Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Latar Belakang Proyek yang Diamati
Swiss-Belhotel International bekerjasama dengan PT. Graha Cipta Propertindo
menghadirkan sebuah properti yang terintergrasi antara hotel dan office dikawasan
elite SpringHill Golf Teracce Residence dan terletak dikawasan bisnis Kemayoran.
The Royale Springhill Terrace and Residences (yang merupakan salah satu
icon dari Springhill Group) telah melaksanakan kontrak kerja sama dengan PT.
Pulauintan sebagai kontraktor utama dalam pembangunan mega proyek. Apartemen
The Royale Springhill Residences (the first green apartment in Indonesia) yang
terletak di Kemayoran ini, memadukan lingkungan hijau yang teduh dan nyaman
dengan fasilitas terbaik sehingga menjadi hunian dambaan pribadi sukses yang
mengutamakan gaya hidup. The Royale Springhill Residences dilengkapi dengan
berbagai fasilitas seperti clubhouse, restaurant, ATM, minimarket, dan lain-lain.
Proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office merupakan bagian dari The
Royale Springhill Terrace and Residences. SpringHill Swiss Belinn Hotel and Office
dibangun di atas lahan seluas ± 4.673 m² dengan luas bangunan hotel ± 10.439 m2,
kantor ± 14.375 m2, dengan total luas bangunan ± 35.996 m2.
Tinggi bangunan untuk hotel ± 45,8 m dan office ± 79,07 m. Proyek Swiss
Belinn Springhill Hotel dan Office ini terletak di Jl. Benyamin Sueb Kemayoran,
Jakarta Pusat, terdiri dari 2 lantai parkir yang saling berhubungan digunakan untuk
parkir area kantor, fasilitas ME dan BOH Hotel, sedangkan dilantai atas terdapat
bangunan hotel 14 lantai dengan fasilitas penunjang lainya seperti kolam renang,
meeting room, kamar berbagai tipe dan bangunan kantor 17 lantai.
Salah satu kelebihan dari proyek ini adalah akses langsung ke Bandara
Soekarno-Hatta, Tanjung Priok, pusat rekreasi Ancol, Taman Mini Indonesia Indah,
Mangga Dua World Trade Center, Pasar Baroe Old Market, Rumah Sakit Mitra
Kemayoran, Sekolah Internasional (Gandhi, Jubilee, Universal). Daerah proyek ini
bebas dari kemacetan lalu lintas, dan bebas banjir (didukung oleh Rumah Pompa
Kemayoran dan Sabuk Hijau sekitar daerah Springhill).

1
1.1.2 Lokasi Proyek
Lokasi proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office ini terletak di Jalan
Haji Benyamin Sueb, Blok D6, Kemayoran, Jakarta Pusat. Komplek The Royale
Springhill Terrace and Residence ini tepat berada di depan Jakarta International Expo
Kemayoran.

(Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office)

(Gambar 1.2 Peta Lokasi Komplek The Royale Springhill Terrace and Residence)

2
PROJECT EXISTING PROYEK SPRINGHILL SWISS BELINN & OFFICE

3
1.2 Tujuan PKL
1.2.1 Tujuan umum

Maksud pelaksanaan kerja praktek adalah agar mahasiswa dapat menambah


wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi gedung bertingkat dan
mengetahui tentang metode pelaksanaan kerja dalam pekerjaan konstruksi gedung.
Selain itu kerja praktek juga memberikan kesempatan mempersiapkan diri untuk
menyambut dunia kerja.

Sedangkan tujuan penulisan laporan adalah agar mahasiswa dapat


menuangkan pengalaman yang di dapat selama kerja prakek ke dalam tulisan.
Sehingga laporan tersebut dapat dipelajari, diteliti, dibandingkan serta dipahami oleh
penulis dan pembaca lainnya.

1.2.2 Tujuan khusus


 Mahasiswa dapat menjelaskan proses pelaksanaan proyek / industri konstruksi.
 Mahasiswa dapat menjelaskan struktur organisasi proyek / industri konstruksi.
 Mahasiswa dapat menjelaskan pembagian tugas (job discription) semua personal
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek / industri konstruksi.
 Mahasiswa dapat menerapkan kemampuannya di proyek / industri konstruksi
sesuai dengan kemampuan yang diperoleh selama kuliah.
 Mahasiswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek industri.
 Mahasiswa dapat membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai dengan tata cara
penulisan ilmiah.

4
BAB II

PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


2.1.1 Kata Pengantar

PT. Pulauintan merupakan salah satu perusahaan konstruksi nasional yang


sudah cukup terkenal di bidang jasa konstruksi. Perusahaan dengan nama lengkap PT.
Pulauintan Bajaperkasa ini didirikan pada 30 Juli 1990. Sejak didirikan PT.
Pulauintan memiliki keahlian dalam konstruksi bangunan komersial seperti kantor,
hotel, mall, apartemen, bangunan industri seperti gudang dan pabrik, bangunan
pendidikan dan sosial seperti sekolah dan tempat ibadah.

Dengan kompetensi dan integritas tinggi yang dimiliki PT. Pulauintan,


akhirnya memacu manajemen dan SDM PT. Pulauintan untuk memiliki budaya kerja
yang profesional, disiplin dan jujur. Selain itu, adanya dukungan manajemen
karyawan yang solid, berpengalaman di bidangnya, inovatif, serta memiliki komitmen
untuk memberi kepuasan pada pelanggan dan selalu berusaha untuk meningkatkan
mutu, menyebabkan PT. Pulauintan berhasil meraih sertifikat ISO 9001:2000 dari
Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA) pada tahun 2006 dan sertifikat ISO
9001:2008 sebagai pembaharuan dari ISO 9001:2000 pada tahun 2010.

2.1.2 Profil Perusahaan

PT. Pulauintan Bajaperkasa didirikan pada tahun 1978 oleh Ir. Pui Sudarto dan
Ir. Ben Susanto, kemudian perusahaan ini disahkan oleh notaris Winanto
Wiryomartani,S.H dengan nomor 196 pada tahun 1990. Setelah itu pada tahun 1992
PT. Pulauintan Bajaperkasa mendapatkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No.C2-4617HT.01.01. Kini PT. Pulauintan Bajaperkasa telah berevolusi menjadi
sebuah kontraktor bangunan yang terkenal di Indonesia. Sesuai dengan nama
perusahaan, pertama kali perusahaan ini memulai bisnis dengan mengembangkan
struktur baja tetapi setelah itu selama 20 tahun, bisnis perusahaan terus berkembang,
keahlian perusahaan telah diperluas untuk jenis bangunan lain juga seperti kantor,
mal, plaza, hotel, bangunan, pendidikan dan lainnya. Dalam rangka untuk
meningkatkan pelayanan kepada client, PT. Pulauintan Bajaperkasa memiliki 200
profesional yang berpengalaman di bidangnya. Dengan pengalaman di bidangnya
5
beserta sumber daya manusia yang besar, lebih memungkinkan perusahaan terus
tumbuh di bidang perindustrian konstruksi.

2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan


2.1.3.1 Visi Perusahaan

Visi dari perusahaan yaitu untuk menjadi salah satu kontraktor umum yang
terkemuka dengan dukungan dari para staff yang pengalaman, dan nilai-nilai inti :
integritas, kerja tim dan layanan pelanggan yang berorientasi pada pola pikir.

2.1.3.2 Misi Perusahaan

Misi dari perusahaan yaitu untuk menyediakan layanan berkualitas, tepat


waktu dan jaminan kepuasan pelanggan.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan


2.2.1 Jajaran Direksi PT.Pulauintan
 Presiden Direktur
 Deputi Presiden Direktur
 Wakil Presiden Direktur
 Direktur (Bandung – Jawa Barat)
 Direktur
 Pjs Direktur
 Pjs Direktur
 Pjs Direktur
 Penasehat Teknik

2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja


2.3.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 Tujuan dan Sasaran:
a. Memastikan lingkungan kerja yang aman
b. Kesehatan Karyawan dan pekerja terjamin
c. Menjaga kondisi nol kecelakaan “Zero Accident”

6
 Enam Poin Filosofi Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
a. Semua kecelakaan pasti dapat dicegah
b. Setiap orang bertanggung jawab mencegah kecelakaan pribadi dan penyakit
c. Adalah mungkin untuk berlindung dari semua pekerjaan yang memungkinkan
terjadinya kecelakaan dan penyakit
d. Adalah perlu untuk melatih semua orang untuk bekerja dengan aman
e. Pencegahan kecelakaan adalah usaha yang sangat baik
f. Safety / kesehatan dan keselamatan kerja adalah bagian penting dari
ketenagakerjaan

PROGRAM KERJA K3

(Diagram 2.1 Program Kerja K3)

 Perencanaan K3:
Petunjuk / gambaran pelaksanaan K3 di area proyek (Safety Plan).
 Target:
Target Zero Accident.
 Safety Induction:
Pendekatan dan pengarahan tentang K3, House Keeping dan ketertiban proyek
kepada pekerja baru dan kepada pekerja sebelum melakukan pekerjaan berpotensi
menimbulkan bahaya tinggi.
 Safety Talk:
Pengarahan singkat tentang K3 dan kondisi proyek kepada seluruh pekerja
sebelum pekerjaan dimulai, dilakukan setiap hari Rabu, jam 08.00 – 08.30 WIB.
 Senam Sehat:

7
Setiap hari Jumat, jam 07.00 – 08.30 WIB.
 Inspeksi K3:
Inspeksi yang dilakukan untuk memonitor pelaksanaan K3 dan untuk menjaga
konsistensi penerapan K3 di proyek.Inspeksi K3 dilakukan setiap hari Rabu, jam
10.00 – 11.00 WIB
 Safety Patrol:
Patroli rutin yang dilaksanakan setiap hari Jumat, jam 10.00 – 11.00 WIB dan
jam 16.00 – 17.00 WIB. Tujuannya untuk mengawasi kegiatan pekerjaan di
lapangan.
 Safety Meeting:
Meeting internal dilaksanakan setiap Senin, Rabu dan Jumat pada jam 13.30
WIB, untuk membahas masalah yang mungkin terjadi dan tindakan
pencegahannya serta melaporkan kecelakaan yang terjadi dan langkah-langkah
perbaikannya.
 Training K3:
Training K3 kepada karyawan, mandor, sub kontraktor tentang dasar-dasar k3,
P3K, cara pemadaman api dan tanggap darurat.
 House Keeping:
Target lingkungan kerja bersih, rapih dan sehat.
 Audit K3:
Audit pelaksanaan dan penerapan K3.

2.3.2 Security Plan


2.3.2.1 Prosedur Masuk dan Keluar Barang
 Barang Masuk
a. Catat di buku harian untuk tanggal dan jam masuk, jenis kendaraan dan
volumenya
b. Catat kebenaran barang tersebut dan mencocokan dengan surat jalan.
c. Catat jam keluar kendaraan.
d. Dicek kondisi kendaraan, apakah barang sudah turun semua (tidak membawa
barang proyek keluar).
 Barang Keluar
a. Catat di buku harian untuk tanggal dan jam masuk, jenis kendaraan dan
volumenya.
8
b. Catat kebenaran barang tersebut dan mencocokan dengan surat jalan.
c. Laporkan kepada staf bagian logistik dan minta persetujuannya.
d. Bila sudah ada persetujuan dari bagian logistik barang baru boleh keluar.
2.3.2.2 Prosedur Penerimaan Tamu
a. Setiap orang yang masuk ke lokasi dan tidak dikenal wajib ditanya.
b. Catat di buku harian tamu: tanggal, jam kedatangan, identitas tamu dan
keperluannya.
c. Tamu dipersilakan menunggu
d. Beri tahu kepada orang yang akan dituju tentang kedatangan tamu serta
keperluannya.

2.3.3 Alat Pelindung Diri dan Rambu-Rambu Kerja


2.3.3.1 Alat Pelindung Diri

(Gambar 2.1 Cara Memakai Alat Pelindung Diri)

a. Pelindung Kepala (Helm)


Melindungi kepala dari kejatuhan benda dan benturan dengan benda
keras atau sengatan listrik.
b. Pelindung Kaki (Sepatu Boot)
Untuk melindungi kaki dari paku, tersandung benda keras dan
sebagainya, pelindung kaki ini harus tahan terhadap tekanan dan pukulan.
c. Pelindung Mata
Melindungi mata dari sinar yang merusak (pekerjaan las), partikel-
partikel yang beterbangan, radiasi atau cairan berbahaya.
9
d. Pelindung Pendengaran (Earplug)
Untuk melindungi pendengaran, dan digunakan pada tempat/lokasi
dengan kebisingan >85 db. Dipakai sesuai tingkat kebisingan.
e. Pelindung Pernapasan (Masker)
Untuk pekerjaan yang banyak mengandung bahan kimia atau debu.
Dipakai di tempat dimana kandungan oksigen kurang atau terkontaminasi.
f. Pelindung Tangan (Sarung Tangan)
Melindungi tangan dari potensi bahaya terluka. Dapat terbuat dari kulit
untuk melindungi tangan dari benda tajam, kasar dan abrasive.
g. Baju Werkpak
Sebagai pelindung tubuh dari debu dan kotoran yang berada di sekitar
lapangan.
h. Safety Belt (Sabuk Pengaman)
Melindungi dari bahaya jatuh, digunakan untuk orang yang bekerja di
ketinggian lebih dari 2 meter.
i. Tali Web
Sebagai penghubung antara safety belt ke tali pengaman yang berada di
pinggir gedung.
j. Walky Talky
Berfungsi sebagai alat komunikasi sesama pekerja, biasanya signal dari
alat ini beradius terbatas (contoh : 100 m²).

2.3.3.2 Rambu-Rambu Keselamatan Kerja

Dalam melakukan pekerjaan di proyek konstruksi para pekerja harus setiap


saat memperhatikan rambu-rambu di lokasi proyek guna mencegah seminimal
mungkin kecelakaan, oleh karena itu rambu-rambu K3 perlu dipasang di lapangan
dan di tempat-tempat yang mudah dilihat oleh para pekerja serta juga pada tempat-
tempat yang memerlukan tanda-tanda peringatan khusus seperti pekerjaan Ground
Water Tank, Pekerjaan Pembongkaran, Pekerjaaan yang berhubungan dengan Gas
dan lain sebagainya.

Adapun macam-macam dari rambu / tanda peringatan yang ada pada Proyek
Springhill Swiss Hotel & Office, antara lain:

10
a. Rambu-Rambu Kerja

(Gambar 2.2 Rambu-Rambu Kerja)

b. Slogan K3

(Gambar 2.3 Slogan K3 Proyek Springhill)

11
2.3.4 House Keeping
2.3.4.1 Implementasi House Keeping
a. Mengawasi pelaksanaan pembersihan di keet proyek, gudang, barak pekerja,
los kayu dan los besi.
b. Mengawasi pembersihan sarana kamar mandi / toilet pekerja dan karyawan.
c. Mengawasi pembersihan jalan di depan proyek.
d. Melakukan pengecekan tehadap penumpukan material.
e. Melakukan pengecekan terhadap instalasi air.
f. Melakukan penyemprotan nyamuk secara rutin, minimal dua minggu sekali
dilokasi keet proyek dan seluruh area proyek.
g. Memastikan kegiatan House Keeping berjalan dengan lancar.
h. Memastikan lingkungan diseluruh area proyek bersih, rapih dan sehat.

2.3.4.2 House Keeping Target


a. Keet proyek
 Halaman kantor bersih dan rapih
 Adanya penghijauan
 Ruang rapat besih dan rapih
 Penerangan cukup
b. Penerangan
 Konstruksi panel kuat dan isi sesuai kapasitas
 Lokasi panel direncanakan
 Lokasi lampu direncanakan dan cukup terang
c. Gudang tertutup dan terbuka
 Lokasi sekitar gudang rapih dan bersih
 Material disusun sesuai ukuran
 Material ditumpuk sesuai jenisnya
 Material di gudang diatur sedemikian rupa agar terlihat rapih
d. Los kerja
 Lokasi kerja bersih dan rapih
 Material ditumpuk dan disusun rapih
 Hasil pabrikasi disusun rapih
 Instalasi listrik temporary lengkap dan aman

12
e. Material mortar
 Adanya pembatas penumpukan material
 Mortar diaduk dibawah
 Letak batching plant dan transportasi mortar direncanakan.
f. Barak pekerja
 Barak pekerja harus bersih, rapih dan nyaman
g. Fasilitas lainnya
 Adanya tempat sampah pada tempat yang mudah dilihat
 Adanya toilet di lokasi kerja
 Toilet harus bersih dan rapih
2.3.5 Disiplin pada Proyek
a. Tidak masuk kerja
Bagi setiap karyawan yang tidak masuk kerja kerena sakit selama 1 (satu)
hari atau lebih, harus ada bukti surat keterangan dari dokter. Bila tidak ada surat
keterangan dari dokter maka dipotong dari hak cutinya.
b. Hak cuti bagi karyawan
Bagi karyawan yang sering datang terlambat, akan diberikan teguran oleh
atasanya masing-masing dan bila masih berlanjut dapat dikenakan sanksi
administrasi.
c. Jam lembur
Bagi karyawan yang bekerja terus selama 1 (satu) jam atau lebih setelah
jam 17.00 WIB akan diperhitungkan sebagai jam lembur. Besarnya uang lembur
per jam diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Kewajiban karyawan
 Menaati peraturan jam kerja
 Memakai pakaian dinas dan perlengkapannya
 Bersikap dan bertindak professional dalam bekerja
 Mengutamakan kepentingan perusahaan serta menjunjung tinggi
kehormatan dan martabat perusahaan serta karyawan lain
 Mentaati sumpah dan janji karyawan

13
2.3.5.1 Standar Helm Proyek

PM - DPM - SM STAFF

MANDOR

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan


Harian Besi Kayu

14
2.3.5.2 Jam Kerja pada Proyek
Jam Kerja Standar Pekerja

No. Hari Kerja Proyek Jam Kerja Keterangan

08.00 - 12.00
1 Senin 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
2 Selasa 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
3 Rabu 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
4 Kamis 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
5 Jumat 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
6 Sabtu 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
7 Minggu 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00

(Tabel 2.1 Jam Kerja Standart Pekerja)

Jam Kerja Pengecoran

No. Hari Kerja Proyek Jam Kerja Keterangan

1 Senin 22.00 - 06.00


2 Selasa 22.00 - 06.00
3 Rabu 22.00 - 06.00
4 Kamis 22.00 - 06.00
5 Jumat 22.00 - 06.00
6 Sabtu 22.00 - 06.00
7 Minggu 22.00 - 06.00

(Tabel 2.2 Jam Kerja Pengecoran)

15
STANDARD OPERATING PROCEDURE (S.O.P) WAJIB

BULAN DESEMBER 2012

ITEM ITEM
NO NO
PEDOMAN AKTUAL PEDOMAN AKTUAL
1. Apel Pagi setiap hari kecuali hari 11 CCTV, yang bisa dimonitor melaui blackberry dan internet .
besar/libur dihadiri minimal SM Minimal pemasangan 2 titik kamera lagi menghadap
bangunankamera, 1 kamera terpasang menghadap pintu
gerbang, 1

2. Helm dan Sepatu (tidak harus sepatu 12 Scaffolding warnanya hijau syncromate yang punya BES
bot/sepatu safety) (berlaku untuk kick off proyek baru pertanggal 16 Jan 2012)
untuk sewa luar minimal seragam warnanya pada tampak luar
dan tanpa biaya tambahan

16
3. Kebersihan Lantai dasar yang dilewati 13 Tempat Merokok/asbak
umum

4. Safety Railing terbuat dari bambu, besi 14 Tong Sampah


beton atau tali tambang

5. Tempat kencing 15 Rambu - rambu

6. Plang Papan Nama 16 ID Card staff dan pekerja, untuk selevel PM dibuat oleh kantor
pusat (casing & gantungan warna merah)

17
7. Gerbang Proyek, kecuali owner yang 17 Suri-suri bekisting terpasang rapih dan lurus, Suri-suri ditandai
meminta secara tertulis dan sudah ada dengan warna kuning (ujungnya diwarnai dengan cat
pintu eksisting yang rapi dan baik sepanjang ± 10 cm)

8. Pagar Proyek (tampak depan proyek), 18 Penomoran lantai, Ukuran 91,5 x 91,5 cm.background warna
kecuali owner yang meminta secara merah , tulisan angka warna pemasangan nomor lantai
tertulis dan sudah ada pagar eksiting yang mengikuti nomor marketing owner putih
rapi dan baik

Lahan belum ada

9. Pemasangan Papan nama TC (disesuaikan Safety


dengan type TC) & warna Tower Crane 19
(section putih, jib mreah)

Lahan belum ada

18
10 Site Office, kecuali lahan tidak APAR
memungkinkan 20

Mengetahui Dibuat Oleh

Husni Setyabudi Budi Utomo Hendra Purnawan Achmad Prabowo


( Project Manager ) ( Deputy Project Manager ) (Safety Officer)

(Tabel 2.4 Standard Operating Prosedure Wajib PT. Pulauintan)

19
BAB III

PENGENALAN PROYEK

3.1 Prosedur Pengenalan Proyek


PT. Pulauintan mendapatkan kepercayaan dari PT. Graha Cipta Propertindo
untuk mengerjakan proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office secara penunjukan
langsung tanpa melalui proses tender. Adapun proses kesepakatan seperti dibawah ini:

 Dokumen tender diserahkan kepada PT. Pulauintan


18 April 2012
 Lingkup pekerjaan: struktur, arsitektur dan plumbing

 Pengajuan penawaran oleh PT. Pulauintan kepada PT. Graha Cipta


Propertindo
10 Mei 2012
 Kesepakatan → lingkup pekerjaan: struktur, arsitektur, dan ME atas
dasar block estimate dari PT. Graha Cipta Propertindo

 Dokumen ME diserahkan kepada PT. Pulauintan


12 Mei 2012  Kontraktor menghitung RAP, Struktur → OK, Arsitektur → OK, ME
lebih dari block estimate, maka PT. Pulauintan melepas pekerjaan ME

 PT. Pulauintan memulai pekerjaan persiapan (site installation)


2 Agustus 2012  PT. Pulauintan melaksanakan pekerjaan persiapan pengecoran pile cap
dan lantai kerja

September 2012  Pelaksanaan pekerjaan pengecoran lantai kerja

29 oktober 2012  Surat izin pekerjaan keluar

(Diagram 3.1 Proses Kesepakatan Kontrak Kerja Proyek)

20
3.2 Gambaran Umum Proyek
3.2.1 Definisi Proyek
Proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto 1995:1).
Proyek juga didefinisikan sebagai kegiatan tidak rutin, tidak berulang, berlangsung
sekali lewat yang dibatasi waktu, keuangan/biaya, dan kinerja/kualitas (Harrison
1981:1).
Dari dua definisi proyek diatas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
 Proyek merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
tidak berulang.
 Proyek mempunyai tujuan tertentu yang telah ditentukan dalam spesifikasi dengan
memakai sumber daya tertentu.
 Sumber daya proyek dibatasi oleh tiga kendala utama (Triple Constraint), yaitu
biaya (anggaran), jadwal, dan mutu.

3.2.2 Definisi Proyek Konstruksi


Proyek konstruksi adalah proyek yang berkaitan dengan upaya pembangunan
bangunan infrastruktur. Proyek konstruksi pada umumnya mencakup pekerjaan pokok
yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur serta disiplin ilmu dibidang
lainnya. Proyek konstruksi dimulai dari timbulnya prakarsa dari pemilik untuk
membangun yang dalam proses selanjutnya akan melibatkan berbagai unsur seperti
Konsultan, Kontraktor, Sub Kontraktor, maupun Pemiliknya (Dipohusodo 1996:69).

21
(Gambar 3.1 Tampak Depan Gedung Springhill Swiss Belinn Hotel & Office)

(Gambar 3.2 Tampak Belakang Gedung Springhill Swiss Belinn Hotel & Office)

22
Kelancaran suatu proyek dalam pelaksanaan agar sesuai dengan
perencanannya sangat tergantung dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
pembangunan tersebut. Masing-masing pihak mempunyai kewajiban dan wewenang
terhadap pelaksanaan proyek yang akan dibangun agar proyek dapat berjalan dengan
lancar, efektif, dan efisien. Sehingga dibutuhkan suatu pengorganisasian terhadap
pihak-pihak yang terlibat didalamnya dimana setiap pihak harus bekerja sesuai
dengan kewajiban dan wewenangnya.

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan


hubungan-hubungan yang baik yang menyatakan secara keseluruhan kegiatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan bersama, dimana adanya kerja sama antara pihak-
pihak yang terlibat dengan baik menjadi modal utama dalam penyelesaian berbagai
persoalan yang terjadi pada pelaksanaan proyek tersebut.

Tujuan dibentuknya struktur organisasi adalah :

1. Menetapkan tujuan bersama dalam struktur organisasi.


2. Mengidentifikasi kegiatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan proyek.
3. Mengelompokan berbagai jenis pekerjaan ke dalam beberapa kelompok.
4. Menentukan tanggung jawab dan wewenang tertentu sesuai dengan kelompok
pekerjaan yang telah dibuat (Job description).
5. Menentukan suatu cara untuk mengkoordinasi hubungan secara vertikal atau
horizontal.

Proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office mulai berjalan pada bulan
April 2012 dan direncanakan selesai pada bulan Juni 2014. Bangunan Springhill
Swiss Bellin Hotel & office ini secara garis besar terdiri dari 2 lantai parkir yang
saling berhubungan digunakan untuk parkir area kantor, fasilitas ME dan BOH Hotel,
sedangkan dilantai atas terdapat bangunan hotel 14 lantai dengan fasilitas penunjang
lainya seperti kolam renang, meeting room, kamar berbagai tipe dan bangunan kantor
17 lantai. Berhubung penulis hanya melaksanakan praktek kerja selama kurang lebih
2 bulan (7 Januari 2013 sampai dengan 10 Maret 2013) maka tahap pekerjaan yang
penulis amati pada saat pelaksanaan praktek kerja ini mulai dari pekerjaan basement 2
pada bagian hotel dan tentunya tidak semua item pekerjaan penulis amati, karena
keterbatasan waktu pelaksanaan praktek kerja ini.

23
Adapun gambaran umum tentang proyek Springhill Swiss Belinn hotel &
Office ini adalah :

Data Administrasi Proyek:


• Nama Proyek : Proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office
• Jenis Proyek : Hotel dan kantor
• Alamat : Jl. Benyamin Sueb Kemayoran, Jakarta Pusat
• Jumlah Lantai : - 2 Lantai basement
- 1 Lantai dasar
- 17 Lantai kantor
- 14 Lantai hotel
• Pemilik proyek (Owner) : PT. Graha Cipta Propertindo
• Konsultan Perencana : PT. Penta Rekayasa
• Konsultan Pengawas (MK) : PT. Promaco
• Kontraktor : PT. Pulauintan
• Konsultan M/E : PT. Sigmatech Tataperkasa
• Konsultan Arsitek : PT. Urbane Architecture
• Quantity Surveyor : PT. Quantity Surveyor Indonesia
• Nilai Kontrak : (tidak diinformasikan)
• Cara Pembayaran : Progress Payment System
• Waktu Pelaksanaan : 2 Tahun
• Jenis Kontrak : Lumpsump Fixed Price

Kondisi Aktual Proyek:


• Depan : JIExpo Kemayoran
• Kiri : The Gandhi Memorial International School
• Kanan : Bandar Golf Kemayoran
• Belakang : Bandar Golf Kemayoran

24
3.3 Organisasi dan Personalia Proyek
3.3.1 Organisasi Proyek

Owner

Konsultan Konsultan
Perencana Proyek Pengawas

Kontraktor

(Diagram 3.2 Organisasi dalam sebuah proyek)

Pada umumnya, dalam suatu proyek konstruksi ada tiga pihak yang
terlibat didalamnya, yang mana mereka saling berkaitan dan saling bekerjasama
satu dengan yang lainnya. Ketiga pihak tersebut adalah :

1. Pemberi tugas / owner / pemilik / employer / bouwheer / buyer


2. Konsultan / penasehat / advisor / consultant
3. Kontraktor / penerima tugas / contractor / seller / annemer

Sedangkan pihak yang secara tidak langsung ikut terlibat adalah


penyedia dana yaitu orang atau organisasi yang menyediakan dana demi
kepentingan proyek konstruksi, disini dapat juga bank serta kreditor.

Adapun defenisi dan tugas-tugas dari pihak-pihak yang terkait dalam struktur
organisasi proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office adalah:

Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik Proyek (Owner) disebut juga pemberi tugas, adalah bagian paling
utama dalam organisasi proyek konstruksi. Pemilik merupakan pengguna dari jasa
perusahaan kontruksi yang akan mengimplementasikan ide dan rancangan teknis
menjadi bangunan fisik, yang dalam proyek ini adalah PT. Graha Cipta Propertindo.

25
Owner selaku pemberi tugas adalah perorangan atau badan/instansi/lembaga
baik pemerintah maupun swasta yang memberi tugas atau pekerjaan atas biaya yang
dibutuhkan, yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

 Owner menunjuk langsung kontraktor pelaksana yang dapat dipercayakan untuk


melaksanakan proyek atau dapat juga diadakan pelelangan atau tender.
 Berkonsultasi dengan konsultan perencana.
 Owner mengawasi, memantau, dan mengendalikan pekerjaan kontraktor melalui
konsultan pengawas.
 Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan erat dengan perubahan
pekerjaan, waktu pelaksanaan dan biaya.
 Menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan kontraktor.
 Menyediakan lokasi tempat dimana proyek akan dikerjakan dan proses perizinan
seperti IMB.
 Mengesahkan atau menolak perubahan-perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Membayar semua pihak yang diberi tugas dalam pelaksanaan proyek.
 Menerima hasil pekerjaan sesuai dengan perjanjian.

Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk


menuangkan ide-ide dari owner untuk dijadikan sebuah gambar kerja yang sesuai
dengan keinginan owner dan memenuhi syarat teknis serta keuangan dari owner.
Konsultan Perencana dalam Proyek Pembangunan Springhill Swiss Belinn Hotel &
Office ini adalah PT. Penta Rekayasa. Adapun hak dan kewajiban dari konsultan
perencana adalah :
 Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil rancangan bangunan yang ditangani.
 Melakukan peninjauan, pengamatan, pengawasan lapangan secara berkala untuk
melihat kemajuan proyek sambil menilai kualitas pekerjaan yang dilaksanakan.
 Mempertimbangkan semua usul dari pemberi tugas, manager konstruksi maupun
kontraktor mengenai masalah desain.
 Dapat menyelesaikan persoalan apabila mungkin terjadi permasalahan teknis di
lapangan.
 Mengadakan rapat secara berkala dengan kontraktor untuk membahas teknis
pekerjaan saat ini atau akan datang.
26
 Konsultan Pengawas atau Konsultan Manajemen Konstruksi
Konsultan pengawas atau Konsultan Manajemen Konstruksi adalah Pihak
yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa perusahaan atau perorangan. Perlu
sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil,
arsitektur, mekanikal elektrikal, dan lain-lain sehingga sebuah bangunan dapat
dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan efisien. Dalam proyek ini yang ditunjuk
sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi adalah PT. Promaco.

Tugas dan tanggung jawab dari konsultan pengawas adalah sebagai berikut:

 Meneliti dan menganalisa gagasan owner ke dalam suatu rencana serta


menyiapkan gambar – gambar rencana dan spesifikasinya.
 Memberikan penjelasan kepada pelaksana proyek (Kontraktor) jika terdapat
keraguan atas aspek arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal.
 Memberikan konsultasi dan solusi mengenai permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan.
 Meninjau lapangan secara berkala untuk mengetahui kemajuan proyek.
 Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan yang telah di buat.
 Memberi peringatan kepada kontraktor mengenai kelalaian dalam memenuhi
persyaratan pekerjaan secara tertulis sesuai dengan dokumen kontrak.

Kontraktor Utama / Pelaksana Proyek


Kontraktor adalah pihak yang dipercaya oleh owner untuk melaksanakan
pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi yang dibuat
oleh konsultan perencana. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada owner
terhadap semua pekerjaan di lapangan dari awal hingga selesai yang terikat dengan
sebuah kontrak. Kontraktor proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office ini adalah
PT. Pulauintan.

Tugas dan kewajiban kontraktor adalah :


 Menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, peralatan yang akan digunakan selama
proyek berlangsung.
 Memelihara keamanan dan kesehatan para pekerja serta memberikan jaminan
keselamatan seperti asuransi tenaga kerja.
27
 Membuat laporan tentang banyaknya biaya pelaksanaan pekerjaan yang telah
dikeluarkan oleh pihak owner.
 Menghadiri rapat berkala yang diselenggarakan oleh manajemen proyek.

3.3.2 Personalia Proyek


1. Project Manager (PM)
Tugas Project Manager (PM) adalah :
 Memimpin rapat kontraktor dan mengkoordinasi semua pelaksanaan pekerjaan
kontraktor.
 Mendelegasikan detail rencana kerja, melakukan kontrol secara berkala dari
seluruh bawahannya.
 Melaksanakan program pengendalian mutu, waktu dan biaya pelaksanaan
proyek termasuk penerapan standarisasi.
 Menerapkan program kebersihan, kerapihan dan ketertiban dilingkungan
proyeknya.
Wewenang Project Manager (PM) adalah :
 Pemimpin tertinggi tim pelaksanaan proyek yang berhak mewakili perusahaan
untuk kepentingan proyek.
 Menetapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan demi kelancaran proyek.

2. Deputy Project Manager (DPM)


Atasan langsung : Project Manager
Bawahan Langsung : Site Manager, Pelaksana, Surveyor, Mekanik
Tugas Deputy Project Manager (DPM) :
 Memimpin rapat sub kontraktor dan mengkoordinasi semua pelaksanaan
pekerjaan sub kontraktor setelah project manager.
 Mendelegasikan detail rencana kerja, melakukan kontrol secara berkala dari
seluruh bawahannya.
 Melaksanakan program pengendalian mutu, waktu dan biaya pelaksanaan
proyek termasuk penerapan standarisasi.
 Menerapkan program kebersihan, kerapihan dan ketertiban dilingkungan
proyeknya.
Wewenang Deputy Project Manager (DPM) adalah :

28
 Wakil pemimpin tertinggi tim pelaksanaan proyek yang berhak mewakili
perusahaan untuk kepentingan proyek.
 Menetapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan demi kelancaran proyek.

3. Site Manager (SM)


Atasan langsung : Project Manager
Bawahan Langsung : Pelaksana, Surveyor, Mekanik
Tugas dan Tanggung Jawab Site Manager :
 Membantu project manager dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan, baik
dengan mengkoordinir pekerjaan bawahan maupun pekerjaan pihak ke-3.
 Bertanggung jawab atas terlaksananya proyek baik dari segi mutu, waktu, dan
biaya agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
 Bertanggung jawab untuk membina dan mendidik bawahannya.
 Menyusun rencana tahapan pelaksanaan lapangan berdasarkan detail
breakdown aktivitas dan mengantisipasi kemungkinan penyimpangan.
 Mengkoordinir persiapan lapangan (site plan) termasuk perijinan-perijinan
yang diperlukan.
 Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari
kontraktor/suplier/mandor/pihak ke-3 lainnya.
 Menyelenggarakan rapat koordinasi lapangan secara berkala.
 Mengawasi, melakukan evaluasi, dan membuat laporan tahap pelaksanaan
pekerjaan lapangan secara berkala.
 Membantu melakukan negosiasi dan menetapkan ikatan kerja dengan sub
kontraktor/suplier/mandor sampai batas SPK.
Wewenang dari Site Manager :
 Mengadakan hubungan langsung dengan owner, MK, dan pihak ke-3 lainnya
dalam hal pelaksanaan proyek.
 Menetapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan demi kelancaran
pelaksanaan proyek sesuai dengan pengarahan project manager.
 Melakukan hubungan langsung dengan unit-unit lain baik di proyek maupun
di kantor pusat yang terkait dengan bidang pekerjaannya.

29
4. Site Engineer
Atasan Langsung : Project Manager
Bawahan Langsung : Staff Engineering, Drafter, Quantity Surveyor.
Tugas dan Tanggung Jawab Site Engineer :
 Membantu Project Manager dalam pelaksanaan engineering termasuk metode
konstruksi, VE, shop drawing, time control, dan quality control pada proyek.
 Bertanggung jawab atas terlaksananya engineering proyek baik dari segi mutu,
waktu dan biaya agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
 Memahami aspek teknis dari lingkup dan persyaratan pekerjaan yang tercakup
dalam dokumen kontrak.
 Mengkoordinir penyiapan master schedule dan breakdown activities secara
mingguan/dan atau bulanan.
 Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan material dari
owner.
 Mengkoordinir penetapan metode kerja dan pembuatan shop drawing serta
memonitor penerapannya di lapangan.
 Melakukan evaluasi atas gambar kerja, metode kerja, dan mutu hasil kerja.
 Mengadakan koordinasi kegiatan antara pekerjaan struktur, ME dan arsitektur.
 Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara berkala.
 Mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian mutu, waktu dan biaya
pelaksanaan proyek termasuk penerapan standarisasi.
 Mengikuti secara aktif rapat koordinasi dengan pihak konsultan/owner secara
berkala.
Wewenang Site Engineer :
 Mengadakan hubungan langsung dengan owner, manajemen konstruksi, dan
pihak ke-3 dalam hal pelaksanaan engineering proyek.
 Menetapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan demi kelancaran
pelaksanaan proyek sesuai dengan pengarahan PM.
 Melakukan hubungan langsung dengan unit-unit lain baik diproyek maupun di
kantor pusat yang terkait dengan engineering.

5. General Affair
Atasan Langsung : Project Manager
Bawahan Langsung : urs. Pergudangan, urs. Umum/Pers, urs. Security.
30
Tugas dan tanggung jawab :
 Membantu PM dalam mengkoordinir pekerjaan yang menyangkut masalah
umum, personil, pergudangan dan security.
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut masalah
umum, personalia, pergudangan dan security agar proyek sesuai rencana.
 Mengkoordinir dan mengawasi semua aktivitas yang berhubungan dengan
bidang hukum, termasuk membuat perjanjian-perjanjian, mengurus perijinan
lingkungan, Polsek, Kecamatan, Koramil, Astek, Pengguna Alat Berat dll.
 Mengatur keamanan dengan menyelenggarakan regu keamanan,
pengadministrasian jam tugas dan kejadian-kejadian penting yang berkaitan
dengan masalah keamanan.
 Mengatur aktivitas pergudangan dan pembelian di proyek termasuk
pengaturan keluar/masuk material/peralatan digudang, pembuat laporan
gudang secara berkala, mengatur dokumen pembelian, melaksanakan
pembelian.
 Mengatur administrasi kendaraan bermotor, termasuk administrasi dokumen
kendaraan, biaya reparasi, BPKB, STNK, dan pemakaian kendaraan.
Wewenang General Affair :
Mengadakan hubungan langsung dengan owner, MK, dan pihak ke-3
lainnya dalam hal yang berkaitan dengan bidang administrasi dan keamanan.

6. Quantity Surveyor (QS)


Memberikan laporan kepada : Kepala Engineering Proyek
Tugas dan tanggung jawab QS:
 Mempelajari dan menganalisa dokumen dan gambar serta kondisi lapangan
sehubungan dengan rencana perhitungan item dan volume pekerjaan proyek
secara detail.
 Memeriksa RAP (awal) yang dikomparasikan dengan hasil perhitungan di
lapangan.
 Menjamin bahwa hasil dari koreksi RAP awal selesai paling lambat 1,5 bulan
sejak RAP awal diterima.
 Memeriksa volume SPP/P dan konsep SPK dan opname pekerjaan.
 Bersama bagian operasi memproyeksikan RAP baik karena faktor internal
maupun eksternal.
31
 Mengawasi dan mempersiapkan perhitungan pekerjaan tambahan atau
pengurangan, serta membantu negosiasi volume (jika di perlukan).
 Menghitung tahap kemajuan pekerjaan lapangan.
 Menghitung kemajuan pekerjaan pemasok/sub kontraktor berdasarkan hasil
inspeksi pekerjaan oleh QC.
 Mempersiapkan berita acara kemajuan pekerjaan sesuai syarat kontrak dan
laporan bulanan pekerjaan tambahan atau pengurangan (VO).
Wewenang Quality Surveyor :
Menentukan perhitungan volume RAP dan VO serta mengendalikan
volume RAP atas pengajuan SPP/P dan SPK.

7. Shop Drawing Staff dan As Built Drawing Proyek


Melapor kepada : Kepala Engineering Proyek.
Tugas dan Tanggung Jawab :
 Menjamin shop drawing akurat, jelas dan tepat waktu, serta semua gambar
terkecil.
 Menyampaikan shop drawing yang telah dibuat kepada kepala Engineering
untuk diperiksa dan untuk kepentingan approval agar tercatat dengan jelas.
 Bertanggung jawab melaksanakan pengendalian dokumen khususnya
menyangkut penerimaan gambar maupun penerbitan gambar/shop drawing
(setelah approval) sesuai acuan prosedur pengendalian dokumen dan data.
 Bertanggung jawab mempersiapkan As Built Drawing hingga akhir dan
pengendaliannya.
Wewenang :
Merencanakan desain/gambar kerja dan mengendalikan semua gambar
sebagai acuan kerja operasi proyek, termasuk As Built Drawing.

8. Project Surveyor
Melapor kepada : Site Manager
Tugas dan tanggung jawab :
 Membuat marking-marking grade guna memudahkan pelaksanaan konstruksi
sesuai shop drawing.
 Meyakinkan kebenaran marking-marking grade pada pelaksana/mandor.
 Memberi petunjuk/cara menempatkan ukuran-ukuran yang dibuat.
32
 Pengawasan pelaksanaan pekerjaan atas dasar hasil pengukuran dan shop
drawing.
 Memeriksa tahapan hasil kerja sebelum pengecoran.
 Melaporkan pada koordinator surveyor apabila terjadi selisih antara shop
drawing dengan gambar induk atau penyimpangan hasil kerja terhadap ukuran
yang sebenarnya.
 Menjaga alat-alat survey yang dipakai dalam keadaan bersih dan terkalibrasi.
 Melaporkan kepada koordinator surveyor proyek mengenai rencana kalibrasi
atau yang sudah tidak presisi.
 Membuat SPP kebutuhan alat-alat pelengkap.
 Menjalin kerja sama yang baik antara tim survey.

9. Supervisor Bekisting
Tugas dan tanggung jawab :
 Memulai langkah awal setiap pekerjaan dan koordinasi dengan surveyor
(pastikan posisi dan dimensi sesuai dengan metode kerja yang sudah ada).
 Menangani galian dan aplikasi anti rayap, bekisting batako dan waterproofing
pada pilecap dan tiebeam.
 Storing bekisting pada saat pengecoran berlangsung dan koordinasi dengan
surveyor.

10. Supervisor Besi


Tugas dan tanggung jawab :
 Menangani pembesian dilapangan sesuai dengan shop drawing dan metode
yang ditetapkan.
 Koordinasi dengan mandor besi mengenai fabrikasi besi.
 Setting pembesian sesuai metode kerja yang disetujui MK.
 Mengontrol kemungkinan pergeseran pada saat pengecoran.
 Koordinasi dengan surveyor mengenai elevasi dan tebal pembesian.

11. Supervisor Pengecoran


Tugas dan tanggung jawab :
 Menangani pelaksanaan pengecoran sesuai dengan shop drawing dan metode
kerja.
33
 Mengontrol pekerjaan ciping, cleaning dan persiapan pengecoran.
 Menghitung volume beton yang akan dicor, koordinasi dengan gudang, K3
dan satpam untuk pelaksanaan pengecoran.
 Menangani waterstop dan sistem stop cor yang sudah ada.
 Mempersiapkan dan mengatur concrete pump dan tower crane.
 Menangani tahap perawatan.

12. Mekanik / Urusan Peralatan


Atasan langsung dan tidak langsung : Site Manager / Kepala peralatan
Tugas dan Tanggung Jawab :
 Membantu Site Manager dalam penggunaan peralatan di lapangan termasuk
mengkoordinir penempatan, jadwal pemakaian, perawatan dan perbaikan.
 Bertanggung jawab atas penggunaan peralatan sehingga proyek terlaksana
baik dari segi mutu, biaya dan waktu sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
 Mengatur penyediaan peralatan dengan tepat waktu dan sesuai jadwal.
 Mengatur penggunaan peralatan secara efisien dan efektif sesuai dengan
perencana yang ditetapkan.
 Mengatur perbaikan peralatan dan mengkoordinasikannya dengan bagian
peralatan kantor pusat.
 Mengatur perawatan sesuai dengan jadwal yang diselaraskan dengan kondisi
kebutuhan dilapangan.
 Membuat laporan penggunaan peralatan secara berkala.
 Mengikuti rapat koordinasi lapangan secara berkala.

13. Keamanan (Security)


Atasan langsung : Safety Officer (SO)
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab :
 Membantu SO proyek dalam melaksanakan pekerjaan yang menyangkut
aktivitas keamanan.
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut masalah
keamanan agar proyek terlaksana sesuai dengan jadwal.
 Menyelenggarakan regu keamanan sesuai kebutuhan proyek.
 Melakukan hubungan dengan pihak-pihak luar yang terkait dengan masalah
keamanan seperti polisi, koramil, dll.
34
 Melakukan administrasi penugasan dan pencatatan kejadian penting dengan
masalah keamanan.

14. Logistik Proyek


Merupakan petugas yang bertugas melakukan pembelian produk yang
dibutuhkan dalam suatu proyek sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
surat permintaan.
Tugas dan tanggung jawab :
 Survey harga satuan barang / material dari lokasi pabrik, toko-toko / suplier.
 Pengadaan material alat untuk sample serta harga satuan, serta jenis bahan dan
yang lainnya.
 Membuat laporan secara berkala setiap bulan barang yang masuk ke proyek,
kebutuhan proyek dll.
 Melaporkan data-data harga satuan, jenis bahan, mutu / kualitas bahan yang
dipakai.

Project Manager
Husni

Deputy Project
Site Manager
Manager
Hendra
Budi Utomo

Chief Engineer Chief Supervisor Chief Mechanic Chief Safety General Affair
Chief Surveyor
Reza Samingan Heri Purwanto Ahmad Muchtar

Engineer Supervisor Surveyor Mechanic Logistic


Teguh Gin Gin Ginanjar Sumpena Hariyanto Alvin

Quality Surveyor Supervisor Surveyor Mechanic Admin


Gina Walidun Soni Tusino Jaka

Drafter Supervisor
Iskandar Nardi

Drafter Supervisor
Agus Saiful Riza

(Bagan 3.1 Struktur organisasi kontraktor utama)


35
3.4 Site Instalasi Proyek

Keterangan:

1. Pos jaga
2. Pintu keluar masuk proyek
3. Kolam perendaman benda uji
4. Toilet karyawan
5. Gudang mekanik
6. Parkiran
7. Mushola
8. Direksi keet
9. Ruang K3
10. Penyimpanan acuan dan perancah
11. Smoking area
12. Los kerja besi
13. Toilet pekerja
14. Kantin
15. Car wash
16. Pagar proyek
17. Tower crane

36
1. Pos jaga
Pos jaga adalah tempat petugas keamanan proyek yang berfungsi
memudahkan pengawasan keamanan seluruh kegiatan proyek. Pada proyek ini
terdapat 2 buah pos satpam yang diletakkan pada setiap pintu masuk atau keluar,
sehingga memudahkan untuk pengawasan barang dan setiap orang yang masuk ke
dalam proyek.

(Gambar 3.3 Pos jaga)

2. Pintu keluar masuk proyek


Pintu keluar masuk proyek merupakan tempat yang dilalui orang/pekerja dan
kendaraan proyek untuk mobilisasi material sebagai gerbang yang membatasi area
lokasi proyek.

(Gambar 3.4 Pintu keluar masuk proyek)

37
3. Kolam perendaman benda uji
Terdapat 4 buah kolam yang berfungsi untuk merendam benda uji kolom,
wall, dan balok & plat. Kolam rendaman terletak di sebelah area parkir

(Gambar 3.5 Kolam perendaman benda uji)

4. Toilet karyawan
Terdapat 3 buah toilet karyawan yang letaknya di belakang direksi keet
sehingga dapat dengan mudah dijangkau oleh karyawan dan jajaran direksi.

( Gambar 3.6 Toilet karyawan)

5. Gudang mekanik
Gudang mekanik adalah tempat penyimpanan alat-alat mekanik, seperti mesin
genset, vibrator untuk pemadatan beton, serta berbagai komponen peralatan lainnya.
Gudang mekanik pada proyek ini menggunakan container sehingga dapat digunakan
berulang kali. Untuk lantai pada bangunan gudang hanya di finishing dengan semen.
Gudang mekanik terletak di sebelah ruang meeting.

38
(Gambar 3.7 Gudang mekanik)

6. Area parkir
Area parkir penting untuk menyimpan kendaraan yang digunakan para
karyawan dan tamu yang datang. Area parkir cukup untuk menampung kurang lebih 2
buah mobil dan 10 buah sepeda motor.

(Gambar 3.8 Area parkir)

7. Mushola
Mushola berada tepat dibelakang direksi keet & Meeting room, sehingga para
pekerja khususnya direksi dan karyawan tidak jauh berjalan menuju mushola untuk
melaksanakan ibadah sholat wajib maupun sunah.

39
(Gambar 3.9 Mushola)

8. Direksi keet & meeting room


Direksi keet adalah ruangan yang dibangun sebagai tempat kerja bagi para
staff dari kontraktor. Ruangan ini terdiri dari dua lantai dimana lantai pertama terdapat
ruangan rapat dan lantai 2 terdapat ruang direksi (PM, DPM, SM), ruang kerja staff,
dan ruang kerja staff logistik.

(Gambar 3.10 Kolam perendaman benda uji)

9. Ruang K3
Ruang K3 adalah tempat penyimpanan alat-alat keselamatan kerja seperti
helm, sepatu boots, alat pemadam kebakaran, dan sebagainya. Ruangan K3 juga
berfungsi sebagai tempat pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan di proyek.
Ruangan yang menggunakan container sebagai konstruksinya ini ditempati oleh
kepala K3 proyek dan staff K3.

40
(Gambar 3.11 Ruang K3)

10. Tempat penyimpanan acuan dan perancah


Tempat penyimpanan acuan dan perancah dibiarkan tanpa dinding dan atap
sehingga memudahkan untuk proses mobilisasi dengan tower crane maupun truk.

(Gambar 3.12 Tempat penyimpanan acuan dan perancah)

11. Smoking area


Smoking area merupakan hal yang sangat penting untuk disediakan agar
pekerja proyek tidak melakukan kegiatan merokok sembarangan sehingga berpotensi
menyebabkan kebakaran.

(Gambar 3.13 Smoking area)

41
12. Los kerja besi
Los kerja besi adalah tempat pemotongan, pembengkokan dan perakitan besi
beton. Los kerja besi juga dibangun tanpa dinding dan atap agar mempermudah
proses pelaksanannya.

(Gambar 3.14 Los kerja besi)

13. Toilet pekerja


Terdapat 3 buah toilet pekerja yang letaknya di dekat lokasi proyek yang akan
dibangun sehingga dapat dengan mudah dijangkau oleh para pekerja.

(Gambar 3.15 Toilet pekerja)

14. Kantin
Pada proyek ini terdapat kantin yang berada dekat pintu keluar masuk utama.
Penempatan kantin menurut penulis kurang tepat karena kantin terlalu jauh dengan
lokasi proyek dan ruang karyawan serta jajaran direksi.

42
(Gambar 3.16 Kantin)

15. Car wash


Car wash ditempatkan setelah pintu keluar masuk proyek. Car wash berupa
kubangan air yang berfungsi untuk mencuci ban pada kendaraan yang masuk agar
tidak mengotori jalan umum.

(Gambar 3.17 Pagar proyek)

16. Pagar proyek


Pagar proyek merupakan batas lokasi yang berfungsi untuk membatasi dan
menjaga keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Pada proyek ini pagar terbuat dari
seng bergelombang yang didukung oleh tiang-tiang besi dan kayu. Pagar proyek
berwarna merah dan putih sebagai identitas kontraktor.
Pembuatan pagar dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi merupakan suatu
keharusan. Penempatannya mengitari lokasi proyek dengan tinggi minimal 2,5 meter
serta memperhatikan keamanan dan estetika lingkungan. Pembuatan pagar tersebut
tidak melampaui garis sepadan jalan. ( Kep.Gub. DKI Jakarta No72 / 2002 )

43
(Gambar 3.18 Pagar proyek)

17. Tower crane


Pada proyek ini terdapat satu buah tower crane. Tower crane merupakan alat
berat yang berfungsi sebagai sistem transportasi vertikal untuk mobilisasi material dan
elemen konstruksi agar pekerjaan dapat selesai dengan cepat. Penempatan tower
crane pada proyek ini dapat menjangkau seluruh area proyek konstruksi bangunan
yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa halangan. Konstruksi tower
crane yang perlu direncanakan dengan cermat adalah pondasi dan penempatan
bracing sebagai pengaku pada saat bangunan telah mencapai ketinggian tertentu.

(Gambar 3.19 Tower Crane)

44
BAB IV

PEKERJAAN YANG DIAMATI

4.1 Pekerjaan yang Diamati


Pada proyek pembangunan Springhill Swiss Belinn Hotel & Office, dapat
diamati macam-macam jenis pekerjaan, seperti pekerjaan struktur (struktur bagian
bawah dan struktur bagian atas), pekerjaan mekanikal-elektrikal, dan pekerjaan
arsitektur. Tetapi selama praktek kerja lapangan, penulis tidak mengamati pekerjaan
arsitektur karena belum dimulainya pekerjaan tersebut.
Berikut penulis menjabarkan setiap lingkup pekerjaan yang diamati pada
pembangunan Springhill Swiss Belinn Hotel & Office.
A. Pekerjaan Struktur Bawah
1. Pekerjaan Pile Cap
Pada proyek ini terdapat 15 tipe pile cap yang dibedakan dari
banyaknya jumlah tiang pancang. Mutu beton yang digunakan adalah fc’ 45
MPa dan menggunakan 2 jenis beton yaitu beton integral (untuk beton yang
berhubungan langsung dengan air) pada lapisan bawah dan beton normal
pada lapisan atasnya.

Jumlah Tiang Jumlah Tiang


No. Gambar Tipe No. Gambar Tipe
Pancang Pancang
1 P1 1 buah 9 P8 8 buah

2 P2 2 buah 10 P9 9 buah

3 P2A 2 buah 11 P10 10 buah

4 P3 3 buah 12 P10A 10 buah

5 P4 4 buah 13 P54 54 buah

45

6 P5 5 buah 14 P72 72 buah


3 P2A 2 buah 11 P10 10 buah

4 P3 3 buah 12 P10A 10 buah

5 P4 4 buah 13 P54 54 buah

6 P5 5 buah 14 P72 72 buah

7 P5A 5 buah 15 P12 12 buah

8 P6 6 buah

(Tabel 4.1 Tipe pile cap)

 Proses pekerjaan pile cap:


1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan tiang
pancang.
2. Pada tiang pancang dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga
tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi
sebagai pengikat dengan pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi
dasar pile cap saja.
3. Tanah disekeliling tiang pancang digali lagi sesuai dengan bentuk pile
cap yang telah direncanakan.
4. Melakukan pemasangan bekisting dari batako. Penggunaan batako ini
dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting
serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat
pengecoran.

46
5. Pembuatan lantai kerja sebagai landasan pile cap dengan ketebalan 10
cm.
6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi
tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, beton decking,
dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting diurug kembali
untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti
semula.
8. Semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada
pile cap.
9. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor dan pipa tremi,
lalu dipadatkan dengan menggunakan vibrator.

47
(Gambar 4.1 Proses pekerjaan pile cap)

B. Pekerjaan Struktur Atas


1. Pembuatan Kolom

Kolom dalam proyek ini terbagi dalam beberapa tipe. Yang


membedakannya adalah ketinggian elevasi dan dimensinya. Mutu beton yang
digunakan adalah fc’ 35 MPa. Berikut ini adalah tabel tipe dan dimensi
kolom pada proyek ini:

Tipe Kolom KH-1 KH-2 KH-3 KH-4


Dimensi Kolom
1000 x 600 1000 x 800 1000 x 800 800 x 1200
(mm)

Tipe Kolom K1 K2 K2-A K3 K4


Dimensi Kolom
800 x 800 600 x 600 600 x 600 600 x 600 600 x 1300
(mm)

Tipe Kolom KO-1 KO-2 KO-3 KO-4 KO-5 KO-6 KO-7


Dimensi Kolom 1400 x 600
800 x 1275 800 x 1275 900 x 1275 800 x 1275 900 x 900 1000 x 1000
(mm) x 400

(Tabel 4.2 Tipe dimensi kolom)

 Proses pekerjaan kolom:


1. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting.
2. Pasang besi kolom dari tempat pabrikasi ke dalam stek besi yang sudah
ada dengan menggunakan tower crane, kencangkan dengan menggunakan
sengkang dan kawat bendrat.

48
3. Pasang bekisting kolom sesuai marking yang ada. Cek ketegakan
bekisting dengan memasang unting-unting, atur ketegakannya dengan
memutar push pull pada pipa support.
4. Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi, padatkan dengan vibrator.
5. Setelah beton keras lepas bekisting kolom.

(Gambar 4.2 Proses pekerjaan kolom)

2. Pembuatan plat lantai dan balok


Mutu beton yang digunakan pada plat lantai dan balok adalah fc’ 35
MPa.
Ada beberapa tipe plat lantai dan balok tergantung dimensinya. Scaffolding
yang digunakan pada proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office ini
adalah fourway scaffolding.

49
Tipe Plat lantai S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8
Ketebalan
120 120 130 130 200 150 200 200
(mm)

(Tabel 4.3 Tipe plat lantai)

 Proses pekerjaan plat lantai dan balok:


1. Penentuan ketinggian bekisting plat lantai dan balok menggunakan alat
theodolite supaya ketinggian antara bekisting yang satu dengan yang lain
sejajar. Untuk pemasangan bekisting plat lantai dan balok ini ditahan oleh
fourway scaffolding supaya bekisting menjadi kaku dan posisinya tetap.
2. Papan bekisting yang sudah dipasang dioles dengan pelumas oli agar
mudah dalam proses pembongkarannya.
3. Lakukan pemasangan tulangan pada plat lantai dan balok. Pada plat lantai
pasang kursi tulangan (cakar ayam) di setiap titik tertentu sebagai
pengatur/penjaga jarak antara lapis tulangan atas dan bawah. Tulangan ini
dibuat dengan cara dibengkok sehingga membentuk kursi/kaki/dudukan
dengan tinggi tertentu. Pasang beton decking untuk menjaga posisi
tulangan dan memberikan selimut beton yang cukup.
4. Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, harus dilakukan beberapa
pemeriksaan diantaranya, pemeriksaan bekisting (pemeriksaan ukuran
dan dimensi, elevasi dan kelurusan bekisting, dan sambungan pada
bekisting) dan pemeriksaan tulangan (pemeriksaan jumlah dan ukuran
tulangan utama, jumlah jarak dan posisi sengkang, panjang over lap dan
penjangkaran pada tulangan, kekuatan bendrat, dan tebal selimut beton
decking).
5. Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting
dibersihkan dengan air compressor.
6. Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran
dihentikan pada jarak 1/4 bentang dari tumpuan, karena pada lokasi
tersebut momen yang dipikul balok dan plat lantai adalah nol.
7. Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete
mixer truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump
yang digunakan adalah 12 cm ± 2 ( 10 cm sampai dengan 14 cm). Jika

50
nilai slump tidak memenuhi syarat maka beton ready mix dari concrete
mixer truck tersebut tidak diizinkan untuk digunakan.
8. Setelah nilai slump memenuhi syarat, maka beton ready mix dituang dari
concrete mixer truck ke dalam bucket pada concrete pump truck dan
disalurkan dengan pipa baja.
9. Pada saat proses pemberhentian pengecoran diusahakan permukaannya
kasar dan miring supaya pada proses penyambungannya dapat
memberikan lekatan yang baik antara beton lama dengan yang baru serta
diberikan zat aditif berupa cairan putih (calbound atau lem beton) sebagai
perekat.
10. Pada saat pengecoran plat lantai dan balok tinggi jatuh pengecoran
diusahakan tidak lebih dari 1.5 meter. Pada pekerjaan ini digunakan
concrete pump sehingga tinggi jatuh beton dapat diperhatikan, serta untuk
memudahkan proses distribusi dari daerah yang satu ke daerah yang
lainnya.
11. Selama proses pengecoran berlangsung, digunakan vibrator agar beton
benar-benar padat dan seluruh ruangan bekisting terisi dengan baik.
12. Pembongkaran scaffolding pelat dilakukan setelah beton kering, atau
setelah 21 hari dihitung pada saat pengecoran berakhir.
13. Setelah beton pada balok dan plat lantai mulai mengering maka dilakukan
penyiraman dengan air supaya tidak terjadi retak-retak pada beton
tersebut.

51
(Gambar 4.3 Proses pekerjaan plat lantai dan balok)

3. Tangga
Sistem pembuatan tangga yang digunakan dalam proyek ini adalah
secara konvensional. Tangga sangat penting untuk menghubungkan satu
lantai dengan lantai lainnya, begitu pula dengan tangga darurat sangat penting
fungsinya dalam suatu bangunan, oleh karena itu perlu penempatan yang
tepat agar tangga darurat berfungsi dengan maksimal. Terdapat 7 tipe tangga
pada proyek ini.
 Proses pekerjaan tangga:
1. Pemasangan bekisting yang terbuat dari kayu dan ditahan oleh
scaffolding.
2. Setelah bekisting terpasang maka dilakukan pemasangan tulangan tangga
dengan sambungan dari tulangan plat lantai. Tulangan tangga sama
dengan tulangan plat hanya saja terdiri dari dua lapis baik di pinggir
maupun di tengah.
3. Selanjutnya pemasangan bekisting untuk membentuk anak tangga.
4. Setelah semua persiapan selesai maka pengecoran dilakukan.
52
5. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor dan pipa tremi.

(Gambar 4.4 Proses pekerjaan tangga)

4. Core Wall
Core wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan geser,
gaya lateral akibat gempa bumi. Karena shear wall banyak diletakkan pada
daerah core lift dan tangga darurat, maka pada core wall perlu dibuat bukaan.
Untuk itu di daerah bukaan pintu diperlukan suatu bentuk tulangan khusus
yang tidak menyebabkan pengurangan kekuatan dari core wall.
 Proses pekerjaan core wall:
1. Menentukan titik-titik as core wall yang diperoleh dari pekerjaan tim
survey yang melakukan pengukuran dan pematokan, yaitu marking yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting. Penentuan as dengan
menggunakan alat theodolite.
2. Perakitan tulangan shear wall dilakukan di tempat pabrikasi besi. Pada
saat pemasangan tulangan, digunakan tower cane untuk mengangkat
tulangan yang telah dirangkai.
3. Pasang bekisting sesuai marking yang ada. Cek ketegakan bekisting
dengan memasang unting-unting, atur ketegakannya dengan memutar
push pull pada pipa support.
4. Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi, padatkan dengan vibrator.

53
(Gambar 4.5 Proses pekerjaan core wall)

4.2 Permasalahan dan Penyelesaian


1. Dinding Saluran
Dinding penahan saluran air milik pemerintah roboh pada as H grid 1’.
Asumsi karena saat banjir air di saluran meluap yang menyebabkan tekanan ke
dinding bertambah, tetapi sambungan antara dinding dan sloof tidak kuat yang
menyebabkan robohnya dinding.
Akibat yang terjadi adalah proyek tergenang air, yang menimbulkan bau tidak
sedap, jadwal pekerjaan terganggu, akses ke lapangan menjadi sulit sehingga harus
dibuat jalan baru dan proyek mengalami kerugian untuk mengganti dinding yang
roboh.
Adapun data-data yang diketahui adalah sebagai berikut:
Lebar saluran = 4 meter
Tinggi dinding saluran = 2.5 meter
Tebal dinding = 25 cm
Panjang dinding yang roboh = 12 meter

(Gambar 4.6 Keadaan proyek saat dinding saluran roboh)

54
Penyelesaiannya adalah membuat dinding baru dan dipasang angkur setiap
jarak 1 meter sebagai perkuatan antara sloof dan dinding baru.

Penulis mencoba menghitung kerugian material (beton dan besi) yang terjadi
akibat kejadian ini.
A. Kebutuhan material untuk dinding baru
Kebutuhan besi untuk dinding baru
 Besi over stek diameter 25 (D25 -1000) ~12 + 1 = 13
= 13 x 2.75 (25 x 25 x 0.0061657)
= 137.767 Kg
 Besi horizontal (D13-200) ~13 + 1 = 14
= 14 x 12 (13 x 13 x 0,0061657)
= 175.056 Kg
 Besi vertikal (D13-200) ~60 + 1 = 61
= 61 x 2.5 (13 x 13 x 0.0061657)
= 158.905 Kg
 Total kebutuhan besi = 137.767 Kg
= 175.056 Kg
= 158.905 Kg +
= 471.729 Kg

Asumsi harga besi Rp 9.000 per Kg maka kerugian besi Rp 9.000 x


471.729 Kg = Rp 4.245.000

Kebutuhan beton untuk dinding yang baru


 Data lapangan
Tebal : 0.25 m
Panjang : 12 m
Tinggi : 2.5 m
Volume : 7.5 m³

Harga beton per m³ diasumsikan Rp 590.000 maka kerugian beton Rp


590.000 x 7.5 m³ = Rp 4.425.000

55
Kesimpulan
Jadi total kerugian material besi dan beton untuk pengganti dinding yang jebol
adalah Rp 4.245.000 + Rp 4.425.000 = Rp 8.678.000

2. Transportasi
Akses masuk proyek pada awalnya tidak diperhatikan sehingga pada saat
hujan jalanan becek dan berlumpur. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya
kendaraan untuk masuk ke lokasi proyek.
Penyelesaiannya adalah memperbaiki jalan tersebut dengan mengecornya dan
membuat sistem drainase yang baik agar jalanan tidak tergenang air setelah hujan,

(Gambar 4.7 Keadaan jalan sebelum diperbaiki)

(Gambar 4.8 Proses perbaikan jalan )

56
4.3 Tugas Selama Praktik
1. Mengawasi uji tekan beton di Universitas Trisakti
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan
beton melalui mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik
tidaknya mutu pelaksanaan beton. Kuat tekan juga dapat diartikan sebagai beban
persatuan luas yang menyebabkan beton hancur. Pengujian ini dilakukan setiap beton
berumur 7, 14, 28, dan 56 hari.

(Gambar 4.9 Mesin tekan, benda uji dan hasil laporan uji tekan beton)

2. Mengawasi uji kuat tarik dan uji lengkung statis tulangan di Puspiptek, Serpong
Pemeriksaan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui mutu tulangan yang
dipakai. Tulangan diambil sampel pada tiap jenis diameter tulangan sepanjang 1
meter. Setiap 1 meter besi mewakili 100 ton material besi yang datang. Sampel
tersebut kemudian dibawa ke laboratorium uji mekanik Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur (B2TKS) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung statis baja.Diameter tulangan yang
diuji adalah D10, D13, D19, D22, D25, dan D32.
Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan tersebut dengan
menggunakan mesin uji tarik sehingga didapatkan data regangan, tegangan leleh
ataupun kuat tarik baja.
Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel dengan menggunakan
mesin uji lengkung statis sehingga didapatkan data gaya maksimum yang dapat
ditahan oleh tulangan sampai tulangan mengalami sudut lengkung 180°.

57
(Gambar 4.10 Mesin uji tarik dan uji lengkung besi)

(Gambar 4.11 Besi setelah di uji)

(Gambar 4.12 Grafik hasil uji tarik besi)


58
3. Mengawasi uji slump dan pembuatan benda uji
Uji slump dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang digunakan apakah
sesuai dengan perencanaan. Sebelum melakukan pengecoran, dilakukan uji slump
pada setiap mix concrete truck yang datang. Hasil dari uji slump akan diambil
sampelnya untuk diuji kembali di laboratorium. Pembuatan benda uji menggunakan
cetakan berbentuk silinder yang berukuran 15 x 30 x 15 cm.

(Gambar 4.13 Proses pengujian slump)

(Gambar 4.14 Pembuatan benda uji)

4. Membuat laporan harian dan laporan mingguan

Membuat laporan harian dan mingguan merupakan tugas yang penulis harus
kerjakan selama melakukan kerja praktek. Di dalam form laporan harian dan
mingguan terdapat:

 Absen tenaga kerja


 Jumlah pekerja dari masing-masing mandor
 Keterangan penggunaan alat-alat
 Laporan bahan-bahan dan peralatan yang diterima
 Laporan cuaca
59
 Jam kerja

(Gambar 4.15 Form laporan harian proyek)

(Gambar 4.16 Form laporan mingguan proyek)

60
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Proses pelaksanaan pada proyek ini menggunakan sistem urutan pekerjaan seperti
bagan berikut.

Mulai

Pekerjaan persiapan

Pembersihan lahan kerja

Mobilisasi

Pembuatan pondasi

Pembuatan struktur

Pembuatan Non Struktur Instalasi Air/Listrik/ Sanitasi air

Pekerjaan finishing

Selesai

Namun selama melaksanakan praktek kerja penulis hanya mengamati proses


pelaksanaan struktur, seperti pekerjaan pile cap, tie beam, plat, balok, kolom, shear wall,
ground water tank, dan tangga. Dalam proses pelaksanaannya, pembangunan zona hotel
dimulai terlebih dahulu dibandingkan dengan zona office. Hal ini terlihat pada zona hotel
telah dibangun sampai lantai 1, sementara pada zona office baru memulai pekerjaan pile
cap.

61
Struktur organisasi pada proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office berbentuk
hierarki, karena dalam suatu proyek konstruksi diperlukan suatu garis komando agar
setiap karyawan bertanggung jawab langsung kepada atasan. Pembagian tugas pada
proyek ini juga sudah jelas. Dengan pembagian tugas yang jelas dalam sebuah struktur
organisasi maka akan mempermudah koordinasi antar bagian dalam organisasi tersebut.
Misalnya drafter merupakan bagian dari engineer, maka dalam melaksanakan tugasnya
dia bertanggung jawab langsung kepada chief engineer.
Selama di proyek pembangunan Springhill Swiss Belinn Hotel & Office penulis
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah, seperti melaksanakan pengujian
slump, membuat gambar rencana menggunakan autocad, dan menghitung volume beton,
besi dan bekisting. Misalnya saat akan melakukan pengecoran plat lantai basement 2
penulis diberi tugas untuk menghitung volumenya dan setelah dikoreksi hasilnya
mendekati dengan yang dihitung oleh quantity surveyor (QS).
Penulis melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek, misalnya pada saat beton
ready mix datang penulis ikut mengawasi uji slump dan hasilnya memenuhi syarat yaitu
12 cm ± 2 ( 10 cm sampai dengan 14 cm) untuk pengecoran plat lantai basement 1.
Penulis juga mengawasi uji tekan beton di Universitas Trisakti, untuk benda uji balok B1
pada umur 46 hari didapat hasil kuat tekan rata-rata yang memenuhi rencana sebesar 45
MPa. Mengawasi uji kuat tarik dan uji lengkung statis tulangan di Puspiptek dan hasil
untuk uji tarik tulangan D19 adalah 467 MPa dan D22 adalah 447 MPa nilai ini
memenuhi rencana sebesar 400 MPa.

5.2 Saran

Laporan harian dan mingguan pada proyek ini terbengkalai karena pelaksana
proyek menunda untuk mengisi laporan setiap harinya sehingga pada saat pihak konsultan
meminta laporan harian dan mingguan proyek, laporan tersebut belum terisi. Sebaiknya
laporan harian rutin dikerjakan oleh pelaksana proyek setiap hari dan dari pihak
administrasi rutin mengawasi pengerjaan laporan harian yang dikerjakan oleh pelaksana
proyek.

Akses masuk ke dalam proyek ini pada awalnya tidak diperhatikan sehingga pada
saat hujan jalanan becek dan berlumpur. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya
kendaraan untuk masuk ke lokasi proyek. Sebaiknya masalah transportasi diperhatikan

62
sejak awal agar tidak terjadi kerugian materi dan waktu yang lebih banyak akibat
permasalahan ini.

63

Anda mungkin juga menyukai