Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian

Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan


menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012). Harga diri rendah adalah semua
pemikiran, kepercayaan dan keyakinan yang merupakan pengetahuan individu
tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri
terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam
dirinya sendiri dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart, 2006).

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan ( Townsend, 2001 ).Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri,
merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat,
2001). Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung.

2.2 Rentang Respon

Respon adaptif Respon maladaptif

Akualisasi Konsep Harga diri Keracunan Depersonalisasi


diri diri positif rendah identitas

a. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang


pengalaman nyata yang sukses diterima.
b. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
c. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep
diri maladaptif.
d. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.

2.3 Etiologi
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :
a. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
b. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima.
c. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan
d. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.

2.3.1 Faktor predisposisi

1. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi


penolakan dari orang tua, seperti tidak dikasih pujian, dan
sikap orang tua yang terlalu mengekang, sehingga anak
menjadi frustasi dan merasa tidak berguna lagi serta merasa
rendah diri.
2. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi
ideal diri seperti dituntut untuk selalu berhasil dantidak
boleh berbuat salah, sehingga anak kehilangan rasa percaya
diri.

2.3.2 Faktor presipitasi

Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan


eksternal misalnya ada salah satu anggota yang mengalami
gangguan mental sehingga keluarga merasa malu dan rendah
diri. Pengalaman traumatik juga dapat menimbulkan harga diri
rendah seperti penganiayaan seksual, kecelakaan yang
menyebabkan seseorang dirawat di rumah sakit dengan
pemasangan alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon
terhadap trauma umumnya akan mengubah arti trauma dan
kopingnya menjadi represi dan denial.

2.4 Tanda dan gejala harga diri rendah


Tanda gejala harga diri rendah menurut (Carpenito 2003) antara lain yaitu
perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat, gangguan
hubungan sosial, seperti menarik diri, tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih
suka sendiri, percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan, mencederai diri.
Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, ingin mengakhiri
kehidupan. Tidak ada kontak mata, sering menunduk, tidak atau jarang
melakuakan kegiatan sehari- hari, kurang memperhatikan perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, berkurang selera makan, bicara lambat dengan nada lemah.

2.5 Karakteristik Harga Diri Rendah

a. Bergantung pada pendapat orang lain

b. Individu tidak mampu menghadapi peristiwa

c. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri

d. Secara berlebihan mencari penguatan

e. Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup

f. Enggan mencoba situasi baru, enggan mencoba hal baru

g. Perilaku bimbang, kontak mata kurang

h. Perilaku tidak asertif

i. Sering kali mencari penegasan, pasif

j. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri. Ekspresi rasa bersalah

2.6 Penatalaksanaan

a) Psikoterapi

Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang lain.
Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik diri, klien
dapat membentuk kebiasaan yang buruk lagi.

b) Therapy aktivitas kelompok


Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada
klien harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan
dengan menggunakan stimulasi atau diskusi untuk mengetahui
pengalaman atau perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk
membentuk kesepakatan persepsi atau penyelesaian masalah.

2.7 Pohon Masalah

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Ketidakefektifan Mekanisme Koping

Pohon Masalah Harga Diri Rendah menurut Ade Herman 2011.


BAB 3

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan, pada tahap ini semua data informasi tentang
klien yang dibutuhkan dan dianalisa untuk menentukan diagnose keperawatan
(Gaffar,L,J,1997). Tahap pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi
seperti: psikologis, tanda dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien
(Stuard & Sundeen, 1999.)

pengkajian meliputi beberapa faktor yaitu :


a. Faktor predisposisi
1). Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis
2). Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai
dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai
dengan kebudayaan
3). Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak
percaya pada anak,
b. Faktor presipitasi
1). ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan
2). konflik peran adalah ketidak sesuaian peran antara yang dijalankan
dengan yang diinginkan
3). peran yang tidak jelas adalah kurangnya pengetahuan individu tentang
peran yang dilakukanya
4). peran yang berlebihan adalah kurangnya sumber adekuat untuk
menmpilkan seperangkat pera n yang kompleks
5). perkembangan yang trasisi yaitu perubahan norma yang berkaitan
dengan nilai untuk menyesuaikan diri
6). situasi transisi peran adalah bertamba atau berkurangnya orang penting
dalam kehidupan individu melalui kelahiran dan kematian orang yang
berarti
c. perilaku(Stuard &sundeen, 1998)
1. mengkritik diri sendiri atau orang lain
2. produktivitas menurun
3. destruktif pada orang lain
4. gangguan berhubungan
5. Merasa diri lebih penting
6. Merasa tidak layak
7. Rasa bersalah
8. Mudah marah dan tersinggung
9. Perasaan negative terhadap diri sendiri
10. Pandangan hidup yang pesimis
11. keluhan-keluhan fisik
12. pandangan hidup terpolarisasi
13. mengingkari kemampuan diri sendiri
14. Mengejek diri sendiri
15. menciderai diri sendiri
16. isolasi sosial
17. penyalah gunaan zat
18. ketegangan peran

d. Mekanisme koping

Jangka pendek :
1. Kegiatan untuk lari sementara dari krisis :pemakaian obat-obatan, kerja
keras, nonton TV terus-menerus
2. kegiatan menganti identitas sementara (ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik).
3. kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetensi olaraga
kontes popularitas)
4. kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara
(penyalahgunaan obat).

Jangka panjang:

1. Menutup identitas
2. Identitas negative :asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat
3.2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarka pohon masalah adalah :


a. Harga Diri Rendah Kronis
b. Koping Individu Tidak Efektif
c. Isolasi Sosial
4.1. Perencanaan
a. Tujuan Umum :Meningkatkan aktualisasi diri dengan membantu
menumbuhkan, menyadari potensi sambil mencari kompensasi ketidak
mampuan
b. Tujuan Khusus: Klien dapat mengenal dukungan yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan konsep diri dan
membantu klien agar lebih mengerti akan dirinya secara tepat
c. Tindakan Keperawatan : Membantu klien mengidentifikasi penilaian
tentang diri dan kemudian melakukan perubahan perilaku :
1. Memperluas kesadaran diri
2. menyelidiki diri
3. mengevaluasi diri
4. membuat perencanaan yang realistis
5. bertanggung jawab dalam bertindak
No Dx Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi

1. Harga Klien dapat 1. Ekspresi wajah 1. Sapa (verbal


diri membina bersahabat dan non verbal)
rendah hubungan saling 2. Ada kontak 2. Perkenalkan
percara mata diri dengan
3. Mau berjabat sopan
tangan 3. Tanya nama
4. Mau lengkap klien
menyebutkan dan nama
nama panggilan yang
5. Mau duduk disukai klien
berdampingan 4. Jelaskan tujuan
dengam pertemuan
perawat 5. Jujur dan
6. Mau menepati janji
mengutarakan 6. Tunjukan rasa
masalah yang empati dan
dihadapi menerima klien
apa adanya
7. Berikan klien
perhatian dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
Klien dapat 1. Kemampuan 1. Diskusi
mengidentifikasi yang dimiliki kemampuan
kemampuan dan klien dan aspek
aspek positif 2. Aspek positif positif yang
yang dimiliki keluarga dimiliki klien
3. Aspek positif 2. setiap bertemu
lingkungan klien, hindarkan
yang dimiliki memberi
klien penilaian yang
negative
3. Utamakan
memberi pujian
yang relistik
Klien dapat 1. Klien menilai 1. Diskusikan
menilai kemampuan dengan klien
kemampuan yang dapat kemampuan
yang digunakan digunakan yang masih
dapat
digunakan
selama sakit
2. Diskusikan
kemampuan
yang dapat
dilanjutkan
penggunaanya
Klien dapat 1. Klien dapat 1. Rencanakan
menetapkan/ membuat bersama klien
merencanakan rencana aktifitas yang
kegiatan sesuai kegiatan harian dapat dilakukan
dengan setiap hari
kemampuan sesuai
yang dimiliki kemampuan:
Kegiatan
mandiri,
kegiatan dengan
kemampuan
sebagian
kegiatan yang
membutuhkan
bantuan total
2. Tingkatkan
kegiatan yang
sesuai demgan
toleransi
kondisi klien
3. Beri contoh
cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh dilakukan
Klien dapat 1. Klien 1. Beri
melakukan melakukan kesempatan
kegiatan sesuai kegiatan sesuai pada klien
kondisi sakit dan dengan kondisi untuk mencoba
kemampuanya sakit kegiatan yang
direncanakan
2. Beri pujian atas
keberhasilan
klien
3. Diskusi
kemungkinan
pelaksanaan
dirumah
Klien dapat 1. Klien 1. Berikan
memaafkan memaafkan pendidikan
sistem sistem kesehatan
pendukung yang pendukung kepada keluarga
ada dikeluarga yang ada tentang cara
dikeluarga merawat klien
dengan harga
diri rendah
2. Bantu keluarga
memberi
dukungan
selama klien
dirawat
3. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah
2. Koping Klien dapat - 1. lakukan
individu membina saling pendekatan
tidak percaya dengan yang hangat
efektif perawat menerima klien
apa-adanya
dengan sikap
empati
2. Merawat diri
dan cepat
mengendalikan
perasaan dan
reaksi diri
perawat sendiri
(Misalnya: Rasa
marah, frustasi,
simpati)
3. Sediakan waktu
untuk
berdiskusi dan
bina hubungan
yang suportif
4. Beri waktu
untuk klien
berespon pujian
Klien dapat - 1. Tunjukan
mengenali dan respon
mengekspresikan emosional dan
emosi menerima klien
apa adanya
2. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik
3. Bantu klien
untuk
mengekspresika
n perasaanya
4. Bantu
menidentifikasi
area situasi
kehidupanya
yang tidak
berada dalam
kemampuanya
untuk
mengontrol
Klien dapat - 1. Diskusi
memodifikasi masalah yang
pola kognitif dihadapi klien
yang negative 2. Identifikasi
pemikiran
negative, bantu
menurunkan
interupsi /
subtitusi
3. Bantu
meningkatkan
pemikiran yang
positif
Klien meyakini - 1. Terima klien
tentang manfaat dengan apa
mekanisme adanya, jangan
koping menentang
keyakinanya
2. Kenalkan
realitas
3. Berikan umpan
balik tentang
perilaku,
stressor dan
sumber koping
4. Kuatkan ide
bahwa
kesehatan fisik
berhubungan
dengan
kesehatan
emosional
5. Beri batasan
perilaku
maladaptive
Klien melakukan - 1. Beri klien
kegiatan yang aktifitas yang
menarik, dan produktif
aktifitas yang 2. Beri latihan
terjadwal sesuai dengan
bakatnya
3. Bersama klien
buat jadwal
aktivitas yang
dapat dilakukan
sehari-hari
4. Libatkan
keluarga dan
sistem
pendukung
lainya
3. Isolasi Klien dapat 1. Klien dapat 1. Bina hubungan
sosial membina menerima saling percaya
hubungan saling kehadiran
percaya dengan perawat
perawat

Klien dapat 1. Klien dapat 1. Kaji


menegenal menyebutkan pengetahuan
perasaan yang penyebab/ klien tentang
menyebabkan alasan menarik menarik diri
perilaku menarik diri 2. diskusikan
diri bersama klien
tentang perilaku
menarik diri
3. Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapka
n perasaanya
Klien dapat 1. Klien dapat 1. Diskusi manfaat
mengetahui menyebutkan 2 berhubungan
keuntungan dari 3 manfaat dengan orang
berhubungan berhubungan lain
dengan orang dengan orang 2. Dorong dan
lain dan kerugian lain bantu klien
bila tidak berhubungan
berhubungan dengan orang
dengan orang lain secara
lain bertahap
3. Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapka
n manfaat
berhubungan
dengan orang
lain
Klien dapat 1. klien dapat 1. Dorong klien
berhubungan menyebutkan untuk
dengan orang cara menyebutkan
lain secara berhubungan cara
bertahap dengan orang berhubungan
lain dengan orang
lain
2. Dorong dan
bantu klien
berhubungan
dengam orang
lain secara
bertahap
3. Libatkan klien
dalam kegiatan
TAK dan ADL
ruangan
4. Reinforcement
positif atas
keberhasilan
yang telah
dicapai
Klien dapat 1. Klien dapat 1. Dorong klien
mengungkapkan mengungkapka untuk
perasaan setelah n perasaanya mengungkapka
berhubungan setelah n perasaanya
dengan orang berhubungan bila
lain dengan orang berhubungan
lain :diri sendiri dengan orang
dan orang lain lain
2. Diskusikan
dengan klien
tentang
berhubungan
dengan orang
lain
3. Beri
reinforcemet
positif atas
kemampuan
klien
mengungkapka
n saat
berhubungan
dengan orang
lain
Klien dapat 1. Keluarga dapat: 1. Bisa
memberdayakan menjelaskan berhubungan
sistem perasaanya, saling percaya
pendukung atau menjelaskan dengan
keluarga mampu cara merawat keluarga
mengembangkan klien menarik
kemampuan diri,
klien untuk mendemostrasi
berhubungan kan cara
dengan orang perawatan klien
lain menarik diri,
berparsitipasi
dalam
perawatan klien
menarik diri

4.1. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal-hal yang
harus dipeehatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan
keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada klien dengan harga diri
rendah dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan tindakan keperawatan,
perawat harus lebih dulu melakukan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
d. Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dimana kemapuanya
f. Klien dapat memanfaatkan

4.1. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan dari pada klien (Keliat, B.A, 1997). Evaluasi dilakukan sesuai
dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi
dua yaitu Evaluasi proses dan evaluasi formatif , dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan. evaluasi
masalah harga diri rendah kronis diharapkan klien dapat :
a. Ancaman integritas fisik atau harga diri rendah klien sudah berkrang
b. Perilaku klien menunjukan kemajuan dalam menerima, menghargai dan
meyakini diri sendiri
c. Sumber koping yang adekuat sudah memiliki klien yang digunakanya
d. Klien dapat memperluas kesadaran diri, menyelidiki dan mengevaluasi diri
e. klien menggunakan respon koping yang adaptif
f. Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi, dan
meninggalkan aktualisasi diri
g. klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi untuk diri sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan kepribadian
BAB 4
TINJAUAN KASUS

4.1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 29 Tahun
Agama : Kristen
Status : Anak ke 3
Tanggal pengkajian : 2 Maret 2021
RM No :-
Informent :Status klien dan komunikasi dengan klien
B. Alasan Masuk Rumah Sakit
Alasan pasien masuk rumah sakit adalah pasien merasa dirinya
tidak berguna dan sering sendiri sambil berfikir hal-hal yang negative pada
dirinya. Ketika pertama kali masuk kerumah sakit pasien sempat marah-
marah kepada orangtuanya. Pasien juga tidak mau pernah mandi, ketika
pasien disuruh mandi pasien marah-marah.
C. Faktor Predisposisi Pasien sebelumnya tidak pernah ada
riwayat gangguan jiwa. Pertama kali pasien mengalami gangguan jiwa
ketika pasien mengalami pristiwa hilangnya penglihatan pasien. Keluarga
mengatakan pada saat pasien tidak bisa melihat dan membaca seperti anak
lainnya pasien sempat marah dan menangis di kamar. Pasien juga
mengatakan “aku tidak bisa apa-apa” pasien juga sempat menolak diajak
berbicara dan berintraksi. Pasien juga sempat dibawa berobat kampung
(dukun) tetapi tidak ada perubahan pada pasien tersebut, dan akhirnya
keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit jiwa. Ketika
pasien dirawat di rumah sakit jiwa selama 3 hari pasien ingin meminta 19
pulang karena dia tidak suka berada disana da orang tua pasien juga
merasa gelisah jika berada jauh dengan anaknya dan dokter juga menyuruh
keluarga membawa pulang pasien. Sepulang dari rumah sakit pasien hanya
minum obat secara teratur selama 1 bulan saja, pasien mengalami
gangguan jiwa ± 3 tahun. Selama ± 3 tahun pasien tidak pernah
mengkonsumsi obat secara teratur lagi. Pasien sering melihat teman-
temannya melakukan kegiatan yang bisa mereka lakukan dan tidak bisa dia
lakukan. Terkadang pasien suka merenung dan termenung ketika sedang
merasa sendiri. Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami
gangguan jiwa. Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
D. Fisik
Klien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital, didapatkan hasil TD : 110/80 mmHg ; N : 80x/i ; S : 36,5oC ; P
: 22x/i. Klien memiliki tinggi badan 136cm dan berat badan 42Kg.
E. Psikososial
a) Genogram
b) Konsep Diri
a. Gambaran diri : Klien menyukai seluruh tubuhnya dan tidak ada yang
cacat
b. Identitas : Klien anak ke 3 dari 3 bersaudara
c. Peran : Klien berperan sebagai anak
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh
e. Harga diri : Klien merasa tidak berarti lagi dalam keluarganya
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
F. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti : orang yang berarti dalam kehidupan pasien adalah
mamanya dikarenakan mamanya yang menjaga dan merawat pasien
tersebut
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Pasien tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompok lingkungan rumah
3. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien tidak mudah
akrab/ berhubungan dengan orang lain yang dia tidak kenal
G. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan : Klien beragama kristen dan yakin kepada Tuhan
Yesus 2. Kegiatan Ibadah : Klien jarang ibadah
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
H. Status Mental
1) Penampilan Klien tampak kurang rapi dalam berpakaian
2) Pembicaraan Klien masih mampu menjawab pertanyaan perawat
dengan lambat dan tidak jelas namun dapat dipahami
3) Aktivitas Motorik Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari –
hari.
4) Suasana perasaan Klien sedih karena tinggal di rumah sendiri, Masalah
keperawatan : Harga Diri Rendah
5) Afek Afek wajah sesuai dengan topic pembicaraan
6) Interaksi selama wawancara Klien kooperatif saat wawancara
7) Persepsi Klien mengatakan bahwa ia tidak dapat memproses cepat
setiap orang berbicara atau bertanya padanya
8) Proses Pikir Klien mampu menjawab apa yang ditanya dengan baik.
9) Isi piker Klien dapat mengontrol isi pikirnya,klien tidak mengalami
gangguan isi pikir dan tidak ada waham. Klien tidak mengalami fobia,
obsesi ataupun depersonalisasi.
10) Tingkat kesadaran Klien tidak mengalami gangguan orientasi, klien
mengenali waktu, orang dan tempat.
11) Memori Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan yang
pernah klein alami
12) Tingkat konsentrasi berhitung Klien sulit berkonsentrasi dalam
perhitungan sederhana tanpa dan harus di bantu orang lain.
13) Kemampuan penilaian Klien dapat membedakan hal yang baik dan
yang buruk (mampu melakukan penilaian).
14) Daya tilik diri Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien
mengetahui bahwa dia sedang sakit
I. Mekanisme Koping
Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu klien dapat berbicara
cukup baik dengan orang lain.
J. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan sulit berteman dengan orang lain karena klien dan tidak
sempat untuk melakukan kumpul-kumpul bersama masyarakat sekitar.
K. Pengetahuan Kurang Tentang Gangguan Jiwa
Klien tidak mengetahui tentang penyakit gangguan jiwa dan klien tidak
tahu obat apa yang harus diminum untuk mengatasi gangguan jiwanya.
L. Analisis Data

No Analisa Data Masalah keperawatan


1 DS : Gangguan konsep diri : Harga
 Keluarga mengatakan klien Diri Rendah
sering termenung sendiri
 Klien sering memperhatikan
temannya bermain dari jauh
 Klien sering menonton tv jika
pagi hari, dan sebelum tidur
malam klien sering berbicara
dengan mamanya
DO :
 Klien tampak termenung
 Klien kurang jelas
berbicara dan terkadang
tidak nyambung saat
ditanyak
 Klien juga terkadang
ngobrol
sama mamanya

2 DS : Isolasi Sosial : Menarik Diri


 Klien sering menyendiri,
bicara sendiri, bingung,
sulit tidur, tidak mau
makan, jarang sekali
bergaul dengan lingkungan,
karena klien merasa malu
dan juga merasa dirinya
dimusuhi oleh adik
kandungnya hingga
akhirnya klien memukul
adik kandungnya,
terkadang
 klien juga marah-marah
dan berteriak jika dipaksa
untuk makan dan minum
DO :
 klien sering terlihat
melamun
 klien tampak bingung dan
bicara sendiri, klien kurang
kooperatif, menundukan
kepala saat wawancara,
dan pendiam dan suka
menyendiri
 Klien tampak menghindari
Isolasi Sosial interaksi,
terlihat sedih, pendangan
menunduk kebawah dan
klien tidak mempunyai
teman.

Pohon Masalah
Isolasi Sosial :
Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri


: Harga Diri Rendah

Koping Individu
Tidak Efektif

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

2. Isolasi Sosial : Menarik Diri

Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
1 Harga Diri Rendah Sp 1 :
Mengindentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien.

Sp 2 :
a. Menilai kemampuan yang dapat di
gunakan.
b. Menetapkan/ memilih kegiatan
sesuai kemampuan.
c. Melatih kegiatan sesuai
kemampuan yang dipilih 1.

Sp 3 :
Melatih kegiatan sesuai kemampuan
yang dipilih 2.

Sp 4 :
Melatih kegiatan sesuai kemampuan
yang dipilih 3.
2 Isolasi Sosial : Menarik Sp 1 :
Diri Menjelaskan keuntungan dan kerugian
mempunyai teman.

Sp 2 :
Melatih klien berkenalan dengan 2
orang atau lebih.

Sp 3:
Melatih bercakap-cakap
sambil melakukan kegiatan
harian.

Sp 4 :
Melatih berbicara sosial
meminta seuatu, belanja dan
sebagainya.
3.1 Implementasi dan Evaluasi

Hari/Tgl Implementasi Evaluasi

Data S : Senang

• Klien merasa tidak berguna O : Klien mampu Mengidentifikasi


karna tidak membantu aspek positif yang dimiliki pasien
keluarga yaitu bernyanyi dan berdoa.

• Klien merasa minder karna A : Harga Diri Rendah (+)


penyakit di alaminya
P : Latihan memulai segala
• Klien merrasa mindar karna aktivitas nya dengan Doa
tidak tidak bisa lancar
membaca dan menulis
dengan baik

• Klien terkadang berasa sedih


jika sendirian di rumah

• Klien merasa malu dengan


teman-teman

• Klien tampak murung

Diagnosa keperawatan

Ganguan konsep diri : harga diri


rendah

Tindakan keperawatan

Sp 1 :
Mengidentifikasi kemampuan
dan askep yang dimiliki pasien

RTL :

SP 2

a. Menilai kemampuan yang


dapat digunakan

b. Menetapkan atau memilih


kegiatan sesuai kemampuan

c. Melatih kegiatan sesuai


kemampuan yang dipilih 1

Data S: Senang dan Antusias

Klien merasa tidak berguna O : Klien mampu memilih dan


karena tidak dapat membantu melatih kegiatan sesuai
kemampuan yaitu membantu ibu
 keluarga. Klien merasa minder
menyelesaikan perkerjaan rumah
karena penyakit yang di
dan bernyanyi
alaminya
A : Harga Diri Rendah (+)
 Klien merasa minder karena
tidak bisa lancar membaca P : Latihan membersikan rumah
dan bernyanyi
 dan menulis dengan baik Klien
terkadang berasa sedih jika
sendirian dirumah

 Klien merasa malu dengan


teman-teman
 Klien tampak murung

Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga
Diri Rendah

Tindakan Keperawatan

Sp 2 Harga Diri Rendah :

a. Menilai kemampuan yang


dapat digunakan

b. Menetapkan atau memilih


kegiatan sesuai kemampuan

c. Melatih kegiatan sesuai


kemampuan yang dipilih 1

RTL :

Sp 3 : Melatih kegiatan sesuai


kemampuan yang dipilih 2

Data S : Senang dan Antusias

Klien merasa tidak berguna O : Klien mampu melatih kegiatan


karena tidak dapat membantu sesuai kemampuan yaitu menyuci
piring dan menyapu rumah
 keluarga. Klien merasa minder
karena tidak bisa lancar A : Harga Diri Rendah (+)
membaca
P : Berdoa, Mengikuti ibadah
 dan menulis dengan baik Klien
 Membantu menyapu rumah
terkadang berasa sedih jika
sendirian dirumah  Menyuci piring

 Klien merasa malu dengan


teman-teman

Diagnosa Keperawatan

Gangguan Konsep Diri : Harga


Diri Rendah

Tindakan Keperawatan

Sp 3: Melatih kegiatan sesuai


kemampuan yang dipilih 2

RTL:

Sp 4 : Melatih kegiatan sesuai


kemampuan yang dipilih 3

Data S : Senang dan Antusias

Klien merasa tidak berguna O : Melatih kegiatan sesuai


karena tidak dapat membantu kemampuan yang dipilih yaitu
menyapu rumah
 keluarga. Klien merasa minder
karena tidak bisa lancar A : Harga diri rendah (-)
membaca
P : Berdoa, Mengikuti ibadah dan
 dan menulis dengan baik Klien bernyanyi
terkadang berasa sedih jika
 Menyuci piring
sendirian dirumah
 Menyapu rumah
 Klien merasa malu dengan
teman-teman  Mengepel rumah

Diagnosa Keperawatan  Menyapu Halaman

Gangguan Konsep Diri : Harga


Diri Rendah
Tindakan Keperawatan

Sp 4 : Melatih kegiatan sesuai


kemampuan yang dipilih 3

RTL :

Follow up dan evaluasi SP 1-

Data S : Senang dan Antusius

Klien selalu sendiri O : Pasien belum mampu


mengenali masalah
 Klien selalu termenung sendiri
dan memalingkan muka  isolasi sosial dengan mandiri.
Mengidentifikasi isolasi sosialnya ;
 ke arah telingga, pendiam ,
tanda dan
pandangan menunduk kebawah
Klien tidak punya teman  gejala, penyebab dan akibat dari
isolasi sosial Pasien belum mampu
Diagnosa Keperawatan
menjelaskan
Isolasi Sosial
 keuntungan memiliki teman dan
Tindakan Keperawatan kerugian memiliki teman dengan
mandiri.
Sp1 : Menjelaskan keuntungan
dan kerugian mempunyai teman A : Isolasi Sosial (+)

RTL: P : Latihan mengidentifikasi


isolasi sosialnya ;
Sp 2 : Melatih klien berkenalan
dengan 2 orang atau lebi  tanda dan gejala, penyebab dan
akibat dari isolasi sosial
Menjelaskan keuntungan memiliki
teman dan

 kerugian memiliki teman.


Data S : Senang dan Antusias

Klien selalu sendiri O : Klien mampu menjelaskan


cara berkenalan dengan bantuan
 Klien selalu termenung sendiri
dan memalingkan muka  Klien mampu mendemostrasikan
cara berkenalan dengan dimotivasi
 ke arah telingga, pendiam ,
oleh perawat. Klien mampu
pandangan menunduk kebawah
mempratekkan dan melakukan
Klien tidak punya teman
 cara berkenalan kepada perawat,
Diagnosa Keperawatan
teman dan orang lain dengan cara
Isolasi Sosial bantuan.

Tindakan Keperawatan A : Isolasi Sosial (+).

Sp 2 : Melatih klien berkenalan P : Latihan cara berkenalan


dengan 2 orang atau lebih teman
 Mendemostrasikan cara
RTL: berkenalan

Sp 3 : Melatih bercakap-cakap  Latih klien berkenalan dengan


sambil melakukan kegiatan satu orang, dua
harian Melatih berbicara sosial
 orang, tiga orang atau lebih
meminta sesuatu belanja dan
3x/hari
sebagainya

Data S : Senang dan Antusias

Klien selalu sendiri O : Klien mampu menjelaskan


cara berkenalan dengan bantuan
 Klien selalu termenung sendiri
dan memalingkan muka . Klien mampu
Mendemostrasikan cara berkenalan
 ke arah telingga, pendiam ,
dengan dimotivasi oleh perawat.
pandangan menunduk kebawah
 Klien mampu mempratekkan dan
 Klien tidak punya teman melakukan

Diagnosa Keperawatan  cara berkenalan kepada perawat,


teman dan orang lain.
Isolasi Sosial
A : Isolasi Sosial (+).
Tindakan Keperawatan
P : Latihan cara berkenalan
Sp 3 : Melatih bercakap-cakap
sambil melakukan kegiatan  Mendemostrasikan cara
harian berkenalan

RTL:

Sp 4 : Melatih berbicara sosial


meminta sesuatu belanja dan
sebagainya

Data S : Senang dan Antusius

Klien selalu sendiri O:

 Klien selalu termenung sendiri  Klien mampu mempraktekkan


dan memalingkan muka cara bercakapcakap dengan orang
lain saat melakukan kegiatan
 ke arah telingga, pendiam ,
dengan mandiri.
pandangan menunduk kebawah
Klien mampu bersosialisasi
 Klien tidak punya teman
meminta sesuatu
Diagnosa Keperawatan
. A : Isolasi Sosial (-)
Isolasi Sosial
P:
Tindakan Keperawatan
 Latihan bercakap-cakap sambil
Sp 4 : Melatih berbicara sosial melakukan
meminta sesuatu belanja dan
 kegiatan harian 3 x/ hari Latihan
sebagainya
RTL: berbicara sosial

Isolasi Sosial : Follow up dan  Latihan meminta sesuatu 3 x/hari


evaluasi Sp 1-4 Isolasi sosial
 Latihan bercakap-cakap dengan
orang lain 3x/hari

BAB 5

5.1. Kesimpulan
Setelah menguraikan proses asuhan keperawatan pada Ny.Z maka perlu
mengambil kesimpulan bahwa
a. Hasil pengkajian terlihat Ny.Z mengalami perasaan tidak mampu,
pandangan hidup yang pesimis, lebih banyak menunduk dan nada suara
lemah, tidak mau memulai pembicaraan dengan orang lain, menarik diri
dari komunitas.
b. Rumusan diagnosa yang muncul yaitu koping individu tidak efektif, harga
diri rendah, isolasi sosial
c. Intervesi keperawatan disusun berdasarkan teori. intervensi yang
dilakukan yaitu melakukan hubungan sosial secara bertahap, membina
hubungan saling percaya, mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
.memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga dan melatih
kemampuan yang dimiliki klien
d. Implementasi yang dilakukan berdasarkan dengan intervensi keperawatan
yang telah disusun. Implementasi yang dilakukan adalah melakukan
hubungan sosial secara bertahap denganmengajarkan klien berinteraksi
dengan orang lain secara bertahap , membina hubunga salig percaya
dengan komunikasi terapeutik, mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki dengan melatih kemampuan yang dimiliki klien.
e. Evaluasi yang dilakukan yaitu klien sudah mampu melaksanakan
kemampuan yang dimiliki yang dilatih secara mandiri, berinteraksi dengan
orang lain dengan baik. keluarga memahami masalah harga diri rendah.
5.2. Saran
a. Bagi perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
hendaknya mengikuti langkah-langkah proses
keperawatan dan dalam pelaksanaan tindakan dilakukan
secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil
dengan optimal dengan sesuai yang diharapkan
b. Bagi pasien
Pasien dapat mengontrol harga diri rendah
dengancara mengidentifikasi kemampan dan aspek
positif yang dimiliki pasien, melatih kegiatan sesuai
dengan kemampuan.
c. Bagi instisusi pendidikan
Diharapkan hasil karya ini menjadi bahan
pembelajaran. Khususnya dibidang keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien harga diri
rendah
d. Bagi pengembang dan studi kasus selanjutnya
Diharapkan hasil karya tlis ini agar dapat digunakan
sebagi referensi lain serta acuan dapat dikembangkan
dalam membeikan asuhan keperawatan pada klien
dengan harga diri rendah

Anda mungkin juga menyukai