TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan ( Townsend, 2001 ).Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri,
merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat,
2001). Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung.
2.3 Etiologi
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :
a. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
b. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima.
c. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan
d. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
j. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri. Ekspresi rasa bersalah
2.6 Penatalaksanaan
a) Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang lain.
Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik diri, klien
dapat membentuk kebiasaan yang buruk lagi.
Isolasi Sosial
3.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan, pada tahap ini semua data informasi tentang
klien yang dibutuhkan dan dianalisa untuk menentukan diagnose keperawatan
(Gaffar,L,J,1997). Tahap pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi
seperti: psikologis, tanda dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien
(Stuard & Sundeen, 1999.)
d. Mekanisme koping
Jangka pendek :
1. Kegiatan untuk lari sementara dari krisis :pemakaian obat-obatan, kerja
keras, nonton TV terus-menerus
2. kegiatan menganti identitas sementara (ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik).
3. kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetensi olaraga
kontes popularitas)
4. kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara
(penyalahgunaan obat).
Jangka panjang:
1. Menutup identitas
2. Identitas negative :asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat
3.2. Diagnosa Keperawatan
4.1. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal-hal yang
harus dipeehatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan
keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada klien dengan harga diri
rendah dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan tindakan keperawatan,
perawat harus lebih dulu melakukan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
d. Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dimana kemapuanya
f. Klien dapat memanfaatkan
4.1. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan dari pada klien (Keliat, B.A, 1997). Evaluasi dilakukan sesuai
dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi
dua yaitu Evaluasi proses dan evaluasi formatif , dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan. evaluasi
masalah harga diri rendah kronis diharapkan klien dapat :
a. Ancaman integritas fisik atau harga diri rendah klien sudah berkrang
b. Perilaku klien menunjukan kemajuan dalam menerima, menghargai dan
meyakini diri sendiri
c. Sumber koping yang adekuat sudah memiliki klien yang digunakanya
d. Klien dapat memperluas kesadaran diri, menyelidiki dan mengevaluasi diri
e. klien menggunakan respon koping yang adaptif
f. Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi, dan
meninggalkan aktualisasi diri
g. klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi untuk diri sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan kepribadian
BAB 4
TINJAUAN KASUS
4.1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 29 Tahun
Agama : Kristen
Status : Anak ke 3
Tanggal pengkajian : 2 Maret 2021
RM No :-
Informent :Status klien dan komunikasi dengan klien
B. Alasan Masuk Rumah Sakit
Alasan pasien masuk rumah sakit adalah pasien merasa dirinya
tidak berguna dan sering sendiri sambil berfikir hal-hal yang negative pada
dirinya. Ketika pertama kali masuk kerumah sakit pasien sempat marah-
marah kepada orangtuanya. Pasien juga tidak mau pernah mandi, ketika
pasien disuruh mandi pasien marah-marah.
C. Faktor Predisposisi Pasien sebelumnya tidak pernah ada
riwayat gangguan jiwa. Pertama kali pasien mengalami gangguan jiwa
ketika pasien mengalami pristiwa hilangnya penglihatan pasien. Keluarga
mengatakan pada saat pasien tidak bisa melihat dan membaca seperti anak
lainnya pasien sempat marah dan menangis di kamar. Pasien juga
mengatakan “aku tidak bisa apa-apa” pasien juga sempat menolak diajak
berbicara dan berintraksi. Pasien juga sempat dibawa berobat kampung
(dukun) tetapi tidak ada perubahan pada pasien tersebut, dan akhirnya
keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit jiwa. Ketika
pasien dirawat di rumah sakit jiwa selama 3 hari pasien ingin meminta 19
pulang karena dia tidak suka berada disana da orang tua pasien juga
merasa gelisah jika berada jauh dengan anaknya dan dokter juga menyuruh
keluarga membawa pulang pasien. Sepulang dari rumah sakit pasien hanya
minum obat secara teratur selama 1 bulan saja, pasien mengalami
gangguan jiwa ± 3 tahun. Selama ± 3 tahun pasien tidak pernah
mengkonsumsi obat secara teratur lagi. Pasien sering melihat teman-
temannya melakukan kegiatan yang bisa mereka lakukan dan tidak bisa dia
lakukan. Terkadang pasien suka merenung dan termenung ketika sedang
merasa sendiri. Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami
gangguan jiwa. Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
D. Fisik
Klien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital, didapatkan hasil TD : 110/80 mmHg ; N : 80x/i ; S : 36,5oC ; P
: 22x/i. Klien memiliki tinggi badan 136cm dan berat badan 42Kg.
E. Psikososial
a) Genogram
b) Konsep Diri
a. Gambaran diri : Klien menyukai seluruh tubuhnya dan tidak ada yang
cacat
b. Identitas : Klien anak ke 3 dari 3 bersaudara
c. Peran : Klien berperan sebagai anak
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh
e. Harga diri : Klien merasa tidak berarti lagi dalam keluarganya
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
F. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti : orang yang berarti dalam kehidupan pasien adalah
mamanya dikarenakan mamanya yang menjaga dan merawat pasien
tersebut
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Pasien tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompok lingkungan rumah
3. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien tidak mudah
akrab/ berhubungan dengan orang lain yang dia tidak kenal
G. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan : Klien beragama kristen dan yakin kepada Tuhan
Yesus 2. Kegiatan Ibadah : Klien jarang ibadah
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
H. Status Mental
1) Penampilan Klien tampak kurang rapi dalam berpakaian
2) Pembicaraan Klien masih mampu menjawab pertanyaan perawat
dengan lambat dan tidak jelas namun dapat dipahami
3) Aktivitas Motorik Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari –
hari.
4) Suasana perasaan Klien sedih karena tinggal di rumah sendiri, Masalah
keperawatan : Harga Diri Rendah
5) Afek Afek wajah sesuai dengan topic pembicaraan
6) Interaksi selama wawancara Klien kooperatif saat wawancara
7) Persepsi Klien mengatakan bahwa ia tidak dapat memproses cepat
setiap orang berbicara atau bertanya padanya
8) Proses Pikir Klien mampu menjawab apa yang ditanya dengan baik.
9) Isi piker Klien dapat mengontrol isi pikirnya,klien tidak mengalami
gangguan isi pikir dan tidak ada waham. Klien tidak mengalami fobia,
obsesi ataupun depersonalisasi.
10) Tingkat kesadaran Klien tidak mengalami gangguan orientasi, klien
mengenali waktu, orang dan tempat.
11) Memori Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan yang
pernah klein alami
12) Tingkat konsentrasi berhitung Klien sulit berkonsentrasi dalam
perhitungan sederhana tanpa dan harus di bantu orang lain.
13) Kemampuan penilaian Klien dapat membedakan hal yang baik dan
yang buruk (mampu melakukan penilaian).
14) Daya tilik diri Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien
mengetahui bahwa dia sedang sakit
I. Mekanisme Koping
Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu klien dapat berbicara
cukup baik dengan orang lain.
J. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan sulit berteman dengan orang lain karena klien dan tidak
sempat untuk melakukan kumpul-kumpul bersama masyarakat sekitar.
K. Pengetahuan Kurang Tentang Gangguan Jiwa
Klien tidak mengetahui tentang penyakit gangguan jiwa dan klien tidak
tahu obat apa yang harus diminum untuk mengatasi gangguan jiwanya.
L. Analisis Data
Pohon Masalah
Isolasi Sosial :
Menarik Diri
Koping Individu
Tidak Efektif
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
1 Harga Diri Rendah Sp 1 :
Mengindentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien.
Sp 2 :
a. Menilai kemampuan yang dapat di
gunakan.
b. Menetapkan/ memilih kegiatan
sesuai kemampuan.
c. Melatih kegiatan sesuai
kemampuan yang dipilih 1.
Sp 3 :
Melatih kegiatan sesuai kemampuan
yang dipilih 2.
Sp 4 :
Melatih kegiatan sesuai kemampuan
yang dipilih 3.
2 Isolasi Sosial : Menarik Sp 1 :
Diri Menjelaskan keuntungan dan kerugian
mempunyai teman.
Sp 2 :
Melatih klien berkenalan dengan 2
orang atau lebih.
Sp 3:
Melatih bercakap-cakap
sambil melakukan kegiatan
harian.
Sp 4 :
Melatih berbicara sosial
meminta seuatu, belanja dan
sebagainya.
3.1 Implementasi dan Evaluasi
Data S : Senang
Diagnosa keperawatan
Tindakan keperawatan
Sp 1 :
Mengidentifikasi kemampuan
dan askep yang dimiliki pasien
RTL :
SP 2
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga
Diri Rendah
Tindakan Keperawatan
RTL :
Diagnosa Keperawatan
Tindakan Keperawatan
RTL:
RTL :
RTL:
BAB 5
5.1. Kesimpulan
Setelah menguraikan proses asuhan keperawatan pada Ny.Z maka perlu
mengambil kesimpulan bahwa
a. Hasil pengkajian terlihat Ny.Z mengalami perasaan tidak mampu,
pandangan hidup yang pesimis, lebih banyak menunduk dan nada suara
lemah, tidak mau memulai pembicaraan dengan orang lain, menarik diri
dari komunitas.
b. Rumusan diagnosa yang muncul yaitu koping individu tidak efektif, harga
diri rendah, isolasi sosial
c. Intervesi keperawatan disusun berdasarkan teori. intervensi yang
dilakukan yaitu melakukan hubungan sosial secara bertahap, membina
hubungan saling percaya, mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
.memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga dan melatih
kemampuan yang dimiliki klien
d. Implementasi yang dilakukan berdasarkan dengan intervensi keperawatan
yang telah disusun. Implementasi yang dilakukan adalah melakukan
hubungan sosial secara bertahap denganmengajarkan klien berinteraksi
dengan orang lain secara bertahap , membina hubunga salig percaya
dengan komunikasi terapeutik, mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki dengan melatih kemampuan yang dimiliki klien.
e. Evaluasi yang dilakukan yaitu klien sudah mampu melaksanakan
kemampuan yang dimiliki yang dilatih secara mandiri, berinteraksi dengan
orang lain dengan baik. keluarga memahami masalah harga diri rendah.
5.2. Saran
a. Bagi perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
hendaknya mengikuti langkah-langkah proses
keperawatan dan dalam pelaksanaan tindakan dilakukan
secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil
dengan optimal dengan sesuai yang diharapkan
b. Bagi pasien
Pasien dapat mengontrol harga diri rendah
dengancara mengidentifikasi kemampan dan aspek
positif yang dimiliki pasien, melatih kegiatan sesuai
dengan kemampuan.
c. Bagi instisusi pendidikan
Diharapkan hasil karya ini menjadi bahan
pembelajaran. Khususnya dibidang keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien harga diri
rendah
d. Bagi pengembang dan studi kasus selanjutnya
Diharapkan hasil karya tlis ini agar dapat digunakan
sebagi referensi lain serta acuan dapat dikembangkan
dalam membeikan asuhan keperawatan pada klien
dengan harga diri rendah