Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 3

KONSEP FUNDAMENTAL GEOMORFOLOGI

BIDANG STUDI :
GEOMORFOLOGI DAN PENGINDERAAN JAUH

OLEH :
Ose Dimas Budiman
270110150114
SENIN, 21 SEPTEMBER 2015
KELAS G

UNIVERSITAS PADJAJARAN
SUMEDANG
2015
Konsep 1. Proses-proses fisik yang sama dan Ini adalah prinsip pokok yang hebat dari
geologi modern dan dikenal sebagai prinsip uniformitarianisme.

Prinsip tersebut pertama kali dicetuskan oleh Hutton pada tahun 1785,secara indah dinyatakan kembali
oleh Playfair pada tahun 1802,dan dipopulerkan oleh Lyell dalam berbagai edisinya mengenai prinsip
prinsip geologi.Hutton mengajarkan bahwa “masa sekarang adalah kunci menuju masa lalu,”tetapi dia
menerapkan prinsip ini agak terlalu kaku dan berpendapat bahwa proses-proses geologi bekerja melalui
waktu geologi dengan intensitas yang sama seperti sekarang.

Iklim bumi belum selalu didistribusikan seperti saat ini,daerah-daerah yang saat ini lembab telah
menjadi gurun dan daerah-daerah yang saat ini berupa gurun telah menjadi lembab, periode-periode
ketidakstabilan kerak bumi tampak telah memisahkan periode-perioode hubungan stabilitas kerak bumi
dan ada waktu terdahuluketika vulkkanisme lebih penting dibandingkan dengan saat struktur geologi
dan litologi dapat mempengaruhi morfologi bentang alam Proses-proses fisika dan kimia.Sebuah batuan
mungkin bersifat resistant terhadap satu proses dan bersifat nonn-resistant terhadap proses yaang lain
dan dibawah kondisi ikliim yang bervariasi mungkin derajat resistansi yang berbeda. Beberapa
penampilan struktur utama seperti lipatan dan patahan mungkin dapat kembali ke masa yang jauh dari
Diastropisme seperti yang ada pada masa pleistosen sulit unntuk menemukan lipatan yang belum
tererosi. Banyak contoh lainnya yang dapat dikutip untuk menunnjukkan bahwa intensitas proses-proses
geologi yang bervariasi telah bervariasi melalui waktu geologi,tetapi tidak ada alasan untuk percaya
bahwa arus tidak akan memotong lembah pada masa lalu seperti yang terjadi saat ini. Air tanah
membuka lorong yang bersifat melarutkan di batu gamping dan batuan lainnya yang bersifat dapat
melarutkan dan membentuk penurunan permukaan yang saat ini kita sebut lubang pembuangan
(sinkholes) selama periode Permian dan Pennsylvanian seperti yang terjadi saat ini di banyak beberapa
bagian dunia. Tanpa prinsip uniformitarianisme agak sulit untuk menemukan sebuah ilmu alam
mengenai geologi yang lebih dari sekedar deskripsi murni.

Konsep 2. Struktur geologi adalah sebuah faktor kontrol dominan dalam evolusi bentang
alam dan tercerminn dalam perubahan bentang alam tersebut.

Faktor –faktor kontrol utama dalam perkembangan bentang alam adalah struktur, proses, dan tahap.
Hari ini ada beberapa ahli geomorfologi yang meragukan keabsahan tahap sebagai faktor kendali
utama,tetapi mungkin tidak ada ahli geologi yang meragukan pentingnya proses dan struktur dalam
perkembangan bentang alam. Struktur juga memiliki keterlibatan stratigrafis,dan pengetahuan tentang
struktur dari sebuah wilayah melibatkan sebuah interpretasi sekuen batuan, baik dalam singkapan dan
di bawah permukaan, serta hubungan regional lapisan batuan. Sebuah pengetahuan mengenai struktur
geologi dalam pemikiran sempit dengan demikian menjadi penting.Hal tersebut adalah latihan umum
untuk berbicara mengenai batuan yang masih bersifat “keras” dan “resistant” atau “lemah” atau “non-
resistant” terhadap proses-proses geomorfik.

Konsep 3. Untuk tingkat yang lebih besar, permukaan bumi memiliki penegasan bentuk
karena proses geomorfik beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda.

Penyebab utama dari perbedaan gradasi dari permukaan bumi adalah batuan yang terdapat di kerak
bumi memiliki litologi yang berbeda, struktur yang berbeda, dan mengakibatkan resistansi dari setiap
batuan berbeda pula. Beberapa dari variasi batuan bisa langsung dapat dilihat dengan jelas perbedaan
nya, tetap ada juga yang tidak terlalu terlihat. Kecuali untuk daerah yang baru terkena bencana.
Biasanya dapat diasumsi bahwa daerah yang secara topografi tinggi tersusun atas batuan yang keras
atau kuat, dan daerah yang topografi nya rendah tersusun atas batuan yang lemah. Perbedaan
komposisi batuan dan struktur batuan dapat terlihat tidak hanya dalam geomorfologi regional saja,
tetapi bisa juga dalam topografi local.

Walaupun perbedaan litologi batuan dan struktur batuan menjadi faktor utama penyebab variasi dari
batuan peyusun kerak bumi, ini juga menjadi penyebab mengapa proses geomorfologi bisa terjadi.
Intensitas lokal dari beberapa proses dapat berubah dalam respon terhadap perbedaan faktor teretntu
seperti temperatur, kelembaban, ketinggian, topografi, dan jumlah serta jenis dari biota yang
menutupinya. Kondisi mikroiklim dapat diamati jelas diantara dasar lembah dan puncak bukit, kemudian
diantara utara dan selatan singkapan batuan, dan yang terakhir yaitu diantara batuan yang tertutupi
biota dan tidak tertutupi. Perbedaan ini dapat terlihat akibat dari presipitasi yang berlangsung, laju
evaporasi, jumlah tanah yang sudah mengalami kelembaban, intensitas insolasi, dan waktu pada saat
temperatur diatas atau dibawah titik beku. Faktor yang menyebabkan laju lokal dari proses
geomorfologi seperti erosi, mass-wasting, dan deposisi atau pengendapan

Konsep 4. Proses geomorfologi meninggalkan bentuk yang khas dalam tiap bentuklahan dan
tiap proses geomorfologi membentuk bentuklahan tersediri.

Beberapa kejadian seperti tektonisme dan proses vulkanik, berasal dari gaya yang ada di dalam
permukaan bumi atau menurut Penck adalah, proses endogen. Sebaliknya, proses seperti pelapukan,
mass-wasting, dan erosi terjadi akibat gaya dari luar permukaan bumi dan disebut dengan eksogen.
Umumnya, proses endogen merupakan pembentukan ulang daerah yang sebelumnya sudah rusak
akibat proses eksogen. Jika tidak terjadi, sebagian besar permukaan bumi akan terus mengalami
perusakan dan bentuknya berantakan. Konsep geomorfologi yang satu ini sudah lama ditemukan.
Bahkan sejak jaman dahulu orang-orang mulai berfikir bahwa terdapat proses yang mengakibatkan
perbedaan bentuklahan di permukaan bumi.Seperti hal nya spesies pada mahluk hidup dan tumbuhan,
bentuk lahan juga memiliki karakteristik individu nya sendiri untuk membedakan nya dari jenis yang lain
berdasarkan proses geomorfologi yang terjadi didalamnya. Floodplain, alluvial fans dan delta merupakan
hasil produk dari adanya aksi arus; sumur bawah tanah dan gua-gua besar merupakan produk dari air
bawah tanah; moraine dan drumlin dalam suatu daerah menandakan keberadaan

Konsep 5. Akibat agen-agen erosi yang bekerja pada permukaan bumi, menghasilkan
produk erosi yang bersusun pada bentuklahan.

Pada satu waktu, kita mungkin menambahkan dengan pernyataan bahwa “memiliki karakteristik yang
berbeda pada tahapan perkembangan”. Sampai sekarang masih belum tahu apakah peryataan ini benar.
Pernyataan bahwa bentuklahan memiliki karakteristik yang berbeda pada saat tahap perkembangan
merupakan ide dari W.M. Davis dan munculnya konsep dari siklus geomorfologi dan tahap-tahap nya
seperti umur muda, dewasa dan tua dimana Davis namakan dengan pene plain. Meskipun penggunaan
istilah siklus geomorfik tidak sepenuhnya pantas untuk menyatakan perubahan-perubahan selama
bentang alam mengalami proses gradasional, sulit untuk mencari istilah pengganti, atau lebih tepatnya
konsep pengganti evolusi landskap, yang tidak memiliki kekurangan seperti istilah tersebut. Oleh karena
itu sebaiknya kita tetap menggunakan istilah siklus geimorfik meskipun penggunaan istilah tersebut
tidak berarti proses-proses bersifat siklik di alam ataupun terdapat tahapan perkembangan bentang
alam yang mudah dikenali. Penggunaan istilah tersebut dapat diimplikasikan sebagai adanya
perkembangan yang terjadi berurut dan secara sekuens, tetapi penetapan suatu topografi sebagai
muda, dewasa, atau tua tidak berarti topografi daerah lain yang berada di tahap serupa memiliki
karakteristik yang sama persis. Karena adanya perbedaan kondisi geologi, struktur, serta iklim,
karakteristik bentang alam bervariasi meskipun proses-proses geomorfologinya terjadi pada periode
waktu yang sama. Kemiripan detail topografi dua daerah yang berbeda hanya akan terjadi jika bentuk
awal permukaan, litologi, struktur, iklim dan kondisi diastrofi keduanya serupa. Konsep siklus geomorfik
ini lebih bersifat relatif dibandingkan absolut. Tidak ada implikasi yang menyatakan dua daerah yang
berada pada tingkat perkembangan yang sama membutuhkan waktu yang sama untuk mencapai kondisi
tersebut. Sebagian geologis beranggapan konsep siklus geomorfologi sebagai lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk mereduksi sebuah bentang alam hingga mencapai base level, padahal konsep
tersebut lebih tepat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami bentang alam selama ia
direduksi hingga mencapai base level.

Konsep 6. Evolusi geomorfologi umumnya tidak bersifat sederhana melainkan kompleks.


Adalah sifat fundamental manusia untuk lebih memilih penjelasan sederhana

Banyak kontroversi dalam sains muncul karena kecenderungan memilih penjelasan sederhana Biasanya,
sebagian besar detail topografi dibentuk oleh siklus erosi saat ini, namun tak jarang juga terdapay fitur-
fitur hasil siklus sebelumnya yang tersisa. Meskipun terdapat bentang alam-bentang alam yang dapat
dikatakan sebagai produk proses geomorfik tunggal tertentu, jarang ditemukan kumpulan bentang alam
yang diatributkan kepada satu proses saja. Umumnya kita dapat mengenali salah satu proses dominan,
namun tetap ada proses-proses lain yang bekerja. Hal ini menunjang pengelompokkan bentang alam,
seperti yang dilakukan oleh Horberg (1952), di mana bentang alam dibagi menjadi lima kategori umum.
Kategori tersebut, yaitu: bentang alam sederhana, campuran, monosiklik, mutisiklik, tersingkap atau
terangkat.

Bentang alam sederhana adalah yang merupakan hasil dari satu proses geomorfik dominan, sedangkan
campuran (compound) dihasilkan oleh dua atau lebih proses geomorfik yang berperan penting dalam
perkembangan topografi bentang alam tersebut saat ini. Dapat dikatakan hampir semua bentang alam
adalah pada dasarnya berjenis campuran, karena jarangnya kita menemukan wilayah luas di mana
bentang alam hanya dibentuk oleh satu proses. Tetapi, dengan begitu kita aka mengelompokkan semua
jenis bentang alam tanpa mengenali dominansi proses-proses tertentu dalam perkembangan landskap.
Merupakan hal yang logis untuk menyatakan bentang alam tertentu sebagai produk bentukan aliran air
walaupun kita menyadari bahwa pelapukan, pergerakan material karena gravitasi, dan pemindahan
material lepas oleh angin juga berperan dalam pembentukan bentang alam tersebut. Sama logisnya juga
menyatakan tipe bentang alam lain sebagai hasil pelarutan air tanah walau erosi air permukaan,
pelapukan dan proses-proses lain juga bekerja. Tipe-tipe bentang alam yang dapat dinyatakan sebagai
bentang alam campuran diilustrasikan oleh daerah-daerah yang merupakan subjek glasiasi Pleistosen
ataupun yang terkena dampak tidak langsungnya. Ini terutama berlaku untuk area yang mengalami
glasiasi sebelum zaman Wisconsinan. Pada daerah-daerah tersebut, akan ditemukan beberapa bidang
(tract) yang masih memiliki karakteristik asli glasial mereka, namun di sepanjang jalur sungai aliran air
telah membentuk topografi. Fitur-fitur hasil deposisi oleh angin material yang diperoleh dari aliran yang
mengangkut air lelehan glasial juga dapat ditemukan. Bahkan di luar batas glasiasi sesungguhnya,
topografi dapat diklasifikasikan sebagai bentang alam campuran. Fitur topografi utama dapat dihasilkan
oleh aktivitas aliran air, tapi pada jalur-jalur tertentu aliran tersebut dapat ditemukan fitur-fitur hasil
outwash glasiasi serta fitur aktivitas angin pada outwash tersebut. Pada sebagian wilayah Arizona, New
Mexico, Nevada.
Bentang alam monosiklik adalah yang memiliki tanda dari terjadinya satu siklus erosi saja, sedangkan
multisiklik berasal dari beberapa siklus erosi. Bentang alam monosiklik lebih jarang daripada multisiklik
dan secara umum terbatas pada permukaan lahan yang baru terbentuk seperti porsi lantai samudra
yang baru mengalami pengangkatan, permukaan kerucut vulkanik, dataran lava atau plato, dan wilayah
yang terkubur di bawah deposit glasial

Banyak, meski tidak seluruhnya, topografi dunia yang memiliki indikasi terjadinya lebih dari satu siklus
erosi. Topografi erosi yang lebih tua dapat digambarkan hanya oleh sisa dataran tinggi (upland) terbatas
atau oleh teras-teras di sepanjang sisi lembah yang berada di atas dasar lembah saat ini. Fitur-fitur asal-
usul multisiklik ditemukan dari semua kontinen kecuali Antartika. Perlu dipahami bahwa baik bentang
alam monosiklik maupun multisiklik bisa berupa bentang alam sederhana maupun campuran Di dalam
gagasan bahwa bentang alam mengalami evolusi yang komplesk tercakup juga konsep bentang alam
poliklimatik. Dalam beberapa tahun belakangan telah jelas bahwa banyak bentang alam yang terbentuk
di bawah lebih dari satu kondisi iklim serta dipengaruhi proses geomorfik dominan yang bervariasi.

Konsep 7. Sebagiam kecil topografi bumi lebih tua dari tersier dan tidak lebih tua dan jarang sekali
dijumpai dan kebanyakan daripadanya berumur Kuarter.

Sebagian besar detail topografi kita sekarang mungkin tidak berasal dari pleistosen, dan tentu saja ada
sedikit topografi yang berasal dari tersier. Ashley (1931) telah membuat kasus yang kuat untuk
keremajaan topografi kita. Dia percaya bahwa “sebagian besar pemandangan dunia, gunung-gunung,
lembah, pantai, danau, sungai, air terjun, jurang, tebing yang terbentuk pasca miosen, bahwa hampir
semuanya terbentuk sejak munculnya manusia, dan ada beberapa permukaan tanah yang memiliki
hubungan dengan pra-miosen.” ia memperkirakan bahwa setidaknya 90 persen dari permukaan tanah
kami sekarang telah dikembangkan dalam waktu pasca-tersier dan mungkin sebanyak 99 persen adalah
Miosen pasca-menengah. apakah angka-angka ini benar tidak penting, tetapi mereka pasti menunjukkan
kesimpulan dimana Ahli Geomorfologi harus menerima, meskipun fakta bahwa masih mungkin untuk
menemukan ahli geologi yang percaya sebaliknya.

Konsep 8. penafsiran yang tepat dari masa kini lanskap adalah mustahil tanpa apresiasi
penuh dari pengaruh bermacam-macam perubahan geologi dan iklim selama Pleistocene

korelatif dengan realisasi kebaruan geologi sebagian besar topografi dunia adalah pengakuan bahwa
perubahan geologi dan iklim selama Pleistocene yang memiliki efek pada topografi masa kini. glaciation
langsung mempengaruhi banyak juta mil persegi, mungkin sebanyak 10.000.000 mil persegi, tetapi efek
ini diperpanjang jauh melampaui wilayah glaciation sebenarnya. outwash dan bahan glasial yang tertiup
angin yang asli diperluas ke daerah-daerah tidak glaciated, dan efek iklim yang mungkin di seluruh dunia
dalam batas. tentu di lintang tengah efek iklim yang mendalam. ada bukti tak terbantahkan bahwa
banyak daerah yang saat ini gersang atau semi kering memiliki iklim lembab selama usia glasial. Danau
air tawar ada di banyak daerah yang saat ini memiliki drainase interior. setidaknya 100 cekungan
tertutup di amerika serikat barat memiliki danau Pleistocene di dalamnya. bukti serupa kondisi yg
berhubung dgn hujan di daerah-daerah sekarang gersang atau semi kering telah ditemukan di asia,
africa, Amerika Selatan, dan Australia, sehingga tidak ada keraguan tentang pengaruh di seluruh dunia
kondisi glasial pada iklim. Kita tahu juga bahwa banyak daerah sekarang sedang mengalami saat usia
suhu glasial seperti yang ditemukan sekarang di bagian subarctic dari Amerika Utara dan Eurasia, di
mana terdapat tanah beku permanen atau apa yang telah datang untuk disebut kondisi permafrost

Kita tahu juga bahwa banyak daerah sekarang sedang mengalami saat usia suhu glasial seperti yang
ditemukan sekarang di bagian subarctic dari Amerika Utara dan Eurasia, di mana terdapat tanah beku
permanen atau apa yang telah datang untuk disebut kondisi permafrost. rejimen aliran dipengaruhi oleh
perubahan iklim

Meskipun glasiasi mungkin peristiwa yang paling signifant dari Pleistosen, kita tidak boleh melupakan
fakta bahwa di banyak daerah terdapat Diastropisme yang dimulai selama Pliosen terus ke pleistosen
dan bahkan ke baru-baru ini. Sekitar margin dari Samudera Pasifik, Pleistosen Diastropisme telah
memainkan peran paling signifikan dalam produksi bentuk lahan hari ini. Hal ini lanjut dibuktikan dalam
gunung berbatu dengan jurang yang memotong, di banyak tempat lebih dari 1000 meter, yang
berlangsung antara usia glasial muda dan glasiasi Wisconsin nanti.

Konsep 9. Apresiasi iklim dunia perlu pemahaman yang tepat tentang pentingnya berbagai kondisi
muka bumi

Bahwa faktor iklim, khususnya suhu dan presipitasi, harus mempengaruhi pengoperasian proses
geomorfik tampaknya jelas.Variasi iklim dapat mempengaruhi pengoperasian proses geomorfik baik
langsung atau tidak langsung. Secara tidak langsung mempengaruhi sebagian besar terkait dengan
bagaimana iklim mempengaruhi jumlah, jenis, dan distribusi penutup vegetal. Kontrol langsung adalah
seperti yang jelas sebagai jumlah dan jenis curah hujan, intensitas, hubungan antara curah hujan dan
penguapan, berbagai harian suhu, apakah, dan seberapa sering suhu turun di bawah titik beku,
kedalaman penetrasi es, dan kecepatan angin dan petunjuk arah. Namun demikian, faktor iklim lainnya
yang efeknya kurang jelas, seperti berapa lama tanah beku, meskipun demikian terdapat pula faktor
iklim yang efeknya tidak terlalu tampak, seperti lamanya daratan membeku, hujan sangat lebat dan
frekuensinya, musim-musim curah hujan maksimum, frekuensi hari membeku dan mencairnya daratan,
perbedaaan kondisi iklim yang dihadapi lereng karena terdapat bagian terekspos dan tidak, perbedaan
kondisi fitur topografi searah mata angin dan sebaliknya karena pengaruh angin pembawa uap air, dan
perubahan kondisi iklim yang sangat cepat seiring perubahan letak lintang.Sebagian besar dari konsep
dasar geomorfologi berkembang pada daerah dengan

kondisi temperatur lembab. Kondisi pada daerah-daerah tersebut dianggap merepresentasikan kondisi
normal. Meskipun kita telah menyadari perbedaan-perbedaan proses yang berlaku pada kondisi lembab
(humid) dan kering (arid), banyak yang masih tidak memahami bahwa tipe iklim arid terbagi lagi menjadi
beberapa macam, oleh karenanya penggunaan istilah siklus arid terlalu menyederhanakan iklim arid
yang kompleks. Konsep dasar geomorfologi juga belum benar-benar mulai mempertimbangkan daerah-
daerah tropis beriklim lembab, antartika, dan sub-antartika. Proses-proses yang dominan pada lintang
tengah bisa jadi tidak begitu berperan pada latitude yang lebih tinggi atau lebih rendah dan perbedaan
signifikantersebut harus memperhatikan faktor variasi iklim. Selain itu lintang tinggi pada iklim apapun
memiliki modifikasi-modifikasi yang juga harus dikenali.

Konsep 10. Geomorfologi tidak hanya membahas mengenai bentang alam saat ini, namun
juga berkaitan dengan sejarah yang dilaluinya

Geomorfologi mengkaji terutama asal mula terbentuknya bentang alam yang tampak saat ini, tetapi
terdapat pula beberapa bentang alam yang berumur hingga periode maupun kurun yang jauh di masa
lampau. Maka geomorfologis harus mengadopsi pendekatan historikal jika ingin mengintrepretasi
sejarah geomorfologi suatu daerah. Aplikasi prinsip uniformitarianisme dibutuhkan dalam pendekatan
sejarah tersebut.
Sekilas, identifikasi permukaan erosional purba dan ilmu yang mempelajari topografi purba tampak tidak
berhubungan dengan bidang geomorfologi. Sebenarnya pendekatan tersebut merupakan bagian dari
geomorfologi, yang disebut paeleogeomorfologi. Sifat dasar historikal pada geomorfologi dijelaskan oleh
Bryan (1941) dalam pernyataan “Jika bentang alam dianggap sebagai hasil satu proses yang kini
berlangsung saja, maka akan sulit membedakan ilmu yang mempelajari bentang alam dengan Dinamika
Geologi”. Perbedaan yang sangat mendasar, yaitu identifikasi bentang alam atau sisa bentang alam
diproduksi oleh proses-proses yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu di dalam esensi dan
metodologinya, fisiografi bersifat historikal. Karenanya, fisiografi merupakan bagian dari Geologi
Sejarah, walaupun metode pendekatannya sedikit berbeda dengan yang dipakai geomorfologis
Berdasarkan esensi dan metodologinya, geomorfologi bersifat historis. Dengan demikian geomorfologi
merupakan bagian dari Geologi Sejarah, walaupun dalam penerapannya sedikit berbeda dengan
penggunaan geomorfologi pada umumnya.

Selain konsep di atas , dalam mempelajari geomorfologi cara dan metode pengamatan perlu
diperhatikan. Apabila pengamatan dilakukan dari pengamatanlapangan saja, maka informasi yang
diperoleh hanya mencakup pengamatan yangsempit (hanya sebatas kemampuan mata memandang),
sehingga tidak akan diperolehgambaran yang luas terhadap bentangalam yang diamati. Untuk
mengatasi haltersebut perlu dikakukan beberapa hal:
a. Pengamatan bentangalam dilakukan dari tempat yang tinggi sehinggadiperoleh pandangan yang
lebih luas. Namun demikian, cara ini belum banyak membantu dalam mengamati bentangalam,
karena walaupun kita berada pada ketinggian tertentu, kadangkala pandangan tertutup oleh
hutan lebat sehingga pandangan terhalang. Kecuali, tidak ada benda satupun yangmenghalangi.
Itupun hanya terbatas kepada kemampuan mata memandang.
b. Pengamatan dilakukan secara tidak langsung di lapangan denganmenggunakan citra
pengideraan jauh baik citra foto maupun citra non foto,cara ini dapat melakukan pengamatan
yang luas dan cepat.
Daftar Pustaka
W D Thornbury. 2002. Principle of Geomorphology. Terjemahan Geologi Unpad 2014

Wirandha, Freddy Sapta. 2015. Geomorfologi.


https://www.academia.edu/10135374/Nama_Freddy_Sapta_Wirandha_Nim_1104107010031_MK_Geo
morfologi (diakses pada 21 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai