Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI

DI PUSKESMAS TOBADAK KAB. MAMUJU TENGAH


TAHUN 2017

Andi Elis 1 dan Rohani Mustari 2


1,2
Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia Timur
1
Email: andielis1324@gmail.com
2
Email: rohanimustari@gmail.com

Abstrak
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan
dansetelah kondisi tubuhnya pulih, serta manfaat senam nifas yaitu membantu penyembuhan
rahim, perut dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya
bagian-bagian tersebut kebentuk normal. Involusio atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali kekondisi sebelum hamil dengan bobot sekitar 60 gram.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Quansi-Eksperiment dengan pendekatan Equivalent
Control Grupuntuk mengetahui pengaruh senam nifas terhadap involusio uteri di Puskesmas
Tobadak Kab. Mamuju Tengah Tahun 2017 . dan sampel adalah ibu post partum normal
sebanyak 30 orang, dengan pengambilan sampel secara Consecutive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai Sig=nilai P= 0,6>0,05 yang berarti bahwa kedua
sampel berasal dari populasi dengan variansi homogen sehingga pada SPSS 16,0 dibaca
pada Equal Variance Assumed.Berdasarkan uji t 2 sampel bebas didapatkan nilai 𝜌 = 0,000
lebih kecil dari α = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh
senam nifas terhadap involusio uteri. Diharapkan kepada bidan agar meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang senam nifas dan
menerapkannya khususnya pada bagian ibu post partum, serta bagi ibu agar dapat
melakukan senam nifas untuk membantu mempercepat involusio uterinya.

Kata Kunci :Senam nifas, Involusio Uteri

I. PENDAHULUAN

Nifas merupakan latihan jasmani yang kondisi sebelum hamil dengan bobot
dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan hanya 60 gram. Uterus mengalami
,setelah pulih diaman fungsinya adalah perubahan paling besar pada akhir
untuk mengembalikan kondisi kesehatan persalinan kala tiga, ukuran uterus kira-
,untuk mempercepat penyembuhan kira sebesar pada saat kehamilan 20
,mencegah timbulnya komplikasi minggu dan beratnya 1000 gr, dan ukuran
,memulihkan terutama otot-otot bagian ini cepat mengecil sehingga pada akhir
panggul dan dasar panggul ( Anggriyna, minggu pertama masa nifas beratnya kira-
2010 Masa nifas (puerperium) merupakan kira 500 gr. Involusio ini dapat dibuktikan
masa pulih kembali, mulai dari persalinan oleh fakta bahwa pada pemeriksaan
selesai sampai alat-alat kandungan abdomen yaitu pada hari ke 12 uterus
kembali seperti pra-hamil, masa nifas ini tidak teraba lagi, setelah itu involusio
yaitu 6-8 minggu (sarwono,2002). berlangsung lebih lambat (Williams,
Beberapa perubahan fisiologis yang 2006). Menurut World Health
terjadi pada masa nifas yaitu terjadi Organization (WHO) separuh dari
pengerutan pada uterus yang merupakan kematian ibu disebabkan oleh perdarahan,
suatu proses dimana uterus kembali ke dua pertiga dari semua kasus perdarahan

JURNAL ILMIAH FORILKESUIT VOLUME 1, NOMOR 1 FEBRUARI 2019 23


pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa (54,11%) pada tahun tahun 2015 Angka
faktor resiko yang diketahui sebelumnya, Kematian ibu sebanyak 52 orang.
dua pertiga kematian akibat perdarahan Penyebab kematian tertinggi disebabkan
tersebut adalah dari jenis retensio oleh perdarahan sebesar 50 %, Eklmpsia
plasenta, dan tidak mungkin sebesar 13 % , infeksi sebesar 2 %,
memperkirakan ibu yang mengalami gangguan sistem pencernaan 10 % ,Lain-
atonioa uteri maupun perdarahan. lain 25 % (Profil Dinas Kesehatan Sul-
Berdasarkan Survey Demografi Sel, 2015 dan 2016 ). Untuk menurunkan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka morbiditas pada masa post partum
AKI di Indonesia masih cukup tinggi selain early ambulasisalah satu cara untuk
yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran mempercepat involusi uteri yaitu dengan
hidup, angka tersebut masih tertinggi di melakukan senam nifas yang bertujuan
Asia, sementara target Rencana merangsang otot-otot rahim agar
Pembangunan Jangka Menengah Nasional berfungsi secara optimal sehingga
(RPJMN) sebesar 226 per 100.000 diharapkan tidak terjadi perdarahan post
kelahiran hidup. Penyebab kematian partum dan mengembalikan rahim pada
terbesar kematian ibu yang terjadi pada posisi semula involusi (Sjahrudin,
masa nifas yaitu perdarahan 28% , 2006). Berdasarkan uraian dalam latar
eklampsi 24%, infeksi 11% dan lain-lain belakang tersebut di atas, maka dapat
11% (Depkes RI, 2008). dirumuskan masalah “Bagaimana
Data untuk Propinsi Sulawesi Barat, Pengaruh Senam Nifas Terhadap
angka kematian ibu (AKI) tahun 2016 Involusio Uteri di Puskesmas Tobadak
dengan perdarahan sebanyak 18 0rang Kab. Mamuju Tengah Tahun 2017?”

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Populasi dalam penelitian ini adalah
penelitian Quansi-Eksperiment dengan semua ibu post partum normal yang
pendekatan Equivalent Control Grup dirawat di Puskesmas Tobadak Kab.
yaitu penelitian untuk membandingkan Mamuju Tengah dengan jumlah rata-rata
hasil intervensi dari kelompok eksperimen pesalinan adalah 30 orang perbulan.
dan kelompok control dengan melakukan Sampel dalam penelitian ini adalah
observasi secara berulang-ulang (Aziz, sebagian ibu post partum normal yang
Alimul, 2008). dirawat di Puskesmas Tobadak Kab.
Mamuju Tengah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil penelitian ini dilakukan di senam nifas dan tidak melakukan senam
Puskesmas Tobadak Kab.Mamuju Tengah nifas dilakukan selama ibu post partum
yang dilaksanakan pada tanggal 01 Juli – tersebut dirawat di Puskesmas Tobadak
30 Oktober Tahun 2017. Data yang Kab.Mamuju Tengah dengan jumlah
diambil adalah data primer yang di dapat sampel 20 ibu post partum, dimana 10 ibu
pada saat peenlitian. Untuk pemantauan diberi perlakuan senam nifas dan 10 ibu
involusio uteri baik yang melakukan tidak diberi perlakuan senam nifas.

JURNAL ILMIAH FORILKESUIT VOLUME 1, NOMOR 1 FEBRUARI 2019 24


1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Tobadak
Kab.Mamuju Tengah Tahun 2017

Umur Frekuensi Persentase


< 25 tahun 11 36,7
≥ 25 tahun 19 63,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 tahun sebanyak 17 responden (63,3 %).
responden, umur ibu < 25 tahun sebanyak Jadi umur responden lebih banyak pada
3 responden (36,7%), dan umur ibu ≥ 25 kelompok umur ≥ 25 tahun.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas
Tobadak Kab. Mamuju Tengah Tahun 2017

Pendidikan Frekuensi Persentase


SD 7 23,3
SMP 8 26,7
SMA 15 50
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 15 responden ( 50 % ). Jadi pendidikan
responden,pendidikan SD sebanyak 7 responden lebih banyak pada kelompok
responden (23,3%), SMP sebanyak 8 SMA.
responden (26,7 %), dan SMA sebanyak

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Involusio Uteri Di Puskesmas
Tobadak Kab. Mamuju Tengah Tahun 2017

Involusio Uteri Frekuensi Persentase

Lambat (1 cm) 11 36,7


Cepat (≥ 2 cm) 19 63,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 30 (36,7 %), sedangakan ibu yang
responden,ibu yang mengalami involusio mengalami involusio secara cepat
uteri secara lambat sebanyak 11responden sebanyak 19 responden (63,3 %).

JURNAL ILMIAH FORILKESUIT VOLUME 1, NOMOR 1 FEBRUARI 2019 25


Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Involusio Uteri Yang Diberikan perlakuan Senam Nifas
Hari Ketiga DiPuskesmas Tobadak Kab. Mamuju TengahTahun 2017

Involusio Uteri (cm) Frekuensi Persentase


1 cm 3 20

2 cm 9 60

3 cm 3 20
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 20 (20%), Penurunan TFU 2 cm sebanyak 9
responden yang diberi perlakuan senam responden (60%), Penurunan TFU 3 cm
nifas terjadi involusio uteri/TFU dengan sebanyak 3 responden (20%).
penurunan 1 cm sebanyak 3 responden

Tabel 4.5
Distribusi Pengaruh Involusio Uteri Yang Tidak Diberikan perlakuan Senam
Nifas Hari KetigaDi Puskesmas Tobadak
Kab.Mamuju Tengah 2017

Involusio Uteri (cm) Frekuensi Persentase


1 cm 8 53,3

2 cm 7 46,7
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.4menunjukkan bahwa dari 15 responden (53,3 %), sedangkan dengan
responden yang tidak diberi perlakuan penurunan 2 cm sebanyak 7 orang (46.7
senam nifas terjadi involusio uteri/TFU %).
dengan penurunan 1 cm sebanyak 8

2. Analisis Bivariat
Tabel 4.6
Distribusi Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusio Uteri
DiPuskesmas Tobadak Kab. Mamuju Tengah
Tahun 2017
Involusio uterus/TFU (cm) sig 𝝆
Senam P=
3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 1 2
Nifas 0,6
0,0
Tidak >
20
Senam 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 o,o
Nifas 5
Sumber : Data Primer

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa bahwa kedua sampel berasal dari populasi
nilai Sig=nilai P= 0,6>0,05 yang berarti dengan variansi homogen sehingga pada

JURNAL ILMIAH FORILKESUIT VOLUME 1, NOMOR 1 FEBRUARI 2019 26


SPSS 16,0 dibaca pada Equal Variance α=0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
Assumed. diterima yang berarti ada pengaruh senam
Berdasarkan uji t 2 sampel bebas nifas terhadap involusio uteri.
didapatkan nilai 𝜌 = 0,020 lebih kecil dari

B. Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan dan p = 0,000 sehingga p < 0,05. dengan
penyajian data beserta hasilnya, berikut demikian hipotesis penelitian didapatkan
ini akan dilakukan pembahasan sesuai bahwa ada perbedaan involusio uteri pada
dengan variabel yang diteliti sebagai ibu post partum yang melakukan senam
berikut : nifas dengan ibu post partum yang tidak
Involusi uteri adalah pengecilan melakukan senam nifas. Menurut
yang normal dari suatu organ setelah Sjahruddin (2006), secara otomatisrahim
organ tersebut memenuhi fungsinya, akan berkontraksi dengan
misalnya pengecilan uterus setelah sendirinya.Hasil penelitian ini sama
melahirkan (Ramali, 2003). Salah satu dengan penelitian yang dilakukanoleh
cara agar kontraksi tetap baik sampai Yuniasih (2006) dan Haslinda ( 2014 )
akhir nifas adalah mobilisasi dan gerakan mengenai pengaruh senam nifas terhadap
sederhana seperti senam nifas, karena kecepatan involusio uteri pada ibu post
dengan senam nifas maka otot-otot yang partum primipara hari pertama sampai
berada pada uterus akan mengalami hari ketiga. Dengan mengikuti senam
kontraksi dan retraksi, dengan adanya nifas, gerakan-gerakan yangada dapat
kontraksi ini akan menyebabkan melatih dan mengencangkan otot-otot
pembuluh darah pada uterus yang perut sehingga secaratidak langsung dapat
meregang dapat terjepit sehingga merangsang otot-otot rahim agar
perdarahan dapat terhindari.Senam nifas berfungsi secaraoptimal dan tidak terjadi
adalah latihan jasmani yang dilakukan perdarahan post partum.Pada dasanya
oleh ibu-ibu setelah melahirkan setelah perdarahan postpartum dapat terjadi
keadaan pulih dimana fungsinya adalah akibat kontraksi uterus yang kurang baik
untuk mengembalikan kondisi kesehatan, dan uterus yang lembek. Salah satu cara
untuk mempercepat penyembuhan, agar kontraksi tetap baik sampai akhir
mencegah timbulnya komplikasi, nifas adalah mobilisasi dan gerakan
memulihkan dan memperbaiki regangan sederhana seperti senam nifas, akan tetapi
pada otot-otot setelah kehamilan, terutama biasanya ibu postpartum takut melakukan
pada otot-otot bagian punggung, dasar gerakan tersebut karena masih merasa
panggul dan perut (Anggriyana, sakit setelah melahirkan bahkan yang
2010).Berdasrkan uji t dua sampel bebas mendapatkan jahitan takut jahitan lepas
dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat terjadi perdarahan.Dari
didapatkan nilai Sig=nilai P= 0,6>0,05 hasi penelitian yang dilakukan dengan
yang berarti bahwa kedua sampel berasal mengobservasi langsung pada responden,
dari populasi dengan variansi homogen peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu
sehingga pada SPSS 16,0 dibaca pada yang melakukan senam nifas
Equal Variance Assumed. Pada Equal penurunannya lebih cepat daripada ibu
Variance Assumed didapatkan nilai 𝜌 = yang tidak melakukan senam nifas,
0,020lebih kecil dari α=0,05 sehingga Ho berdasarkan hal tersebut diharapkan pada
ditolak dan Ha diterima yang berarti ada ibu post partum agar melakukan senam
pengaruh senam nifas terhadap involusio nifas baik di rumah sakit maupun di
uteri. Hal ini sesuai dengan hasil rumah agar penurunannya lebih serta
penelitian yang dilakukan oleh Taufik mencegah terjadinya perdarahan.
Andri Hartono yang menunjukkan bahwa

JURNAL ILMIAH FORILKESUIT VOLUME 1, NOMOR 1 FEBRUARI 2019 27


IV. KESIMPULAN DAN HASIL

A. Kesimpulan normal yang tidak diberikan perlakuan


Berdasarkan penelitian yang senam nifas
dilakukan pada bulan Julis.d Oktober 2. Ibu post partum normal yang tidak
tahun 2017 tentangPengaruh Senam Nifas diberikan perlakuan senam nifas
Terhadap Involusio Uteri Di Puskesmas mengalami penurunan TFU atau
Tobadak Kab.Mamuju Tengah Tahun involusio uterus lebih lambat dari ibu
2017 dengan sampel 30 responden.Teknik post partum yang diberikan perlakuan
pengambilan sampel secaraConsecutive senam nifas.
sampling.maka kesimpulan dalam 3. Nilai 𝜌 = 0,020< dari α=0,05 sehingga
penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho ditolak dan Ha diterima yang
1. Ibu post partum normal yang diberikan berarti ada pengaruh senam nifas
perlakuan senam nifas mengalami terhadap involusio uteri.
penururanan TFU atau involusio uteri
lebih cepat dari pada ibu post partum
B. Saran 2. Bagi ibu post partum diharapkan agar
Berdasarkan kesimpulan maka saran dapat melakukan senam nifas untuk
yang dapat diberikan pada penelitian ini membantu mempercepat involusio
adalah sebagai berikut: uteri.
1. Bagi instansi agar lebih 3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya
meningkatkan mutu pelayanan agar peneliti variabel yang lain dan
kesehatan dengan memberikan menggunakan metode penelitian yang
penyuluhan tentang senam nifas dan lain serta sebaiknya meneliti lebih
menerapkannya khususnya pada dari tiga hari sehingga memperoleh
bagian ibu post partum/PNC. hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Retna Any. 2009. Asuhan Huliana, M. 2007. Perawatan Ibu Pasca
Kebidanan Nifas. Jakarta : Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara,
Penerbit Offset Anggota Ikapi.
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Manuaba. 2008. Gawat Darurat Obstetri-
Masa Nifas. Yogyakarta: Ginekologi dan Obstetri-
Pustaka Rihama. Ginekologi Sosial Untuk Profesi
Alimul, Aziz. 2008. Metode Penelitian Bidan.Jakarta:EGC.
Penulisan Lemah. Jakarta : Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada
Salemba Medika Masa Nifas “Puerperium Care”.
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Gizi Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
. Jakarta : Gramedia Mochtar, R. 2006. Sinopsis Obstetri:
Pustaka Utama. Obstetri fisiologi Obstetri patologi.
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Jakarta : EGC.
Nifas Normal. Jakarta : Nursalam. 2007. Konsep dan Penerapan
Salemba Medika Metodologi Penelitian
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Keperawatan. Jakarta : Salemba
Buku Ajar Keperawatan Medika.
Maternitas, Edisi IV. Jakarta: EGC.

JURNAL ILMIAH FORILKESUIT VOLUME 1, NOMOR 1 FEBRUARI 2019 28


Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Suherni. 2009. Perawatan Masa
Metodologi Penelitian Kesehatan. Nifas. Yogyakarta : Penerbit
Jakarta : Rineka Cipta Fitramaya.
Pusdiknakes. 2006. Asuhan Kebidanan Williams. Frances. 2006. Baby Care :
Post Partum. Jakarta : Pedoman Merawat Bayi,. Jakarta:
Pusdiknakes Penerbit Erlangga.
Prawirahardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan.
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Jakarta : YBP Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Wulandari, Diah, dkk. 2011. Asuhan
Pada Masa Nifas. Jakarta : Penerbit Kebidanan Nifas, Jakarta : Buku
Salemba Kesehatan.
Sjahruddin. 2006. Asuhan Kebidanan Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar
Masa Nifas. Jakarta : Salemba Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta:
Medika EGC

JURNAL ILMIAH FORILKESUIT VOLUME 1, NOMOR 1 FEBRUARI 2019 29

Anda mungkin juga menyukai