Anda di halaman 1dari 2

Nama: Fakhruddin Assiddiqi

NIM: 201910570311024

Judul: Analisis Sintaksis (Ilmu An-Nahwu) pada surat Al-alaq ayat 1-3

Sudah menjadi kepercayaan umat Islam bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah
ta’ala. Al-Qur’an berisikan tentang berbagai hal yang merupakan pokok-pokok ajaran Tuhan
dan berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak. Al quran adalah kitab suci yang
diturunkan Allah ta'ala kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam sebagai rahmat
yang tak ada taranya bagi alam semesta, di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi
petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempelajarinya dan mengamalkannya

Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan agama Islam yang utama dan
menjadi tuntunan hidup. Bahasa al-Qur’an telah dirancang sedemikian rupa oleh Allah ta'ala
agar bisa diterima oleh akal manusia. Namun tetap perlu banyak dilakukan pengkajian agar
tidak terjadi kesalahpahaman atas pemaknaannya, salah satu jalan yang digunakan adalah
dengan menggunakan pendekatan linguistik. Salah satu cabang linguistik untuk memahami
seluk-beluk kalimat, frasa dan klausa yang terdapat dalam al- Qur’an adalah sintaksis atau
dikenal dengan istilah ilmu an-nahwu dalam bahasa Arab.

Karena itu penulis membahas penelitian ini dengan judul “Analisis Sintaksis (Ilmu
An-Nahwu) pada surat Al-alaq ayat 1-3” serta untuk memenuhi tugas ujian akhir semester
mata kuliah ulumul lughoh.

Allah swt. Berfirman dalam QS al- ‘Alaq/96: 1-3

َ ُّ‫) ا ْق َر ْأ َو َرب‬2( ‫ق‬


)3( ‫ك اأْل َ ْك َر ُم‬ ٍ َ‫ق اإْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬ َ َ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َربِّكَ الَّ ِذي خَ ل‬
َ َ‫) خَ ل‬1( ‫ق‬

Terjemahannya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu yang Maha Mulia, yang
mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Kata ‫اقرأ‬merupakan kata kerja perintah dari kata ‫ يقرأ – قرأ‬- ‫ قرأ‬yang artinya bacalah.
Dari aspek fonemik, kata ini dapat dibatasi maknanya berdasarkan fonem sehingga kata ini
bisa dibedakan dengan kata yang lain. Umpanya fonem ‫ قرأ‬tidak bisa diubah menjadi ‫)افعل‬
kerjakanlah) sebab maknanya akan ikut berubah. Morfem kata ‫اق[[رأ‬pada ayat pertama QS
al-‘Alaq tersebut adalah kata kerja perintah (fi’l al- amr). Kata ‫ اقرأ‬tidak sama dengan ‫قارء‬
‫ مقروء‬,‫قراءة‬, dan sebagainya, sebab masing- masing morfem memiliki makna yang berbeda-
beda.

Dilihat dari aspek sintaksis (tarkib al-nahwi), ada dua makna sintaksis yaitu makna
sintaksis umum dan khusus. Makna sintaksis umum dari ayat pertama tersebut merupakan
kalimat perintah (perintah membaca), sedangkan makna sintaksis khususnya adalah kata ‫اقرأ‬
merupakan fi’il al-amr, huruf ba’ pada ‫ باسم‬merupakan isti’anah dan maf’ul dari ‫ اقرأ‬mahzuf
yang dikira-kirakan pada apa yang dibaca di dalam al-Qur’an dan yang diperintahkan di sini
adalah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.

Sedang makna sintaksis dari ayat kedua merupakan berita (khabar), dan makna
sintaksis khususnya merupakan jumlah fi’liyyah. Kata ‫ خلق‬yang kedua ini ada tiga
kedudukannya; yang pertama merupakan badl dari kalimat (ayat) sebelumnya, yang kedua
merupakan taukid dari ‫ خلق‬yang pertama, dan ketiga ‫ خلق‬pada ayat kedua merupakan bayan
dari kalimat (ayat) sebelumnya ‫ الذي خلق‬.

Dari aspek sintaksis umumnya, ayat ketiga merupakan kalimat tanya, ayat ke-empat
dan ke-lima merupakan kalimat berita. Sedang sintaksis khususnya kata ‫ اق[[رأ‬kata kerja
perintah (fi’l al-amr) sebagai ta’kid dari ‫ اق[[رأ‬yang pertama, pengulangan di sini sebagai
penjelas bahwa membaca tidak akan bisa dipahami kecuali dengan pengulangan dan
kebiasaan dalam membaca dikatakan juga dalam Tafsir al-Khazin bahwa ‫ اق[[رأ‬pertama
membaca untuk diri sendiri dan ‫ اقرأ‬yang kedua membaca untuk disampaikan dan diajarkan
kepada umat. Huruf wawu pada ‫ وربك‬merupakan isti’nafiyyah bisa juga sebagai hal, kalimat
‫ وربك‬mubtada’ dan ‫ األك[[[رم‬merupakan khabar-nya. Dan kalimat yang musta’nifah (hal)
merupakan pelaku (fa'il) dari . ‫اقرأ‬

Anda mungkin juga menyukai