Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan Psoriasis

A. Definisi
Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang
dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas.( Price, 1994).
Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi
sel-sel epidermis terjadi  6-9 x lebih besar daripada kecepatan sel normal.dengan
kecepatan (Smeltzer, Suzanne).
Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana penderitanya
mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini secara klinis sifatnya tidak
mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh
mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan
baik. (Effendy, 2005)

B. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui.Diduga penyakit ini diwariskan
secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan, namun
pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:
1)   Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka bekas
operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini merupakan mekanisme fenomena
Koebner.Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya trauma.
2)   Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan psoriasis
gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun
menghilang setelah infeksinya sembuh 
3)   Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan
akan kambuh.
4)   Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung membaik selama
kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan.Kadang-kadang
psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron
dosis tinggi.
5)   Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada beberapa
penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis.Pengobatan fotokimia
mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.
6)   Metabolik
Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
7)   Obat-obatan
a.       Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat
psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.
b.      Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat menimbulkan
efek “withdrawal”.
c.       Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui sebagai
pencetus psoriasis.
d.      Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.
e.       Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat menimbulkan
psoriasis pustulosa generalisata.
8)        Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat memicu
timbulnya Psoriasis, antara lain adalah :
a.       Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat gatal digaruk
terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Bila
Psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit
bertambah tebal.
b.      Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik. 
c.       Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
d.      Emosi tak terkendali.
e.       Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah ,
misalnya mengandung alcohol.

C. Klasifikasi
1.    Berdasarkan bentuk lesi, dikenal bermacam-macam psoriasis antara lain:
a.    Psoriasis puncata            : Lesi sebesar jarum pentul atau milier
b.    Psoriasis folikularis        :Lesi dengan skuama tipis terletak pada muara folikel rambut.
c.    Psoriasis guttata             : Lesi sebesar tetesan air
d.    Psoriasis numularis         : Lesi sebesar uang logam
e.    Psoriasis girata               : Lesi sebesar daun
f.     Psoriasis anularis            :Lesi melingka berbentuk seperti cincin karena adanya involusi
dibagian tengahnya
g.    Psoriasis diskoidea         : Lesi merupakan bercak solid yang menetap
h.    Psoriasis ostracea           : Lesi berupa penebalan kulit yang kasar dan tertutup lembaran-
lembaran skuama mirip kulit tiram
i.      Psoriasis rupioides         : Lesi berkrusta mirip rupia sifilitika
2.    Tipe-tipe psoriasis. Psoriasis terbagi atas:
a.       Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah jenis yang paling umum karena itu disebut vulgaris,
dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk plak. Tempat predileksinya
seperti yang telah diterangkan di atas.
b.      Psoriasis gutata: diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya
mendadak dan mengenai seluruh badan, umumnya setelah infeksi di saluran napas
bagian atas sehabis influenza atau morbili (campak), terutama pada anak dan dewasa
muda.
c.       Psoriasis putulosa: gejala awalnya ialah kulit yang nyeri disertai gejala umum berupa
demam, mudah capek, mual, dan nafsu makan menurun. Kelainan kulit psoriasis yang
telah ada makin merah. Setelah beberapa jam timbul agak bengkak dan bintil-bintil
bernanah pada bercak merah tersebut. Kelainan-kelainan semacam itu akan terus
muncul dan dapat menjadi eritroderma.
d.      Psoriasis eritrodermis: dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau
oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan kulit yang khas untuk
psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat kemerahan dan bersisik tebal yang
menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit psoriasis masih tampak samar-samar, yakni
lebih merah dan kulitnya lebih meninggi.
e.       Psoriasis kuku: menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampak lekukan-
lekukan kecil. Jenis ini termasuk yang bandel, sehingga penderita sulit sembuh.
f.       Psoriasis artritis: penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi, sehingga sendi
terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis seperti gejala rematik. Pada tahap ini,
penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai keropos.
3.    Berdasarkan lokalisasi lesi maka dikenal bentuk psoriasis atipik seperti:
a.       Psoriasis digitalis atau interdigitalis.
b.      Lesi verukosa terutama di tungkai bawah.
c.       Lesi dengan distribusi seperti sarung tangan atau kaos kaki.
d.      Psoriasis fleksural atau inversus bila lesi didapatkan di daerah fleksor atau lipatan-
lipatan tubuh misalnya lipat paha, aksila, lipatan di bawah payudara dan lainnya.
e.       Psoriasis seboreik bila lesi didapatkan di daerah seboreik seperti kulit kepala, alis mata,
belakang telinga dan sebagainya.

D. Manifestasi Klinis
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni
pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor
terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak
eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata.
Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis
terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan,
seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan
karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang
sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting nail
atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
Gejala dari psoriasis antara lain:
         Mengeluh gatal ringan
         Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.
         Terdapat fenomena tetesan lilin
         Menyebabkan kelainan kuku

E. Patofisiologi
Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
1.    Terjadi peningkatan “turnover” epidermis atau kecepatan pembentukannya dimana pada kulit
normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4 hari sehingga gambaran
klinik tampak adanya skuama dimana hiperkeratotik. Disamping itu pematangan sel-sel
epidermis tidak sempurna.
2.    Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang kronik dimana terdapat
penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi lesinya pada tempat-tempat tertentu.
3.    Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada psoriasis meliputi:  
a.       Peningkatan replikasi DNA.
b.      Berubahnya kadar siklik nukleotida.
c.       Kelainan prostaglandin dan prekursornya.
d.      Berubahnya metabolisme karbohidrat.
Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari permukaan kulit.
Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju permukaan kulit pada 3-4 hari,
sehingga akan menonjol dan menimbulkan bentukan peninggian kumpulan plak berwarna
kemerahan. Warna kemerahan tersebut berasal dari peningkatan suplai darah untuk nutrisi bagi
sel kulit yang bersangkutan.Bentukan berwarna putih seperti tetesan lilin (atau sisik putih)
merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila dilakukan kerokan pada permukaan psoriasis,
maka akan timbul gejala koebner phenomenon. Terdapat banyak tipe dari psoriasis, misalnya
plaque, guttate, pustular, inverse, dan erythrodermic psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul
pada kulit kepala, siku bagian luar, lutut, maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis
dapat pula berkembang di daerah lain, termasuk pada kuku, telapak tangan, genitalia, wajah, dll.
Pemeriksaan histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan adanya
penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis
bagian atas.Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat.Sel-sel yang membelah dengan
cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal.Proliferasi dan
migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi
keratin yang tebal (sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel
epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal,
terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) sikli.
Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini.Peranan setiap kelainan tersebut
dalam mempengaruhi pembentukan plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.

F. Pathway
Pertumbuhan kulit yang cepat   (3-4 hari )

Stratum granulosum tidak terbentuk


Interval keratinisasi sel-sel stratum basale memendek

Preoses pematangan dan keratinisasi stratum korneum gagal

Terjadi parakeratosis

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menyokong diagnosis psoriasis tidak
banyak. Pemeriksaan yang bertujuan mencari penyakit yang menyertai psoriasis perlu dilakukan,
seperti pemeriksaan darah rutin, mencaripenyakit infeksi, pemeriksaan gula darah, kolesterol
untuk penyakit diabetes mellitus.
Pemeriksaan Histopatologi

Kelainan histopatologi yang dapat dijumpai pada lesi psoriasis ialah hyperkeratosis,
parakeratosis, akantosis dan hilangnya stratum granulosum. Papilomatosis ini dapat memberi
beberapa variasi bentuk seperti gambaran pemukul bola kasti atau pemukul bola golf.
Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan keratinisasi terlalu
cepat dan stratum korneum tampak menebal. Di dalam sel-sel tanduk ini masih dapat ditemukan
inti-inti sel yang disebut parakeratosis. Di dalam stratum korneum dapat ditemukan kantong-
kantong kecil yang berisikan sel radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses
Munro. Pada puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai oleh
sebukan sel-sel radang limfosit dan monosit.

H. Komplikasi
Menurut  corwin (2009) komplikasi dari psoriasis diantaranya adalah:
a. Infeksi kulit yang parah dapat terjadi
b. Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid, disebut  psoriatika, timbul pada
sekitar 30-40% pasien psoriasis. bila psioriasis dapat menjadi penyakit yang
melemahkan.
c. Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang
menimbulkan   psikologis,ansietas,depresi,dan marah.

I. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memperlambat pergantian epidermis,
meningkatkan resolusi lesi psoriatik dan mengendalikan penyakit tersebut. Pendekatan terapeutik
harus berupa pendekatan yang dapat dipahami oleh pasien, pendekatan ini harus bisa diterima
secara kosmetik dan tidak mempengaruhi cara hidup pasien. Terapi psoriasis akan melibatkan
komitmen waktu dan upaya oleh pasien dan mungkin pula keluarganya.
Ada tiga terapi yang standar: topikal, intralesi dan sistemik.
1.    Terapi topical
Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas epidermis
yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.Obat-obatannya mencakup preparat ter,
anthralin, asam salisilat dan kortikosteroid.Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresi
epidermopoisis (pembentukan sel-sel epidermis).
2.    Formulasi ter
Mencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo. Rendaman ter dapat menimbulkan
retardasi dan inhibisi terhadap pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat.Terapi ter dapat
dikombinasikan dengan sinar ultraviolet-B yang dosisnya ditentukan secara cermat sehingga
menghasilkan radiasi dengan panjang gelombang antara 280 dan 320 nanometer (nm).Selama
fase terapi ini pasien dianjurkan untuk menggunakan kacamata pelindung dan melindungi
matanya.Pemakaian sampo ter setiap hari yang diikuti dengan pengolesan losion steroid dapat
digunakan untuk lesi kulit kepala.Pasien juga diajarkan untuk menghilangkan sisik yang
berlebihan dengan menggosoknya memakai sikat lunak pada waktu mandi.
3.    Anthralin
Preparat (Anthra-Derm, Dritho-Crème, Lasan) yang berguna untuk mengatasi plak
psoriatik yang tebal yang resisten terhadap preparat kortikosteroid atau preparat ter lainnya.
4.                   Kortikosteroid
Topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamasi. Setelah obat ini dioleskan,
bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik oklusif untuk menggalakkan
penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
5.    Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat
dilakukan langsung kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang terisolasi
dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.Kita harus hati-hati agar kulit yang normal tidak
disuntuik dengan obat ini.
6.    Terapi sistemik
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel epidermis sehingga
mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik. Walaupun begitu, obat ini bisa sangat
toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalamim kerusakan yang irreversible.Jadi,
pemantauan melalui pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk memastikan bahwa
sistem hepatik, hematopoitik dan renal pasien masih berfungsi secara adekuat.
Pasien tidak boleh minum minuman alkohol selama menjalani pengobatan dengan
metotreksat karena preparat ini akan memperbesar kemungkinan kerusakn hepar. Metotreksat
bersifat teratogenik (menimbulkan cacat fisik janin) pada wanita hamil.
a.    Hidroksiurea menghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sintesis DNA.
Monitoring pasien dilakukan untuk memantau tanda-tanda dan gejal depresi sumsum
tulang.
b.    Siklosporin A, suatu peptida siklik yang dipakai untuk mencegah rejeksi organ yang
dicangkokkan, menunjukkan beberapa keberhasilan dalam pengobatan kasus-kasus
psoriasis yang berat dan resisten terhadap terapi. Kendati demikian, penggunaannya amat
terbatas mengingat efek samping hipertensi dan nefroktoksisitas yang ditimbulkan
(Stiller, 1994).
c.    Retinoid oral (derivat sintetik vitamin A dan metabolitnya, asam vitamin A) akan
memodulasi pertumbuhan serta diferensiasi jaringan epiterial, dan dengan demikian
pemakaian preparat ini memberikan harapan yang besar dalam pengobatan pasien
psoriasis yang berat.
d.   Fotokemoterapi. Terapi psoriasis yang sangat mempengaruhi keadaan umum pasien
adalah psoralen dan sinar ultraviolet A (PUVA). Terapi PUVA meliputi pemberian
preparat fotosensitisasi (biasanya 8-metoksipsoralen) dalam dosis standar yang kemudian
diikuti dengan pajanan sinar ultraviolet gelombang panjang setelah kadar obat dalam
plasma mencapai puncaknya. Meskipun mekanisme kerjanya tidak dimengerti
sepenuhnya, namun diperkirakan ketika kulit yang sudah diobati dengan psoralen itu
terpajan sinar ultraviolet A, maka psoralen akan berkaitan dengan DNA dan menurunkan
proliferasi sel. PUVA bukan terapi tanpa bahaya; terapi ini disertai dengan resiko jangka
panjang terjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan prematur kulit.
e.    Terapi PUVA mensyaratkan agar psoralen diberikan peroral dan setelah 2 jam kemudian
diikuti oleh irradiasi sinar ultraviolet gelombang panjang denagn intensitas tinggi. (sinar
ultraviolet merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang mengandung panjang
gelombang yang berkisar dari 180 hingga 400 nm).
f.     Terapi sinar ultraviolet B (UVB) juga digunakan untuk mengatasi plak yang
menyeluruh. Terapi ini dikombinasikan dengan terapi topikal ter batubara (terapi
goeckerman). Efek sampingnya serupa dengan efek samping pada terapi PUVA.
g.    Etretinate (Tergison) adalah obat yang relatif baru (1986). Ia adalah derivat dari
Vitamin A. Bisa diminum sendiri atau dikombinasi dengan sinar ultraviolet. Hal ini
dilakukan pada penderita yang sudah bandel dengan obat obat lainnya yang terdahulu.
Di antara pengobatan tersebut diatas, yang paling efektif untuk mengobati psoriasis
adalah dengan ultraviolet (fototerapi), karena dengan fototerapi penyakit psoriasis dapat lebih
cepat mengalami “clearing” atau “almost clearing” (keadaan dimana kelainan / gejala psoriasis
hilang atau hampir hilang). Keadaan ini disebut “remisi”.Masa remisi fototerapi tersebut bisa
bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan lainnya.
1)        Pengobatan fotokemoterapi, yaitu dengan menggunakan kombinasi radiasi ultraviolet
dan oral psoralen (PUVA), namun kelemahannya adalah untuk jangka panjang dapat
menimbulkan kanker kulit.
2)        Fototerapi UVB konvensional dengan menggunakan sinar UVB broadband dengan
panjang gelombang 290-320 nm. Terapi kurang praktis karana pasien harus masuk ke
dalam light box.
3)        Fototerapi dengan alat Monochromatic Excimer Light 308 nm (MEL 308 nm)
merupakan bentuk fototerapi UVB yang paling mutakhir dengan menggunakan sinar
laser narrowband UVB dengan panjang gelombang 308 nm. Dibandingkan dengan
narrowband UVB, MEL 308 nm lebih cepat dan lebih efektif dalam mengobati psoriasis
yang resisten.

J. Proses keperawatan

1. Pengkajian
1.    Pola Persepsi Kesehatan
a.       Adanya riwayat infeksi sebelumya.
b.      Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
c.       Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
d.      Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
e.       Hygiene personal yang kurang.
f.       Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
2.    Pola Nutrisi Metabolik
a.         Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.
b.         Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
c.         Jenis makanan yang disukai.
d.        Napsu makan menurun.
e.         Muntah-muntah.
f.          Penurunan berat badan.
g.         Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
h.         Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih
3.    Pola Eliminasi
a.       Sering berkeringat.
b.      Tanyakan pola berkemih dan bowel.
4.    Pola Aktivitas dan Latihan
a.       Pemenuhan sehari-hari terganggu.
b.      Kelemahan umum, malaise.
c.       Toleransi terhadap aktivitas rendah.
d.      Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.
e.       Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
5.    Pola Tidur dan Istirahat
a.       Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
b.      Mimpi buruk.
6.    Pola Persepsi dan Konsep Diri
a.       Perasaan tidak percaya diri atau minder.
b.      Perasaan terisolasi.
7.    Pola Reproduksi Seksualitas
a.       Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
b.      Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
8.    Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
a.       Emosi tidak stabil
b.      Ansietas, takut akan penyakitnya
c.       Disorientasi, gelisah
9.    Pola Sistem Kepercayaan
a.       Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
b.      Agama yang dianut
10.    Pola Persepsi Kognitif
a.    Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
b.    Pengetahuan akan penyakitnya.
11.    Pola Hubungan dengan Sesama
a.     Hidup sendiri atau berkeluarga
b.    Frekuensi interaksi berkurang
c.     Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

B.     Analisa Data
Data-data Etiologi Masalah
Ds:- Iritasi zat kimia, faktor Gangguan
Do: Turgor kulit buruk, mekanik, faktor nutrisi. integritas kulit
kering, bersisik, pecah-
pecah, perubahan warna
kulit, terdapat bercak-
bercak, gatal-gatal, rasa
terbakar, kurangya personal
hygiene, lingkungan tidak
sehat, mengkonsumsi
makanan berminyak dan
pedas.

Ds:- Biofisik, penyakit, dan Gangguan body


Do: kulit kering, bersisik, perseptual. image
pecah-pecah,terdapat
bercak-bercak, minder,
tidak percaya diri, perasaan
terisolasi, interaksi
berkurang.

Ds:- Perubahan status kesehatan Ansietas


Do: klien tampak gelisah,
takut akan penyakitnya,
ragu,  gangguan pola tidur,
sering berkeringat,
anoreksia, mual, perubahan
pola berkemih.
Ds:- Gejala terkait penyakit Gangguan rasa
Do: ansietas, klien tampak nyaman
gelisah, gangguan pola
tidur, klien takut akan
penyakitnya, gatal-gatal,
kulit terasa terbakar atau
perih.

C.    Diagnosa Keperawatan
1)        Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit ditandai dengan
adanya gatal, rasa terbakar pada kulit, ansietas, klien tampak gelisah, dan gangguan pola
tidur.
2)        Gangguan  integritas kulit berhubungan dengan iritasi zat kimia, faktor mekanik, faktor
nutrisiditandai dengan kerusakan jaringan kulit (kulit bersisik, turgor kulit buruk, pecah-
pecah, bercak-bercak, gatal).
3)        Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, penyakit, dan perseptual ditandai
dengan tidak percaya diri, minder, perasaan terisolasi, interaksi berkurang.
4)        Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien gelisah,
ketakutan, gangguan tidur, sering berkeringat.

D.    Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasaSetelah dilakukan1.   Kaji penyebab    Sebagai dasar
nyaman berhubungantindakan selamagangguan rasadalam menyusun
dengan gejala terkait1x24 jam kliennyaman rencana intervensi
penyakit ditandaidapat keperawatan
dengan adanya gatal,mempertahankan     Rasa gatal dapat
rasa terbakar padatingkat 2.   Kendalikan faktor-diperburuk oleh
kulit, ansietas, klienkenyamanan faktor iritan. panas, kimia dan
tampak gelisah, danselama perawatan fisik.
gangguan pola tidur dengan kriteria
hasil: 3.   Pertahankan     Kesejukan

- klien tampaklingkungan yangmengurangi gatal.


tenang dingin atau sejuk.
- gangguan tidur 4.   Gunakan sabun    Upaya ini
hilang ringan atau sabunmencakup tidak
- klien menerimakhusus untuk kulitadanya larutan
akan penyakitnya sensitif. detergen, zat
- gatal dan perih pewarna atau bahan
hilang pengeras.
5.   Kolaborasi dalam    Tindakan ini
pemberian terapimembantu
topical seperti yangmeredakan gejala
diresepkan dokter.

2. Gangguan integritas Setelah dilakukan 1.     Kaji atau catat 1.    Memberikan


kulit berhubungan intervensi selama ukuran, warna,informasi dasar
dengan iritasi zat 3x24 jam, keadaan luka /tentang penanganan
kimia, faktor diharapkan kondisi sekitar luka. kulit
mekanik, faktor Kerusakan 2.     Lakukan kompres
nutrisiditandai dengan integritas kulit basah dan sejuk atau 2.    Merupakan
kerusakan jaringan dapat teratasi, terapi rendaman. tindakan protektif
kulit (kulit bersisik, dengan kriteria 3.     Lakukan perawatanyang dapat
turgor kulit buruk, hasil: luka dan hygienemengurangi nyeri.
pecah-pecah, bercak- - turgor kulit baik sesudah 3.
itu    Memungkinkan
bercak, gatal). - gatal hilang keringkan kulitpasien lebih bebas
- kulit tidak dengan hati-hati danbergerak dan
bersisik taburi bedak yangmeningkatkan
- bercak-bercak tidak iritatif. kenyamanan.
hilang 4.     Berikan prioritas
untuk meningkatkan
kenyamanan dan
kehangatan pasien4.    Mempercepat
5.     Kolaborasi denganproses rehabilitasi
dokter dalampasien
pemberian obat-
obatan
5.    Untuk
mempercepat
penyembuhan.

3. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan 1.    Berikan kesempatan


1.    Klien
berhubungan dengan tindakan asuhan pada klien untukmembutuhkan
biofisik, penyakit, dan keperawatan mengungkapkan pengalaman
perseptual ditandai selama 1X24 jam, perasaan tentangdidengarkan dan
dengan tidak percaya diharapkan tidak perubahan citradipahami dalam
diri, minder, perasaan terjadi gangguan tubuh. proses peningkatan
terisolasi, interaksi body image. kepercayaan diri.
berkurang Dengan kriteria 2.    Nilai rasa
2.    Memberikan
hasil: keprihatinan dankesempatan kepada
- Menyatakan ketakutan klien. perawat untuk
penerimaan situasi menetralkan
diri. kecemasan dan
- Bicara dengan memulihkan realitas
keluarga/orang situasi.
terdekat tentang 3.    Bantu klien dalam 3.    Kesan seseorang
situasi, perubahan mengembangkan terhadap dirinya
yang terjadi. kemampuan untuksangat berpengaruh
menilai diri dandalam
mengenali sertapengembalian
mengatasi masalah. kepercayaan diri.

4.    Mendukung upaya 4.    Pendekatan dan


klien untuksaran yang positif
memperbaiki citradapat membantu
diri, mendorongmenguatkan usaha
sosialisasi dengandan kepercayaan
orang lain danyang dilaku
membantu klien ke
arah penerimaan
diri.
4. Ansietas yang Setelah dilakukan1.    Kaji tingkat ansietas
1.    Identifikasi
berhubungan dengan intervensi selama dan diskusikanmasalah spesifik
perubahan status 3x24 jam, penyebab bilaakan meningkatkan
kesehatan ditandai diharapkan mungkin kemampuan
dengan klien gelisah, Ansietas dapat individu untuk
ketakutan, gangguan diminimalkan menghadapinya
tidur, sering sampai dengan dengan lebih
berkeringat. diatasi, dengan realistis.
kriteria hasil : 2.    Ka kaji ulang
2.    Sebagai indikator
- klien tampak keadaan umumawal dalam
tenang pasien dan TTV menentukan
-klien menerima intervensi
tentang berikutnya
penyakitnya 3.    Berikan waktu
3.    Agar pasien merasa
- gangguan tidur pasien untukditerima
hilang mengungkapkan
- pola berkemih masalahnya dan
normal dorongan ekspresi
yang bebas,
misalnya rasa
marah, takut, ragu
4.    Jelaskan semua
4.    Ke tidaktahuan dan
prosedur dankurangnya
pengobatan pemahaman dapat
menyebabkan
timbulnya ansietas
5.    Diskusikan perilaku
5.    Mengurangi
koping alternatif dankecemasan pasien
tehnik pemecahan
masalah

Anda mungkin juga menyukai