NIM: 201910570311024
Judul: Analisis Sintaksis (Ilmu An-Nahwu) pada surat Al-alaq ayat 1-3
Sudah menjadi kepercayaan umat Islam bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah
ta’ala. Al-Qur’an berisikan tentang berbagai hal yang merupakan pokok-pokok ajaran Tuhan
dan berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak. Al quran adalah kitab suci yang
diturunkan Allah ta'ala kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam sebagai rahmat
yang tak ada taranya bagi alam semesta, di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi
petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempelajarinya dan mengamalkannya
Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan agama Islam yang utama dan
menjadi tuntunan hidup. Bahasa al-Qur’an telah dirancang sedemikian rupa oleh Allah ta'ala
agar bisa diterima oleh akal manusia. Namun tetap perlu banyak dilakukan pengkajian agar
tidak terjadi kesalahpahaman atas pemaknaannya, salah satu jalan yang digunakan adalah
dengan menggunakan pendekatan linguistik. Salah satu cabang linguistik untuk memahami
seluk-beluk kalimat, frasa dan klausa yang terdapat dalam al- Qur’an adalah sintaksis atau
dikenal dengan istilah ilmu an-nahwu dalam bahasa Arab.
Karena itu penulis membahas penelitian ini dengan judul “Analisis Sintaksis (Ilmu
An-Nahwu) pada surat Al-alaq ayat 1-3” serta untuk memenuhi tugas ujian akhir semester
mata kuliah ulumul lughoh.
Terjemahannya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmu yang Maha Mulia, yang
mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Kata اقرأmerupakan kata kerja perintah dari kata يقرأ – قرأ- قرأyang artinya bacalah.
Dari aspek fonemik, kata ini dapat dibatasi maknanya berdasarkan fonem sehingga kata ini
bisa dibedakan dengan kata yang lain. Umpanya fonem قرأtidak bisa diubah menjadi )افعل
kerjakanlah) sebab maknanya akan ikut berubah. Morfem kata اق[[رأpada ayat pertama QS
al-‘Alaq tersebut adalah kata kerja perintah (fi’l al- amr). Kata اقرأtidak sama dengan قارء
مقروء,قراءة, dan sebagainya, sebab masing- masing morfem memiliki makna yang berbeda-
beda.
Dilihat dari aspek sintaksis (tarkib al-nahwi), ada dua makna sintaksis yaitu makna
sintaksis umum dan khusus. Makna sintaksis umum dari ayat pertama tersebut merupakan
kalimat perintah (perintah membaca), sedangkan makna sintaksis khususnya adalah kata اقرأ
merupakan fi’il al-amr, huruf ba’ pada باسمmerupakan isti’anah dan maf’ul dari اقرأmahzuf
yang dikira-kirakan pada apa yang dibaca di dalam al-Qur’an dan yang diperintahkan di sini
adalah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.
Sedang makna sintaksis dari ayat kedua merupakan berita (khabar), dan makna
sintaksis khususnya merupakan jumlah fi’liyyah. Kata خلقyang kedua ini ada tiga
kedudukannya; yang pertama merupakan badl dari kalimat (ayat) sebelumnya, yang kedua
merupakan taukid dari خلقyang pertama, dan ketiga خلقpada ayat kedua merupakan bayan
dari kalimat (ayat) sebelumnya الذي خلق.
Dari aspek sintaksis umumnya, ayat ketiga merupakan kalimat tanya, ayat ke-empat
dan ke-lima merupakan kalimat berita. Sedang sintaksis khususnya kata اق[[رأkata kerja
perintah (fi’l al-amr) sebagai ta’kid dari اق[[رأyang pertama, pengulangan di sini sebagai
penjelas bahwa membaca tidak akan bisa dipahami kecuali dengan pengulangan dan
kebiasaan dalam membaca dikatakan juga dalam Tafsir al-Khazin bahwa اق[[رأpertama
membaca untuk diri sendiri dan اقرأyang kedua membaca untuk disampaikan dan diajarkan
kepada umat. Huruf wawu pada وربكmerupakan isti’nafiyyah bisa juga sebagai hal, kalimat
وربكmubtada’ dan األك[[[رمmerupakan khabar-nya. Dan kalimat yang musta’nifah (hal)
merupakan pelaku (fa'il) dari . اقرأ