A. Kompetensi :
Mahasiswa dapat melakukan pengujian pasir yang memenuhi persyaratan sebagai
bahan adukan beton struktural.
B. Sub Kompetensi :
Mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian modulus kehalusan butir (MKB) dengan prosedur yang
benar
2. Menganalisis data hasil pengujian MKB pasir dengan benar
3. Menyimpulkan hasil pengujian MKB pasir
Modulus halus butir selain untuk menjadi ukuran kehalusan butir juga dapat untuk
mencari nilai perbandingan berat antara pasir dan kerikil. Penggolongan gradasi pasir
dapat diperoleh dari grafik modulus kehalusan butiran pasir.
Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Karena
volume agregat pada beton ± 70%volume beton, agregat sangat berpengaruh
terhadap sifat-sifat mortar/beton, serta memberikan kekuatan pada beton, sehingga
kualitas agregat sangat mempengaruhi mutu beton yang akan dihasilkan. Ukuran
butir > 40 mm disebut batu, ukuran butir 4,80 – 40,00 mm disebut Agregat
Kasar/Kerikil/Split dan ukuran butir ≤ 4,80 mm Agregat Halus/Pasir. Agregat dengan
ukuran butir < 1,20 mm sering disebut Pasir Halus, sedang jika ukuran butir < 0,075
mm disebut Silt (lumpur), dan disebut Clay(lempung) bila ukuran butirnya < 0,002
mm. Agregat yang dipergunakan untuk mendapatkan beton dengan kualitas baik,
paling sedikit mempunyai dua kelompok ukuran, yaitu kelompok agregat halus
(ukuran butir ≤ 4,50 mm) dan kelompok agregat kasar (ukuran butir > 4,50 mm),
serta ukuran maksimum umumnya 40 mm
5. Masukkan pasir ke dalam satu set ayakan pasir yang disusun dari bawah dari
ukuran yang kecil dengan urutan : penampung, 0,15 mm , 0,30 mm, 0,60 mm,
1,18 mm, 2,36 mm dan 4,75 mm
6. Getarkan ayakan lebih kurang 1 menit
7. Putar ayakan 90 derajat, kemudian getarkan ayakan selama 1 menit
8. Siapkan cawan sejumlah ayakan, dan diberi nomor ayakan
9. Tuangkan pasir ke dalam ke masing-masing cawan sampai bersih dengan
menggunakan sikat
10. Timbang pasir di masing-masing cawan .
11. Catat dalam tabel data serta hitung besarnya MKB
H. Penyajian dan Analisis Data :
K. Lampiran