Anda di halaman 1dari 5

Nahdlatul Ulama, yang lahir 31 Januari 1926 (16 Rajab 1344 H), menyimpan sejarah kelahiran yang

berliku-liku. Selain menghadang arus modernisasi pemikiran yang bersebrangan dengan kaum
tradisionalis, juga menjadi wadah para ulama dalam memimpin umat menuju terciptanya izzul Islam wal
muslimin (kejayaan Islam dan kaum muslimin). 6 Bermula dari Kongres Umat Islam keempat di
Yogyakarta (21-27 Agustus 1925). Rapat akbar umat Islam Indonesia ini untuk memilih utusan
menghadiri Kongres Islam sedunia di Makkah. KH. Wahab Hasbullah dari kalangan tradisionalis yang
“disingkirkan” dalam perhelatan itu, mencoba mengajukan usul atas aspirasi Islam tradisionalis agar Raja
Ibnu Saud menghormati tradisi keagamaan seperti membangun kuburan, mengamalkan doa seperti
Dalailul Khayrat, ajaran madzab namun usul- usul tersebut dikesampingkan oleh kalangan modernis.

Akhirnya Kyai Wahab beserta tiga orang pengikutnya meninggalkan kongres dan mengambil inisiatif
sendiri dengan mengadakan rapat-rapat di kalangan ulama senior. Pertemuan bersejarah itu memang
dihadiri beberapa ulama senior yang berpengaruh seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Syamsuri
(Jombang), KH. Raden Asnawi (Kudus), KH. Ma’sum (Lasem), KH. Nawawi (Pasuruhan), KH. Nahrowi, KH.
Alwi Abdul Aziz (Malang), KH. Ridlwan Abdullah, KH. Abdullah Ubaid (Surabaya), KH. Abdul Halim
(Cirebon), KH. Muntaha (Madura), KH. Dahlan Abdul Qohar (Kertosono), KH. Abdullah Faqih (Gresik),
dan lain-lain.

Lambang NU diciptakan oleh KH. Ridlwan Abdullah, gambar bola dunia atau bumi mengingatkan bahwa
manusia berasal dari tanah dan kembali ke tanah dan akhirnya dikeluarkan lagi dari tanah pada yaumil
ba’ats, hari kiamat (QS At-Taubah: 5). Dilingkari tali tersimpul melambangkan ukhuwwah atau persatuan
kaum muslim seluruh dunia, diikat oleh agama Allah (QS Ali Imran: 103), dan ikatannya melambangkan
hablum minallah wa hablum minannas (QS Ali Imran: 112). Dikelilingi sembilan bintang, lima bintang
terletak di atas garis khatulistiwa, yang terbesar terletak di tengah atas, sedangkan empat bintang
melingkar di bawah garis khatulistiwa.

Bintang besar melambangkan Nabi Muhammad, empat bintang di atas melambangkan empat sahabat,
dan empat bintang di bawah melambangkan empat madzhab. Di samping itu, juga melambangkan
Walisanga. Jadi, Nabi, sahabat, imam madzhab, serta Walisanga yang akan memberikan sinar dan
petunjuk ke jalan yang benar. Tulisan Nahdlatul Ulama dalam bahasa Arab melintang dari sebelah kanan
bola dunia. Semua jenis lambang tersebut dilatarbelakangi warna putih di atas warna hijau. Warna putih
melambangkan kesucian, sementara warna hijau melambangkan kesuburan.

Sumber:

Ali Hasan, Dialektika Tradisi NU ditengah Arus Modernisasi, IQ Media, Surabaya, 2014, hlm. 9.

http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alinsyiroh/article/view/3517

ambang

Dalam Anggaran Dasar NU, Pasal 4, disebutkan “Lambang Nahdlatul Ulama berupa gambar bola dunia
yang dilingkari tali tersimpul, dikitari oleh 9 (sembilan) bintang, 5 (lima) bintang terletak melingkari di
atas n-u-lambanggaris katulisitiwa, yang terbesar diantaranya terletak di tengah atas, sedang 4 (empat)
bintang lainnya terletak melingkar di bawah katulisitiwa, dengan tulisan NAHDLATUL ULAMA dalam
huruf Arab yang melintang dari sebelah kanan bola dunia ke sebelah kiri, semua terlukis dengan warna
putih di atas dasar hijau.”

________________________________________

Arti Lambang NU

a. Gambar bola dunia

melambangkan tempat hidup, tempat berjuang, dan beramal di dunia ini dan melambangkan pula
bahwa asal kejadian manusia itu dari tanah dan akan kembali ke tanah.

b. Gambar peta pada bola dunia merupakan peta Indonesia

melambangkan bahwa Nahdlatul Ulama dilahirkan di Indonesia dan berjuang untuk kejayaan Negara
Republik Indonesia.

c. Tali yang tersimpul

melambangkan persatuan yang kokoh, kuat;

Dua ikatan di bawahnya merupakan lambing hubungan antar sesama manusia dengan Tuhan;

Jumlah untaian tali sebanyak 99 buah melambangkan Asmaul Husna.

d. Sembilan bintang yang terdiri dari lima bintang di atas garis katulistiwa dengan sebuah bintang yang
paling besar terletak paling atas,

melambangkan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat manusia dan Rasulullah;
Empat buah bintang lainnya melambangkan kepemimpinan Khulaur Rasyidin yaitu Abu Bakar Ash Shidiq,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Empat bintang di garis katulisitiwa melambangkan empat madzab yaitu Hanafi, Maliki, Syafii, dan
Hambali.

Jumlah bintang sebanyak 9 (sembilan) melambangkan sembilan wali penyebar agama Islam di pulau
Jawa.

e. Tulisan Arab “Nahdlatul Ulama”

menunjukkan nama dari organisasi yang berarti kebangkitan ulama. Tulisan Arab ini juga dijelaskan
dengan tulisan NU dengan huruf latin sebagai singkatan Nahdlatul Ulama.

f. Warna hijau dan putih

warna hijau melambangkan kesuburan tanah air Indonesia dan warna putih melambangkan kesucian.

Sumber :

1) Anggaran Dasar NU

2) Pendidikan Aswaja/Ke-NU-an Jilid I, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jatim.

___________________________________

Lambang NU merupakan hasil istikharah Kiai Ridwan Abdullah. Ia adalah seorang kiai yang alim, tapi
memiliki kelebihan yang lain, yaitu terampil melukis. Ia hanya diberi waktu satu setengah bulan untuk
menyelesaikan tugasnya itu. Ternyata dengan waktu yang ditentukan itu, dia tak mampu membuatnya.
Ia tidak mendapatkan inspirasi yang sesuai dengan keyakinan hati. ADVERTISEMENT Berikut deskripsi
lambang NU sebagaimana dijelaskan dalam Antologi Sejarah, Istilah, Amaliah, Uswah NU: 1. Bola dunia
adalah tempat manusia berasal dan tinggal. Hal ini sesuai dengan surat Thaha ayat 55. 2. Tali atau
tambang yang mengelilingi bola dunia. Ini artinya adalah lambang ukhuwah, atau persaudaraan. Ini
berdasarkan ayat 103 dalam surat Ali Imran. ADVERTISEMENT 3. Peta Indonesia terlihat. Meskipun NU
menggunakan lambang bola dunia, tapi yang tampak di permukaan adalah peta Indonesia. Ini
melambangkan NU didirikan di Indonesia, berjuang di Indonesia. ADVERTISEMENT 4. Dua simpul ikatan
di bagian bawah melambangkan hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horizontal dengan
sesama umat manusia. 5. Untaian tampar tambang yang berjumlah 99 melambangkan nama-nama
terpuji bagi Allah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99.

6. Lima bintang di atas bola dunia. Bintang yang berada di tengah berukuran besar dibanding empat
yang lainnya. Bintang paling besar itu melambangkan Rasulullah, sementara yang empat melambangkan
sahabatnya yang mendapat julukan Khulafaur Rasyidin yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib. 7. Empat bintang di bawah bola dunia melambangkan empat imam
mazhab Ahlussunah wal Jamaah yaitu Imam Maliki, Imam Syafi'i, Imam Hanafi, dan Imam Hanbali. 8.
Jumlah bintang secara keseluruhan ada sembilan. Ini bermakna Wali Songo (sembilan ulama penyebar
Islam). 9. Tulisan Nahdlatul Ulama dalam huruf Arab melintang di tengah bumi untuk menunjukkan
nama organisasi tersebut, Nahdlatul Ulama, kebangkitan para ulama. Rais Aam PBNU KH Miftahul
Akhyar mengatakan, huruf dladl pada tulisan Nahdlatul Ulama itu berukuran panjang, melintasi bola
dunia. Hal ini melambangkan, NU akan mendldadlkan dunia. Dladl bisa dimaknakan kepada hadits yang
mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang paling pasih dalam mengucapkan huruf dladl.
10. Warna dasar lambang adalah hijau sebagai lambang kesuburan. 11. Tulisan berwarna putih sebagai
lambang kesucian. Kiai Ridwan Abdullah adalah santrinya Syaikhona Cholil Bangkalan, sebagaimana
umumnya para kiai pendiri NU yang lain. Ia merupakan kiai yang total dalam berorganisasi. Buku
Antologi Sejarah, Istilah, Amaliyah, dan Uswah NU menggambar sosoknya demikian: Sejak terjun dalam
organisasi Kiai Ridwan terpaksa mengurangi kesibukannya mengurus ekonomi. DUlu ia punya toko kain
di Jalan Kramat Gantung sekaligus tailor. Toko itu kemudian diserahkan kepada adiknya. Rumah milik
mertuanya di Bubutan juga diserahkan untuk kepentingan NU. Lantai bawah untuk percetakan NU,
sedangkan lantai atas dipakai untuk sekretariat dan ruang pertemuan. Setiap ada anak mau berangkat
mondok dan sowan kepadanya, selain diberi nasihat dan wejangan, juga tidak ketinggalan diberikan
uang saku untuk bekal. Padahal dia sendiri sesungguhnya jarang punya uang banyak.

Sumber: Abdullah Alawi https://www.nu.or.id/post/read/102079/makna-lambang-nu

_________________________________________

SUMBER,
http://digilib.uinsby.ac.id/28765/

Anda mungkin juga menyukai