PT:
PETUNJUK TEKNIS PT-SHNUR-00- 038
Tanggal Dibuat: Tanggal Berlaku: Nama Divisi:
1.0 TUJUAN
Petunjuk teknis ini sebagai pedoman tindakan dan tanggung jawab perawat / bidan dalam
melakukan prosedur baik dirawat inap maupun rawat jalan.
3.0 DEFINISI
3.1 Posisi fowler adalah cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk
3.2 Posisi SIM adalah posisi miring dan setengah telungkup
3.3 Posisi trendelemburg adalah posisi kepala lebih rendah dari pada kaki
3.4 Posisi dorsal recumbet adalah posisi terlentang dengan lutut di tekuk dan telapak
kaki menapak diatas tempat tidur, sedangkan kedua belah kaki direnggangkan
3.5 Posisi lithomie adalah posisi terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditarik
kearah perut, sedangkan tungkai bawah membuat sudut 90° terhadap paha
3.6 Posisi genu pectoral (knee chest) adalah posisi menungging, kedua kaki ditekuk,
dan dada menempel pada kasur
3.7 Posisi prone adalah posisi telungkup dengan kepala miring kii/kanan dan garis leher
tetap lurus.
4.0 ACUAN
4.1 KRS-SHNUR-00-002 Standa Praktek Keperawatan
4,2 KRS-SHNUR-00-006 Standa Keperawatan Berhubungan dengan
kebutuhan rasa aman dan perlindungan
4.3 KRS-SHNU-00-007 Standa Keperawatan Berhubungan dengan
kebutuhan rasa nyaman dan kebersihan
4.4 KRS-SHNUR-00-009 Standar keperawatan berhubuungan dengan
kebutuhan aktivitas, pegerakan dan rehabilitas
4.5 KRS-SHIC-001 Pengendalian infeksi di Rumah Sakit
4.6 Masterkill College of Nursing and Haalth, (2009), Clinical Practice Manual edition.
Mosby
4.7 Bulechek, G.M.,(2007). Nursing Intervention Classification (NIC), fifth edition.
Mosby
4.8 Potter & Pery (2009), Fundamental of Nusing: Konsep Proses dan Praktik, edisi 4
jakarta, EGC
No. PT:
PETUNJUK TEKNIS PT-SHNUR-00- 038
Tanggal Dibuat: Tanggal Berlaku: Nama Divisi:
4.9 Daniels, (2010), Nursing Fundamental: caring & Clinical Decision Making
Thomson
5.0 DOKUMEN
5.1 Catatan terintegrrasi
5.2 Catatan rencana keperawatan harian
5.3 Catatan Observasi
6..0 FASILITAS DAN PEALATAN
6.1 Tempat tidu yang dapat difungsikan (manual atau elektrik)
6.2 Bantal dan selimut
7.0 RINCIAN AKTIVITAS
7.1 Posisi Fowler (Posisi Setengan duduk)
Pemeberian posisi ini bertujuan untuk mengurangi sesak nafas meningkatkan
cardiac output, meningkatkan ventilasi / ekspansi pau, membantu
mempelancar keluarnya cairan pada pasien dengan pemasangan wate sealed
drainage, memudahkan saat makan, bicara, atau menonton TV.
7.1.1 Jelaskan prosedur dan hal-hal yang akan dilakukan pada pasien dan tujuan
diberikan posisi ini.
7.1.2 Cuci Tangan.
7.1.3 Tempat tidur bagian kepala diatur / dinaikan 80° - 90° sampai posisi
setengah duduk, bagian lutut dinaikan sesuai dengan kebutuhan (bila perlu
pasang bantal tipis dibawah kedua lutut pasien untuk mencegah merosot)
7.1.4 Pasang bantal dibawah kedua lengan pasien, pebaiki letak bantal kepala,
kalau pelu pasang sandaran kaki (footboard) pada pasien dengan total care.
7.1.5 Pasien dirapikan dan cuci tangan. Tanyakan pada pasien apakah posisi
sudah nyaman.
7.1.6 Catat posisi yang telah dilakukan dalam catatan terintegrasi yang terkait
7.1.7 Perhatikan keadaan umm pasien selanjutnya, bila posisi berubah segera
perbaiki.
Posisi ini biasanya diberikan pada pasien sesak nafas (penyakit jantung,
asthma dan sejenisnya, pasien pasca bedah bila keadaan umum pasien baik
atau bila pasien sudah benar-benar sadar, pasien immobilisasi yang tidak ada
kontraindikasi untuk posisi ini).
Kontraindikasi pada pasien post operasi spinal dan bedah otak.
No. PT:
PETUNJUK TEKNIS PT-SHNUR-00- 038
Tanggal Dibuat: Tanggal Berlaku: Nama Divisi:
7.3.7 Perhatikan keadaan umum pasien selanjutnya, bila posisi berubah segera
perbaiki.
7.3.8 Cuci tangan setelah tindakan
7.6.4 Jaga privasi pasien, tutup pintu dan tirai tempat tidur
7.6.5 Posisi harus menunging, kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
kasur
7.6.6 Pakaian bagian bawah dibuka bila perlu, selimut pada area tubuh yang
diperlukan
7.6.7 Cuci tangan setelah tindakan
7.7 Posisi Prone
Pemberian posisi ini bertujuan untuk mempermudah tindakan daerah
belakang, meningkatkan ekspansi dada, mencegah tertutupnya jalan nafas
oleh lidah, mencegah aspirasi oleh lendir dan merupkan posisi alternative
pada pasien imobilisasi.
7.7.1 Jelaskan prosedur pada pasien dan tujuan diberikan posisi ini
7.7.2 Cuci tangan
7.7.3 Bantal disingkirkan dari tempat tidur
7.7.4 Bantu pasien ke posisi telungkup, letakan tangan dibawah wajah dengan
posisi fleksi, kepala dimirngkan ke kiri/kanan
7.7.5 Atur posisi wajah, hindari hidng tertutup, letakan bantal kecil pada area
dada
7.7.6 Perhatikan keadaan umum pasien selanjutnya bila posisi berubah segera
perbaiki
7.7.7 Cuci tangan setelah tindakan
Kontra indikasi dilakukan pada pasien paska pembedahan abdominal,
masalah spinal, dan pernafasan.
7.8 Posisi Supine (Terlentang)
Merupakan posisi alternative pada pasien tirah baring dan biasanya
digunakan pada pasien paska operasi spinal atau tindakan anastesi spinal.
Tindakan direkomendasikan pada pasien dyspnea atau pasien yang beresiko
aspirasi.
7.8.1 Jelaskan prosedur kepada pasien dan tujuan diberikan posisi ini.
7.8.2 Cuci tangan
7.8.3 Bantu pasien/ anjurkan pasien terlentang dengan posisi tulang belakang
sejajar dengan kasur
7.8.4 Letakan bantal dibawah kepala, lutut, dan betis.
No. PT:
PETUNJUK TEKNIS PT-SHNUR-00- 038
Tanggal Dibuat: Tanggal Berlaku: Nama Divisi:
7.8.5 Perhatikan keadaan umuum pasien selanjutnya, bila posisi berubah segera
perbaiki.
7.8.6 Cuci tangan setelah tindakan
7.9 Posisi Semi Fowler
Posisi ini memiliki keuntungan dan kontraindikasi yang sama dengan posisi
fowler.
7.9.1 Jelaskan prosedur dan hal-hal yang akan dilakukan pada pasien dan tujuan
diberikan posisi ini
7.9.2 Cuci tangan
Tempat tidur bagian kepala diatur / dinaikan 30° - 45° sampai posisi
bagian lutut dinaikan sesuai dengan kebutuhan (bila perlu pasang bantal
dibawah lutut pasien untuk mencegah merosot)
7.9.3 Pasang bantal dibawah kedua lengan pasien, perbaiki letak bantal kepala,
kalau perlu pasang sandaran kaki (footboard)
7.9.4 Pasien dirapikan dan cuci tangan, tanyakan kepada pasien apakah posisi
sudah nyaman.
7.9.5 Catat posisi yang telah dilakukan dalam formulir keperawatan yang terkait
7.9.6 Perhatikan keadaan umum pasien selanjutnya, bila pasien berubah segera
perbaiki,
7.9.7 Cuci tangan setelah tindakan.
7.10 Posisi Miring ( Side – lying )
Posisi ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada pasien dan
menghindari tekanan pada daerah punggung dan sacrum
Kontra indikasi pada pasien paska operasi Hip Replacement atau operasi
bedah tulang lainnya.
7.10.1 Jelaskan prosedur dan hal – hal yang akan dilakukan pada pasien dan
tujuan diberikannya posisi ini
7.10.2 Cuci tangan
7.10.3 Anjurkan pasien miring kiri atau kanan, bantu dukungan bantal/guling
pada area punggung sampai kepala
7.10.4 Letakkan bantal diantara kedua lutut dan di paha ( posisi tangan memeluk
bantal),
7.10.5 Rapikan pasien, perhatikan keadaan umum pasien.
No. PT:
PETUNJUK TEKNIS PT-SHNUR-00- 038
Tanggal Dibuat: Tanggal Berlaku: Nama Divisi: