341 885 1 PB
341 885 1 PB
ABSTRAK
Penggunaan deterjen dalam laundry yang meningkat seiring perubahan gaya hidup dan sosial-
ekonomi menghasilkan limbah laundry yang dapat menimbulkan dampak pencemaran air
akibat berlebihnya kadar fosfat di perairan. Metode kolom adsorpsi merupakan salah satu cara
mengolah air limbah laundry. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh variasi
aliran, waktu dan kolom terhadap suhu, pH, warna dan konsentrasi fosfat; serta mengetahui
pengaruh kombinasi granular activated carbon (GAC) berbahan dasar tempurung kelapa dalam
kolom terhadap removal fosfat. Kolom adsorpsi dijalankan dengan aliran non-sirkulasi (NS) dan
sirkulasi (S). Media adsorpsi adalah GAC 4x8 mesh (11.3 mm2) 200 gram (K1); GAC 4x8 mesh
300 gram (K2); GAC 6x12 mesh (5.6 mm2) 200 gram (K3) dan; GAC 6x12 mesh 300 gram (K4).
Pengambilan sampel dilakukan setiap 60 menit sekali selama 3 jam. Peningkatan suhu terjadi
pada kolom NS dan penurunan suhu terjadi pada kolom S saat waktu retensi 60-180 menit.
Penurunan pH terjadi pada semua kolom dengan semua jenis aliran selama proses. Warna air
meningkat pada waktu retensi 180 menit, dimana warna air berubah dari gelap menjadi
transparan. Peningkatan konsentrasi fosfat terjadi pada kolom NS dan penurunan konsentrasi
fosfat terjadi pada kolom S saat waktu retensi 60-180 menit. Kolom terbaik dalam menyisihkan
fosfat adalah kolom K4 dimana mampu menghilangkan kadar fosfat sebanyak 70.79 – 74.68%.
Konsentrasi fosfat berkorelasi positif sedang (R2 = 0.49) terhadap suhu dan berkorelasi positif
lemah (R2 = 0.14) terhadap pH selama proses.
Kata Kunci : non sirkulasi, sirkulasi, tempurung kelapa, warna air limbah laundry
ABSTRACT
Economic growth leads to the development of a community lifestyle, one of that is a frequent community
of changing clothes. The number of one person laundry per week is approximately 6 kg (Faaij et al, 2002).
The use of detergent produces laundry waste that can cause water pollution impact due to excessive levels
of phosphate in the water. The method of adsorption column is one of the ways to process laundry
wastewater. Research is conducted to determine the influence of variations in flow, time and column
against temperature, pH, color and phosphate concentrations; and know the influence of granular
activated carbon (GAC) based coconut shell in the column against phosphate removal. The adsorption
field is executed with a non-circulatory (NS) and a circulation (S) flow. Media adsorption is GAC (11.3
mm2) 200 grams (K1); GAC 4x8 mesh 300 grams (K2); GAC 6x12 Mesh (5.6 mm 2) 200 grams (K3) and;
GAC 6x12 mesh 300 grams (K4). Sampling is conducted every 60 minutes once for 3 hours. The
temperature increase occurs in the NS column and the temperature drop occurs on the S column when
the retention time is 60-180 minutes. A decrease in pH occurs on all columns with all types of streams
during the process. The water color increases at a retention time of 180 minutes, where the water colour
changes from dark to transparent. Increased phosphate concentrations occurred in the NS column and
decreased phosphate concentration occurred on the S column when the retention time was 60-180
minutes. The best column in removing phosphate is column K4 where it is able to remove phosphate level
37
as much as 70.79 – 74.68%. Phosphoric concentrations correlated positively (R2 = 0.49) to temperature
and correlated positively weak (R2 = 0.14) against pH during the process.
Analisis Statistik dan Analisis Data juga semakin kecil, karena tempat bagi
Data suhu, pH, warna dan konsentrasi polutan untuk melekat di permukaan GAC
fosfat yang diperoleh akan dianalisis secara sedikit. Peningkatan suhu yang terjadi
statistik menggunakan ragam atau sidik pada kolom NS-K1 dan NS-K3 dengan
ragam one way analysis of variance (ANOVA) waktu retensi 180 menit dapat dipengaruhi
menggunakan aplikasi minitab 18. Apabila oleh massa GAC yang digunakan lebih
hasilnya beda nyata akan dilakukan uji sedikit dibandingkan dengan kolom
lanjut LSD dengan fisher pada α = 5%. lainnya. Bertambahnya jumlah adsorben
Apabila dihasilkan tidak berbeda nyata sebanding dengan bertambahnya jumlah
maka dari keseluruhan perlakuan tidak ada luas permukaan adsorben sehingga
perbedaan. Tahap analisa data yang menyebabkan jumlah tempat mengikat
dilakukan meliputi mengalisa pengaruh polutan juga bertambah dan efisiensi
variasi aliran (NS dan S), variasi waktu (60, penyisihan pun meningkat.
120 dan 180 menit), variasi kolom (K1, K2, Perubahan temperatur yang terjadi pada
K3 dan K4) terhadap suhu, pH, warna dan kolom dengan aliran NS dan S berbeda
konsentrasi fosfat. Perhitungan removal nyata (P-value < 0.05), dimana suhu air
fosfat, dan analisa pengaruh kombinasi rata-rata tertinggi terjadi pada kolom S
GAC (ukuran dan massa) terhadap removal secara signifikan. Tingginya suhu pada
fosfat juga dilakukan. kolom S dipengaruhi oleh pergerakan
massa air selama proses, menyebabkan
.(1) kandungan oksigen terlarut (DO) di dalam
air menurun, sehingga aktivitas
HASIL DAN PEMBAHASAN mikroorganisme kecil, akibatnya
temperatur air limbah meningkat. Menurut
Karakteristik Awal Limbah Laundry Odum (1971), kecepatan difusi oksigen dari
Limbah cair laundry yang digunakan udara dipengaruhi oleh pergerakan massa
merupakan air hasil cucian pertama, tanpa air seperti arcs dan gelombang, semakin
pengenceran dan tanpa bahan tambahan banyak pergerakan massa air yang terjadi
lain seperti pewangi dsb. Hasil pengujian makan akan semakin lambat proses difusi
menunjukkan bahwa air limbah laundry udara, sehingga kadar oksigen terlarut
bersuhu 30oC; memiliki pH 10.9; warna dalam air akan menurun dengan semakin
bernilai 3 dan kadar fosfat 159.32 mg.L-1. tingginya suhu. Berdasarkan waktu
Warna dalam limbah laundry dapat pengamatan, terjadi perubahan suhu pada
disebabkan material yang terkandung waktu retensi 60-180 menit tetapi tidak
dalam limbah salah satunya adalah zat berbeda signifikan. Berdasarkan variasi
pengotor pakaian (Setyobudiarso, 2014). kolom yang digunakan menunjukkan
Nilai fosfat (P2O4) dalam air limbah laundry adanya pengaruh beda nyata terhadap
buatan melebihi baku mutu yang diizinkan temperatur air. Suhu terendah terjadi pada
oleh Peraturan Gubernur Jawa Timur No. kolom K4 yang signifikan, terjadi akibat
72 tahun 2013 yaitu sebesar 10 mg.L-1. kolom K4 berisi GAC dengan massa yang
paling banyak dan ukuran yang paling
Perubahan Suhu Selama Proses kecil, sehingga tingkat adsorpsi yang
Peningkatan suhu yang terjadi di terjadi lebih besar, hal ini menyebabkan
beberapa titik pada kolom dengan aliran suhu air limbah pada kolom K4 turun.
NS dapat dipengaruhi oleh tingkat adsorpsi
yang terjadi. Naiknya suhu pada kolom Perubahan pH Selama Proses
NS-K1 dan NS-K2 saat waktu retensi 120 Cenderung terjadi penurunan pH pada
menit dapat dipengaruhi oleh ukuran setiap kolom. Penurunan pH yang terjadi
karbon yang digunakan yaitu lebih besar pada NS-K1 dan NS-K2 memiliki pola yang
dibandingkan dengan kedua kolom sama dengan S-K1 dan S-K2, dimana pH
lainnya. Semakin besar ukuran karbon aktif turun saat waktu retensi 60 dan 180 menit,
(mesh kecil) maka akan semakin kecil luas berbeda dengan kolom K3 dan K4 pada
permukaannya sehingga tingkat adsorpsi semua jenis aliran yang turun sepanjang
proses.
40
30,50 7
30,00 NS-K1 NS-K1
6
Suhu air rata-rata (°C)
10,95
10,90 NS-K1 160,00
135,00 NS-K2
10,80
10,75 NS-K3 NS-K3
110,00
(mg/L
10,70 NS-K4
85,00 NS-K4
10,65
S-K1 S-K1
10,60
60,00
10,55 S-K2 S-K2
10,50 S-K3 35,00
S-K3
0 60 120 180 0 60 120 180
S-K4 S-K4
Waktu (menit) Waktu (menit)
Tabel 2. Pengaruh variasi aliran, waktu, dan kolom terhadap suhu, pH, warna dan kadar fosfat
air limbah laundry
Faktor Suhu (°C) pH Warna Fosfat (mg.L-1)
Non sirkulasi (NS) 28,2 b 10,78 a 3,4 b 54,8 a
Aliran
Sirkulasi (S) 28,9 a 10,71 b 4,5 a 46,9 b
60 menit 28,8 a 10,78 a 2,8 c 50,7 a
Waktu 120 menit 28,5 a 10,76 b 3,5 b 50,8 a
180 menit 28,3 a 10,70 c 5,5 a 51,2 a
K1 29,1 a 10,82 a 4,6 a 57,7 a
K2 29,1 a 10,79 a 3,6 bc 51,1 b
Kolom
K3 28,4 a 10,72 b 3,4 c 49,1 bc
K4 27,7 b 10,66 c 4,1 b 45,6 b
Hal tersebut dapat disebabkan oleh ukuran jumlah luas permukaan yang ada, sehingga
GAC kolom K1 dan K2 semua aliran lebih proses adsorpsi yang terjadi juga tidak
besar dibandingkan kedua kolom lainnya. akan besar, menyebabkan pH pada air
Berdasarkan massa GAC yang digunakan limbah relatif stabil (tidak mengalami
pada kolom K1 dan K3 lebih sedikit penurunan atau peningkatan yang drastis).
dibandingkan K2 dan K4, perubahan pH Perubahan pH selama proses diamati
yang terjadi pada kolom K1 dan K3 berdasarkan faktor aliran, waktu dan
memiliki rentang yang lebih pendek kolom. Ketiga faktor tersebut menunjukkan
dibandingkan dengan range penurunan pH adanya pengaruh beda nyata terhadap pH
yang terjadi pada kolom lainnya. Pada rata-rata air limbah pada taraf kepercayaan
waktu retensi 60 menit, penurunan pH 95%. Berdasarkan faktor aliran, rata-rata
yang terjadi pada NS-K1 dan NS-K3 pH terendah terjadi pada kolom aliran S
sebesar 0.03 – 0.1 sedangkan pada NS-K2 secara signifikan. Berdasarkan waktu
dan NS-K4 sebesar 0.07 – 0.13. Hal tersebut pengamatan, rata-rata pH terendah terjadi
juga terjadi pada menit-menit setelahnya pada waktu retensi 180 menit yang berbeda
baik aliran NS maupun S, dimana signifikan. Rendahnya pH pada kolom S
penurunan pH terbesar terjadi pada kolom serta saat waktu retensi 180 menit dapat
K2 dan K4. Pada menit ke-180, penurunan disebabkan oleh proses adsorpsi yang
pH kolom S-K1 dan S-K3 sebesar 0.1 – 0.27 terjadi secara terus-menerus dalam waktu
berbeda dengan kolom S-K2 dan S-K4 yang lama, sehingga kontak antar air
sebesar 0.2 – 0.37. Tingginya pH pada air dengan GAC menjadi lebih panjang.
limbah laundry disebabkan oleh muatan ion Berdasarkan kolom yang digunakan, pH
hidroksida (OH¯) yang berasal dari rata-rata air terendah terjadi pada kolom
komponen pembentuk deterjen (Pisceselia, K4 yang berbeda signifikan, disebabkan
2016). Pada proses adsorpsi air limbah oleh GAC yang digunakan pada kolom K4
laundry, karbon aktif akan menyerap anion memiliki ukuran lebih kecil dan massa
yang ada sehingga kandungan OH¯ pada yang lebih besar maka mampu mengikat
air limbah berkurang, akibatnya pH pada lebih banyak ion OH¯ pada air limbah
air limbah menurun (Wardhana, 2014). laundry. pH basa pada air limbah laundry
Faktor yang mempengaruhi kelancaran dipengaruhi oleh keberadaan ion
adsorpsi dalam menurunkan anion pada hidroksida (OH¯), dengan adanya proses
polutan antara lain ukuran dan massa adsorpsi maka ion OH¯ akan diserap dan
karbon aktif yang digunakan (Ramadhan, melekat pada permukaan adsorben
2014). Menurut Istigfarini dkk (2017), sehingga tingkat alkalinitas pada air limbah
karbon aktif dengan ukuran partikel yang akan turun (Setyobudi, 2016). Tingkat
besar dengan massa yang sedikit adsorpsi polutan seperti anion-anion
menyebabkan ruang bagi polutan untuk penyebab timbulnya ion OH¯ dapat
melekat pada karbon aktif sedikit, hal ini dipengaruhi oleh waktu kontak, semakin
disebabkan oleh kecilnya dan sedikitnya lama waktu kontak adsorban dengan
42
adsorbat maka akan semakin panjang pada kolom dengan aliran S mampu
kesempatan bagi keduanya berinteraksi, melakukan kontak berulang kali dengan air
akibatnya akan banyak ion OH¯ yang limbah. Berdasarkan waktu pengamatan,
menempel pada permukaan adsorban perubahan warna tertinggi terjadi pada 180
(Ramadhan, 2014). Selain waktu kontak, menit secara signifikan. Sama halnya
massa dan ukuran karbon aktif yang dengan jenis aliran, perubahan warna yang
digunakan juga berpengaruh terhadap terjadi dari waktu ke waktu disebabkan
tingkat adsorpsi, bertambahnya massa oleh waktu kontak GAC dengan polutan.
GAC sebanding dengan bertambahnya Semakin lama waktu kontak maka akan
jumlah partikel dan luas permukaan semakin transparant warna air limbah yang
adsorben menyebabkan jumlah tempat dihasilkan.
mengikat kontaminan seperti anion-anion
juga bertambah dan efisiensi penyisihan Perubahan Konsentrasi Fosfat Selama
pun meningkat (Adiningtyas & Mulyono, Proses
2016). Jenis aliran yang digunakan serta lama
waktu kontak GAC dengan limbah dapat
Perubahan Warna Selama Proses mempengaruhi konsentrasi fosfat. Kolom
Pada waktu retensi 60 menit, semua dengan aliran NS cenderung menunjukkan
kolom aliran NS mengalami penurunan peningkatan kadar fosfat, sedangkan kolom
warna kecuali NS-K1 yang tidak berubah dengan aliran S cenderung menunjukkan
sejak 0 menit, sedangkan kolom dengan penurunan konsentrasi fosfat pada wkatu
aliran S meningkat kecuali S-K2. retensi 60-180 menit. Melihat fakta bahwa
Peningkatan warna terjadi setelah 60 menit, adsorpsi terbesar terjadi pada 60 menit
dimana semua kolom baik dengan aliran pertama menunjukkan bahwa GAC yang
NS maupun S cenderung mengalami digunakan sudah mendekati jenuh. Apabila
peningkatan warna hingga bernilai 5 GAC yang digunakan mendekati jenuh,
(transparant). Nilai warna naik kembali maka yang terjadi adalah proses adsorpsi
pada waktu retensi 180 menit untuk semua yang berlangsung hanya baik pada menit-
kolom kecuali NS-K1 yang tidak berubah. menit awal. Penurunan konsentrasi fosfat
Perubahan warna yang terjadi pada menit- pada kolom S terjadi akibat proses sirkulasi
180 berada pada kisaran 4.3 – 6.3 dimana itu sendiri dimana kandungan fosfat air
perubahan tertinggi terjadi pada kolom S- limbah yang sudah berkurang akan dibawa
K1. Turunnya warna menjadi kehitaman lagi menuju bejana inffluent untuk diproses
pada beberapa titik di kolom NS dan S ulang, sehingga konsentrasinya akan
dapat disebabkan oleh zat pengotor hasil semakin turun mengingat bahwa waktu
aktivasi GAC yang terbawa saat proses atau kesempatan bagi polutan melekat
berlangsung. Menurut Setyobudiarso pada permukaan GAC lebih besar
(2014), adsorpsi menggunakan karbon aktif dibandingkan dengan aliran NS. Meski
berpengaruh terhadap reduksi warna pada begitu, karena kondisi GAC yang
air limbah laundry, perbedaan konsentrasi mendekati jenuh menyebabkan penurunan
warna akhir disebabkan semakin tingginya konsentrasi fosfat yang terjadi tidak
warna yang mampu diserap oleh karbon signifikan. Menurut Kusumo dan Razif
aktif akibat deposisi pori-pori antar partikel (2016), untuk mereduksi surfaktan
karbon aktif, semakin tinggi warna yang menggunakan GAC dengan waktu kontak
mampu diserap maka akan semakin kecil 5 - 15 jam, removal terbesar terjadi pada 5
konsentrasi warna akhir (tak berwarna). jam pertama, sedangkan pada 5 jam
Perubahan warna yang terjadi dianalisis berikutnya terjadi penurunan removal
berdasarkan faktor aliran, waktu dan akibat kondisi GAC yang hampir jenuh.
kolom selama pengamatan. Pada alpha 5% Perubahan konsentrasi fosfat selama
terjadi pengaruh beda nyata antara ketiga proses diamati berdasarkan faktor aliran,
faktor tersebut terhadap warna. waktu dan kolom. Berdasarkan faktor
Berdasarkan faktor jenis aliran, perubahan aliran dan kolom terjadi kondisi beda
warna tertinggi terjadi pada kolom S nyata, dimana konsentrasi fosfat tertinggi
dengan beda signifikan terhadap NS. GAC terjadi pada kolom dengan aliran NS yang
43
ukurannya maka akan semakin luas 5. Kolom K4 menyisihkan fosfat pada air
permukaannya, sehingga ruang bagi limbah laundry sebesar 112.78 – 118.97
polutan untuk menempel semakin besar, mg/L atau mampu menghilangkan
menyebabkan removal fosfat besar dan kadar fosfat sebanyak 70.79 – 74.68%
konsentrasi akhir fosfat kecil. Menurut dimana pada kolom ini ukuran GAC
Handiyatmo (1999), semakin kecil ukuran yang digunakan yaitu 6x12 mesh
partikel adsorben maka semakin banyak dengan massa 300 gram.
adsorbat yang terserap. Adsorben dengan 6. Konsentrasi fosfat memiliki korelasi
pori-pori yang lebih banyak memiliki positif dengan tingkat sedang
kemampuan mengakumulasi adsorbat (R2=0.49) terhadap suhu, dan rendah
pada permukaan pori adsorban akan lebih (R2 = 0.14) terhadap pH selama proses.
besar. Menurut Hudaya & Wiratama (2016), Semakin tinggi konsentrasi fosfatnya
salah satu kriteria yang harus diperhatikan maka akan semakin tinggi pula suhu
untuk menetapkan suatu adsorban yaitu dan pH air limbah laundry.
pori. Adsorben dengan pori-pori yang lebih
banyak memiliki kemampuan
mengakumulasi adsorbat pada permukaan DAFTAR PUSTAKA
pori adsorban akan lebih besar. Salah satu
adsorben yang memiliki jumlah pori Adiningtyas A. & Mulyono P. 2016.
banyak adalah karbon aktif dengan bahan Kinetika adsorpsi nikel (II) dalam
baku tempurung kelapa. larutan aqueous dengan karbon aktif
Berdasarkan penelitian yang telah arang tempurung kelapa. Universitas
dilakukan dapat disimpulkan antara lain : Gadja Mada. Jurnal Rekaya Proses.
1. Peningkatan suhu pada kolom NS dan 10(2), 36-42.
penurunan suhu pada kolom S terjadi Badan Pusat Statistik. 2017. Penduduk
pada waktu retensi 60-180 menit, Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2017.
namun perubahannya tidak signifikan. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Suhu air terendah terjadi pada kolom S Barros J.L.M., Macedo G.R., Duarte M.M.L.,
signifikan terhadap kolom NS. Kolom Silva E.P., Lobato A.K.C.L. 2003.
K4 memiliki suhu air terendah secara Biosorption of cadmium using the
signifikan terhadap ketiga kolom fungus aspergillus niger. Brazilian
lainnya. Journal of Chemical Engineering. 20(3) 2-
2. Penurunan pH terjadi pada semua 16.
kolom dengan semua jenis aliran Faiij A.J. & Kok M. 2002. Global Warming
selama proses. pH terendah pada and Social Innovation: The Challenge of a
kolom S signifikan terhadap kolom NS Climate Neutral Society. Earthscan
pada waktu retensi 180 menit. pH air Publication Ltd. New York
terendah terjadi pada kolom K4 Handiyatmo, E.T. 1999. Adsorpsi Polutan
dimana perubahannya signifikan Komponen Ganda Senyawa Fenol (2,4
terhadap ketiga kolom lainnya. DCP dan Fenol) dengan Zeolit.
3. Warna air meningkat pada waktu Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
retensi 180 menit, dimana warna air Hera. 2003. Sodium Tripolyphosphate, Human
berubah dari gelap menjadi & Environmental Risk Assessment on
transparan. Kolom dengan aliran S Ingredients of European Household
dan waktu retensi 180 menit memiliki Cleaning Products. London
warna tertinggi signifikan terhadap Hudayana T. & Wiratama I.G.P. 2016.
kolom NS. Perancangan Kolom Adsorpsi Karbon
Aktif Pengolahan Limbah Kromium
4. Penurunan konsentrasi fosfat secara
Heksavalen. Universitas Katolik
signifikan pada kolom S, berbeda
Parahyangan. Bandung
dengan kolom NS pada waktu retensi
Istighfarini S.A.E., Daud S., Edward H.
60-180 menit. Konsentrasi fosfat
2017. Pengaruh massa dan ukuran
terendah signifikan juga terjadi pada
partikel adsorben sabut kelapa
kolom K4 dibanding ketiga kolom
lainnya.
46