Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PEDAHULUAN OKSIGEN

OLEH :

RENDI ANGGA PAMUNGKAS


NIM :2020207209028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel

tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O²

ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2010).

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O² kedalam sistem kimia

atau fisika. Oksigenasi merupakan gas tidak bewarna dan tidak berbau

yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,

terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan

CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak

yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarok, 2007).

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan

fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan

untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan

hidupnya,dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4

menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada

kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya akan meninggal.

2. Etiologi

a. Faktor fisiologi

1. Menurunnya kemampuan mengikat O ² seperti pada anemia

2. Menurunnya konsentrasi O ² yang diinspirasi seperti pada

obstruksi saluran pernafasan bagian atas

3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang

mengakibatkan terganggunya oksigen (O ²)

4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka dll


5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada

kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyaklit

kronis seperti TBC paru.

b. Faktor perilaku

1. Nutrisi , misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga

daya ikat oksigen berkurang.

2. Exercise, akan meningkatkan kebutuhan oksigen.

3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh

darah perifer dan koroner.

4. Alkohol dan obat-obatan menyebabkan intake nutrisi/Fe

mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan

depresi pusat pernafasan.

5. Kecemasan,menyebabkan metabolisme meningkat.

3. Patofisiologi

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.

Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan

keluar dari dan keparu-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi

maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan

direspon jalan napas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran

mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang

terganggu akan menyebabkan ketidak efektifan pertukaran gas. Selain

kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transfortasi

seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas

miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas. (Brunner & Suddarth,

2002).
4. Manifestasi Klinik

a. Suara nafas tidak norma.

b. Perubahan jumlah pernafasan.

c. Batuk disertai dahak.

d. Penggunaan otot tambahan pernafasan.

e. Dispnea.

f. Penurunan haluaran urin.

g. Takhipnea.

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya

gangguan oksigenasi yaitu :

a. Pemeriksaan fungsi paru

Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas

secara efisien.

b. Pemeriksaan gas darah arteri

Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane

kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.

c. Oksimetri untuk mengukur saturasi oksigen kapiler

d. Pemeriksaan sinar X dada

Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses

abnorma.

e. Bronkoskopi

Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel

sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.

f. Endoskopi

Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.


g. Fluoroskopi

Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal : kerja jantung

dan kontraksi paru.

h. CT-SCAN

Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

6. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi dari gangguan pemenuhan oksigen

adalah :

1. Penurunan kesadaran

Adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti tidak

terjaga/tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu

memberikan respon yang normal.

2. Hipoksia

Adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen disel dan jaringan tubuh

untuk menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia merupakan kondisi

berbahaya karena dapat mengganggufungsi otak, hati, dan organ

lainnya dengan cepat.

3. Disorientasi

Meliputi disorientasi waktu, tempat, dan orang. Pasien tidak mampu

mengenali kondisi atau suasana yang ada (Nurjanah, 2014).

7. Penatalaksanaan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif

1. Pembersihan jalan nafas.

2. Latihan batuk efektif.

3. Suctioning.

4. Jalan nafas buatan.


b. Pola nafas tidak efektif

1. Atur posisi pasien (semi fowler).

2. Pemberian oksigen.

3. Tehnik bernafas dan relaksasi.

c. Gangguan pertukaran gas

1. Atur posisi pasien (posisi fowler).

2. Pemberian oksigen.

3. Suctioning.

B. Konsep Proses Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan).

b. Keluhan Utama (keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh

klien pada saat perawat mengkaji).

c. Riwayat Keluhan Utama (PQRST).

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah/penyakit yang

sama.

e. Riwayat perkembangan

1. Neonatus : 30-60x/menit

2. Bayi : 44x/menit

3. Anak : 20-25x/menit

4. Dewasa : 15-20x/menit

5. Dewasa Tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

f. Riwayat Sosial

Kaji kebiasaan klien dan keluarga misalnya merokok, pekerjaan,

keadaan lingkungan, faktor allergen.


g. Riwayat Keperawatan

Kaji riwayat keperawatan mengenai masalah kebutuhan oksigen misal:

ada atau tidaknya riwayat gangguan pernafasan (gangguan hidung dan

pernapasan), obstruksi nasal (akibat pholip, hipertropi tulang hidung,

influenza).

h. Pola batuk dan produksi sputum

Kaji apakah batuk kering, keras dan kuat dengan suara mendesing,

berat dan berubah-ubah.

i. Sakit dada

Kaji bagian yang sakit, faktor yang menyebabkan rasa sakit,

perubahan nyeri dada apabila pasien berubah posisi.

j. Pengkajian fisik

a. Inspeksi : jalan nafas (spontan melalui hidung, mulut, oral, nasal,

atau selang), ( kebersihan, ada secret atau tidak, pendarahan,

bengkak, obstruksi mekanik) frekuensi pernafasan, pemeriksaan

sifat pernafasan (torakal, abdominal) pengkajian irama pernafasan

(telaah masa inspirasi dan ekspirasi dan ekspirasi), pengkajian

terhadap dalam dangkalnya pernafasan

b. Palpasi : untuk mendeteksi kelainan seperti nyeri tekan yang dapat

timbul akibat luka, peradangan setempat,metastasis,tumor ganas.

c. Perkusi : kaji suara normalnya suara perkusi paru

d. Auskultasi : kaji suara nafas normal dan suara tambahan

(abnormal).

2. Diagnosa keperawatan .

a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

b. Ketidak efektifan pola nafas

c. Gangguan pertukaran gas


3. Rencana keperawatan

No.dx kep. Diagnosa kep. Tujuan Intervensi Rasional


1. Ketidak Setelah dilakukan 1. Pantau KU dan 1.mengetahui
efektifan tindakan keperawatan TTV kesadaran dan
bersihan selama 3x24 jam 2.Aukultasi dada kondisi tubuh dalam
jalan nafas diharapkan pasien untuk keadaan normal.
bersihan jalan karakteristik 2.pernafasan rochi,
nafas efektif bunyi nafas dan
Wheezing menunjukan
sesuai dengan kriteria: adanya secret. tertahannya secret
-menunjukan jalan 3. Beri posisi obstruksi jalan nafas.
nafas bersih yang nyaman 3.memudahkan pasien
-suara nafas normal seperti posisi untuk bernafas.
tapa suara tambahan semi fowler. 4. pakaian yang
-tidak ada penggunaan 4.sarankan ketat menyulitkan
pasien untuk
otot bantu nafas keluarga agar
bernafas.
-mampu melakukan tidak 5.kelembapan
perbaikan bersihan memakaikan mempermudah
jalan nafas pakaian ketat pengeluaran dan
kepada pasien mencegah pembentukan
5.Kolaborasi mucus tebal
penggunaan pada bronkus dan
nebulizer. membantu pernafasan.
5. Ketidak Setelah dilakukan 1.Pantau KU 1.mengetahui kersadaran
efektifan tindakan keperawatan pasien dan TTV dan kondisi tubuh
pola nafas selama 2x24 jam 2.Kaji Dalam
diharapkan pola nafas frekuensi keadaan
efektif dengan kriteria: pernafasan pasien. normal/tidak
-menunjukkan pola 3.Tinggikan kepala dan
2.mengetahui
Nafas efektif bantu mengubah frekuensi
dengan frekuensi posisi. pernafasan
nafas 16-20x/menit 4.Ajarkan pasien.
dan irama teratur teknik bernafas dan
3.duduk
-mampu menunjukan relaksasi yang tinggi memungkin
perilaku peningkatan benar kan ekpansi
fungsi paru 6. Kolaborasikan paru dan
dalam pemberian memudahkan
obat
pernafasan.
4.pengobatan
mempercepat
penyembuhan dan
memperbaiki
pola nafas.
3. Gangguan Setelah dilakukan 1.Pantau KU 1.mengetahui
pertukaran tindakan keperawatan dan TTV kesadaran dan
Gas selama 2x24 jam 2.Auskultasi dada kondisi
diharapkan pertukaran gasuntuk karakter tubuh dalam
dapat dipertahankan bunyi nafas dan keadaan normal
dengan kriteria : adanya secret. atau tidak
-menunjukan 3.Beri posisi 2.weezing atau
perbaikan ventilasi dan
yang nyaman mengindikasi
oksigenasi jaringan seperti posisi akumulasi
-tidak ada sianosis semi fowler secret/ketidak
4.Anjurkan kemampuan
umtuk bedrest, membersihkan jalan
batasi dan nafas sehingga otot
bantu aktivitas aksesori tdigunakan dan
sesuai kebutuhan kerja
5.Ajarkan pernafasan meningkat.
teknik bernafas dan
3.mengurangi konsumsi
relaksasi yang oksigen pada periode
benar. respirasi.
6.Kolaborasikan 4.dapat
terapi oksigen memberikan
pengetahuan pada
pasien tentang teknik
bernafas
5.memaksimalkan
sediaan
oksigen
khususnya
ventilasi menurun.

C. Daftar Pustaka
Tarwonto & Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Igbal & Cahyani, Nurul.(2007). Kebutuhan Dasar. Jakarta :

EGC.

Nanda International (2013).Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.

Jakarta:EGC.

Brunner & Suddarth. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai