1.1. Laboratorium
Peranan analisa laboraturium dalam pabrik gula sangat penting karena hasil
analisa ini digunakan untuk mengetahui atau mengawasi baik buruknya proses yang
dilaksanakan di pabrik setiap hari, dan untuk menganalisa kualitas gula agar diperoleh
gula semaksimal mungkin. Untuk melakukan analisa dan pengumpulan data ini
dilakukan di laboraturium, guna untuk pengendalian mutu dalam suatu industri maka
tingkat kualitas produk harus ditingkatkan atau dipertahankan agar sesuai dengan
standard dan dengan biaya sekecil mungkin.
Analisa-analisa dimulai dari pendahuluan, yaitu mulai dari tebu sampai menjadi
kristal gula. Dengan demikian analisa laboratorium untuk mengendalikan mutu
dilaksanakan dengan menganalisa bahan baku, bahan pembantu, bahan yang ada dalam
proses, produk dan hasil samping.
Macam-macam analisa yang dilakukan di PG Kedawoeng antara lain:
- Analisa air ketel
- Penentuan brix, pol dan sakarosa pada nira mentah
- Analisa kristal gula atau gula produksi
- Analisa nira mentah
- Analisa nira pekat
- Analisa gula reduksi
- Analisa blotong
- Analisa ampas
1. Analisa air ketel
Analisa Kesadahan atau DH
Contoh air yang disilikat:
- Air bor (air sumur, air ledeng)
- Air yang sudah keluar dari reaktor
- Air sebelum atau sesudah dari bak pelumas.
Cara analisa:
- Ambil air contoh 100 mL, masukkan kedalam Erlenmeyer 300 mL
67
68
1000
× y×faktor EDTA
Maka, DH = 10 = A mg CaO/L.
2. Penentuan brix, pol dan kadar sukrosa pada nira mentah
Tujuannya untuk mengetahui kadar sukrosa yang terkandung didalam nira mentah
atau kandungan kadar sukrosa nira mentah.
a) Menentukan % brix nira mentah:
- Ambil contoh nira
- Masukkan dalam tabung mol sampai penuh
- Masukkan alat penimbang (brix wager) dengan pelan-pelan,
- Diamkan dulu sampai ±10 menit atau sampai alat tersebut betul-betul pada
posisi diam (sampai tidak ada gelembung udara)
- Amati dan catat angka yang ditunjukkan oleh brix, serta suhunya.
b) Menentukan % pol nira mentah
- Ambil nira mentah
- Masukkan dalam labu takar 100-110 mL sampai garis tanda 100 mL
- Tambahkan ATB sebanyak 5 mL
- Tambahkan H2O (aquadest) sampai garis tanda 110 mL
- Kocok sampai homogen dan saring
- Hasil saringan (filtrat I) dimasukkan kedalam pol buis 200 mL
- Amati dan catat pada hasil pemutaran.
c) Menentukan kadar sukrosa pada nira mentah
- Sisa filtrat I tadi diambil sebanyak 50 mL
- Masukkan kedalam labu takar 100 mL
- Tambahkan larutan HCl 1:1 sebanyak 30 mL
- Tutup dan biarkan selama 2 jam
69
f) Untuk berat gula yang ditimbang pada penimbangan kedua ini merupakan gula
kering, sedangkan selisih berat gula sebelum dan sesudah pengeringan
merupakan berat air.
Rumus: Berat air = berat gula basah-berat gula kering
Contoh perhitungan:
1) Berat gula basah + botol atau timba = 19.872 gram
Berat botol atau timba kosong = 14.872 gram
Jadi berat gula basah = 5.000 gram
2) Sesudah dikeringkan
Berat gula kering + botol atau timba = 19.865 gram
Berat botol atau timba kosong = 14.872 gram
Jadi berat gula kering = 4.993 gram
berat gula kering
×100%
Jadi kadar zat kering (% brix) = berat gula basah
4993
×100 %
= 5000 = 99,86% (% brix gula).
- Penetapan % pol gula
a) Timbang 26 gram SHS atau HS
b) Masukkan ke dalam labu takar 100 mL
c) Kocok hingga homogen.
d) Tambahkan 1-2 mL alumunium hidrofsida, untuk HS tambahkan 0,7 mL atau
1,0 mL lood acetat basis
e) Kemudian ditrip dengan H2O (aquadest) sampai garis tanda 100 mL. Saring
dan filtratnya diamati dengan polarimeter
f) Catat angka yang terbaca pada polarimeter.
4. Analisa Nira Mentah
Pendahuluan:
- Ambil contoh nira mentah (kumpulan nira mentah) selama 2 jam
- Pengambilan dilakukan secara kontinyu selama 2 jam.
Cara kerja:
- Masukkan nira ke dalam mol glas ± 1500 mL
71
- Masukkan brix waker ke dalam mol glas yang sudah terisi ± 1500 mL nira dengan
pelan
- Tunggu 10 menit dan amati dengan hati-hati.
Contoh perhitungan:
Pada alat brix warker didapatkan nilai 14,7 brix dan suhu 33 oC
Jadi brix koreksi (14,7) + (dari tabel) 0,39 = 15,09
Menentukan % pol nira mentah
- Ambil 100 mL nira dalam mol glas yang sudah dibrix
- Masukkan ke dalam labu takar yang bersih dan sudah kering 100-110 mL
- Tambahkan larutan pb asetat 5 mL strip dengan H2O (aquadest) hingga garis tanda
110 mL
- Kocok hingga homogen
- Saring menggunakan kertas saring
- Masukkan hasil filtrat ke dalam pol buys sampai penuh, dan tidak terdapat
gelombung udara
- Amati.
5. Analisa Nira Pekat
- Nira kental ditimbang 500 gram netto + 1000 gram air berat netto menjadi
1500 gram
- Dari masakan A,C,D, babonan, gula A, gula C, gula SHS, klare, Gula C + D yang
ditimbang 300 gram + air 1200 gram = 1500 gr netto
- Nira cairan dari puteran stroop A, C, tetes, masakan D, stroop SHS I +S II
ditimbang 150 gram + air 1350 gram = 1500 gr netto.
Cara kerja:
- Timbang ember kosong
- Masukkan nira sebanyak yang diperlukan
- Tambah air sampai batas 1500 gram
- Aduk sampai homogen.
Perhitungan:
Pada alat brix warker didapatkan nilai 14,7 brix dan suhu 33 oC
Jadi brix koreksi (14,7) + (dari tabel) 0,39 = 15,09.
6. Analisa Gula Reduksi
72
Tahap persiapan
- Ambil contoh nira mentah sebanyak 165 mL, masukkan dalam labu takar 250 mL
- Tambahkan larutan lood acetat netral 25 mL
- Kemudian encerkan dengan H2O (aquadest) sampai garis batas
- Kocok sampai homogen
- Saring dengan kertas saring dan hasilnya disebut filtrat 1
- Masukkan hasil filtrat 1 150 mL, dengan natrium phosphat, kalium oksalat ke
dalam labu takar 200 mL
- Kocok hingga homogen
- Saring dengan kertas saring, hasil filtrat disebut filtrat 2.
Langkah kerja:
- Masukkan hasil filtrat 2 ke dalam buret dengan ukuran 0-50 mL
- Ambil larutan luff 25 mL, dan panaskan sampai mendidih
- Titrasi dengan filtrat 2 sampai berubah warna menjadi merah bata
- Tetesi dengan indikator MB
- hentikan proses titrasi jika tidak terdapat perubahan warna dan hitung hasil analisa
- Titrasi lagi dengan filtrat 2 jika ada berubahan warna sampai berubah menjadi
warna merah bata.
Catatan:
- Bila habisnya titrasi menunjukkan angka titrasi yang tinggi berarti % reduksinya
rendah dan menunjukkan tebu yang digiling tua dan bersih. Akan tetapi kalau
habis titrasinya menunjukkan angka rendah dan % gula reduksinya tinggi berarti
tebu yang digiling masih muda atau kotor akibatnya produksi menurun.
- Dalam gilingan 1 dan 2 ada jamur-jamur yang halus (bakteri). Untuk gilingan di
atas membutuhkan semprotan atau sanitasi setiap 8 jam, apabila tidak disanitasi
menyebabkan kadar gula akan rendah (turun).
7. Analisa Blotong
Cara Kerja:
- Timbang blotong dari 1 segmen dengan berat misalnya 20,70 gram netto
- Timbang 20 gram untuk dikeringkan selama 4 jam dengan suhu 110 oC di dalam
oven dan 50 gram netto untuk dicari pol nya (pol dalam blotong)
73
- Untuk analisa mencari berat air dalam blotong adalah dengan menimbang berat
botol kosong dan berat botol + blotong. Berat air dalam blotong dapat diketahui
dari hasil pengurangan berat botol yang berisi blotong dengan berat botol kosong.
8. Analisa Ampas
1. Analisa zat kering atau ampas
Alat yang dibutuhkan: Alat pengering khusus, timbangan
Bahan: Ampas
Cara kerja:
- Menimbang ampas 1 kg yang diambil dari gilingan akhir
- Masukkan ke dalam talang pengering ampas
- Panaskan selama 1 jam, dengan temperatur 100 oC
- Perhitungan 1 jam dimulai dari temperatur 100 oC
- Timbang ampas yang sudah dipanaskan selama 1 jam
Perhitungan:
- Berat talang masak + 1 kg ampas = 6370 gram
- Berat talang kosong = 5370 gram
Total = berat talang masak – berat talang kosong = 1000 gram
Berat talang masak + 1 kg ampas sudah dipanaskan = 5870 gram
Berat talang masak kosong = 5370 gram
Total = 5870 gram – 5370 gram = 500 gram
500
×100=50 %
Jadi zat kering ampas = 1000
2. Analisa pol ampas
Cara kerja:
Timbang ember yang kosong dan bersih
- Timbang ampas sebanyak 1000 gram
- Masukkan ke dalam tabung ekstraksi
- Tambahkan air 10 liter
- Aliri listrik hingga mendidih
- Dinginkan larutan
- Masukkan ke dalam labu takar 100-110 mL
- Tambahkan larutan PbCH3COOH sebanyak 1,5 mL
74
Kriteria mutu gula yang berlaku di PG Kedawoeng saat ini pada dasarnya
mengacu pada SNI 3140.3:2010.
Susut pengeringan
3
(B/B) % maks 0.1 maks 0.1
Polarisasi
4
(°Z, 20°C) “Z” min 99.6 min 99.5
Abu konduktiviti
5
(B/B) % maks 0.10 maks 0.15
Bahan tambahan
6
pangan
- Belerang dioksida mg/kg maks 30 maks 30
(SO2)
Cemaran logam
7
- Timbal (Pb) mg/kg maks 2 maks 2
- Tembaga (Cu) mg/kg maks 2 maks 2
- Arsen (As) mg/kg maks 1 maks 1