Chrisantus Aristo Wirawan Dwipayana 1,2, Setyo Sarwanto Moersidik 1, dan Mochamad
Adhiraga Pratama 1
1 Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia - Jalan Kampus UI, Kukusan, Beji,
Kota Depok.
2 Badan Pengawas Tenaga Nuklir – Jalan Gajah Mada No. 8 Jakarta Pusat
ABSTRAK
Dalam proses produksi minyak dan gas dapat menghasilkan sejumlah besar Naturally Occurring
Radioactive Materials (NORM) dengan konsentrasi radioaktivitas yang meningkat sebagai limbah hasil
samping. Metode pembuangan NORM yang saat ini digunakan dalam industri minyak & gas adalah
landfill, land-spreading, surface burial, underground injection, off-shore discharge. Ancaman terbesar terhadap air
tanah yang ditimbulkan oleh landfill adalah air lindi. Pada penelitian ini akan dilakukan perbandingan
laju lindi landfill Kelas I dan Kelas II berdasarkan hasil menggunakan software pemodelan Hydrologic
Evaluation of Landfill Performance (HELP) yang dikembangkan oleh United States Environmental Protection
Agency (US EPA). Untuk fase operasional ditemukan perbedaan laju lindi dari lapisan dasar yang
signifikan antara landfill Kelas I dan Kelas II. Untuk fase setelah penutupan limbah, landfill kelas I dan
kelas II memiliki kinerja yang sama dalam hal menahan laju produksi air lindi.
ABSTRACT
In the process of oil and gas production, it can produce large amounts of Naturally Occurring Radioactive Materials
(NORM) with increased radioactivity as by-products. NORM disposal methods currently used in the oil & gas industry
are landfills, land-spreading, surface burial, underground injection, off-shore discharge. The biggest threat to groundwater
caused by landfills is leachate. This study is a comparison of the leachate rates of Class I and Class II Landfill results
using the Hydrologic Evaluation of Landfill Performance (HELP) modeling software developed by the United States
Environmental Protection Agency (US EPA). For the operational phase, there were significant differences in leachate
rate from the base layer between Class I and Class II landfills. For the phase after closure of waste, Class I and Class II
landfills have the same performance in terms of holding back the rate of leachate.
Cara Mengutip : Dwipayana, C., Moersidik, S. S., Pratama, M. A. (2019). Perbandingan Laju Lindi Landfill
Kelas I dan II untuk Limbah NORM dari Industri Minyak dan Gas Bumi Menggunakan Model Hydrologic
Evaluation of Landfill Performance (HELP). Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2), 1-8.
http://dx.doi.org/10.33366/rekabuana.v4i2.1306
1
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2), 2019, page 1-8
2
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2), 2019, page 1-8
3
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2), 2019, page 1-8
yang dimodelkan dalam metode ini terdiri vegetatif, penyimpanan kelembaban tanah,
dari penutup landfill, kompartemen limbah, drainase bawah permukaan lateral, resirkulasi
dan sistem pelapisan seperti yang terlihat lindi, drainase vertikal tidak jenuh; dan
dalam gambar 2. kebocoran melalui tanah, geomembran atau
lapisan komposit. Sistem landfill, termasuk
berbagai kombinasi vegetasi, tanah penutup,
sel limbah, lapisan drainase lateral, tanah
permeabilitas rendah dan lapisan geo-
membran sintetis, dapat dimodelkan [16].
Tujuan utama dari model ini adalah untuk
membantu dalam perbandingan antara
alternatif desain, dalam hal keseimbangan
Gambar 2. Konfigurasi model Water Balance air. Input model dapat dilihat pada Tabel 1.
Method
Tabel 1. Input Pemodelan HELP [16]
Berbagai model komputer hidrologi Tipe Data Parameter
telah dikembangkan untuk menghitung Data Cuaca Kedalaman Zona Evaporasi
tingkat infiltrasi kontaminan. Beberapa Indeks Penutupan Daun
model ini termasuk (a) Hydrologic Maksimum
Evaluation of Landfill Performance (HELP), Kelembaban Relatif
(b) HYDRUS (2D / 3D), (c) model aliran Kecepatan Angin Rata-Rata
tanah dan panas tak jenuh (UNSAT-H), (d) Curah Hujan
4
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2), 2019, page 1-8
selama 100 tahun, yang menggambarkan fase 13. Lapisan Dasar-Barrier Soil 1.0000
14. 4.0000
setelah penutupan landfill. Tanah Lokal-Loamy Fine Sand
No Lapisan
Ketebalan Parameter Nilai
(m)
1. Kedalaman Zona Evaporasi* 20cm
Top Soil-Fine Sandy Loam 0.6000
2. Indeks Penutupan Daun
Tudung Drainase-Sand 0.2000 3.5
3.
Maksimum*
0.0020
Geomembran-HDPE-2mm Kelembaban Relatif**
4. 0.6000
Tudung Penghalang-Barrier Soil Kuartal 1 87.4 %
5. 0.1500
Penutup Perantara-Fine Sandy Loam Kuartal 2 85.1 %
6.
Limbah 10.0000 Kuartal 3 80.1 %
7.
Lapisan Pelindung-Sandy Clay Loam 0.3000 Kuartal 4 84.5 %
8.
Pengumpul Lindi-Gravel 0.3000 Kecepatan Angin Rata-Rata** 1 km/jam
9. 0.0020
Geomembran Pertama-HDPE-2mm Luas Area Landfill* 6.5 Ha
10. 0.3000
Lapisan Penghalang-Barrier Soil % Kemungkinan Runoff** 100%
11. 0.3000
Pendeteksi Kebocoran-Gravel Sumber: * Site specific PPLI Cileungsi
12. ** Stasiun Klimtologi Bogor
Pendeteksi Kebocoran-Drainage Net 0.0060
(0.6cm)
13. 0.0020
Geomembran Kedua-HDPE-2mm Simulasi dilakukan untuk landfill kelas I
14. 1.0000
Lapisan Dasar-Barrier Soil dan Kelas II sesuai skenario fase operasional
15. 4.0000
Tanah Lokal-Loamy Fine Sand (tanpa penutup) dan fase stelah penutupan
(dengan penutup). Data jenis lapisan dan
Pada penelitian ini akan menggunakan ketebalan untuk masing-masing landfill
data cuaca dari Stasiun Klimatologi Bogor. dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. Tabel 4
Data dari tahun 1984-2013 (30 tahun) akan adalah data lain yang digunakan dalam
digunakan untuk memproduksi 100 tahun penelitian ini.
data cuaca sintesis.
5
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2), 2019, page 1-8
6
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2), 2019, page 1-8
menampung limbah yang lebih berbahaya [6] Kementerian Lingkungan Hidup dan
daripada limbah yang dibuang di landfill Kehutanan. (2016). Peraturan Menteri
kelas II. Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
Untuk fase setelah penutupan limbah, P.63/Menlhk/Setjen/KUM.1/7/2016
landfill kelas I dan kelas II memiliki kinerja tentang Persyaratan dan Tata Cara
yang sama dalam hal menahan laju produksi Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan
air lindi. Beracun di Fasilitas Penimbusan Akhir.
Jakarta-Indonesia, KLHK.
5. DAFTAR PUSTAKA
[7] Hughes, K. Christy, A. Heimlich, J.
(2018). Landfill Types and Liner Systems.
[1] Doyi, I.N., Essumang, D.K., Dampare,
Ohio State University Extension Fact
S.B., & Glover, E.T. (2016).
Sheet CDFS-138-05. http://ohioline.
Technologically Enhanced Naturally Occurring
osu.edu (2018).
Radioactive Materials (TENORM) in the
Oil and Gas Industry: A Review. Reviews [8] Youcai, Zhao. (2018). Leachate Generation
of environmental contamination and and Characteristics. Pollution Control
toxicology, 238, 107-119. Technology for Leachate from
Municipal Solid Waste 2018, Pages 1-30.
[2] Ali, Kamal K., Shafik, Shafik Sh.,
Husain, Husain A. (2017). Radiological [9] El-Fadel, M., Findikakis, A. N., Leckie,
Assessment of NORM Resulting From Oil J. O. (1997). Modeling Leachate Generation
and Gas Production Processing in South and Transport in Solid Waste Landfills.
Rumaila Oil Field, Southern Iraq. Iraqi Environmental Technology, 18:7, 669-
Journal of Science, 2017, Vol. 58, 686.
No.2C, pp: 1037-1050. [10] São Mateus, MSC., Costa, MS.,
[3] Husain, H., Sakhnini, L. (2016) Machado, SL. (2012). An attempt to
Radiological impact of NORM generated by perform water balance in a Brazilian
oil and gas industries in the kingdom of municipal solid waste landfill. Waste
Bahrain. Journal of Environmental Management 32: 471–481.
Radioactivity xxx (2016) 1-7, [11] Yong, Raymon N., Mulligan, Catherine
http://dx.doi.org N., Fukue, Masaharu. (2015). Sustainable
/10.1016/j.jenvrad.2016.12.004. Practices in Geoenvironmental Engineering.
[4] International Association of Oil & Gas CRC Press Taylor & Francis Group,
Producers (OGP). (2008). Guidelines for Boca Raton.
the management of Naturally Occurring [12] Butt, T.E., Alam, A., Gouda, H.M.,
Radioactive Material (NORM) in the oil & Paul, P., Mair, N. (2016). Baseline study
gas industry, Report 412. London, UK. and risk analysis of landfill leachate – Current
[5] Peraturan Pemerintah Republik state-of-the-science of computer aided
Indonesia No. 101 Tahun 2014 Tentang approaches. Sci Total Environ (2016).
Pengelolaan Limbah Bahan Beracun [13] Frikha,Youssef., Fellner, Johann., Zairi,
dan Berbahaya (B3). Moncef. (2017). Leachate generation from
landfill in a semi-arid climate: A qualitative
7
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2), 2019, page 1-8
and quantitative study from Sousse, Tunisia. [18] Hassan, Zulkarnain., Shamsudin,
Waste Management & Research 1–9. Supiah., Harun, Sobri., (2014).
Application of SDSM and LARS-WG for
[14] Alslaibi,Tamer M., Abustan, Ismail.,
simulating and downscaling of rainfall and
Mogheir, Yunes K., Afifi, Samir. (2013).
temperature. Theoretical and Applied
Quantification of leachate discharged to
Climatology April 2014, Volume 116,
groundwater using the water balance method
Issue 1–2, pp 243–257.
and the Hydrologic Evaluation of Landfill
Performance (HELP) model. Waste [19] Osman, Yassin., Al-Ansari, Nadhir.,
Management & Research 31(1) 50–59. Abdellatif, Mawada., Aljawad, Sadeq B.,
Knutsson, Sven. (2014). Expected Future
[15] Bou-Zeid, E., El-Fadel, M. (2004).
Precipitation in Central Iraq Using LARS-
Parametric sensitivity analysis of leachate
WG Stochastic Weather Generator.
transport simulations at landfills. Waste
Engineering 6, 948-959.
Management 24 (2004) 681–689.
[20] Karimi, Sepideh., Karimi, Saeed.,
[16] Schroeder, P.R., Aziz, N.M., Lloyd,
C.M., Zappi, P.A.(1994). The Hydrologic Yavari, Ahmad Reza., Niksokhan,
Mohamad Hosein. (2015). Prediction of
Evaluation of Landfill Performance (HELP)
Temperature and Precipitation in Damavand
Model. User’s Guide for Version 3.
Catchment in Iran by Using LARS –WG in
EPA/600/R- 94/168a. US EPA Risk
Future. Earth Sciences. Vol. 4, No. 3,
Reduction Engineering Laboratory.
2015, pp. 95-100.
Cincinnati, Ohio, 84 p. and appendix.
[17] Berger, Klaus U. (2015). On the current
state of the Hydrologic Evaluation of
Landfill Performance (HELP) model.
Waste Management 38 (2015) 201–209.