Anda di halaman 1dari 32

LAMPIRAN

SURAT KEPUTUSAN
DEKAN FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Nomor: 088 / SK/ FH-UKM/VIII/2017
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIR
MAHASISWA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PEDOMAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIR MAHASISWA


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Penulisan Tugas Akhir


Penulisan tugas akhir merupakan persyaratan yang ditentukan di setiap Perguruan Tinggi bagi
setiap mahasiswa hendak memperolah gelar sarjana. Secara khusus, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, bahwa tugas akhir yang harus dikerjakan oleh seorang mahasiswa hukum yang hendak
mengakhiri studi untuk mendapatkan predikat sarjana hukum (S.H. ) di Fakultas Hukum adalah
menyusun penulisan Hukum. Sejak berlakunya SK DIKTI No.17/1993, tugas penulisan hukum
tersebut dapat berbentuk Skripsi, Legal Memorandum, atau Studi Kasus.
Penulisan tugas akhir diawali dari sebuah proposal. Proposal penelitian adalah rancangan
penelitian dari seorang mahasiswa yang akan mengadakan penelitian karya ilmiah berupa skripsi,
legal memorandum maupun studi kasus. Proposal merupakan bukti kemampuan mahasiswa dalam
pembuatan rancangan penelitian dan mengembangkan ilmu hukum. Proposal disusun untuk
mengawali pembuatan karya ilmiah berupa skripsi, legal memorandum maupun studi kasus. Muatan
proposal penelitian disesuaikan dengan format dari masing-masing jenis karya ilmiah baik berupa
skripsi, legal memorandum maupun studi kasus.

1. Skripsi
Skripsi merupakan suatu bentuk karya ilmiah yang disusun oleh setiap mahasiswa atas dasar
suatu penelitian dalam rangka menyelesaikan studi program strata satu (S-1). Skripsi diwajibkan
sebagai persyaratan pendidikan akademis. Studi yang dibuat harus berdasarkan pada suatu
penelitian ilmiah, baik penelitian lapangan, penelitian perpustakaan, atau penelitian pengembangan.
Skripsi dalam keilmuan hukum adalah suatu karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian yang
membahas masalah dalam bidang hukum. Penulisan Proposal Tugas Akhir dalam bentuk Skripsi
hanya terdiri dari BAB I. Adapun sistematika dalam penulisan proposal skripsi adalah sebagai berikut:

Judul
Judul yang baik harus dapat menggambarkan sejelas mungkin topik dan permasalahan yang
dibahas dalam skripsi. Judul memang sebaiknya dibuat sesingkat mungkin dan setidak-tidaknya/
sekurang-kurangnya memuat 2 (dua) variable yang berhubungan satu sama lain. Variabel
merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga disebut sebagai faktor
yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Variabel dapat dikelompokkan menurut
beragam cara, namun terdapat tiga jenis pengelompokkan variabel yang umum dikenal dalam
penelitian hukum. Pertama, variabel bebas atau yang disebut independent variable. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang “Pengaruh Resolusi Dewan Keamanan PBB No.
1438 Tahun 2002 Terhadap Upaya Pemberantasan Terorisme di Indonesia Pasca Bom Bali”,
variabel bebas adalah Resolusi Dewan Keamanan PBB, karena variabel tersebut yang
mempengaruhi.

Kedua, Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria, konsekuen, adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat
tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari
variabel bebas. Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang hendak kita jelaskan. Sebagai contoh
dalam penelitian “Pengaruh Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1438 Tahun 2002 Terhadap Upaya
Pemberantasan Terorisme di Indonesia Pasca Bom Bali”, variable terikat dalam penelitian tersebut
adalah pemberatansan terorisme di Indonesia oleh karena variabel tersebut dipengaruhi oleh
Resolusi Dewan Keamanan PBB sebagai variabel bebas.

Dalam hal judul terlalu panjang, dapat dimungkinkan pembuatan anak judul. Judul selalu
ditempatkan pada halaman pertama proposal (format terlampir).
Contoh:
- Tinjauan Yuridis Pengemban Jabatan Legal Officer dan Pertanggungjawabannya Secara
Perdata dalam Perseroan Terbatas.
- Tinjauan Yuridis atas Penggunaan Klausula Baku dalam Transaksi Penyedia Jasa
Pengiriman yang Dilakukan PT. Citra Van Tiki (Titipan Kilat) Dikaitkan dengan Undang-
Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Sistematika Proposal
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang sering juga dipakai istilah “latar belakang masalah”. Istilah mana yang
dipergunakan tidak menjadi masalah, sebab pada intinya hal-hal yang harus dimuat dalam
bagian ini harus menceritakan alasan-alasan mengapa kita memilih masalah penelitian yang
demikian, apa yang sudah diketahui tentangnya, serta situasi yang melandasi atau
melatarbelakanginya.
Latar belakang bertujuan memaparkan suatu uraian yang menunjukkan latar belakang
dipilihnya masalah yang hendak ditelitinya. Latar belakang erat kaitannya dengan sumber
‘dari mana’ masalah penelitian di yaitu dapat berasal dari:
- hasil penelaahan suatu kebijakan (policy) pemerintah dan/atau lembaga lain;
- hasil pengamatan lingkungan kerja;
- hasil pengamatan sehari-hari; atau
- kombinasi dari sumber-sumber di atas.

Latar belakang juga menunjukan adanya kesenjangan antara das sein (kejadian empiris /
lapangan) dengan das sollen (yang seharusnya yaitu sisi normatif hukum).
Hal-hal yang perlu dijawab dalam latar belakang adalah sebagai berikut :
- Mengapa topik tersebut menarik untuk diteliti?
- Apakah ada urgensinya untuk diteliti ?
- Masalah apa saja yang dapat diidentifikasi seputar topik itu ?
- Masalah apa yang ingin difokuskan, dan masukkan dalam penelitian ini?
- Apa kaitan antara masalah yang dipilih dengan bidang kekhususan yang ditekuni ?
- Apakah masalah serupa pernah diteliti orang lain sebelumnya ?
- Jika pernah ada penelitian serupa, apa bedanya dengan penelitian yang akan anda
lakukan ini

Latar belakang yang baik dibangun dengan pemikiran deduksi atau dianalogikan sebagai
piramida terbalik. Maksudnya, latar belakang itu harus dimulai dari hal-hal yang umum, dan
kemudian mengarah kepada pernyataan-pernyataan yang lebih spesifik. Di dalam latar
belakang, disampaikan juga tulisan-tulisan yang lain yang relevan memiliki kemiripan dengan
tulisan penulis dan dijelaskan perbedaan antara tulisan-tulisan tersebut dengan tulisan
penulis serta apa kontribusi tulisan tersebut terhadap tulisan penulis.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah secara umum adalah sesuatu yang belum diketahui jawabannya. Oleh
karena judul memuat minimal 2 variabel maka rumusan masalah pun harus terdiri dari
minimal 2 (dua). Sebaiknya jangan terlalu banyak. Kedalaman suatu penelitian tidak
ditentukan oleh banyaknya masalah yang dirumuskan.
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
- Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
- Dapat berguna bagi kepentingan ilmu hukum dan terhadap masyarakat.
- Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
- Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
- Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
- Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan
kepercayaan agama.
- Sejalan dengan pemikiran dalam latar belakang masalah.

Rumusan masalah menjadi panduan/arah “penelitian”. Perumusan masalah menggunakan


pertanyaan ilmiah dalam bentuk apakah, mengapa dan bagaimana. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut memberi arti adanya pendapat (opini) dari penulis. Hindari penggunaan kalimat
tanya kapan dan dimana. Dengan perumusan masalah yang jelas akan didapat kesimpulan
hasil penelitian yang baik dan tidak mengambang.
Contoh:
- Apakah hambatan-hambatan yang timbul dari perlindungan hukum HaKI dalam
perjanjian waralaba?
- Bagaimana perlindungan hukum kepada investor dalam hal terjadi ingkar janji
(wanprestasi) oleh perusahaan reksadana Y?
- Apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan bank garansi terkait usaha
pembangunan apartemen dan bagaimana cara mengatasinya?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian harus sesuai dengan rumusan masalah. Cara mudah untuk mensinkronkan
antara rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah dengan “membalik” kalimat
pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan dalam tujuan penelitian.
contoh:
- Untuk menganalisis hambatan-hambatan yang timbul dari perlindungan hukum
Kekayaan Intelektual dalam perjanjian waralaba.

- Untuk menganalisis perlindungan hukum kepada investor dalam hal terjadi ingkar janji
(wanprestasi) oleh perusahaan reksadana Y.

- Untuk menganalisis kendala dalam pelaksanaan bank garansi terkait usaha


pembangunan apartemen dan cara mengatasinya.

Berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penelitian dapat diketahui apa sifat dan atau
tipe penelitian yang dilakukan (preskriptif, deskriptif, eksploratif, atau eksplanatoris dan lain
sebagainya).

D. Kegunaan / Manfaat Penelitian


Berbeda dengan tujuan penelitian yang lebih pada jawaban mengenai apa yang ingin
diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan, kegunaan penelitian adalah manfaat yang
bakal diperoleh seandainya jawaban itu telah didapatkan.
Kegunaan penelitian; pada umumnya diarahkan pada kemanfaatan penelitian itu bagi praktik
dan juga teori. Kegunaan dalam praktik; bahwa hasil penelitian nantinya diharapkan dapat
memberikan jalan keluar yang akurat terhadap masalah yang dihadapi. Disamping memberi
jalan yang tepat dan akurat, diharapkan pula hasil penelitian itu dapat memberi sumbangan
pemikiran bagi teori hukum dan pengembangan ilmu hukum.

Contoh:
- Kegunaan hasil penelitian ini adalah sebagai bahan bacaan lebih lanjut bagi penelitian
yang akan datang yang berminat meneliti lebih mendalam topik serupa di kemudian hari.
- Hasil penelitian ini diharapkan, kiranya dapat menjadi bahan masukan buat pemerintah
dalam upaya mengharmonisasikan pelaksanaan dan pengaturan masalah arus bebas
tenaga kerja pasca berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN di Indonesia.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dibagi atas 2 (dua) yaitu kerangka teori dan kerangka konseptual.
Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya
dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian.
Kerangka teori berisi uraian tentang telahaan teori dan hasil penelitian terdahulu yang terkait.
Utamanya, teori dugunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menjawab permasalahan
hukum yang dinyatakan dalam identifikasi masalah. Telaahan ini bisa dalam arti
membandingkan, mengkontraskan atau meletakan kedudukan masing-masing dalam
masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi atau pendirian peneliti
disertai dengan alasan-alasannya. Hal ini juga dimaksudkan untuk menampilkan mengapa
dan bagaimana teori hasil penelitian para pakar terdahulu digunakan peneliti dalam
penelitiannya, termasuk dalam merumuskan asumsi-asumsi dalam penelitiannya.
Dalam sebuah tulisan ilmiah kerangka teori adalah hal yang sangat penting, karena dalam
kerangka teori tersebut akan dimuat teori-teori yang relevan dalam menjelaskan masalah
yang sedang diteliti. Kemudian kerangka teori ini digunakan sebagai landasan teori atau
dasar pemikiran dalam penelitian yang dilakukan. Karena itu adalah sangat penting bagi
seorang peneliti untuk menyusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pemikiran yang
akan menggambarkan dari sudut mana suatu masalah akan disoroti.
Khusus untuk penelitian hukum menurut Soerjono Soekanto, dapat dibedakan menjadi
penelitian hukum normatif dan empirik. Sedangkan menurut Soetandyo Wignjosoebroto
pembedaan penilitian hukum yaitu doktrinal dan doktrinal. Penelitian hukum empirik lazimnya
bersifat eksplanatoris, sedangkan penelitian hukum normatif dapat bersifat deskriptif ataupun
eksplanatoris.
Menurut Soerjono Soekanto dan Ronny Kountur bahwa Landasan Teori ataupun Kerangka
Konsep dapat ditemukan dan/atau dirumuskan dari: Pandangan para ahli (Doktrin);
Peraturan Perundang-undangan (terabstraksi dalam pasal-pasalnya baik yang bersifat
regulatif maupun substantif); Postulat/Dalil dari Kitab-Kitab Suci Agama tertentu; Al Hadits
Rasul dan Petua dari Ahli Agama, dan lain-lain.
Tujuan kerangka ini adalah untuk memperdalam ilmu pengetahuan serta mempertajam
konsep penelitian. Kerangka teoritis dan konsepsional antara lain berisi tentang pengkajian
terhadap teori-teori, definisi-definisi tertentu yang dipakai sebagai landasan pengertian dan
landasan operasional dalam pelaksanaan penelitian. Dari kerangka teoritis dan konsepsional
yang baik dan mendalam, nantinya akan diperoleh bukan saja suatu usulan penelitian yang
baik, tetapi juga hasil penelitian yang valid pula.
Oleh karena kerangka teori digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian, akan lebih
mudah apabila teori yang digunakan relevan dan berkaitan erat dengan judul terutama
masalah yang akan diteliti.
Contoh:
- Untuk mengetahui perlindungan hukum kepada investor dalam hal terjadi ingkar janji
(wanprestasi) oleh perusahaan reksadana Y?

Terhadap masalah diatas, teori yang paling relevan digunakan adalah teori negara
hukum, teori Conditio Sine qua Non dan teori Adequated Veroorzaking dan teori
perlindungan hukum (preventif dan represif).

Kerangka konseptual adalah adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya
untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang
akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu yang dipakai sebagai landasan
penelitian yang didapatkan di bab tinjauan pustaka. Kerangka konseptual diharapkan akan
memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan
diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan
masalah penelitian.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis. Metode Deskriptif adalah suatu
metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang
diteliti melalui data atau sampel yangtelah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dengan kata lain penelitian
deskriptif analitis mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah
sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang kemudian diolah
dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.
Adapun sub-sub bab dalam metode penelitian adalah sebagai berikut:

a. Jenis Penelitian
1. Yuridis Normatif
Penelitian yang memandang hukum sebagai doktrin atau seperangkat aturan
yang bersifat normatif (law in book). Penelitian ini dilakukan melalui upaya
pengkajian atau penelitian hukum kepustakaan.
2. Yuridis Empiris (Yuridis Sosiologis)
Penelitian yuridis empiris, hukum dikonsepkan sebagai pranata sosial yang
secara riil dikaitkan dengan variabel-variabel sosial yang lain. Apabila hukum
sebagai gejala sosial yang empiris sifatnya, dikaji sebagai variabel bebas/sebab
(independent variabel) yang menimbulkan pengaruh dan akibat pada berbagai
aspek kehidupan sosial, kajian itu merupakan kajian hukum yang sosiologis
(socio-legal research). Namun, jika hukum dikaji sebagai variabel
tergantung/akibat (dependent variabel) yang timbul sebagai hasil dari berbagai
kekuatan dalam proses sosial, kajian itu merupakan kajian sosiologi hukum
(sociologi of law).

b. Sifat Penelitian
Berdasarkan sifatnya, terdapat beberapa penelitian hukum yang dikenal di
Indonesia. Pertama, eksploratif merupakan penelitian hukum yang bersifat mendasar
dan bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi dan data-data yang belum
diketahui secara lengkap. Sifat penelitian ini sering digunakan dalam kegaitan studi
kelayakan (feasibility study).
Kedua, penelitan hukum deskriptif merupakan penelitian hukum yang bersifat
menggambarkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi)
lengkap dari suatu hukum positif termasuk peristiwa hukum terkait yang terjadi.
Ketiga, penelitian hukum eksplanatori (explanatory legal studies), merupakan
penelitian hukum yang bertujuan untuk menjelaskan bahkan menguji suatu teori atau
hipotesis guna memperkuat atau menolak teori atau hipotesis dari suatu hasil
penelitian yang sudah ada sebelumnya.

c. Jenis dan Sumber Data


Penulisan hukum menggunakan data sekunder. Dalam hal terdapat data yang
diperoleh dari lapangan, dikategorikan sebagai data sekunder oleh penulis. Data
sekunder terbagi atas beberapa bahan hukum yaitu bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari : Norma atau
kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan, bahan hukum yang
tidak dikodifikasi seperti hukum adat, dan yurisprudensi.
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelaan mengenai bahan
hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian atau
pendapat para pakar.
Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum dan
ensiklopedia.

d. Pendekatan Penelitian
Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan
tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai
isu/masalah yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Adapun pendekatan-
pendekatan hukum yang dikenal adalah sebagai berikut: (pilih setidaknya 2 diantara
pendekatan berikut).
1. Statute Approach
Pendekatan dengan melihat pada peraturan perundang-undangan terkait dengan
topic utama dalam tugas akhir.
2. Conceptual Approach
Pendekatan dengan melihat pada konsep-konsep yang dapat menjawab
permasalahan dalam topik yang ditulis.
3. Comparative Approach
Pendekatan dengan melakukan perbandingan hukum atas substansi hukum,
struktur hukum dan budaya hukum dari 2 atau lebih objek perbandingan.
4. Historical Approach
Pendekatan ini dengan memahami filosofi aturan hukum dari waktu ke waktu,
serta memahami perubahan dan perkembangan filosofi yang melandasi aturan
hukum tersebut. Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah latar belakang dan
perkembangan pengaturan mengenai isu hukum yang dihadapi.
5. Case Approach
Pendekatan dengan melihat pada kasus-kasus yang terkait dengan topic yang
ditulis dalam tugas akhir.

e. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian adalah merupakan aktivitas ilmiah yang sistimatis, terarah dan bertujuan
maka data /informasi yang dikumpulan harus relevan dengan persoalan yang
dihadapi.

Sebelum pengumpulan data, perlu diperhatikan:


- Data macam apa yg diperlukan (kualitatif/kuantitatif)
- Dimana diperoleh data (lapangan/perpustakaan/sumber primer/sekunder )
- Bagaimana cara memperolehnya (observasi atau komunikasi)
- Berapa jumlah yang dibutuhkan /tepat
Tahap penelitian terdiri atas penelitian kepustakaan dalam upaya mencari data
sekunder dengan menggunakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder,
dan bahan hukum tertier. Tahap penelitian lapangan dilakukan guna
memperoleh data primer untuk mendukung data sekunder.

Teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam peneltian hukum adalah studi
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan
atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain.

f. Teknik Analisis Data


Teknik Analisis Data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang
tertutama adalah masalah yang tentang sebuah penelitian. Dalam suatu penelitian
ilmiah terdapat dua teknik analisis data, yakni secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis secara kualitatif lebih memfokuskan pada kualitas data, tanpa dipengaruhi
jumlah atau kuantitas data, sehingga jumlah sampling tidak mempengaruhi hasil
analisis sebaliknya analisis secara kuantitatif memfokuskan pada kuantitas data dan
dipengaruhi oleh jumlah sampling yang dipilih.

Daftar Pustaka (Sementara)


Daftar pustaka (sementara) ada kemungkinan untuk bertambah karena adanya penemuan
baru saat penelitian. Daftar pustaka sementara disusun sesuai dengan sistem
pengacuan/pengutipan yang dibuat. Daftar pustaka (sementara) ini perlu dicantumkan agar
Ketua/Sekretaris Program Studi dan/atau calon dosen pembimbing juga mengetahui bacaan
apa saja yang telah ditelusuri oleh mahasiswa sehubungan dengan topik penelitian yang
diajukan. Upayakan agar bahan acuan/referensi sebagian besar kebaharuannya tidak boleh
lebih 10 tahun dan minimal terdiri dari 20 rujukan yang berbeda. Daftar rujukan dari artikel
atau jurnal sebaiknya diutamakan karena adanya perkembangan penelitian di bidang ilmu
hukum yang terus berkembang meskipun demikian referensi buku tetap diperlukan untuk
menjaga kualitas dari rujukan yang diambil oleh penulis.

SKRIPSI LENGKAP

Sistematika Skripsi
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Keaslian
Halaman Pengesahan
Halaman Abstrak
Halaman Kata Pengantar
Halaman Daftar Isi
Halaman Daftar Lampiran
Halaman Daftar Singkatan
Halaman Daftar Tabel (bila ada)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ATAS VARIABEL PERTAMA


(tulis judul yang relevan)
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ATAS VARIABEL KEDUA DAN KETIGA
(bila ada) (tulis judul yang relevan)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (sesuaikan dengan
Identifikasi masalah)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
Lampiran
Curriculum Vitae

Penjelasan Sistematika Skripsi


BAB I PENDAHULUAN, berisi uraian:
A. Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi uraian mengenai masalah hukum yang menarik minat peneliti.
B. Identifikasi Masalah
Bagian ini berisikan uraian yang menunjukkan permasalahan yang akan diteliti, disusun
dalam bentuk pertanyaan.
C. Tujuan Penelitian
Bagian ini berisikan uraian tujuan yang ingin dicapai oleh penulis atas masalah hukum
yang diteliti sesuai dengan identifikasi masalah.
D. Kegunaan Penelitian
Bagian ini berisikan uraian mengenai kegunaan penelitian secara teoretis dan praktis.
E. Kerangka Pemikiran
Bagian ini berisikan uraian mengenai landasan teori dan konseptual yang digunakan
dalam penelitian.
F. Metode Penelitian
Bagian ini memuat mengenai metode yang digunakan untuk melakukan penelitian.
G. Sistematikan Penulisan
Bagian ini memuat uraian tiap-tiap judul bab dan sub bab. Masing-masing judul bab dan
sub bab dapat menggambarkan tentang hal yang ingin diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA VARIABEL PERTAMA


Bagian ini berisikan uraian teori, konsep, asas, norma, doktrin yang relevan dengan variabel
pertama yang diteliti baik dari buku, jurnal ilmiah, yurisprudensi, perundang-undangan, dan
sumber data lainnya. Variabel pertama diuraikan seara sistematik guna memperjelas topik
yang diangkat dan mempermudah pembaca untuk memahami tulisan secara keseluruhan.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA VARIABEL KEDUA DAN/ATAU VARIABEL KETIGA


Bagian ini berisikan uraian teori, konsep, asas, norma, doktrin yang relevan dengan variabel
kedua dan ketiga yang diteliti baik dari buku, jurnal ilmiah, yurisprudensi, perundang-
undangan, dan sumber data lainnya. Variabel kedua dan/atau variabel ketiga diuraikan seara
sistematik guna memperjelas topik yang diangkat dan mempermudah pembaca untuk
memahami tulisan secara keseluruhan.

BAB IV PEMBAHASAN
Bagian ini berisikan uraian yang memuat mengenai analisis atau pembahasan sesuai
dengan identifikasi masalah. Jumlah sub bab pada pembahasan mengikuti jumlah identifikasi
masalah yang ada.

BAB V PENUTUP
Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan jawaban atas identifikasi
masalah, sedangkan saran merupakan usulan yang operasional, konkret, dan praktis serta
merupakan kesinambungan atas identifikasi masalah.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Dari keseluruhan bab-bab yang ada, jika diberikan perkiraan persentase jumlah halaman,
akan tampak perbandingan ideal sebagai berikut:
1. Bab I = 15%
2. Bab II = 15%
3. Bab III = 15%
4. Bab IV = 45%
5. Bab V = 10%
Daftar pustaka dipersyaratkan memuat minimal 20 sumber referensi yang terdiri dari Buku
(40-60%), Jurnal (20-40%), dan sumber referensi terkait lainnya seperti laporan, berita,
rujukan internet dan lain-lain (10-30%).

2. Legal Memorandum
Memorandum hukum (legal memorandum) sebenarnya merupakan bagian dari argumentasi
hukum yang dibuat untuk kalangan sesama ahli hukum yang sarat dengan bahasa hukum. Jika untuk
kepentingan klien, argumentasi hukum dituangkan dalam bentuk pendapat hukum (legal opinion)
dengan bahasa yang lebih dimengerti oleh klien. Apabila untuk keperluan beracara di pengadilan,
argumentasi hukum dituangkan dalam bentuk Eksepsi, Pleidoi, Replik (bagi jaksa), Kesimpulan (bagi
kuasa penggugat maupun tergugat), maupun Putusan Hakim.
Tujuan penulisan Legal Memorandum adalah untuk menganalisis permasalahan hukum dalam
rangka penyelesaian atas masalah tersebut. Legal Memorandum biasanya dibuat atas permintaan
pihak tertentu yang membutuhkan, seperti pribadi atau badan usaha yang menghadapi masalah
hukum, rekan penasehat hukum, dan lain-lain.
Bagi mahasiswa, penulisan legal memorandum sangat bermanfaat bagi yang memiliki minat
untuk terjun di dunia praktisi seperti advokat dan konsultan hukum, sehingga topik yang dipilih
hendaknya merupakan kasus-kasus yang belum memiliki putusan dengan kekuatan hukum tetap (in
kracht). Hal ini juga untuk mempermudah membedakan antara legal memorandum dengan studi
kasus.
Judul
Judul, merupakan kepala tulisan yang mencerminkan tema dari pokok masalah yang dikaji. Akan
tetapi, judul bukanlah tema tulisan. Judul merupakan rumusan rumusan pokok masalah yang dikaji,
sedangkan tema merupakan ruang lingkup bidang hukum yang menjadi kajian, sehingga judul lebih
sempit dibandingkan dengan tema.
Contoh: LEGAL MEMORANDUM ATAS KASUS KEPEMILIKAN HAK CIPTA ATAS POTRET
HASIL KARYA HEWAN TERLATIH MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014
TENTANG HAK CIPTA DAN THE AGREEMENT ON TRADE RELATED ASPECTS OF
INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS (TRIPS)

Penulisan Proposal Tugas Akhir dalam bentuk Legal Memorandum merupakan BAB I dari
keseluruhan penelitian. Adapun sistematika dalam penulisan proposal Legal Memorandum adalah
sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Kasus Posisi
Kasus posisi adalah uraian secara lengkap dan objektif tentang fakta-fakta hukum yang terdapat
dalam suatu kasus yang akan dikaji, yang nantinya akan dijadikan dasar untuk merumuskan isu-
isu atau masalah hukum. Fakta-fakta hukum dapat berupa perbuatan, peristiwa, ataupun
keadaan. Misalnya, penipuan dalam investasi adalah perbuatan hukum, perkawinan adalah
peristiwa hukum, dan dewasa atau di bawah umur adalah suatu keadaan. Untuk dapat
mengungkapkan fakta-fakta hukum secara lengkap dan objektif tersebut, penulis Legal
Memorandum perlu melakukan investigasi dan kajian mendalam atas fakta-fakta hukum yang
ada dalam kasus tsb.
Investigasi dapat dilakukan dengan cara melakukan observasi dan/atau wawancara mendalam
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut. Dengan melakukan observasi ataupun
wawancara pada pihak-pihak yang terlibat, maka penulis Legal Memorandum akan mendapatkan
informasi atau keterangan (data) yang lengkap dan mendalam atas kasus tersebut. Dalam
memaparkan kasus tersebut, penulis Legal Memorandum tetap harus bersikap netral (objektif)
dan menghindarkan diri dari hal-hal yang subjektif.
Investigasi juga dapat dilakukan dengan cara melakukan studi dokumen atas kasus yang akan
dikaji. Dokumen yang dimaksud dapat berupa hasil rekaman kasus dalam bentuk tertulis,
rekaman suara, video, dan yang lainnya. Dengan studi dokumen ini penulis Legal Memorandum
akan mendapatkan informasi dan keterangan tentang kasus tersebut, sehingga dapat
menguraikan secara lengkap dan objektif. Pada saat hasil investigasi dalam bentuk gambar
hidup ini dapat diperoleh dari berbagai sumber. Misalnya, Internet, televisi atau siaran-siaran
yang secara berkala menayangkan program masalah hukum, yang isinya hasil investigasi atas
kasus-kasus hukum tertentu yang telah terdokumentasikan secara baik.

Permasalahan Hukum
Permasalahan hukum, berisi pertanyaan masalah hukum yang ada dibelakang fakta-fakta hukum
atau identifikasi masalah -masalah hukum yang meliputi antara lain: siapa para pihaknya, apa
para pihak tersebut kompeten, dan apa pula yang dipermasalahkan. Untuk dapat menentukan isu
atau masalah hukum, penulis Legal Memorandum perlu menguasai pemahaman yang mendalam
mengenai ilmu hukum. Isu atau masalah hukum sebenarnya dapat muncul dalam level dogmatik,
teori, dan filsafat hukum.
Isu hukum di level dogmatik ini pada umumnya menitikberatkan pada aspek praktis dari ilmu
hukum, yaitu fakta hukum. Sementara pada level teori hukum, isu atau masalah hukum itu lebih
terkait dengan konsep hukum. Konsep-konsep hukum telah dikenal luas di kalangan akademisi
hukum, misalnya: badan hukum, kadaluarsa, kewenangan, kepailitan, hak kekayaan intelektual,
pertanggung jawaban pidana, dan sebagainya. Sedangkan pada level filsafat hukum, isu atau
masalah hukum dapat ditemukan pada asas-asas hukum, karena asas-asas hukum tersebut
berada dalam tataran filsafat hukum.
Setelah penulis Legal Memorandum dapat mengidentifikasi isu-isu atau masalah hukum yang
hendak dikaji, langkah selanjutnya adalah merumuskan isu atau masalah hukum itu secara jelas
dan tajam. Untuk mempertajam dan memperjelas isu hukumnya, maka perlu dirumuskan bentuk
kalimat pertanyaan yang lengkap dan sempurna. Pertanyaan hukum itu dapat dirumuskan dalam
satu atau lebih pertanyaan-pertanyaan berdasarkan ruang lingkup masalah yang akan dikaji.
Pertanyaan itu dapat dimulai dengan kata tanya, misalnya:
i. Bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan oleh…..;
ii. Apa. ;
iii. Bagaimana kedudukan….;
iv. Bagaimana keabsahan….;
DAFTAR PUSTAKA (dibuat sementara)

LEGAL MEMORANDUM LENGKAP

Sistematika Memorandum Hukum


Halaman Judul
Halaman Pernyataan Keaslian
HalamanPengesahan / Persetujuan
Halaman Memorandum
Halaman Abstrak
Halaman Kata Pengantar
Halaman Daftar Isi
Halaman Daftar Lampiran

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM


BAB II PEMERIKSAAN DOKUMEN
BAB III TINJAUAN TEORETIK
BAB IV ANALISIS HUKUM DAN PENDAPAT HUKUM
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Daftar Pustaka
Lampiran
Curriculum Vitae

Penjelasan Sistematika Memorandum Hukum


Halaman Memorandum
Halaman ini berisikan informasi mengenai nama penulis, kepada siapa memorandum hukum
ditujukan, masalah yang dibahas dalam memorandum hukum, dan tanggal pembuatan
memorandum hukum.

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM


1. Kasus Posisi, bagian ini berisikan uraian mengenai pihak yang terlibat dalam
peristiwa hukum, latar belakang peristiwa hukum / perbuatan hukum /
hubungan hukum yang terjadi, yang menjadi objek penelitian.
2. Permasalahan Hukum, bagian ini berisikan permasalahan/persoalan hukum
yang akan diteliti berdasarkan kasus posisi, disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan.

BAB II PEMERIKSAAN DOKUMEN


Bagian ini berisikan uraian dokumen hukum yang relevan dan terkait dengan hal
yang akan diteliti. Dokumen hukum dapat berupa bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder. Dalam bab ini dilakukan penelusuran bahan hukum
yang dimulai dari Undang-Undang terkait secara hierarki dan Yurispudensi.

BAB III TINJAUAN TEORETIK


Bagian ini berisikan uraian mengenai asas, teori, doktrin, konsep, yang relevan
dengan masalah hukum yang diteliti berasal dari buku, jurnal ilmiah, dan sumber
data lainnya.

BAB IV ANALISIS HUKUM DAN PENDAPAT HUKUM


Bagian ini berisikan uraian mengenai analisis / pembahasan atas identifikasi
masalah. Analisis, adalah kegiatan penelaahan dan interpretasi atas fakta-fakta
hukum yang telah dikemukakan, kemudian dikaitkan dengan bahan-bahan
hukum yang relevan. Penelaahan dan interpretasi ini didasarkan pada isu atau
masalah hukum yang diajukan untuk dicari pemecahan atau penyelesaianya dari
segi hukum. Dalam bidang hukum, dilakukan penafsiran hukum yaitu suatu
upaya yang pada dasarnya menerangkan, menjelaskan, menegaskan baik
dalam arti memperluas maupun membatasi/ mempersempit pengertian hukum
yang ada dalam rangka penggunaannya untuk memecahkan masalah atau
persoalan yang sedang dihadapi. Istilah lain untuk penafsiran hukum adalah
interpretasi hukum.

Kegiatan analisis hukum ini pada hakikatnya merupakan upaya dari penulis
Legal Memorandum untuk menjawab atau memecahkan masalah hukum yang
diajukan. Masalah hukum itu tidak cukup dijawab dengan hanya mengandalkan
pada logika penulis saja. Penulis harus mencari dasar pembenar secara yuridis,
yaitu dengan mengemukakan dasar hukum atau peraturan, norma, asas, doktrin
dan lain sebagainya dalam menganalisis fakta-fakta hukum yang ada. Di
samping itu, dalam menerapkan aturan, asas doktrin atas fakta-fakta hukum
tersebut juga dituntut akurasi, dan jika tidak akurat, maka akan berakibat pula
pada tidak tepatnya jawaban yang dihasilkan.

Tujuan utama orang menyusun Legal Memorandum sebenarnya adalah untuk


menyusun pendapat hukum (legal opinion) atas permasalahan hukum yang
muncul. Permasalahan hukum itu membutuhkan pemecahan atau jawaban yang
tepat tentang bagaimana status hukum dan penyelesainnya. Jawaban yang tepat
mempunyai arti penting dalam menyelesaikan setiap masalah hukum yang
dihadapi oleh orang ketika dihadapkan dengan persoalan-persoalan hukum.
Dengan jawaban yang diberikan oleh ahli hukum (lawyer) itu, orang yang sedang
ditimpa permasalahan hukum akan lebih tenang karena ia mempunyai pedoman
atau pegangan ketika berhadapan dengan pihak lainnya (terutama lawan
hukumnya).

Dalam konteks penulisan Legal Memorandum, pendapat hukum atau legal


opinion ini merupakan produk akhir dari penulisan Legal Memorandum.
Pendapat hukum ini pada hakikatnya merupakan kesimpulan dari hasil analisis
hukum yang telah dilakukan oleh penulis Legal Memorandum. Kesimpulan
tersebut sekaligus merupakan jawaban atas isu atau masalah hukum yang
diajukan. Oleh karena itu, substansi atau muatan dari pendapat hukum itu harus
sinkron atau sesuai dengan isu hukum yang diajukan. Jika isu atau masalah
hukum yang diajukan dua buah, maka pendapat hukumnya juga dua buah, jika
isu atau masalah hukumnya itu tiga, maka pendapat hukumnya juga tiga dan
seterusnya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Bagian ini berisikan uraian yang memuat kesimpulan dan rekomendasi.
Kesimpulan merupakan jawaban atas identifikasi masalah, bersifat operasional,
konkret, dan praktis, serta memungkinkan untuk dilakukan atas kasus yang
diteliti. Rekomendasi adalah saran yang bersifat menganjurkan, membenarkan
atau menguatkan mengenai sesuatu hal tertentu yang dibahas dalam penulisan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3. Studi Kasus
Studi kasus merupakan penulisan tugas akhir yang berisikan analisis atas putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap. Oleh karena penulisan studi kasus diawali dari
perbedaan pendapat antara penulis dengan putusan pengadilan maka dalam analisa, penulis
mengomentari dan mengkritisi isi putusan dan pertimbangan hakim.
Judul
Judul, merupakan kepala tulisan yang mencerminkan tema dari pokok masalah yang dikaji.
Berbeda dengan skripsi dan legal memorandum, dalam judul disebutkan No. Putusan yang akan
dikaji.
Contoh:
KAJIAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KABEL TELEPON SEBAGAI
SARANA FASILITAS UMUM (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor: 187/Pid. B/2008/PN. Kray.
di Pengadilan Negeri Karanganyar)

Penulisan Proposal Tugas Akhir dalam bentuk Studi kasus hanya terdiri dari BAB I. Adapun
sistematika dalam penulisan proposal Studi Kasus adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bagian ini berisikan uraian mengenai latar belakang mengapa kasus tersebut dipilih. Kasus
atau putusan yang menjadi kajian penelitian hendaknya merupakan kasus atau putusan yang
penting. Misalnya: penemuan hukum, penyimpangan terhadap asas hukum, ketidaktepatan
hakim dalam memutus perkara, kesalahan format, dan lain sebagainya.

Kasus Posisi
Bagian ini berisikan uraian tentang pihak-pihak yang terkait, latar belakang terjadinya
peristiwa hukum atau perbuatan hukum, atau hubungan hukum yang terjadi, yang akan
menjadi objek penelitian.
Masalah Hukum
Bagian ini berisikan uraian mengenai masalah hukum yang terjadi, disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan yang menunjukkan permasalahan yang akan diteliti berdasarkan kasus
posisi.

DAFTAR PUSTAKA

STUDI KASUS LENGKAP

Sistematika
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Keaslian
Halaman Pengesahan / Persetujuan
Halaman Abstrak
Halaman Kata Pengantar
Halaman Daftar Isi
Halaman Daftar Lampiran

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS DAN KASUS POSISI


A. Latar Belakang Pemilihan Kasus
Bagian ini berisikan uraian mengenai latar belakang pemilihan kasus. Kasus yang dipilih
seyogyanya merupakan kasus atau putusan yang dinilai kurang tepat oleh penulis.
Misalnya terdapat penemuan hukum, penyimpangan atas asas hukum, ketidaktepatan
hakim dalam memutus perkara, kesalahan formal dan lain sebagainya.

B. Kasus Posisi
Bagian ini berisikan uraian tentang pihak-pihak yang terkait, latar belakang terjadinya
peristiwa hukum atau perbuatan hukum, atau hubungan hukum yang terjadi, yang akan
menjadi objek penelitian.

BAB II MASALAH HUKUM DAN TINJAUAN TEORETIK


A. Masalah Hukum
Bagian ini berisikan uraian mengenai masalah hukum yang terjadi, disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan yang menunjukkan permasalahan yang akan diteliti berdasarkan kasus posisi.
Penekanan dilakukan atas putusan hakim yang tidak sejalan dengan dasar hukum yang
seharusnya diterapkan atau pertimbangan hukum yang berlawanan dengan prinsip-prinsip
hukum.

B. Tinjauan Teoritik
Bagian ini berisikan uraian mengenai asas, kaidah, teori, doktrin, konsep, yang relevan dengan
masalah hukum yang diteliti dapat berasal dari buku, jurnal ilmiah, maupun sumber data lainnya.

BAB III RINGKASAN PUTUSAN


Bagian ini berisikan uraian mengenai nomor putusan, kepala putusan, identitas pihak, ringkasan
pertimbangan hakim yang berupa uraian tentang pertimbangan hakim dalam menetapkan
putusan dan amar putusan.
BAB IV ANALISIS KASUS DAN PUTUSAN
Bagian ini berisikan uraian yang memuat mengenai analisis, telaah, kajian atau pembahasan
masalah hukum yang dikaji atas pertimbangan hukum dan putusan hakim dari kasus tersebut.
Penulis mengkritisi isi putusan yang dianggap tidak sesuai atau penerapan hukumnya kurang
tepat untuk kemudian memberikan argumentasi mengenai putusan yang harusnya dijatuhkan
berdasrakan pertimbangan-pertimbangan yang berdasar pada bahan hukum primer dan
sekunder.

BAB V KESIMPULAN
Bagian ini berisikan uraian yang memuat kesimpulan berupa jawaban atas identifikasi masalah.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAGIAN – BAGIAN DALAM TUGAS AKHIR

Bagian Muka
Pada bagian muka Skripsi, sekurang-kurangnya terdiri atas halaman judul, kata pengantar, dan
daftar isi. Sedangkan secara lengkap, tugas akhir terdiri atas sampul (cover), persetujuan,
pengesahan, ucapan terima kasih, persembahan, kata pengantar, dan daftar isi. Di samping
dilengkapi dengan daftar table, daftar gambar, dan daftar singkatan.

Sampul (Terlampir)
Lembar Pernyataan Keaslian (Terlampir)
Halaman Pengesahan atau Persetujuan (Terlampir)
Kata Pengantar
Kata Pengantar penulis menjelaskan tentang motivasi penelitian, latar belakang penelitian, ruang
lingkup penelitian, dan tujuan penelitian. Singkatnya Kata pengantar bernuansa menghantar para
pembaca kepada isi Tugas Akhir. Meskipun demikian, dalam kenyataannya, banyak penulis
mencantumkan ucapan terima kasih dalam Kata Pengantar.
Harus dibedakan penghargaan atau ucapan terima kasih (acknowledgments) dengan Kata
Pengantar (preface). Dalam penghargaan, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing, teman dekat, dan sejumlah orang atau organisasi yang mendukung dan
memberikan bantuan dalam proses penelitian dan penulisan Tugas Akhir.
Kata pengantar setidaknya memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Penjelasan mengenai tugas akhir dan tujuan penulisan;
2. Alasan pemilihan judul dan masalah dalam penulisan;
3. Hasil singkat dari penulisan;
4. Saran untuk penelitian selanjutnya yang akan membahas topik yang relevan;
5. Ucapan terima kasih kepada semua pihak.
Daftar Isi
Daftar isi mencerminkan susunan keseluruhan isi Tugas Akhir secara rinci, yang meliputi bagian
muka, bagian utama, dan bagian belakang. Daftar isi adalah bagian dari sebuah makalah,
laporan, maupun tugas akhir (skripsi, legal memorandum dan studi kasus) yang menjabarkan
sebuah karya halaman per halaman atau tiap bab. Peran sebuah daftar isi sangatlah penting
dalam pembuatan makalah. Karena, dengan daftar isi dapat memudahkan pembaca untuk
mencari topik utama atau materi apa yang dibahas dalam tiap halaman. Selain itu, dengan
adanya daftar isi, sebuah karya tulis akan terlihat lebih rapih.

Abstrak
Isi Abstrak memuat secara garis besar: Paragraf pertama yaitu latar belakang dan permasalahan
hukum, paragraf kedua yaitu metode penelitian yang digunakan dan hasil penelitian dan paragraf
ketiga yaitu simpulan dan saran. Semua uraian itu dituangkan paling banyak 250 kata (ditulis
dengan jarak 1 spasi). Abstrak dibuat dalam dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan Indonesia.
Lampiran 1
Format Halaman Judul / Cover

Judul Tugas Akhir


(Arial atau Times New Roman 16, Tebal, HURUF KAPITAL)

Jenis Penulisan Tugas Akhir


(Arial atau Times New Roman 14, Tebal)

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh Sidang Ujian Sarjana dan
meraih gelar Sarjana Hukum
(Arial atau Times New Roman 12, Tebal)

Oleh:
(Nama Mahasiswa)
(NRP)
(Arial atau Times New Roman 12, Tebal)

Pembimbing:
(Nama Pembimbing)
(Nama Pembimbing Pendamping)
(Arial atau Times New Roman 12, Tebal)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
TAHUN
(Arial atau Times New Roman 16, Tebal)
Lampiran 2
Format Lembar Pernyataan Keaslian

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : …………………………………………………………….

Nomor Registrasi Pokok : …………………………………………………………….

Jenis Penulisan Tugas Akhir : …………………………………………………………….

Judul Penulisan Tugas Akhir : …………………………………………………………….

Dengan ini penandatangan menyatakan bahwa:

1. Tugas akhir ini adalah asli hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat.

2. Jika dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil dari plagiat, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas
Hukum Universitas Kristen Maranatha.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tanpa adanya
tekanan maupun paksaan dari pihak manapun juga

Bandung,

Penandatangan,

(Materai Rp 6.000,00)

(Nama mahasiswa)

NRP. ………………..
Lampiran 3
Format Lembar Pengesahan Pembimbing

(Judul Penulisan Tugas Akhir)

(Nama Mahasiswa)
(NRP Mahasiswa)

Bandung, (tanggal, bulan, tahun pengesahan)


Mengetahui,

Pembimbing, Pembimbing Pendamping,

(Nama Pembimbing) (Nama Pembimbing Pendamping)

NIK. ………………. NIK. ……………………………..


Lampiran 4
Format Lembar Persetujuan Panitia Sidang Ujian

(Judul Penulisan Tugas Akhir)

…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

(Nama Mahasiswa)
(NPM Mahasiswa)

Disetujui Untuk Diajukan Dalam Sidang Ujian

Panitia Sidang Ujian Sarjana Hukum


Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha

Ketua Sekretaris,
Dekan, Wakil Dekan I,

(Nama Dekan) (Nama Wakil Dekan I)


NIK. ……………… NIK. ………………….
Lampiran 5
Format Halaman Abstrak

(Judul Penulisan Tugas Akhir)

(Nama Mahasiswa)
(NRP Mahasiswa)

(Alinea 1 : Latar belakang masalah dan permasalahan hukum)


…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………

(Alinea 2 : Ringkasan metode penelitian yang digunakan dan deskripsi singkat hasil
penelitian)
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………..

(Alinea 3 : simpulan dan saran)


…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………
Lampiran 6
Format Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman

Pernyataan ……………………………………………………………………. i

Pengesahan Pembimbing …………………………………………………….. …

Persetujuan Panitia Sidang Ujian …………………………………………… …

Memorandum Hukum (hanya untuk memorandum hukum) ………………… …

Abstrak ……………………………………………………………………….. …

Kata Pengantar ……………………………………………………………….. …

Daftar Isi …………………………………………………………………… …

Daftar Lampiran ……………………………………………………………… …

Daftar Singkatan ……………………………………………………………... …

Daftar Tabel (bila ada) …

BAB I (JUDUL BAB) 1

A. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

B. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

C. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

dan seterusnya

BAB I I (JUDUL BAB) …

A. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

B. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

C. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

dan seterusnya

BAB III (JUDUL BAB) …

A. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …


B. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

C. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

dan seterusnya

BAB IV (JUDUL BAB) …

A. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

B. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

C. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

dan seterusnya

BAB V (JUDUL BAB) …

A. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

B. (Judul Sub Bab) ………………………………………………………. …

dan seterusnya

Daftar Pustaka ………………………………………………………………... …

Lampiran ……………………………………………………………………... …

Curriculum Vitae ……………………………………………………………... …


Lampiran 7
Format Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I (Judul Lampiran) ………………………………………..…... …

Lamprian II (Judul Lampiran) ……………………………………………. …

Lampiran III (Judul Lampiran) ……………………………………………. …

dst.nya
Lampiran 8
Format Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Nama pengarang, judul karangan, kota penerbit: penerbit, tahun terbit.
Johannes Ibrahim, Kartu Kredit - Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan, Bandung: Refika
Aditama, 2004.

Jurnal / Makalah / Artikel

Nama pengarang, “judul karangan”, nama jurnal, volume, edisi / nomor, tahun.
Johannes Ibrahim, et.al, “Peranan Bank Penerbit Bank Garansi Sebagai Penjamin Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Dalam Meningkatkan Perlindungan Hak
Konsumen”, Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi, Vol. 7 Nomor 2 2016.

Perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Menjadi Undang-Undang

Rujukan Internet
Nama pengarang, judul karangan, link Url, diakses pada tanggal / bulan / tahun, pukul (WIB / WIT
/ WITA atau penghitungan lainnya)

Abd. Halim Syahran, Peran Hakim Agung dalam Penemuan Hukum (rechtsvinding) dan
Penciptaan hukum (rechtsschepping) Pada era reformasi dan transformasi,
https://iwan09file.wordpress.com/2009/11/14/peran-hakim-agung-dalam-penemuan-hukum/,
diakses pada tanggal 1 Januari 2017, pukul 17.00 WIB.
Lampiran 9
Format Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Pasfoto

Berwarna

3X4

Nama :
Tempat dan Tanggal Lahir :
Alamat :
Nomor Telepon :
Nomor HandPhone :
E-mail :

Riwayat Pendidikan:
1. SD ………………. Lulus Tahun ……
2. SMP ………………. Lulus Tahun …..
3. SMU ………………. Lulus Tahun ….
4. Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha (tahun masuk s.d. saat ini)

Riwayat Organisasi dan Aktivitas Lainnya:


1. ………………………………………………………………………………………….
2. …………………………………………………………………………………………..
3. …………………………………………………………………………………………..

Dan seterusnya.

Bandung, ………………………………….

(Nama Mahasiswa)
NRP. ………….
Lampiran 10

Format Lay-out Halaman Naskah Tugas Akhir

Bahan: kertas HVS putih ukuran A4 (21 X 29,7 cm)

4cm

4 cm 3 cm

3 cm
Lampiran 11

Format Lay-out Halaman Punggung Naskah Tugas Akhir

3 cm

Huruf Times New Roman,


NAMA

bold/ tebal, font 10


JUDUL SKRIPSI

Huruf Times New Roman,


bold/ tebal, font 12

Huruf Times New Roman,


bold/ tebal, font 12

TAHUN
NN

Anda mungkin juga menyukai