 4 9.52%
Auditor Junior 35 83.33%
auditor telah diatur dalam SA.100 (SPAP: 2011) Tingkat S2 1 2.38%
dimanaterdapat lima prinsip auditor yang harus Pendidikan S1 37 88.09%
dipahami dan dipatuhi yaitu prinsip integritas, D3 4 9.52%
objektivitas, sikap kecermatan dan kehati-hatian, Lama <3 tahun 32 76.19%
menjadi 3-6 tahun 7 16.66%
kerahasiaan serta perilaku profesional. Dengan auditor 7-9 tahun 2 4.76%
berlandaskan etika dan keyakinan individu, >10 tahun 1 2.38%
pengambilan keputusan audit dapat dilakukan Sumber: Data Diolah Peneliti
dengan tepat.Kualitas audit merupakan jaminan
bahwa laporan keuangan dapat diakui Kompetensi
kebenarannya. Menurut Angelo (1981: 186), Jabawan stafauditor dalam angket tersebut
kualitas audit merupakankeadaandimana seorang menggunakan skala likert dengan pemberian skor
auditor menemukan dan melaporkan tentang 1-4. Dari hasil angket,diperoleh skor minimal 8 dan
adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi maksimal adalah 32. Dengan demikian nilai rentang
kliennya. Kompetensi, independensi dan etika sebesar 32-8=24, sedangkan panjang kelas interval
profesi auditoradalahtigahal yangdapat digunakan sebesar 24:4=6. Berikut gambaran kompetensi
untuk melihat pengaruh terhadap kualitas auditor.
audit.Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan Tabel di bawah menjelaskan bahwa dari 42
penelitan ini. responden terdapat 19 staf auditor pada Kantor
Akuntan Publik di Malang atau 45,24% dari jumlah
METODE PENELITIAN populasi yang diambil, memiliki kompetensi yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan sangat tinggi. Sebagian besar auditor pada Kantor
kuantitatif jeniseksplanasi. Obyek yang diteliti adalah Akuntan Publik di Malang memiliki kompetensi yang
tinggi dengan jumlah 23 atau 54,76%. Dan tidak
terdapat staf auditor memiliki kompetensi pada
238 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 3, Januari 2016, hlm. 236–242

kategori rendah dan cukup. Dari data tersebut dapat Kualitas Audit
dikatakan bahwa kompetensi staf auditor pada Jawaban staf auditor dalam angket tersebut
Kantor Akuntan Publik di Malang adalah baik. menggunakan skala likert dengan pemberian skor
Tabel 3. Klasifikasi Jawaban Responden pada Variabel
1-4. Dari hasil angket yang diperolh skor minimal 9
Independensi
No Klasifikasi Interval Jumlah Persentase dan maksimal adalah 36. Dengan demikian nilai
1 Rendah 8-13 0 0% rentang sebesar 36-9=27, sedangkan panjang kelas
2 Cukup 14-19 0 0% interval sebesar 27:4=6,75 untuk mempermudah,
3 Tinggi 20-26 35 83.33% panjang interval dibulatkan menjadi 7. Berikut
4 Sangat Tinggi 27-32 7 16.67%
gambaran kualitas audit.
Total 42 100%
Sumber: Data Diolah Peneliti Tabel 5. Klasifikasi Jawaban Responden pada Variabel
Kualitas Audit
Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 42 No Klasifikasi Interval Jumlah Persentase
1 Rendah 9-15 0 0%
responden terdapat 7 staf auditor pada Kantor 2 Cukup 16-22 0 0%
Akuntan Publik di Malang atau 16.67% dari jumlah 3 Tinggi 23-29 20 47.62%
populasi yang diambil, memiliki independensi yang 4 Sangat Tinggi 30-36 22 52.33%
sangat tinggi. Sebagian besar auditor pada Kantor Total 42 100%
Akuntan Publik di Malang memiliki independensi Sumber: Data Diolah Peneliti
yang tinggi dengan jumlah 35 atau 83,33%. Dan
tidak terdapat staf auditor memiliki independensi Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 42
pada kategori rendah dan cukup. Dari data tersebut responden terdapat 22 staff auditor pada Kantor
dapat dikatakan bahwa independensi staf auditor Akuntan Publik di Malang atau 52,33 % dari jumlah
pada Kantor Akuntan Publik di Malang adalah baik. populasi yang diambil, memiliki kualitas yang sangat
tinggi. Sebagian besar auditor pada Kantor Akuntan
Etika Profesi Auditor Publik di Malang memiliki kualitas audit yang tinggi
dengan jumlah 20 atau 47,62%. Dan tidak terdapat
Jawaban staf auditor dalam angket tersebut
staf auditor memiliki independensi pada kategori
menggunakan skala likert dengan pemberian skor
rendah dan cukup. Dari data tersebut dapat
1-4. Dari hasil angket yang diperoleh skor minimal
dikatakan bahwa kualitas staf auditor pada Kantor
13 dan maksimal adalah 52. Dengan demikian nilai
Akuntan Publik di Malang adalah sangat baik.
rentang sebesar 52-13=39, sedangkan panjang kelas
interval sebesar 39:4=9,75 untuk mempermudah,
Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Regresi Berganda
panjang interval dibulatkan menjadi 10. Berikut Variabel Β thitung Sig-t
gambaran etika profesi auditor. Kompetensi (X1) 0.215 1.263 0.214
Tabel 4. Klasifikasi Jawaban Responden pada Variabel Independensi (X2) 0.016 0.099 0.922
Etika Profesi Auditor Etika Pr ofesi Auditor 0.390 3.712 0.001
No Klasifikasi Interval Jumlah Persentase (X3)
1 Rendah 13-22 0 0% Konstanta 7.815
2 Cukup 23-32 0 0% R Square 0.613
3 Tinggi 33-42 21 50% Adjusted R Square 0.583
4 Sangat Tinggi 43-52 21 50% Fhitung 20.104
Total 42 100% Sig F 0.000
Sumber: Data Diolah Peneliti
Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 42 Dari analisis data diatas, diperoleh hasil
responden terdapat 21 staff auditor pada Kantor signifikan t untuk variabel kompetensi (X1) dan
Akuntan Publik di Malang atau 50% dari jumlah independensi (X2) memiliki nilai signifikan lebih dari
populasi yang diambil, memiliki etika profesi auditor 0.05 yaitu 0.214 dan 0.922. Hal ini membuktikan
yang sangat tinggi dan tinggi. Dan tidak terdapat bahwa kompetensi dan independensi tidak
staf auditor memiliki etika profesi auditor pada berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Y).
kategori rendah dan cukup. Dari data tersebut dapat Sedangkan signifikan t untuk variabel etika profesi
dikatakan bahwa independensi staf auditor pada auditor (X3) membuktikan bahwa etika profesi
Kantor Akuntan Publik di Malang adalah sangat auditor berpengaruh terhadap kualitas audit (Y)
baik. sebesar 0.001 kurang dari 0.050.Pada tabel diatas
Maharany, Pengaruh Kompetisi, Independensi, dan Etika Profesi Auditor terhadap Kualitas Audit, 239

menunjukkan nilai R2 sebesar 0,613 atau61,30%. audit yang disebabkan faktor lain yang lebih dominan
Hal ini menunjukkan bahwa perngaruh keseluruhan dibandingkan dengan kompetensi.
variabel kompetensi, independensi dan etika profesi Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
auditor memlilikiprosentasesebesar 61.30%. dilakukan oleh Candra dan Budiartha (2015) dan
Sedangkan sisanya sebesar 38.70% dipengaruhi penelitian oleh Supa (2012) yang menyatakan
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap
ini. kualitas audit. Faktor yang menjadi penyebab adalah
responden sebagian besar adalah auditor junior dari
PEMBAHASAN berbagai jenjang yaitu, auditor junior, senior,
supervisor, manajer dan partner. Dalam sebuah tim
Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas
audit, auditor yang berkedudukan sebagai auditor
Audit junior mendapatkan pengawasan dari jenjang auditor
Dalam penelitian yang telah dilakukan diperoleh di atasnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari
hasil dimana kompetensi tidak memiliki pengaruh kesalahan selama proses audit. Jadi, perlu adanya
terhadap kualitas audit.Teori Behavioral Decision review hasil audit yang dikerjakan oleh auditor
yang dikembangkan oleh Bowditch dan Bouno jenjang junior.Auditor junior memiliki latar belakang
(1990) menyatakan bahwa setiap orang mempunyai pendidikan akhir Strata-1. Selama menempuh
struktur pengetahuan yang mempengaruhi cara pendidikan S1, pemberian materi auditing hanya
dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini diberikan secara teori sehingga dalam praktik akan
keputusan yang diambil akan menentukan kualitas mengalami kesulitan. Maka dari itu auditor wajib
dari hasil audit. Tindakan dalam pengambilan menempuh Pendidikan Profesi Berkelanjutan
keputusan hasil audit, auditor menggunakan (Continuing Professional Education) untuk
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. meningkatkan kemampuan dalam bidang auditing.
Kompetensi diukur melalui dua indikator yaitu Didukung dengan pengalaman auditor junior
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki auditor. sebagian besar <3 tahun pengalaman kerja. Dilihat
Penelitian yang telah dilakukan oleh Parasayu dari jumlah tahun pengalaman yang dimiliki auditor
dan Rohman (2014), Prahayuningtyas dan Sudarma dengan rentang waktu <3 tahun tersebut, auditor
(2014) dan Christiawan (2000) menunjukkan memiliki kemampuan yang kurang memadai dalam
bahwa pengetahuan dan pengalaman auditor menganalisa dan mengidentifikasi temuan-temuan
memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit selama proses audit. Kurangnya pengalaman
audit.Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa yang dimiliki akan penyebabkan tindakan dalam
pengetahuan merupakan proses kognitif internal dari pengambilan keputusan tidak maksimal dan
pendidikan yang akan mempengaruhi kualitas audit. berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengetahuan dan pengalaman auditor yang tinggi, Auditor yang berpengalaman memiliki banyak
maka kualitas audit yang dihasilkan semakin baik. keunggulan yaitu kepekaan auditor dalam
Dan auditor yang berpengalaman akan mudah menganalisa temuan-temuan yang didapat selama
menemukan butir-butir temuan pada proses audit. proses audit, lebih akurat mengetahui kesalahan, dan
Kompetensi dan independensi akan menentukan mengetahui kesalahan yang tidak khas. Jenjang
kualitas audit. Semakin tinggi pendidikan dan pendidikan yang tinggi dan pengalaman yang
banyaknya pengalaman yang dimiliki maka kualitas banyak akan mampu menghasilkan temuan audit
audit akan semakin baik.Berbeda dengan penelitian yang lebih baik dan berkualitas. Kurangnya
yang dilakukan oleh Candra dan Budiartha (2015) pendidikan yang dimiliki dan pengalaman auditor
dan Supa (2012), dimana kompetensi tidak memiliki akan berpengaruh terhadap hasil audit yang kurang
pengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi maksimal. Penelitian ini tidak dapat membuktikan
tingkat kompetensi yaitu, pengetahuan dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pengalaman yang dimiliki seorang auditor tidak audit.
menjamin bahwa kualitas audit yang dihasilkan baik.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa kompetensi
bukanlah hal dominan dalam menghasilkan kualitas
240 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 3, Januari 2016, hlm. 236–242

Pengaruh Independensi terhadap Kualitas menemukan temuan audit. Jadi, karena independensi
Audit merupakan sikap dasar yang harus dimiliki seorang
auditor, bahkan sebelum melakukan kontrak
Dalam penelitian yang telah dilakukan diperoleh
kerjasama terhadap klien sehingga independesi tidak
hasil dimana independesi tidak memiliki pengaruh
memiliki pengaruh yang berarti terhadap kualitas
terhadap kualitas audit. Teori pengambilan
audit.
keputusan oleh Bowditch dan Bouno
Faktor lainnya yang mungkin menjadi penyebab
(1990)berhubungan dengan tindakan seseorang
independensi tidak memberikan pengaruh terhadap
dalam mempengaruhi pengambilan keputusan.
kualitas audit karena pelanggaran yang dilakukan
Selama proses pengambilan keputusan auditor
auditor terhadap sikap independen yang dimiliki.
berhak mempertahankan sikap independensi agar
Sikap mental independen auditor meliputi
keputusan yang diambil tepat. Berdasarkan SA
independen dalam pikiran (in mind), dalam fakta
Seksi 220 (SPAP:2011) juga menjelaskan bahwa
(in fact) dan dalam penampilan (in appearance).
auditor harus bersikap independen, artinya tidak
Tudingan pelanggaran independent in apperance
mudah dipengaruhi karena melaksanakan pekerjaan
yang dilakukan auditor sering terjadi. Kemungkinan
untuk kepentingan umum dan tidak memihak
ada yang menyebabkan perlanggaran dapat terjadi
siapapun untuk mempertahankan pendapatnya.
yaitu kantor akuntan publik melakukan multi servis
Karena hasil audit sangat bergantung pada persepsi
kepada klien dan tidak ada batasan lamanya kantor
akuntan publik atas independensi auditor.
akuntan publik melakukan audit pada klien yang
Penelitian yang telah dilakukan oleh Septriani
sama. Pemberian multi servis kepada klien dan tidak
dan Sujana (2013) dan Sari (2015) yang
memberikan batasan seorang auditor dalam
menunjukkan bahwa independensi berpengaruh
mengaudit perusahaan klien dapat menurunkan
signifikan terhadap kualitas audit. Sikap independensi
independensi seorang auditor.
yang tinggi, auditor akan mampu memaparkan
Variabel independensi sebaiknya menggunakan
seluruh laporan keuangan sesuai dengan hasil
empat sub variabel yaitu lama hubungan dengan
auditnya. Independensi timbul karena adanya
klien, tekanan dari klien, telaah rekan auditor dan
kebutuhan masyarakat terhadap pihak yang
jasa non audit. Indikator jasa non audit digunakan
dipercaya untuk menilai laporan keuangan
untuk mengukur tindakan seorang auditor dalam
perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang
memberikan jasa audit kepada klien. Apabila auditor
dilakukan oleh Tjun, dkk. (2014) dimana hasil
memberikan jasa non audit terhadap klien maka
penelitian tersebut bahwa independensi tidak
akan menurunkan independensi seorang auditor
memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
karena telah melakukan multi jasa terhadap klien.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa
dilakukan oleh Tjun, dkk. (2014) dimana hasil
penelitian ini tidak dapat membuktikan independensi
penelitian tersebut bahwa independensi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Pengukuran variabel independensi diukur dengan
indikator lama hubungan dengan klien, tekanan dari Pengaruh Etika Profesi Auditor terhadap
klien, dan telaah rekan auditor. Faktor yang Kualitas Audit
menyebabkan independensi tidak memiliki pengaruh Dalam penelitian yang telah dilakukan diperoleh
terhadap kualitas audit adalah karena pada dasarnya hasil dimana etika profesi auditor memiliki pengaruh
auditor telah memiliki sikap independensi. Sikap terhadap kualitas audit.Etika profesi berfungsi untuk
independensi auditor yang merupakan sifat dasar mengatur tindakan auditor dalam pengambilan
yang harus dimiliki bahkan telah ada sebelum keputusan audit. Tindakan auditor terkait dengan
melakukan kontrak kerja sama dengan klien yaitu Teori Behavioral Decision yang dikembangkan
Pertama, Independent in Apperancemenyatakan oleh Bowditch dan Bouno (1990) menyatakan
bahwa auditor telah independen karena merupakan bahwa perilaku atau tidakan seseorang akan
pihak dari luar perusahaan. Kedua, Independent mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Etika
in Factmenyatakan bahwa auditor selama dalam profesional dikeluarkan oleh organisasi untuk
menjalankan tugasnya harus selalu mematuhi kode mengatur perilaku anggota dalam menjalankan
etik sebagai profesional. Ketiga, Independent in praktik profesi bagi masyarakat. Di dalam SA.100
Mindmenyatakan bahwa auditor harus mampu (SPAP:2011) telah diatur prinsip-prinsip yang harus
Maharany, Pengaruh Kompetisi, Independensi, dan Etika Profesi Auditor terhadap Kualitas Audit, 241

dipatuhi auditor yaitu prinsip integritas, prinsip kualitas audit, 2) Tidak ada pengaruh secara parsial
objektivitas, sikap kecermatan dan kehati-hatian, independensi terhadap kualitas audit, 3) Ada
prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku profesional. pengaruh etika profesi auditor terhadap kualitas
Menurut Mulyadi (2011:50), kepercayaan audit. Saran bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik
masyarakat akan meningkat apabila seorang adalahuntuk dapat meningkatkan kualitas audit
profesional telah menerapkan standar terhadap dengan penerapkan prinsip-prinsip etika profesi
pelaksanaan pekerjaan. auditor dan menetapkan kebijakan serta
Penelitian Prasetyo dan Utama pengawasan dari pihak supervisor maupun
(2015)mengungkapkan bahwa etika profesi partner.Saran bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti
merupakan landasan etika yang harus dipahami dan kualitas audit tidak hanya berpacu pada kompetensi,
dilaksanakan oleh setiap auditor. Pemahaman etika independensi dan etika profesi auditor, namun dapat
akan mengharapkan sikap, tingkah laku dan menggunakan variabel lainnya yang lebih
perbuatan auditor dalam mencapai hasil yang lebih berpengaruh.
baik. Penelitian yang dilakukan Sari (2015),
menyatakan bahwa sebagai profesi yang tanggung DAFTAR RUJUKAN
jawab sosial dan moral menjadikan kepatuhan pada
diikuti maka secara tidak langsung akan Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing (Edisi Empat). Jakarta:
mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan Salemba Empat.
auditor. Bowditch, L James & A.F. Buono. 1990. A Primer On
Etika profesi merupakan landasan etika yang Organisational Behavioral. 2nd Edition. New
harus dipahami dan dipatuhi oleh auditor. York. Willey.Inc
Keberadaan etika dimaksudkan untuk mengatur Candra, Dewa Ayu & Budiartha, I Ketut. 2011. Pengaruh
sikap tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh Kompetensi dan Independensi Auditor pada
auditor. Di dalam kode etik telah diatur masalah Kualitas Audit Dimoderenisasi oleh Tekanan
Klien. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
auditor baik secara prinsip maupun teknis. Dengan
(Online), 11(1): 197-210, (http://ojs.unud.ac.id),
adanya pemahaman auditor terhadap etika profesi diakses 04 Agustus 2015.
diharapkan sikap, tingkah laku dan perbuatan auditor Christiawan, Jogi Yulius. 2002. Kompetensi dan
dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan Independensi Publik: Refleksi Hasil Penelitian
keputusan dan pencapaian hasil audit. Dengan Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
menjunjung tinggi etika profesi diharapkan tidak (Online), 4(2): 79-92, (http://
terjadi kecurangan diantara para auditor, sehingga jurnalakuntansi.petra.ac.id), diakses 27 Agustus
memberikan pendapat audit yang benar sesuai 2015
dengan laporan keuangan yang disajikan oleh De Angelo. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Jour-
perusahaan. nal of Accounting and Economic, (Online), 3: 183-
199, (http://www.sciencedirect.com), diakses 04
Penerapan standar terhadap etika profesi akan
Agustus 2015.
meningkatkan kepercayan masyarakat terhadap IAPI. 2008. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Jakarta:
kualitas hasil kerja. Kualitas audit akan meningkat Salemba Empat.
ketika proses pengauditan dilakukan oleh auditor IAPI. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) 31
yang menjunjung tinggi etika profesi karena etika Maret 2011. Jakarta: Salemba Empat.
profesi memainkan peran dalam semua jenis profesi Jurnaedi, Putu Gede, dkk. 2014. Pengaruh Tingkat
termasuk profesi akuntan publik. Auditor yang Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat
memiliki norma dan moral tinggi sesuai dengan Kualifikasi Profesi dan Etika Profesi terhadap
standar audit, maka akanmampumenghasilkan Kualitas Audit (Studi Kasus pada Inspektorat di
kualitas audit yang baik. Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Gianyar),
(Online), 2(1) (ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
S1ak/article/view/3421) diakses 17 Februari 2016.
Mulyadi. 2011. Auditing (Edisi Enam). Jakarta: Salemba
PENUTUP Empat.
Parasayu, Annisa & Rohman, Abdul. 2014. Analisis
Simpulan dan Saran
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil
Simpulan dari penelitian ini adalah: 1) Tidak ada Audit Internal (Studi Persepsi Aparat Intern
pengaruh secara parsial kompentensi terhadap Pemerintah Kota Surakarta dan Kabupaten
242 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 3, Januari 2016, hlm. 236–242

Boyolali), (Online), 3(2): 1-10 (http://www.ejournal- Sari, Iis Nuridah. 2015. Pengaruh Independensi,
s1.undip.ac.id) diakses 04 Agustus 2015. Skeptisme Profesional, Perilaku Disfungsional
Prahayuningtyas, Dita & Sudarma, Made. 2015. Pengaruh dan Etika terhadap Kualitas Audit (Studi
Kompetensi dan Independensi Audiot Terhadap Empiris pada KAP Malang). Skripsi tidak
Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP Kota diterbitkan. Malang: UM.
Malang), (Online), (http://www.jimfeb.ub.ac.id/ Septiari, I.A. Angger & Sujana, Edy. 2013. Pengaruh
index.php/jimfeb/article/view/1691) diakses Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas
tanggal 04 Agustus 2015. Audit (Studi Empiris pada 5 Kantor Inspektorat
Provinsi Bali), (Online), (http://
Prasetyo, Eko Budi & Utama, Made Karya. 2015.
ejournal.undiksha.ac.id) diakses 04 Agustus 2015.
Pengaruh Independensi, Etika Profesi,
Tjun, Lauw Tjun, dkk. 2012. Pengaruh Kompetensi dan
Pengalaman Kerja dan Tingkat Pendidikan Audi-
Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit,
tor pada Kualitas Audit, (Online), 11(1): 115-129
(Online), 4(1): 33-56, (http://
(http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/ar-
majour.maranatha.ed u/index.php/jurnal-
ticle/view/10396) diakses tanggal 17 Februari
akuntansi/article/view/946/pdf) dikases 17
2016.
Februari 2016.

Anda mungkin juga menyukai