Laporan Praktek Kerja Lapangan
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PENDAHULUAN
1
1.1.2 Lokasi Proyek
Lokasi proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office ini terletak di Jalan
Haji Benyamin Sueb, Blok D6, Kemayoran, Jakarta Pusat. Komplek The Royale
Springhill Terrace and Residence ini tepat berada di depan Jakarta International Expo
Kemayoran.
(Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office)
(Gambar 1.2 Peta Lokasi Komplek The Royale Springhill Terrace and Residence)
2
PROJECT EXISTING PROYEK SPRINGHILL SWISS BELINN & OFFICE
3
1.2 Tujuan PKL
1.2.1 Tujuan umum
4
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN
PT. Pulauintan Bajaperkasa didirikan pada tahun 1978 oleh Ir. Pui Sudarto dan
Ir. Ben Susanto, kemudian perusahaan ini disahkan oleh notaris Winanto
Wiryomartani,S.H dengan nomor 196 pada tahun 1990. Setelah itu pada tahun 1992
PT. Pulauintan Bajaperkasa mendapatkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No.C2-4617HT.01.01. Kini PT. Pulauintan Bajaperkasa telah berevolusi menjadi
sebuah kontraktor bangunan yang terkenal di Indonesia. Sesuai dengan nama
perusahaan, pertama kali perusahaan ini memulai bisnis dengan mengembangkan
struktur baja tetapi setelah itu selama 20 tahun, bisnis perusahaan terus berkembang,
keahlian perusahaan telah diperluas untuk jenis bangunan lain juga seperti kantor,
mal, plaza, hotel, bangunan, pendidikan dan lainnya. Dalam rangka untuk
meningkatkan pelayanan kepada client, PT. Pulauintan Bajaperkasa memiliki 200
profesional yang berpengalaman di bidangnya. Dengan pengalaman di bidangnya
5
beserta sumber daya manusia yang besar, lebih memungkinkan perusahaan terus
tumbuh di bidang perindustrian konstruksi.
Visi dari perusahaan yaitu untuk menjadi salah satu kontraktor umum yang
terkemuka dengan dukungan dari para staff yang pengalaman, dan nilai-nilai inti :
integritas, kerja tim dan layanan pelanggan yang berorientasi pada pola pikir.
6
Enam Poin Filosofi Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
a. Semua kecelakaan pasti dapat dicegah
b. Setiap orang bertanggung jawab mencegah kecelakaan pribadi dan penyakit
c. Adalah mungkin untuk berlindung dari semua pekerjaan yang memungkinkan
terjadinya kecelakaan dan penyakit
d. Adalah perlu untuk melatih semua orang untuk bekerja dengan aman
e. Pencegahan kecelakaan adalah usaha yang sangat baik
f. Safety / kesehatan dan keselamatan kerja adalah bagian penting dari
ketenagakerjaan
PROGRAM KERJA K3
Perencanaan K3:
Petunjuk / gambaran pelaksanaan K3 di area proyek (Safety Plan).
Target:
Target Zero Accident.
Safety Induction:
Pendekatan dan pengarahan tentang K3, House Keeping dan ketertiban proyek
kepada pekerja baru dan kepada pekerja sebelum melakukan pekerjaan berpotensi
menimbulkan bahaya tinggi.
Safety Talk:
Pengarahan singkat tentang K3 dan kondisi proyek kepada seluruh pekerja
sebelum pekerjaan dimulai, dilakukan setiap hari Rabu, jam 08.00 – 08.30 WIB.
Senam Sehat:
7
Setiap hari Jumat, jam 07.00 – 08.30 WIB.
Inspeksi K3:
Inspeksi yang dilakukan untuk memonitor pelaksanaan K3 dan untuk menjaga
konsistensi penerapan K3 di proyek.Inspeksi K3 dilakukan setiap hari Rabu, jam
10.00 – 11.00 WIB
Safety Patrol:
Patroli rutin yang dilaksanakan setiap hari Jumat, jam 10.00 – 11.00 WIB dan
jam 16.00 – 17.00 WIB. Tujuannya untuk mengawasi kegiatan pekerjaan di
lapangan.
Safety Meeting:
Meeting internal dilaksanakan setiap Senin, Rabu dan Jumat pada jam 13.30
WIB, untuk membahas masalah yang mungkin terjadi dan tindakan
pencegahannya serta melaporkan kecelakaan yang terjadi dan langkah-langkah
perbaikannya.
Training K3:
Training K3 kepada karyawan, mandor, sub kontraktor tentang dasar-dasar k3,
P3K, cara pemadaman api dan tanggap darurat.
House Keeping:
Target lingkungan kerja bersih, rapih dan sehat.
Audit K3:
Audit pelaksanaan dan penerapan K3.
Adapun macam-macam dari rambu / tanda peringatan yang ada pada Proyek
Springhill Swiss Hotel & Office, antara lain:
10
a. Rambu-Rambu Kerja
b. Slogan K3
11
2.3.4 House Keeping
2.3.4.1 Implementasi House Keeping
a. Mengawasi pelaksanaan pembersihan di keet proyek, gudang, barak pekerja,
los kayu dan los besi.
b. Mengawasi pembersihan sarana kamar mandi / toilet pekerja dan karyawan.
c. Mengawasi pembersihan jalan di depan proyek.
d. Melakukan pengecekan tehadap penumpukan material.
e. Melakukan pengecekan terhadap instalasi air.
f. Melakukan penyemprotan nyamuk secara rutin, minimal dua minggu sekali
dilokasi keet proyek dan seluruh area proyek.
g. Memastikan kegiatan House Keeping berjalan dengan lancar.
h. Memastikan lingkungan diseluruh area proyek bersih, rapih dan sehat.
12
e. Material mortar
Adanya pembatas penumpukan material
Mortar diaduk dibawah
Letak batching plant dan transportasi mortar direncanakan.
f. Barak pekerja
Barak pekerja harus bersih, rapih dan nyaman
g. Fasilitas lainnya
Adanya tempat sampah pada tempat yang mudah dilihat
Adanya toilet di lokasi kerja
Toilet harus bersih dan rapih
2.3.5 Disiplin pada Proyek
a. Tidak masuk kerja
Bagi setiap karyawan yang tidak masuk kerja kerena sakit selama 1 (satu)
hari atau lebih, harus ada bukti surat keterangan dari dokter. Bila tidak ada surat
keterangan dari dokter maka dipotong dari hak cutinya.
b. Hak cuti bagi karyawan
Bagi karyawan yang sering datang terlambat, akan diberikan teguran oleh
atasanya masing-masing dan bila masih berlanjut dapat dikenakan sanksi
administrasi.
c. Jam lembur
Bagi karyawan yang bekerja terus selama 1 (satu) jam atau lebih setelah
jam 17.00 WIB akan diperhitungkan sebagai jam lembur. Besarnya uang lembur
per jam diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Kewajiban karyawan
Menaati peraturan jam kerja
Memakai pakaian dinas dan perlengkapannya
Bersikap dan bertindak professional dalam bekerja
Mengutamakan kepentingan perusahaan serta menjunjung tinggi
kehormatan dan martabat perusahaan serta karyawan lain
Mentaati sumpah dan janji karyawan
13
2.3.5.1 Standar Helm Proyek
PM - DPM - SM STAFF
MANDOR
14
2.3.5.2 Jam Kerja pada Proyek
Jam Kerja Standar Pekerja
08.00 - 12.00
1 Senin 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
2 Selasa 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
3 Rabu 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
4 Kamis 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
5 Jumat 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
6 Sabtu 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
08.00 - 12.00
7 Minggu 13.00 - 17.30
19.00 - 22.00
15
STANDARD OPERATING PROCEDURE (S.O.P) WAJIB
ITEM ITEM
NO NO
PEDOMAN AKTUAL PEDOMAN AKTUAL
1. Apel Pagi setiap hari kecuali hari 11 CCTV, yang bisa dimonitor melaui blackberry dan internet .
besar/libur dihadiri minimal SM Minimal pemasangan 2 titik kamera lagi menghadap
bangunankamera, 1 kamera terpasang menghadap pintu
gerbang, 1
2. Helm dan Sepatu (tidak harus sepatu 12 Scaffolding warnanya hijau syncromate yang punya BES
bot/sepatu safety) (berlaku untuk kick off proyek baru pertanggal 16 Jan 2012)
untuk sewa luar minimal seragam warnanya pada tampak luar
dan tanpa biaya tambahan
16
3. Kebersihan Lantai dasar yang dilewati 13 Tempat Merokok/asbak
umum
6. Plang Papan Nama 16 ID Card staff dan pekerja, untuk selevel PM dibuat oleh kantor
pusat (casing & gantungan warna merah)
17
7. Gerbang Proyek, kecuali owner yang 17 Suri-suri bekisting terpasang rapih dan lurus, Suri-suri ditandai
meminta secara tertulis dan sudah ada dengan warna kuning (ujungnya diwarnai dengan cat
pintu eksisting yang rapi dan baik sepanjang ± 10 cm)
8. Pagar Proyek (tampak depan proyek), 18 Penomoran lantai, Ukuran 91,5 x 91,5 cm.background warna
kecuali owner yang meminta secara merah , tulisan angka warna pemasangan nomor lantai
tertulis dan sudah ada pagar eksiting yang mengikuti nomor marketing owner putih
rapi dan baik
18
10 Site Office, kecuali lahan tidak APAR
memungkinkan 20
19
BAB III
PENGENALAN PROYEK
20
3.2 Gambaran Umum Proyek
3.2.1 Definisi Proyek
Proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto 1995:1).
Proyek juga didefinisikan sebagai kegiatan tidak rutin, tidak berulang, berlangsung
sekali lewat yang dibatasi waktu, keuangan/biaya, dan kinerja/kualitas (Harrison
1981:1).
Dari dua definisi proyek diatas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
Proyek merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
tidak berulang.
Proyek mempunyai tujuan tertentu yang telah ditentukan dalam spesifikasi dengan
memakai sumber daya tertentu.
Sumber daya proyek dibatasi oleh tiga kendala utama (Triple Constraint), yaitu
biaya (anggaran), jadwal, dan mutu.
21
(Gambar 3.1 Tampak Depan Gedung Springhill Swiss Belinn Hotel & Office)
(Gambar 3.2 Tampak Belakang Gedung Springhill Swiss Belinn Hotel & Office)
22
Kelancaran suatu proyek dalam pelaksanaan agar sesuai dengan
perencanannya sangat tergantung dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
pembangunan tersebut. Masing-masing pihak mempunyai kewajiban dan wewenang
terhadap pelaksanaan proyek yang akan dibangun agar proyek dapat berjalan dengan
lancar, efektif, dan efisien. Sehingga dibutuhkan suatu pengorganisasian terhadap
pihak-pihak yang terlibat didalamnya dimana setiap pihak harus bekerja sesuai
dengan kewajiban dan wewenangnya.
Proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office mulai berjalan pada bulan
April 2012 dan direncanakan selesai pada bulan Juni 2014. Bangunan Springhill
Swiss Bellin Hotel & office ini secara garis besar terdiri dari 2 lantai parkir yang
saling berhubungan digunakan untuk parkir area kantor, fasilitas ME dan BOH Hotel,
sedangkan dilantai atas terdapat bangunan hotel 14 lantai dengan fasilitas penunjang
lainya seperti kolam renang, meeting room, kamar berbagai tipe dan bangunan kantor
17 lantai. Berhubung penulis hanya melaksanakan praktek kerja selama kurang lebih
2 bulan (7 Januari 2013 sampai dengan 10 Maret 2013) maka tahap pekerjaan yang
penulis amati pada saat pelaksanaan praktek kerja ini mulai dari pekerjaan basement 2
pada bagian hotel dan tentunya tidak semua item pekerjaan penulis amati, karena
keterbatasan waktu pelaksanaan praktek kerja ini.
23
Adapun gambaran umum tentang proyek Springhill Swiss Belinn hotel &
Office ini adalah :
24
3.3 Organisasi dan Personalia Proyek
3.3.1 Organisasi Proyek
Owner
Konsultan Konsultan
Perencana Proyek Pengawas
Kontraktor
Pada umumnya, dalam suatu proyek konstruksi ada tiga pihak yang
terlibat didalamnya, yang mana mereka saling berkaitan dan saling bekerjasama
satu dengan yang lainnya. Ketiga pihak tersebut adalah :
Adapun defenisi dan tugas-tugas dari pihak-pihak yang terkait dalam struktur
organisasi proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office adalah:
25
Owner selaku pemberi tugas adalah perorangan atau badan/instansi/lembaga
baik pemerintah maupun swasta yang memberi tugas atau pekerjaan atas biaya yang
dibutuhkan, yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
Konsultan Perencana
Tugas dan tanggung jawab dari konsultan pengawas adalah sebagai berikut:
28
Wakil pemimpin tertinggi tim pelaksanaan proyek yang berhak mewakili
perusahaan untuk kepentingan proyek.
Menetapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan demi kelancaran proyek.
29
4. Site Engineer
Atasan Langsung : Project Manager
Bawahan Langsung : Staff Engineering, Drafter, Quantity Surveyor.
Tugas dan Tanggung Jawab Site Engineer :
Membantu Project Manager dalam pelaksanaan engineering termasuk metode
konstruksi, VE, shop drawing, time control, dan quality control pada proyek.
Bertanggung jawab atas terlaksananya engineering proyek baik dari segi mutu,
waktu dan biaya agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Memahami aspek teknis dari lingkup dan persyaratan pekerjaan yang tercakup
dalam dokumen kontrak.
Mengkoordinir penyiapan master schedule dan breakdown activities secara
mingguan/dan atau bulanan.
Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan material dari
owner.
Mengkoordinir penetapan metode kerja dan pembuatan shop drawing serta
memonitor penerapannya di lapangan.
Melakukan evaluasi atas gambar kerja, metode kerja, dan mutu hasil kerja.
Mengadakan koordinasi kegiatan antara pekerjaan struktur, ME dan arsitektur.
Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara berkala.
Mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian mutu, waktu dan biaya
pelaksanaan proyek termasuk penerapan standarisasi.
Mengikuti secara aktif rapat koordinasi dengan pihak konsultan/owner secara
berkala.
Wewenang Site Engineer :
Mengadakan hubungan langsung dengan owner, manajemen konstruksi, dan
pihak ke-3 dalam hal pelaksanaan engineering proyek.
Menetapkan kebijakan-kebijakan yang diperlukan demi kelancaran
pelaksanaan proyek sesuai dengan pengarahan PM.
Melakukan hubungan langsung dengan unit-unit lain baik diproyek maupun di
kantor pusat yang terkait dengan engineering.
5. General Affair
Atasan Langsung : Project Manager
Bawahan Langsung : urs. Pergudangan, urs. Umum/Pers, urs. Security.
30
Tugas dan tanggung jawab :
Membantu PM dalam mengkoordinir pekerjaan yang menyangkut masalah
umum, personil, pergudangan dan security.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut masalah
umum, personalia, pergudangan dan security agar proyek sesuai rencana.
Mengkoordinir dan mengawasi semua aktivitas yang berhubungan dengan
bidang hukum, termasuk membuat perjanjian-perjanjian, mengurus perijinan
lingkungan, Polsek, Kecamatan, Koramil, Astek, Pengguna Alat Berat dll.
Mengatur keamanan dengan menyelenggarakan regu keamanan,
pengadministrasian jam tugas dan kejadian-kejadian penting yang berkaitan
dengan masalah keamanan.
Mengatur aktivitas pergudangan dan pembelian di proyek termasuk
pengaturan keluar/masuk material/peralatan digudang, pembuat laporan
gudang secara berkala, mengatur dokumen pembelian, melaksanakan
pembelian.
Mengatur administrasi kendaraan bermotor, termasuk administrasi dokumen
kendaraan, biaya reparasi, BPKB, STNK, dan pemakaian kendaraan.
Wewenang General Affair :
Mengadakan hubungan langsung dengan owner, MK, dan pihak ke-3
lainnya dalam hal yang berkaitan dengan bidang administrasi dan keamanan.
8. Project Surveyor
Melapor kepada : Site Manager
Tugas dan tanggung jawab :
Membuat marking-marking grade guna memudahkan pelaksanaan konstruksi
sesuai shop drawing.
Meyakinkan kebenaran marking-marking grade pada pelaksana/mandor.
Memberi petunjuk/cara menempatkan ukuran-ukuran yang dibuat.
32
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan atas dasar hasil pengukuran dan shop
drawing.
Memeriksa tahapan hasil kerja sebelum pengecoran.
Melaporkan pada koordinator surveyor apabila terjadi selisih antara shop
drawing dengan gambar induk atau penyimpangan hasil kerja terhadap ukuran
yang sebenarnya.
Menjaga alat-alat survey yang dipakai dalam keadaan bersih dan terkalibrasi.
Melaporkan kepada koordinator surveyor proyek mengenai rencana kalibrasi
atau yang sudah tidak presisi.
Membuat SPP kebutuhan alat-alat pelengkap.
Menjalin kerja sama yang baik antara tim survey.
9. Supervisor Bekisting
Tugas dan tanggung jawab :
Memulai langkah awal setiap pekerjaan dan koordinasi dengan surveyor
(pastikan posisi dan dimensi sesuai dengan metode kerja yang sudah ada).
Menangani galian dan aplikasi anti rayap, bekisting batako dan waterproofing
pada pilecap dan tiebeam.
Storing bekisting pada saat pengecoran berlangsung dan koordinasi dengan
surveyor.
Project Manager
Husni
Deputy Project
Site Manager
Manager
Hendra
Budi Utomo
Chief Engineer Chief Supervisor Chief Mechanic Chief Safety General Affair
Chief Surveyor
Reza Samingan Heri Purwanto Ahmad Muchtar
Drafter Supervisor
Iskandar Nardi
Drafter Supervisor
Agus Saiful Riza
Keterangan:
1. Pos jaga
2. Pintu keluar masuk proyek
3. Kolam perendaman benda uji
4. Toilet karyawan
5. Gudang mekanik
6. Parkiran
7. Mushola
8. Direksi keet
9. Ruang K3
10. Penyimpanan acuan dan perancah
11. Smoking area
12. Los kerja besi
13. Toilet pekerja
14. Kantin
15. Car wash
16. Pagar proyek
17. Tower crane
36
1. Pos jaga
Pos jaga adalah tempat petugas keamanan proyek yang berfungsi
memudahkan pengawasan keamanan seluruh kegiatan proyek. Pada proyek ini
terdapat 2 buah pos satpam yang diletakkan pada setiap pintu masuk atau keluar,
sehingga memudahkan untuk pengawasan barang dan setiap orang yang masuk ke
dalam proyek.
37
3. Kolam perendaman benda uji
Terdapat 4 buah kolam yang berfungsi untuk merendam benda uji kolom,
wall, dan balok & plat. Kolam rendaman terletak di sebelah area parkir
4. Toilet karyawan
Terdapat 3 buah toilet karyawan yang letaknya di belakang direksi keet
sehingga dapat dengan mudah dijangkau oleh karyawan dan jajaran direksi.
5. Gudang mekanik
Gudang mekanik adalah tempat penyimpanan alat-alat mekanik, seperti mesin
genset, vibrator untuk pemadatan beton, serta berbagai komponen peralatan lainnya.
Gudang mekanik pada proyek ini menggunakan container sehingga dapat digunakan
berulang kali. Untuk lantai pada bangunan gudang hanya di finishing dengan semen.
Gudang mekanik terletak di sebelah ruang meeting.
38
(Gambar 3.7 Gudang mekanik)
6. Area parkir
Area parkir penting untuk menyimpan kendaraan yang digunakan para
karyawan dan tamu yang datang. Area parkir cukup untuk menampung kurang lebih 2
buah mobil dan 10 buah sepeda motor.
7. Mushola
Mushola berada tepat dibelakang direksi keet & Meeting room, sehingga para
pekerja khususnya direksi dan karyawan tidak jauh berjalan menuju mushola untuk
melaksanakan ibadah sholat wajib maupun sunah.
39
(Gambar 3.9 Mushola)
9. Ruang K3
Ruang K3 adalah tempat penyimpanan alat-alat keselamatan kerja seperti
helm, sepatu boots, alat pemadam kebakaran, dan sebagainya. Ruangan K3 juga
berfungsi sebagai tempat pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan di proyek.
Ruangan yang menggunakan container sebagai konstruksinya ini ditempati oleh
kepala K3 proyek dan staff K3.
40
(Gambar 3.11 Ruang K3)
41
12. Los kerja besi
Los kerja besi adalah tempat pemotongan, pembengkokan dan perakitan besi
beton. Los kerja besi juga dibangun tanpa dinding dan atap agar mempermudah
proses pelaksanannya.
14. Kantin
Pada proyek ini terdapat kantin yang berada dekat pintu keluar masuk utama.
Penempatan kantin menurut penulis kurang tepat karena kantin terlalu jauh dengan
lokasi proyek dan ruang karyawan serta jajaran direksi.
42
(Gambar 3.16 Kantin)
43
(Gambar 3.18 Pagar proyek)
44
BAB IV
2 P2 2 buah 10 P9 9 buah
45
8 P6 6 buah
46
5. Pembuatan lantai kerja sebagai landasan pile cap dengan ketebalan 10
cm.
6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi
tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, beton decking,
dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting diurug kembali
untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti
semula.
8. Semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada
pile cap.
9. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor dan pipa tremi,
lalu dipadatkan dengan menggunakan vibrator.
47
(Gambar 4.1 Proses pekerjaan pile cap)
48
3. Pasang bekisting kolom sesuai marking yang ada. Cek ketegakan
bekisting dengan memasang unting-unting, atur ketegakannya dengan
memutar push pull pada pipa support.
4. Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi, padatkan dengan vibrator.
5. Setelah beton keras lepas bekisting kolom.
49
Tipe Plat lantai S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8
Ketebalan
120 120 130 130 200 150 200 200
(mm)
50
nilai slump tidak memenuhi syarat maka beton ready mix dari concrete
mixer truck tersebut tidak diizinkan untuk digunakan.
8. Setelah nilai slump memenuhi syarat, maka beton ready mix dituang dari
concrete mixer truck ke dalam bucket pada concrete pump truck dan
disalurkan dengan pipa baja.
9. Pada saat proses pemberhentian pengecoran diusahakan permukaannya
kasar dan miring supaya pada proses penyambungannya dapat
memberikan lekatan yang baik antara beton lama dengan yang baru serta
diberikan zat aditif berupa cairan putih (calbound atau lem beton) sebagai
perekat.
10. Pada saat pengecoran plat lantai dan balok tinggi jatuh pengecoran
diusahakan tidak lebih dari 1.5 meter. Pada pekerjaan ini digunakan
concrete pump sehingga tinggi jatuh beton dapat diperhatikan, serta untuk
memudahkan proses distribusi dari daerah yang satu ke daerah yang
lainnya.
11. Selama proses pengecoran berlangsung, digunakan vibrator agar beton
benar-benar padat dan seluruh ruangan bekisting terisi dengan baik.
12. Pembongkaran scaffolding pelat dilakukan setelah beton kering, atau
setelah 21 hari dihitung pada saat pengecoran berakhir.
13. Setelah beton pada balok dan plat lantai mulai mengering maka dilakukan
penyiraman dengan air supaya tidak terjadi retak-retak pada beton
tersebut.
51
(Gambar 4.3 Proses pekerjaan plat lantai dan balok)
3. Tangga
Sistem pembuatan tangga yang digunakan dalam proyek ini adalah
secara konvensional. Tangga sangat penting untuk menghubungkan satu
lantai dengan lantai lainnya, begitu pula dengan tangga darurat sangat penting
fungsinya dalam suatu bangunan, oleh karena itu perlu penempatan yang
tepat agar tangga darurat berfungsi dengan maksimal. Terdapat 7 tipe tangga
pada proyek ini.
Proses pekerjaan tangga:
1. Pemasangan bekisting yang terbuat dari kayu dan ditahan oleh
scaffolding.
2. Setelah bekisting terpasang maka dilakukan pemasangan tulangan tangga
dengan sambungan dari tulangan plat lantai. Tulangan tangga sama
dengan tulangan plat hanya saja terdiri dari dua lapis baik di pinggir
maupun di tengah.
3. Selanjutnya pemasangan bekisting untuk membentuk anak tangga.
4. Setelah semua persiapan selesai maka pengecoran dilakukan.
52
5. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor dan pipa tremi.
4. Core Wall
Core wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan geser,
gaya lateral akibat gempa bumi. Karena shear wall banyak diletakkan pada
daerah core lift dan tangga darurat, maka pada core wall perlu dibuat bukaan.
Untuk itu di daerah bukaan pintu diperlukan suatu bentuk tulangan khusus
yang tidak menyebabkan pengurangan kekuatan dari core wall.
Proses pekerjaan core wall:
1. Menentukan titik-titik as core wall yang diperoleh dari pekerjaan tim
survey yang melakukan pengukuran dan pematokan, yaitu marking yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting. Penentuan as dengan
menggunakan alat theodolite.
2. Perakitan tulangan shear wall dilakukan di tempat pabrikasi besi. Pada
saat pemasangan tulangan, digunakan tower cane untuk mengangkat
tulangan yang telah dirangkai.
3. Pasang bekisting sesuai marking yang ada. Cek ketegakan bekisting
dengan memasang unting-unting, atur ketegakannya dengan memutar
push pull pada pipa support.
4. Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi, padatkan dengan vibrator.
53
(Gambar 4.5 Proses pekerjaan core wall)
54
Penyelesaiannya adalah membuat dinding baru dan dipasang angkur setiap
jarak 1 meter sebagai perkuatan antara sloof dan dinding baru.
Penulis mencoba menghitung kerugian material (beton dan besi) yang terjadi
akibat kejadian ini.
A. Kebutuhan material untuk dinding baru
Kebutuhan besi untuk dinding baru
Besi over stek diameter 25 (D25 -1000) ~12 + 1 = 13
= 13 x 2.75 (25 x 25 x 0.0061657)
= 137.767 Kg
Besi horizontal (D13-200) ~13 + 1 = 14
= 14 x 12 (13 x 13 x 0,0061657)
= 175.056 Kg
Besi vertikal (D13-200) ~60 + 1 = 61
= 61 x 2.5 (13 x 13 x 0.0061657)
= 158.905 Kg
Total kebutuhan besi = 137.767 Kg
= 175.056 Kg
= 158.905 Kg +
= 471.729 Kg
55
Kesimpulan
Jadi total kerugian material besi dan beton untuk pengganti dinding yang jebol
adalah Rp 4.245.000 + Rp 4.425.000 = Rp 8.678.000
2. Transportasi
Akses masuk proyek pada awalnya tidak diperhatikan sehingga pada saat
hujan jalanan becek dan berlumpur. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya
kendaraan untuk masuk ke lokasi proyek.
Penyelesaiannya adalah memperbaiki jalan tersebut dengan mengecornya dan
membuat sistem drainase yang baik agar jalanan tidak tergenang air setelah hujan,
56
4.3 Tugas Selama Praktik
1. Mengawasi uji tekan beton di Universitas Trisakti
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan
beton melalui mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik
tidaknya mutu pelaksanaan beton. Kuat tekan juga dapat diartikan sebagai beban
persatuan luas yang menyebabkan beton hancur. Pengujian ini dilakukan setiap beton
berumur 7, 14, 28, dan 56 hari.
(Gambar 4.9 Mesin tekan, benda uji dan hasil laporan uji tekan beton)
2. Mengawasi uji kuat tarik dan uji lengkung statis tulangan di Puspiptek, Serpong
Pemeriksaan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui mutu tulangan yang
dipakai. Tulangan diambil sampel pada tiap jenis diameter tulangan sepanjang 1
meter. Setiap 1 meter besi mewakili 100 ton material besi yang datang. Sampel
tersebut kemudian dibawa ke laboratorium uji mekanik Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur (B2TKS) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung statis baja.Diameter tulangan yang
diuji adalah D10, D13, D19, D22, D25, dan D32.
Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan tersebut dengan
menggunakan mesin uji tarik sehingga didapatkan data regangan, tegangan leleh
ataupun kuat tarik baja.
Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel dengan menggunakan
mesin uji lengkung statis sehingga didapatkan data gaya maksimum yang dapat
ditahan oleh tulangan sampai tulangan mengalami sudut lengkung 180°.
57
(Gambar 4.10 Mesin uji tarik dan uji lengkung besi)
Membuat laporan harian dan mingguan merupakan tugas yang penulis harus
kerjakan selama melakukan kerja praktek. Di dalam form laporan harian dan
mingguan terdapat:
60
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proses pelaksanaan pada proyek ini menggunakan sistem urutan pekerjaan seperti
bagan berikut.
Mulai
Pekerjaan persiapan
Mobilisasi
Pembuatan pondasi
Pembuatan struktur
Pekerjaan finishing
Selesai
61
Struktur organisasi pada proyek Springhill Swiss Belinn Hotel & Office berbentuk
hierarki, karena dalam suatu proyek konstruksi diperlukan suatu garis komando agar
setiap karyawan bertanggung jawab langsung kepada atasan. Pembagian tugas pada
proyek ini juga sudah jelas. Dengan pembagian tugas yang jelas dalam sebuah struktur
organisasi maka akan mempermudah koordinasi antar bagian dalam organisasi tersebut.
Misalnya drafter merupakan bagian dari engineer, maka dalam melaksanakan tugasnya
dia bertanggung jawab langsung kepada chief engineer.
Selama di proyek pembangunan Springhill Swiss Belinn Hotel & Office penulis
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah, seperti melaksanakan pengujian
slump, membuat gambar rencana menggunakan autocad, dan menghitung volume beton,
besi dan bekisting. Misalnya saat akan melakukan pengecoran plat lantai basement 2
penulis diberi tugas untuk menghitung volumenya dan setelah dikoreksi hasilnya
mendekati dengan yang dihitung oleh quantity surveyor (QS).
Penulis melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek, misalnya pada saat beton
ready mix datang penulis ikut mengawasi uji slump dan hasilnya memenuhi syarat yaitu
12 cm ± 2 ( 10 cm sampai dengan 14 cm) untuk pengecoran plat lantai basement 1.
Penulis juga mengawasi uji tekan beton di Universitas Trisakti, untuk benda uji balok B1
pada umur 46 hari didapat hasil kuat tekan rata-rata yang memenuhi rencana sebesar 45
MPa. Mengawasi uji kuat tarik dan uji lengkung statis tulangan di Puspiptek dan hasil
untuk uji tarik tulangan D19 adalah 467 MPa dan D22 adalah 447 MPa nilai ini
memenuhi rencana sebesar 400 MPa.
5.2 Saran
Laporan harian dan mingguan pada proyek ini terbengkalai karena pelaksana
proyek menunda untuk mengisi laporan setiap harinya sehingga pada saat pihak konsultan
meminta laporan harian dan mingguan proyek, laporan tersebut belum terisi. Sebaiknya
laporan harian rutin dikerjakan oleh pelaksana proyek setiap hari dan dari pihak
administrasi rutin mengawasi pengerjaan laporan harian yang dikerjakan oleh pelaksana
proyek.
Akses masuk ke dalam proyek ini pada awalnya tidak diperhatikan sehingga pada
saat hujan jalanan becek dan berlumpur. Kondisi tersebut menyebabkan sulitnya
kendaraan untuk masuk ke lokasi proyek. Sebaiknya masalah transportasi diperhatikan
62
sejak awal agar tidak terjadi kerugian materi dan waktu yang lebih banyak akibat
permasalahan ini.
63