40
Aktifitas enzim protease dalam lambung dan usus ikan kerapu macan ..... (Muhamad Yamin)
yang berasal dari satu jenis, mungkin saja aktivitas enzim Tabel 1. Formulasi pakan ikan kerapu macan
proteasenya berbeda karena berasal dari induk yang
Bahan K andungan (%)
berbeda. Oleh karena itu, untuk melakukan analisis enzim
protease perlu diperhatikan dengan baik tahapan Tepung ikan 49,0
penyiapan ikan uji dan pakan agar dapat mengurangi Ikan rucah (kadar air 75%) 50,0
pengaruh dari faktor lain selain faktor yang diuji. Beberapa Dedak halus 9,0
hal yang perlu diperhatikan di antaranya adalah asal ikan, Tepung terigu 8,5
keseragaman ukuran, dan kondisi pemeliharaan, serta Tepung kedelai 7,0
jenis pakan yang diberikan. Penyiapan ikan uji diawali Tepung kepala udang 8,0
dengan seleksi (pemilihan) ikan yang didasari pada Minyak ikan lemuru 2,0
kesehatan, ukuran, umur, dan asal ikan. Ikan uji sebaiknya Minyak kedelai 1,0
berukuran cukup besar agar jumlah enzim yang diperoleh Mineral mix 1,0
cukup untuk pengujian. Untuk mengurangi pengaruh Vitamin mix 2,0
faktor genetis dan kondisi lingkungan lainnya dalam
pengujian maka semua ikan uji sebaiknya berasal dari
satu “cohort” dengan ukuran yang relatif seragam dan
mendapat perlakuan yang sama.
41
Media Akuakultur Volume 3 Nomor 1 Tahun 2008
Aktivitas (/mL)
digantikan dengan akuades dan tirosin 5 mM. 5
4
Larutan tersebut diinkubasi pada suhu 50oC selama
3
10 menit (suhu dan waktu inkubasi optimum enzim).
Reaksi hidrolisis dihentikan dengan cara penambahan 2
500 L TCA 0,14 M. Pada blanko dan standar ditambahkan 1
50 L larutan enzim, sedangkan pada sampel ditambahkan 0
12 15 18
50 L akuades. Selanjutnya larutan diinkubasi kembali
pada suhu 37oC selama 10 menit, dilanjutkan dengan Waktu (jam)
sentrifugasi pada kecepatan 5.000 rpm selama 10 menit. Gambar 2. Aktivitas enzim protease di usus ikan kerapu
12, 15, dan 18 jam setelah pemberian pakan
Sebanyak 375 L supernatan ditambahkan kedalam
tabung berisi 1,25 mL Na2CO3 0,4 M dan 250 L pereaksi
3,000
folin ciocalteau 2:1, lalu diinkubasi kembali pada suhu
37oC selama 20 menit. Absorbansi larutan diukur pada 2,500
Aktivitas (/mL)
panjang gelombang 578 nm. Satu unit aktivitas protease 2,000
didefinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat
menghasilkan satu mol produk tirosin per menit 1,500
pada kondisi pengukuran. Aktivitas enzim dihitung 1,000
berdasarkan persamaan berikut:
0,500
Aktivitas protease (/mL) = Y 0,000
12 15 18
Abs Sampel - Abs Blanko Faktor Pengenceran
Y= X Waktu (jam)
Abs Standar - Abs Blanko Waktu
Gambar 3. Aktivitas enzim protease di lambung ikan
HASIL DAN BAHASAN kerapu setelah 12, 15, dan 18 jam setelah
pemberian pakan
Hasil penelitian aktivitas enzim protease dari ikan
kerapu macan berukuran ± 500 gram baik di usus maupun
di lambung pada beberapa waktu setelah pemberian pakan protease. Sementara pada 18 jam, tidak ditemukan adanya
moist pellet dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. aktivitas enzim protease.
Hasil analisis aktivitas enzim protease usus menunjukkan Pada 12 jam setelah pemberian pakan (saat pagi hari),
adanya penurunan aktivitas dengan semakin lamanya usus ikan banyak mengandung cairan dan sedikit padatan
waktu setelah pemberian pakan (Gambar 2). Pada saat 12 (sisa pakan). Tingginya aktivitas protease di usus pada
jam setelah makan (JSM) rata-rata aktivitas enzim protease pagi hari nampaknya disebabkan oleh akumulasi produksi
sebesar 7,45 /mL. Pada 15 JSM (3 jam kemudian) aktivitas protease saat malam sementara masuknya padatan dari
enzim usus menjadi 6,08 /mL atau turun sebesar 18,41% lambung ke usus masih berjalan lambat. Hal ini ditandai
dan setelah 18 JSM aktivitas enzim di usus tinggal tersisa pula dengan masih penuhnya lambung ikan oleh pakan
5,03 /mL atau berkurang 32,52%. yang diberikan.
Hasil analisis enzim lambung juga menunjukkan Pada 15 jam setelah pemberian pakan, dibanding
penurunan aktivitas enzim protease dengan semakin dengan 12 jam setelah pemberian pakan, sisa pakan di
lamanya waktu setelah pemberian pakan (Gambar 3). Pada lambung sudah mulai berkurang dan sisa pakan lebih
12 jam, rata-rata aktivitas enzim protease rata-rata banyak terdapat di usus. Di saat yang sama terjadi
sebesar 2,615 /mL. Pada 15 JSM, aktivitas enzim penurunan aktivitas enzim protase pada usus. Turunnya
protease turun menjadi rata-rata sebesar 0,292 /mL dan aktivitas enzim protease di usus pada 15 jam setelah
pada saat 18 JSM, tidak ada lagi aktivitas enzim protease. pemberian pakan mungkin disebabkan oleh meningkatnya
Namun demikian, aktivitas pencernaan protein di dalam substrat yang masuk ke usus sementara enzim protease
lambung lebih tinggi keragamannya dibanding pada usus, tidak cukup banyak diproduksi. Hal ini menyebabkan
di mana dari dua sampel ikan yang diuji dalam 12 dan 15 terjadinya penurunan konsentrasi protease dibandingkan
JSM hanya satu yang ditemukan memiliki aktivitas enzim pada saat 12 jam setelah pemberian pakan. Di samping
42
Aktifitas enzim protease dalam lambung dan usus ikan kerapu macan ..... (Muhamad Yamin)
itu penurunan aktivitas enzim ini juga dipengaruhi oleh Interaksi antara protein pakan dengan ekspresi
lamanya reaksi enzim-substrat. Semakin lama reaksi protease mungkin disebabkan karena produksi protease
enzim-substrat akan menyebabkan enzim kehilangan dilakukan oleh enzim-enzim regulatorik. Enzim-enzim
sebagian kemampuan proteolitiknya. seperti ini tidak aktif secara terus-menerus tetapi
dipengaruhi oleh adanya aktivator dan inhibitor, yang
Sedangkan pada 18 jam setelah pemberian pakan,
biasanya berupa substrat. Dalam hal ini substrat protein
terlihat cairan dan sisa pakan di lambung sebagian besar
mungkin berperan sebagai aktivator. Semakin tinggi
sudah berkurang namun jumlahnya di usus masih cukup
kadar protein di pakan maka produksi enzim protease
banyak walaupun tidak sebanyak dibanding pada saat 15
akan meningkat dan sebaliknya akan menurun disaat
jam setelah pemberian pakan. Penurunan aktivitas enzim
substrat berkurang. Menurut Lehninger (1982),
protease di usus ini mungkin disebabkan oleh produksi
berdasarkan ekspresinya, enzim dibagi menjadi enzim
enzim protease yang sudah banyak berkurang sementara
pengatur (regulator enzyme) dan enzim terus-menerus
sebagian enzim yang ada telah rusak (terdenaturasi) akibat
(constitutive enzyme). Enzim regulator tidak meng-
reaksi enzim-substrat yang telah terjadi cukup lama dan
ekspresikan protein yang disandinya secara terus-
atau terbuangnya bersama feses pada akhir proses menerus, tetapi dipengaruhi oleh adanya represor atau
pencernaan. aktivator. Sementara enzim konstitutif mengekspresikan
Sementara penyebab tidak konsistennya aktivitas protein yang disandinya secara terus-menerus dan tidak
enzim pada lambung belum dapat dijelaskan. Beberapa dipengaruhi oleh adanya represor atau aktivator.
hal yang mungkin menjadi penyebab adalah kesalahan
sampling yang menyebabkan masuknya cairan usus yang KESIMPUL AN
mengandung protease ke lambung, penanganan sampel Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini
yang menyebabkan terganggunya aktivitas enzim atau yaitu: semakin lama waktu setelah pemberian pakan, maka
kondisi reaksi enzimatis yang tidak optimum. Analisis aktivitas enzim protease di usus semakin berkurang. Hal
enzim protease menggunakan pH 8 (disamakan dengan ini menandakan bahwa enzim protease di usus ikan kerapu
aktivitas enzim usus), sementara pH optimum untuk macan tidak diproduksi secara terus-menerus tetapi
aktivitas enzim di lambung ini mungkin lebih rendah. tergantung pada kondisi pakan yang masuk kedalam
Kondisi lingkungan yang tidak optimum ini menyebabkan sistem pencernaan.
aktivitas enzim tidak bekerja maksimal. Menurut Fujaya
(2004), enzim protease di lambung adalah enzim pepsin. DAF TAR PUSTAKA
Enzim ini aktif pada pH 2--4. Bergmeyer, H.U. and M. Grassl. 1983. Methods of
enzymatic analysis. Vol. II Verlag Chemie, Weinhein.
Secara umum enzim protease diproduksi oleh tubuh
539 pp.
(pankreas) untuk mencerna protein dari pakan agar dapat
diserap oleh sel-sel enterosit yang terdapat pada dinding Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan dan
sebelah dalam usus. Oleh protease, substrat protein Teknik Perikanan. Rineka Cipta. Jakarta. 179 pp.
didegradasi (digest) menjadi peptida dan selanjutnya Kabangnga, N., Burhanuddin, Usman, S. Lante, dan
menjadi asam amino. Perubahan aktivitas enzim usus Kamaruddin. 2004. Kebutuhan optimum protein dan
pada selang waktu berbeda setelah pemberian pakan energi pakan pembesaran ikan kerapu macan di
nampaknya disebabkan adanya perubahan kadar protease tambak. Laporan Hasil Penelitian. Balai Riset Perikanan
dan kondisi lingkungan di dalam usus. Di mana produksi Budidaya Air Payau, Maros. 10 pp.
enzim protease dari pankreas yang dikirim ke usus sangat Laining, A., Rachmansyah, T. Ahmad, and K. Williams.
dipengaruhi oleh protein dalam pakan. Protein pakan ini 2003a. Apparent digestibility of selected feed
berperan sebagai aktivator bagi terekspresinya enzim ingredients for humpback grouper, Cromileptes
protease pada sel-sel eksokrin pankreas yang akan altivelis. Aquaculture. 218: 529—538.
disalurkan ke usus. Menurut Fujaya (2004), pankreas Laining, A., N. Kabangnga, dan Usman. 2003b. Pengaruh
terdiri atas dua tipe sel yaitu sel eksokrin dan sel protein pakan yang berbeda terhadap koefisien
endokrin. Sel endokrin menyintesis hormon-hormon kecernaan nutrient serta performansi biologis kerapu
sementara sel eksokrin menyintesis enzim-enzim macan (Epinephelus fuscoguttatus) dalam keramba
termasuk protease. Selanjutnya disampaikan bahwa pada jaring apung. J. Pen. Perik. Indonesia. 9(2): 29—34.
kasus tidak ada enzim pankreas, maka hanya 50% protein Lehninger, A.L. 1982. Principles of Biochemistry. Worth
yang diserap dari total protein yang dikonsumsi. Publisher Inc. Alih bahasa, Maggy T. Suhartono. 369 pp.
43
Media Akuakultur Volume 3 Nomor 1 Tahun 2008
Rao, M.B., A.M. Tanksale, M.S. Ghatge, and V.V. Usman dan N.N. Palinggi. 2005. Manajemen pemberian
Deshpande. 1998. Molecular and Biotechnological pakan. Makalah dipresentasikan pada kegiatan
Aspects of Microbial Proteases. Microbiology and “sertifikasi bidang keahlian untuk staf pengajar bidang
Molecular Biology Reviews, September 1998. p. 597— pertanian jurusan perikanan”, tanggal 20—24 Juni 2005
635. 62(3): 1,092—2,172. di BRPBAP, Maros-Sulawesi Selatan. Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau, Maros. 14 pp.
44