Anda di halaman 1dari 1

REPUBLIKA.CO.ID, Era globalisasi tidak hanya membawa dampak positif.

Sejumlah efek negatif pun


muncul. Antara lain, gejala dekadensi moral yang semakin hebat. Pergaulan bebas manusia kini terjadi di
mana-mana.

Dalam kondisi demikian pendidikan karakter menjadi sangat penting. Sudah terlalu lama dunia
pendidikan kita hanya fokus menggarap sisi intelektual siswa saja. Sedangkan pembangunan karakternya
kurang diperhatikan.

Karena itu, sudah saatnya kita fokus juga menggarap pendidikan karakter tersebut. Ini penting demi
terciptanya bangsa yang maju dan sejahtera yang memiliki kepribadian dan karakter yang kuat dan
teguh.

Namun, pendidikan karakter tidak akan berhasil kalau orang-orang yang diamanatkan untuk mendidik
bukanlah yang berkarakter. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus dimulai dari guru yang
berkarakter dan profesional.

Dalam buku ini, penulis menjelaskan bahwa pendidikan karakter berkaitan erat dengan persoalan hati
manusia. Bukan persoalan otak (akal) semata, yang dapat diukur dengan angka-angka yang seperti
selama ini mereka lakukan. Pendidikan karakter tidak bisa tidak membutuhkan figur yang dapat
dijadikan rujukan untuk dicontoh. Ketiadaan figur yang seperti ini membuat pendidikan karakter
semakin abstrak.

Membentuk karakter bukanlah sekadar mengajarkan kepribadian. Sebab, kepribadian tidaklah sama
dengan karakter. Strategi pendidikan karakter yang paling sederhana adalah melalui figur. Dan contoh
yang nyata tentang hal ini telah ditunjukkan Allah SWT dalam surah Al-Qalam ayat ke-4.

Strategi pendidikan karakter lainnya yaitu melalui keteladanan, pendidikan yang berkesinambungan,
kegiatan intrakurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Semua hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh guru
yang berkarakter dan profesional.

Buku ini juga membahas berbagai topik menarik seputar upaya menciptakan sosok guru yang
berkarakter. Karenanya para guru, pendidik, dan orang tua perlu membaca buku ini untuk menambah
wawasan dan pengetahuannya.

Anda mungkin juga menyukai