Anda di halaman 1dari 30

Matriks Perbedaan Perpres No. 16 Tahun 2018 dan Perpres No.

12 Tahun 2021

No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021


1 Pasal 1
10a. Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan yang
selanjutnya disebut PPTK adalah pejabat pada
Unit SKPD yang melaksanakan 1 (satu) atau
beberapa Kegiatan dari suatu Program sesuai
dengan bidang tugasnya.

14. Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang


selanjutnya disingkat PjPHP adalah pejabat
administrasi/pejabat fungsional/personel Dihapus
yang bertugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.

15. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang


selanjutnya disingkat PPHP adalah tim yang
Dihapus
bertugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.

18a. Pejabat Fungsional Pengelola


Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut
Pengelola Pengadaan Barang Jasa adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh Pejabat
yang Berwenang untuk melaksanakan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa.
18b. Personel selain Pejabat Fungsional Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut
Personel Lainnya adalah Aparatur Sipil Negara,
prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh oleh Pejabat yang Berwenang
untuk melaksanakan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
29. Barang adalah setiap benda baik berwujud
29. Barang adalah setiap benda baik maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak
berwujud maupun tidak berwujud, bergerak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
maupun tidak bergerak, yang dapat dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan Barang.
atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang. 29a. Produk adalah barang yang dibuat atau jasa
yang dihasilkan oleh Pelaku Usaha.

47. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi


produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
Dihapus
langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.

54. Toko Dalam Jaringan yang selanjutnya disebut


Toko Daring adalah sistem informasi yang
memfasilitasi Pengadaan Barang/Jasa melalui
PenyelenggaraPerdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PPMSE) dan Retail Online.
2 Pasal 4
a. menghasilkan barang/jasa yang tepat dari a. menghasilkan barang/jasa yang tepat dari
setiap uangyang dibelanjakan, diukur dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari aspek
aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan
dan Penyedia; Penyedia;
c. meningkatkan peran serta Usaha Mikro, c. meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha
Usaha Kecil, dan Usaha Menengah; Kecil, dan Koperasi;
g. mewujudkan pemerataan ekonomi dan
g. mendorong pemerataan ekonomi; dan memberikan perluasan kesempatan berusaha;
dan
h. mendorong Pengadaan Berkelanjutan. h. meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan.
3 Pasal 8
g. PjPHP/PPHP; Dihapus
4 Pasal 9

(1) f1. menetapkan pengenaan Sanksi Daftar


Hitam;

(1) i. menetapkan PjPHP/PPHP; Dihapus


No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(3) PA untuk pengelolaan APBD dapat (3) PA untuk pengelolaan APBD dapat
melimpahkan kewenangan sebagaimana melimpahkan kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan
dengan huruf f kepada KPA huruf f1 kepada KPA.
5 Pasal 10
(5) Dalam hal tidak ada personel yang dapat (5) KPA pada Pengadaan Barang/Jasa yang
ditunjuk sebagai PPK, KPA dapat merangkap menggunakan anggaran belanja dari APBD,
sebagai PPK. merangkap sebagai PPK.
6 Pasal 11
(1) PPK dalam Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana
(1) PPK dalam Pengadaan Barang/Jasa
dimaksud dalam Pasal 8 huruf c memiliki
sebagaimana
tugas:
dimaksud dalam Pasal 8 huruf c memiliki tugas:
a. menyusun perencanaan pengadaan;
a. menyusun perencanaan pengadaan;
b. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka
b. melaksanakan
Acuan Kerja
Konsolidasi
(KAK);
Pengadaan
c. menetapkan rancangan kontrak;
Barang/Jasa;
d. menetapkan HPS;
c. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan
e. menetapkan besaran uang muka yang
Kerja (KAK);
akan
d. menetapkan rancangan kontrak;
dibayarkan kepada Penyedia;
e. menetapkan HPS;
f. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
f. menetapkan besaran uang muka yang akan
g. menetapkan tim pendukung;
dibayarkan kepada Penyedia;
h. menetapkan tim atau tenaga ahli;
g. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
i. melaksanakan E-purchasing untuk nilai
h. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling
paling sedikit
sedikit di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah);
rupiah);
i. mengendalikan Kontrak;
j. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia
j. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
Barang/Jasa;
dokumen pelaksanaan kegiatan;
k. mengendalikan Kontrak;
k. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian
l. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian
kegiatan kepada PA/KPA;
kegiatan
l. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan
kepada PA/KPA;
kegiatan kepada PA/KPA dengan berita acara
m. menyerahkan hasil pekerjaan
penyerahan;
pelaksanaan kegiatan
m. menilai kinerja Penyedia;
kepada PA/KPA dengan berita acara
n. menetapkan tim pendukung;
penyerahan;
o. menetapkan tim ahli atau tenaga ahli; dan
n. menyimpan dan menjaga keutuhan
p. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia
seluruh dokumen
Barang/Jasa.
pelaksanaan kegiatan; dan
o. menilai kinerja Penyedia.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(2) Selain melaksanakan tugas sebagaimana
(2) Selain melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud
ayat (1), PPK melaksanakan tugas
pada ayat (1), PPK melaksanakan tugas
pelimpahan
pelimpahan
kewenangan dari PA/KPA, meliputi:
kewenangan dari PA/KPA, meliputi:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja; dan
pengeluaran anggaran belanja; dan
b. mengadakan dan menetapkan perjanjian
b. mengadakan dan menetapkan perjanjian
dengan
dengan
pihak lain dalam batas anggaran belanja
pihak lain dalam batas anggaran belanja yang
yang telah
telah ditetapkan.
ditetapkan.

(3) Pada Pengadaan Barang/Jasa yang


(3) PPK dalam melaksanakan tugas
menggunakan
sebagaimana dimaksud
anggaran belanja dari APBD, dalam hal tidak ada
pada ayat (1) dapat dibantu oleh Pengelola
penetapan PPK, PA/KPA menugaskan PPTK untuk
Pengadaan
melaksanakan tugas PPK sebagaimana dimaksud
Barang/Jasa.
pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf m.
(4) PPTK yang melaksanakan tugas PPK
sebagaimana
dimaksud ayat (3) wajib memenuhi persyaratan
kompetensi PPK.
7 Pasal 13

(1) a. melaksanakan persiapan dan (1) a. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan


pelaksanaan pemilihan pemilihan Penyedia kecuali e-purchasing dan
Penyedia; Pengadaan Langsung;

(1) b. melaksanakan persiapan dan


pelaksanaan pemilihan Dihapus
Penyedia untuk katalog elektronik; dan

(4) Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh tim ahli


(4) Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh tim
atau
atau tenaga ahli.
tenaga ahli.
8 Pasal 15
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021

(1) PjPHP sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 huruf g
memiliki tugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan
pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya
yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan Jasa Konsultansi yang
bernilai paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
(2) PPHP sebagaimana dimaksud dalam Dihapus
Pasal 8 huruf g
memiliki tugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan
pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya
yang bernilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan Jasa Konsultansi yang
bernilai
paling sedikit di atas Rp100.000.000,00
(seratus juta
rupiah).

9 Pasal 16
(5) Penyelenggara Swakelola sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) dapat dibantu oleh Pengelola
Pengadaan
Barang/Jasa.
10 Pasal 19
(1) PPK dalam menyusun Spesifikasi Teknis/KAK
(1) Dalam menyusun spesifikasi teknis/KAK: barang/jasa menggunakan:
a. menggunakan produk dalam negeri; a. produk dalam negeri;
b. menggunakan produk bersertifikat SNI; b. produk bersertifikat SNI;
dan c. produk usaha mikro dan kecil serta koperasi
c. memaksimalkan penggunaan produk dari
industri hijau. hasil produksi dalam negeri; dan
d. produk ramah lingkungan hidup.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(2) Dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK
(2) Dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK
dimungkinkan
dimungkinkan penyebutan merek terhadap:
penyebutan merek terhadap:
a. komponen barang/jasa;
a. komponen barang/jasa;
b. suku cadang;
b. suku cadang;
c. bagian dari satu sistem yang sudah ada; atau
c. bagian dari satu sistem yang sudah ada;
d. barang/jasa dalam katalog elektronik atau
d. barang/jasa dalam katalog elektronik;
Toko
atau
Daring.
e. barang/jasa pada Tender Cepat.

(3) Pemenuhan penggunaan produk dalam


negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
(3) Pemenuhan penggunaan produk sebagaimana
dan produk
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sepanjang
bersertifikat SNI sebagaimana dimaksud
tersedia.
pada ayat (1)
huruf b dilakukan sepanjang tersedia dan
tercukupi.
(4) Produk ramah lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, menggunakan
barang dan jasa yang berlabel ramah lingkungan
hidup
11 Pasal 26
(2) HPS telah memperhitungkan keuntungan
dan biaya tidak (2) Nilai HPS bersifat tidak rahasia.
langsung (overhead cost).
(3) Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak
(3) Rincian HPS bersifat rahasia.
bersifat rahasia.
(4) Total HPS merupakan hasil perhitungan
HPS ditambah Dihapus
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
(5) c. dasar untuk menetapkan besaran nilai
(5) c. dasar untuk menetapkan besaran nilai
Jaminan
Jaminan
Pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya
Pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya
lebih
kurang dari 80% (delapan puluh persen) dari
rendah 80% (delapan puluh persen) dari
nilai HPS.
nilai HPS.
12 Pasal 27
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(1) Jenis
(1) Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Lainnya
Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
terdiri atas:
Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas:
a. Lumsum;
a. Lumsum;
b. Harga Satuan;
b. Harga Satuan;
c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
d. Kontrak Payung; dan
d. Terima Jadi (Turnkey); dan
e. Cost Plus Fee.
e. Kontrak Payung.
(2) Jenis Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(2) Jenis Kontrak Pengadaan Jasa terdiri atas:
Konsultansi terdiri atas: a. Lumsum;
a. Lumsum; b. Harga Satuan;
b. Waktu Penugasan; dan c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
c. Kontrak Payung. d. Putar Kunci (Turnkey); dan
e. Cost Plus Fee.

(3) Kontrak Lumsum sebagaimana dimaksud


pada ayat (1)
huruf a dan ayat (2) huruf a merupakan
kontrak dengan
ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga
yang pasti dan
tetap dalam batas waktu tertentu, dengan
(3) Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi
ketentuan
non-
sebagai berikut:
Konstruksi terdiri atas:
a. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh
a. Lumsum;
Penyedia;
b. Waktu Penugasan; dan
b. berorientasi kepada keluaran; dan
c. Kontrak Payung.
c. pembayaran
didasarkan
pada
tahapan
produk/keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan
Kontrak
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(4) Kontrak Harga Satuan sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) huruf b merupakan kontrak Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan harga
satuan yang tetap untuk setiap satuan atau
unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu
atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
(4) Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi
waktu yang
Konstruksi terdiri atas:
telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai
a. Lumsum; dan
berikut:
b. Waktu Penugasan.
a. volume atau kuantitas pekerjaannya
masih bersifat
perkiraan pada saat Kontrak ditandatangani;

b. pembayaran berdasarkan hasil


pengukuran bersama
atas realisasi volume pekerjaan; dan
c. nilai akhir kontrak ditetapkan setelah
seluruh
pekerjaan diselesaikan.

(5) Kontrak Lumsum sebagaimana dimaksud pada


ayat
(1) huruf a, ayat (2) huruf a, ayat (3) huruf a, dan
ayat
(5) Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga
(4) huruf a merupakan kontrak dengan ruang
Satuan
lingkup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
pekerjaan dan jumlah harga yang pasti dan tetap
merupakan
dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan
Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
sebagai berikut:
Konstruksi/Jasa
a. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh
Lainnya gabungan Lumsum dan Harga
Penyedia;
Satuan dalam 1
b. berorientasi kepada keluaran; dan
(satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
c. pembayaran didasarkan pada
tahapan
produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan
Kontrak.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(6) Kontrak Harga Satuan sebagaimana dimaksud
pada
ayat (1) huruf b dan ayat (2) huruf b merupakan
(6) Kontrak Terima Jadi (Turnkey)
kontrak
sebagaimana dimaksud
Pengadaan
pada ayat (1) huruf d merupakan Kontrak
Barang/Pekerjaan
Pengadaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan harga satuan
Pekerjaan Konstruksi atas penyelesaian
yang
seluruh pekerjaan
tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dalam batas waktu tertentu dengan
dengan spesifikasi teknis tertentu atas
ketentuan sebagai
penyelesaian
berikut:
seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah
a. jumlah harga pasti dan tetap sampai
ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
seluruh
a. volume atau kuantitas pekerjaannya masih
pekerjaan selesai dilaksanakan; dan
bersifat perkiraan pada saat Kontrak
b. pembayaran dapat dilakukan berdasarkan
ditandatangani;
termin
b. pembayaran berdasarkan hasil pengukuran
sesuai kesepakatan dalam Kontrak.
bersama atas realisasi volume pekerjaan; dan
c. nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh
pekerjaan diselesaikan.

(7) Kontrak Payung sebagaimana dimaksud


(7) Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
pada ayat (1)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan
huruf e dan ayat (2) huruf c dapat berupa
ayat
kontrak harga
(2) huruf c merupakan Kontrak Pengadaan
satuan dalam periode waktu tertentu untuk
Barang/Pekerjaan
barang/jasa
Konstruksi/Jasa Lainnya
yang belum dapat ditentukan volume
gabungan Lumsum dan Harga Satuan dalam 1
dan/atau waktu
(satu)
pengirimannya pada saat Kontrak
pekerjaan yang diperjanjikan.
ditandatangani.

(8) Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan


sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan (8) Kontrak Putar Kunci (Turnkey) adalah suatu
Kontrak Jasa perjanjian mengenai pembangunan suatu proyek
Konsultansi untuk pekerjaan yang ruang dalam hal Penyedia setuju untuk membangun
lingkupnya proyek
belum bisa didefinisikan dengan rinci tersebut secara lengkap sampai selesai termasuk
dan/atau waktu pemasangan semua perlengkapannya sehingga
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut siap dioperasikan atau dihuni.
pekerjaan belum
bisa dipastikan.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021

(9) Kontrak Tahun Jamak merupakan


Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa yang membebani lebih dari 1
(satu) Tahun
Anggaran dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan
pejabat yang berwenang sesuai dengan
(9) Kontrak Payung sebagaimana dimaksud pada
ketentuan
ayat (1)
peraturan perundang-undangan, dapat
huruf d dan ayat (3) huruf c dapat berupa kontrak
berupa:
harga satuan dalam periode waktu tertentu
a. pekerjaan yang penyelesaiannya lebih
untuk
dari 12 (dua
barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume
belas) bulan atau lebih dari 1 (satu) Tahun
dan/atau waktu pengirimannya pada saat
Anggaran;
Kontrak
atau
ditandatangani
b. pekerjaan yang memberikan manfaat
lebih apabila
dikontrakkan untuk jangka waktu lebih dari
1 (satu)
Tahun Anggaran dan paling lama 3 (tiga)
Tahun
Anggaran.

(10) Kontrak Biaya Plus Jasa (Cost Plus Fee)


sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e dan ayat (2) huruf
e
merupakan jenis kontrak yang digunakan untuk
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya dalam rangka penanganan keadaan
darurat
dengan nilai kontrak merupakan perhitungan dari
biaya aktual ditambah imbalan dengan
persentase
tetap atas biaya aktual (Cost Plus Percentage Fee)
atau
imbalan dengan jumlah tetap (Cost Plus Fixed
Fee).
(11) Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b dan ayat (4) huruf
b
merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk
pekerjaan yang ruang lingkupnya belum bisa
didefinisikan dengan rinci dan/atau waktu yang
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
belum
bisa dipastikan.
(12) Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa yang membebani lebih
dari
satu Tahun Anggaran dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan pejabat yang
berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dapat berupa:
a. pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12
(dua belas) bulan;
b. pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 1
(satu) Tahun Anggaran; atau
c. pekerjaan yang memberikan manfaat lebih
apabila dikontrakkan untuk jangka waktu lebih
dari 1 (satu) Tahun Anggaran dan paling lama 3
(tiga) Tahun Anggaran.

13 Pasal 27A
(1) PPK dapat menggunakan selain jenis kontrak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sesuai
dengan karakteristik pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
(2) PPK dalam menetapkan jenis kontrak
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan
prinsip
efisien, efektif dan tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
14 Pasal 28
(6) Surat pesanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) (6) Surat pesanan sebagaimana dimaksud pada
huruf e digunakan untuk Pengadaan ayat (1)
Barang/Jasa melalui huruf e digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa
E-purchasing atau pembelian melalui toko melalui E-purchasing.
daring.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk
kontrak (7) Ketentuan mengenai bukti pendukung untuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan masing-
dokumen masing bentuk kontrak sebagaimana dimaksud
pendukung Kontrak, diatur dalam peraturan pada
menteri yang ayat (1) dilakukan sesuai peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang bidang
keuangan negara dan/atau keuangan negara atau peraturan menteri yang
menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang
menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan
pemerintahan dalam dalam negeri.
negeri.
15 Pasal 30
(2) Jaminan Penawaran sebagaimana dimaksud
(2) Jaminan Penawaran sebagaimana pada
dimaksud pada ayat (1) ayat (1) huruf a untuk pengadaan Pekerjaan
huruf a dan Jaminan Sanggah Banding Konstruksi dan pengadaan barang/jasa yang
sebagaimana dilakukan secara terintegrasi.
dimaksud pada ayat (1) huruf b hanya untuk (2a) Jaminan Sanggah Banding sebagaimana
pengadaan dimaksud
Pekerjaan Konstruksi. pada ayat (1) huruf b hanya untuk pengadaan
Pekerjaan Konstruksi.
16 Pasal 31
(1) Jaminan Penawaran sebagaimana (1) Jaminan Penawaran sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal dalam
30 ayat (2) diberlakukan untuk nilai total Pasal 30 ayat (2) diberlakukan untuk nilai HPS
HPS paling paling
sedikit di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh sedikit di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar miliar
rupiah). rupiah).
(2) Jaminan Penawaran sebagaimana (2) Jaminan Penawaran sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat (1) pada
besarnya antara 1% (satu persen) hingga 3% ayat (1) besarnya antara 1% (satu persen) hingga
(tiga persen) 3%
dari nilai total HPS. (tiga persen) dari nilai HPS.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(3) Untuk Pekerjaan Konstruksi terintegrasi,
Jaminan (3) Pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara
Penawaran sebagaimana dimaksud pada terintegrasi, Jaminan Penawaran sebagaimana
ayat (1) dimaksud pada ayat (1) besarnya antara 1% (satu
besarnya antara 1% (satu persen) hingga 3% persen) hingga 3% (tiga persen) dari nilai Pagu
(tiga persen) Anggaran.
dari nilai Pagu Anggaran.

17 Pasal 32
(1) Jaminan Sanggah Banding sebagaimana (1) Jaminan Sanggah Banding sebagaimana
dimaksud dalam dimaksud
Pasal 30 ayat (2) besarnya 1% (satu persen) dalam Pasal 30 ayat (2) besarnya 1% (satu
dari nilai total persen)
HPS. dari nilai HPS.
18 Pasal 33
(2) a. Pengadaan Jasa Lainnya yang aset
(2) a. Pengadaan Jasa Lainnya yang aset Penyedia
Penyedia sudah
dikuasai oleh Pengguna; atau
dikuasai oleh Pengguna; atau
(3) b. untuk nilai penawaran terkoreksi di
bawah 80% (3) b. untuk nilai penawaran terkoreksi di bawah
(delapan puluh persen) dari nilai HPS, 80%
Jaminan (delapan puluh persen) dari nilai HPS, Jaminan
Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
nilai total HPS.
HPS.
19 Pasal 38
(2) E-purchasing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) (2) E-purchasing sebagaimana dimaksud pada
huruf a dilaksanakan untuk ayat (1)
Barang/Pekerjaan huruf a dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang sudah Konstruksi/Jasa Lainnya yang sudah tercantum
tercantum dalam dalam katalog elektronik atau Toko Daring.
katalog elektronik.
(5) i. pemilihan penyedia untuk melanjutkan
pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya dalam hal terjadi pemutusan kontrak.
(6) c. dimungkinkan dapat menyebutkan merek
sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (2)
huruf b dan huruf c.
20 Pasal 39
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(3) Metode evaluasi Penilaian Biaya Selama
Umur Ekonomis
digunakan untuk Pengadaan (3) Metode evaluasi Penilaian Biaya Selama Umur
Barang/Pekerjaan Ekonomis digunakan untuk Pengadaan Barang
Konstruksi/Jasa Lainnya yang yang
memperhitungkan faktor memperhitungkan faktor umur ekonomis, harga,
umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan nilai
biaya sisa
pemeliharaan, dan nilai sisa dalam jangka dalam jangka waktu operasi tertentu.
waktu operasi
tertentu.
21 Pasal 41
(5) e. Jasa Konsultansi yang setelah dilakukan
Seleksi
ulang mengalami kegagalan;
f. pemilihan penyedia untuk melanjutkan Jasa
Konsultansi dalam hal terjadi pemutusan
kontrak;
g. Jasa Konsultansi yang bersifat rahasia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; atau
h. Jasa ahli Dewan Sengketa Konstruksi.
22 Pasal 50
(4) b. Peserta menyampaikan penawaran harga;
23 Pasal 51
(1) Prakualifikasi gagal dalam hal:
(1) Prakualifikasi gagal dalam hal:
a. setelah pemberian waktu perpanjangan,
a. setelah pemberian waktu perpanjangan, tidak
tidak ada
ada
peserta yang menyampaikan dokumen
peserta yang menyampaikan dokumen
kualifikasi;
kualifikasi;
atau
atau
b. jumlah peserta yang lulus prakualifikasi
b. jumlah peserta yang lulus prakualifikasi kurang
kurang dari
dari 3 (tiga) peserta.
3 (tiga) peserta.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021

(2) Tender/Seleksi gagal dalam hal:


(2) Tender/Seleksi gagal dalam hal:
a. terdapat kesalahan dalam proses evaluasi;
a. terdapat kesalahan dalam proses evaluasi;
b. tidak ada peserta yang menyampaikan
b. tidak ada peserta yang menyampaikan
dokumen
dokumen
penawaran setelah ada pemberian waktu
penawaran setelah ada pemberian waktu
perpanjangan;
perpanjangan;
c. tidak ada peserta yang lulus evaluasi
c. tidak ada peserta yang lulus evaluasi
penawaran;
penawaran;
d. ditemukan kesalahan dalam Dokumen
d. ditemukan kesalahan dalam Dokumen
Pemilihan
Pemilihan
atau tidak sesuai dengan ketentuan dalam
atau tidak sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Presiden ini;
Peraturan
e. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan
Presiden ini;
Nepotisme (KKN);
e. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi,
f. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak
dan
sehat;
Nepotisme (KKN);
g. seluruh
f. seluruh peserta terlibat persaingan usaha
penawaran
tidak
harga
sehat;
Tender
g. seluruh penawaran harga Tender
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya di
Barang/Pekerjaan
atas HPS;
Konstruksi/Jasa Lainnya di atas HPS;
h. negosiasi biaya pada Seleksi tidak tercapai;
h. negosiasi biaya pada Seleksi tidak
dan/atau
tercapai; dan/atau
i. KKN melibatkan Pokja Pemilihan/PPK.
i. KKN melibatkan Pokja Pemilihan/PPK.

(3) Tender Cepat gagal dalam hal:


a. tidak ada peserta atau hanya 1 (satu) peserta
yang
menyampaikan dokumen penawaran setelah ada
pemberian waktu perpanjangan;
(3) Prakualifikasi gagal sebagaimana
b. pemenang atau pemenang cadangan tidak ada
dimaksud pada ayat (1)
yang menghadiri verifikasi data kualifikasi;
dan Tender/Seleksi gagal sebagaimana
c. ditemukan kesalahan dalam Dokumen
dimaksud pada
Pemilihan
ayat (2) huruf a sampai dengan huruf h
atau tidak sesuai dengan ketentuan dalam
dinyatakan oleh
Peraturan Presiden ini;
Pokja Pemilihan.
d. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN);
e. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak
sehat; dan/atau
f. KKN melibatkan Pokja Pemilihan/PPK.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(4) Prakualifikasi gagal sebagaimana dimaksud
pada
(4) Tender/Seleksi gagal sebagaimana
ayat (1) dan Tender/Seleksi gagal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan
huruf i dinyatakan oleh PA/KPA.
huruf
h dinyatakan oleh Pokja Pemilihan.

(5) Tindak lanjut dari prakualifikasi gagal


sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pokja Pemilihan
segera
melakukan prakualifikasi ulang dengan
ketentuan:
a. setelah prakualifikasi ulang jumlah (5) Tender/Seleksi gagal sebagaimana dimaksud
peserta yang pada
lulus 2 (dua) peserta, proses Tender/Seleksi ayat (2) huruf i dinyatakan oleh PA/KPA.
dilanjutkan; atau
b. setelah prakualifikasi ulang jumlah
peserta yang
lulus 1 (satu) peserta, dilanjutkan dengan
proses
Penunjukan Langsung.
(6) Tindak lanjut dari prakualifikasi gagal
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pokja Pemilihan segera
(6) Tindak lanjut dari Tender/Seleksi gagal
melakukan prakualifikasi ulang dengan
sebagaimana
ketentuan:
dimaksud pada ayat (2), Pokja Pemilihan
a. setelah prakualifikasi ulang jumlah peserta
segera
yang
melakukan:
lulus 2 (dua) peserta, proses Tender/Seleksi
a. evaluasi penawaran ulang;
dilanjutkan; atau
b. penyampaian penawaran ulang; atau
b. setelah prakualifikasi ulang jumlah peserta
c. Tender/Seleksi ulang.
yang
lulus 1 (satu) peserta, dilanjutkan dengan proses
Penunjukan Langsung.
(7) Tindak lanjut dari Tender/Seleksi gagal
(7) Evaluasi penawaran ulang sebagaimana
sebagaimana
dimaksud pada
dimaksud pada ayat (2), Pokja Pemilihan segera
ayat (6) huruf a, dilakukan dalam hal
melakukan:
ditemukan
a. evaluasi ulang; atau
kesalahan evaluasi penawaran.
b. Tender/Seleksi ulang.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(8) Penyampaian penawaran ulang
sebagaimana dimaksud (8) Evaluasi ulang sebagaimana dimaksud pada
pada ayat (6) huruf b dilakukan untuk ayat (7)
Tender/Seleksi huruf a, dilakukan dalam hal ditemukan
gagal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kesalahan
huruf d dan evaluasi penawaran.
huruf h.
(9) Tender/Seleksi ulang sebagaimana
(9) Tender/Seleksi ulang sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat
pada
(6) huruf c, dilakukan untuk Tender/Seleksi
ayat (7) huruf b, dilakukan untuk Tender/Seleksi
gagal
gagal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b
b, huruf c,
sampai dengan huruf i.
huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf i.

(10) Dalam hal Tender/Seleksi ulang


sebagaimana dimaksud (10) Dalam hal Tender/Seleksi ulang sebagaimana
pada ayat (9) gagal, Pokja Pemilihan dengan dimaksud pada ayat (9) gagal, Pokja Pemilihan
persetujuan dengan persetujuan PA/KPA melakukan
PA/KPA melakukan Penunjukan Langsung Penunjukan
dengan Langsung dengan kriteria:
kriteria: a. kebutuhan tidak dapat ditunda; dan
a. kebutuhan tidak dapat ditunda; dan b. tidak cukup waktu untuk melaksanakan
b. tidak cukup waktu untuk melaksanakan Tender/Seleksi.
Tender/Seleksi.

(11) Tindak lanjut dari Tender Cepat gagal


sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Pokja Pemilihan
melakukan
reviu penyebab kegagalan Tender Cepat dan
melakukan Tender Cepat kembali atau mengganti
metode pemilihan lain sebagaimana diatur dalam
Pasal 38 ayat (1).
24 Pasal 58
(1) PPK menyerahkan barang/jasa
(1) PPK menyerahkan barang/jasa sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal 57 kepada PA/KPA.
dalam Pasal 57 kepada PA/KPA.
(2) PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk
melakukan (2) Serah terima sebagaimana dimaksud pada
pemeriksaan administratif terhadap ayat (1)
barang/jasa yang dituangkan dalam berita acara.
akan diserahterimakan.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(3) Hasil pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
dituangkan dalam Berita Acara.
25 Pasal 61
(1) a. Pengadaan Barang/Jasa pada Badan (1) a. Pengadaan Barang/Jasa pada Badan
Layanan Layanan
Umum; Umum/Badan Layanan Umum Daerah;
(2) Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum/Badan Layanan Umum Daerah
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur tersendiri
dengan peraturan pimpinan Badan Layanan
(2) Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Umum/Badan Layanan Umum Daerah.
Layanan Umum (2a) Dalam hal Badan Layanan Umum dan Badan
diatur tersendiri dengan peraturan pimpinan Layanan Umum Daerah belum memiliki
Badan peraturan
Layanan Umum. pengadaan barang/jasa tersendiri, pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum
dan Badan Layanan Umum Daerah berpedoman
pada
Peraturan Presiden ini.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengecualian dalam
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana
pengecualian dalam
dimaksud pada
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
ayat (1) huruf b, ayat (1) huruf c, dan ayat
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan LKPP.
(1) huruf d
diatur dengan Peraturan Kepala Lembaga.
26 Pasal 65
(1) Usaha kecil terdiri atas Usaha Mikro dan (1) Usaha kecil terdiri atas Usaha Mikro dan
Usaha Kecil. Usaha Kecil.
(2) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
(2) Dalam Pengadaan Barang/Jasa, PA/KPA wajib
memperluas menggunakan produk usaha kecil serta koperasi
peran serta usaha kecil. dari
hasil produksi dalam negeri.

(3) Pemaketan dilakukan dengan (3) Kementerian/Lembaga/Pemerintah


menetapkan sebanyakbanyaknya Daerah
paket untuk usaha kecil tanpa mengabaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
prinsip efisiensi, persaingan usaha yang mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh
sehat, kesatuan persen) dari nilai anggaran belanja barang/jasa
sistem, dan kualitas kemampuan teknis. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(4) Nilai paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa
Lainnya paling banyak Rp2.500.000.000,00
(4) Paket pengadaan Barang/Pekerjaan
(dua miliar
Konstruksi/Jasa
lima ratus juta rupiah), dicadangkan dan
Lainnya dengan nilai pagu anggaran sampai
peruntukannya
dengan
bagi usaha kecil, kecuali untuk paket
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)
pekerjaan yang
diperuntukan bagi usaha kecil dan/atau koperasi.
menuntut kemampuan teknis yang tidak
dapat dipenuhi
oleh usaha kecil.
(5) Nilai pagu anggaran pengadaan sebagaimana
(5) LKPP dan
dimaksud dalam ayat (4) dikecualikan untuk
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
paket
memperluas peran serta usaha kecil dengan
pekerjaan yang menuntut kemampuan teknis
mencantumkan barang/jasa produksi usaha
yang
kecil dalam
tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil dan
katalog elektronik.
koperasi.
(6) Penyedia usaha non-kecil yang
melaksanakan pekerjaan (6) Kementerian yang mengurusi urusan
dapat melakukan kerja sama usaha dengan pemerintahan
usaha kecil di bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan
dalam bentuk kemitraan, subkontrak, atau Pemerintah
bentuk kerja Daerah memperluas peran serta usaha kecil dan
sama lainnya, jika ada usaha kecil yang koperasi dengan mencantumkan barang/jasa
memiliki produksi usaha kecil dalam katalog elektronik.
kemampuan di bidang yang bersangkutan.

(7) Penyedia usaha non-kecil atau koperasi yang


melaksanakan pekerjaan melakukan kerja sama
usaha dengan usaha kecil dan/atau koperasi
dalam
bentuk kemitraan, subkontrak, atau bentuk kerja
sama lainnya, jika ada usaha kecil atau koperasi
yang
memiliki kemampuan di bidang yang
bersangkutan.
27 Pasal 66
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(2) Kewajiban penggunaan produk dalam
negeri sebagaimana (2) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri
dimaksud pada ayat (1) dilakukan jika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terdapat peserta apabila terdapat produk dalam negeri yang
yang menawarkan barang/jasa dengan nilai memiliki
Tingkat penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam
Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah Negeri
nilai Bobot (TKDN) ditambah nilai Bobot Manfaat
Manfaat Perusahaan (BMP) paling rendah Perusahaan
40% (empat (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen).
puluh persen).

(3) Nilai TKDN dan BMP sebagaimana dimaksud


pada
(3) Perhitungan TKDN dan BMP
ayat (2) mengacu pada daftar inventarisasi
sebagaimana dimaksud pada
barang/jasa produksi dalam negeri yang
ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan
diterbitkan
peraturan
oleh menteri yang mengurusi urusan
perundang-undangan.
pemerintahan di
bidang perindustrian.
(3a) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
pada
tahap Perencanaan Pengadaan, Persiapan
Pengadaan, atau Pemilihan Penyedia.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
ayat (2) dan ayat (3A)
(3) dicantumkan dalam RUP, spesifikasi dicantumkan dalam RUP, spesifikasi teknis/KAK,
teknis/KAK, dan dan
Dokumen Pemilihan. Dokumen Pemilihan.
28 Pasal 67
(1) Preferensi harga merupakan insentif bagi
(1) Preferensi harga merupakan insentif bagi
produk dalam
produk
negeri pada pemilihan Penyedia berupa
dalam negeri pada pemilihan Penyedia berupa
kelebihan harga
kelebihan harga yang dapat diterima.
yang dapat diterima.
(2) Preferensi harga diberlakukan untuk (2) Preferensi harga diberlakukan untuk
Pengadaan Pengadaan
Barang/Jasa yang bernilai paling sedikit di Barang/Jasa dengan nilai HPS paling sedikit di
atas atas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Preferensi harga diberikan terhadap (3) Preferensi harga diberikan pada pengadaan
barang/jasa yang Barang
memiliki TKDN paling rendah 25% (dua dengan ketentuan sebagai berikut:
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
a. diberikan terhadap Barang yang memiliki TKDN
paling rendah 25% (dua puluh lima persen).
b. diberikan paling tinggi 25% (dua puluh lima
persen).
c. diperhitungkan dalam evaluasi harga
penawaran
yang telah memenuhi persyaratan administrasi
dan teknis.
d. penetapan pemenang berdasarkan urutan
harga
terendah Hasil Evaluasi Akhir (HEA).
puluh lima
e. HEA dihitung dengan rumus HEA = (1 − KP) ×
persen).
HP
dengan:
KP = TKDN × preferensi tertinggi
KP adalah Koefisien Preferensi
HP adalah Harga Penawaran setelah koreksi
aritmatik.
f. dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran
dengan HEA terendah yang sama, penawar
dengan TKDN lebih besar ditetapkan sebagai
pemenang.
(4) Untuk Pekerjaan Konstruksi pada metode
pemilihan
(4) Preferensi harga untuk barang/jasa Tender Internasional, preferensi harga diberikan
paling tinggi 25% (dua paling tinggi 7,5% (tujuh koma lima persen)
puluh lima persen). kepada
badan usaha nasional di atas harga penawaran
terendah dari badan usaha asing.
(5) Preferensi harga untuk Pekerjaan
Konstruksi yang
dikerjakan oleh badan usaha nasional paling
tinggi 7,5%
(tujuh koma lima persen) di atas harga
penawaran
terendah dari badan usaha asing.
(6) Preferensi harga diperhitungkan dalam
evaluasi harga
penawaran yang telah memenuhi
persyaratan
administrasi dan teknis.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(7) Penetapan pemenang berdasarkan
urutan harga terendah
Hasil Evaluasi Akhir (HEA).
(8) HEA dihitung dengan rumus HEA = (1 −
KP) × HP dengan:
KP = TKDN × preferensi tertinggi
KP adalah Koefisien Preferensi
HP adalah Harga Penawaran setelah koreksi
aritmatik.
(9) Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan
HEA terendah yang sama, penawar dengan
TKDN lebih
besar ditetapkan sebagai pemenang.
29 Pasal 72A
(1) Barang/jasa yang ditransaksikan melalui Toko
Daring sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki
kriteria:
a. standar atau dapat distandarkan;
b. memiliki sifat risiko rendah; dan
c. harga sudah terbentuk di pasar.
(2) Barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)
tidak ditayangkan pada Katalog Elektronik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Toko Daring
diatur
dalam Peraturan LKPP.
30 Pasal 74
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(1) Sumber Daya Manusia Pengadaan
Barang/Jasa terdiri
atas:
a. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di
lingkungan
(1) Sumber Daya Manusia Pengadaan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
Barang/Jasa
terdiri atas:
b. Aparatur
a. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Sipil Negara/Tentara
Barang/Jasa;
Nasional
b. Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem
Indonesia/Kepolisian Negara Republik
Pengadaan Barang/Jasa; dan
Indonesia di
c. Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan
lingkungan Kementerian Pertahanan dan
Barang/Jasa.
Kepolisian
Negara Republik Indonesia; dan/atau
c. personel selain yang dimaksud pada huruf
a dan
huruf b.
(2) Sumber Daya Manusia Pengadaan (2) Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Barang/Jasa Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf huruf a merupakan sumber daya manusia yang
b dan ayat (1) melaksanakan fungsi pengadaan barang/jasa di
huruf c memiliki kompetensi di bidang lingkungan
Pengadaan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Barang/Jasa. Daerah.
(3) Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem
(3) Sumber Daya Manusia Pengadaan
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
Barang/Jasa
pada ayat (1) huruf b merupakan sumber daya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
manusia yang melaksanakan perancangan
berkedudukan di
kebijakan
UKPBJ.
dan sistem Pengadaan Barang/Jasa.
(4) Atas dasar pertimbangan besaran beban
pekerjaan atau (4) Sumber Daya Pendukung Ekosistem
rentang kendali organisasi, Sumber Daya Pengadaan
Manusia Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana huruf c merupakan sumber daya manusia yang
dimaksud pada terdiri
ayat (1) yang bertindak sebagai PPK, Pejabat dari berbagai keahlian tertentu dalam
Pengadaan, mendukung
PjPHP/PPHP dapat berkedudukan di luar pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
UKPBJ.
(5) Ketentuan mengenai Sumber Daya Manusia
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dan c berdasarkan
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
ketentuan
peraturan perundang-undangan.
31 Pasal 74A
(1) Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada Pasal
74
ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; dan
b. Personel Lainnya.
(2) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
wajib
memiliki Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sebagai
Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan.
(3) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dapat
ditugaskan
sebagai PPK, membantu tugas PA/KPA,
melaksanakan persiapan pencantuman
barang/jasa
dalam katalog elektronik, dan ditugaskan sebagai
Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan
Barang/Jasa.
(4) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)
dikecualikan untuk Kementerian/Lembaga dalam
hal:
a. nilai atau jumlah paket pengadaan di
Kementerian/Lembaga tidak mencukupi untuk
memenuhi pencapaian batas angka kredit
minimum pertahun bagi Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa; atau
b. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Barang/Jasa dilakukan oleh prajurit Tentara
Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
(5) Dalam hal pengecualian sebagaimana
dimaksud pada
ayat (4), pengelolaan pengadaan Barang/Jasa
dilakukan oleh Personel Lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b.
(6) Personel Lainnya sebagaimana dimaksud ayat
(5)
wajib memiliki sertifikat kompetensi.
(7) Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Barang/Jasa berkedudukan di UKPBJ.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(8) Atas dasar pertimbangan kewenangan,
Sumber Daya
Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa yang
ditugaskan sebagai PPK dapat berkedudukan di
luar
UKPBJ.
Pasal 74B
(1) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
yang
wajib memiliki Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
menyusun Rencana Aksi Pemenuhan Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa.
(2) Dalam hal jumlah Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa
di lingkungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah belum mencukupi sesuai rencana aksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka:
a. pelaksanaan tugas Pokja Pemilihan dilakukan
dengan ketentuan:
1) Pokja Pemilihan untuk setiap paket
pengadaan, wajib beranggotakan sekurang-
kurangnya 1 (satu) Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa; dan
2) Anggota Pokja Pemilihan selain Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan oleh
Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat
kompetensi dan/atau sertifikat keahlian
tingkat dasar di bidang Pengadaan
Barang/Jasa.
b. pelaksanaan tugas Pejabat Pengadaan yang
tidak dapat dilakukan oleh Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa, dilakukan oleh Pegawai Negeri
Sipil yang memiliki sertifikat kompetensi
dan/atau sertifikat keahlian tingkat dasar di
bidang Pengadaan Barang/Jasa.
(3) Dalam hal Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah belum memiliki Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa, sampai tersedianya Pengelola
Pengadaan berdasarkan rencana aksi
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pelaksanaan tugas Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan dilaksanakan oleh:
a. Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat
kompetensi dan/atau sertifikat keahlian tingkat
dasar di bidang Pengadaan Barang/Jasa;
dan/atau
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
b. Agen Pengadaan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana aksi
pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam
Peraturan LKPP.
32 Pasal 75
(1) Menteri/kepala lembaga/kepala daerah
membentuk (1) Menteri/kepala lembaga/kepala daerah
UKPBJ memiliki tugas menyelenggarakan membentuk
dukungan UKPBJ yang memiliki tugas menyelenggarakan
pengadaan dukungan pengadaan
barang/jasa barang/jasa pada
pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
(3a) Kepala UKPBJ wajib memenuhi standar
kompetensi
jabatan yang mencakup kompetensi teknis
bidang
Pengadaan Barang/Jasa.
(5) Pembentukan UKPBJ sebagaimana dimaksud
ayat (1)
dikecualikan bagi Lembaga yang tidak memenuhi
kriteria untuk membentuk UKPBJ
(6) UKPBJ Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah
melaksanakan peningkatan kapabilitas UKPBJ
melalui model kematangan UKPBJ untuk menuju
pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga
yang tidak
memenuhi kriteria untuk membentuk UKPBJ
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan
pelaksanaan peningkatan kapabilitas UKPBJ
melalui model kematangan UKPBJ sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) diatur dalam Peraturan
LKPP.
33 Pasal 78
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021

(1) Perbuatan atau tindakan peserta


pemilihan yang
dikenakan sanksi dalam pelaksanaan
pemilihan Penyedia
adalah:
a. menyampaikan dokumen atau keterangan
(1) Dalam hal peserta pemilihan:
palsu/tidak
a. menyampaikan dokumen atau keterangan
benar untuk memenuhi persyaratan yang
palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan
ditentukan
yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan;
dalam Dokumen Pemilihan;
b. terindikasi melakukan persekongkolan dengan
b. terindikasi melakukan persekongkolan
peserta lain untuk mengatur harga penawaran;
dengan peserta
c. terindikasi melakukan KKN dalam pemilihan
lain untuk mengatur harga penawaran;
Penyedia; atau
c. terindikasi melakukan KKN dalam
d. mengundurkan diri dengan alasan yang tidak
pemilihan Penyedia;
dapat diterima oleh Pejabat Pengadaan/Pokja
atau
Pemilihan/Agen Pengadaan,
d. mengundurkan diri dengan alasan yang
peserta pemilihan dikenai sanksi administratif.
tidak dapat
diterima
oleh
Pejabat
Pengadaan/Pokja
Pemilihan/Agen Pengadaan.

(2) Perbuatan atau tindakan pemenang


pemilihan yang telah (2) Dalam hal pemenang pemilihan
menerima SPPBJ yang dapat dikenakan mengundurkan diri
sanksi adalah dengan alasan yang tidak dapat diterima sebelum
pemenang pemilihan mengundurkan diri penandatanganan Kontrak, pemenang pemilihan
sebelum dikenai sanksi administratif.
penandatanganan Kontrak.
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
(3) Perbuatan atau tindakan Penyedia yang
(3) Dalam hal Penyedia:
dikenakan sanksi
a. tidak melaksanakan
adalah:
Kontrak,
a. tidak melaksanakan Kontrak, tidak
tidak
menyelesaikan
menyelesaikan pekerjaan, atau
pekerjaan, atau tidak melaksanakan
tidak
kewajiban dalam
melaksanakan kewajiban dalam masa
masa pemeliharaan;
pemeliharaan;
b. menyebabkan kegagalan bangunan;
b. menyebabkan kegagalan bangunan;
c. menyerahkan Jaminan yang tidak dapat
c. menyerahkan Jaminan yang tidak dapat
dicairkan;
dicairkan;
d. melakukan kesalahan dalam perhitungan
d. melakukan kesalahan dalam perhitungan
volume hasil
jumlah/volume hasil pekerjaan berdasarkan
pekerjaan berdasarkan hasil audit;
hasil audit;
e. menyerahkan barang/jasa yang
e. menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya
kualitasnya tidak sesuai
tidak sesuai dengan Kontrak berdasarkan hasil
dengan Kontrak berdasarkan hasil audit;
audit; atau
atau
f. terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai
f. terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan Kontrak,
dengan
Penyedia dikenai sanksi administratif.
Kontrak.
(4) Perbuatan atau tindakan sebagaimana
(4) Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dikenakan
(1), ayat (2), dan ayat (3) dikenakan: sanksi
a. sanksi digugurkan dalam pemilihan; administratif berupa:
b. sanksi pencairan jaminan; a. sanksi digugurkan dalam pemilihan;
c. Sanksi Daftar Hitam; b. sanksi pencairan jaminan;
d. sanksi ganti kerugian; dan/atau c. Sanksi Daftar Hitam;
e. sanksi denda. d. sanksi ganti kerugian; dan/atau
e. sanksi denda.
(5) Pelanggaran atas ketentuan (5) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada: dimaksud
a. ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c pada:
dikenakan sanksi a. ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c
digugurkan dalam pemilihan, sanksi dikenakan sanksi digugurkan dalam pemilihan,
pencairan Jaminan sanksi pencairan Jaminan Penawaran, dan
Penawaran, dan Sanksi Daftar Hitam selama Sanksi Daftar Hitam selama 2 (dua) tahun;
2 (dua) b. ayat (1) huruf d dikenakan sanksi pencairan
tahun; Jaminan Penawaran dan Sanksi Daftar Hitam
b. ayat (1) huruf d dikenakan sanksi selama 1 (satu) tahun;
pencairan Jaminan c. ayat (2) dikenakan sanksi pencairan Jaminan
Penawaran dan Sanksi Daftar Hitam selama Penawaran dan Sanksi Daftar Hitam selama 1
1 (satu) (satu) tahun;
tahun; d. ayat (3) huruf a dikenakan sanksi pencairan
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
c. ayat (2) dikenakan sanksi pencairan
Jaminan Penawaran
dan Sanksi Daftar Hitam selama 1 (satu)
tahun;
d. ayat (3) huruf a dikenakan sanksi
Jaminan Pelaksanaan atau sanksi pencairan
pencairan Jaminan
Jaminan Pemeliharaan, dan Sanksi Daftar Hitam
Pelaksanaan atau sanksi pencairan Jaminan
selama 1 (satu) tahun;
Pemeliharaan, dan Sanksi Daftar Hitam
e. ayat (3) huruf b sampai dengan huruf e
selama 1 (satu)
dikenakan sanksi ganti kerugian sebesar nilai
tahun;
kerugian yang ditimbulkan; atau
e. ayat (3) huruf b sampai dengan huruf e
f. ayat (3) huruf f dikenakan sanksi denda
dikenakan sanksi
keterlambatan.
ganti kerugian sebesar nilai kerugian yang
ditimbulkan;
atau
f. ayat (3) huruf f dikenakan sanksi denda
keterlambatan.
34 Pasal 83
(1) PA/KPA
menyampaikan
identitas
peserta (1) PA/KPA menayangkan
pemilihan/Penyedia yang dikenakan Sanksi informasi
Daftar Hitam peserta
kepada unit kerja yang melaksanakan fungsi pemilihan/Penyedia yang dikenakan Sanksi Daftar
layanan Hitam dalam Daftar Hitam Nasional.
pengadaan secara elektronik, untuk
ditayangkan dalam
Daftar Hitam Nasional.
35 Pasal 85
(1) Penyelesaian sengketa kontrak antara PPK
(1) Penyelesaian sengketa kontrak antara
dan
PPK dan Penyedia
Penyedia dalam pelaksanaan Kontrak dapat
dalam pelaksanaan Kontrak dapat dilakukan
dilakukan melalui:
melalui
a. layanan penyelesaian sengketa kontrak;
layanan penyelesaian sengketa kontrak,
b. arbitrase;
arbitrase, atau
c. Dewan Sengketa Konstruksi; atau
penyelesaian melalui pengadilan.
d. penyelesaian melalui pengadilan.
(2) LKPP menyelenggarakan layanan (2) LKPP menyelenggarakan layanan penyelesaian
penyelesaian sengketa sengketa kontrak sebagaimana dimaksud pada
kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat ayat
(1). (1) huruf a.
(3) Ketentuan mengenai Dewan Sengketa
Konstruksi
No Perpres No. 16 Tahun 2018 Perpres No. 12 Tahun 2021
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
ditetapkan dengan peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai