Anda di halaman 1dari 8

Nama : Farahdiba Nadya N

NPM : 180910180097

TRANSLITERASI NASKAH HIRZ AL YAMANI

1. Pendahuluan
Pada kesempatan kali ini penulis akan mentrastliterasikan sebuah naskah yang
merupakan koleksi dari Khastara Perpustakaan Nasional Indonesia denga link
(https://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/94575) . Naskah ini di tulis dengan Bahasa Jawa
dan Syarahnya menggunakan Arab Pegon
a. Pedoman Transliterasi
Transliterasi adalah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf dari abjad yang satu
ke abjad yag lain. Misalnya dari huruf Arab-Melayu ke huruf Latin, dari huruf Jawa ke huruf
Latin, atau sebaliknya. Selain transliterasi terdapat pula istilah transkripsi, transkripsi adalah
pengubahan teks dari satu ejaan ke ejaan yang lain. Misalnya teks yang diitulis dengan huruf
Latin ejaan lama diubah ke ejaan yang berlaku sekarang yaitu Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Transkripsi juga diartikan penggantian/pengalihan teks lisan (rekaman) ke dalam
teks tertulis (Basuki dkk, 2004:54).
Bahasa dan tulisan adalah bahan utama dalam kerja transliterasi. Proses transliterasi
mengalami beberapa masalah yaitu masalah pembagian kata, ejaan, dan pungtuasi/tanda
baca. Pemenggalan antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya tidak terdapat tanda yang
jelas yang konsisten. Sehingga dalam proses kerja transliterasi harus berhati-hati, supaya
tidak terjadi kekaburan makna yang dapat menjadikan isi teks tidak sampai pada pembaca.

Huruf Arab dan Tempatnya


Table 1 : Pedoman Ejaan Huruf Arab
Huruf Tempat

Arab Latin Akhir Tengah Awal

‫ا‬ a ‫ﺎ‬ ‫ا‬


-
‫ب‬ b ‫ﺐ‬ ‫ﺒ‬ ‫ﺑ‬

‫ت‬ t ‫ﺖ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﺗ‬

‫ث‬ ts ‫ﺚ‬ ‫ﺜ‬ ‫ﺛ‬

‫ج‬ j ‫ﺞ‬ ‫ﺠ‬ ‫ﺟ‬

‫ح‬ ch ‫ﺢ‬ ‫ﺤ‬ ‫ﺣ‬

‫خ‬ kh ‫ﺦ‬ ‫ﺨ‬ ‫ﺧ‬

‫د‬ d ‫ﺪ‬ - ‫د‬

‫ذ‬ dz ‫ﺬ‬ - ‫ذ‬


‫ر‬ ‫‪r‬‬ ‫ﺮ‬ ‫‪-‬‬ ‫ر‬

‫ز‬ ‫‪z‬‬ ‫ﺰ‬ ‫‪-‬‬ ‫ز‬

‫س‬ ‫‪s‬‬ ‫ﺲ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﺳ‬

‫ش‬ ‫‪sy‬‬ ‫ﺶ‬ ‫ﺸ‬ ‫ﺷ‬

‫ص‬ ‫‪sh‬‬ ‫ﺺ‬ ‫ﺼ‬ ‫ﺻ‬

‫ض‬ ‫‪dl‬‬ ‫ﺾ‬ ‫ﻀ‬ ‫ﺿ‬

‫ط‬ ‫‪th‬‬ ‫ﻄ‬ ‫ﻂ‬ ‫ط‬

‫ظ‬ ‫‪zh‬‬ ‫ﻈ‬ ‫ﻆ‬ ‫ظ‬

‫ع‬ ‫)„(‬ ‫ﻊ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻋ‬

‫غ‬ ‫‪gh‬‬ ‫ﻎ‬ ‫ﻐ‬ ‫ﻏ‬

‫ؼ‬ ‫‪f‬‬ ‫ﻒ‬ ‫ﻔ‬ ‫ﻓ‬

‫ؽ‬ ‫‪q‬‬ ‫ﻖ‬ ‫ﻘ‬ ‫ﻗ‬

‫ؾ‬ ‫‪k‬‬ ‫ﻚ‬ ‫ﻜ‬ ‫ﻛ‬

‫ؿ‬ ‫‪l‬‬ ‫ﻞ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻟ‬

‫ـ‬ ‫‪m‬‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻣ‬

‫ف‬ ‫‪n‬‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻧ‬

‫ك‬ ‫‪w‬‬ ‫ﻮ‬ ‫‪-‬‬ ‫ﻭ‬

‫ء‬ ‫„‬ ‫ﺄ‬ ‫ﺌ‬ ‫أ‬

‫ق‬ ‫‪h‬‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻫ‬

‫م‬ ‫‪y‬‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﻳ‬


Table 2 : Pedoman Ejaan Huruf Arab Pegon ke Huruf Latin

Huruf Arab-Pegon Huruf Latin Huruf Arab-Pegon Huruf Latin

‫غ‬
‫ ﺃ‬,‫ا‬,‫ﺎ‬ A gh

‫ب‬ B ‫ع‬ ng

‫ت‬ T ‫ؼ‬ f

‫ث‬ Ts ‫ؽ‬ q

‫ج‬ J
‫ء‬, ‫ؾ‬, ‫ؽ‬ k

‫ؼ‬
‫ق‬, ‫ح‬ H p

‫خ‬ Kh ‫ؾ‬ g

‫ح‬ C ‫ؿ‬ l

‫د‬ D ‫ـ‬ m

‫ذ‬ Dz ‫ف‬ n

‫د‬ Dh ‫ك‬ w

‫ر‬ R ‫م‬ y

‫ز‬ Z ‫ل‬ ny

‫س‬ S i
‫ ا‬,‫ا ل‬
‫ش‬ Sy
‫اىك‬ o

‫ص‬
‫ اي‬,‫ايك‬
Sh u

‫ اًل‬,‫اىل‬
‫ض‬ Dl é/è

‫ط‬,‫ط‬ Th e (pepet)

‫ظ‬ Zh
ًً Bunyi
mati
(„)
‫ء‬,‫ع‬
Harakat Huruf Arab
1) Fathah dengan tanda ‫ ﹷ‬menggantikan bunyi huruf A.

Contoh:

َ‫أ‬ :a ‫ج‬ : ja

َ‫ب‬ : ba ‫ك‬ : ka

‫ت‬ : ta
‫ل‬ : la

‫ث‬ : tsa
‫ف‬ : fa

2) Kasrah dengan tanda ‫ ﹻ‬menggantikan bunyi huruf I.

Contoh:
‫ًج‬ :ji

‫ًب‬ :bi ‫ًؾ‬ :ki

‫ًت‬ :ti ‫ًؿ‬ : li

‫ًث‬ :tsi ‫ًؼ‬ : fii


3) Dhammah dengan tanda ‫ﹹ‬ menggantikan bunyi huruf U.

Contoh:

‫أ‬ :u ‫ج‬ : ju

‫ب‬ : bu

4) Dlammahtain (tanwin dlammah) dengan tanda‫ﹲ‬,merupakan tanda n nasal penutup


dengan cara membaca huruf u.
Contoh:

‫اه‬ : un ‫هش‬ : syun

5) Pepet ditandai dengan cara membaca vocal e.

Contoh:

‫ﻛﻠﻮن‬ : Kelawan

‫ﻣﻨﻊ‬ : Menang

b. Aparat Kritik
Setelah teks ditransliterasikan, langkah selanjutnya adalah mengadakan suntingan
teks aparat kritik (aparatus criticus) adalah pertanggungjawaban ilmiah dari kritik teks yang
berisi kelainan bacaan (variae lectiones atau varian) yang ada dalam suntingan teks atau
penyajian teks yang sudah bersih dari korup. Oleh karena itu, aparat kritik digunakan untuk
menjelaskan segala perubahan, pengurangan, dan penambahan yang dilakukan sebagai
bentuk pertanggungjawaban ilmiah dalam suatu penelitian naskah. Jadi, apabila dalam suatu
penelitian diadakan perubahan, penambahan, maupun pengurangan maka dicatat dalam
aparat kritik. Adapun kesalahan tulis yang terdapat pada teks HA adalah penyimpangan
redaksional akibat kesalahan tulis pada tataran huruf, kalimat atau frasa, dan kata. Kesalahan
tulis itu berupa penggantian (emendasi), penambahan (adisi), dan penghilangan (omisi).
Dalam apparat kritik terdapat komponen sebagai berikut:
1. Adenda: tanda kurung lengkung dengan teks di dalamnya, artinya bahwa huruf, suku kata,
kata, frasa, atau kalimat ditambahkan oleh penulis, sebaiknya dibaca. (( ))
2. Disdenda: tanda kurung siku dengan teks di dalamnya, artinya bahwa huruf, suku kata, kata,
frasa, atau kalimat sebaiknya tidak perlu dibaca. ([ ])
3. Tanda Kurung Lancip: tambahan dari penulis untuk keperluan menandai nomor halaman
naskah. (< >)
4. Tiga Titik: kata yang sulit ditentukan karena kerusakan pada naskah (...)
5. Tanda Tanya: penanda kemungkinan kata tersebut dibaca seperti itu. (?)
2. Kritik Naskah

Bismillahirrahmanirrahim
Iki syarah dunga sepi Hirzill yaman(.) arane yaiku kidung kang [wus](wis) masyhur ing desa
ngarab lan desa ngajam (Yaman) lan sekabehe ratu lan [wo]wong (wong) agung[2] sami sinahu [ing]
dunga iku [utawi] (kerono) sekabehe karepe [wo]wong (wong) ngiku ulih sabab (saking) dunga hirzil
yaman [lan] sekabehe punggawa agama (,)[lan] punggawa akhirat lan punggawa dunya (.) wong iku
[wus] (wis) (ng)[k]rekso sekabehe ulihe dadi becik(.) [lan utawi] carita saking Rosululloh SAW
tatkala sadina Alinggih (lungguh) ing masjid ma(ng)ka rawuh wong lanang sawiji kelawan becik
rupane lan paseh[ah] pengucape(.) Ma(ng)ka ia salam ing Rosululloh SAW Sarta matur ing
Rosululloh (“) (h)amba punika amartamu saking Desa yaman(.) (h)amba punika ratu yaman(.) desa
(h)amba utawi desa Yaman punika (h)amba kang jumeneng ratu dateng takdirulloh....(h)amba iku
dadi (h)amba ratu ing desa (h)amba (m)boten kuasa Andayani? in kawanan satru’ (h)amba, dadi
(h)amba iku kalah karo tuan kula?

Bismillahirrahmanirrohim
Ini adalah doa ketenangan Hirzil Yamani. Namanya yaitu kidung yang sudah masyhur di desa
arab dan desa yaman.semua ratu dan orang2 besar belajar di doa itu karena semua kemauan orang-
orang itu mendapat penyebab dari doa hirzil yaman. Semua pengikut agama, pengikut akhirat dan
pengikut dunia. Orang itu sudah menginginkan semua mendapat kebaikan. Cerita dari Rosululloh
SAW ketika suatu hari duduk di masjid maka datanglah satu orang laki-laki yang bagus rupanya dan
fasih ucapannya .Maka dia salam ke Rosululloh SAW dan ngomong ke Rosululloh “Saya ini
hambamu dari Yaman. Saya adalah raja yaman. Desa saya atau desa Yaman itu saya yang menjadi
raja karena takdir Alloh. Saya itu jadi raja di desa tidak mampu melawan sekumpulan sekutu saya.
Jadi saya itu kalah sama tuan saya.
3. Penutup
Pada transliterasi dan kritik naskah HAY yang telah dilakukan oleh penulis, dapat di tarik
kesimpulan bahwasanya terdapat beberapa perbaikan berupa Adisi atau penambahan, omisi
(penghilangan) dan emendisi (penggantian). Seperti halnya digunakannya adenda terhadap
beberapa kata ‘maka, penulis tambahkan fonem ‘ng’ sehingga menjadi ‘mangka’ karena pada kata
maka yang di transliterasikan ke dalam Bahasa Jawa di baca ‘mugo’ artinya semoga, dan kata
tersebut tidak tepat untuk di letakkan dalam beberapa kalimat yang ada dalam naskah sehingga
dilakukanlan kritik naskah berupa adisi atau penambahan. Penggunaan disadenda pada kata wo
dalam wowong agung. Karena memang dalam bahasa jawa konsep pengulangan kata bukan hanya
pada sepenggal huruf melainkan kata itu secara sempurna sehingga digunakanlah disadenda untuk
huruf wo pada awal kata tersebut. Selain itu juga terdapat Terdapat satu kata yang tidak dapat
penulis baca karena kurang jelasnya tulisan dan pemahaman penulis pribadi, terdapat beberapa kata
yang penulis tidak yakin dengan pembacaannya berupa kata ‘Andayani’sehingga penulis beri
apparat kritik berupa tanda tanya di akhir katanya. Selain itu juga masih banyak kritik kata yang sudah
ditulis pada kritik teks naskah di atas.

DAFTAR PUSTAKA

- Basuki, Anhari, Mudjahirin Thohir, Muhammad Abdullah, Muzakka, Trias Yusuf,


dan Rukiyah. 2004. Pengantar Filologi. Semarang: Fasindo Jurusan Sastra
Indonesia Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.

- https://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/94575

Anda mungkin juga menyukai