Anda di halaman 1dari 7

JUDUL

Rut Jasmine Monica Sitanggang (03031181823007)


Ahmad Julianto (
M. Fadhil Andrean (03031281823028)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
-Kata kata Mutiara-

Air bersih menjadi salah satu kebutiuhan primer yang sangat dibutuhkan
untuk berbagai aktivitas manusia. Namun, Seiring berjalannya waktu dan
pertumbuhan penduduk menjadikan ketersediaan air bersih semakin menipis.
Berdasarkan data BPS, pada tahun 2013 hingga 2018 terjadi peningkatan konsumen
air bersih, khususnya untuk Sumatera Selatan, dari 400 ribu konsumen hingga
menjadi 900 ribu konsumen. Sedangkan dari data yang sama, produksi air bersih di
wilayah Sumatera Selatan hanya mengalami peningkatan kecil dari 8000 liter
perdetik menjadi 10.000 liter perdetik. Meninjau dari hal ini, dalam waktu dekat,
persediaan air tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan konsumen. Untuk itu
diperlukan solusi untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pengolahan air.
Menurut (Romadhana, 2018) tujuan penting dalam pengelolaan air adalah dengan
menghasilkan air yang memenuhi standar baku mutu kesehatatan seperti yang telah
tercantum pada Permenkes RI nomor 32 tahun 2017. Dalam pelaksanaannya,
terdapat banyak metode pengolahan yang dapat dilakukan seperti dengan
menggunakan filtrasi atau yang paling umum adalah penggunaan metode adsorpsi.
Proses adsorspsi umumnya dilakukan dengan memanfaatkan adsorben Adsorben
menurut (Jubilate, Zaharah, & Syahbanu, 2016) merupakan zat yang digunakan
untuk menyerap zat lain yang tidak diinginkan pada larutan. Adsorben umumnya
dapat berupa zat padat namun beberapa adsorben berwujud cair.
Proses adsorpsi secara sederhana dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas air dengan memanfaatkan limbah dari bahan organik. Salah satunya seperti
yang dilakukan oleh (Mayangsari, 2019) dalam penelitiannya terkait pembuatan
adsorben berbahan dasar daun nanas, namun memiliki kemampuan adsorpsi yang
dapat dikatakan kecil. Penelitian lainnya dilakukan oleh (Wardalia, 2017) dengan
menggunakan limbah sekam padi dalam pembuatan adsorben. Penelitian ini
memberikan kemampuan adsorpsi yang tinggi dengan melalui proses yang cukup
rumit sehingga sulit untuk diaplikasikan.
Salah satu limbah bahan organik lainnya yang umum digunakan dalam
pembuatan adsorben adalah dengan memanfaatkan limbah kulit pisang. Kulit
pisang sendiri telah marak dimanfaatkan sebagai adsorben dalam beberapa
penelitian, Hal ini disebabkan pada kulit pisang terdapat asam galakturonik yang
merupakan gugus fungsi gula karboksil yang dapat mengikat ion logam
(Romadhana, 2018). Selain itu menurut (Shafirinia, Wardana, & Oktiawan, 2016)
kulit pisang memiliki kandungan karbon yang tinggi dalam bentuk selulosa
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai karbon aktif.
Pemilihan penggunaan kulit pisang sebagai bahan dasar adsorben didasari
oleh survey yang dilakukan pada Desa Serijabo, Sumatera Selatan, dengan salah
satu komoditasnya adalah tanaman pisang. Selain itu, mayoritas masyarakat Desa
Serijabo memiliki profesi sebagai petani yang memanfaatkan herbisida dalam
penanganan hama pertanian. Herbisida yang digunakan biasanya akan mengalir
kesungai yang memungkinkan pencemaran pada air sungai. Berdasarkan hal ini,
penulis menyampaikan gagasannya dalam bentuk karya tulis yang memanfaatkan
kulit pisang sebagai adsorben untuk mengatasi pencemaran sumber air.
Desa Seribajo terletak di kecamatan sungai pinang yang memiliki komoditi
tanaman pisang cukup banyak dari tahun 2018 jika dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produksi Tanaman Buah-buahan di
Kecamatan Sungai Pinang Tahun 2018
No Komoditi Luas tanam Luas Panen Produksi
(Ha) (Ha) (Ton)
1. Mangga - 5 40
2. Jeruk - - -
3. Pepaya - - -
4. Pisang - 1 15
5. Nanas - - -
6. Semangka - - -
(Sumber: Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Ogan Ilir)
Sungai pinang yang terdapat di desa Seribajo merupakan sungai yang
menjadi sumber mata air utama di desa tersebut, namun sayangnya kondisi sungai
tersebut masih dapat dikatakan belum layak digunakan. Sungai ini mengandung
limbah deterjen dan sunlight karena masyarakat mencuci pakaian dan peralatan
rumah tangga di sungai ini. Beberapa peralatan bekas yang maupun sampah
sampah yang mengandung logam terkadang dibuang disungai ini sehingga
dibutuhkan adsorben untuk menjernihkan sungai ini agar layak pakai. Selain itu
masyarakat kecamatan sungai pinang Sebagian besar adalah petani sehingga
pemakaian herbisida sebagai pengusir gulma jika dibuang ke sungai akan
mencemari perairan.
Komoditi pisang yang banyak terdapat di sungai pinang dapat dimanfaatkan
sebagai adsorben dengan memanfaatkan kulitnya. Adsorben kulit pisang dapat
menghilangkan kandungan herbisida seperti atrazine yang mencemari sungai selain
itu juga dapat menghilangkan kandungan logam berat yang mencemari sungai.
Limbah kulit pisang semakin banyak dimanfaatkan sebagai limbah yang efisien
untuk dekontaminasi air yang tercemar oleh logam berat. Selain itu, berbagai
adsorben turunan, yang berasal dari kulit pisang dengan modifikasi kimia, termal
atau fisik, juga telah dikembangkan dan menunjukkan adanya peningkatan
penyisihan berbagai polutan. Namun, mengingat penerapan kulit pisang sebagai
adsorben secara komersial untuk pengolahan air yang lebih ekonomis, turunan yang
dimodifikasi tidak diinginkan karena biaya yang lebih tinggi, persyaratan tenaga
dan peralatan yang terampil, dan dapat menghasilkan kontaminan sekunder yang
berbahaya bagi lingkungan.
Untuk logam berat, pembuangan uranium dan thorium, banyak peneliti
mencatat tren peningkatan umum dalam biosorpsi logam, dengan peningkatan pH.
Hal ini disebabkan karena ion bermuatan positif dalam larutan. Oleh karena itu,
pada pH larutan rendah, konsentrasi ion H+ yang tinggi dan kation logam berat
berada dalam persaingan tinggi untuk permukaan adsorben, yang mengarah pada
penghilangan logam yang rendah. Namun, saat pH meningkat, konsentrasi ion H+
menurun secara progresif dan muatan permukaan biosorben menjadi negatif,
mendukung serapan spesies logam bermuatan positif. Oleh karena itu, lebih banyak
situs aktif menjadi tersedia di permukaan kulit pisang pada nilai pH yang lebih
tinggi, menghasilkan penghilangan logam berat dari larutan secara lebih efisien.
Metode pembuatan adsorben kulit pisang adalah kulit pisang di keringkan
pada temperature ruang dan dipanaskan pada suhu 350oC selama 3 jam. Char kulit
pisang yang telah terbentuk direndam di dalam 6 M asam posfat (H3PO4) selama 6
jam. Kemudian dicuci beberapa kali untuk menghilangkan partikel halus dan
mengurangi sisa on residu. Char yang sudah dicuci dikeringkan kembali pada suhu
350 oC dibawah kondisi vakum selama 2 jam lalu di ayak dengan menggunakan
mesh ukuran 88 mikrometer.
Diagram kecil proses pembuatan

Kulit pisang terbukti menjadi biosorben yang cocok untuk menghilangkan


atrazin dan ametrin dari perairan yang umumnya terdapat di herbisida yang
digunakan oleh para petani (Silvia, dkk, 2013). Ametryne menunjukkan penyerapan
dan desorpsi yang lebih tinggi relatif terhadap atrazin dalam kulit pisang yang
dibuktikan dengan menggunakan isotherm Freundlich. Jika dalam skala pabrik
kecil, adsorben kulit pisang dapat dibuat di kecamatan sungai pinang karena sungai
ini menjadi sumber air utama bagi masyarakat setempat termasuk Desa Seribajo.
Activated Carbon Micro Plant (ACMP) merupakan pabrik mikro yang
bertujuan untuk mengubah sampah buah-buahan menjadi karbon aktif melalui
proses pirolisis. Tahapan proses yang terjadi adalah, sampah berupa biomassa akan
dikeringkan didalam dryer kemudian dihancurkan kedalam alat milling lalu
diproses didalam reaktor pirolisis untuk menghasilkan karbon aktif dengan CO2 dan
H2O sebagai agen pengaktifasi, Selain menghasilkan karbon aktif sebagai produk
samping, proses ini juga menghasilkan biogas sebagai bahan bakar hemat energi
yang akan disalurkan ke perumahan sekitar. Unit oksidasi dikonfigurasi untuk
mengoksidasi gas pirolisis, untuk menghasilkan CO2, H2O, dan energi. Energi akan
digunakan kembali sebagai bahan bakar dari reaktor pirolisis dan pengeringan
didalam dryer.

Block Diagram Process ACMP Activated Carbon Micro Plant


Sumber: Penulis Sumber: Penulis

Berbicara mengenai sistem dan alat, sistem reaktor yang digunakan adalah
sistem modular dengan kapasitas maksimum 1000 ton/hari. Unit oksidasi bisa
menggunakan tungku pembakaran atau reaktor katalitik. Unit oksidasi ini memiliki
kapasitas regenerasi energi maksimum 50 juta Btu/jam. Biogas burner digunakan
untuk menghasilkan api menggunakan biogas yang berasal dari proses pirolisis.
Energi yang dihasilkan biogas burner digunakan sebagai bahan bakar pada proses
pirolisis itu sendiri maupun dimanfaatkan kembali pada proses pengeringan bahan
baku. Biogas yang dihasilkan juga bisa diteruskan ke perumahan yang
memanfaatkan kompor biogas.
Karbon aktif yang dihasilkan memiliki karakteristik yang lebih baik
daripada karbon aktif berbasis bahan bakar fosil mulai dari luas permukaan,
pollution control, ukuran partikel, volume dan dimensi pori, tekstur dan juga
kemampuannya dalam menyerap. Karbon aktif ini juga memiliki emisi yang lebih
rendah daripada bahan bakar fosil. Karbon aktif yang dihasilkan bisa digunakan
kembali sebagai adsorben air limbah atau dijual secara komersial. Dengan
perhitungan sederhana, ACMP memiliki profit sebesar Rp.10.000 jika satu
kilogram karbon aktif dijual kembali (Mennell dkk. 2017).

Analisa SWOT
DAFTAR PUSTAKA
Jubilate, F., Zaharah, T. A., & Syahbanu, I. (2016). Pengaruh Aktivasi Arang Dari
Limbah Kulit Pisang Kepok Sebagai Adsorben Besi (Ii) Pada Air Tanah. Jkk
, 5(4):14-21.
Mayangsari, N. E. (2019). Pemanfaatan Limbah Daun Nanas (Ananas Cosmosus)
Sebagai Adsorben Logam Berat Cu. Journal Of Research And Technology ,
5(2):129-138.
Romadhana, A. F. (2018). Pemanfaatan Kulit Pisang Kepok (Musa Acuminate L.)
Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Kadar Mangan Pada Air Sumur. Gema
Kesehatan Lingkungan , 16(1):165-172.
Shafirinia, R., Wardana, I. W., & Oktiawan, W. (2016). Pengaruh Variasi Ukuran
Adsorben Dan Debit Aliran Terhadap Penurunan Khrom (Cr) Dan Tembaga
(Cu) Dengan Arang Aktif Dari Limbah Kulit Pisang Pada Limbah Cair
Industri Pelapisan Logam (Elektroplating) Krom. Jurnal Teknik Lingkungan
, 5(1):1-9.
Wardalia. (2017). Pengaruh Massa Adsorben Limbah Sekam Padi Terhadap
Penyerapan Konsentrasi Timbal. Jurnal Teknika , 13(1):71-80.
Silvia, C., dkk. 2013. Banana Peel as an Adsorbent for Removing Atrazine and
Ametryne from Waters. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 61:
2358 − 2363.
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
ESSAY KERIS 2021
IPB UNIVERSITY
Subtema Essay :
Judul Essay :
Nama Peserta : *Rut Jasmine Monica Sitanggang, Ahmad Julianto dan M.
Fadhil Andrean

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa essay dengan judul di
atas benar merupakan karya orisinil yang dibuat oleh penulis dan belum pernah
dipublikasikan dan dilombakan diluar kegiatan “ESSAY KERIS 2021” yang
diadakan oleh Departemen Lingkungan Hidup BEM FEMA IPB. Demikian
pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila terbukti terdapat
pelanggaran didalamnya maka kami siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini
sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

19 Mei 2021
Menyetujui,

Rut Jasmine Monica S.

Anda mungkin juga menyukai