Anda di halaman 1dari 7

Nama : Vina Dwi Ayunda Sari

NIM/Kelas : 1130018046 / 6A
Matkul Gawat Darurat (Transportasi)

Video 1
Pemindahan darurat adalah pemindahan yang akan dilakukan ketika korban benar-
benar dalam kondisi yang mengancam nyawa dan di sekitarnya ada bahan ledakan
atau bahan yang sangat berpotensi untuk meledak atau dalam kecelakaan ditengah
jalan, dan dipindahkan dari tengah jalan menuju ke pinggir jalan, atau korban
yang berdekatan dengan bahan-bahan yang berbahaya seperti minyak dan lain
sebagainya.

Ada beberapa contoh pemindahan darurat :

1. Tarikan baju : Tarikan baju ini dilakukan ketika korban dalam keadaan
tergeletak, dan kita akan menarik bajunya ke tempat yang lebih aman.
a. Sebelum melakukan pemindahan korban hendaknya menyiapkan alat
pelindung diri (APD) terlebih dahulu, seperti google glass, masker, baju
pelindung (minimal yang berlengan panjang), celana panjang, sepatu dan
sarung tangan latex atau handscoon untuk menghindari tubuh atau kulit
terkena langsung dari cairan korban, karena cairan korban bersifat
menular, dan apapun cairan yang keluar dari tubuh korban itu dapat di
asumsikan menularkan penyakit.
b. Posisikan tubuh penolong simestris dengan korban, dan posisi duduk
penolong sebelum menyentuh korban adalah duduk resquer agar tidak
terjatuh dan menimpah pasien.
c. Angkat sedikit kepala korban dan sandarkan kepalanya di paha penolong.
d. Tarikan baju, di ambil baju yang bagian atas dan diputar dan ditarik
searah dengan tubuh korban atau simetris dengan tubuh korban.
Untuk tehnik seperti ini usahakan posisi ketika menarik korban jangan
mengangkat menggunakan punggung atau tulang belakang. Jika
dibebankan pada tulang belakang ataupun punggung nanti lama
kelamaan bisa menyebabkan penolong menderita sakit pinggang.
2. Tarikan bahu / lengan : Korban ditarik dibagian bahu dibantu dengan
menggunakan seutas kain atau seutas tali yang dibalut diantara bahunya,
kemudian dililit dan ditarik. Dan begitu juga dengan tarikan lengan dimana
ditarik kedua lengan korban dan ditarik searah dengan kepala korban.
Untuk tarikan bahu :
a. Posisikan korban dan angkat sedikit kepala korban kemudian sandarkan
kepalanya di paha penolong.
b. Ikat pergelangan tangannya dengan tali atau kain atu bisa memakai
mitella, untuk mempermudah dalam penarikan.
c. Rapatkan tubuh penolong kepada tubuh korban, dan masukkan tangan
penolong dibawah bahu dibawah ketiak korban dan posisikan tangan
memegang kedua tangan pasien
d. Tarik perlahan menuju ke belakang dan simetris dengan tubuh korban.
3. Tarikan kain : Alat yang digunakan berupa kain, kain ditaruh kemudian
letakkan korban di atas kain tersebut dan ditarik.
a. Siapkan dan posisikan kain yang panjang sesuai dengan tubuh korban.
b. Di lipat ¼ kebagian dalam, dan dirapatkan kain mendekat ke tubuh
korban.
c. Posisikan korban miring stabil
d. Masukkan kain kebagian belakang tubuh korban, dan di rebahkan
kembali.
e. Di rapikan kembali lipatan tadi, sehingga kain benar-benar memenuhi
tubuh korban.

Untuk tarikan kain : di ujung bawah dan di ujung atas kain, untuk ujung
bawah harus diikat karena fungsinya supaya korban tidak merosot jatuh,
dbagian atas juga harus diikat, dan di lilitkan sedikit. Dan kemusian di
tarik.

4. Tarikan selimut : Menggunakan bantuan selimut untuk menarik korban ,


ukurannya lebih besar atau bobotnya lebih berat. Tarikan selimut ini hampir
mirip dengan tarikan kain, hanya saja beda alat yang digunakan.
a. Lipat selimut 1/3 bagian, dan masukkan selimut dibawah korban
b. Miringkan korban dengan miring stabil, dan miringkan ke arah dalam ke
arah tubuh penolong supaya tubuh penolong mampu menyanggah bagian
tubuh dari korban.
c. Rapatkan selimut dan masukkan ke bagian bawah tubuh korban dan di
rebahkan kembali.
d. Posisikan kembali selimut 1/3 bagian yang terlipat tadi supaya dapat
memenuhi bagian tubuh korban.
e. Gulung bagian atas selimut atau dibagian kepala korban, dan siap untuk
ditarik.

Bedanya tarikan kain dan selimut : kalau tarikan selimut yang dililit
hanya dibagian kepala atau atas saja. Karena bahan selimut itu lebih tebal
dari bahan kain.

5. Menggendong : Di gunakan ketika melaukan pemindahan darurat yang benar-


benar darurat, harus memindahkan korban dengan cara menggendongnya,
bersama penolong korban menuju ke tempat yang lebih aman.
Apabila posisi korban tergeletak lemas, berdirikan korban terlebih dahulu
baru menggendongnya.
Angkatan langsung : korban diposisikan di paha penolong dan diberdirikan
pelan-pelan, dan perlahan-lahan ditarik kebelakang sambil berdiri.
6. Membopong : tehniknya menggendong korban dengan cara korban berada
didepan penolong.
a. Berdirikan dahulu korban dan angkat dengan angkatan langsung.
b. Tekuk lutut korban dan diganjal tungkai bawahnya, dan tangan korban
dipegang dengan menggunakan mekanisme gravitasi dan di angkat
korban.
c. Apabila posisi korban sudah berdiri kemudian lakukan pembopongan.
7. Menyokong : Tehnik menolong korban/ memindahkan korban dimana
korbannya masih sadar hanya mengalami kelumpuhan atau luka pada bagian
tungkai sehingga tidak bisa bergerak. Dan seorang penolong membantu
korban dengan cara memapahnya, 1 lengan dikaitkan dibahu penolong
kemudian korban di papah.
Contoh cedera pada tungkai bawah, sehingga penolong membantu berjalan,
namun korban sendiri masih bisa jalan.
a. Rangkulkan lengan korban dipundak penolong
b. Meminta korban untuk mengangkat kakinya, dan injakkan pada atas
punggung kaki penolong. Berjalan perlahan bersama-sama bagian kaki
luar bersama-sama bagian kaki luar korban dan begitu juga sebaliknya.
8. Fire resque drug : Di gunakan ketika berada diruang terbatas di reruntuhan
maupun di gorong-gorong sehingga kita harus merangkak mengangkat
korban keluar.
a. Mengikat kedua tangan korban menggunakan mitella, tali, kain atau yang
lainnya.
b. Posisikan penolong diatas korban, dan tangan korban yang diikat tadi
dikalungkan ke penolong. Dan bersiap untuk merangkak.

Video 2
Konsep penanganan pasien di pre hospital :
a. Ketika kita menerima pasien dengan konsep dangress dengan artian kita
melihat keadaan lingkungan sekitar kita dengan konsep 3A ( aman diri
kita, aman korban dan aman lingkungan)
b. Selanjutnya kita mengecek respon dari pasien dengan memberikan respon
suara dengan cara menepuk bagian bahu korban apabila korban tidak
memberikan respon maka kita cek dengan memberikan tekanan nyeri pada
bagian sternum.
c. Selanjutnya kita melakukan call for rhelp dengan meminta bantuan
emergency medical tim rumah sakit terdekat.
d. Setelah itu kita mengecek airway yaitu mengecek kondisi jalan nafas pada
pasien, apabila kita melihat jalan pasien sudah bagus kita cek breathing
nya.
e. Setelah tim emergency datang maka proses penyelamatan utama pre
hospital segera kita lakukan paada korban.
f. Sebelum kita melakukan transportasi maka kita lihat Kembali proses
stabilisasi nya dimana kita melihat airway, breathing dan sirkulasi. Ketika
airway, breathing dan sirkulasi baik maka korban siap dilakukan
pemindahan atau transportasi pre hospital ke instalasi gawat darurat
terdekat.
Fase pra interaksi :
a. Sebutkan Tindakan keperawatan yang akan dilakukan
b. Cuci tangan 6 langkah sebelum menyiapkan alat
c. Persiapan alat
a) Long spinal board
b) Neck collar
c) Tali
d) Masker
e) Alat untuk stabilisasi berupa bidai balut (mitela di lipat 8 sisi,
spalk, sarung tangan bersih, handrub)
f) Menggunakan sarung tangan sebelum menolong korban
Fase orientasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur Tindakan yang akan dilakukan kepada
korban (pertolongan pertama pada kecelakaan) yaitu yang pertama
stabilisasi kemudian transportasi
b. Lakukan Tindakan pengurangan nyeri (non farmakologis) pada saat
Tindakan.
Cara penggunaan neck collar pada korban cedera servikal pada bagian leher :
a. Kita kaji terlebih dahulu apakah ada cedera servikal atau tidak dibagian
leher dengen cara melihat apakah ada jejas atau kebiruan pada leher atau
Pundak pasien. Ketika saat menolong korban dengan adanya jejas atau
kebiruan pada bagian leher harus kita atasi terlebih dahulu dengan
menggunakan neck collar.
b. Pasien harus tertidur atau terlentang di tempat yang datar
c. Masukan neck collar dengan cara memasukan dari arah belakang dengan
pelan - pelan kemudian tempatkan dagu pada bagian penyangga di neck
collar kemudian rekatkan.
d. Pemasangan neck collar diharapkan leher terletak pada bagian
anatomisnya
Cara menstabilisasikan korban
a. Perhatikan dangrees yang artinya kita harus melihat lingkungan sekitar
kita atau korban dalam kondisi aman, aman diri kita aman pada korban.
Jauhkan semua peralatan yang membahayan pada pasien ataupun diri kita
seperti listrik, pecahan kaca , batu , kayu ataupun lainnya.
b. Lakukan posisi supinasi atau melentangkan pasien secara perlahan.
c. Kemudian kita cek respon pasien dengan menepuk Pundak pasien.
d. Lakukan call for help atau menelfon emergency medical tim dengan
meneybutkan nama kita, nama rumah sakit yang di hubungi, melaporkan
terkait meminta bantuan emergency medical tim, menjelaskan sedikit
kejadian, menyebutkan lokasi kejadian, menyebutkan keadaan pasien,
e. Setelah melakukan call for help cek airway dan breathing pada korban
f. Setelah tim emergency datang kita mengecek apakah bagian servikal ada
jejas atau tidak
g. Apabila ada jejas , gunakan sarung tangan untuk memasang neck collar
untuk memepertahankan servikal nya agar tidak lebih parah
h. Letakan tangan dibawah klavikula pasien, ibu jari memegang bahu
kemudian masukan neck collar dari bawah secara perlahan kemudian
keratkan,
i. Kemudian masukan alat untuk penyangga kepala pasien
j. Kemudian focus pada kaki yang terjadi pendarahan
k. Lakukan perhentian pendarahan dengan balut tali menggunakan mitela
yang sudah di lipat menjadi 8 lipatan
l. Sebelum memasang bidai perhatikan neuro vaskuler nya
m. Apabila sudah selesai cek ulang apakah stabilisasi nya sudah benar apa
belum
Transportasi korban dengan Teknik log roll
a. Untuk memindahkan pasien kita harus pada bagian kepala (skavikula
sambil mempertahankan leher pasien), badan, panggul, serta kaki
b. Tangan pasien kita silangkan terlebih dahulu kemudian taruh tangan kita
di bawah pasien dengan cara menyilang dengan tangan ners yang lainnya
c. Kemudian dengan cara hitungan 1, 2, 3 arah kan tubuh pasien ke arah
tubuh kita.
d. Kemudian taruh pasien di spinal boot
e. Kemudian ikat pasien dengan spinal boot menggunakan tali ataupun kain
agar Ketika pasien dipindahkan tidak terjatuh
f. Atur posisi untuk mengangkat pasien ke dalam ambulance
g. Ketika sudah di angkat taruh pasien di atas brankas yang sudah terdapat
matras
h. Lepas tali
i. Ambil spinal boot
Memindahkan pasien dari brankas menggunakan matras ke tempat tidur :
a. Saat korban sudah di IGD
b. Turunkan besi pembatas pada brankas
c. Ners pertama menarik pada bagian pojok atas, ners kedua pada bagian
tengah dan ners ketiga pada bagian pojok bawah dan ners lainnya
membantu mengangkat dan menggeer pasien ke tempat tidur
d. Saat mau di pindahkan atau menggeser pasien , ners diatas bed kemudian
dengan hitungan 1, 2, 3 semua ners menarik dan menggeser pasien ke
tempat tidur
e. Kemudian keluarkan brankas dari ruangan dan angkat besi tempat tidur
agar pasien tidak terjatuh
f. Setelah itu pasien siap melakukan penanganan lanjut

Anda mungkin juga menyukai