Anda di halaman 1dari 18

Prosiding Seminar Nasional V 2019

Peran Pendidikan dalam Konservasi dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan


ISBN 978-602-5699-83-2; PUBLIKASI ONLINE 5 MARET 2020

Kemampuan absorben arang aktif


ampas kopi dalam mengurangi kadar
limbah industri laundry
Risca Suhariyanto, Elly Purwanti, Dwi Setyawan, Fendy Hardian
Permana, Ahmad Fauzi
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK
Limbah cair laundry selain merugikan lingkungan juga dapat
merusak ekosistem badan air akan tetapi belum ada solusi
untuk mengatasi limbah cair laundry tersebut, karena itu
Penulis koresponden pembuatan absorben arang aktif ampas kopi digunkan untuk
Risca Suhariyanto menurunkan kadar limbah industri laundry. Penurunan kadar
Program Studi Pendidikan limbah Berfokus pada pengurangan nilai BOD, DO, TSS, E. coli,
Biologi, FKIP, Universitas
Kekeruhan, pH, suhu dan bau. Jenis penelitian ini merupakan
Muhammadiyah Malang
penelitian true eksperimen menggunakan rancangan acak
Email: lengkap (RAL), dengan sapel limbah cair laundry sebanyak 24
riscasuhariyanto29@gmail.com liter dari Desa Landungsari, Kota Malang menggunakan teknis
analisis data two-way ANOVA dan uji lanjut Duncan untuk
Kata kunci: analisis parametrik dan Wilcoxon untuk analisis
Arang aktif ampas kopi, Limbah nonparametrik. Hasil yang didapatkan adalah perbedaan jenis
cair Laundry, Aspek kimia, arang aktif ampas kopi yang digunkan yaitu arabika dan
Aspek biologi, Aspek fisika robusta memiliki kecondongan lebih efektif arang aktif ampas
kopi arabika dibanding arang aktif robusta dalam penyerapan
kandungan limbah cair laundry. Sesuai uji lanjut Duncan dan
Wilcoxon yaitu arang aktif ampas kopi arabika lebih efektif
daripada arang aktif robusta dengan variasi waktu optimal
yaitu 20 menit. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan
menjadi sumber belajar biologi.
Copyright © 2020 Universitas Muhammadiyah Malang

PENDAHULUAN pengerjaan cucian pada jasa laundry ini


Indonesia khususnya kota Malang mencapai 75 s/d 80 kg setiap harinya dan
dalam kegiatan rumah tangga dan laundry limbah laundry yang dihasilkan berkisar
menghasilkan limbah domestik sebesar 35 s/d 50 liter. Saat ini kenaiakan jumlah
70-80% yang masuk ke badan air dan produksi deterjen mencapai 5% atau 380
menjadi penyumbang kerusakan ribu ton setiap tahunnya menandakan
ekosistem air cukup besar (Putri, 2014). kebutuhan masyarakan akan deterjen
Limbah yang tercemar dibadan air, akan semakin meningkat (Gumelar &
mengurangi jumlah atau kadar oksigen Hendrawan, 2015).
terlarut dalam air yang berdampak pada Peningkatan jumlah usaha laundry
rusaknya ekosistem yang ada di dalamnya jelas akan diikuti oleh peningkatan
(Argita, 2016). konsentrasi fosfat pada badan air (Majid,
Nasip (2016) menyatakan bahawa 2017). Kanduangan deterjen juga terdapat
kegiatan mencuci pakaian rumahan dan zat surface active (surfaktan), yaitu
laundry adalah kegiatan yang menghasilka anionik, kationik, dan nonionik. Surfaktan
limbah domestik cair tertinggi volumenya. yang digunakan dalam deterjen adalah
Rachmawati (2016) juga sependapat jenis anionik dalam bentuk sulfat dan
bahwa industri laundry lama-kelamaan sulfonat. Surfaktan sulfonat yang
menjadi industri yang menjamur berada di dipergunakan adalah Alkyl Benzene
setiap kompleks rumah di daerah Sulfonate (ABS) dan Linier Alkyl Sulfonate
perkotaan maupun daerah desa yang (LAS) (Yuli, 2012) hal tersebut juga sama
menyebabkan keresahan baru bagi warga dengan pernyataan (Namane,2005).
yang berada di daerah tersebut, bahkan

234
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

Lingkungan perairan yang tercemar Pembuatan arang aktif dari ampas kopi
limbah deterjen kategori keras, tinggi ini menurut Irmanto (2009) menggunakan
kemungkinan dapat membahayakan cara yang sederhana, yaitu ampas kopi
kehidupan biota air dan manusia yang dikeringkan dengan dijemur di bawah
mengkonsumsi biota tersebut bahakan sinar matahari atau menggunakan oven
akan mengakibatkan eutrofikasi kemudian direndam dalam larutan
(Sisyanreswari, 2015). Deterjen pada kadar pengaktif HCl 0,1 M selama 48 jam larutan
alkil sulfat 15 mg/liter akan menghasilkan tersebut yang menjadi penentu jadinya
konsentrasi mematikan yaitu sekitar 0,3- arang aktif yang di inginkan (Fernianti,
60 ppm yang di dapat dari 50% deterjen 2013). Pada penelitian sebelumnya aktif
dalam air (Rochmaan, 2009). dari ampas kopi sebagai adsorben dapat
Limbah laundry perlu ditangani lebih mengadsorpsi ion besi pada air minum
efektif dan sesuai standar bakumutu, sampai dengan 99,34% dan arang aktif dari
Standar bakumutu menururt Peraturan ampas kopi juga mampu mengadsorpsi
Pemerintah Lingkungan Hidup Nomor 03 logam merkuri sampai 99%. Tingkat
Tahun 2010 tentang Standar Kualitas Air efisien yang di berikan oleh arang aktif
Limbah untuk Zona Industri tidak boleh ampas kopi dalam memenuhi standar bisa
mengandung BOD melebihi 100 mg/L dan di nilai sangat tepat sebagai adsorben
TSS 150 mg/L (Assiddieq, 2017). Kualitas limbah organik atau anorganik (Baquero,
air dilihat dari adanya mikro organisme, 2003).
PH air, bau, juga kekeruhan air, yang Setiap penelitian harus memiliki
nantinya akan di tentukan kesesuaiannya pembaharuan yang membedakan dengan
dengan standar. Kualitas air yang yang penelitian sebelumnya. Pada penelitian
sudah dilihat dari kedua aspek nantinya sebelumnya yaitu penelitian Irmanto
akan digolongkan kedalam kelas sesuai (2009) dan (2010) arang aktif ampas kopi
dengan PP nomer 28 tahun 2001 dimana yang dinggunakan tidak menyebutkan
penggolongan tersebut ada empat kelas jenis kopi, terkesan hanya menggunakan
mualai dari air layak minum, air untuk satu jenis kopi dengan variasi waktu
wahana rekreasi dan ternak ikan, air yang panjang yaitu 10, 30, 60, dan 120 menit
dapat di gunakan untuk peternakan dan dengan menggunakan cemaran organik
juga air yang dapat di gunakan untuk yaitu ampas tahu dan tapioca, waktu
pertanian (Efendi hefni. 2003). optimal pada penelitian tersebut adalah 10
Arang aktif ampas kopi dapat menit. Pembaharuan pada penelitian ini
digunakan sebagai adsorben air limbah jenis kopi yang digunakan lebih spesifik
laundry karena memiliki ruang pori yang yaitu kopi robusta dan kopi arabika.
sangat banyak dengan ukuran tertentu Variasi waktu yang digunaakan adalah
yang dapat menjebak partikel pencemar variasi waktu tercepat dan terlama yaitu 3
(Irmanto, 2010). Luas permukaan karbon menit, 5 menit, 10 menit dan 20 menit.
aktif berhubungan dengan struktur pori Kualitas air hasil absorbend akan diukur
yang menyebabkan karbon aktif sesuai PP No 82 Tahun 2001 bakumutu air
mempunyai sifat sebagai adsorben dengan kelas 3.
jumlah karbon sekitar 85-95% Hasil penelitian diharapkan dapat
(Rasdiansyah, 2014). Menurut Wrigley & menjadi pendukung sumber belajar
Lowe (2018) pemililihan ampas kopi untuk biologi. Salah satu masalah dalam proses
pembuatan adsorben sangat tepat karena pembelajaran adalah kurang tersedianya
kandungan hidrokarbon dalam biji kopi pembaharuan materi, kurangnya inovasi
cukup tinggi yaitu 19,9 %. Hal ini di yang memancing ketertarikan pada siswa,
perkuat lagi oleh Majid (2017) yang dan buku teks yang berkualitas, sehingga
mengatakan bahwa arang aktif dapat siswa sulit memahami pembelajaran
menyerap fosfat yang terkandung dalam terutama buku yang dibacanya dan sering
limbah diterjen dengan pori-pori yang di buku-buku teks tersebut membosankan
milikinya, semakin halus arang aktif akan (Purnomo, 2013). Penelitian yang
memiliki daya serap yang tinggi. digunakan sebagai sumber belajar akan
dapat menambah ketertarikan siswa

235
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

dikarenakan hasil penelitian memiliki


tumpuan yang kuat antaralain kejelasan HASIL
informasi dan bisa dipertaanggung Hasil perhitungan rerata nilai BOD
jawabkan. perlakuan kopi arabika pada variasi waktu
Hasil penelitian adalah kenyataan 3 menit didapatkan nilai BOD 76,25 mg/L
dalam pengembangan materi lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai
pembelajaran dalam kelas, sehingga dapat kontrol sebesar 313,09 mg/L, artinya pada
menjadi tumpuan dan memeberikan perlakuan 3 menit sudah ada proses
gambaran nyata pada siswa. Hal ini absorbsi oleh arang aktif arabika hingga
berkaitan dengan syarat untuk sumber menyebabkan penurunan nilai BOD, untuk
belajar yaitu: kejelasan potensi, kesesuaian perlakuan 5 menit nilai BOD menurun
dengan tujuan pembelajaran, kejelasan menjadi 71,53 mg/L artinya proses absobsi
sasaran, kejelasan pedoman kegiatan masih berjalan karena ada penyerapan zat-
(eksplorasi), kejelasan informasi, dan zat organik dalam sampel air laundry.
kejelasan perolehan yang diharapkan. Perlakuan 10 menit didapat nilai BOD
(Kurniawan & Utami, 2014). Karena itu 58,98 mg/L menunjukan adanya
dilakukanlah penelitian perbandingan penurunan cukup drastis yang
fariasi waktu dan adsorben arang aktif menandakan adanya pengikatan koloid
ampas kopi terhadap limbah industri sehingga mengurangi zat organik yang
laundry Desa Landungsari, Kabupaten dibutuhkan untuk kehidupan
Malang sebagai sumber belajar biologi mikroorganisme dalam air, pada perlakuan
sebagai sarana penyalur informasi baru 20 menit didapat nilai BOD sebesar 51,83
dan bahan pendukung sumber belajar. mg/L artinya kandungan zat organik sudah
mampu terserap hingga 83 % menandakan
METODE PENELITIAN besarnya reaksi tarik menarik antar
Penelitian ini dilaksanakan pada partikel yang menyebabkan berkurangnya
industri laundry yang berlokasi di Jl, Tirto zat organik dan mikroorganisme yang
Utomo. Landungsari. Kota Malang. terkandung di air limbah laundry.
Menggunakan Laboratorium Kimia Hasil perhitungan rerata BOD
Universitas Muhammadiyah Malang dan perlakuan kopi robusta variasi waktu 3
Jasa Tirta. Waktu penelitian dilaksanakan menit didapatkan hasil 95,87 mg/L,
pada Bulan Agustus sampai dengan mengalami penurunan dari nilai kontrol
September 2019. sebesar 313,09 mg/L artinya proses
Alat-alat yang digunakan yaitu, botol pengurangan zat organik mulai berjalan
air mineral 1,5 L, oven, pH meter, muffet dengan adanya absorbend yang mengikat
furnace, desikator, kertas saring, neraca zat organik terlarut dan mengurangi
analitik sedangkan bahan-bahan yang kandungan zat organik dalam air.
digunakan limbah cair laundry, HCl 0,1 Perlakuan 5 menit didapatkan nilai BOD
M, aquades, ampas kopi robusta dan 95,52 mg/L hasil penurunan BOD tidak
arabika, H2SO4, MnSO4, Buffer Fosfat. terpaut jauh dari menit ke-3 menandakan
Rancangan penelitian yang digunakan proses absorben yang kurang sempurna
adalah rancangan acak kelompok (RAK) dikarenakan arang kopi robusta masih
dengan 2 perlakuan jenis kopi (kopi belum mengendap sempurna hingga
arabika A1 & kopi robusta A2) dan vaariasi mengurangi efektifitas proses penyerapan.
waktu (3 menit B1, 5 menit B2, 10 menit Perlakuan 10 menit mendapatkan nilai
B3, 20 menit B4) dengan kontrol tanpa BOD sebesar 77,93 mg/L menandakan
perlakuan dan 3 kali ulangan. adanya penurunan yang cukup efektif dari
Alur penelitian dimulai dari menit ke-5 artinya proses absopsi mulai
pembuatan arang aktif ampas kopi di berjalan lebih cepat dalam menurunkan zat
laboratorium kimia universitas organik pada menit ke-10, untuk perlakuan
mmuhammadiyah malang diteruskan 20 menit penurunan nilai BOD sebesar
pengamatan aspek kimia, fisika dan biologi 68,61 mg/L menandakan arang aktif
pada laboratorium Jasa Tirta hingga robusta mampu menyerap hingga 77%
didapatkan hasil. kandungan organik dalam limbah laundry

236
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

dengan proses absorpsi fisik. Hasil kopi arabika dalam mengurangi nilai BOD
penyerapan nilai BOD antara kopi arabika hingga 88% dari nilai kontrol dan
dan robusta menandakan lebih efektifnya didapatkan pada variasi waktu 20 menit.
NILAI BOD 350
300

ANGKA BOD
250

200

150 313.09 313.09 313.09 313.09

100

50 95.87 100 95.52 100 100 100


76.25 71.53 77.93
58.98 68.61
51.83
0
3 menit 5 menit 10 menit 20 menit
Kopi Arabika 76.25 71.53 58.98 51.83
Kopi Robusta 95.87 95.52 77.93 68.61
Kontrol 313.09 313.09 313.09 313.09
Standar 100 100 100 100
Gambar 1 Grafik nilai bod bedasarkan nilai rerata, nilai bakumutu dan nilai kontrol
NILAI DO

3.5

2.5
ANGKA DO

1.5 3.09
2.372.13 2.19
1
1.73
1.31 1.29
0.5
0.420.22 0 0.22 0 0.22 0 0.22 0
0
3 menit 5 menit 10 menit 20 menit
Kopi Arabikaa 1.31 1.73 2.37 3.09
Kopi Robusta 0.42 1.29 2.13 2.19
Kontrol 0.22 0.22 0.22 0.22
standar minimum 0 0 0 0
Gambar 2 Grafik nilai do bedasarkan nilai rerata, nilai bakumutu dan nilai kontrol
Nilai TSS

300

250
ANGKA TSS

200

150
260 260 260 260
100
150 150 150 150
50 111.69
80.39 83.28
74.23 84.72
76.69 79.21
62.59
0
3 menit 5 menit 10 menit 20 menit
Kopi Arabikaa 62.59 74.23 76.69 79.21
Kopi Robusta 80.39 83.28 84.72 111.69
Kontrol 260 260 260 260
standar 150 150 AXIS TITLE 150 150
Gambar 3 Grafik nilai tss bedasarkan nilai mean, nilai bakumutu dan nilai kontrol

237
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

Nilai E-coli

30

ANGKA E=COLI
25
20
15
25 25 25 25
10
5
4 4 0 5 3 0 3 2 0 0 2 0
0
3 menit 5 menit 10 menit 20 menit
Kopi Arabikaa 4 5 3 0
Kopi Robusta 4 3 2 2
Kontrol 25 25 25 25
Standar 0 0 0 0

Gambar 4 Grafik nilai E. coli bedasarkan nilai rerata, nilai bakumutu dan nilai kontrol
Nilai pH
10
9
ANGKA PH

8
7
6
5
9.2 9 9.2 9 9.2 9 9.2 9
4
7.37.6 7.57.5 7.17.1 7 7.3
3 6 6 6 6
2
1
0
3 menit 5 menit 10 menit 20 menit
Kopi Arabikaa 7.3 7.5 7.1 7
Kopi Robusta 7.6 7.5 7.1 7.3
Kontrol 9.2 9.2 9.2 9.2
Standar maksimum 9 9 9 9
Standar minimum 6 6 6 6
Gambar 5. Grafik nilai pH bedasarkan nilai mean, nilai bakumutu dan nilai kontrol
NILAI suhu
29.5
ANGKA SUHU

29

28.5

28

27.5 29 29 29 29 29

27 28 28

26.5 27 27 27 27 27

26
3 menit 5 menit 10 menit 20 menit
Kopi Arabikaa 27 28 27 27
Kopi Robusta 29 27 28 27
Kontrol 29 29 29 29

Gambar 6 Grafik nilai suhu bedasarkan nilai mean dan nilai kontrol

238
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

NILAI Bau
3.5

ANGKA BAU
2.5

1.5 3 3 3 3 3 3 3

1 2 2 2

0.5 1 1 1 1 1 1

0
3 menit 5 menit 10 menit 20 menit
Kopi Arabikaa 3 2 2 1
Kopi robusta 3 3 2 1
Bakumutu 1 1 1 1
kontrol 3 3 3 3

Indikator: 3 Sangat Bau 2: Bau 1: Tidak Bau


Gambar 7 Grafik tingkat bau bedasarkan nilai rerata dan nilai bakumutu
Nilai Kekeruhan
3.5

3
ANGKA KEKERUHAN

2.5

1.5 3 3 3

1 2 2

0.5 1 1 1 1 1 1 1

0
3 menit 5 menit 10 menit 20 menit
Kopi Arabikaa 3 2 1 1
Kopi robusta 3 3 2 1
Bakumutu 1 1 1 1

Gambar 8 Grafik tingkat kekeruhaan bedasarkan nilai mean dan nilai bakumutu (Indikator: 1) bening (0,5 mg/L);
2) keruh (2,0mg/L- 4,0 mg/L); 3) Sangat keruh (6,0 mg/L-8,0 mg/L)

Bedasarkan Gambar 2 pada perlakuan mg 02/L menandakan adanya kenaiakan,


arang aktif arabika didapatkan nilai DO dan kenaikan terjadi terus menerus hingga
variasi waktu 3 menit sebesar 1,31 mg 02/L perlakuan 20 menit sebesar 3,09 mg 02/L
yang menandakan adanya kenaikan jika adanya kenaikan nilai DO ini disebabkan
dilihat dari nilai kontrol yaitu 0,22 mg 02/L karena proses absorpsi terhadap zat
artinya arang aktif ampas kopi mampu organik dan terjadinya proses desorpsi
menyerap mikrobioligi yang terkandung sehingga melepaskan oksigen yang terikat
dalam air yang yang memanfaatkan pada arang aktif ampas kopi.
oksigen untuk bertahan hidup. Variasi Nilai DO perlakuan kopi robusta pada
waktu 5 menit nilai DO didapat 1,73 mg variasi waktu 3 menit yaitu 0,40 mg 02/L
02/L yang menandakan adanya kenaikan yang menandakan belum ada kenaikan
nilai DO hal ini terjadi karena pada proses signifikan dari nilai kontrol yaitu 0,22 mg
pengikatan mikrobiologi kedalam pori 02/L karena sebagian kopi robusta robusta
dalam arang aktif hingga mematikan masih belum mengendap, setelah itu pada
mikrobiologi yang terperangkap. perlakuan 5 menit nilai DO 1,29 mg 02/L
Perlakuan 10 menit nilai DO didapat 2,37 menandakan ada peningkatan nilai DO

239
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

yang mengartikan absorben arang aktif partikel karena adanya proses absobsi, dan
robusta milai menyerap limbah organik pada variaasi waktu 20 menit didapat nilai
dan mikrobiologi dalam air. Perlakuan 10 TSS 111,69 mg/L tingginya nilai TSS karena
menit nilai DO yang didapat 2,12 mg 02/L tingginya nilai kekeruhan yang mampu
menandakan adanya kenaiakan nilai DO diserap oleh oleh arang aktif dan
karena menurunnya kadar mikrobiologi menjadikan kekruhan air berkurang
akibat absorpsi fisik, pada perlakuan 20 karena proses penyerapan dan
menit nilai DO didapat 2,19 mg 02/L hasil pemampatan oleh arang aktif ampas kopi
ini tidak jauh berbeda dari variasi waktu 10 robusta.
menit dan mengartikan adanya pengaruh Hasil penurunan angka koloni E-coli
absorpsi terhadap mikroorganisme pada arang aktif araabika didapatkan hasil
sehingga nilai Do meningkat. pada variasi waktu 3 menit yaitu 4
Hasil penyerapan nilai DO antara kopi MPN/100 ml yang menandakan adanya
arabika dan robusta menandakan lebih penurunan dari nilai kontrol yaitu 25
efektifnya kopi arabika dalam MPN/100 ml dan menandakan adanya
Meningkatkan nilai DO hingga 3,09 mg proses absorpsi pada koloni E-coli, untuk
02/L dan nilai DO ini didapatkan pada variasi waktu 5 menit terjadi kenaikan
variasi waktu 20 menit. yaitu 5 MPN/100 ml kenaikan nilai E-coli
Bedasarkan Gambar 3 didapatkan data disebabkan karena kurang sempurnanya
TSS pada perlakuan 3 menit yaitu 62,59 penyerapan hingga ada koloni yang
mg/L menandakan adanya penurunan dari terlepas. Variasi waktu 10 didapat 2
nilai kontrol sebesar 260 mg/L hal ini MPN/100 ml menandakan adanya
dikarenakan pada nilai kontrol nilai TSS penurunan yang disebabkan oleh absorben
yang di ukur adalah semua pertikel arang aktif arabika melakukan absorpsi
endapan dan kekeruhan sebelum adanya terhadap koloni E-coli. variasi waktu nilai
proses absorbend. Perlakuan 5 menit E-coli didapat 20 menit yaitu 0 MPN/100
didapatkan nilai TSS 74,23 mg/L ml, menandakan adanya penurunan
menandakan adanya kenaikan nilai TSS optimal dan menandakan absorben arang
kenaiakan ini menandakan adanya proses aktif arabika mampu menghilangkan
penyerapan partikel tidak dapat koloni E-coli dengan proses absorpsi fisik.
mengendap sengan proses absorpsi. Nilai koloni E-coli pada perlakuan
Variasi waktu 10 menit didapat 76,96 mg/L absorben kopi robusta pada variasi waktu 3
menandakan semakin tinggi penyerapan menit yaitu 4 MPN/100 ml mengalami
yang terjadi dan pada perlakuan 20 menit penurunan dari nilai dari nilai kontrol
didapatkan hasil 79,21 mg/L kenaikan nilai yaitu 25 MPN/100 ml dan menandakan
TSS ini merupakan kenapaikan optimal adanya proses absorpsi pada koloni E-coli.
yang disebabkan oleh proses penyerapan Variasi waktu 5 didapatkan hasil 3
dan pemampatan terhadap partikel MPN/100 ml yang menandakan adanya
pencemar. penurunan karena absorpsi fisik yang
Hasil TSS pada arang aktif robusta terjadi mampu menjerat koloni E-coli, dan
didapatkan hasil terendah pada variasi nilai terendah pada variasi waktu 10 dan 20
waktu 3 menit yaitu 80,39 mg /L adanya menit yang mempu menurunkan jumlah
penurunan dari nilai kontrol yaitu 260 koloni E-coli yaitu 2 MPN/100 ml
mg/L dikarenakan pada nilai kontrol nilai menunjukan adanya penurunan optimal
TSS yang di ukur adalah semua pertikel karena adanya proses tarik menarik antara
endapan dan kekeruhan sebelum adanya absorben dan koloni E-coli hingga E-coli
absorben sedangkan pada sampel keruhan terjerat didalam arang aktif.
sudah terserap dan dimampatkan pada Bedasarkan Gambar 5 nilai pH yang
endapan arang aktif ampas kopi. Pada didapat pada absorben arang aktif robusta
variaasi waktu 5 menit didapat niali TSS mengalami penurunan konstan dari variasi
83,28 mg/L dan tidak jauh berbeda 3 menit yaitu pH 7,3 untuk variasi 5 menit
dengan variasi waktu 10 menit yaitu 84,72 yaitu pH 7,2. Variasi waktu 10 menit juga
mg/L mengartikan adanya peningkatan mengalami penurunan nilai pH yaitu 7,1
yang disebabkan karena penyerapan dan 20 menit penurunan ph maaksimal

240
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

yaitu pH 7 yang menandakan adanya paling optimum pada menit ke-20 yang
proses absorsi juga memberikan dampak menandakan air limbah laundry tidak
pada nilai pH. berbau samasekali.
Begitupula kopi robusta yang Pengamatan bau pada limbah laundry
mengalami penurunan yaitu pada variasi pada perlakuan arang aktif robusta untuk
waktu 3 menit didapat pH 7,6 variasi waktu variasi waktu 3 dan 5 menit didapatkan
5 menit juga mengalami penurunan yaitu nilai indikator yang sama yaitu inddikator
pH 7,5 begitu juga variasi waktu 10 menit 3 atau sangat bau hal ini karena dalam
nilai ph juga menurun yaitu 7,1 namun waktiu 3 menit arang aktif arabika masih
mengalami kenaikan lagi pada variasi belum bisa menghilangkan, pada variasi
menit 20 yairu 7,3 hal ini menunjukan waktu 10 menit memiliki nilai indikator
bahwa proses absorbsi juga mempengaruhi yang berbeda yaitu 2 atau berbau tapi tidak
nilai pH yang akan memebrikan menyengat, dan penurunan bau paling
penurunan atau kenaikan tergantung pada optimum pada menit ke-20 yang
proses yang terjadi saat absorbsi menandakan air limbah laundry tidak
berlangsung. berbau samasekali.
Hasil perhitungan data suhu Pengamatan kekeruhan sesuai
didapatkan angka penurunan yang hampir indikator Kertas test oxygen pada limbah
seragam pada setiap perlakuan karena laundry pada perlakuan arang aktif
penurunan suhu yang tidah stabil pada Arabika untuk variasi waktu 3 menit
kedua perlakuan, namun penurunan suhu didapatkan nilai indikator yaitu inddikator
yang lebih konstan ada pada penggunaan 3 atau Sangat keruh hal ini karena dalam
absorbend arang aktif arabika dengan rata- waktiu 3 menit pengen dapan kekeruhan
rata penurunan berada disuhu 27 ˚C, pada masih belum bisa terjadi, pada variasi
kopi robusta sendiri penurunan suhu juga waktu 5 menit didapatkan nilai indikator 2
dapat mencapai 27 ˚C nemun hanya pada yaitu keruh, dan variasi waktu 10 dan 20
menit ke-5 dan ke-20 yang menandakan menit memiliki nilai indikator yang
kualitas kopi robusta masih kurang berbeda yaitu 1 atau berkeruh atau air
optimal jika dibandingkan dengan kopi bening.
arabika Pengamatan kekeruhan pada limbah
Penurunan suhu pada angka 27 ˚C laundry pada perlakuan arang aktif
merupakan penurunan optimum karena robusta untuk variasi waktu 3 dan 5 menit
pada perlakuan kontrol didapatkan suhu didapatkan nilai indikator yang sama yaitu
yaitu 29 ˚C. Suhu merupakan faktor yang inddikator 3 atau sangat keruh hal ini
dapat terjadi dari luar, namun suhu yang karena dalam waktiu 3 menit arang aktif
terlalu tinggi atau rendah untuk air akan arabika masih belum bisa menghilangkan
mengganggu kehidupan biota karena kekeruhan. Variasi waktu 10 menit
banyak biota yang cenderung beradaptasi memiliki nilai indikator yang berbeda yaitu
pada suhu konstan yairu dari 25 ˚C sampai 2 atau keruh, dan penurunan bau paling
28 ˚C. optimum pada menit ke-20 dengan nilai
Hasil pengamatan bau sesuai indikator indikator 1 yang menandakan air limbah
pada bakumutu air kelas 3 PP No 82 Tahun laundry tidak ada keruh atau bening.
2001 air bersih tidak memiliki bau, dan Penuruanan nilai BOD bedasarkan
pada limbah laundry perlakuan arang aktif jenis absorben arang aktif arabika
arabika untuk variasi waktu 3 menit mendapatkan penurunan maksimal yaitu
didapatkan nilai indikator 1 atau sangat 51,83 mg/L dan untuk arang aktif kopi
bau hal ini karena dalam waktiu 3 menit robusta didapatkan penurunan maksimal
arang aktif arabika masih belum bisa yaitu 68,61 mg/L. Penurunan ini terjadi
menghilangkan, pada variasi waktu 5 dan karena adanya penyerapan komponen
10 menit memiliki nilai indikator yang organik oleh arang aktif ampas kopi
berbeda yaitu 2 atau berbau tapi tidak dengan proses absorbsi, proses absorbsi ini
menyengat, dan dapat diartikan bahwa terjadi karena adanya pori pada arang aktif
proses penyerapan juga berpengaruh pada yang mampu menyerap dan memerangkap
bau air limbah laundry, penurunan bau komponen organik pada limbah cair

241
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

industri laundry (Irmanto, 2010). ruang penyerapan juga berkurang, arang


Penurunan nilai BOD ini sesuai dengan PP aktif yang memiliki luas pori dan luas
No 82 Tahun 2001 tentang kualitas air permukaan yang lebih tinggi yang akan
kelas 3 karena memiliki kandungan BOD bisa menyerap lebih maksimal lagi karena
kurang dari 100 mg/L. menurut Jamilatun, (2014). Luas area
Penurunan nilai BOD setiap absorbend permukaan pori merupakan suatu
menandakan arang aktif ampas kopi parameter yang sangat penting dalam
arabika lebih efektif dalam menyerap menentukan kualitas dari suatu karbon
limbah cair laundry. perbedaan aktif sebagai adsorben. Hal ini disebabkan
optimalnya hasil penyerapan nilai BOD karena luas area permukaan pori
arang aktif ampas kopi arabika dan merupakan salah satu faktor yang
robusta, karena penyerapan karbon yang di mempengaruhi daya adsorpsi dari suatu
lakukan akan lebih cepat apabila ukuran adsorben.
celah pori-pori arang aktif semakin besar Penurunan nilai koloni E-coli pada
dan rapat, akan membuat daya tarik arang aktif ampas kopi arabika yaitu 0
terhadap karbon meningkat hingga karbon MPN/ 100 ml jika dibandingkan dengan
yang ada tersangkut di dalam celah adanya arang aktif robusta yang hanya bisa
perbedaan pada kopi robusta dan arabika menurunkan hingga angka 2 MPN/ 100
karena disebabkan pori-pori kopi arabika ml. Penurunan absorben kopi arabika
lebih besar dan rapat dibandigkan kopi menjadi optimal karena dapat
robusta (Majid, 2017). menurunkan dari nilai kontrol yang
Perbedaan jenis kopi pada kenaikan didapat adalah 25 MPN/ 100 ml
nilai DO juga memberikan pengaruh, pada menjadikan penurunan dari absorben
arang aktif ampas kopi arabika didapatkan arang aktif arabika dapat dinilai efektif,
kenaikan maksimal sebesar 3,09 mg 0 2/L penuruanan ini juga sesuai dengan standar
dan untuk arang aktif kopi robusta sebedar PP No 82 Tahun 2001 yaitu air kelas 3 yang
2,19 mg 02/L. Kenaikan nilai DO mengharuskan tidak adanya kandungan E-
dikarenakan penyerapan arang aktif ampas coli dalam air.
kopi terhadap mikroorganisme yang Perbedaan dalam penyerapan ini juga
menggunakan oksigen dalam proses dikarenakan karena perbedaan tekstur
respirasi aerob maupun anaerob, pori dari arang aktif ampas kopi arabika
pengurangan mikroorganisme dalam air yang lebih rapat dibandingkan denngan
menyebabkan kandungan oksigen terlarut arang aktif ampas kopi robusta yang
dalam air tidak berkurang karena membuat proses absorbsi menjadi optimal
mikroorganisme namun bertambah karena pada arang aktif arabika (Irmanto, 2009).
oksigen dari dari luar yang tidak lagi Nialai pH dan suhu juga didapatkan
dimanfaatkan mikroorganisme (Febrina, pengaruh dari perbedaan penggunaan
2013). arang aktif ampas kopi arabika dan
Nillai TSS maksimum pada arang aktif robusta, pada arang aktif ampas kopi
ampas kopi arabika didapatkan 79,21 mg/L arabika didapatkan pH 7 dan suhu 27 oC
sedangka pada arang aktif ampas kopi sedangkan pada arang aktif robusta
robusta didapatkan 111,69 mg/L nilai didapatkan pH 7,1 dan suhu 27 oC yang
adalah nilai hasil pengendapan absorbend menandakan tidak adanya beda nyata
arang aktif ampas kopi karena adanya antara arang aktif arabika dan arang aktif
proses penyerapan partikel sehingga arang robusta pada nilai suhu karena memiliki
aktif semakin berat dan megendap, rerata 27oC. Pengaruh hanya ada dinilai pH
tingginya hasil pengendapan adalah karena arang aktif arabika lebih unggul
indikator berjalannya proses absorben oleh dari arang aktif robusta disebabkan arang
arang aktif ampas kopi (Gumelar & aktif arabika dapat membuat pH air
Hendrawan, 2015). menjadi netral atau pH 7. Penurunan ini
Perbedaan nilai TSS karena proses terjadi karena adanya aktifitas penyerapan
pengendapan antara absorbend kopi bahan pencemar oleh arang aktif.
arabika dan robusta dikarenakan tekstus Penyerapan nutrien pencemar dipengaruhi
arang aktif ampas kopi yang kecil membuat oleh banyaknya arang aktif ampas kopi

242
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

yang mendapatkan hasil hingga mencapai penurunan drastis ini dikarenakan adanya
pH 7 atau netral (Arsa, Rianto, & Hidayat, proses tarik menarik antara bahan
2019). pencemar yang bersifat postif dengan
Penurunan nilai pH dan suhu karena arang aktif ampas kopi yang bersifat
penggunaan absorbend arang aktif arabika negatif dalam proses absorpsi dan menajdi
dan robusta sesuai setandar bakumutu PP indikator berkurangnya bahan organik
No 82 Tahun 2001 yaitu standar bakumutu yang mudah terurai pada perairan (Fikri,
air kelas 3 yang mengharuskan air 2014).
memiliki pH antara 6-9 dan suhu sesuai Angka terendah pada absorben kopi
dengan keadaan alami perairan yaitu 24 oC arabika ada pada variasi waktu 20 menit
– 29 oC. yaitu 51,83 mg/L menandakan danya
Hasil pengukuran kadar bau dan kadar penurunan angka BOD, begitu pula pada
kekeruhan mengunakan arang aktif ampas hasil uji Duncan yang didapatkan bahwa
kopi arabika dan robusta sama-sama notasi tertinggi adalah variasi waktu 20
mempu mengurangi kadar baud an menit yang menandakan bahwa variasi
kekeruhan dengan efektif, pada arang aktif waktu terbaik ada pada 20 menit. Hasil
arabika mampu menurunkan kadar bau penurunan angka BOD ini merupakana
dan kekeruhan hingga tidak berbau dan penurunan optimum dan menurut
memliki tingkat kekeruhan 0,5 mg/L atau Herlandien (2013) hal ini terjadi
berwarna bening, begitu juga arang aktif dikarenakan adanya proses absorbsi fisik
robusta yang juga mampu menghilangkan saat absorbend arang aktif bertemu dengan
bau dan membuat air berwarna bening limbah laundry dan membuat nilai BOD
atau tidak berketuh. menurun secata drastis hingga memenuhi
Penurunan kadar bau dan kekeruhan bakumutu PP N0 28 Tahun 2001 yaitu 100
pada arang aktif arabika dan robusta sesuai mg/L.
dengan PP No 28 Tahun 2001 yaitu Penurunan nilai BOD kopi robusta
bakumutu air kelas 3 yang mengharuskan masih lebih rendah dari nilai BOD arabika
air tidak memiliki bau dan tidak keruh. yaitu pada variasi waktu ke-3 didapatkan
Kemampuan absorben arang aktif ampas data 95,87 mg/L, menit ke 5 cenderung
kopi arabika dan robusta ini dikarenakan sama yaitu 85,52 mg/L, pada meni ke-10
kemampuan arang aktif dalam menyerap penurunan BOD sudah menunjukkan
zat terlarut organik yang dapat terurai dan perbedaan yaitu 77,93 mg/L hal ini
menghasilkan amoniak penyebab bau tak dikarenakan adanya perbedaan berat yang
sedap maupun zat anorganik, pada proses menyebabkan arang aktif ampas kopi tidak
ini absorben akan saling tarik menarik dapat mengendap dengan cepat didalam
dengan partikel pencemar yang menjadi air dan menjadikan proses abssorbenn
sebab kekeruhan dan menahan didalam berjalan lambat (Sembiring, 2003).
pori sampai bahan pencemar terjerat pada Penurunan pada menit ke 20 yaitu 68,61
arang aktif (Tandy, 2012). mg/L menjadi penurunan optimum, yang
Penurunan BOD kopi arabika terjadi mengartikan bahwa adanya proses
secara bertahap dan konsisten, penurunan absorbsi yang dapat mengurangi partikel
BOD pada variasi waktu ke-3 mendapatkan pencemar dipengaruhi juga dengan lama
data 76,25 mg/L menandakan sudah waktu kontak absorben dengan air limbah,
terjadi proses pengurangan nilai BOD dari lamanya waktu kontak akan membuat
nilai kontrol sebesar 313,09 mg/L, arang aktif ampas kopi mampu menyerap
penurunan ini diartikan bahwa adanya partikel organik dengan maksimum karena
penambahan absorben menyebabkan proses absorbsi yang lebih lama (Irmanto,
proses absorpsi fisik yang akan menyerap 2010)
zat organik dalam air sehingga Besar kecilnya nilai BOD menandakan
menurunkan nilai BOD (Hariyadi, 2004). besar atau kecilnya bahan pencemar
Variasi waktu 5 menit mengalami organik karena BOD juga sebagai suatu
penurunan yang tidak jauh berbeda ukuran jumlah oksigen yang digunakan
sebesar 71, 53 mg/L dan terjadi penurunan oleh populasi mikroba yang terkandung
drastis pada menit ke-10 yaitu 58,98 mg/L dalam perairan sebagai respon terhadap

243
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

masuknya bahan pencemar organik yang DO meningkat, proses absorpsi


dapat diurai (Atima, 2015). memeberikan pengaruh pengurangan
Hasil penelitian pada nilai DO pada bahan pencemar dengan adanya proses
perlakuan arabika mengalami kenaikan tarik menarik antara molekul (Herlandien,
Nilai DO 3 menit didapat 1,31 mg 02/L yang 2013).
menandakan adanya kenaikan jika dilihat Hasil yang didapat pada nilai DO
dari nilai kontrol yaitu 0,22 mg 02/L variasi waktu paling optimal berda pada
artinya arang aktif ampas kopi mampu variasi waktu 20 menit, hal ini juga sama
menyerap mikrobioligi yang terkandung dengan perolehan uji lanjut Duncan yang
dalam air yang yang memanfaatkan mengatakan notsi tertinggi berada pada
oksigen untuk bertahan hidup penyerapan variasi waktu 20 menit.pada variasi waktu
ini dikarenakan adanyapproses absorpsi 20 menit nilai DO melebihi kontrol sebesar
fisik hingga dapat menurunkan 0,22 mg O2/L, yang menandakan kenaikan
mikroorganisme dan menaikkan nillai DO oksigen terlarut meningkat drastis karena
(Fernianti, 2013). Variasi waktu 5 menit nilai DO yang didapat pada perlakuan
nilai DO didapat 1,73 mg 02/L yang arabika adalah 3,09 mg O2/L. Nilai DO
menandakan adanya kenaikan nilai DO hal kopi arabika juga sesuai dengan PP No 82
ini terjadi karena pada proses pengikatan Tahun 2001 bahwa kandungan DO sesuai
mikrobiologi kedalam pori dalam arang air kelas 3 yaitu minimal 3 mg O2/L,
aktif hingga mematikan mikrobiologi yang sedangkan kopi robusta tidak dapat
terperangkap (Isholawati, 2010). mencukupi standar karena nilai DO yag
Perlakuan 10 menit nilai DO didapat 2,37 didapat sebesar 2,19 mg O2/L.
mg 02/L menandakan adanya kenaiakan, Kenaikan ini terjadi karena
dan kenaikan terjadi terus menerus hingga mengurangnya mikroorganisme pada air
perlakuan 20 menit sebesar 3,09 mg 02/L limbah akibat adanya pengaruh arang aktif
adanya kenaikan nilai DO ini disebabkan sebagai absorben, karena jika
karena proses desorpsi terhadap zat mikroorganisme meningkat dapat
organik dan terjadinya proses desorpsi menyebabkan berkurangnya nilai oksigen
sehingga melepaskan oksigen yang terikat terlarut Dissolved oxygen (DO) dan
pada arang aktif ampas kopi (Budi, 2012). sebagian besar oksigen dipakai untuk
Nilai DO perlakuan kopi robusta pada respirasi mikroorganisme tersebut
variasi waktu 3 menit yaitu 0,40 mg 02/L (Febrina, 2013).
yang menandakan belum ada kenaikan Kenaikan pada nilai DO juga
signifikan dari nilai kontrol yaitu 0,22 mg menandakan air limbah industry laundry
02/L karena sebagian kopi robusta robusta setelah mengalami proses absorben bagus
masih belum mengendap, Strukutur arang untuk diteruskan ke lingkungan karena
aktif ampas kopi robusta memiliki oksigen terlarut dalam air dapat
bentukan serbuk ringan yang dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup
menyebabkan lamanya waktu organisme dalam ekosistem badan air,
pengendapan saat berada dalam air karena sesungguhnya oksigen terlarut
(Irmanto, 2010). Pada perlakuan 5 menit dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
nilai DO 1,29 mg 02/L menandakan ada pernapasan, proses metabolisme atau
peningkatan nilai DO yang mengartikan pertukaran zat yang kemudian
absorben arang aktif robusta menyerap menghasilkan energi untuk pertumbuhan
limbah organik dan mikrobiologi dalam dan pembiakan (Salmin, 2005).
air. Perlakuan 10 menit nilai DO yang Nilai yang diperoleh dari data TSS,
didapat 2,12 mg 02/L menandakan adanya Menunjukan pada menit ke-3 nilai TSS
kenaiakan nilai DO karena menurunnya didapatkan untuk kopi arabika sebesar
kadar mikrobiologi akibat absorpsi fisik, 62,58 mg/L bertambah lebih banyak pada
pada perlakuan 20 menit nilai DO didapat menit ke-5 74,23 mg/L dan menit ke-10
2,19 mg 02/L hasil ini tidak jauh berbeda sebesar 76,69 mg/L peningkatan ini terjadi
dari variasi waktu 10 menit dan karena adanya pengikatan padatan
mengartikan adanya pengaruh absorpsi terapun yang menyebabkan kekeruhan
terhadap mikroorganisme sehingga nilai dengan bahan absorben dan dimampatkan

244
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

seiirng berjalannya pengendapan optimalnya penyerapan yang terjadi


(Gumelar & Hendrawan, 2015). Variasi (Irmanto, 2009)
waktu 20 menit didapat nilai TSS sebesar Pengujian pada aspek biologi terfokus
79,21 mg/L. Hasil ini menunjukan pada banyak tidaknya kandungan
kemampuan absorbend arang aktif arabika Escherichia coli dalam air limbah industri
yang mampu mengikat dan mengendapkan laundy, kandungan Escherichia coli pada
bahan-bahan yang menyebabkan air keruh badan air akan menjadi indikator untuk
dan berbau (Tandy, 2012). menilai tentang baik tidaknya persediaan
Hasil TSS pada arang aktif robusta air untuk keperluan rumah tangga dan
didapatkan hasil terendah pada variasi industri makanan (Sapulete, 2010).
waktu 3 menit yaitu 80,39 mg /L adanya Kandungan E-coli mengalami
penurunan dari nilai kontrol yaitu 260 penurunan optimal, penurunan paling
mg/L dikarenakan pada nilai kontrol nilai efektif berada pada variasi waktu 20 menit
TSS yang di ukur adalah semua pertikel dimana ppada arang aktif ampas kopi
endapan dan kekeruhan sebelum adanya arabika dapat menurunkan angka koloni
absorben sedangkan pada sampel keruhan ecoly hingga 0 MPN/100 ml , sedangkan
sudah terserap dan dimampatkan pada untuk arang aktif robuta masih didapat
endapan arang aktif ampas kopi (Tandy, koloni bakteri 2 MPN/ 100 ml.
2012). Pada variaasi waktu 5 menit didapat Menandakan adanya variasi waktu
niali TSS 83,28 mg/L dan tidak jauh memaksimalkan penurunan koloni E-coli
berbeda dengan variasi waktu 10 menit dan karena adanya variasi waktu akan
yaitu 84,72 mg/L mengartikan adanya membuat proses absorbsi mampu
peningkatan yang disebabkan karena memerangkap koloni bakteri dengan
penyerapan partikel karena adanya proses efektif (Irmanto, 2009). Hasil ini juga
absobsi, dan pada variaasi waktu 20 menit sama dengan hasil uji Duncan karena
didapat nilai TSS 111,69 mg/L. Tingginya notasi tertinggi yang didapay pada variasi
nilai TSS karena tingginya nilai kekeruhan waktu 20 menit, yang menandaakan pada
yang mampu diserap oleh oleh arang aktif varisiasi 20 menit menjadi waktu efektif
dan menjadikan kekruhan air berkurang bafi absorbend untuk menghilanan koloni
karena proses penyerapan dan E-coli.
pemampatan oleh arang aktif ampas kopi Menurunnya angka E-coli pada air
robusta dalam proses ini pula, arang aktif limbah industri laundry menandakan
yang bersifat karbon akan membentuk adanya bsorpsi fisik, yang akan
Kristal-kristal dengan susunan tidak menyebabkan proses bolak-balik karena
beraturan yang akan mengendapkan dan adanya daya tarik menarik antara zat
memerangkap zat pencemar, terlarut dan adsorben lebih besar daya
mikroorganismme dan mengendapkan tarik menarik antara zat terlarut dengan
bahan pennyebaab kekeruhan (Sembiring, pelarutnya (Herlandien, 2013). Tingginya
2003). angka E-coli pada perain harus benar-
Variasi waktu paling optimal berada benar diperhatikan karena semakin tinggi
pada variasi waktu 20 menit hal ini karena kandungan E-coli di suatu perairan maka
pada arang aktif ampas kopi arabika semakin tinggi pula kehadiran bakteri
didapat rerata 79,21 mg/L dan pada ampas patogen lain. Hal ini dapat menyebabkan
kopi robusta didapat 111,69 mg/L, hal ini gangguan kesehatan pada manusia akibat
juga sesuai dengan uji lanjut Duncan yang dari perairan tersebut apabila sumber air
mengatakan bahwa notasi tertinggi ada ini digunakan untuk kegiatan-kegiatan
pada variasi waktu 20 menit. Hasil ahit manusia. Selain itu bakteri patogen ini juga
TSS ini juga sesuai dengan PP No 82 Tahun bisa mencemari biota-biota yang ada di
2001 yaitu bakumutu air kelas 3 yang dalam perairan tersebut (Widyaningsih &
menganjurkan endapat TSS masih Widyorini, 2016).
dibawah 400 mg/L. hal ini dikarenakan Dalam hasil penelitian ini nilai pH dan
semakin lamanya proses absorbsi akan suhu memiliki perbedaan anatara nilai
memberikan pengaruh terhadap awal atau control, Pada limbah cair laundry
terkandung senyawa kimia dapat

245
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

menambah pH suatu cairan. Sehingga aktif kopi robusta dan arabika terlihat
wajar bila pH limbah cair laundry memiliki mengalami kenaikan dan penurunan yang
angka yang tinggi (Rizky & Saputra, 2016). konstan dan tidak berbeda jauh. Kenaikan
Data penelitian ini juga sama yaitu dan penurunan ini menandakan adanya
menurunnya angka pH penggunaan reaksi arang aktif ampas kopi dengan
absorben kopi arabika yaitu dari 9,2 hingga limbah cair industri laundry akibat adanya
pH 7 pada vaariasi waktu 20 menit, penyerapan dari bahan-bahan kimia
sedangkan pada arang aktif robusta pH limbah caair laundry dan mikro organisme
terendah adalah 7,1 pada variasi waktu 10 yang menyebabkan raksi panas dari air
menit dan sesuai standar dari PP No 28 detergen menjadi berkurang. Suhu pada
tahun 2001 yaitu air kelas 3 bahwa pH penelitian ini juga disebbabkan oleh faktor
harus antara 6-9. Penurunan pH eksternal atau suhu didalam ruangan yang
menandakan variasi waktu 20 menit ikut mempengaruhi suhu disetiap variasi
merupakan variasi waktu optimal untuk waktu. Penurunan nilai kadar pencemar
kopi arabika dan variasi waktu 10 menit yang juga dipengaruhi oleh pH dan suhu
menjadi variasi waktu optimal bagi arang yang dapat membantu terjadinya
aktif robusta, hal ini juga sama dengan degradasi senyawa-senyawa organik yang
hasil uji Duncan bahwa notasi paling tinggi akan menyebabkan zat tersuspensi
berada pada variasi waktu 10 menit dan 20 menjadi terlarut (Irmanto, 2010).
menit yang menandakan variasi waktu Hasil data pengamatan bau Sesuai PP
optimal. No 82 Tahun 2001 yaitu bakumutu air
Penurunan pH yang drastis juga dapat kelas 3 yang mengharuskan air tidak
menyebabkan efek mekanis saat proses berbau sedikitpun. Absorben arang aktif
absorbs sehingga timbul tumbukan yang ampas kopi arabika didapatkan hasil nilai
semakin cepat dari sel yang terlarut pada indikator terbesar adalah 3 yaitu sangat
permukaan dan dapat merusak dinding sel bau yang berada pada variasi waktu 3
dari mikroorganisme(Isholawati, 2010). menit yang menandakan belum
Hal ini disebabkan karena tekstur arang sempurnanya proses absorbend yang
aktif ampas kopi arabika yang lebih kecil terjadi sehingga koloni mikroba masih ada
dan rapat dapat menyerap nutrien yang dan melakukan proses aerobik maupun
lebih banyak. anaerobik (Natalia, 2006). Variasi waktu 5
Penurunan nilai suhu pada air limbah menit dan 10 menit, didapatkan hasil
industri laundry akan menjadi faktor penurunan yaitu berada pada nilai
pengukuran yang akan memepengaruhi indikator 2 yang artinya bau biasa dan
cepat lambatnya penyerapan absorbend. tidak menyengat. Data pada kopi robusta
Peningkatan suhu akan meningkatkan juga sama hanya saja untuk variasi waktu 5
kecepatan gerak partikel dalam sistem menit masih mendapat nilai indikator 3
sehingga semakin banyak tumbukan antar yaitu berbau menengat, dan sama-sama
partikel yang dapat terjadi yang akhirnya mencapai nilai maksimim pada menit
mempercepat terbentuknya flok (Fathul & variasi waktu 20 menit, yaitu indikator 1
Septiyanto, 2012). atau tidak bebau.
Hasil dari data perhitungan nilai suhu Pengurangan kadar bau yang paling
didapatkan rerata pada variasi waktu 3 optimal berada pada variasi waktu paling
menit, 5 menit, 10 menit dan 20 menit lama yaitu 20 menit yang mendapatkan
sebesar 27˚C pada kedua jenis kopi, hal ini nilai indikator 1 yaitu tanpa bau, hal ini
sesuai dengan uji Duncan yang juga sama dengan hasil uji wilcoxon karena
mengatakan bahwa penurunan suhu akibat didapat pengaruh nyata adanya variasi
varisai waktu memiliki notasi yang sama waktu dalam pengamaatan kadar bau.
besar pada setiap variasi waktu yang Hasil ini membuat air hasil absorben
digunakan dan menandakan penurunan sesuai dengan bakumutu PP No 82 Tahun
yang terjadi tidak bedanyata. Penurunan 2001 standar air kelas 3 yang
hingga 27 ˚C menandakan adanya mengharuskan air bersih tanpa memiliki
penurunan nilai suhu dari nilai kontrol bau.
yaitu 29˚C, penurunan nilai suhu arang

246
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

Adanya bau pada air limbah industri banyaknya zat organik yang terkandung
laundry disebabkan oleh udara yang dalam limbah tersebut (Nurhayati & Widi,
dihasilkan pada proses dekomposisi materi 2016)
atau penambahan substansi paa limbah. Kekeruhan tersebut nantinya akan
Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat mengalami proses adsorbsi fisik hingga
organic yang telah terurai dalam limba dan dapat membuat keruhan terserap dan
mengeluarkan gas-gas seperti sulfida atau diendapkan. Proses adsorbsi sendiri
amoniak uang menimbulkan penciuman merupakan suatu proses penyerapan oleh
tidak enak, selain bau yang tidak enak bau padatan tertentu terhadap zat tertentu
dari limbah laundry menandakan yang terjadi pada permukaan zat padat
banyaknya bacteri berkembang yang akan karena adanya gaya tarik atom atau
menjadi sarang penyakit bagi masyarakat molekul pada permukaan zat padat tanpa
(Putri, 2014). meresap ke dalam. Proses adsorpsi dapat
Kekeruhan disebabkan akrena terjadi karena adanya gaya tarik atom atau
adanya benda benda tercampur atau benda molekul pada permukaan padatan yang
koloid, yang membuat kekeruhan pada air tidak seimbang (Tandy, 2012).
dan mengakibatkan adanya perbedaan Hasil penelitian dapat juga
nyata dari segi estetika dan segi, kualitas dimanfaatkan sebagai sumber belajar
air air yang baik adalah air yang bening dan biologi, berdasarkan beberapa syarat
tidak keruh, untuk air keruh sampai diantaranya syarat kejelasan potensi,
kecoklatan masuk dalam jenis air tercemar kejelasan tujuan pembelajaran, kejelasan
menurut PP No 28 Tahu 2001 adalah 25 sasaran, kejelasan informasi, dan kejelasan
skala NTU atau 0,5 mg/L bedasarkan hasil. Kejelasan potensi dilihat dari hasil
kertas test oksigen. penelitian absorben arang aktif ampas kopi
Kekeruhan pada arang aktif ampas sebagai absorben air limbah laundry yang
kopi arabika memiliki penurunan yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar
cukup optimum karena nilai awal pada biologi karena kurangnya materi yang
variasi 3 menit mendapatkan nilai dapat dilakukan secara langsung pada
indikator 3 yaitu sangat keruh nilai ini pembelajaran. Kesesuaian tujuan
dikarenakan adanya penyerapan yang pembelajaran penelitian ini sesuai dengan
masih kurang sempurna pada menit ke-3, KD yang digunakan adalah KD 3.10
namun mengalami penurunan drastis pada Menganalisis data perubahan lingkungan
variasi waktu 10 menit dan 20 menit yang dan dampak dari perubahan perubahan
sanggup mendapatkan nilai indikator 1 tersebut bagi kehidupan dan 4.10
yaitu air bening tanpa keruhan. Data yang Memecahkan masalah lingkungan dengan
hampir sama juga terjadi pada kopi membuat desain produk daur ulang limbah
robusta namun meemiliki perbedaan dan upaya pelestarian lingkungan,
karena keruhan pada arang aktif robusta kejelasan sasarannya yaitu siswa SMA
sampai pada menit kelima masih kelas X dengan sasaran materinya yaitu
mendapatkan nilai indikator 3 atau sangat siswa mampu menjelaskan fungus
keruh dikarenakan sulitnya kopi robusta absorben arang aktif ampas kopi sebaagai
untuk mengendap. namun sama-sama bahan yang dapat mengurangi limbah
mencapai titik optimal yaitu pada menit laundry, kejelasan informasi yaitu proses
ke-20 mendapatkan nilai indikator 1 yaitu pengurangan kadar pencemar dalam air
air jernih. Hasil ini dapat dilihat bahwa limbah laundry menggunakan absorben
variaasi waktu paling optimal ada pada arang aktif ampas kopi dan dapat
variasi waktu 20 menit pada dan sesuai dilakukan praktikum, Kejelasan hasil
dengan uji Wilcoxon bahwa ada perbedaan penelitian ini sebagai sumber belajar
nyata pada setiap variasi waktu . biologi yaitu manfaat ampas kopi yang
Kekeruhan air limbah cair laundry ini berguna untuk mengurangi kadar limbah
berasal dari keberadaan zat tersuspensi laundry yang ada di lingkungan dan
yang berasal dari zat organik maupun menjadi absorben ramah lingkungan.
organik. Selama proses pengolahan,
limbah yang keruh menandakan KESIMPULAN

247
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

Hasil absorbend arang aktif arabika laundry menggunakan kangkung air


adalah BOD 51,83 mg/L, DO 3,09 mg O2/L, (ipomoea aquatic forsk) dan jeringau
TSS 62,59 mg/L, E-coli 0 MPN/100 ml, pH (acorus calamus). Teknik Kimia, 1(1).
7, Suhu 27, Tidak berbau, dan tanpa Assiddieq. (2017). the use of silica sand ,
keruhan atau bening. Hasil absorbend zeolite and active charcoal to reduce
arang aktid robusta BOD 68,61 mg/L, DO bod , cod and tss of laundry waste
2,19 mg O2/L, TSS 80,39 mg/L, E-coli 2 water. Indonesian Journal of Biology
MPN/100 ml, pH 7,1 , Suhu 27, Tidak Education, 3(3), 202–207. Retrieved
berbau, dan tanpa keruhan atau bening. from
Hasil ini menandakan arang aktif ampas https://scholar.google.co.id/scholar?
kopi arabika lebih efektif daripada arang hl=id&as_sdt=0%2C5&q=the+use+o
aktif robusta hal ini juga sama dengan hasil f+silica+sand+%2C+zeolite+and+act
uji Duncan yaitu arang aktif ampas kopi ive+charcoal+to+reduce+bod+%2C+
arabila lebih efektif daripada arang aktif cod+and+tss+of+laundry+waste+wat
ampas kopi robusta, dalam mengurangi er&btnG=
nilai pencemar limbah cair industri Atima. (2015). Bod dan cod sebagai
laundry, dan sesuai PP No 82 Tahun 2001 parameter pencemaran air dan baku
yaitu air kelas 3. mutu air limbah. Jurnal Biology
Variasi waktu paling efektif ada pada Science, 4(1), 83–93. Retrieved from
variasi waktu 20 menit karena penyerapan https;//iain-ambon.ac.id
masimal pada kedua absorben berada pada Baquero, M. C. (2003). Acti v ated carbons
variasi waktu 20 menit, hal ini juga sama by pyrolysis of coffee bean husks in
dengan hasil Duncan yaitu antara variasi presence of phosphoric acid, 70, 779–
waktu 3 menit, 5 menit, 10 menit, dan 20 784. Retrieved from
menit, variasi waktu dengan notasi https://scholar.google.co.id/scholar?
tertinggi berada pada variasi waktu 20 hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Acti+v+ate
menit. d+carbons+by+pyrolysis+of+coffee+
Hasil penelitian dimanfaatkan menjadi bean+husks+in+presence+of+phosp
sumber belajar biologi dalam bentuk horic+acid&btnG=
penguatan materi sebelum praktikum Budi, F. (2012). Pengaruh penambahan ni ,
berbentuk soal pengayaan untuk siswa cu dan al dan waktu milling pada
SMA kelas X (sepuluh) semester genap mechanical alloying terhadap sifat
berdasarkan KD 3.10 Menganalisis data absorpsi dan desorpsi mg sebagai
perubahan lingkungan dan dampak dari material penyimpan oxygen. Jurnal
perubahan perubahan tersebut bagi Teknik ITS, 1(1). Retrieved from
kehidupan dan KD 4.10 yaitu Memecahkan http://mat-eng.its.ac.id.314.12
masalah lingkungan dengan membuat Fathul, E., & Septiyanto, A. (2012).
desain produk daur ulang limbah dan Pengaruh suhu dan tingkat keasaman
upaya pelestarian lingkungan. (ph) pada tahap pralakuan koagulasi
(koagulan aluminum sulfat) dalam
DAFTAR PUSTAKA proses pengolahan air menggunakan
Argita, D. (2016). Fitoremediasi tanah membran mikrofiltrasi polipropilen
inceptisols tercemar limbah laundry hollow fibre. Petrokimia, 2(1).
dengan tanaman kenaf ( hibiscus Febrina, R. (2013). Perbandingan limbah
cannabinus l .). Jurnal Lingkungan dan lumpur aktif terhadap pengaruh
Hidup. 16(1), 33–43. Retrieved from sistem aerasi pada pengolahan limbah
https://scholar.google.co.id/scholar? cpo. Konversi, 2(1).
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=FITOREM Fernianti, D. (2013). Analisis kemampuan
EDIASI+TANAH+INCEPTISOLS+T adsorpsi karbon aktif dari ampas kopi
ERCEMAR+LIMBAH+LAUNDRY+D bubuk yang sudah diseduh. Berkala
ENGAN+TANAMAN+KENAF&btnG Teknik, 3(2), 563–572. Retrieved
= from
Arsa, A. K., Rianto, C., & Hidayat. (2019). https://scholar.google.co.id/scholar?
Efisiensi penyerapan phospat limbah hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Analisis+k

248
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

emampuan+adsorpsi+karbon+aktif+ +kadar+amonia%2C+nitrit%2C+dan
dari+ampas+kopi+bubuk+yang+sud +nitrat+limbah+cair+industri+tahu+
ah+diseduh&btnG= menggunakan+arang+aktif+dari+am
Fikri, A. Al. (2014). BOD (Biological pas+kopi&btnG=
Oxygen Demand) dan COD Irmanto. (2010). Optimasi penurunan nilai
(Chemycal Oxygen Demand). bod, cod dan tss limbah cair industri
Retrieved from tapioka menggunakan aarang aaktif
https://www.academia.edu/9001268 dari ampas kopi. Molekul, 5(1), 22–
/BOD_Biological_Oxygen_Demand_ 32. Retrieved from
dan_COD_Chemycal_Oxygen_Dema https://scholar.google.co.id/scholar?
nd_UNIVERSITAS_PADJADJARAN hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Optimasi+
_FAKULTAS_MATEMATIKA_DAN penurunan+nilai+bod%2C+cod+dan
_ILMU_PENGETAHUAN_ALAM_P +tss+limbah+cair+industri+tapioka+
ROGRAM_DIPLOMA_III_PROGRA menggunakan+aarang+aaktif+dari+a
M_STUDI_ANALISIS_KIMIA_BAN mpas+kopi&btnG=
DUNG_2014 Isholawati, D. (2010). Disinfeksi bakteri
Gumelar, D., & Hendrawan, Y. (2015). escherichia coli menggunakan proses
Pengaruh aktivator dan waktu kontak kavitasi hidrodinamika water-jet
terhadap kinerja arang aktif berbahan dengan kombinasi karbon aktif dan
eceng gondok ( eichornia crossipes ) zeolit. Universitas Indonesia.
pada penurunan cod limbah cair Retrieved from http://prosiding-
laundry. Jurnal Keteknikan ui.ac.id/1884/1
Pertanian Tropis Dan Biosistem, 3(1), Jamilatun, S. (2014). Pembuatan arang
15–23. Retrieved from aktif dari tempurung kelapa dan
https://scholar.google.co.id/scholar? aplikasinya untuk penjernihan asap
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pengaruh+ cair. Spektrum Industri, 12(1), 1–122.
aktivator+dan+waktu+kontak+terha Kurniawan, A., & Utami. (2014). Pengaruh
dap+kinerja+arang+aktif+berbahan+ dosis kompos berbahan dasar
eceng+gondok+%28+eichornia+cros campuran feses dan cangkang telur
sipes+%29+pada+penurunan+cod+li ayam terhadap
mbah+cair+laundry&btnG= pertumbuhantanaman bayam cabut (
Hariyadi, S. (2004). Bod dan cod sebagai amaranthus tricolor l .)
parameter pencemaran air dan baku Sebagaisumber belajar biologi sma
mutu air limbah. Institut Pertanian kelas xii. JUPEMASI-PBIO, 1(1), 66–
Bogor. Retrieved from 75. https://doi.org/ISSN: 2407-1269
http://www.rudyct.com/PPS702- Majid, M. (2017). Efektivitas penggunaan
ipb/09145/sigid_hariyadi.pdf karbon aktif pada penurunan kadar
Herlandien, Y. L. (2013). Pemanfaatan fosfat limbah cair usaha laundry di
arang aktif sebagai absorban logam kota parepare sulawesi selatan.
berat dalam air lindi di tpa pakusari 1Fakultas Ilmu Kesehatan,
jember. Universitas Jember. Universitas Muhammadiyah
Retrieved from Parepare: IKAKESMADA.
https://scholar.google.co.id/scholar? Namane, A., Mekarzia, A., Benrachedi, K.,
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pemanfaat Belhaneche-bensemra, N., & Hellal,
an+arang+aktif+sebagai+absorban+l A. (2005). Determination of the
ogam+berat+dalam+air+lindi+di+tp adsorption capacity of activated
a+pakusari+jember&btnG= carbon made from coffee grounds by
Irmanto. (2009). Penurunan kadar chemical activation with ZnCl 2 and H
amonia, nitrit, dan nitrat limbah cair 3 PO 4, 119, 189–194.
industri tahu menggunakan arang https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.20
aktif dari ampas kopi. Molekul, 4(2), 04.12.006
105–114. Retrieved from Nasip, M. (2016). Pemanfaatan spuit bekas
https://scholar.google.co.id/scholar? pemanfaatan spuit bekas sebagai
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Penurunan media biofiltrasi dalam menurunkan

249
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

kadar bod dan cod air limbah laundry. elektrokoagulasi pengolahan limbah
Jurnal Vokasi Kesehatan, 11(2), 119– laundry. Jurnal Ilmiah Teknik
125. Retrieved from Lingkungan, 6(1), 15–22. Retrieved
https://scholar.google.co.id/scholar? from
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pemanfaat https://scholar.google.co.id/scholar?
an+spuit+bekas+pemanfaatan+spuit hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Proses+ele
+bekas+sebagai+media+biofiltrasi+d ktrokoagulasi+pengolahan+limbah+l
alam+menurunkan+kadar+bod+dan aundry&btnG=
+cod+air+limbah+laundry&btnG= Rasdiansyah. (2014). Optimasi proses
Natalia, B. M. (2006). Implementasi pembuatan karbon aktif dari ampas
program zona air minum prima ( bubuk kopi menggunakan aktivator
zamp ) untuk memenuhi kebutuhan ZnCl2. Jurnal Teknologi Dan Industri
air minum masyarakat ( studi pada Pertanian Indonesia, 6(3). Retrieved
pdam kota malang ). Jurnal from
Administrasi Publik (JAP), 2(1), 11– https://scholar.google.co.id/scholar?
15. Retrieved from hl=id&as_sdt=0%2C5&q=OPTIMASI
https://scholar.google.co.id/scholar? +PROSES+PEMBUATAN+KARBON
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Implement +AKTIF+DARI+AMPAS+BUBUK+K
asi+program+zona+air+minum+pri OPI+MENGGUNAKAN+AKTIVATO
ma+%28+zamp+%29+untuk+meme R+ZnCl2&btnG=
nuhi+kebutuhan+air+minum+masya Rizky, & Saputra, A. (2016). Teknik
rakat+%28+studi+pada+pdam+kota penyaringan limbah cair laundry
+malang+%29&btnG= dengan menggunakan sistem fas
Nurhayati, & Widi, P. (2016). Efektifitas (filtrasi, absorbsi dan sedimentasi).
reaktor biofilm media kerikil dan Jurnal Fisika, 5(4), 213–221.
reaktor saringan pasir terhadap Rochmaan, F. (2009). Pembuatan ipal
penurunan kadar surfaktan limbah mini untuk limbah deterjen domestik.
cair laundry. Jurnal Ilmiah Satya Jurnal Penelitian Medtode Eksakta,
Negara Indonesia, 9(1). Retrieved 8(2), 134–142. Retrieved from
from http://www.usni.ac.id https://scholar.google.co.id/scholar?
Purnomo, D. (2013). Pengaruh hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pembuata
penggunaan modul hasil penelitian n+ipal+mini+untuk+limbah+deterje
pencemaran di sungai pepe surakarta n+domestik&btnG=
sebagai sumber belajar biologi pokok Salmin. (2005). Oksigen terlarut (do) dan
bahasan pencemaran lingkungan kebutuhan oksigen biologi (bod)
terhadap hasil belajar siswa. Jurnal sebagai salah satu indikator untuk
Pendidikan Biologi, 5(2003), 59–69. menentukan kualitas perairan.
Retrieved from Oseana, 3(3), 21–26. Retrieved from
https://jurnal.uns.ac.id/bio/article/v www.oseanografi.lipi.go.id
iewFile/5622/4996 Sapulete, M. R. (2010). Hubungan antara
Putri. (2014a). Profil pencemaran air jarak septic tank ke sumur gali dan
sungai siak kota pekanbaru dari kandungan escherichia coli dalam air
tinjauan fisis dan kimia. Jurnal Fisika sumur gali di kelurahan tuminting
Unand, 3(3), 191–197. Retrieved from kecamatan tuminting kota manado.
https://scholar.google.co.id/scholar? Jurnal Biomedik, 2(3), 179–186.
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Profil+pen Sembiring, meilita tryana. (2003). Arang
cemaran+air+sungai+siak+kota+pek aktif, Pengenalan dan Proses
anbaru+dari+tinjauan+fisis+dan+ki Pembuatannya. Universitas
mia&btnG= Sumatera Utara. Retrieved from
Putri, aulia halim. (2014b). Biosand filter https://scholar.google.co.id/scholar?
dengan reaktor karbon aktif dalam hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Arang+akt
pengolahan limbah cair laundry. if%2C+Pengenalan+dan+Proses+Pe
universitas hasanudin. mbuatannya&btnG=
Rachmawati. (2016). Proses Sisyanreswari, H. (2015). Penurunan tss,

250
Suhariyanto, dkk. / Seminar Nasional V 2019 Hal. 234-251

cod, dan fosfat pada limbah laundry and consumption spaces Reading
menggunakan koagulan tawas dan Retail. (Arnold, Ed.). London: esrc.
media zeolit. semarang. Retrieved Retrieved from
from https://scholar.google.co.id/scholar?
https://scholar.google.co.id/scholar? hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Reading+r
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Penurunan etail+%3A+a+geographical+perspect
+tss%2C+cod%2C+dan+fosfat+pada ive+on+retailing+and+consumption
+limbah+laundry+menggunakan+ko +spaces+Reading+Retail+%3A&btnG
agulan+tawas+dan+media+zeolit&bt =
nG= Yuli, P. (2012). Uji toksisitas limbah cair
Tandy, E. (2012). Kemampuan adsorben laundrysebelum dan sesudah diolah
limbah lateks karet alam terhadap dengan tawas dan karbon aktif
minyak pelumas dalam air. Jurnal terhadap bioindikator
Teknik Kimia, 1(2), 34–38. (cyprinuscarpio l). Aplikasi Sains &
Widyaningsih, W., & Widyorini, N. (2016). Teknologi, 298–306. ISSN :1979–
Analisis total bakteri coliform di 911X. Retrieved from
perairan muara kali wiso jepara. https://scholar.google.co.id/scholar?
Jurnal Aquatic Resources, 5(3), 157– hl=id&as_sdt=0%2C5&q=karbon+ak
164. Retrieved from http://ejournal- tif+deterjen&btnG=
s1.undip.ac.id/index.php/maquares
Wrigley, N., & Lowe, M. (2018). A
geographical perspective on retailing

251

Anda mungkin juga menyukai