Anda di halaman 1dari 99

STUDI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK

DATA KLIMATOLOGI
STASIUN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN
GEOFISIKA (BMKG) PROVINSI ACEH

Suatu Tugas Akhir


Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Fakultas Teknik Universitas Abulyatama

Disusun oleh :

LORES SUDARTA
NIM : 15141021
Program Studi : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ABULYATAMA
LAMPOH KEUDEE-ACEH BESAR
2020
PENGESAHAN FAKULTAS

Tugas Akhir dengan judul Studi Perbandingan Karakteristik Data Klimatologi


Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (Bmkg) Provinsi Aceh

Disusunoleh : Lores Sudarta


Nim : 15141021
Program Studi : Teknik Sipil

Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat yang diperlukan dalam


memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Abulyatama.

Lampoh Keudee , 03 Nov 2020.

Disetujui,

Dekan Ketua Program Studi

(Muhtadin, S.T.,M.T.) (Muhammad Zardi, S.T., M.T.)


NIDN. 0123097301 NIDN. 0101057601

i
PENGESAHAN PROGRAM STUDI

Tugas Akhir dengan judul Studi Perbandingan Karakteristik Data Klimatologi


Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Provinsi
Aceh.
Disusun oleh : Lores Sudarta
Nim : 15141021
Program Studi : Teknik Sipil
Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat yang diperlukan dalam
memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Abulyatama.

Lampoh Keudee , 03 Nov 2020.


Disetujui ,
Pembimbing Co. Pembimbing

(Ichsan Syahputra, S.T., M.T.) (Muhammad Zardi, S.T., M.T.)


NIDN. 0106047601 NIDN. 0101057601

Pembahas I Pembahas II

(Tety Sriana, S.T., M.T.) (Muhammad Ridha, S.T., M.T.)


NIDN. 1329056901 NIP. 19820809 201 504 1001

Diketahui/disahkan oleh,
Ketua Program Studi Teknik Sipil

(Muhammad Zardi, S.T., M.T.)


NIDN. 0101057601

ii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Lores Sudarata
NIM : 15141021
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Tugas Akhir (skripsi) saya tidak terdapat bagian atau kutipan dari skripsi,
tesis, disertai, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya
sebutkan sumbernya yang dipandang sebagai tindakan penjiplakan.
2. Sejauh yang saya ketahui tidak terdapat reproduksi karya yang pernah di tulis
atau diterbitkan oleh orang lain yang seolah-olah merupakan karya asli saya
sendiri.
Apabila ternyata dalam Tugas Akhir saya terdapat bagian-bagian yang memenuhi
unsur penjiplakan, maka saya menyatakan kesediaan untuk dibatalkan sebahagian
atau seluruh hak atas gelar kesarjanaan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
seperlunya.

Lampoh Keude, 03 Nov 2020.


Saya yang membuat pernyataan,

Lores Sudarta
NIM : 1514102

iii
PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatu.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga dengan seizin-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Shalawat ber iring
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yakni Nabi Besar Muhammad
Salallahu ‘Alaihi Wassalam beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang telah
membimbing umat manusia ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Tugas
akhir yang berjudul “Studi Perbandingan Karakteristik Data Klimatologi
Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Provinsi
Aceh” ditulis dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat
yang diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana (S1) pada
program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Abulyatama.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tugas akhir ini penulis telah
memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama pembimbing.
Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang amat tulus kepada bapak Ichsan
Syahputra, S.T., M.T. sebagai Pembimbing dan Bapak Muhammad Zardi, S.T.,
M.T. sebagai Co. Pembimbing.
Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Yang utama penulis ucapkan kepada orang tua tercinta Ayahanda Jafriza dan
Ibunda Sudarni serta Ferdi Irawan dan Akifa Afriani adik penulis yang selalu
berdoa dan memberi dukungan moral untuk keberhasilan penulis.
2. Bapak Muhtadin, S.T,.M,T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Abulyatama.
3. Bapak Muhammad Zardi, S.T.,M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Abulyatama

iv
4. Ibuk Tety Sriana, S.T., M.T.. selaku dosen Pembahas I dan Bapak Muhammad
Ridha, S.T., M.T selaku dosen Pembahas II yang telah memberi banyak
masukan perbaikan penulisan ini.
5. Seluruh dosen dalam lingkungan Program Studi Teknik Sipil Universitas
Abulyatama yang telah membekali penulis dengan berbagai dsiplin ilmu.
6. Team Simeulue Production, AKT 15, Rekan IPPELMAS Banda Aceh, Rilky
Trianov, Bonimas Andika, Pipy Rahayu Novita, Mery Hardina, yang telah
membantu dan memberikan inspirasi dan motivasi serta setia menemani
penulis hingga selesai penulisan ini.
7. Teman-teman seperjuangan Harifin, Hendri Hidayat, Riandi Ferdila Putra,
Rizatul Aulina, Nurfadillah, Satri Wahyu Hidayat, Hengki Dermawan, M
Fahryza Yuza dan yang telah membantu dan memberikan inspirasi dan
motivasi kepada penulis.
8. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Studi Teknik Sipil universitas Abulyatama
yang telah banyak membantu penulis hingga selesai penulisan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan
kedepannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan
budi baik dari semua pihak. Akhirnya saya berharap semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan apabila dalam penulisan ini terdapat katakata yang
kurang berkenan saya meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Lampoh Keude, 03 Nov 2020


Penulis,

Lores Sudarta
NIM. 15141021

v
ABSTRAK

Penelitian tugas akhir ini menjelaskan tentang studi perbandingan karakteristik data
klimatologi Stasiun BMKG yang tersebar di seluruh Provinsi Aceh. Data-data yang
digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah data curah hujan (mm),
temperature (ᵒC), kelembaban (%), lamanya penyinaran matahari (jam) dan
kecepatan angin (m/s). Pengumpulan data sekunder dari hasil pengukuran di stasiun
mandiri yang pernah dilakukan terdahulu dengan menggunakan Wireless Weather
Station Davis Vantage VVE 6250, yaitu instrumen pencatat data klimatologi secara
otomatis yang banyak digunakan di beberapa stasiun klimatologi di seluruh dunia
termasuk di Indonesia. Kemudian data skunder lainnya yaitu diperoleh secara
online dari situs website resmi dataonlineBMKG.go.id, dimana dengan terlebih
dahulu melakukan registrasi dan verifikasi akun pengguna untuk mendapatkan data
klimatologi yang diperlukan sesuai interval waktu yang diinginkan. Stasiun
klimatologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Stasiun Mandiri yang
berada di Lambaro Skep Kota Banda Aceh, Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan
Iskandar Muda Kabupaten Aceh Besar, Stasiun Meteorologi Kelas IV Lampanah
Teungoh Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, Stasiun Meteorologi Kelas III Cut Ba’u
Sukajaya Kota Sabang, Stasiun Meteorologi Malikus Saleh Kabupaten Aceh Utara,
dan Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien Kabupaten Nagan Raya. Data klimatologi
pada stasiun mandiri hanya diperoleh dalam pencatatan data harian saja tepatnya di
bulan Oktober tahun 2018, sedangkan data yang diperoleh dari stasiun BMKG yang
tersebar di seluruh Provinsi Aceh mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2019
selama kurun waktu 10 tahun. Untuk mendapatkan gambaran karakteristik
klimatologi di suatu wilayah dapat diwakili oleh stasiun klimatologi yang ada, maka
salah satunya metode yang digunakan adalah memilih data klimatologi maksimum
dari setiap stasiun tersebut. Khusus untuk data curah hujan dipilih curah hujan
harian maksimum tahunan dimana akan digunakan sebagai data perhitungan hujan
periode ulang tahunan. Metode distribusi curah hujan yang digunakan pada
penelitian tugas akhir ini adalah Distribusi Normal, Distribusi Log Normal,
Distribusi Log Pearson Tipe III dan Distribusi Gumbel. Dari beberapa jenis
distribusi curah hujan hanya Distribusi Log Pearson Tipe III saja yang memenuhi
persyaratan distribusi. Selanjutnya perhitungan hujan periode ulang tahunan
dilakukan dengan metode Log Pearson Tipe III. Pemetaan data klimatologi dan
khususnya hujan periode ulang tahunan dilakukan dengan Metode Isohyet dan
Metode Aritmatik. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan karakteristik data
klimatologi pada setiap stasiun BMKG adalah letak geografis dan kondisi topografi
sangat menentukan perubahan iklim yang terjadi pada wilayah penelitian.

Kata kunci: Klimatologi, Stasiun BMKG, Ishoyet, Aritmatik.

iv
DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN FAKULTAS.............................................................. i
PENGESAHAN PROGRAM STUDI .................................................. ii
PERNYATAAN .................................................................................. iii
PRAKATA .......................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................. 2
1.2 Permasalahan ..................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian ............................... 3
1.4 Metodologi Penelitian ........................................................ 3
1.5 Hasil Penelitian.................................................................. 4

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ............................................... 6


2.2 Kecepatan Angin ............................................................... 6
2.3 Kelembaban....................................................................... 6
2.4 Temperatur ........................................................................ 7
2.5 Lamanya Penyinaran Matahari .......................................... 7
2.6 Curah hujan ...................................................................... 8
2.6.1 Distribusi hujan ......................................................... 8
2.6.2 Pemilihan distribusi curah hujan................................ 9
2.7 Intensitas curah hujan ........................................................ 13
2.8 Penetuan hujan kawasan .................................................... 13
2.8.1 Metode Ishoyet ......................................................... 14
2.8.2 Metode Aritmatik ...................................................... 15
2.9 Studi terdahulu................................................................... 16

vi
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 17
3.1 Sumber Data ...................................................................... 17
3.2 Material bahan yang digunakan ......................................... 18
3.3 Lokasi penelitian ............................................................... 20
3.4 Prosedur penelitian ............................................................ 21
3.5 Rancangan yang digunakan................................................ 21
3.5.1 Periode ulang dan hujan rencana ............................... 21
3.5.2 Intensitas curah hujan ............................................... 22
3.5.3 Pemetaan hujan kawasan .......................................... 22
3.6 Bagan alir penelitian .......................................................... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 24


4.1 Data Curah Hujan ............................................................ 24
4.1.1 Stasiun Iskandar Muda ............................................ 25
4.1.2 Stasiun Indrapuri..................................................... 30
4.4.1 Stasiun Maimun saleh ............................................. 35
4.5.1 Stasiun Malikussaleh .............................................. 40
4.6.1 Stasiun Cut Nyak Dhien .......................................... 45
4.2 Rangkuman distribusi curah hujan ................................... 50
4.3 Hasil Periode ulang ......................................................... 51
4.3.1 Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda ....... 51
4.3.2 Stasiun Meteorologi Indrapuri Aceh Besar ..................... 52
4.3.3 Stasiun meteorology Maimun Saleh ............................... 52
4.3.4 Stasiun Meteorologi Malikussaleh ................................. 53
4.3.5 Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien ............................ 53
4.3.6 Rangkuman hujan periode ulang .................................... 54
4.4 Pemetaan hujan....................................................................... 54
4.5 Kondisi Klimatologi Lainya .................................................... 55
4.6 Kondisi Klimatologi Stasiun Mandiri ...................................... 56
4.7 Faktor Perbedaan Iklim ........................................................... 56

vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 57
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 57
5.2 Saran .............................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 60

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR ...................................................... 61


DAFTAR LAMPIRAN TABEL .......................................................... 66
DAFTAR LAMPIRAPETA ARITMATIK. ......................................... 77
DAFTAR LAMPIRAN PETA ISHOYET ............................................ 83

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Parameter iklim yang paling berpengaruh di Indonesia adalah curah hujan.


Unsur iklim seperti curah hujan disamping menjadi sumber daya alam yang amat
dibutuhkan, juga dapat menjadi sumber bencana. Tingginya curah hujan di wilayah
Indonesia menyebabkan wilayah ini rentan terhadap bencana banjir. Penanganan
masalah banjir melalui tindakan preventif sangat penting mengingat aktifitas
kehidupan lebih banyak dilakukan di wilayah dataran banjir.
Penanganan masalah banjir tidak terlepas dari tersedianya infrastruktur
pengendali banjir seperti bendungan, bendung, jaringan irigasi, saluran drainase
dan lain-lain. Dalam mendesain bangunan air pengendali banjir tersebut dibutuhkan
informasi curah hujan maksimum dengan periode ulang tertentu. Besarnya curah
hujan maksimum untuk setiap rancangan bangunan air tergantung pada usia guna
dan kapasitas tampung, sebagai contoh untuk bangunan waduk yang besar
dibutuhkan informasi hujan maksimum dengan periode ulang yang besar dengan
periode ulang 50, 100 tahunan, sedangkan untuk saluran irigasi membutuhkan
informasi curah hujan maksimum dengan periode ulang yang pendek dengan
periode ulang antara 2, 5, 10 tahunan.
Meteorologi dan Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
cuaca dan iklim yang ada di dunia. Di Indonesia meteorologi ditangani oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai
Lembaga Pemerintah Non Departemen. Indonesia merupakan negara beriklim
tropis yang mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dalam
siklus hidrologi hujan merupakan faktor penting dalam menentukan kapasitas air
yang ada di suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Hujan yang turun di suatu daerah
akan masuk ke dalam DAS tersebut, mengalir ke dalam sungai, dan akhirnya ke
laut. Hujan yang terjadi akan berbeda-beda di setiap daerah, tergantung pada
ketinggian daerah, iklim, musim, dan faktor-faktor lain yang menyebabkan itu

1
2

turun. Intensitas dan durasi hujan juga menentukan banyaknya jumlah air yang
turun pada daerah tersebut. Data curah hujan sangat penting untuk perencanaan
teknik khususnya untuk bangunan air seperti irigasi, bendungan, drainase
perkotaan, pelabuhan dermaga, dan lain-lain. Karena itu data curah hujan di suatu
wilayah dicatat terus menerus untuk menghitung perencanaan yang akan dilakukan.
Data klimatologi yang meliputi curah hujan, kecepatan angin, suhu,
kelembaban, penguapan, dan topografi dapat membantu dan bermamfaat untuk
memberikan informasi yang berpengaruh terhadap perencanaan aktivitas
masyarakat dalam kehidupan sehari hari di masa mendatang khususnya untuk
membuat perencanaan teknik, contohnya perencanaan bangunan air yang sesuai
dan bermamfaat sesuai dengan tujuan awal peruntukan pembangunan banguna
tersebut. Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang iklim secara luas,
namun antara meteorologi dan klimatologi saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan karena keduanya memiliki kesamaan yaitu mempelajari tentang
atmosfer, perbedaanya hanya pada lingkup wilayah, jika meteorologi mempelajari
cuaca di suatu tempat maka klimatologi mempelajari rataan cuaca di wilayah yang
luas sehingga ketersediaan data klimatologi sangat mempengaruhi kegiatan
masyarakat khususnya di bidang teknik keairan dalam mengambil kebijakan dan
keputusan dalam suatu perencanaan.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah


bahwa data klimatologi sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan di bidang keairan.
Perbedaan kondisi klimatologi satu wilayah dengan wilayah yang lain dapat
ditunjukkan dari ketersediaan data yang panjang pada satu buah stasiun klimatologi.
Perkembangan data inilah yang seharusnya selalu dapat digambarkan atau
diinformasikan sehingga dapat bermanfaat bagi penggunanya. Perbedaan
karakteristik data klimatologi akan menggambarkan kondisi iklim suatu wilayah
sehingga setiap kegiatan di bidang keairan dapat mengambil referensi dari data-data
tersebut.
3

1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
perbandingan karakteristik data klimatologi dari stasiun BMKG yang tersebar di
seluruh Provinsi Aceh dengan beberapa metode dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perbedaan data tersebut khususnya data curah hujan.
Ruang lingkup dari penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Pengumpulan data klimatologi dari stasiun Badan Meterologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) yang terdapat di seluruh Provinsi Aceh.
2. Perhitungan hujan periode ulang tahunan dengan metode yang memenuhi
persyaratan distribusi.
3. Pembuatan gambar peta kedalaman hujan wilayah dengan metode Isohyet dan
metode Aritmatik berdasarkan letak stasiun klimatologi.

1.4 Metodologi Penelitian

Data klimatologi yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah data
curah hujan (mm), temperature (ᵒC), kelembaban (%), lamanya penyinaran
matahari (jam) dan kecepatan angin (m/s). Pengumpulan data sekunder dari hasil
pengukuran di stasiun mandiri yang pernah dilakukan terdahulu dengan
menggunakan Wireless Weather Station Davis Vantage VVE 6250, yaitu instrumen
pencatat data klimatologi secara otomatis yang banyak digunakan di beberapa
stasiun klimatologi di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Kemudian data skunder lainnya yaitu diperoleh secara online dari situs
website resmi dataonlineBMKG.go.id, dimana dengan terlebih dahulu melakukan
registrasi dan verifikasi akun pengguna untuk mendapatkan data klimatologi yang
diperlukan sesuai interval waktu yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan dengan
menghitung distribusi hujan dimana pada penelitian tugas akhir ini menggunakan
Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Log Pearson Tipe III dan Distribusi
Gumbel. Sedangkan perhitungan hujan periode ulang menggunakan metode Log
Perason Tipe III dan medote Gumbel. Selanjutnya dilakukan pemetaan terhadap
4

data klimatologi dan khususnya hujan periode ulang tahunan dilakukan dengan
Metode Isohyet dan Metode Aritmatik.

1.5 Hasil Penelitian

Stasiun klimatologi yang dimaksud dalam penelitian ini seluruhnya berada di


Provinsi Aceh, yaitu Stasiun Mandiri yang berada di Lambaro Skep Kota Banda
Aceh, Stasiun Meteorologi Kelas I di Bandara Udara Sultan Iskandar Muda
Kabupaten Aceh Besar, Stasiun Meteorologi Kelas IV Lampanah Teungoh
Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, Stasiun Meteorologi Kelas III Cut Ba’u Sukajaya
Kota Sabang, Stasiun Meteorologi Malikussaleh Kabupaten Aceh Utara, dan
Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien Kabupaten Nagan Raya dan untuk lebih
jelasnya letak stasiun tersebut dapat dilihat apa Lampiran A.1. Data klimatologi
pada stasiun mandiri hanya diperoleh dalam pencatatan data harian saja tepatnya di
bulan Oktober tahun 2018, sedangkan data yang diperoleh dari stasiun BMKG yang
tersebar di seluruh Provinsi Aceh mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2019
selama kurun waktu 10 tahun. Untuk mendapatkan gambaran karakteristik
klimatologi di suatu wilayah dapat diwakili oleh stasiun klimatologi yang ada, maka
salah satunya metode yang digunakan adalah memilih data klimatologi maksimum
dari setiap stasiun tersebut. Khusus untuk data curah hujan dipilih curah hujan
harian maksimum tahunan dimana akan digunakan sebagai data perhitungan hujan
periode ulang tahunan. Metode distribusi hujan yang digunakan pada penelitian
tugas akhir ini adalah Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log
Pearson Tipe III dan Distribusi Gumbel. Perhitungan hujan periode ulang tahunan
dilakukan dengan metode Log Pearson Tipe III dimana pada Stasiun Meteorologi
Sultan Iskandar Muda Aceh Besar diperoleh hujan R2 = 134,57 mm; R5 = 167,00
mm; R10 = 184,64 mm; R25 = 203,74 mm; R50 = 216,07 mm; R100 = 226,46 mm,
pada Stasiun Meteorologi Indrapuri Aceh Besar diperoleh R2 = 81,15 mm; R5 =
109,21 mm; R10 = 130,88 mm; R25 = 162,09 mm; R50 = 193,87 mm; R100 =
217,13 mm, Stasiun Meteorologi Maimun Saleh diperoleh R2 = 139,60 mm; R5
= 176,92 mm; R10 = 193,27 mm; R25 = 207,60 mm; R50 = 215,08 mm; R100 =
5

220,65 mm, Stasiun Meteorologi Malikussaleh diperoleh R2 = 136,48 mm; R5 =


177,70 mm; R10 = 198,99 mm; R25 = 220,57 mm; R50 = 233,66 mm; R100 =
244,75 mm, dan Stasiun Meteorologi Cur Nyak Dhien diperoleh R2 = 132,90 mm;
R5 = 163,48 mm; R10 = 179,96 mm; R25 = 197,74 mm; R50 = 209,17 mm; R100
= 219,31 mm. Pemetaan data klimatologi dan khususnya hujan periode ulang
tahunan dilakukan dengan Metode Isohyet dan Metode Aritmatik. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perbedaan karakteristik data klimatologi pada setiap stasiun
BMKG adalah letak geografis dan kondisi topografi sangat menentukan perubahan
iklim yang terjadi pada suatu wilayah. Untuk lebih jelasnya gambaran pemetaan
hujan dengan kedua metode tersebut dapat dilihat pada Lampiran A.8 sampai
Lampiran A.21.
Hasil penelitian yang diperoleh dari studi perbandingan karakteristik data
klimatologi pada stasiun mandiri dan stasiun BMKG yang tersebar di Provinsi Aceh
dapat dijadikan sebagai referensi bagi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
kebencanaan seperti penanggulangan dan pengendalian banjir, penanganan sistem
drainase perkotaan, perencanaan bangunan air dan lain-lain.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.2 Kecepatan Angin

Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau pergerakan udara per satuan
waktu dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/d), kilometer per jam
(km/jam), dan mil per jam (mi/jam). Kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian
dari permukaan tanah, sehingga dikenal adanya profil angin, dimana semakin tinggi
gerakan angin semakin cepat kecepatan angin. Angin adalah gerakan udara relatif
terhadap permukaan bumi, sehingga angin merupakan udara yang bergerak
diakibatkan adanya perbedaan tekanan udara dari suatu tempat ke tempat lain secara
horizontal. Angin dapat dilihat darimana arah angin datang. Anemometer adalah
sebuah perangkat untuk mengukur kecepatan angin yang telah banyak dipakai
dalam Meteorologi dan Geofisika. Sirkulasi angin yang paling berpengaruh di
wilayah Indonesia antara lain angin periodik. Angin didefinisikan sebagai gerak
udara nisbi terhadap permukaan bumi pada arah Horizontal (Prawirowardoyo
1996).

2.3 Kelembaban

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut hygrometer. Perubahan tekanan
sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Kelembaban udara
menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembaban mutlak, kelembaban relatif maupun defisit tekanan uap air. Kapasitas
udara untuk menampung uap air tersebut ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan
defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap
aktual. Masing-masing pernyatan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan
fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko, 1994).

6
7

2.4 Temperatur

Temperatur adalah ukuran gerakan molekular yang mempunyai besaran


absolut. (Pengertian temperatur menurut Kelvin). Pengertian temperatur udara
adalah panas atau dinginnya suatu udara. Perubahan temperatur udara disebabkan
oleh adanya kombinasi kerja antara udara, perbedaan kecepatan proses pendinginan
dan pemanasan suatu daerah dan jumlah kadar air dan permukaan bumi. Alat untuk
mengukur temperatur udara ini adalah termometer. (Wirastuti dkk : 2008).

2.5 Lamanya Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari adalah lamanya matahari bersinar cerah pada


permukaan bumi, yang dihitung mulai dari matahari terbit hingga terbenam, dan
ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau sering ditulis dalam satuan
persen terhadap panjang hari maksimum . Lama penyinaran matahari adalah salah
satu indikator yang sangat penting didalam suatu perencanaan dan sistem pola
tanaman klimatologi. Lama penyinaran matahari akan berpengaruh terhadap
aktivitas makhluk hidup, yaitu pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Pada
musim penghujan didominasi penyinaran matahari harian yang pendek sedangkan
musim kemarau ditandai dengan banyaknya jumlah hari cerah yang dapat diartikan
bahwa lama penyinaran harian yang lebih panjang. Perubahan pola lama
penyinaran matahari dapat dijadikan sebagai indikasi awal perubahan komposisi
atmosfer yang terkait dengan jumlah uap air di udara maupun senyawa-senyawa
polutan
8
LAMPIRAN PETA

2.6 Curah Hujan

Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun di suatu daerah dalam waktu
tertentu. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi
namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan
millimeter (mm). Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan dalam satuan
waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam mm/jam, mm/hari, mm/tahun.
Data yang sering digunakan untuk analisis adalah nilai maksimum, minimum dan
nilai rata-ratanya. Hujan terjadi karena udara basah yang naik ke atmosfer
mengalami pendinginan sehingga terjadi proses kondensasi, naiknya udara keatas
dapat terjadi secara siklonik, orografik, dan konvektif. Hujan dapat dibedakan
berdasarkan cara naik udara ke atas (Triatmodjo, 2008).

2.6.1 Distribusi Hujan

Distribusi hujan adalah berbeda – beda sesuai dengan jangka waktu yang
ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan dalam setahun), curah hujan
bulanan (jumlah curah hujan sebulan), curah hujan harian (jumlah curah hujan 24
jam), curah hujan perjam. Harga – harga yang diperoleh ini dapat digunakan untuk
penentuan prospek di kemudian hari dan akhirnya untuk perancangan sesuai dengan
tujuan yang dimaksud.
Distribusi hujan di suatu daerah digambarkan dengan Pemetaan Isohyet dan
Pemetaan Aritmatik, dapat menggunakan data tahunan hasilnya berupa Isohyet
tahunan, data bulanan bahkan data harian. Peta yang dibuat ketelitiannya tergantung
pada kepadatan pos penangkaran hujan (jumlah pos penangkaran hujan per satuan
luas). Distribusi hujan yang jatuh di suatu wilayah dari waktu ke waktu polanya
tidak sama.
9

2.6.2 Pemilihan Distribusi Curah Hujan

Terdapat beberapa macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi


menjadi dua, yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu. Distribusi diskrit
adalah Distribusi Binomial dan Distribusi Poisson, sedangkan yang Distribusi
kontinyu adalah Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Gama,
Distribusi Beta, Distribusi Gumbel dan Distribusi Pearson. Untuk memilih jenis
distribusi, ada beberapa jenis distribusi yang sering dipakai yaitu Distribusi Normal.
Distribusi Log Normal, Distribusi Gumbel dan Distribusi Log Pearson Tipe III.

Tabel 2.1 Syarat-syarat Nilai Pengujian Distribusi


Jenis Distribusi Syarat
Distribusi Normal Cs = 0
Distribusi Log Normal Cs = 3 Cv atau Cs/Cv = 3
Distribusi Log Pearson Tipe III Tidak Termasuk di atas atau Cs < 0
Distribusi Gumbel Cs ≈ 1.14
Ck ≈ 5.4002
Sumber : Anonim 2020.

1. Distribusi Normal
Distribusi normal adalah simetris terhadap sumbu vertikal dan berbentuk
lonceng yang juga disebut distribusi gauss. Distribusi normal mempunyai dua
parameter yaitu rerata μ dan deviasi standar dari populasi. Fungsi distribusi normal
mempunyai bentuk :
1
e  X    /( 2 )
2
p ( x)  ............................................................ (2.1)
 2
Dimana :
x = variabel random.
p(x) = fungsi dari probabilitas kontinyu.
10

Apabila variabel x ditulis dalam bentuk berikut :


X 
Z ................................................................................... (2.2)

Maka persamaan menjadi :


z2
1 
p( z )  .e 2 ......................................................................... (2.3)
2
X    Z .............................................................................. (2.4)

Fungsi densitas kumulatif dapat diturunkan dengan integral dari fungsi densitas
probabilitas yang menghasilkan :
Z  z2 / 2

F z  
1
2
e

........................................................................... (2.5)

Untuk analisis kurva normal cukup menggunakan parameter statistik µ dan σ.


Bentuk kurvanya simetris terhadap X = µ dan grafiknya selalu di atas sumbu datar
X, serta mendekati (berasimtot) sumbu datar X, dimulai dari X = µ + 3 σ dan X-3
σ . Nilai mean = modus = median. Nilai X mempunyai batas -∞<X<+∞.

2. Distribusi Log Normal


Sebaran log normal merupakan hasil transformasi dari sebaran normal, yaitu
dengan mengubah nilai variat X menjadi nilai logaritmik variat X. Sebaran log-
Pearson III akan menjadi sebaran log normal apabila nilai koefisien kemencengan
Cs = 0,00. Metode log normal apabila digambarkan pada kertas peluang logaritmik
menjadi persamaan garis lurus, sehingga dapat dinyatakan sebagai model
matematik dengan persamaan (Soewarno, 1995) :

𝑋𝑇 = 𝑋̅ + 𝐾𝑡. 𝑆 ............................................................................ (2.6)


11

Dimana :
XT = Besarnya curah hujan dengan periode ulang T tahun.
𝑋̅ = Curah hujan rata-rata (mm).
S = Standar Deviasi data hujan harian maksimum.
Kt = Standard Variable untuk periode ulang t tahun.

3. Distribusi Log Pearson III


Menurut Suripin (2003: 41), distribusi Log Pearson III tidak mengikuti
konsep yang melatarbelakangi pemakaian distribusi Log Normal untuk banjir
puncak, distribusi ini tidak berbasis teori. Berikut ini persamaan-persamaan yang
digunakan dalam distribusi Log Pearson III :
a. Nilai Rata-rata Curah Hujan
n

R i
R i 1
, i = 1, 2,3,…,n ............................................................ (2.7)
n

b. Standar Deviasi

 R 
n
2
i R
Sd  i 1
...................................................................... (2.8)
n 1

Dimana :
Ri = Curah hujan
n = Jumlah data
Sd = Standar deviasi

c. Koefisien Skewness
n ( Ri  R) 3
Cs  ..................................................................... (2.9)
(n  1)( n  2) S d
3
12

d. Curah Hujan Rencana

RT  R  KT S d ............................................................................. (2.10)

4. Distribusi Gumbel
Suripin (2003: 50), distribusi Gumbel menggunakan harga ekstrim yang
menunjukkan bahwa dalam deret harga-harga ekstrim mempunyai fungsi distribusi
eksponensial ganda. Berikut ini persamaan-persamaan yang digunakan dalam
distribusi Gumbel :

a. Nilai Rata-rata Curah Hujan


n

R i
R i 1
, i = 1, 2,3,…,n ............................................................ (2.11)
n

b. Standar Deviasi

 R 
n
2
i R
Sd  i 1
...................................................................... (2.10)
n 1

Dimana :
Ri = Curah hujan.
n = Jumlah data.
Sd = Standar deviasi.

c. Koefisien Variasi
Sd
Cv  ....................................................................................... (2.12)
R

d. Frequency Factor
YT  Yn
KT  .............................................................................. (2.13)
Sn
13

e. Reduced Variated
 T  1
YT   ln  ln  .......................................................................... (2.14)
 T 

f. Curah Hujan Rencana

RT  R  KT S d .................................................................................... (2.15)

2.7 Intensitas curah hujan

Intensitas curah hujan umumnya dihubungkan dengan kejadian dan


lamanya hujan turun, yang disebut Intensity duration frequency (IDF). Hubungan
antara intensitas, lama hujan, dan frekunsi hujan biasanya dinyatakan dalam
lengkung Intensitas-Durasi-Frekunsi (IDF Curve). Dari hasil analisa distribusi
curah huajan penulis menggunakan intensitas curah hujan Mononobe.
2
𝑅24 24 3
𝐼= ( ) ....................................................................... (2.16)
24 𝑡
Dimna :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian (selama 24 jam / mm)
t = Lamanya hujan (24 jam)

2.8 Penentuan Hujan Kawasan

Penentuan hujan kawasan dengan menggunakan data curah hujan. Data


tersebut bersumber dari stasiun pengamatan dan pengukuran curah hujan harian
pada suatu kawasan. Stasiun penakar hujan hanya memberikan kedalaman (tinggi)
hujan di titik di mana stasiun tersebut berada, sehingga hujan pada suatu luasan
harus diperkirakan dari titik pengukuran tersebut. Apabila pada suatu daerah
terdapat lebih dari satu stasiun pengukuran yang ditempatkan secara terpencar,
hujan yang tercatat di masing-masing stasiun dapat tidak sama.
14

2.8.1 Metode Ishoyet


Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan
tinggi/kedalaman hujan yang sama, kesulitan dari penggunaan metode ini adalah
jika jumlah stasiun di suatu wilayah terlalu sedikit. Hal tersebut akan
mengakibatkan kesulitan dalam menginterpolasi.
Pada umumnya metode ini digunakan untuk hujan tahunan, karena terlalu
banyak variasinya, sehingga metode isohyet akan berubah-ubah. Peta isohyet
digambar pada peta dengan interval 10 sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan
pada titik-titik pengamatan.

Keterangan :
 Stasiun Pengukur Hujan
Garis isohyet
Batas Wilayah
Gambar 2.1 Peta Ishoyet
Sumber : Anonim 2020.

Curah hujan wilayah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :


𝐴1.2 𝐴2.3 𝐴𝑛.𝑛+1
𝑅= 𝑅1.2 + 𝑅2.3 + ⋯ + 𝑅𝑛..𝑛+1 ...................... (2.17)
𝐴 𝐴 𝐴
15

Dimana :
An.n+1 = Luas antara isohyet In dan isohyet In+1
Rn.n+1 = Tinggi hujan rata-rata antara isohyet In dan isohyet In+1

Jika tiap pengamatan mencakup beberapa ratus km2 maka penggunaan peta
skala 1 : 20.000 sampai 1 : 500.000 cukup memadai. Cara ini secara teoritis sangat
baik karena pengaruh topografi dapat tercakup di dalamnya, yaitu dalam
penggambaran garis isohyet nya. Akan tetapi cara ini hanya baik apabila dilakukan
oleh analis yang telah mengenal secara umum sifat-sifat hujan di daerah tersebut,
sehingga interpretasi dalam penggambaran dapat lebih baik. Subyektifitas dengan
cara ini dapat menjadi sangat besar, terutama sekali dalam penetapan isohyet nya.

2.8.2 Metode Aritmatik


Metode ini adalah yang paling sederhana untuk menghitung hujan rerata pada
suatu daerah. Pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang
bersamaan dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun. Stasiun yang
digunakan dalam hitungan biasanya adalah yang berada dalam DAS, tetapi stasiun
diluar DAS yang masih berdekatan juga bisa diperhitungkan (Triatmodjo, 2013).

Persamaan yang digunakan untuk hujan rerata pada seluruh DAS adalah :
𝑝1 +𝑝2 +𝑝3 +⋯+𝑝𝑛
P= .................................................................. (2.19)
𝑛
Dimana :
P = Curah hujan rata-rata (mm/bulan)
Pi = Curah hujan ke-1 (mm/bulan)
n = Banyak data

2.9 Studi Terdahulu


16

Gambar 2.2 Peta Aritmatik


Sumber : Anonim 2020.
Studi terdahulu merupakan bahan acuan atau referensi guna mendukung
proses penelitian tugas akhir ini sehingga membantu penulis dalam menambah
wawasan dan khasanah pengetahuan tentang penelitian terkait dan berikut ini
beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti.

Tabel 2.2 Hasil Studi Terdahulu


No. Judul Penelitian Penulis Metode Hasil
Penelitian Penelitian
1 KAJIAN AWAL UJI STATISTIK Kharisma parametrik Perbedaan
PERBANDINGAN SUHU UDARA Aprilina Wilcoxon- statistic
DARI PERALATAN Mann-Whitney missing value
PENGAMATAN OTOMATIS DAN
MANUAL
2 ANALISA PERBANDINGAN Muammar Data NOAA-19 Perbedaan
CURAH HUJAN BERDASARKAN Muzayyin AVHRR tahun curah hujan
DATA CITRA NOAA AVHRR Ramadlon 2012. antara citra
DENGAN DATA CURAH HUJAN NOAA-
DI LAPANGAN

3 EFISIENSI JUMLAH STASIUN Asal Izmi Metode Kagan- Koefisien


HUJAN UNTUK ANALISIS Rodda korelasi antara
HUJAN TAHUNAN DI PROVINSI curah hujan
JAWA TENGAH DAN DAERAH dan ketinggian
ISTIMEWA YOGYAKARTA sebesar 0,248

BAB III
METODE PENELITIAN
17

Pada bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk


pengumpulan data dan analisis data. Data yang digunakan pada penelitian tugas
akhir ini adalah data sekunder saja, yaitu data yang sudah ada atau yang tersedia
bersumber dari stasiun mandiri dan dari beberapa stasiun klimatologi yang tersebar
di seluruh Provinsi Aceh. Kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data klimatologi
untuk mengetahui hujan periode ulang dari setiap stasiun kemudian akan tampilkan
dalam bentuk pemetaan kawasan.

3.1 Sumber Data

Pengumpulan data sekunder pada penelitian tugas akhir ini diperoleh dari
hasil pengukuran di stasiun mandiri yang pernah dilakukan terdahulu dengan
menggunakan Wireless Weather Station Davis Vantage VVE 6250, yaitu instrumen
pencatat data klimatologi secara otomatis yang banyak digunakan di beberapa
stasiun klimatologi di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Kemudian data skunder
lainnya yaitu diperoleh secara online dari situs website resmi
dataonlineBMKG.go.id, dimana dengan terlebih dahulu melakukan registrasi dan
verifikasi akun pengguna untuk mendapatkan data klimatologi yang diperlukan
sesuai interval waktu yang diinginkan.
Stasiun klimatologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Stasiun
Mandiri yang berada di Lambaro Skep Kota Banda Aceh, Stasiun Meteorologi
Kelas I Sultan Iskandar Muda Kabupaten Aceh Besar, Stasiun Meteorologi Kelas
IV Lampanah Teungoh Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, Stasiun Meteorologi
Kelas III Cut Ba’u Sukajaya Kota Sabang, Stasiun Meteorologi Malikussaleh
Kabupaten Aceh Utara, dan Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien Kabupaten
Nagan Raya. Data klimatologi pada stasiun mandiri hanya diperoleh dalam
pencatatan data harian saja tepatnya di bulan Oktober tahun 2018, sedangkan data
yang diperoleh dari stasiun BMKG yang tersebar di seluruh Provinsi Aceh mulai
tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 selama kurun waktu 10 tahun. Data yang
diperlukan pada penelitian tugas akhir ini adalah data curah hujan (mm),
temperature (ᵒC), kelembapan (%), lamanya penyinaran matahari (jam), kecepatan
18

angina (m/s). Adapun tahapan pengambilan data skunder tersebut dari situs resmi
BMKG adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan akun.
2. Verifkasi akun.
3. Mendownload data klimatologi pada setiap stasiun.
4. Pengolahan data.
Stasiun Klimatologi merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari stasiun
klimatologi secara administratif dibina oleh Sekretaris Utama dan secara Teknis
operasional dibina oleh Deputi Bidang Klimatologi.
Stasiun klimatologi mempunyai tugas utama melaksanakan pengamatan,
pengelolaan data, pelayanan informasi dan jasa klimatologi serta pemeliharaan alat
klimatologi. Dalam melaksanakan tugas, stasiun klimatologi menyelenggarakan
fungsi pengamatan klimatologi, pengelolaan data klimatologi, pelayanan informasi
dan jasa klimatologi, pemeliharaan alat klimatologi, koordinasi/kerjasama dan
pelaksanaan administrasi dan kerumahtanggaan stasiun (BMKG 2014).

3.2 Material atau Bahan Yang Digunakan

Material atau bahan yang digunakan dalam pengumpulan data berupa


separangkat komputer yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data
klimatologi yang telah di unduh dari situs resmi BMKG.
19

Gambar 3.1 Situs Data Online BMKG


Sumber : Anonim 2020.

Kemudian khusus untuk data klimatologi yang diperoleh dari stasiun


mandiri terlebih dahulu harus mengaktifkan perangkat instumennya yaitu Wireless
Weather Station Davis Vantage VVE 6250 Display yang dihubungkan ke komputer
PC untuk membuka data-data klimatologi yang telah tersimpan pada saat
pencatatan data secara otomatis.
20

Gambar 3.2. Bentuk Perangkat Instrumen Weather Station.


Sumber : Anonim 2020.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tersebar di seluruh wilayah Provinsi Aceh tepatnya di


stasiun klimatologi yang ada di beberapa Kabupaten, yaitu:
1. Stasiun Mandiri, Lambaro Skep, Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Titik Koordinat
(5.58º N, 95.33º E)
2. Stasiun Meteorologi Kelas I, Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Kabupaten
Aceh Besar. Titik Koordinat (5.52º N, 95.42º E)
3. Stasiun Meteorologi Kelas IV, Lampanah Teungoh, Indrapuri, Kabupaten Aceh
Besar. Titik Koordinat (5.40º N, 95.33º E)
4. Stasiun Meteorologi Kelas III Cut Ba’u, Sukajaya, Kota Sabang, Aceh. Titik
Koordinat (5.87º N, 95.34º E)
5. Stasiun Meteorologi Malikus Saleh, Kabupaten Aceh Utara. Titik Koordinat
(5.22º N, 96.94º E)
6. Stasiun Meteorologi Bandar Urara Cut Nyak Dhien, Kabupaten Nagan Raya.
Titik Koordinat (4,04º N, 96,24º E)
21

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian tugas akhir ini terdiri dari beberapa tahapan prosedur, yaitu:
1. Mengumpulkan data klimatologi dari stasiun-stasiun klimatologi baik dari
stasiun mandiri maupun stasiun yang tersebar di seluruh Provinsi Aceh dari situ
Data Online milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG).
2. Mengelompokkan jenis data klimatologi, meliputi data curah hujan, kecepatan
angin, temperatur dan kelembaban udara dimana dalam penelitian ini lebih
difokuskan kepada pemetaan hujan periode ulang dari setiap stasiun.
3. Menghitung distribusi hujan dengan metode Distribusi Normal, Distribusi Log
Normal, Distribusi Log Pearson Tipe III dan Distribusi Gumbel.
4. Menghitung hujan periode ulang dengan beberapa metode yang memenuhi
persyaratan distribusi curah hujan.
5. Menggambar peta hujan kawasan dengan metode Isohyet dan metode Aritmatik
untuk mendapatkan gambaran kondisi perbandingan hujan periode ulang dari
setiap stasiun.

3.5 Rancangan Yang Digunakan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini yaitu


menghitung hujan periode ulang tahunan dari beberapa metode dan kemudian dari
hasil perhitungan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk gambar pemetaan
hujan kawasan terhadap stasiun-stasiun klimatologi yang telah dikemukakan
sehingga tergambarlah kondisi penyebaran hujan khususnya di Provinsi Aceh.

3.5.1 Periode Ulang dan Hujan Rencana


Periode ulang adalah terminologi yang sering digunakan dalam bidang
sumberdaya air, yang kadang difahami secara berbeda oleh berbagai pihak. Periode
Ulang adalah rerata selang waktu terjadinya suatu kejadian dengan suatu besaran
tertentu atau lebih besar. Hujan rencana adalah curah harian maksimum yang
22

mungkin terjadi dalam periode waktu tertentu misal 5 tahunan, 10 tahunan dan
seterusnya. Metode analisis periode ulang hujan maksimum dapat dilakukan antara
lain dapat dilakukan dengan metode Log Pearson Tipe III dan metode Gumbel.

3.5.2 Intensitas curah hujan


Intensitas curah hujan dihitung berdasarkan nilai hujan periode ulang
tahunan dengan menggunakan rumus mononobe. Nilai intensitas curah hujan ini
dapat digunakan oleh penggunanya untuk menghitung debit banjir rencana periode
ulang tahunan, namun di dalam penelitian ini tidak membahas tentang cara
menghitung debit banjir rencana periode ulang tersebut.

3.5.3 Pemetaan Hujan Kawasan


Pemetaan hujan kawasan pada penelitian ini menggunakan 2 (dua) metode,
yaitu metode isohyet dan metode aritmatik. Data yang digunakan untuk pembuatan
peta tersebut adalah dari data klimatologi yang diolah menjadi nilai rata-rata, nilai
maksimum dan nilai periode ulang khususnya pada hujan periode ulang tahunan
yang diperoleh dari beberapa stasiun klimatologi.
1. Metode Ishoyet
Metode pembuatan garis pada Peta Isohiet dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Pada peta yang ditinjau, digambarkan lokasi daerah hujan dan kedalaman
hujan.
b. Di stasiun hujan yang saling berdampingan dinilai kedalaman hujannya dan
dibuat interpolasinya. Kemudian hasil interpolasi yang mewakili kedalaman
hujan yang sama dihubungkan satu sama lain.
c. Luas daerah diantara 2 garis isohiet diukur luasnya, dan dikalikan dengan
nilai rerata di kedua garis isohiet. Kemudian jumlah dari hasil hitungan
tersebut dibagi dengan total luasan daerah yang ditinjau.
2. Metode Aritmatik
Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan merata-ratakan hujan di
seluruh kawasan. Stasiun hujan yang digunakan untuk menghitung dengan
metode ini adalah yang berada di dalam kawasan, akan tetapi stasiun yang
23

berada di luar kawasa dan jaraknya cukup berdekatan masih bisa


diperhitungkan. Metode aljabar ini memberikan hasil yang tidak teliti, metode
ini memberikan hasil yang cukup baik jika penyebaran hujan merata, serta hujan
tidak terlalu bervariasi.

3.6 Bagan Alir Penelitian

Bagan alir pada penelitian tugas akhir ini dibuat untuk membantu jalannya
setiap tahapan pelaksanan penelitian mulai dari tinjauan pokok permasalahan,
pengumpulan data berupa data sekunder, analisa data dan masalah, hingga
menghasilkan suatu nilai yang diimplementasikan ke dalam bantuk gambar dan
grafik yang dapat dijadi sebagai informasi penting bagi penggunanya.
Mulai

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data
1. Peta-peta dan
Foto Udara
2. Data Klimatologi
BMKG

Analisa Data
1. Curah Hujan Harian
Maksimum Tahunan
2. Distribusi Curah Hujan
3. Hujan Periode Ulang
Tahunan
4. Analisa Data Klimatologi
Lain (Kecepatan Angin,
TIDAK
Temperatur, Kelembaban dan
Penyinaran Matahari)
5. Analisa Data Klimatologi
Stasiun Mandiri
6. Faktor Perbedaan
Klimatologi Evaluasi
Hasil Penelitian

Pemetaan Hujan Kawasan


YA
1. Metode Aritmatik
2. Metode Isohyet
Selesai

Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian


Sumber : Penulis 2020.
24

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Curah Hujan

Salah satu data klimatologi adalah data curah hujan, dimana dalam
penelitian ini diperoleh dari beberapa stasiun klimatologi yang tersebar di seluruh
Provinsi Aceh yang hingga saat ini masih aktif bekerja secara otomatis melalui situs
data online Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG). Data curah
hujan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan data curah hujan harian yang
selanjutnya akan dihitung nilai curah hujan harian maksimum tahunan untuk
kebutuhan pemetaan hujan kawasan agar mendapatkan gambaran perbandingan
karakteristik data klimatologinya yang khususnya curah hujan. Berikut ini nilai
curah hujan harian maksimum tahunan yang telah dirangkum dari sederetan data
selama kurun waktu 10 tahun mulai dari tahun 2010 hingga 2019.

Tabel 4.1 Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Beberapa Stasiun BMKG
Tahun Curah Hujan (mm)
Sultan Iskandar Maimun Malikus Cut Nyak
Indrapuri
Muda Saleh Saleh Dhien
2010 122 60 125 109 233
2011 101 87 183 95 240
2012 77 162 167 162 151
2013 114 78 146,1 63 148,7
2014 188,8 125,7 185,4 133 172,7
2015 117 89 88,1 181,7 119,9
2016 146 55,9 105,8 112,6 193,8
2017 161,3 93,4 152,9 124,2 203,9
2018 182,5 67,9 159,6 96 179,7
2019 150 74,2 59,3 46,8 106,5
Sumber : Data Online BMKG.

Selanjutnya data tersebut di atas dilakukan pemilihan jenis distribusinya,


dimana distribusi yang dilakukan akan dinilai memenuhi persayaratan distribusi
atau tidak. Tujuannya untuk mendapatkan suatu pola distribusi curah hujan suatu
25

daerah yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam


menghitung dan menganalisa data curah hujan khususnya data curah hujan jam-
jaman sebagai dasar untuk menentukan perencanaan banjir rencana. Namun dalam
penelitian tugas akhir ini hanya sampai pada perhitungan hujan rencana periode
ulang saja.

4.1.1 Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda

Distribusi curah hujan terhadap data yang diperoleh dari Stasiun


Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda dilakukan dengan beberapa metode,
seperti yang diuraikan pada perhitungan distribusi di bawah ini.

Tabel 4.1.1 Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Curah Hujan
No. Tahun
(Xi), mm
1 2010 122
2 2011 101
3 2012 77
4 2013 114
5 2014 188,8
6 2015 117
7 2016 146
8 2017 161,3
9 2018 182,5
10 2019 150
26

1. Distribusi Normal
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.1.2 Perhitungan Distribusi Normal

No. Tahun 𝑋𝑖 𝑥̅ 𝑋𝑖 -𝑥̅ (𝑋𝑖 -𝑥̅ )2 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )3 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )4

1 2010 122 135,9 -13,96 194,882 -2720,5471 37978,838


2 2011 101 135,9 -34,96 1222,202 -42728,1679 1493776,751
3 2012 77 135,9 -58,96 3476,282 -204961,5631 12084533,762
4 2013 114 135,9 -21,96 482,242 -10590,0255 232556,961
5 2014 188 135,9 52,84 2792,066 147532,7463 7795630,315
6 2015 117 135,9 -18,96 359,482 -6815,7711 129227,021
7 2016 146 135,9 10,04 100,802 1012,0481 10160,963
8 2017 161 135,9 25,34 642,116 16271,2093 412312,444
9 2018 182 135,9 46,54 2165,972 100804,3183 4691432,972
10 2019 150 135,9 14,04 197,122 2767,5873 38856,925
Total 1359 11633,164 571,8343 26926466,951

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 135.96, Standar Deviasi (Sd) = 35.95, Koefisien
Skewness (Cs) = 0.0017. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi Normal, Cs = 0).
27

2. Distribusi Log Normal


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.1.3 Perhitungan Distribusi Log Normal

No. Tahun Xi Lo𝑔 Xi ̅̅̅̅̅̅̅


𝐿𝑜𝑔𝑋 Lo𝑔 Xi - ̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔𝑋 (Lo𝑔 Xi - ̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔𝑋 )2

1 2010 122 2,086 2,119 -0,03240 0,00105


2 2011 101 2,004 2,119 -0,11444 0,01310
3 2012 77 1,886 2,119 -0,23227 0,05395
4 2013 114 2,057 2,119 -0,06186 0,00383
5 2014 188 2,276 2,119 0,15724 0,02472
6 2015 117 2,068 2,119 -0,05057 0,00256
7 2016 146 2,164 2,119 0,04559 0,00208
8 2017 161 2,208 2,119 0,08887 0,00790
9 2018 182 2,261 2,119 0,14250 0,02031
10 2019 150 2,176 2,119 0,05733 0,00329
Total 1359 21,188 0,13278

Nilai rata-rata log Xi = 2.12, Standar Deviasi (Sd) = 0.12, Koefisien Variasi (Cv) =
0.0573 dan Koefisien Skewness (Cs) = -0.5164. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi
Log Normal, Cs = 3 Cv).
28

3. Distribusi Log Pearson Tipe III


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log pearson tipe III
dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.1.4 Perhitungan Distribusi Log Pearson Tipe III


Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -
No. Tahun Xi Lo𝑔 Xi ̅̅̅̅̅̅̅_ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅)2 ̅̅̅̅̅̅̅)3
𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋
1 2010 122 2,086 2,119 -0,03240 0,00105 -3,401464
2 2011 101 2,004 2,119 -0,11444 0,01310 -1,498735
3 2012 77 1,886 2,119 -0,23227 0,05395 -1,253080
4 2013 114 2,057 2,119 -0,06186 0,00383 -2,366683
5 2014 188,8 2,276 2,119 0,15724 0,02472 3,887771
6 2015 117 2,068 2,119 -0,05057 0,00256 -1,293603
7 2016 146 2,164 2,119 0,04559 0,00208 9,477053
8 2017 161,3 2,208 2,119 0,08887 0,00790 7,019736
9 2018 182,5 2,261 2,119 0,14250 0,02031 2,893779
10 2019 150 2,176 2,119 0,05733 0,00329 1,884347
Total 1359,6 21,188 0,13278 -6,66285

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 135.96, Standar Deviasi (Sd) = 0.121, Koefisien
Skewness (Cs) = -0.516 (Memenuhi Syarat Distribusi Log Pearson Tipe III, dimana
Cs < 0).
29

4. Distribusi Gumbel
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi gumbel dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.1.5 Perhitungan Distribusi Gumbel

No. Tahun Xi Log Xi Xi - Xi (Xi – Xi)2 (Xi – Xi)3


1 2010 122 2,086 -13.96 194.88 -2720.55
2 2011 101 2,004 -34.96 1222.20 -42728.17
3 2012 77 1,886 -58.96 3476.28 -204961.56
4 2013 114 2,057 -21.96 482.24 -10590.03
5 2014 188,8 2,276 52.84 2792.07 147532.75
6 2015 117 2,068 -18.96 359.48 -6815.77
7 2016 146 2,164 10.04 100.80 1012.05
8 2017 161,3 2,208 25.34 642.12 16271.21
9 2018 182,5 2,261 46.54 2165.97 100804.32
10 2019 150 2,176 14.04 197.12 2767.59
Total 1359,6 11633.16 571.83 11633.16

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 135.96, Standar Deviasi (Sd) = 35.95, Koefisien
Skewness (Cs) = -0.516, Koefisien Kurtosis (Ck) = -0.122 (Tidak Memenuhi Syarat
Distribusi Gumbel, Cs ≈ 1.14 dan Ck = 5.4002).
30

4.1.2 Stasiun Meteorologi Indrapuri Aceh Besar


Distribusi curah hujan terhadap data yang diperoleh dari Stasiun
Meteorologi Indrapuri Aceh Besar dilakukan dengan beberapa metode, seperti yang
diuraikan pada perhitungan distribusi di bawah ini.

Tabel 4.2.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Curah Hujan
No. Tahun
(Xi), mm
1 2010 60

2 2011 87

3 2012 162

4 2013 78

5 2014 125,7

6 2015 89

7 2016 55,9

8 2017 93,4

9 2018 67,9

10 2019 74,2
31

1. Distribusi Normal
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.2.2 Perhitungan Distribusi Normal

No. Tahun 𝑋𝑖 𝑥̅ 𝑋𝑖 -𝑥̅ (𝑋𝑖 -𝑥̅ )2 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )3 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )4


1 2010 60 89,31 -29,31 859,076 -25179,5205 738011,746
2 2011 87 89,31 -2,31 5,336 -12,3264 28,474
3 2012 162 89,31 72,69 5283,836 384082,0461 27918923,932
4 2013 78 89,31 -11,31 127,916 -1446,7311 16362,529
5 2014 125,7 89,31 36,39 1324,232 48188,8061 1753590,655
6 2015 89 89,31 -0,31 0,096 -0,0298 0,009
7 2016 55,9 89,31 -33,41 1116,228 -37293,1808 1245965,171
8 2017 93,4 89,31 4,09 16,728 68,4179 279,829
9 2018 67,9 89,31 -21,41 458,388 -9814,0892 210119,650
10 2019 74,2 89,31 -15,11 228,312 -3449,7958 52126,415
Total 893,1 9420,149 355143,5965 31935408,410

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 89.31, Standar Deviasi (Sd) = 32.35, Koefisien
Skewness (Cs) = 1.4566. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi Normal, Cs = 0).
32

2. Distribusi Log Normal


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.2.3 Perhitungan Distribusi Log Normal

Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -
No. Tahun Xi Lo𝑔 Xi ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 )2
1 2010 60 1,778 1,929 -0,15065 0,02270
2 2011 87 1,940 1,929 0,01072 0,00011
3 2012 162 2,210 1,929 0,28071 0,07880
4 2013 78 1,892 1,929 -0,03671 0,00135
5 2014 125,7 2,099 1,929 0,17053 0,02908
6 2015 89 1,949 1,929 0,02059 0,00042
7 2016 55,9 1,747 1,929 -0,18139 0,03290
8 2017 93,4 1,970 1,929 0,04154 0,00173
9 2018 67,9 1,832 1,929 -0,09693 0,00940
10 2019 74,2 1,870 1,929 -0,05840 0,00341
Total 893,1 19,288 0,17990

Nilai rata-rata log Xi = 1.93, Standar Deviasi (Sd) = 0.14, Koefisien Variasi (Cv) =
0.0733 dan Koefisien Skewness (Cs) = 0.8165. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi
Log Normal, Cs = 3 Cv).
33

3. Distribusi Log Pearson Tipe III


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log pearson tipe III
dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.2.4 Perhitungan Distribusi Log Pearson III


Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -
No. Tahun Xi Lo𝑔 Xi ̅̅̅̅̅̅̅_ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅)2 ̅̅̅̅̅̅̅)3
𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋
1 2010 60 1,778 1,929 -0,15065 0,02270 -3,41923742

2 2011 87 1,940 1,929 0,01072 0,00011 1,23036616

3 2012 162 2,210 1,929 0,28071 0,07880 2,21197084

4 2013 78 1,892 1,929 -0,03671 0,00135 -4,94679419

5 2014 125,7 2,099 1,929 0,17053 0,02908 4,95922535

6 2015 89 1,949 1,929 0,02059 0,00042 8,72429718

7 2016 55,9 1,747 1,929 -0,18139 0,03290 -5,96834837

8 2017 93,4 1,970 1,929 0,04154 0,00173 7,16962902

9 2018 67,9 1,832 1,929 -0,09693 0,00940 -9,10811357

10 2019 74,2 1,870 1,929 -0,05840 0,00341 -1,99175390

Total 893,1 19,288 0,17990 1,66135442

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 89.31, Standar Deviasi (Sd) = 0.141, Koefisien
Skewness (Cs) = 0.816 (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi Log Pearson Tipe III,
Cs < 0).
34

4. Distribusi Gumbel
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi gumbel dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.2.5 Perhitungan Distribusi Gumbel

No. Tahun Xi Log Xi Xi - Xi (Xi – Xi)2 (Xi – Xi)3


1 2010 60 1.78 -29.31 859.08 -25179.52
2 2011 87 1.94 -2.31 5.34 -12.33
3 2012 162 2.21 72.69 5283.84 384082.05
4 2013 78 1.89 -11.31 127.92 -1446.73
5 2014 125,7 2.10 36.39 1324.23 48188.81
6 2015 89 1.95 -0.31 0.10 -0.03
7 2016 55,9 1.75 -33.41 1116.23 -37293.18
8 2017 93,4 1.97 4.09 16.73 68.42
9 2018 67,9 1.83 -21.41 458.39 -9814.09
10 2019 74,2 1.87 -15.11 228.31 -3449.80
Total 893,1 9420.15 355143.60

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 89.31, Standar Deviasi (Sd) = 32.35, Koefisien
Skewness (Cs) = 0.8165, Koefisien Kurtosis (Ck) = 0.4446 (Tidak Memenuhi
Syarat Distribusi Gumbel, Cs ≈ 1.14 dan Ck = 5.4002).
35

4.4.1 Stasiun Meteorologi Maimun Saleh


Distribusi curah hujan terhadap data yang diperoleh dari Stasiun
Meteorologi Maimun Saleh dilakukan dengan beberapa metode, seperti yang
diuraikan pada perhitungan distribusi di bawah ini.

Tabel 4.3.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Curah Hujan (Xi),


No. Tahun
mm
1 2010 125
2 2011 183
3 2012 167
4 2013 146,1
5 2014 185,4
6 2015 88,1
7 2016 105,8
8 2017 152,9
9 2018 159,6
10 2019 59,3
36

1. Distribusi Normal
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.3.2 Perhitungan Distribusi Normal

No. Tahun 𝑋𝑖 𝑥̅ 𝑋𝑖 -𝑥̅ (𝑋𝑖 -𝑥̅ )2 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )3 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )4


1 2010 125 137,22 -12,22 149,328 -1824,7930 22298,971
2 2011 183 137,22 45,78 2095,808 95946,1086 4392412,850
3 2012 167 137,22 29,78 886,848 26410,3454 786500,085
4 2013 146,1 137,22 8,88 78,854 700,2271 6218,016
5 2014 185,4 137,22 48,18 2321,312 111840,8314 5388491,258
6 2015 88,1 137,22 -49,12 2412,774 -118515,4785 5821480,305
7 2016 105,8 137,22 -31,42 987,216 -31018,3393 974596,220
8 2017 152,9 137,22 15,68 245,862 3855,1224 60448,320
9 2018 159,6 137,22 22,38 500,864 11209,3453 250865,147
10 2019 59,3 137,22 -77,92 6071,526 -473093,3371 36863432,826
Total 1372,2 15750,396 -374489,9678 54566743,998

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 137.22, Standar Deviasi (Sd) = 41.83, Koefisien
Skewness (Cs) = -0.7105. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi Normal, Cs = 0).
37

2. Distribusi Log Normal


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.3.3 Perhitungan Distribusi Log Normal

Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -
No. Tahun Xi Lo𝑔 Xi ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅)2
𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋
1 2010 125 2,097 2,114 -0,01757 0,00031
2 2011 183 2,262 2,114 0,14797 0,02190
3 2012 167 2,223 2,114 0,10824 0,01172
4 2013 146,1 2,165 2,114 0,05017 0,00252
5 2014 185,4 2,268 2,114 0,15363 0,02360
6 2015 88,1 1,945 2,114 -0,16950 0,02873
7 2016 105,8 2,024 2,114 -0,08999 0,00810
8 2017 152,9 2,184 2,114 0,06993 0,00489
9 2018 159,6 2,203 2,114 0,08855 0,00784
10 2019 59,3 1,773 2,114 -0,34142 0,11657
Total 1372,2 21,145 0,22617

Nilai rata-rata log Xi = 2.11, Standar Deviasi (Sd) = 0.16, Koefisien Variasi (Cv) =
0.075 dan Koefisien Skewness (Cs) = -1.2589. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi
Log Normal, Cs = 3 Cv).
38

3. Distribusi Log Pearson Tipe III


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log pearson tipe III
dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.3.4 Perhitungan Distribusi Log Pearson III

Lo𝑔 Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -


No. Tahun Xi ̅̅̅̅̅̅̅_ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅)2 ̅̅̅̅̅̅̅)3
Xi 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋
1 2010 125 2,097 2,114 -0,01757 0,00031 -5,42339
2 2011 183 2,262 2,114 0,14797 0,02190 3,23993
3 2012 167 2,223 2,114 0,10824 0,01172 1,26802
4 2013 146,1 2,165 2,114 0,05017 0,00252 1,26285
5 2014 185,4 2,268 2,114 0,15363 0,02360 3,62602
6 2015 88,1 1,945 2,114 -0,16950 0,02873 -4,87008
7 2016 105,8 2,024 2,114 -0,08999 0,00810 -7,28848
8 2017 152,9 2,184 2,114 0,06993 0,00489 3,41943
9 2018 159,6 2,203 2,114 0,08855 0,00784 6,94411
10 2019 59,3 1,773 2,114 -0,34142 0,11657 -3,98001
Total 1372,2 21,145 0,22617 -3,61079

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 137.22, Standar Deviasi (Sd) = 0.159, Koefisien
Skewness (Cs) = -1.259 (Memenuhi Syarat Distribusi Log Pearson Tipe III, dimana
Cs < 0)
39

4. Distribusi Gumbel
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi gumbel dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.3.5 Perhitungan Distribusi Gumbel

Lo𝑔
No Tahun Xi Xi - Xi (Xi – Xi)2 (Xi – Xi)3
Xi
1 2010 125 2,097 -12.22 149.33 -1824.79
2 2011 183 2,262 45.78 2095.81 95946.11
3 2012 167 2,223 29.78 886.85 26410.35
4 2013 146,1 2,165 8.88 78.85 700.23
5 2014 185,4 2,268 48.18 2321.31 111840.83
6 2015 88,1 1,945 -49.12 2412.77 -118515.48
7 2016 105,8 2,024 -31.42 987.22 -31018.34
8 2017 152,9 2,184 15.68 245.86 3855.12
9 2018 159,6 2,203 22.38 500.86 11209.35
10 2019 59,3 1,773 -77.92 6071.53 -473093.34
Total 1372,2 15750.40 -374489.97

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 137.22, Standar Deviasi (Sd) = 41.83, Koefisien
Skewness (Cs) = -1.2589, Koefisien Kurtosis (Ck) = 1.1023 (Tidak Memenuhi
Syarat Distribusi Gumbel, Cs ≈ 1.14 dan Ck = 5.4002).
40

4.5.1 Stasiun Meteorologi Malikussaleh


Distribusi curah hujan terhadap data yang diperoleh dari Stasiun
Meteorologi Malikussaleh dilakukan dengan beberapa metode, seperti yang
diuraikan pada perhitungan distribusi di bawah ini.

Tabel 4.4.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan


Curah Hujan
No. Tahun
(Xi), mm
1 2010 109
2 2011 95
3 2012 162
4 2013 63
5 2014 133
6 2015 181,7
7 2016 112,6
8 2017 124,2
9 2018 96
10 2019 46,8
41

1. Distribusi Normal
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.4.2 Perhitungan Distribusi Normal

No. Tahun 𝑋𝑖 𝑥̅ 𝑋𝑖 -𝑥̅ (𝑋𝑖 -𝑥̅ )2 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )3 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )4


1 2010 109 112,33 -3,33 11,089 -36,9260 122,964
2 2011 95 112,33 -17,33 300,329 -5204,6998 90197,448
3 2012 162 112,33 49,67 2467,109 122541,2991 6086626,324
4 2013 63 112,33 -49,33 2433,449 -120042,0342 5921673,549
5 2014 133 112,33 20,67 427,249 8831,2348 182541,623
6 2015 181,7 112,33 69,37 4812,197 333822,0990 23157239,004
7 2016 112,6 112,33 0,27 0,073 0,0197 0,005
8 2017 124,2 112,33 11,87 140,897 1672,4462 19851,936
9 2018 96 112,33 -16,33 266,669 -4354,7031 71112,302
10 2019 46,8 112,33 -65,53 4294,181 -281397,6744 18439989,602
Total 1123,3 15153,241 55831,0610 53969354,758

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 112.33, Standar Deviasi (Sd) = 41.03, Koefisien
Skewness (Cs) = 0.1121. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi Normal, Cs = 0).
42

2. Distribusi Log Normal


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.4.3 Perhitungan Distribusi Log Normal

Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -
No. Tahun Xi Lo𝑔 Xi ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋)2
1 2010 109 2,037 2,021 0,01689 0,00029
2 2011 95 1,978 2,021 -0,04282 0,00183
3 2012 162 2,210 2,021 0,18898 0,03571
4 2013 63 1,799 2,021 -0,22120 0,04893
5 2014 133 2,124 2,021 0,10331 0,01067
6 2015 181,7 2,259 2,021 0,23882 0,05703
7 2016 112,6 2,052 2,021 0,03100 0,00096
8 2017 124,2 2,094 2,021 0,07358 0,00541
9 2018 96 1,982 2,021 -0,03827 0,00146
10 2019 46,8 1,670 2,021 -0,35029 0,12271
Total 1123,3 20,205 0,28501

Nilai rata-rata log Xi = 2.02, Standar Deviasi (Sd) = 0.18, Koefisien Variasi (Cv) =
0.0881 dan Koefisien Skewness (Cs) = -0.7898. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi
Log Normal, Cs = 3 Cv).
43

3. Distribusi Log Pearson Tipe III


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log pearson tipe III
dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.4.5 Perhitungan Distribusi Log Pearson III


Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -
No. Tahun Xi Lo𝑔 Xi ̅̅̅̅̅̅̅_ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅)2 ̅̅̅̅̅̅̅)3
𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋
1 2010 109 2,037 2,021 0,01689 0,00029 4,81616
2 2011 95 1,978 2,021 -0,04282 0,00183 -7,84870
3 2012 162 2,210 2,021 0,18898 0,03571 6,74870
4 2013 63 1,799 2,021 -0,22120 0,04893 -1,08229
5 2014 133 2,124 2,021 0,10331 0,01067 1,10271
6 2015 181,7 2,259 2,021 0,23882 0,05703 1,36204
7 2016 112,6 2,052 2,021 0,03100 0,00096 2,97894
8 2017 124,2 2,094 2,021 0,07358 0,00541 3,98406
9 2018 96 1,982 2,021 -0,03827 0,00146 -5,60398
10 2019 46,8 1,670 2,021 -0,35029 0,12271 -4,29828
Total 1123,3 20,205 0,28501 -3,20354

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 112.33, Standar Deviasi (Sd) = 0.178, Koefisien
Skewness (Cs) = -0.790 (Memenuhi Syarat Distribusi Log Pearson Tipe III, dimana
Cs < 0).
44

4. Distribusi Gumbel
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi gumbel dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.4.6 Perhitungan Distribusi Gumbel


Lo𝑔
No Tahun Xi Xi - Xi (Xi – Xi)2 (Xi – Xi)3
Xi
1 2010 109 2.04 -3.33 11.09 -36.93
2 2011 95 1.98 -17.33 300.33 -5204.70
3 2012 162 2.21 49.67 2467.11 122541.30
4 2013 63 1.80 -49.33 2433.45 -120042.03
5 2014 133 2.12 20.67 427.25 8831.23
6 2015 181,7 2.26 69.37 4812.20 333822.10
7 2016 112,6 2.05 0.27 0.07 0.02
8 2017 124,2 2.09 11.87 140.90 1672.45
9 2018 96 1.98 -16.33 266.67 -4354.70
10 2019 46,8 1.67 -65.53 4294.18 -281397.67
Total 15153.24 55831.06

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 112.33, Standar Deviasi (Sd) = 41.03, Koefisien
Skewness (Cs) = -0.7895, Koefisien Kurtosis (Ck) = 0.4766 (Tidak Memenuhi
Syarat Distribusi Gumbel, Cs ≈ 1.14 dan Ck = 5.4002)
45

4.6.1 Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien


Distribusi curah hujan terhadap data yang diperoleh dari Stasiun
Meteorologi Cut Nyak Dhien dilakukan dengan beberapa metode, seperti yang
diuraikan pada perhitungan distribusi di bawah ini.

Tabel 4.5.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan


Curah Hujan
No. Tahun
(Xi), mm
1 2010 233
2 2011 240
3 2012 151
4 2013 148,7
5 2014 172,7
6 2015 119,9
7 2016 193,8
8 2017 203,9
9 2018 179,7
10 2019 106,5
46

1. Distribusi Normal
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.5.2 Perhitungan Distribusi Normal

No Tahun 𝑋𝑖 𝑥̅ 𝑋𝑖 -𝑥̅ (𝑋𝑖 -𝑥̅ )2 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )3 (𝑋𝑖 -𝑥̅ )4


1 2010 233 174,92 58,08 3373,286 195920,4741 11379061,136
2 2011 240 174,92 65,08 4235,406 275640,2485 17938667,373
3 2012 151 174,92 -23,92 572,166 -13686,2203 327374,389
4 2013 148,7 174,92 -26,22 687,488 -18025,9458 472640,300
5 2014 172,7 174,92 -2,22 4,928 -10,9410 24,289
6 2015 119,9 174,92 -55,02 3027,200 -166556,5660 9163942,262
7 2016 193,8 174,92 18,88 356,454 6729,8591 127059,739
8 2017 203,9 174,92 28,98 839,840 24338,5748 705331,897
9 2018 179,7 174,92 4,78 22,848 109,2154 522,049
10 2019 106,5 174,92 -68,42 4681,296 -320294,2997 21914535,985
Total 1749,2 17800,916 -15835,6010 62029159,421

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 174.92, Standar Deviasi (Sd) = 44.47, Koefisien
Skewness (Cs) = -0.0250. (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi Normal, Cs = 0).
47

2. Distribusi Log Normal


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log normal dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.5.3 Perhitungan Distribusi Log Normal


Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -
No. Tahun Xi Lo𝑔 Xi ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅
𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋)2
1 2010 233 2,367 2,229 0,13799 0,01904
2 2011 240 2,380 2,229 0,15085 0,02276
3 2012 151 2,179 2,229 -0,05039 0,00254
4 2013 148,7 2,172 2,229 -0,05705 0,00325
5 2014 172,7 2,237 2,229 0,00793 0,00006
6 2015 119,9 2,079 2,229 -0,15054 0,02266
7 2016 193,8 2,287 2,229 0,05799 0,00336
8 2017 203,9 2,309 2,229 0,08005 0,00641
9 2018 179,7 2,255 2,229 0,02518 0,00063
10 2019 106,5 2,027 2,229 -0,20201 0,04081
Total 1749,2 22,294 0,12153

Nilai rata-rata log Xi = 2.23, Standar Deviasi (Sd) = 0.12, Koefisien Variasi (Cv) =
0.0521 dan Koefisien Skewness (Cs) = -0.4589 (Tidak Memenuhi Syarat Distribusi
Log Normal, Cs = 3 Cv).
48

3. Distribusi Log Pearson Tipe III


Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi log pearson tipe III
dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.5.6 Perhitungan Distribusi Log Pearson III

Lo𝑔 Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi - (Lo𝑔 Xi -


No. Tahun Xi ̅̅̅̅̅̅̅_ ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅)2 ̅̅̅̅̅̅̅)3
Xi 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋 𝐿𝑜𝑔𝑋
1 2010 233 2,367 2,229 0,13799 0,01904 2,627637
2 2011 240 2,380 2,229 0,15085 0,02276 3,432545
3 2012 151 2,179 2,229 -0,05039 0,00254 -1,279218
4 2013 148,7 2,172 2,229 -0,05705 0,00325 -1,857058
5 2014 172,7 2,237 2,229 0,00793 0,00006 4,984527
6 2015 119,9 2,079 2,229 -0,15054 0,02266 -3,411877
7 2016 193,8 2,287 2,229 0,05799 0,00336 1,950136
8 2017 203,9 2,309 2,229 0,08005 0,00641 5,130317
9 2018 179,7 2,255 2,229 0,02518 0,00063 1,597359
10 2019 106,5 2,027 2,229 -0,20201 0,04081 -8,244112
Total 1749,2 22,294 0,12153 -5,18492

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 174.92, Standar Deviasi (Sd) = 0.116, Koefisien
Skewness (Cs) = -0.459 (Memenuhi Syarat Distribusi Log Pearson Tipe III, dimana
Cs < 0).
49

4. Distribusi Gumbel
Nilai distribusi curah hujan dengan menggunakan distribusi gumbel dapat
dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.6.1 Perhitungan Distribusi Gumbel


Lo𝑔
No Tahun Xi Xi - Xi (Xi – Xi)2 (Xi – Xi)3
Xi
1 2010 233 2,367 58.08 3373.29 195920.47
2 2011 240 2,380 65.08 4235.41 275640.25
3 2012 151 2,179 -23.92 572.17 -13686.22
4 2013 148,7 2,172 -26.22 687.49 -18025.95
5 2014 172,7 2,237 -2.22 4.93 -10.94
6 2015 119,9 2,079 -55.02 3027.20 -166556.57
7 2016 193,8 2,287 18.88 356.45 6729.86
8 2017 203,9 2,309 28.98 839.84 24338.57
9 2018 179,7 2,255 4.78 22.85 109.22
10 2019 106,5 2,027 -68.42 4681.30 -320294.30
Total 1749,2 22,294 17800.92 -15835.60

Nilai Rata-rata Curah Hujan = 174.92, Standar Deviasi (Sd) = 44.47, Koefisien
Skewness (Cs) = -0.4589, Koefisien Kurtosis (Ck) = -0.5938 (Tidak Memenuhi
Syarat Distribusi Gumbel, Cs ≈ 1.14 dan Ck = 5.4002)
50

4.2 Rangkuman Distribusi Curah Hujan

Berdasarkan hasil perhitungan distribusi curah hujan dari data klimatologi


stasiun BKMG dengan menggunakan metode Distribusi Normal, Distribusi Log
Normal, Distribusi Log Pearson Tipe III dan Distribusi Gumbel, maka penulis dapat
merangkum hasil perhitungan tersebut seperti yang ditunjukkan pada table berikut.

Tabel 4.2 Rangkuman Perhitungan Distribusi Curah Hujan


Metode Distribusi Curah Hujan
Nama Log
No. Log Keterangan
Stasiun Normal Pearson Gumbel
Normal
Tipe III
Sultan
Tidak Tidak Tidak Lanjut Ke
Iskandar Memenuhi
1 Memenuhi Memenuhi Memenuhi Hujan Rencana
Muda Aceh Syarat Periode Ulang
Syarat Syarat Syarat
Besar
Tidak Tidak Tidak Tidak Lanjut Ke
Indrapuri
2 Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Hujan Rencana
Aceh Besar Syarat Syarat Syarat Syarat Periode Ulang
Maimun Tidak Tidak Tidak Tidak Lanjut Ke
3 Saleh Kota Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Hujan Rencana
Sabang Syarat Syarat Syarat Syarat Periode Ulang
Tidak Tidak Tidak Tidak Lanjut Ke
Malikussaleh
4 Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Hujan Rencana
Aceh Utara Syarat Syarat Syarat Syarat Periode Ulang
Cut Nyak Tidak Tidak Tidak Lanjut Ke
Memenuhi
5 Dhien Nagan Memenuhi Memenuhi
Syarat
Memenuhi Hujan Rencana
Raya Syarat Syarat Syarat Periode Ulang
Sumber : Hasil Perhitungan.

Berdasarkan hasil rangkuman perhitungan distribusi curah hujan terhadap


setiap stasiun klimatologi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang memenuhi
persyaratan distribusi tertentu hanya pada stasiun Sultan Iskandar Muda dan stasiun
Cut Nyak Dhien dengan Distribusi Log Pearson Tipe III saja, sementara dengan
metode lain tidak ada yang memenuhi.
51

4.3 Hujan Periode Ulang

Hujan periode ulang dihitung berdasarkan curah hujan harian maksimum


tahunan dengan memenuhi persyaratan distribusi curah hujan sebagaimana telah
dikemukakan pada pembahasan sub bab sebelumnya. Dari rangkuman perhitungan
distribusi hujan yang memenuhi persyaratan adalah metode Distribusi Log Pearson
Tipe III, sehingga pada penelitian tugas akhir ini penulis mencoba melakukan
perhitungan hujan periode ulang untuk setiap stasiun klimatologi dengan metode
Log Pearson Tipe III.

4.3.1 Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda


Hujan periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan dari data curah hujan di
Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sultan Iskandar Muda dapat dilihat pada perhitungan
di bawah ini.

Tabel 4.3.1.1 Hujan Periode Ulang Tahunan Stasiun Meteorologi SIM


No. PUT (Tahun) LogXr K S Log Xt Xt
1 2 2,119 0,082 0,12146 2,128960 134,57
2 5 2,119 0,856 0,12146 2,222731 167,00
3 10 2,119 1,215 0,12146 2,266336 184,64
4 25 2,119 1,567 0,12146 2,309090 203,74
5 50 2,119 1,777 0,12146 2,334597 216,07
6 100 2,119 1,945 0,12146 2,355002 226,46
52

4.3.2 Stasiun Meteorologi Indrapuri Aceh Besar


Hujan periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan dari data curah hujan di
Stasiun Meteorologi Indrapuri Aceh Besar dapat dilihat pada perhitungan di bawah
ini.

Tabel 4.3.2.1 Hujan Periode Ulang Tahunan Stasiun Meteorologi Aceh Besar
No PUT (Tahun) LogXr K S Log Xt Xt
1 2 1,928 -,0321 0,14138 1,909338 81,15
2 5 1,928 0,78 0,14138 2,038276 109,21
3 10 1,928 1,336 0,14138 2,116884 130,88
4 25 1,928 1,998 0,14138 2,209770 162,09
5 50 1,928 2,453 0,14138 2,287529 193,87
6 100 1,928 2,891 0,14138 2,336730 217,13

4.3.3 Stasiun Meteorologi Maimun Saleh


Hujan periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan dari data curah hujan di
Stasiun Meterologi Maimun Saleh dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.3.3.1 Hujan Periode Ulang Tahunan Stasiun Meteorologi Maimun Saleh
No PUT (Tahun) LogXr K S Log Xt Xt
1 2 2,114 0,195 0,15853 2,144913 139,60
2 5 2,114 0,844 0,15853 2,247799 176,92
3 10 2,114 1,086 0,15853 2,286164 193,27
4 25 2,114 1,282 0,15853 2,317235 207,60
5 50 2,114 1,379 0,15853 2,332613 215,08
6 100 2,114 1,449 0,15853 2,343710 220,65
53

4.3.4 Stasiun Meteorologi Malikussaleh


Hujan periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan dari data curah hujan di
Stasiun Meteorologi Malikussaleh dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.3.4.1 Hujan Periode Ulang Tahunan Stasiun Meteorologi Malikussaleh


No PUT (Tahun) LogXr K S Log Xt Xt
1 2 2,021 0,133 0,17795 2,135084 136,48
2 5 2,021 0,856 0,17795 2,249702 177,70
3 10 2,021 1,166 0,17795 2,298846 198,99
4 25 2,021 1,448 0,17795 2,343551 220,57
5 50 2,021 1,606 0,17795 2,368599 233,66
6 100 2,021 1,733 0,17795 2,388732 244,75

4.3.5 Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien


Hujan periode ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan dari data curah hujan di
Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.

Tabel 4.3.5.1 Hujan Periode Ulang Tahunan Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien

No PUT (Tahun) LogXr K S Log Xt Xt

1 2 2,229 0,082 0,11621 2,123529 132,90

2 5 2,229 0,856 0,11621 2,213476 163,48

3 10 2,229 1,215 0,11621 2,255195 179,96

4 25 2,229 1,567 0,11621 2,296101 197,74

5 50 2,229 1,777 0,11621 2,320505 209,17

6 100 2,229 1,954 0,11621 2,341074 219,31


54

4.3.6 Rangkuman Hujan Periode Ulang


Berdasarkan hasil perhitungan hujan periode ulang tahunan dengan
menggunakan metode Log Pearson Tipe III pada setiap stasiun BMKG, maka
penulis dapat merangkum hasil perhitungan tersebut seperti yang ditunjukkan pada
table berikut.

Tabel 4.3.6.1 Rangkuman Perhitungan Hujan Periode Ulang


Nama Stasiun
Periode Sultan Cut Nyak
No Iskandar Indrapuri Dhien
Ulang Maimun
. Muda Aceh Malikussaleh Nagan
(Tahun) Saleh
Aceh Besar Raya
Besar
1 2 134,57 81,15 139,60 136,48 132,90
2 5 167,00 109,21 176,92 177,70 163,48
3 10 184,64 130,88 193,27 198,99 179,96
4 20 203,74 162,09 207,60 220,57 197,74
5 50 216,07 193,87 215,08 233,66 209,17
6 100 226,46 217,13 220,65 244,75 219,31
Sumber : Hasil Perhitungan.

4.4 Pemetaan Hujan

Pemetaan hujan pada penelitian tugas akhir ini menggunakan Metode


Aritmatik dan Metode Isohyet. Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam penggambaran
peta hujan tersebut adalah hujan periode ulang dari setiap stasiun klimatologi
termasuk data hujan maksimum yang pernah terjadi pada waktu yang sama dengan
stasiun mandiri sehingga akan menunjukkan perbedaan nilai hujan satu stasiun
dengan yang lainnya. Hasil penggambaran pemetaan hujan berdasarkan masing-
masing metode dan masing-masing periode ulang dapat dilihat pada lampiran A.8
sampai dengan Lampiran A.21.
55

4.5 Kondisi Klimatologi Lainnya

4.5.1 Temperatur
Kondisi temperatur pada setiap stasiun BKMG berbeda-beda. Perbedaan
kondisi ini sangat mempengaruhi iklim pada suatu wilayah. Hal ini dapat
ditunjukan dengan data temperatur pada setiap stasiun dalam penelitian tugas akhir
ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran B.7 dan Lampiran B.8.

4.5.2 Kelembaban
Kondisi kelembaban pada setiap stasiun BKMG berbeda-beda. Perbedaan
kondisi ini juga sangat mempengaruhi iklim pada suatu wilayah. Hal ini dapat
ditunjukan dengan data kelembaban pada setiap stasiun dalam penelitian tugas
akhir ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran B.9 dan Lampiran B.10.

4.5.3 Lama Penyinaran Matahari


Kondisi lama penyinaran matahari pada setiap stasiun BKMG berbeda-beda.
Perbedaan kondisi ini juga sangat mempengaruhi iklim pada suatu wilayah. Hal ini
dapat ditunjukan dengan data lama penyinaran matahari pada setiap stasiun dalam
penelitian tugas akhir ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran B.11
dan Lampiran B.12.

4.5.4 Kecepatan Angin


Kondisi kecepatan angin pada setiap stasiun BKMG berbeda-beda. Perbedaan
kondisi ini juga sangat mempengaruhi iklim pada suatu wilayah. Hal ini dapat
ditunjukan dengan data kecepatran angin pada setiap stasiun dalam penelitian tugas
akhir ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran B.13 dan Lampiran
B.14.
56

4.6 Kondisi Klimatologi Stasiun Mandiri

Kondisi data curah hujan, kelembaban, kecepatan angin yang tercatat pada
dari tanggal 12 Oktober 2018 sampai dengan 27 Oktober 2018, menunjukkan
terjadinya perubahan secara fluktuasi di setiap waktu hal ini juga diperngaruhi oleh
pergantian hari siang dan malam. Untuk lebih jelasnya kondisi fluktuasi perubahan
klimatologi pada stasiun mandiri dapat dilihat pada Lampiran A.22 sampai
Lampiran A.28 dan Lampiran B.15 sampai Lampiran B.17.

4.7 Faktor Perbedaan Iklim

Berdasarkan analisa data dan gambaran tentang kondisi karakteristik


klimatologi di beberapa stasiun yang tersebar di Provinsi Aceh termasuk juga pada
stasiun mandiri yang berada di Kota Banda Aceh, menunjukkan bahwa perbedaan
nilai-nilai data tersebut sangat dipengaruhi oleh letak geografis, kondisi topografi
dimana stasiun tersebut berada. Curah hujan tertinggi didominasi wilayah
pegunungan terutama bagian tengah Provinsi Aceh, hal ini dapat dilihat dari
gambaran Peta Hujan Metode Aritmatik dan Metode Isohyet. Untuk lebih jelasnya
Peta Hujan kedua metode tersebut dapat dilihat pada Lampiran A.8 sampai
Lampiran A.21.
57

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan keberhasilan pengembangan Sistem


Informasi Monitoring Iklim secara online dengan menggunakan Dataonline
BMKG dan secara otomatis menggunakan instrument Weather Station.
2. Sistem yang dikembangkan ini bisa mendapatkan data di Wireless Weather
Station Davis Vantage untuk kondisi cuaca saat ini, dilengkapi juga dengan
kondisi harian, bulanan dan tahunan yang dilengkapi grafik yang bisa dijadikan
acuan masyarakat atau pengguna untuk melihat cuaca secara detail.
3. Untuk pengembangan lebih lanjut hasil Sistem Informasi Monitoring Iklim
yang dikembangkan ini bisa dimanfaatkan untuk pengambilan data secara
realtime bagi peneliti yang ingin mengumpulkan data klimatologi.
4. Penelitian ini mengambil lokasi pada stasiun BMKG yang tersebar di Provinsi
Aceh, yaitu Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Kabupaten Aceh
Besar, Stasiun Meteorologi Kelas IV Lampanah Teungoh Indrapuri Kabupaten
Aceh Besar, Stasiun Meteorologi Kelas III Cut Ba’u Sukajaya Kota Sabang,
Stasiun Meteorologi Malikus Saleh Kabupaten Aceh Utara, dan Stasiun
Meteorologi Cut Nyak Dhien Kabupaten Nagan Raya dan termasuk dalam
penelitian ini adalah Stasiun Mandiri yang berada di Lambaro Skep Kota Banda
Aceh.
5. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi curah hujan terhadap setiap stasiun
klimatologi pada penelitian tugas akhir ini, yang memenuhi persyaratan
distribusi tertentu hanya pada stasiun Sultan Iskandar Muda dan stasiun Cut
Nyak Dhien dengan Distribusi Log Pearson Tipe III saja, sementara dengan
metode lain tidak ada yang memenuhi.
6. Perhitungan hujan periode ulang tahunan dilakukan dengan metode Log
Pearson Tipe III.
58

7. Hujan periode ulang tahunan pada Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda
Aceh Besar diperoleh hujan R2 = 134,57 mm; R5 = 167,00 mm; R10 = 184,64
mm; R25 = 203,74 mm; R50 = 216,07 mm; R100 = 226,46 mm.
8. Hujan periode ulang pada Stasiun Meteorologi Indrapuri Aceh Besar diperoleh
R2 = 81,15 mm; R5 = 109,21 mm; R10 = 130,88 mm; R25 = 162,09 mm; R50
= 193,87 mm; R100 = 217,13 mm.
9. Hujan periode ulang pada Stasiun Meteorologi Maimun Saleh diperoleh R2 =
139,60 mm; R5 = 176,92 mm; R10 = 193,27 mm; R25 = 207,60 mm; R50 =
215,08 mm; R100 = 220,65 mm.
10. Hujan periode ulang pada Stasiun Meteorologi Malikussaleh diperoleh R2 =
136,48 mm; R5 = 177,70 mm; R10 = 198,99 mm; R25 = 220,57 mm; R50 =
233,66 mm; R100 = 244,75 mm.
11. Hujan periode ulang pada Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dhien diperoleh R2
= 132,90 mm; R5 = 163,48 mm; R10 = 179,96 mm; R25 = 197,74 mm; R50 =
209,17 mm; R100 = 219,31 mm.
12. Berdasarkan analisa data dan gambaran tentang kondisi karakteristik
klimatologi di beberapa stasiun yang tersebar di Provinsi Aceh termasuk juga
pada stasiun mandiri yang berada di Kota Banda Aceh, menunjukkan bahwa
perbedaan nilai-nilai data tersebut sangat dipengaruhi oleh letak geografis,
kondisi topografi dimana stasiun tersebut berada.
13. Curah hujan tertinggi didominasi wilayah pegunungan terutama bagian tengah
Provinsi Aceh, hal ini dapat dilihat dari gambaran Peta Hujan Metode Aritmatik
dan Metode Isohyet.
59

5.2 Saran

1. Peneliti selanjutnya boleh mencoba menggunakan metode alat instrumen


lainnya atau dengan tempat titik lokasi yang berbeda untuk mengetahui
perbandingan data klimatologi
2. Adanya kajian lebih lanjut tentang merencanakan dan mempublikasikan ke
publik yang berbasis web agar bisa diakses secara mudah dan cepat.
3. Tugas akhir ini hanya perbandingan antara setiap pos pengamatan dan wilayah
berbeda, untuk kajian lebih lanjut bisa untuk menghitung debit banjir,
perencanaan drainase, bisa melanjutkan dari data tugas akhir saya sebagai data
awal perencanaan teknik ke depannya.
60
LAMPIRAN PETA

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2017, Panduan Penulisan Tugas Akhir Program Sarjana (SI),


Fakultas Teknik Universitas Abulyatama Aceh, Aceh Besar.
2. Fanny Prawaka, 2016, Analisis Data Curah Hujan Yang Hilang Dengan
Menggunakan Metode Normal Ratio, Inversed Square Distance, dan Rata-
rata Aljabar.
3. Norma Puspita,ST.MT, Analisa Frekuensi Dan Probabilitas Curah Hujan.
Universitas Indo Global Mandiri.
4. PUSAT DATABASE-BMKG, http://dataonline.bmkg.go.id/home.
5. Pungki Saiful Akbar, Dodo Gunawan, Prediksi Curah Hujan Bulanan
Stasiun BMKG di Provinsi Bengkulu Menggunakan Teknik Downscalling
Statistik.
6. Rharas Dewati, 2016, Analisis data Meteorologi dan Klimatologi Pada Balai
PSDA DIY.
7. Soewarno, 2015, KLIMATOLOGI Pengukuran dan Pengolahan Data Curah
Hujan, Contoh Aplikasi Hidrologi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air.
8. Tjasyono, B.H.K. 1999. Klimatologi umum. ITB. Bandung.
9. Triatmodjo, 2010, Hidrologi Terapan, Bete Offset, Yokyakarta.
61
LAMPIRAN PETA

Lampiran A.20 Peta Hujan Metode Aritmatik Stasiun Mandiri + Stasiun BMKG.
Sumber : Perhitungan.

Lampiran A.21 Peta Hujan Metode Isohyet Stasiun Mandiri + Stasiun BMKG.
Sumber : Perhitungan.
62

Lampiran A.22 Grafik Hujan Harian Stasiun Mandiri.


Sumber : Instrumen Weather Station.

Lampiran A.23 Grafik Temperatur Harian Stasiun Mandiri.


Sumber : Instrumen Weather Station.
63

LAMPIRAN GAMBAR

Lampiran A.24 Grafik Kelembaban Harian Stasiun Mandiri.


Sumber : Insrumen Weather Station.

Lampiran A.25 Grafik Kecepatan Angin Harian Stasiun Mandiri.


Sumber : Insrumen Weather Station.
64

Lampiran A.26 Grafik Kondisi Klimatologi Per 3 Harian Stasiun Mandiri.


Sumber : Insrumen Weather Station.

Lampiran A.27 Grafik Kondisi Klimatologi Per 3 Harian Stasiun Mandiri.


Sumber : Insrumen Weather Station.
65

Lampiran A.28 Ringkasan Klimatologi Harian Stasiun Mandiri.


Sumber : Insrumen Weather Station.
66

LAMPIRAN TABEL

Lampiran B.1 : Contoh Salah Satu Hasil Unduh Data BMKG

ID WMO : 96011
NamaStasiun : Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda
Lintang : 5.52244
Bujur : 95.41700

Tanggal Tavg RH_avg RR ss ff_avg


01-01-2019 26,8 80 0 9,5 3
02-01-2019 26,7 82 0 3,4 3
03-01-2019 27,1 82 0 7 3
04-01-2019 26,8 76 0 6 3
05-01-2019 26,7 76 0 8,8 3
06-01-2019 27 82 0 9,4 2
07-01-2019 27,6 83 2,3 6,7 2
08-01-2019 27 86 40,5 5,1 2
09-01-2019 26,7 87 0 4,5 3
10-01-2019 27,8 81 39,2 4,6 3
11-01-2019 27 84 0 3,5 3
12-01-2019 27,5 80 0,2 0,8 3
13-01-2019 26,9 79 0 7 3
14-01-2019 26,6 88 8888 8,9 2
15-01-2019 26,9 82 6,9 4 2
16-01-2019 27 81 0 4,5 3
17-01-2019 26,8 80 0 7,8 3
18-01-2019 25,9 88 0 7,6 2
19-01-2019 26,7 80 0 4 2
20-01-2019 26,4 87 0 2,4 2
21-01-2019 26,9 83 11 1 3
22-01-2019 27,2 79 8888 4,5 3
23-01-2019 27,8 76 1,5 7,2 3
24-01-2019 27,2 82 0 7,2 3
25-01-2019 27,2 81 0 6,9 3
26-01-2019 25,9 83 0 7,4 3
27-01-2019 26,2 81 0 1 3
28-01-2019 26,3 84 39,5 4 3
29-01-2019 26,6 85 2 4,5 3
30-01-2019 27,2 81 0,5 2 3
31-01-2019 26,7 82 0 6,5 2
Keterangan :
8888: data tidak terukur
9999: Tidak Ada Data (tidak dilakukan pengukuran)
Tavg: Temperatur rata-rata (°C)
RH_avg: Kelembapan rata-rata (%)
RR: Curah hujan (mm)
ss: Lamanya penyinaran matahari (jam)
ff_avg: Kecepatan angin rata-rata (m/s)
Sumber : dataonlineBMKG.go.id
67

Lampiran B.2 Penentuan Nilai K Sebaran Normal

Periode Ulang (Tahun) Peluang Nilai K


1.001 0.999 -3.05
1.005 0.995 -2.58
1.010 0.990 -2.33
1.050 0.950 -1.64
1.110 0.900 -1.28
1.250 0.800 -0.84
1.330 0.750 -0.67
1.430 0.700 -0.52
1.670 0.600 -0.25
2.000 0.500 0.00
2.500 0.400 0.25
3.330 0.300 0.52
4.000 0.250 0.67
5.000 0.200 0.84
10.000 0.100 1.28
20.000 0.050 1.64
50.000 0.020 2.05
100.000 0.010 2.33
200.000 0.005 2.58
500.000 0.002 2.88
1000.000 0.001 3.09
Sumber : Hidrologi Terapan (Bambang Triatmodjo, 2008

Lampiran B.3 Standard Variable (Kt) Metode Sebaran Log Normal


T (Tahun) Kt T (Tahun) Kt T (Tahun) Kt
1 -1.86 20 1.89 90 3.34
2 -0.22 25 2.10 100 3.45
3 0.17 30 2.27 110 3.53
4 0.44 35 2.41 120 3.62
5 0.64 40 2.54 130 3.70
6 0.81 45 2.65 140 3.77
7 0.95 50 2.75 150 3.84
8 1.06 55 2.86 160 3.91
9 1.17 60 2.93 170 3.97
10 1.26 65 3.02 180 4.03
11 1.35 70 3.06 190 4.09
12 1.43 75 3.08 200 4.14
13 1.50 80 3.21 221 4.24
14 1.57 85 3.28 240 4.33
15 1.63 90 3.33 260 4.42
68

Sumber : Hidrologi Terapan (Bambang Triatmodjo, 2008)


Lampiran B.4 Nilai K Untuk Distribusi Log Pearson III
1,0101 1,25 2 5 10 25 50 100
Koef.
Persentase Peluang Terlampaui (Percent Chance of Being Exceeded)
G
99 80 50 20 10 4 2 1
3,0 -0,667 -0,636 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051
2,8 -0,714 -0,666 -0,384 0,460 1,210 2,275 3,114 3,973
2,6 -0,769 -0,696 -0,368 0,499 1,238 2,267 3,071 2,889
2,4 -0,832 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,023 3,800
2,2 -0,905 -0,752 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705
2,0 -0,990 -0,777 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,192 3,605
1,8 -1,087 -0,799 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499
1,6 -1,197 -0,817 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388
1,4 -1,318 -0,832 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,721
1,2 -1,449 -0,844 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149
1,0 -1,588 -0,852 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022
0,8 -1,733 -0,856 -0,132 0,780 1,336 1,993 2,543 2,891
0,6 -1,880 -0,857 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755
0,4 -2,029 -0,855 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615
0,2 -2,178 -0,850 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472
0,0 -2,326 -0,842 0,000 0,842 1,282 1,751 2,051 2,326
-0,2 -2,472 -0,830 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178
-0,4 -2,615 -0,816 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029
-0,6 -2,755 -0,800 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880
-0,8 -2,981 -0,780 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733
-1,0 -3,022 -0,758 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588
-1,2 -2,149 -0,732 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449
-1,4 -2,271 -0,705 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318
-1,6 -2,388 -0,675 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197
-1,8 -3,499 -0,643 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087
-2,0 -3,605 -0,609 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990
-2,2 -3,705 -0,574 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905
-2,4 -3,800 -0,537 0,351 0,725 0,795 0,823 0,830 0,832
-2,6 -3,889 -0,490 0,368 0,696 0,747 0,764 0,768 0,769
-2,8 -3,973 -0,469 0,384 0,666 0,702 0,712 0,714 0,714
-3,0 -7,051 -0,420 0,396 0,636 0,600 0,666 0,666 0,667
Sumber : Hidrologi Terapan (Bambang Triatmodjo, 2008)
69

Lampiran B.5 Nilai Reduced Mean (Yn) Untuk Distribusi Gumbel


n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5300 0,5320 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5400 0,5410 0,5418 0,5424 0,5430
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5468 0,5468 0,5473 0,5470 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5508 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5538 0,5538 0,5540 0,5543 0,5445
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5561 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5580 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5595 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600
Sumber : Hidrologi Terapan (Bambang Triatmodjo, 2008)

Lampiran B.6 Nilai Reduced Standard Deviation (Sn) Untuk Distribusi Gumbel
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5300 0,5320 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5400 0,5410 0,5418 0,5424 0,5430
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5468 0,5468 0,5473 0,5470 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5508 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5538 0,5538 0,5540 0,5543 0,5445
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5561 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5580 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5595 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,5600
Sumber : Hidrologi Terapan (Bambang Triatmodjo, 2008)
70

Lampiran B.7 Temperatur Maksimum


Temperatur Maksimum (ᵒC )
Sultan
Tahun Indrapuri Maimun Malikus Cut Nyak
Iskandar
Aceh Besar Saleh Saleh Dhien
Muda
2010 30,1 30,2 30,1 29,3 29,3
2011 31 30,1 29,8 28,4 29,3
2012 31 29,9 30 28,7 28,2
2013 30,6 30,1 29,4 29,1 28,4
2014 31,1 31,4 29,9 30,2 29,2
2015 30,4 29,9 30,4 29 28,3
2016 30,8 30,6 29,9 29,2 29
2017 31,3 31,3 30,1 30,3 28,6
2018 31,2 31,4 30,5 29,7 28,4
2019 30,3 31,6 30,7 29,8 29
Sumber : Perhitungan.

Lampiran B.8 Temperatur Rata-rata


Temperatur Rata-rata (ᵒC)
Sultan
Tahun Indrapuri Maimun Malikus Cut Nyak
Iskandar
Aceh Besar Saleh Saleh Dhien
Muda
2010 27,079 27,002 27,273 26,751 26,648
2011 26,892 26,649 27,062 26,475 26,395
2012 26,876 26,638 27,266 26,459 26,390
2013 27,022 26,759 27,017 26,611 26,618
2014 26,682 26,819 26,985 26,600 26,538
2015 16,607 26,648 27,181 26,758 26,686
2016 25,824 27,309 27,410 27,127 26,816
2017 18,268 26,759 27,191 26,584 26,562
2018 18,141 26,875 27,257 26,766 26,396
2019 27,336 26,963 27,553 26,876 26,874
Sumber : Perhitungan.
71

Lampiran B.9 Kelembaban Maksimum


Kelembagan Maksimum (%)
Sultan Indrapuri
Tahun Maimun Malikus Cut Nyak
Iskandar Aceh
Saleh Saleh Dhien
Muda Besar
2010 95 96 98 96 97
2011 95 98 98 94 98
2012 97 97 98 93 98
2013 94 98 98 98 98
2014 98 98 98 98 98
2015 97 97 96 95 98
2016 96 100 95 97 98
2017 95 100 97 98 99
2018 97 96 95 95 100
2019 96 96 94 95 97
Sumber : Perhitungan.

Lampiran B.10 Kelembaban Rata-rata


Kelembagan Rata-rata (%)
Sultan
Tahun Indrapuri Maimun Malikus Cut Nyak
Iskandar
Aceh Besar Saleh Saleh Dhien
Muda
2010 82,386 82,507 87,151 82,205 87,022
2011 80,425 86,860 86,282 82,223 87,419
2012 78,814 84,854 88,586 81,693 88,492
2013 80,729 84,414 85,176 83,827 88,586
2014 77,904 81,436 84,004 83,602 87,861
2015 49,868 83,773 85,214 84,617 90,676
2016 73,803 80,441 81,934 83,328 88,328
2017 54,405 82,696 85,360 85,296 89,901
2018 54,186 81,848 83,613 84,436 89,595
2019 80,494 81,945 81,436 84,191 87,978
Sumber : Perhitungan.
72

Lampiran B.11 Lama Penyinaran Matahari Maksimum


Lama Penyinaran Maksimum (jam)
Sultan
Tahun Indrapuri Maimun Malikus Cut Nyak
Iskandar
Aceh Besar Saleh Saleh Dhien
Muda
2010 8 8 0,7 8 7,8
2011 8 8 0,6 8 7,8
2012 8 8 1,1 8 10,8
2013 0,9 8 8 8 8
2014 1,3 8 10 8,3 8
2015 11,2 10,4 11 11,4 11,4
2016 11,1 10,5 10,5 11,4 22
2017 11 10,6 13 11,4 10,7
2018 11,5 10,7 13 11,7 10,5
2019 11 10,7 11 11,4 11,2
Sumber : Perhitungan.

Lampiran B.12 Lama Penyinaran Matahari Rata-rata


Lama Penyinaran Rata-rata (jam)
Sultan
Tahun Indrapuri Maimun Malikus Cut Nyak
Iskandar
Aceh Besar Saleh Saleh Dhien
Muda
2010 3,452 4,178 0,347 4,531 0,412
2011 3,793 4,189 0,322 4,800 0,426
2012 4,030 4,107 0,380 5,017 0,510
2013 0,362 4,206 2,881 4,883 4,927
2014 0,441 4,266 4,803 4,895 4,782
2015 3,069 4,659 5,380 6,096 5,306
2016 4,360 4,613 4,952 6,574 5,216
2017 3,371 4,673 5,094 5,913 4,823
2018 3,873 4,882 5,159 5,902 4,794
2019 5,273 5,471 5,325 5,977 5,512
Sumber : Perhitungan.
73

Lampiran B.13 Kecepatan Angin Maksimum


Kecepatan Angin Maksimum (Knot)
Sultan
Tahun Indrapuri Maimun Malikus Cut Nyak
Iskandar
Aceh Besar Saleh Saleh Dhien
Muda
2010 5 6 10 5 6
2011 5 3 10 5 5
2012 5 3 14 5 3
2013 5 3 10 5 5
2014 5 4 8 5 4
2015 5 4 9 4 3
2016 5 4 11 5 3
2017 6 5 9 4 3
2018 6 6 9 3 3
2019 5 4 8 3 3
Sumber : Perhitungan.

Lampiran B.14 Kecepatan Angin Rata-rata


Kecepatan Angin Rata-rata (Knot)
Sultan
Tahun Indrapuri Maimun Malikus Cut Nyak
Iskandar
Aceh Besar Saleh Saleh Dhien
Muda
2010 2,630 0,890 3,827 2,340 0,940
2011 2,688 0,605 5,115 2,132 0,738
2012 2,740 0,721 5,029 2,024 1,391
2013 2,751 0,830 4,030 1,945 1,551
2014 2,841 0,825 2,932 2,252 1,186
2015 1,511 2,142 2,561 2,000 1,703
2016 2,139 2,096 3,609 2,052 1,383
2017 1,816 1,953 2,717 1,844 1,455
2018 1,915 1,824 2,597 1,467 1,581
2019 2,453 1,752 2,863 1,704 1,367
Sumber : Perhitungan.
74

Lampiran B.15 Curah Hujan Harian Yang Terjadi


Curah Hujan Harian (mm)
Sultan
Aceh Maimun Malikus Cut Nyak Stasiun
Tanggal Iskandar
Besar Saleh Saleh Dhien Mandiri
Muda
01-10-2018 0 0 0 0,2 42,9 TT
02-10-2018 88,5 36,5 15,2 11,6 38,8 TT
03-10-2018 0 0 0 0 0 TT
04-10-2018 0 0 0,4 0,2 5,5 TT
05-10-2018 0 0 3,7 9,2 26,3 TT
06-10-2018 2,5 1,5 14,5 0 9,6 TT
07-10-2018 141 34,8 33,2 0,1 3 TT
08-10-2018 0 15,2 1,4 0 0 TT
09-10-2018 2,6 16,5 4,2 7 0,4 TT
10-10-2018 0 3,2 0 0 0,5 TT
11-10-2018 14 6 79,5 13,6 1 TT
12-10-2018 47,2 0 0 0 13 2,5
13-10-2018 64,6 15,6 21,2 0 21,7 0,3
14-10-2018 26,7 13,3 20,3 0,2 45,4 0
15-10-2018 0 0 0 0 0 TT
16-10-2018 0 1 1,5 1,4 0 TT
17-10-2018 0 0,3 5,4 4,5 0 TT
18-10-2018 0 0 1,8 0 50,9 TT
19-10-2018 67,7 53,1 1,1 0,3 13 3
20-10-2018 31,2 28,5 11,2 0 0 0
21-10-2018 12,5 0,5 0 0 0 0
22-10-2018 0 0 0 2,3 0 0
23-10-2018 0 0 0 0 22,1 0
24-10-2018 0 1 0 0 1 0
25-10-2018 0 5,6 0 0 1 TT
26-10-2018 0 0 0 0 0 0
27-10-2018 0 0 0 0 0 0
28-10-2018 0 0 0 0 0 TT
29-10-2018 0 0 0 8,4 0 TT
30-10-2018 0 0 0 0 0 TT
31-10-2018 0 0 0 0 35,1 TT
Sumber : Dataonline BMKG dan Instumen Weather Stasion.
75

Lampiran B.16 Temperatur Harian Yang Terjadi


Temperatur Harian (Knot)
Sultan
Aceh Maimun Malikus Cut Nyak Stasiun
Tanggal Iskandar
Besar Saleh Saleh Dhien Mandiri
Muda
01-10-2018 27,4 26,1 25,4 26,1 25,5 TT
02-10-2018 26,5 26,6 25,5 26,5 26 TT
03-10-2018 27 26,7 26,8 26,6 26,8 TT
04-10-2018 27 26,3 26 26,8 26,7 TT
05-10-2018 27 27 26,4 26,4 26 TT
06-10-2018 26,8 25,1 25,5 26 25,3 TT
07-10-2018 24,5 26,2 25,2 25,5 26 TT
08-10-2018 26,4 26,2 25,9 26,5 26,2 TT
09-10-2018 27 26,1 25 26,4 26,9 TT
10-10-2018 26,7 26,1 25,2 25,1 26,1 TT
11-10-2018 26,4 26,5 26,4 26,6 26,5 TT
12-10-2018 25,9 26,2 26,4 26,6 26,6 27,8
13-10-2018 26,1 24,9 26,1 25,7 23,5 25,3
14-10-2018 25 26,7 24,8 25,5 25,5 27,2
15-10-2018 26,4 26,1 25,1 25,7 26,6 TT
16-10-2018 26,9 25,2 25,2 24,6 26,8 TT
17-10-2018 26 26,6 25 25,3 26,7 TT
18-10-2018 26,6 26,5 26,5 25,8 26,1 TT
19-10-2018 26,6 26,7 25,7 26,9 26,7 27,2
20-10-2018 27,1 26,6 26,1 27,3 27 27,6
21-10-2018 26,2 27,1 26 26,4 26,3 28,7
22-10-2018 27,7 26,6 26,8 26,5 27,2 27,9
23-10-2018 27 26,2 25,9 25,8 26,9 28,1
24-10-2018 27 25,6 26,7 25,5 26,8 28
25-10-2018 26,6 25,7 26,5 26,1 27 TT
26-10-2018 26,6 26,1 26,5 26 26,5 27,8
27-10-2018 26,4 26 27,6 26,6 26,9 28,2
28-10-2018 26,8 26,1 26,7 26,7 26,6 TT
29-10-2018 26,4 26,6 27,4 26,3 27 TT
30-10-2018 26,8 26,4 26,3 26,2 27,8 TT
31-10-2018 26,8 26,9 27 26,6 26,2 TT
Sumber : Dataonline BMKG dan Instumen Weather Stasion.
76

Lampiran B.17 Kecepatan Angin Harian Yang Terjadi


Kecepatan Angin Harian (Knot)
Sultan
Aceh Maimun Malikus Cut Nyak Stasiun
Tanggal Iskandar
Besar Saleh Saleh Dhien Mandiri
Muda
01-10-2018 3 2 2 1 2 TT
02-10-2018 3 3 5 2 1 TT
03-10-2018 3 2 4 2 2 TT
04-10-2018 2 2 2 1 2 TT
05-10-2018 2 2 2 1 1 TT
06-10-2018 2 1 1 2 1 TT
07-10-2018 2 2 2 1 1 TT
08-10-2018 3 1 0 1 1 TT
09-10-2018 2 1 0 1 2 TT
10-10-2018 2 1 1 1 1 TT
11-10-2018 2 1 2 1 2 TT
12-10-2018 2 2 3 2 1 0,9
13-10-2018 2 1 2 2 2 0
14-10-2018 2 2 4 3 2 0,8
15-10-2018 3 2 0 2 2 TT
16-10-2018 3 2 4 1 1 TT
17-10-2018 2 2 6 2 3 TT
18-10-2018 2 2 2 2 2 TT
19-10-2018 2 1 1 1 2 0,7
20-10-2018 2 1 0 1 2 0,7
21-10-2018 2 1 0 2 1 0,8
22-10-2018 2 1 1 1 2 1,2
23-10-2018 2 1 1 2 2 0,9
24-10-2018 2 0 0 1 2 0,6
25-10-2018 2 1 1 2 1 TT
26-10-2018 3 1 0 1 1 0,8
27-10-2018 2 1 0 2 1 0,8
28-10-2018 2 1 1 1 1 TT
29-10-2018 2 0 0 1 1 TT
30-10-2018 2 1 0 1 1 TT
31-10-2018 2 2 1 1 2 TT
Sumber : Dataonline BMKG dan Instumen Weather Stasion.
77
LAMPIRAN PETA

139

134

81 136

172

Lampiran A.8 Peta Hujan Metode Aritmatik R2 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
78

176

167
177
109

163

Lampiran A.9 Peta Hujan Metode Aritmatik R5 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
79

193

184
198
130

179

Lampiran A.10 Peta Hujan Metode Aritmatik R10 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
80

207

203
220
162

197

Lampiran A.11 Peta Hujan Metode Aritmatik R20 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
81

215

216
233
193

209

Lampiran A.12 Peta Hujan Metode Aritmatik R50 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
82

220

226
244
217

219

Lampiran A.13 Peta Hujan Metode Aritmatik R100 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
83
LAMPIRAN PETA

139

134
136
81

132

Lampiran A.14 Peta Hujan Metode Isohyet R2 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
84

176

167
177
109

163

Lampiran A.15 Peta Hujan Metode Isohyet R5 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
85

193

184
130 198

179

Lampiran A.16 Peta Hujan Metode Isohyet R10 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
86

207

203
220
162

197

Lampiran A.17 Peta Hujan Metode Isohyet R20 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
87

215

216
233
193

209

Lampiran A.18 Peta Hujan Metode Isohyet R50 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
88

220

226
244
217

219

Lampiran A.19 Peta Hujan Metode Isohyet R100 Tahunan.


Sumber : Perhitungan.
89

Anda mungkin juga menyukai